Proposal Praktek Kerja Lapang Pengolahan

Proposal
Praktek Kerja Lapang

Pengolahan & Interpretasi Data Seismik Untuk
Mengidentifikasi Hydrocarbon Pada Reservoir
LEMIGAS (PPPTMGB)

DISUSUN OLEH
SAHRURRONI
NIM. 145090700111005

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Malang 2017

PROPOSAL KERJA PRAKTEK
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL KERJA PRAKTEK (KP)


Nama Kegiatan

: Kerja Praktek (KP)

Judul Proposal

: Pengolahan & Interpretasi Data Seismik Untuk Mengidentifikasi
Hydrocarbon Pada Reservoir

Tempat

: LEMIGAS – Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Minyak dan Gas Bumi (PPPTMGB)

Alamat

: Jl. Ciledung Raya Kav.109 Cipulir, Kebayoran Lama, Jaksel
12230 PO BOX 1089/JKT

Waktu Pelaksanaan


: 09 Agustus 2017 s/d 09 September 2017

Pelaksana
Nama

: SAHRURRONI

NIM

: 145090700111005

Institusi

: Prodi Teknik Geofisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika &
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya

Malang, 23 Mei 2017

MENGESAHKAN

Dosen Pembimbing

Pelaksana

Dr. Sunaryo, M.Si.
NIP. 196712281994121001

Sahrurroni
NIM. 145090700111005
Mengetahui,
Ketua Jurusan Fisika FMIPA UB

Prof. Dr.rer.nat Muhammad Nurhuda
NIP. 196409101990021001

i

PROPOSAL KERJA PRAKTEK
KATA PENGANTAR


Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmatnya sehingga proposal Kerja Praktek (KP) ini bisa terselesaikan. Penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan dan proses pembuatan proposal ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik
dan tepat waktu.
Penulis menyajikan proposal ini sebagai tugas mata kuliah wajib untuk
mengimplementasikan ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah ke dunia luar. Idealnya
sebuah teori tidaklah berguna tanpa dilakukan penerapan ke dunia kerja. Oleh karena itu,
penulis memohon kepada pihak LEMIGAS (PPPTMGB) dengan kebijaksanaanya
menerima peserta didik baru (penulis) untuk melakukan Kerja Praktek (KP) di LEMIGAS
(PPPTMGB)
Penulis menyusun proposal ini “Pengolahan & interpretasi data seismik untuk
mengidentifikasi hydrocarbon pada reservoir” sebagai salah satu pengembangan untuk
menyempurnakan pemahaman yang telah didapat dari bangku kuliah, serta beberapa
praktek telah diterapkan untuk menunjang pengetahuan penulis sendiri sebagai bekal ke
dunia kerja. Namun penulis tidak menutup kemungkinan untuk menyesuaikan topic
dengan kebijakan dari pembimbing pihak perusahaan. Adapun metode yang digunakan
disesuaikan dengan pembimbing Kerja Praktek dari pihak LEMIGAS (PPPTMGB) untuk
mempermudah proses bekerja selama Kerja Praktek berlangsung.
Atas perhatian dan kerjasamanya, saya mengucapkan terimaksih.


Hormat Saya

Sahrurroni

ii

PROPOSAL KERJA PRAKTEK
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................1
1.2 Tujuan Kegiatan ......................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah ...................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................3


BAB III METODE PELAKSANAAN ...........................................................................14
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ...........................................................................14
3.2 Metode Kegiatan ...................................................................................................14
3.2.1 Studi Pendahuluan ......................................................................................14
3.2.2 Pengumpulan Data-Data Primer dan Sekunder ..........................................14
3.2.3 Pengolahan Data Seismik ...........................................................................15
3.2.4 Interpretasi Data Seismik ...........................................................................15
3.2.5 Penyusunan Laporan ..................................................................................15
3.3 Jadwal Kegiatan Kerja Praktek .............................................................................16

BAB IV PENUTUP ..........................................................................................................17

DAFATAR PUSTAKA ....................................................................................................18
LAMPIRAN......................................................................................................................19

iii

PROPOSAL KERJA PRAKTEK
BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Analisa dan interpretasi struktur dengan menggunakan data seismik pada
dasarnya adalah menginterpretasi keberadaan struktur sesar pada penampang seismik
dengan menggunakan bantuan sifat fisik dari lapisan batuan tersebut terhadap gelombang
bunyi. Struktur sesar yang secara sederhana dapat diamati secara visual pada suatu
singkapan di alam, berupa terpotong dan bergesernya bidang perlapisan oleh bidang
sesar, pada penampang seismik ditunjukkan dengan adanya kenampakan (outcroup)
discontinuitas atau ketidakmenerusan yang tiba-tiba dari seismik yang merefleksikan
bidang perlapisan secara lateral. Ketidakmenerusan ini dapat berupa terputus dan
bergesernya seismik tersebut secara lateral atau dapat juga berupa perubahan sudut
geometri yang terjadi secara tiba-tiba karena sesar adalah produk dari suatu gaya atau
rezim tegasan (stress fields), sedangkan rezim tegasan ini dapat berubah dengan waktu,
maka adalah umum dijumpai bentuk dan orientasi struktur sesar berubah pada bagian
yang berbeda dari penampang seismik, sehingga bentuk dan orientasi struktur sesar dapat
berubah terhadap kedalaman pada suatu penampang seismik. Ketelitian dalam
menginterpretasi data seismik terutama dalam menangkap perubahan geometri dan

orientasi dari suatu bidang sesar akan sangat membantu dalam menganalisa perubahan
pola tektonik daerah tersebut.
Pada tahapan pengembangan eksplorasi hydrocarbon, data bawah permukaan jauh
lebih dominan seiring bertambahnya jumlah sumur bor. Pada tahap pengembangan ini
diperlukan banyak data untuk dilakukan interpretasi data, dimana nantinya sebagai acuan
untuk analisis karakterisasi reservoir secara lebih kuantitatif.
Zaman dahulu, posisi sumur eksplorasi hanya ditentukan berdasarkan informasi
struktur geologi saja, seiring berkembangnya waktu, saat ini tidaklah cukup dengan
mengandalkan informasi geologi saja. Oleh karena itu diperlukan sebuah metode baru
untuk mengidentifikasi keberadaan hydrocarbon yang dapat meminimalisir kesalahan
dalam penentuan posisi sumur bor sehingga menghasilkan sebuah system yang lebih
ekonomis.

1

1.2

Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini untuk mengaplikasikan disiplin ilmu Teknik Geofisika
khususnya dibidang eksplorasi seismik ke dunia kerja sehingga menambah pemahaman

dan wawasan yang lebih luas bagi para Geofisikawan Indonesia dalam urusan industry
perminyakan.

1.3

Rumusan Masalah
Bagaimana mengidentifikasi hydrocarbon pada daerah prospek reservoir dengan
menggunakan data seismik?.

2

PROPOSAL KERJA PRAKTEK
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Metode Seismik
Metode seismik merupakan metode yang sangat efektif dalam melakukan
eksplorasi minyak dan gas bumi. Dengan berkembangnya zaman, metode seismik juga

mengalami perubahan menjadi teknologi paling banyak digunakan dalam eksplorasi
hydrocarbon mulai dari alat akuisis, serta metode-metode baru dalam pengolahan data
dan interpretasi data seismik. Penggunaan metode seismik dalam eksplorasi minyak dan
gas bumi mampu memperlihatkan data-data geologi bawah permukaan baik itu jenis
struktur batuan, jenis batuan, bahkan letak zona hydrocarbon. Hal inilah yang didasari
dalam eksplorasi minyak dan gas bumi (hydrocarbon) untuk mendapatkan letak titik
pengeboran yang tepat pada suatu struktur batuan yang didalamnya terdapat hydrocarbon.
Selain itu dalam eksplorasi hydrocarbon diperlukan suatu system. System ini disebut
dengan Basic Petroleum System yaitu system yang digunakan untuk menemukan suatu
keberadaan hydrocarbon dibawah permukaan. Di dalam basic petroleum system terdapat
elemen-elemen penting yang harus ada, diantaranya, source rock, reservoir rock,
migration, trap, dan seal.
Secara umum metode seismik dibagi dalam tiga tahapan yaitu, akuisis data
seismik, pengolahan data seismik, dan interpretasi data seismik.
1.

Akuisisi Data Seismik
Akuisisi data seismik merupakan kegiatan untuk memperoleh data dari
lapangan yang di survey. Akuisisi yang baik sangat penting untuk mendapatkan
data yang baik dan benar. Persiapan awal yang harus dilakukan adalah

menentukan parameter-parameter lapangan yang cocok dari daerah survey.
Penentuan parameter tersebut dilakukan untuk menetapkan parameter awal dalam
suatu rancangan survey yang dipilih sedemikian rupa sehingga dalam
pelaksanaanya akan diperoleh informasi target selengkap mungkin dengan noise
serendah mungkin. Didalam survey kemungkinan pasti adanya masalah yang
timbul pada saat pengukuran.

3

2.

Pengolahan Data Seismik
Data hasil akuisis survey seismik kemudian dilakukan tahap pengolahan
data seismik. Tujuan dari pengolahan data seismik adalah menghasilkan
penampang seismik dengan S/N (signal to noise ratio) yang baik tanpa mengubah
bentuk kenampakan-kenampakan refleksi, sehingga dapat di interpretasikan
keadaan dan bentuk dari perlapisan dibawah permukaan bumi seperti apa adanya
(Sismanto, 1996). Dengan demikian mengolah data seismik merupakan pekerjaan
untuk meredam noise dan atau memperkuat sinyal.

3.

Interpretasi Data Seismik
Interpretasi data seismik merupakan tujuan dan produk akhir dari
pekerjaan seismik. Interpretasi merupakan penafsiran dari makna geologi yang
terdapat pada data seismik dengan cara penelurusan horizon, pembacaan waktu,
dan plotting pada penampang seismik yang hasilnya disajikan dalam penampang
seismik. Penampang ini berguna untuk mengetahui struktur atau model geologi
bawah permukaan.
Interpretasi data seismik bertujuan untuk menentukan makna geologi dari
suatu data seismik (Yilmaz,O. 1995). Proses reduksi data, pemilihan bagian pada
data seismik yang diyakini sebagai refleksi primer dan penempatan reflaktor yang
berhubungan juga merupakan bagian dari interpretasi data seismik, sehingga
nantinya akan didapatkan makna dari suatu data yang bisa dipercaya dan
dipertanggung jawabkan.

2.2

Data Seismik
2.2.1 Data Seismik 2D
Data seimsik 2D merupakan data awal untuk pembacaan daerah target dan hanya
memiliki komponen X dan Y saja. Penampang seismik 2D merupakan penampang
melintang dari benda 3D yang merupakan objek geologi bawah permukaan. Seismik 2D
mengandung banyak sinyal dari semua arah termasuk yang diluar bidang penampang,
akan tetapi migrasi 2D biasanya mengasumsikan bahwa sinyal yang terekam berasal dari
bidang penampang itu sendiri. Sinyal tersebut yang disebut sideswip, terkadang dapat
dikenali, tapi sering mengakibatkan kesalahan pengikatan pada rekaman seismik 2D

4

PROPOSAL KERJA PRAKTEK
termigrasi. Oleh karena kelemahan-kelemahan tersebut maka pada tahun 1970 mulai
dikemukakan konsep survey seismik 3D yang dipelopori oleh Walton (1972), Bone dkk
(1976)
2.2.2 Data Seismik 3D
Data volume seismik 3D mengandung susunan orthogonal berspasi teratur dari
titik data yang didefinisikan dari geometri pengambilan data. Tiga arah utama susunan
tersebut menentukan tiga set potongan orthogonal yang dapat dibuat melalui volume data
terkait. Potongan vertical pada arah pergerakan lintasan disebut inline, titik spasi antar
inline disebut line. Sedangkan potongan vertical tegak lurus terhadap lintasan disebut
crossline (xline), titik spasi antar crossline disebut dengan trace. Potongan horizontal
disebut sebagai penampang horizontal (time slice). Arbitrary line adalah potongan
vertical pada arah sembarang sesuai dengan kebutuhan. Potongan sepanjang horizon yang
telah diinterpretasi disebut sebagi horizon slice. Penampang seismik pada tiap trace
disebut crossline section, penampang seismik pada tiap line disebut inline section,
sedangkan yang melalui bidang sesar disebut sebagai fault slice.

2.3

Metode Seismik Utama Dalam Karakteristik Reservoir
2.3.1 Seismik Stratigrafi
Studi seismik stratigrafi dimulai dengan analisis penampang seismik untuk
menguraikan kerangka stratigrafinya berdasarkan batas ketidakselarasan sekuen atau
analisis sekuen seismik. Hal ini bisa dilakukan dengan mengenali dan mengelompokkan
ketidakmenerusan dalam pola refleksinya. Dikenal dua jenis batas yaitu batas atas dan
bawah yang dikenal dengan batas sekuen seismic (sequence seismic boundary). Jika
paket refleksinya sudah ditetapkan, maka analisis konfigurasi internal paket refleksi dapat
dilakukan berdasarkan geometri, kemenerusan, amplitudo, frekuensi, dll atau analisis
fasies seismic. Analisis ini dapat digunakan untuk interpretasi sejarah geologi, gross
litologi, dan lingkungan pengendapan.

5

Gambar : Seismik stratigrafi
2.3.2 Seismik Inversi
Salah satu metode yang digunakan dalam melakukan interpretasi data seismic
adalah metode inversi acoustic impedance (AI). Seismic inversi merupakan tehnik untuk
membuat model bawah permukaan bumi menggunakan data seismic sebagai input dan
data sumur sebagai control (Sukmono, 2000). Inversi acoustic impedance merupakan
salah satu metode yang digunakan sebagai indicator lithology, porositas, hidrokarbon.
Secara natural AI akan memberikan gambaran lithology bawah permukaan yang lebih
detail karena memberikan gambaran tentang lapisan itu sendiri dibandingkan dengan data
seismic yang hanya memberikan gambaran batas lapisan.

Gambar : Seismik inversi

6

PROPOSAL KERJA PRAKTEK
2.3.3 Seismik Atribut
Atribut seismik dapat didefinisikan sebagai semua informasi berupa besaran
spesifik dari geometri, kinematika, dinamika atau statistik yang diperoleh dari data
seismik, yang diperoleh melalui pengukuran langsung maupun logis atau berdasarkan
pengalaman (Chien dan sidney, 1997).


Ekstraksi amplitudo dengan menghitung semua amplitudonya. Contoh atribut
amplitudo tipe ini adalah RMS Amplitude, Average Energy, Reflection Strength,
Total Absolute Amplitude, dan Average Variance.



Ekstraksi amplitudo dengan menghitung sebagian amplitudonya, seperti nilai
amplitudo yang negatif saja, positif saja, maksimal negatif, maksimal positif dan
sebagainya. Contoh atribut amplitudo tipe ini adalah Maximum Absolute Amplitude,
Maximum Peak Amplitude, Average Peak Amplitude, dan Maximum Trough
Amplitude.

2.3.4 Analisis AVO
Metode AVO (amplitude variation with offset) adalah suatu metode yang
mengamati variasi amplitude P-wave terhadap identifikasi bright spot pada penampang
seismic. Konsep AVO berdasarkan kepada suatu anomaly bertambahnya amplitude sinyal
terpantul dengan bertambahnya offset apabila gelombang seismic dipantulkan oleh
reservoir gas. Offset mempunyai batas maksimum yang tidak boleh dilewati yaitu sudut
kritis, karena untuk offset lebih besar dari sudut kritis respon amplitude sinyal terpantul
tidak sesuai dengan konsep AVO.

Gambar : Klasifikasi kelas pada AVO

7

2.3

Data Well Log
Well logging merupakan suatu metode geofisika yang mengukur parameter fisis
batuan reservoir yang memberikan informasi bawah permukaan meliputi karakteristik
lithology, ketebalan lapisan, kandungan fluida, korelasi struktur, dan kontinuitas batuan
dari lubang bor (Gordon H, 2004). Sedangkan wireline log merupakan perekaman data
pengukuran secara kontinu disuatu lubang bor menggunakan geophysic probe yang
mampu merespon variasi sifat-sifat fisik batuan setelah dilakukan pengeboran (Reeves,
1986).

2.4

Pengikatan Data Seismik dan Data Sumur (Well Seismik Tie)
Untuk melakukan horizon seismik skala waktu pada posisi kedalaman sebenarnya
dan agar data seismik dapat dikorelasikan dengan data geologi lainya yang umum di plot
pada skala kedalaman, maka perlu dilakukan well seismik tie. Ada banyak teknik dalam
pengikatan ini, tetapi yang umum digunakan adalah dengan memanfaatkan seismogram
sintetik dari hasil survey kecepatan.
2.4.1 Seismogram Sintetik
Seismogram sintetik dibuat dengan cara mengkonvolusikan wavelet dengan
koefisien refleksi (KR). Sebaiknya wavelet yang digunakan memiliki frekuensi dan
bandwith yang sama dengan penampang seismik. Koefisien refleksi didapat dari data log
sonic dan density, dimana koefisien refleksi adalah hasil kecepatan dikali density.
Gelombang seismik akan dipantulkan pada setiap reflector dan besar gelombang yang
dipantulkan akan proporsional dengan koefisien refleksi. Seismogram sintetik
ditampilkan dengan format (polaritas dan bentuk gelombang) yang sama dengan rekaman
seismik.

8

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

Gambar : Pembuatan seismogram sintetik.
2.4.2 Data Checkshot
Checkshot dilakukan bertujuan untuk mendapatkan hubungan antara waktu dan
kedalaman yang diperlukan dalam proses pengikatan data sumur terhadap data seismik.
Survey ini memiliki kesamaan dengan akuisisi data seismik pada umumnya, namun
posisi geophone diletakkan di sepanjang sumur bor, atau dikenal dengan survey Vertical
Seismic Profilling (VSP). Sehingga data yang diperoleh berupa one way time yang dicatat
pada kedalaman yang ditentukan sehingga didapatkan hubungan antara waktu jalar
gelombang seismik pada lubang bor tersebut.
Kecepatan diukur dalam lubang bor dengan sumber gelombang di atas
permukaan. Sebaiknya sumber gelombang yang digunakan sama dengan yang dipakai
pada survey seismik. Dari data log geologi, dapat ditentukan posisi horizon yang akan
dipetakan dan dilakukan beberapa pengukuran pada horizon tersebut. Waktu first break
rata-rata untuk tiap horizon dilihat dari hasil pengukuran tersebut. Geophone sebaiknya
menempel sempurna pada dinding lubang bor pada saat dilakukan pengukuran
(Sukmono, 1999).

9

Gambar : Perbandingan konversi tempuh data log sonic, pengukuran kecepatan
pada core (DSV) dan dari stasiun checkshot.

2.5

Tahapan Umum Interpretasi Data Seismik
Interpretasi data seismik dilakukan untuk menerjemahkan penampang seismik
yang telah melalui tahap pemrosesan data seismik kedalam sebuah model geologi yang
dapat menggambarkan kondisi bawah permukaan bumi. Tujuan interpretasi seismik
sendiri adalah untuk menyediakan jawaban dan kesimpulan berdasarkan hasil analisis
seluruh data yang ada. Ada tiga tahapan utama dalam melakukan interpretasi seismik,
yaitu penyiapan data seismik, interpretasi, dan hasil interpretasi. Tahapan penyiapan data
seismik meliputi pengumpulan seluruh informasi yang relevan dan penyiapan data
seismik dimana pada tahap ini seorang interpreter harus mampu menganalisa seluruh
informasi yang tersedia dan menjembatani informasi dari rekaman seismik dan geologi
agar dapat dilihat kondisi yang mendeteksi geologi sebenarnya. Hasil interpretasi
kemudian digabungkan dan dianalisa sehingga didapatkan sintesa sejarah geologi serta
penentuan konsep play.
Adapun tahapan umum dalam melakukan interpretasi seismik adalah sebagai berikut :

10

PROPOSAL KERJA PRAKTEK
1. Pemahaman geologi daerah penelitian, terutama masalah evolusi cekungan dan
proses sedimentasi.
2. Pemahaman mengenai karakter data seismik yang digunakan, misalnya polaritas,
fase, resolusi, noise, dan lain-lain.
3. Karakterisasi horizon target, baik dari segi geologi (jenis lithology, tebal,
pelamparan lateral/vertical) maupun geofisika (kecepatan, density, perilaku kurva
gamma ray/SP, dll).
4. Pengikatan data seismik dan data sumur (well seismik tie), serta bila
memungkinkan dengan data outcrop juga.
5. Identifikasi

pelamparan

horizon

target

pada

rekaman

seismik

dengan

menggunakan konsep stratigrafi sekuen dan seismik stratigrafi.
6. Pemetaan horizon target dengan menggunakan konsep stratigrafi sekuen dan
seismik stratigrafi.
7. Pembuatan peta kontur waktu dan/atau kedalaman serta analisa kualitas
interpretasi bila memungkinkan.
8. Analisa lingkungan pengendapan, facies dan system track berdasarkan data
seismik.
9. Analisa atribut dan pemodelan data seismik bila diperlukan.
10. Sintesa sejarah geologi dan penentuan konsep play daerah penelitian.

2.7

Respon Seismik Terhadap Hydrocarbon
Adanya gas dalam reservoir pada data seismik akan mengakibatkan perubahan
nilai impedansi akustik (AI), kecepatan, frekuensi, dll. Keberadaan gas dalam reservoir
tersebut tergantung pada nilai impedansi akustik reservoir tersebut, batuan penutup, dan
ketebalan gas tersebut. Ketebalan gas tersebut akan berarti penting karena apabila
kualitas gas tersebut tergolong tebal, maka akan terjadi flatspot. Flatspot akan selalu
memiliki koefisien refleksi positif, dimana hal tersebut terlihat sebagai trough pada
polaritas normal SEG atau peak pada polaritas reverse.
Anomaly amplitude pada data seismik diantaranya sebagai berikut (Sukmono &
Abdullah, 2001) :
2.7.1 Bright Spot

11

Bright spot disebabkan oleh amplitude pada data seismik yang tinggi pada suatu
top reservoir. Hal tersebut terjadi karena adanya hydrocarbon gas yang menyebabkan
kontras impedansinya menjadi sangat tinggi/lebih kontras jika dibandingkan, baik pada
lithology yang sama (yang hanya terisi air) maupun lithology sekitarnya.

Gambar : Bright spot pada data seismik
2.7.2 Dim Spot
Dim spot dapat diakibatkan karena nilai impedansi batuan reservoir sedikit lebih
besar daripada batuan diatasnya sehingga akan terlihat pada penampang seismik dengan
amplitude rendah dibandingkan sekitarnya. Konfigurasi lithologynnya dapat digambarkan
baik dalam kasus nilai impedansi sand lebih besar dibandingkan impedansi shale maupun
impedansi karbonat lebih besar dibandingkan impedansi sand/shale.
2.7.3 Flat Spot
Flat spot pada data seismik digambarkan dengan tampilan reflector yang flat dan
umumnya berasosiasi dengan bright spot. Adanya reflector ini karena kontak fluida baik
gas / air, gas / minyak, maupun minyak / air. Kontak minyak / air sulit terlihat pada
penampang seismik berkenaan dengan tidak mencukupinya kontras impedansi yang
ditimbulkan. Jika salah satu kontak mengandung gas yang cukup besar, maka akan
dicerminkan oleh flat spot yang tidak benar-benar flat namun agak melengkung kebawah
(push down / velocity sag). Selain itu, fenomina flat spot juga tidak pasti datar, namun
agak miring dikarenakan factor tekanan.

12

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

Gambar : Flat spot pada data seismik
2.7.4 Polarity Reversal
Polarity reversal dapat terjadi karena adanya top reservoir yang terisi oleh
hydrocarbon dengan top reservoir yang tidak terisi oleh hydrocarbon. Pada polarity
reversal, factor hydrocarbon tersebut menyebabkan kontras impedansi pada suatu data
seismik berkebalikan.

Gambar : Polarity reversal pada data seismik

13

BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN

3.1

Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan kegiatan Kerja Praktek (KP) yang diajukan sepenuhnya
diserahkan berdasarkan kebijakan dari pihak lembaga/instansi dan dalam hal ini adalah
LEMIGAS (PPPTMGB). Namun kami sangat mengharapkan kiranya kegiatan ini dapat
dilaksanakan atau dilakukan pada :
Waktu

: Pada 09 Agustus 2017 s/d 09 September 2017

Tempat

: LEMIGAS – Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Minyak dan Gas Bumi (PPPTMGB)

Kami mengharapkan agar dapat melaksanakan Kerja Praktek pada bulan diatas tersebut.

3.2

Metode Kegiatan
Dalam pelaksanaa kerja praktek, tahapan yang akan dilakukan oleh peserta kerja
praktek adalah sebagai berikut :
3.2.1 Studi Pendahuluan
Sebelum melaksanakan kerja praktek, dilakukan studi pendahuluan berupa
pemahan teori yang mendasari kerja praktek serta mengenali dan beradaptasi
dengan kondisi lingkungan perusahaan.
3.2.1 Pengumpulan Data-Data Primer dan Sekunder
Pengumpulan data-data primer dan sekunder dapat melalui metode :


Observasi
Pada tahap observasi, peserta kerja praktek akan melihat secara langsung
penerapan teknologi yang ditinjau serta mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan.



Wawancara
Untuk mendukung data hasil observasi serta memastikan data yang diambil
saat observasi, maka dilakukan wawancara terhadap pihak pembimbing
penanggung jawab perusahaan yang terkait dengan topic kerja praktek.

14

PROPOSAL KERJA PRAKTEK



Studi Literatur
Selain melalui observasi di lapangan dan wawancara, studi literature juga
perlu dilakukan agar dapat diolah dan dibandingkan dengan data standar.
Teori yang didapatkan dari studi literature juga dapat dijadikan bahan untuk
melakukan evaluasi dan analisis dari hasil ebservasi, wawancara dan studi
literature.



Analisis Permasalahan
Hasil evaluasi dapat dilakukan untuk menyusun analisis agar dapat
dihasilkan saran atau pengajuan usul yang bertujuan untuk memperbaiki
kinerja peserta. Proses pembuatan analisis dibantu dengan adanya diskusi
antara peserta praktek dan pembimbing.

3.2.3 Pengolahan Data
Pengolahan data seismik dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak dari
Software yang tersedia di perusahaan. Di awali dengan pengaturan project data,
input data, dan pengolahan data.
3.2.4 Interpretasi Data
Proses interpretasi data seismik ini memiliki beberapa tahap untuk prosedur
pengerjaanya, antara lain, dari asumsi geologi, proses pengumpulan data,
pemilihan gelombang refleksi, pemetaan horizon refleksi, pendeduksian sejarah
geologi, penggabungan data sumur dalam proses interpretasi, dan deskripsi
kesimpulan.
3.2.5 Penyusunan Laporan Hasil Kerja Praktek.

15

3.3

Jadwal Kegiatan Kerja Praktek
Kegiatan kerja praktek akan dilaksanakan selama satu bulan penuh, pada 09 Agustus
2017 s/d 09 September 2017 dengan timeline sebagai berikut :

Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek

16

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

BAB IV
PENUTUP

Demikian proposal Kerja Praktek ini yang saya buat. Besar harapan bagi saya
dapat diterima di LEMIGAS (PPPTMGB) untuk melaksanakan kerja praktek dengan
membawa semangat dan keinginan untuk terus berkembang, berkontribusi menjadi
manusia yang lebih baik dan berguna untuk keluarga, sahabat, lingkungan, masyarakat,
dan Negara. Semoga dengan kerja praktek ini dapat memberikan pengaruh yang positif
bagi pihak lembaga/instasni, terutama saya sebagai mahasiswa Teknik Geofisika
Universitas Brawijaya.
Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan Curriculum Vitae,
transkip nilai dan surat pengantar dari pihak universitas.

17

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A. 2011. E-Book Ensiklopedia Seismik Online.
Munadi, S. 2002. Pengolahan Data Seismik Prinsip Dasar dan Metodologi. Jakarta :
Universitas Indonesia.
Russell, B. H., 1991. Introduction to Seismic Inversion Methods. S.N Dominico, Editor
Course Notes Series, Volume 2,3 rd edition.
Sukmono, Sigit. 1999. Interpretasi Data Seismik. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada
Telford, W.M., Geldart, L.P., & Sheriff, R. E. 1990. Applied Geophysics Second Edition.
Cambridge : Cambridge University Press.

18