APLIKASI EKSTENSI 3D ANALYST ARC GIS 9 D (1)

Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
”Pemanfaatan EfektifPenginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”

APLIKASI EKSTENSI 3D ANALYST ARC GIS 9
DALAM VISUALISASI 3D BERBASIS SIG KOTA JAKARTA
Herman1, Johan Eden2 dan Adam Marnas3
1

Staf PT. Rekayasa Teknologi Informasi
Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 47 C Makassar, Indonesia
Telp./ Fax. +62 411 873466
email: chert_92@yahoo.com
2
Staf PT. Rekayasa Teknologi Informasi
Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 47 C Makassar, Indonesia
Telp./ Fax. +62 411 873466
email: jetgeo96@yahoo.com
3
Staf PT. Rekayasa Teknologi Informasi
Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 47 C Makassar, Indonesia
Telp./ Fax. +62 411 873466

email: amarnas@yahoo.com

Abstrak
Perkembangan pembangunan Kota Jakarta yang semakin cepat membutuhkan penanganan yang serius dari pihak
pemerintah. Karena kurang tersedianya visualisasi data Kota yang terpadu, komprehensif dan dapat dipakai bersama
maka dipandang perlu untuk menyusun suatu sistem yang dapat terintegrasi secara universal dan dapat digunakan
bersama. Makalah ini dimaksudkan untuk membuat visualisasi Kota dalam wujud 3D Prismatik Blok Bangunan yang
terskala dan berbasis spasial di atas peta dasar citra satelit Ikonos, dengan tujuan memberikan pemahaman bagaiman
pemanfaatan ekstensi SIG 3D Analyst dalam memperoleh data informasi dasar visual 3D secara digital untuk
kepentingan evaluasi dan pengembangan perencanaan kota. Manfaat spesifik dapat diterapkan pada bidang Planning dan
Design, Layanan Infrastruktur dan Fasilitas, Sektor Komersial dan Pemasaran, Bidang Pendidikan dan Promosi data
kota. SIG yang terbangun dengan aplikasi ekstensi 3D Analyst ini dapat dikembangkan lagi selanjutnya dalam satu
kesatuan data base spasial dan non spasial Jakarta yang terintegrasi. Aplikasi ekstensi 3D Analyst untuk visualisasi ini
menggunakan basis peta citra satelit ikonos, yang didukung oleh data survey lapangan (data primer) dan data survey
instansional (data sekunder). Visualisasi Kota 3D ini mengambil liputan 5 (lima) Kecamatan dengan fokus Koridor
Sudirman – Thamrin, yaitu: Kecamatan Tanah Abang, Gambir, Setiabudi, Menteng,dan Kebayoran Baru.
Metodologi yang digunakan dalam aplikasi ini adalah pengumpulan data primer dan sekunder berupa data visual teknis
dan data atribut, konversi data, input dan editing data, rendering dan modelling, kemudian customize sistem dengan
ekstensi 3D Analyst. Hasil yang dicapai adalah terbangunnya visualisasi 3D Kota Jakarta yang berbasis spasial dan
terintegrasi dengan database obyek visual, sehingga mempermudah pengelolaan dan penyajian data kota yang dapat

memudahkan pengembangan kota yang lebih terencana.

Kata Kunci : Visualisasi, 3D Analyst, DKI Jakarta

1. PENDAHULUAN
Perkembangan pembangunan Kota Jakarta yang
semakin cepat membutuhkan penanganan yang
serius dari pihak pemerintah. Karena kurang
tersedianya visualisasi data Kota yang terpadu,
komprehensif dan dapat dipakai bersama maka
dipandang perlu untuk menyusun suatu sistem
yang dapat terintegrasi secara universal dan dapat

digunakan bersama. Makalah ini dimaksudkan
untuk membuat visualisasi Kota dalam wujud 3D
Prismatik Blok Bangunan yang terskala dan
berbasis spasial serta memiliki database di atas
peta dasar citra satelit Ikonos, dengan tujuan
memberikan pemahaman bagaimana pemanfaatan
ekstensi SIG 3D Analyst dalam memperoleh data

informasi dasar visual 3D secara digital untuk
kepentingan
evaluasi
dan
pengembangan

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, 14 – 15 September 2005

TIS - 167

Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
”Pemanfaatan EfektifPenginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”

perencanaan kota. Manfaat spesifik dapat
diterapkan pada bidang Planning dan Design,
Layanan Infrastruktur dan Fasilitas, Sektor
Komersial dan Pemasaran, Bidang Pendidikan
dan Promosi data kota.


ƒ

ƒ
SIG yang terbangun dengan aplikasi ekstensi 3D
Analyst ini dapat dikembangkan lagi selanjutnya
dalam satu kesatuan data base spasial dan non
spasial yang terintegrasi. Aplikasi ekstensi 3D
Analyst untuk visualisasi ini menggunakan basis
peta citra satelit ikonos, yang didukung oleh data
survey lapangan (data primer) dan data survey
instansional (data sekunder). Visualisasi Kota
3D ini mengambil liputan dengan fokus Koridor
Sudirman – Thamrin.
Visualisasi 3D adalah suatu sistem yang
menampilkan kondisi geografi dalam bentuk tiga
dimensi. Visualisasi ini berbasis komputer
diterjemahkan dalam bentuk data spasial beserta
data-data tekstual dan data grafis yang
dikompilasikan dengan citra satelit dan foto udara.
Sistem ini dibangun dengan menggunakan

aplikasi software ArcGIS 3D Analyst. 9.0.
Software ini dapat menampilkan topografi dan
bangunan-bangunan secara tiga dimensi yang
berbasiskan SIG. Kemampuan inilah yang yang
digunakan dalam pembuatan visualisasi tiga
dimensi. Tampilan dengan aplikasi 3D ini
memiliki
keunggulan
dibanding
software
visualisasi 3D lainnya yang tidak berbasis SIG
yakni kemampuannya untuk berinteraksi dengan
database obyek secara geografis (Gambar 1) dan
bersifat interaktif. Hal ini memungkinkan untuk
digunakan dalam mempresentasikan bentuk
permukaan dan kondisi bangunan serta data-data
obyek dalam suatu kawasan.

sekunder, penetapan variabel dan penyusunan
rencana teknis.

Survey dan Pengumpulan Data, yang meliputi
pengumpulan data sekunder , pengambilan
data visual, review hasil dan input data.
Pengolahan dan Pemprograman Komputer,
yang meliputi entry data teknis dan data base
obyek, pengolahan data pada SW GIS,
rendering bangunan, customize SW 3D dan
ujicoba.

2.1. Tahap Persiapan
Pada tahapan persiapan dilakukan penyusunan
kerangka pikir yang didasarkan pada maksud dan
tujuan penyusunan aplikasi ini yang mengacu
pada faktor teknis berupa daya dukung software
dan bentuk akhir aplikasi. Pengumpulan peta
dasar berupa peta eksisting jalan,peta administrasi
dan tata bangunan serta peta dasar berupa citra
satelit ikonos (Gambar 3). Penggunaan citra satelit
ikonos dimaksudkan agar poligon bangunan
sebagai dasar pembuatan obyek 3D telah

terintegrasi secara spasial dengan sistem geografis
yang terkoordinat. Kemudian studi kepustakaan
baik itu studi mengenai konsep yang akan
terbangun nantinya maupun studi tentang data
sekunder untuk menentukan jenis data yang
termuat dalam aplikasi SIG. Penetapan variabel
data teknis dan penyusunan rencana teknis
disusun untuk membuat pedoman bagi tenaga
surveyor untuk pengambilan data visual di
lapangan, serta bagi tenaga operator SIG dalam
membuat tampilan 3D nantinya.

Hasil dari visualisasi 3D ini memungkinkan user
menganalisa suatu kawasan perkotaan baik untuk
evaluasi maupun untuk perencanaan tata ruang,
karena didukung oleh database yang melekat pada
setiap obyek yang ada.

GIS Context


2. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi yang digunakan dalam aplikasi ini
adalah:
ƒ Persiapan, yang meliputi penyusunan
kerangka pikir, pengumpulan peta dasar,
mobilisasi tenaga, studi kepustakaan dan data

Gambar 1. Penggunaan aplikasi 3D GIS terhadap
tinjauan geometris

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, 14 – 15 September 2005

TIS - 168

Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
”Pemanfaatan EfektifPenginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”

2.3. Pengolahan
Komputer


2.2. Survey dan Pengumpulan Data
Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data
sekunder berupa data-data tekstual, data-data
numerik dan data-data teknis dari obyek yang
akan ditampilkan dalam visualisasi 3D. Proses
pengumpulan data ini nantinya akan menentukan
tingkat kedalaman data yang dapat tampil dan
terintegrasi dalam SIG. Pengambilan data visual
dimaksudkan untuk memudahkan pemodelan dan
render obyek dalam visualisasi, karena terkait
dengan dimensi dan skala tiap bagian obyek.
Review hasil dan input data dilakukan untuk
merecheck data visual serta data teknis yang
diperoleh untuk memperkecil tingkat kesalahan
atribut obyek dalam software SIG.
PENGUMPULAN
DATA
Semua Jenis Data






KONVERSI
DATA

D ata Hasil Survey,
landuse dsbnya.
Citra satelit, citra foto,
dsbnya.
D ata

Mengubah format file
yang tersedia menjadi
format yang diterima
oleh SW 3D analyst

Format Arc View


EDI T & I NPUT
DATA

dan

Pemprograman

Tahapan ini merupakan tahap akhir yang meliputi
entry data teknis dan data base obyek dalam tabel
Data yang masuk sebagai data atribut obyek
merupakan data-data numerik berupa dimensi dari
bagian-bagian obyek bangunan. Proses inilah
nantinya yang akan menentukan model obyek
atau bangunan yang nampak dalam visualisasi.
Proses rendering bangunan dilakukan dengan
menggunakan ekstensi 3D Analyst dari software
ArcGIS 9, yang ditampilkan dalam Arc Scene
sebagai bagian dari software ArcGIS 9.
Semua obyek yang tercakup dalam peta dasar
akan dirender sesuai dengan data base yang
dimilikinya.
Data base tersebut yang kemudian membentuk
blok 3D (gambar 4). Pada gambar 4 diperlihatkan
bagaimana urutan kerja pembuatan visualisasi 3D,
mulai dari rendering berdasarkan data base
bangunan(1), kemudian pembuatan tekstur
bangunan mendekati bentuk aslinya (2) dan
pemodelan akhir (3).

Data base bangunan ( ketinggian
dan jenis bangunan)
Data base jalan ( Nama Jalan)
RENDERI NG DAN MOD ELLI NG

Pemprograman pada SW 3D
analyst dan Pengemasan
aplikasi yg user friendly

CUSTOMI ZE
SOFTWARE

Gambar 2. Diagram metodologi pelaksanaan

Tabel 1. Contoh Data Hasil Entry Data Survey Lapangan
LUAS
(M2)

NAMA
BANGUNAN

JUMLAH
LANTAI

TINGGI
(M)

5

20,00

Hitam

171,60

14

56,00

Hitam

393,41

14

56,00

Hitam

364,19

14

60,00

Krem

71,18

1

4,00

Putih

336,46

2

8,00

Putih

158,09

3

12,00

Putih

137,63

8

World Trade
Center
World Trade
Center
World Trade
Center
Wisma
Serbaguna
Wisma
Sarinah
Wisma
Sarbini
Wisma
Pertamina
Wisma Metro

4

16,00

Hitam

87,41

9

Wisma Metro

4

16,00

Putih

239,60

10

Wisma Kyoei
Prince

10

40,00

Hitam

5244,92

NO.
1
2
3
4
5
6
7

WARNA

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, 14 – 15 September 2005

Gambar 3. Contoh Citra Ikonos
(Sumber : Dinas Tata Kota DKI )

TIS - 169

Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
”Pemanfaatan EfektifPenginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”

• Analisis tata guna lahan kawasan kota
• Dan lain-lain

1

2

3

Gambar 4.Rangkaian pemodelan bangunan visualisasi
3D

3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang dicapai adalah terbangunnya
visualisasi 3D Kota Jakarta yang berbasis spasial
dan terintegrasi dengan database obyek visual.
Tampilan data-data ini berupa lapisan-lapisan atau
layer-layer data yang dapat ditampilkan secara
bersamaan dalam satu layar monitor sekaligus
(Gambar 5). Semua obyek yang nampak dalam
visualisasi 3D dapat diidentifikasi dengan
menggunakan tools identify dengan cara mengklik
pada obyek yang bersangkutan sehingga akan
nampak data atribut obyek tersebut (Gambar 6).

Analisis polyline misalnya :
• Bangunan mana saja yang berada pada jarak
tertentu dari ruas jalan
• Bangunan mana saja yang dilalui oleh jalur
khusus yang akan telah dan akan dibuat
misalnya busway line atau flyover
• Analisis sistem transportasi kota
• Analisis pertumbuhan jaringan transportasi
• Analisis pola distribusi air, listrik atau gas
• Dan lain-lain
Analisis point misalnya :
• Dimana saja titik-titik fasilitas umum yang
disediakan oleh Pemerintah Kota
• Dimana saja lokasi sarana ibadah, sarana
pendidikan atau sarana kesehatan
• Analisis lokasi pusat pertumbuhan kota
• Dan lain-lain

Selain tampilan 3D yang interaktif dan berbasis
spasial dan database, visualisasi ini juga dapat
menampilkan hasil analisa SIG baik analisis
poyigon, polyline maupun analisis point juga
dalam tampilan 3D. Beberapa contoh analisis 3D
yaitu:
Analisis polygon misalnya:
• Berapa jumlah obyek atau bangunan yang
terdapat dalam suatu wilayah administratif
• Bangunan mana saja yang berada pada daerah
potensi genangan
• Bangunan mana saja yang mempunyai
ketinggian tertentu dari permukaan atau jumlah
lantai tertentu (Contoh pada Gambar 7)
• Analisa kelayakan tata bangunan dengan
simulasi obyek bangunan yang akan didirikan
berdasarkan master plan bangunan
• Bangunan mana saja yang berada pada
ketinggian tertentu dari permukaan laut.
• Analisis Tingkat Kerapatan Bangunan.
• Analisis lokasi rumah sewa/rumah susun

Gambar 5. Struktur layer data visualisasi 3D

Gambar 6. Tampilan database obyek yang merupakan
identify dari obyek

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, 14 – 15 September 2005

TIS - 170

Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
”Pemanfaatan EfektifPenginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”

Gambar 7. Tampilan hasil analisis bangunan dengan
jumlah lantai di atas 20

Selain terintegrasi dengan data base dan
kemampuan analisis berlapisnya yang sangat
bervariasi, visualisasi 3D ini juga dapat
terintegrasi dengan data visual berupa foto, disain
teknis atau video. Pada Gambar 8 diperlihatkan
bagaimana sebuah foto dari obyek dapat
ditampilkan dengan fasilitas link.
Dari data-data topografi berupa garis kontur,
ekstensi 3D Analys juga dapat menampilkan
bagaimana
kedudukan
obyek
terhadap
kenampakan topografi, sehingga hubungan antara
bangunan dan obyek lainnya dengan elevasinya di
permukaan dapat terlihat jelas (Gambar 9).

Gambar 8. Tampilan hasil link obyek dengan data visual
foto

Gambar 9. Kenampakan poligon bangunan di atas peta
dasar dengan kenampakan topografi

4. KESIMPULAN
Pemanfaatan Ekstensi 3D Analys dari software
ArcGIS 9 dalam Visualisasi 3D Kota Jakarta
dapat membantu dalam menganalisis dan
mengolah data-data kota secara terpadu dan
menyeluruh, baik data luasan, garis ataupun titik.
Namun kesemuanya ini sangat tergantung dari
data-data primer dan data sekunder yang
diperoleh dan diolah dalam SIG. Semakin banyak
data yang termuat dalam aplikasi maka akan
semakin banyak parameter yang dapat digunakan
dalam menganalisis dan mengelola data-data kota.
Disamping itu tingkat akurasi data juga sangat
mempengaruhi, baik dari proses analisis data
maupun proses modelling dan rendering obyek.
Ekstensi 3D Analys dapat membantu proses
pemodelan dan render obyek dari suatu bangunan.
Penggunaannya akan sangat membantu dalam
memberikan visualisasi mengenai kondisi
eksisting tata bangunan dan hubungannya dengan
jaringan-jaringan utilitas yang tersedia seperti
jalan, drainase, fasilitas umum, jaringan listrik,
air, gas dan lain sebagainya.
Ekstensi 3D ini juga dapat mendukung analisis
data baik analisis tunggal maupun analisis
bertingkat, baik itu analisis poligon, garis ataupun
titik, dan memberikan visualisasi secara 3
dimensi. Dari semua kemampuan yang diberikan

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, 14 – 15 September 2005

TIS - 171

Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
”Pemanfaatan EfektifPenginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”

oleh fasilitas ekstensi 3D Analys dari ArcGIS 9
dapat membantu proses pengelolaan dan
penyajian data kota secara efisien dan
menyeluruh, sehingga dapat memudahkan
pengambil kebijakan dalam pengembangan kota
yang lebih terencana dan terpadu.
DAFTAR PUSTAKA
Fidel Miro, Drs, 1997. Sistem Transportasi Kota.
Bandung: Tarsito
McCoy, Jill and Johnston, Kevin, 2001. Using
ArcGIS Spatial Analyst. USA: ESRI
Raldi Hendro Koestoer, Rudi P. Tambunan, Hari
Tri Budianto, Sobirin, 2001. Dimensi Keruangan
Kota, Teori dan Kasus. Jakarta: UI-Press
Rosenstern, Jackie. “ArcGIS3D Analyst”. 2005.
http://www.esri.com/library/whitepapers/pdfs/3D
Analyst.pdf (5 August 2005)

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, 14 – 15 September 2005

TIS - 172