KASUS ETIKA PROFESI ARSITEK PB

TKA - 623 PRAKTIK ARSITEK ILEGAL
BAB I

1.1

- PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Arsitek merupakan profesi yang sangat spesifik, karena dalam melakukan
praktik arsitektur harus mampu menangkap suatu pesan ataupun keinginan daripada
pengguna jasa, agar dapat diwujudkan menjadi suatu karya bangunan yang
fungsional beserta lingkungan binaannya. Arsitek dalam keprofesiannya juga harus
memperhatikan kondisi sekitar perancangannya dibangun, apakah ada pihak yang
dirugikan baik manusia, sumber daya alam, budaya kedaerahan sekitar. Bahkan
arsitek haruslah

mampu mengikuti perubahan perkembangan dunia yang terus

terjadi, jelas bukan keahlian yang mudah tanpa dilator belakangi oleh pendidikan
dan pengalaman.
Di Indonesia sendiri pendidikan arsitektur


dimulai sekitar tahun 1950-an,

kemudian diikuti oleh bebrapa organisasi keprofesian dan semakin berkembang
kepada munculnya sejumlah spesialisasi keahlian. Beraitan dengan hal tersebut,
apresiasi masyarakat pada keahlian ini pun tumbuh dengan pesat, sehingga
pembangunan sarana dan prasarana kian menjadi andalan untuk

melakukan

pembangunan ekonomi. Kini peran profesi arsitek di Indonesia telah banyak
mewarnai pembangunan fisik negeri ini, bahkan sudah sampai tahap memfasilitasi
pembangunan bagi masyaraat kurang mampu di daerah kumuh, perumahan dan
pemuiman korban bencana alam sehingga tidak hanya dinikmati kalangan maysrakat
mampu.
Cepatnya pertumbuhan pembangunan dan jasa konstrusi ternyata disertai
juga dengan banyaknya bermunculan kasus – asus ataupun perilaku kurang terpuji
sejumlah oknum dan badan usaha yang merugian pengguna jasa, lingkungan,
masyarakat sekitar bahan sampai kepada hilangnya nilai – nilai budaya karena
rusakknya situs bangunan yang merupakan cagar budaya / bagunan bersejarah. Hal

tersebut dilatar belakangii karena

belum

memadainya peraturan perundang –

undangan tentang profesiarsitek, sehinga oknum ahli ataupun yang mengaku ahli
semakin berpotensi meluas bahkan nantinya bias saja jadi tidak terkendali.

147020008 I YESHI ULINA UTAMI Br GINTING

1

TKA - 623 PRAKTIK ARSITEK ILEGAL
Oleh sebab itu, sudah selayaknya profesi arsitek mendapatkan pengakuan
dalam bentuk konstitusi negara sebagaimana peran profesi lainnya yang telah
dahulu memiliki kejelasan hukum, seperti dokter, akuntan, notaris sampai advokat
sehingga dapat menghasilkan karya – karya yang tidak merugikan, justru dapat lebih
bermanfaat bagi pengguna jasa serta lingkungan binaannya. Karena peran arsitek
jelas memiliki keterkaitan atas berembangnya pembangunan kota dan daerah

pelosok menjadi lebih maju, terorganisir dan merata dengan hasil yang dapat
memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi masyarakat Indonesia.
Sampai saat ini pengaturan tentang profesi arsitek dan praktik arsitektur di
Indonesia masih belum jelas dalam peraturan Undang – Undang, titik terang dimulai
dari UU No. 18 / 1999 tentang Jasa Konstruksi dan UU No.28 / 2002 tentang
Bangunan Gedung sebagai pengganti UU dari masa colonial Belanda. Akan tetapi
tidak ada rincian lebih lanjut tentang siapakah penyedia jasa, cakupan yang ada juga
sebatas bangunan pemerintah saja, belum sampai sektor swasta. Kurang pahamnya
banyak pihak tentang kegiatan arsitek dan praktik arsitektur ini juga menyebabkan
masih samarnya peran dan tanggung jawab arsitek dalam pembangunan, terlebih
tentang belum adanya kejelasan pengertian tentang profesi, pemberian gelar
kesarjanaan, karena semakin meningkatnya jumlah sarjana arsitektur saat ini yang
telah berpratik sebagai arsitek tanpa memiliki sertifikat keahlian dan lisensi kerja dan
ketidak jelasan perundang – undangan di bidang jasa konstruksi dimanfaatkan
banyak pihakmelakukan pembangunan yang semena – mena. Jelas hal ini memiliki
dampak

yang berujung merugikan banyak pihak,

baik pengguna jasa, pelaku


bidang perencanaan, termasuk lingkungan dan budaya.
Seperti Undang – Undang yang telah dimiliki oleh semua Negara. Dimana
Undang – Undang ini yang nantinya dapat mengarahkan penyelenggaraan
pembangunan secara lebih tertib, lebih professional dan benar – benar dapat
dipertanggung jawabkan oleh semua pihak / pelaku pembangunan sehingga tidak
ada lagi kasus – kasus merugikan baik pengguna jasa maupun pelaku keprofesian
arsitek itu sendiri.

Pengaturan praktik arsitektur yang lebih tertib dengan mempertimbangkan
segi keahlian, keselamatan manusia dan lingkungan serta dilandasi etika berprofesi
147020008 I YESHI ULINA UTAMI Br GINTING

2

TKA - 623 PRAKTIK ARSITEK ILEGAL
yang benar, saat ini hanya bisa dilakukan dan diharapkan kepada sekelompok yaitu
arsitek yang terdaftar pada organisasi keprofesian saja. Sementara peraturan
organisasi Arsitek tidak menjangkau pelaku praktik arsitektur lainnya yang bukan
anggota organisasi tersebut. Selama negara ini tidak memiliki UU tentang Arsitek,

maka tidak ada ketentuan yang melarang terjadinya praktik arsitektur ilegal yang
tidak melindungi masyarakat serta lingkungan secara tidak bertanggungjawab.
1.2

RUMUSAN MASALAH
 Adakah perundang – undangan yang siap mengatur arsitek yang setara dengan
negara lain ?
 Adakah kejelasan terperinci tentang siapakah pengguna, penyedia, caupan
ataupun ruang lingkup juga hak dan kewajiban dalam berpraktik arsitetur ini?
 Seberapa penting lisensi bagi prakti keprofesian?

1.3

TUJUAN
Diharapkan

akan timbul kesadaran dari berbagai pihak bahwa benar perlu adanya

kepastian hukum atas keprofesian ini, sehingga :
 Meminimalisasi ketidak tahuan masyarakat yang notabene awam atas hukum, hak

dan kewajiban dalam menggunakan jasa arsitek
 Terproteksinya pelaku dan pengguna jasa dengan hasil perancangan yang tidak
hanya baik, melainkan benar – benar dapat dipertanggung jawabkan.
 Dapat mendukung pembangunan nasional kedepan,

meningkatkan kualitas

arsitek Indonesia agar memiliki daya saing global tanpa mengurangi sumber daya
alam dan nilai budaya nusantara.
 Terciptanya kesadaran atas perlunya etia dalam berpofesi, disini dikhususkan
dalam bidang eteknikan / perencanaan

BAB II

- ULASAN KASUS

147020008 I YESHI ULINA UTAMI Br GINTING

3


TKA - 623 PRAKTIK ARSITEK ILEGAL
2.1

ARSITEK & KEPROFESIAN
a. Definisi Arsitek
Sumber : Budiharjo. E.1997, Jati Diri Arsitek
Kata Arsitek berasal dari bahasa Yunani, Architekton yang merupakan rangkaian dua
kata yaitu Archi yang berartipemimpin atau yang pertama, dan Tekton yangberarti
membangun. Jadi Arsitek adalah pemimpin pembangunan (master builder).
Marcus Pollio Vitruvius (1486)
Ada tiga aspek penting dalam arsitektur, yaitu :
 firmitas - kekuatan atau konstruksi
 utilitas - kegunaan atau fungsi
 venusitas - keindahan atau estetika
Sumber : Buku Merah IAI ( Ikatan Arsitektur Indonesia )
Arsitek adalah sebutan ahli yang mempunyai latar belakang atau dasar pendidikan
tinggi Arsitektur dan atau yang setara serta mempunyai kompetensi yang diakui,
melakukan praktek Profesi Arsitek, sesuai ketentuan organisasi profesi arsitek serta
telah memiliki Sertifikat IAI.
b. Definisi Keprofesian

Schein, E.H (1962)
Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma
yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat
Hughes, E.C (1963)
Perofesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang
diderita atau terjadi pada kliennya

Daniel Bell (1973)
Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang
diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang
147020008 I YESHI ULINA UTAMI Br GINTING

4

TKA - 623 PRAKTIK ARSITEK ILEGAL
dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang bertanggung jawab pada keilmuan
tersebut dalam melayani masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan
mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis dan
moral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat
c. Karakteristik Profesi

Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan teoritis :


Professional dapat diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis yang
ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan
tersebut dan bisa diterapkan dalam praktik.



Assosiasi professional : Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi
oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para
anggotanya.



Pendidikan yang ekstensif : Profesi yang prestisius biasanya memerlukan
pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.




Ujian kompetensi : Sebelum memasuki organisasi professional, biasanya ada
persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan
teoritis.



Pelatihan institusional : Selain ujian, biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti
pelatihan institusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman
praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi.



Lisensi : Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi
sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.



Otonomi

kerja


:

Profesional

cenderung

mengendalikan

kerja

dan

pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.


Kode etik : Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para
anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.

Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu
 Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini
dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.

147020008 I YESHI ULINA UTAMI Br GINTING

5

TKA - 623 PRAKTIK ARSITEK ILEGAL
 Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap
pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
 Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
 Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu
berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan
berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka
untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
 Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

d. Definisi Profesi Arsitek
Profesi

Arsitek adalah keahlian dan kemampuan

penerapan dibidang

perencanaan perancangan arsitektur dan pengelolaan proses pembangunan
lingkungan binaan yang diperoleh melalui pendidikan tinggi arsitektur dan atau
yang diakui oleh Organisasi serta dari pengalaman penerapan pengetahuan ilmu
dan seni tersebut, yang menjadi nafkah dan ditekuni secara terus-menerus
dan berkesinambungan.

2.1.1

PERSYARATAN ARSITEK

Salah satu persyaratan administratif untuk melakukan pekerjaan sebagai Arsitek
sesuai UU No.18 / 1999 tentang Jasa Konstruksi, adalah para ahli harus tergabung
dan terdaftar pada organisasi profesinya. Bahkan di dalam peraturan organisasi juga
147020008 I YESHI ULINA UTAMI Br GINTING

6

TKA - 623 PRAKTIK ARSITEK ILEGAL
telah diatur, bagi Arsitek asing yang akan praktik arsitektur di Indonesia haruslah
Arsitek yang telah memiliki sertifikat keahlian dan terdaftar (Registered ) lembaga
yang ditunjuk mewakili negara. Pentingnya Arsitek terdaftar, adalah untuk :
 Mendata keberadaan Arsitek yang berpraktik,
 Membina dan mengembangkan keprofesian Arsitek,
 Meneguhkan terus menerus prinsip berprofesi yang beretika,
 Membantu melindungi hak-hak Arsitek
 Menjaga kepentingan pengguna jasa Arsitek,
 Mencegah terjadinya pelanggaran/mal-praktik arsitek
 Melestarikan nilai-nilai budaya yang terkait dengan kegiatan arsitektur
 Menjaga kepentingan aset nasional yang harus dilindungi.
Seperti juga yang terjadi di negara lain, suatu UU tentang Arsitek setidaknya nanti
harus tegas menetapkan klasifikasi dan persyaratan, bahwa hanya orang yang ahli
pada bidang arsitekturlah yang bisa mengerjakan dan bertanggung jawab untuk
pekerjaan arsitektur.
Undang-undang ini dibuat dengan menguraikan tiga hal utama bagi persyaratan
arsitek, yaitu tentang:
 pendidikan yang diperoleh
 pengalaman praktik, pengembangan keprofesian berkelanjutan
 kompetensi profesional (termasuk didalamnya pengertian terhadap kode etik
dan kaidah tata laku profesi).
Melalui kongres internasional Arsitek - UIA di Beijing tahun 1999, telah disepakati
beberapa pedoman kepranataan yang mengatur praktik arsitektur. Pedoman ini
bersifat kesepakatan dan kebijakan (policy) tentang pengaturan praktik arsitektur di
seluruh dunia, tetapi mempunyai keluwesan tertentu, sehingga dapat dikembangkan
oleh masing-masing negara anggota disesuaikan dengan kondisi negara masingmasing.

Hal-hal yang diatur dalam kesepakatan tersebut antara lain adalah tentang:
 Etika dan kaidah tata laku
 Arsitek dan praktik arsitektur
 Kompetensi dasar arsitek profesional
147020008 I YESHI ULINA UTAMI Br GINTING

7

TKA - 623 PRAKTIK ARSITEK ILEGAL
 Pendidikan arsitektur
 Akreditasi pendidikan arsitektur
 Pemagangan dan praktik kerja
 Registrasi dan lisensi praktik
 Pengembangan profesional berkelanjutan
 Praktek di negara lain
 Kekayaan intelektual/copyright
 Peran asosiasi profesi arsitek
Melalui berbagai program yang dijalankan oleh organisasi profesi Arsitek di Indonesia,
beberapa kebijakan tersebut sudah dikembangkan dan dijadikan program kegiatan
untuk kepentingan praktik arsitek di Indonesia. Salah satu hal utama yang sudaH
dilaksanakan adalah pembakuan kompetensi dasar Arsitek profesional yang dikaitkan
dengan program sertifikasi nasional.
2.1.2

LINGKUP PRAKTIK ARSITEK

Arsitektur memiliki lingkup yang berhubungan dengan bangunan gedung atau
kelompok bangunan gedung, interior bangunan dan eksterior lingkungan sekitar
bangunan, Mulai dari awal pembuatan perancangan dan perencanaan, sampai
pelaksanaan, ppenggunaan, peremajaan bangunan serta lingkungannya. Tidak ada
disiplin ilmu lain di seluruh negara selain bidang arsitektur yang mempelajari khusus
tentang bangunan dan kelompok bangunan.
2.1.3

LARANGAN & SANKSI

Seharusnya ada kejelasan sanksi untuk mencegah terjadinya kecurangan ataupun
rusaknya potensi / budaya bangsa, dan proses membangun / jasa konstruksi yang
selama ini dianggap mudah oleh banyak pihak tidak lagi dilakukan secara semena –
mena. Dimana sanki – sanksi yang didapat nantinya harus menimbulkan efek jera
agar membudayayakan nilai tertib kepada pengguna jasa dan pemilik keprofesian.

2.2

ETIKA & HUKUM
a. Definisi Etika

147020008 I YESHI ULINA UTAMI Br GINTING

8

TKA - 623 PRAKTIK ARSITEK ILEGAL
Etika

(Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah

sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.Etika mencakup
analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung
jawab.
St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat
praktis (practical philosophy).
Kamus

Besar

Indonesia

terbitan

Departemen

Pendidikan

dan

Kebudayaan

memberikan rumusan etika dalam tiga arti, yaitu:
 Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak).
 Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
 Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
Etika berarti norma-norma dan asas-asas moral yang diterima oleh kelompok atau
golongan masyarakat tertentu sebagai landasan bertingkah laku yang didasarkan pada
kaidah-kaidah akhlak.
Beberapa manfaat Etika adalah sebagai berikut ,
 Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
 Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana
yang boleh dirubah.
 Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
 Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai.
b. Definisi Hukum
HUKUM adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan
untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah
terjadinya kekacauan. Berikut ini akan kita mengulas beberapa pendapat mengenai
pemikiran Hukum Menurut Pemikiran Para Ahli

Aristoteles


Sesuatu yang berbeda dari sekedar mengatur dan mengekspresikan bentuk dari
konstitusi dan hukum berfungsi untuk mengatur tingkah laku para hakim dan
putusannya di pengadilan untuk menjatuhkan hukuman terhadap pelanggar.
147020008 I YESHI ULINA UTAMI Br GINTING

9

TKA - 623 PRAKTIK ARSITEK ILEGAL


Hukum hanya sebagai kumpulan peraturan yang tidak hanya mengikat
masyarakat tetapi juga hakim.

Karl Max


Suatu pencerminan dari hubungan hukum ekonomis dalam masyarakat pada
suatu tahap perkembangan tertentu.

c. Undang-Undang Arsitek yang saat ini akan dijadikan inisiatif DPR.
 UU – Ars diperlukan untu melindungi kepentingan masyaraat luas dengan
mengatur arsitek dan prakte arsitek
 Arsite dan aryanya bukan seedar komoditas niaga, karna arsitek berakar dari nilai
seni budaya yang memerlukanpengaturan khas untuk dapat berkembang. Yang
nantinya kan jadi cermin budaya masyaraat Indonesia
 UU – Ars diperlukan untuk mengaui keberadaan arsite sebagai ahli dalam bidang
peerjaan lingkungan binaan sesuai dengan pendidikan yang diterimanya, dan
memenuhi hak masyarakat untuk hidup dalam lingungan binaan yang baik dan
nyaman
 UU – Ars menjadi salah satu alat untuk mensejajarkan diri dalam tata pergaulan
dan dunia profesi arsitek sala internasional
 UU – Ars diperlukan sebagai usaha turut menghhidupan institusi demokrasi
Indonesia
 UU – Ars menegaskan siapa yang berha melaukan pratek arsitek

2.3

ETIKA PROFESIONAL
Dan oleh karena itulah dalam melaksanakan profesi terdapat kaidah-kaidah pokok
berupa etika profesi yaitu sebagai berikut;
 Profesi harus dipandang sebagai pelayanan dan oleh karena itu sifat “tanpa
pamrih” menjadi ciri khas dalam mengembangkan profesi.
147020008 I YESHI ULINA UTAMI Br GINTING

10

TKA - 623 PRAKTIK ARSITEK ILEGAL
 Pelayanan profesional dalam mendahulukan kepentingan pencari keadilan
mengacu pada nilai-nilai luhur.
 Pengembangan profesi harus selalu berorientasi pada masyarakat sebagai
keseluruhan.
 Persaingan dalam pelayanan berlangsung secara sehat sehingga dapat menjamin
mutu dan peningkatan mutu pengemban profesi.
Untuk etika berprofesi, IAI melengkapi diri dengan Dewan Kehormatan Profesi:
 Sebuah badan yang beranggotakan anggota profesional yang memiliki integrasi
profesi dan menjunjung tinggi Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi
Arsitek.
 Dewan ini berfungsi untuk melakukan tinjauan atas kode etik yang sudah ada
untuk kemudian membuat usulan penyempurnaan, memberikan edukasi etika
profesi kepada anggota, dan menjadi badan tempat menyelesaikan permasalah
dan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh anggota IAI.

Dalam menjalankan tugas profesinya arsitek dibatasi dengan etika profesi atas tindak
dan perkataan seorang arsite haruslah dapat dipertanggung jawabkan. Namun hanya
arsitek yang menjadi anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) saja yang terikat dengan
aturan kode etik yang tercurah dalam Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi
Arsitek Ikatan Arsitek Indonesia (IAI). Kode etik ini harus diterapan, jika dilanggar
akan mendapatkan sanksi.

Ada 5

kewajiban yang harus dipenuhi oleh arsitek

profesional :

 Penyimpangan / Pelanggaran terhadap kepentingan umum
 Penyimpangan / Pelanggaran terhadap kepentingan masyarakat
 Penyimpangan / Pelanggaran terhadap pengguna jasa
 Penyimpangan / Pelanggaran terhadap profesi
 Penyimpangan / Pelanggaran terhadap teman sejawat

Dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, lkatan Arsitek Indonesia merumuskan
Kode Etik Arsitek sebagai benkut :
Pasal 1
Dalam menunaikan tugas profesional vang dipercayakan kepadanya. seorang Arsitek
bertanggung jawab kepada diri sendiri dan mitra kerja, profesi dan ilmu pengetahuan,

147020008 I YESHI ULINA UTAMI Br GINTING

11

TKA - 623 PRAKTIK ARSITEK ILEGAL
masyarakat dan umat manusia serta bangsa dan negara, sebagai pengabdian
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pasal 2
Dalam menunaikan tugas, seorang Arsitek membaktikan seluruh kemampuan
keterampilan, pengetahuan, dan perasaan yang dimilikinya di dalam proses
pembangunan demi kesejahteraan umat manusia lahir dan batin, dengan tetap
menjaga kemandirian berpikir dan kebebasan bersikap.
Pasal 3
Seorang Arsitek harus menempatkan diri, menata pemikiran dan hasil karyanya,
bukan sebagai tujuan melainkan sarana yang digunakan secara maksimal dalam
mencapai tujuan kemanusiaan dengan berupaya hemat sumber daya serta
menghindari dampak negatif.
Pasal 4
Atas dasar kepercayaan akan keutuhan integritas, keahlian, kejujuran, kearifan dan
rasa sosial yang dilimpahkan kepadanya, maka seorang Arsitek mendahulukan
tanggung jawab dan kewajiban daripada hak dan kepentingan diri sendiri.
Pasal 5
Tanpa mengurangi hak dan kepentingan pemberi tugas, seorang Arsitek berusaha
memahami dan memperjuangkan kepentingan umat manusia dan masyarakat
pemakai, sekalipun pihak ini bukan pemberi imbalan jasa secara langsung.
Pasal 6
Arsitek sebagai budayawan harus berupaya mengangkat nilai-nilai sosial budaya
melalui karyanya dan tidak sematamata menggunakan pendekatan teknis.
Pasal 7
Pada tahap manapun dalam proses pembangunan Arsitek harus menunaikan
tugasnya secara bijak dan konsisten.

BAB III - PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

147020008 I YESHI ULINA UTAMI Br GINTING

12

TKA - 623 PRAKTIK ARSITEK ILEGAL
Seorang arsitek profesional harus bergabung dalam asosiasi resmi arsitek
dalam hal ini IAI. Ini menunjukkan adanya setifikasi legalitas seorang arsitek untuk
mendapat ijin berkerja sebagai arsitek profesional. Seseorang dapat dikatakan
menjadi seorang arsitek profesional apabila selalu terus berkarya dan dilengkapi
dengan persyaratan legal formal dalam bentuk sertifikasi keahlian dari asosiasi
arsitek. Ini menunjukkan bahwa arsitek profesional harus bergabung dalam asosiasi
arsitek untuk dapat berkecimpung secara resmi
Meski belum adanya kejelasan hukum untuk arsitek di Indonesia, namun
praktik arsitektur telah berjalan sejak lama dan jutaan bangunan telah berdiri baik
yang

menggunakan

jasa

keahlian

Arsitek

maupun

tidak.

Kesemerawutan

pembangunan yang terjadi, antara lain karena penerapan hukum yang ada belum
berjalan baik dan banyak pihak yang mengklaim bisa membangun seperti Arsitek
masih dibiarkan terjadi di negeri ini. Akibatnya bisa terlihat banyak bangunan yang
dibuat asal jadi, kurang memperhatikan keselamatan pengguna, banyak melanggar
ketentuan pembangunan tata ruang kota / wilayah, pemakaian bahan bangunan dan
sistem yang kurang layak.
Seiring dengan belum adanya pengakuan terhadap tenaga profesi di bidang
jasa konstruksi termasuk Arsitek di Indonesia, maka praktik arsitektur yang terjadi di
seluruh pelosok negeri ini masih lebih banyak dilakukan dengan tanpa landasan
keahlian dan hukum, dan jauh jika ingin disetarakan dengan keahlian bangsa lain.
Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat,
bilamana dalam diri para elit profesional tersebut terdapat kesadaran kuat untuk
mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi
kepada masyarakat yang memerlukannya. Standar-standar etika merupakan dasar
untuk menjaga kelakuan dan integritas atau kejujuran dari tenaga ahli profesi. Perlu
diketahui bahwa kode etik profesi adalah tidak sama dengan hukum (atau undangundang).

Seorang ahli profesi yang melanggar kode etik profesi akan menerima sangsi
atau denda dari induk organisasi profesinya. Tanpa etika profesi, apa yang semula
dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi
menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa yang sedikitpun tidak diwarnai
dengan nilai-nilai idealism dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya
lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional
147020008 I YESHI ULINA UTAMI Br GINTING

13

TKA - 623 PRAKTIK ARSITEK ILEGAL
ini. Maka dapat disimpulkan jika profesi keteknikan tanpa etika akan berakibat fatal
bagi banyak orang.
3.2

SARAN

 Adanya kejelasan perundang – undangan / aspek hukum bagi pelaku maupun
pengguna keprofesian asritektur, karena etika profesi

saja tidaklah cukup untuk

menjankan kegiatan perancangan yang cakupan bidangnya sangat luas.
 Terlibatkan parktisi professional dalam pelaksanaan suatu pembangunan dan
adanya kemauan untuk belajar / upgrading diri bagi para sarjana arsitektur muda
agar tidak terjadi salah kaprah dalam proses perancangan.
 Adanya sosialisasi ke masyarakat, dengan memberian informasi berkelanjutan guna
meningkatkan kesadaran hukum menyangkut adanya perundang – undangan dalam
penggunaan jasa arsitek / konstrusi

3.3

DAFTAR PUSTAKA

 http://id.wikipedia.org/wiki/Profesi
 http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=etika%20dan%20hukum
%20keprofesian&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB0QFjAA&url=http://
badilag.net/data/ARTIKEL/PENGERTIAN%2520ETIKA%2520DAN%2520PROFESI
%2520HUKUM.pdf&ei=ET4gVJ2RDpPiuQS9y4CYCQ&usg=AFQjCNF8w9TxxgU_p
147020008 I YESHI ULINA UTAMI Br GINTING

14

TKA - 623 PRAKTIK ARSITEK ILEGAL
Q8A1ihAf6Ea4wKy_w&sig2=Hoqj0UvW7PTFYQ5n6Q4p_g&bvm=bv.75775273,d.c2
E
 http://enaldibandiesipa2.blogspot.com/2013/05/makalah-etika-dan-tanggung-jawabprofesi.html
 http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=masalah%20etika%20%26%20hukum
%20%20profesi
%20arsitek&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CBsQFjAA&url=http://
furuhitho.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/31156/2%2BKode%2BEtik
%2BArsitek%2Bdan%2BKaidah%2BTata%2BLaku
%2BProfesi.ppt&ei=jUMgVJWbHMjN8gWXmYDwAQ&usg=AFQjCNHys6awbLftRTr8nIQjtidJaaSuw&sig2=LSaEymOhZkyyJBTo62MGFA&bvm=bv.75775273,d.c2E
 http://iai.didiharyadi.com/bukumerah/
 http://www.iai.or.id/keprofesian/pkb/
 http://www.iai.or.id/artikel/iai-dan-masa-depan-ke-arsitek-an-indonesia
 http://mtmdesign.wordpress.com/2008/09/09/arsitektur-dan-peran-arsitek/
 http://agungdwie.blog.undip.ac.id/2010/03/11/61/
 https://esubijono.wordpress.com/architecture/praktik-arsitek/
 https://esubijono.wordpress.com/architecture/undang-undang-arsitek/
 https://esubijono.wordpress.com/architecture/pendidikan-arsitektur/
 http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=hukum%20profesi
%20arsitektur&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CBsQFjAA&url=http://
eprints.undip.ac.id/17317/1/
Fanny_Puspita.pdf&ei=I2MgVLKOPJP58AWOvIGIBQ&usg=AFQjCNHLyr5r1gq2nh9
Kbvzf7psXsRyNgA&sig2=7ZH6oI2X0C9BTf4lqUlQ5g&bvm=bv.75775273,d.dGc
 http://realistmuhammad.wordpress.com/2013/06/12/tugas-etika-profesi/
 http://helena-hapsari.blogspot.com/2011/10/hukum-pranata-arsitektur.html
 http://etika-profesi-universitas.blogspot.com/2011/10/etika-profesi-hukum.html
 http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4c0c5f4616b82/hak-cipta-arsitektur
 http://pongset.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false-in-x-none-x_13.html
 http://forum.iai.or.id/index.php?topic=85.0
 http://profesiarsitek.wordpress.com/

147020008 I YESHI ULINA UTAMI Br GINTING

15

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 STUDI KASUS PENGONTROL SUHU ALIRAN AIR DALAM PIPA DENGAN METODE KONTROL FUZZY LOGIK

28 240 1

ii EVALUASI KINERJA ANGKUTAN SUNGAI “KLOTOK” DI SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN (STUDI KASUS RUTE DERMAGA JEMBATAN BASIRIH – DERMAGA PASAR LIMA)

1 62 21

PENGARUH PERUBAHAN PERUNTUKAN LAHAN TERHADAP KINERJA SALURAN DRAINASE DI SUB DASAMPRONG (STUDY KASUS DI KECAMATAN KEDUNG KANDANG)

7 130 1

PENGARUH INTENSITAS MORAL, KARAKTER PERSONAL DAN KARAKTER ORGANISASI TERHADAP SENSITIVITAS ETIKA AUDITOR (STUDI EMPIRIS PADA KAP MALANG)

5 79 17

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

ANALISIS TERHADAP PEMIKIRAN HAMKA TENTANG KONSEP ETIKA GURU DAN MURID

9 85 38

MOTIVASI MENGEMIS LAGI DI JALAN PADA GELANDANGAN PENGEMIS DI BARAK(STUDI KASUS DI BARAK GELANDANGAN PENGEMIS KOTA MALANG)

0 38 1

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN PEMBIAYAAN BERMASALAH (STUDI KASUS PADA BMT UGT SIDOGIRI BONDOWOSO)

2 64 22

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP KASUS TINDAK PIDANA GRATIFIKASI OLEH BADAN PERTANAHAN NASIONAL TULANG BAWANG (Studi Putusan Nomor:02/Pid./TPK/2012/PT.TK.)

0 40 59

PENERAPAN PUTUSAN REHABILITASI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENGGUNA NARKOTIKA (STUDI KASUS PUTUSAN NO : 130/Pid.B/2011/PN.LW)

7 91 58