MEMPERMUDAH AKSESIBILITAS HAK ATAS KEKAY

MEMPERMUDAH AKSESIBILITAS HAK ATAS KEKAYAAN
INTELEKTUAL MELALUI ARISAN UMKM
Diajukan untuk Mengikuti Paper Competition
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

Diusulkan Oleh :

SHILVINA WIDI IRSANTI

(13804241022/2013)

ERYAN DWI SUSANTI

(13804241011/2013)

AHMAD AGUNG MASYKURI

(13405241057/2013)

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA

2015

ii

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat-Nya yang telah memberikan jalan dan pemikiran sehingga karya tulis
yang berjudul “Mempermudah Aksesibiltas Hak Atas Kekayaan Intelektual Melalui Arisan
HAKI” dapat terselesaikan dengan baik. Adalah suatu kehormatan bagi penulis untuk
menyajikan karya kecil ini dalam rangka mengikuti Accounting Paper Competition
Universitas Negeri Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih pada pihak yang
telah membantu baik secara langsung maupun tidak, yaitu :
1. Daru Wahyuni, M.Si sebagai Dosen Pembimbing
2. Siswanto, M.Pd sebagai Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
3. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Sosial

Serta orang tua kami yang telah banyak

memberikan pengetahuan

sehingga

penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Dan semua pihak yang telah membantu dan
memberikan pengarahan kepada penulis,
Akhirnya penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu kritik dan saran demi kebaikan karya tulis ini pada masa mendatang akan sangat
membantu penulis. Dan apabila ada kekurangan dari karya tulis ini, penulis mohon maaf.
Ibarat tiada gading yang tak retak, tiada sesuatu di dunia ini yang tanpa cela. Semoga
karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Kediri, 1 Oktober 2015

Penulis

iv

DAFTAR ISI


LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN KELOMPOK .................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan ................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Hak Atas Kekayaan Intelektual ............................................................... 5
B. Arisan ...................................................................................................... 6
BAB III METODOLOGI PENULISAN
A. Desain Penulisan ..................................................................................... 7
B. Sumber Data ............................................................................................ 7
C. Kerangka Berfikir .................................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pentingnya Arisan HAKI dalam Mempermudah Aksesibilitas
Hak atas Kekayaan Intelektual ...................................................................... 9
Sistem Pelaksanaan Arisan HAKI ................................................................ 10
Teknik implementasi arisan HAKI ................................................................ 13
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 18
B. Saran ........................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. vii
LAMPIRAN ................................................................................................. ix

v

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan kerangka berfikir .............................................................. 8
Gambar 2. Mekanisme arisan HAKI ............................................................. 13
Gambar 3. Teknik implementasi arisan HAKI .............................................. 14
Gambar 4. Prosedur permohonan HAKI ....................................................... 16

vi


Mempermudah Aksesibilitas Hak atas Kekayaan Intelektual
melalui Arisan HAKI UMKM
Shilvina Widi Irsanti, Eryan Dwi Susanti dan Ahmad Agung Masykuri
Universitas Negeri Yogyakarta

Abstrak:
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berperan aktif dalam perekonomian
Indonesia. Krisis ekonomi di tahun 1997 membuktikan ketangguhan UMKM dapat
bertahan dibandingkan perusahaan-perusahaan besar. Produk-produk yang diproduksi
UMKM bernilai ekonomi tinggi dan memiliki keunikan apalagi bila sudah masuk pasar
dunia. Salah satu penjamin eksistensi UMKM adalah adanya Hak atas Kekayaan
Intelektual (HAKI). Secara global, potensi HAKI yang ada dalam kegiatan UKM
diantaranya adalah hak cipta, merek dagang jasa, desain industri, bahka hak paten. Suatu
produk yang dilindungi HAKI hanya dapat diproduksi oleh pemilik hak atas produk
tersebut (ekslusif). Tetapi pada faktanya banyak UMKM yang belum mendaftarkan
produknya untuk mendapatkan HAKI. Berbagai alasan diungkapkan oleh pelaku UMKM
seperti tingginya biaya, lamanya pengurusan HAKI, bahkan ada yang menganggap tidak
perlu memakai HAKI, bahkan ada yang menganggap tidak perlu memakai karena yang
terpenting adalah lakunya produk. Jumlah pelaku UMKM yang ada di Yogyakarta
mencapai 75.000 tetapi tidak lebih dari 7% pelaku yang sudah memiliki HAKI. Padahal

HAKI memiliki sifat penting apalagi untuk bersaing di Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA). Karya tulis ini disusun secara deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber
penulisan dari studi pustaka, yakni menggunakan objek kajian, penelitian berupa pustaka.
Adapun tujuan penulisan yakni mengetahui konsep, mekanisme dan mengetahui prediksi
hasil implementasi Arisan HAKI.
Pihak yang dilibatkan dalam implementasi gagasan ini adalah: Pemerintah Daerah sebagai
pihak yang memberikan payung hukum yang jelas, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
DIY sebagai pihak yang bertanggung jawab penuh terhadap implementasi Arisan HAKI,
media massa dan organisasi masyarakat sebagai pihak komunikator atau pihak yang
melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai Arisan HAKI, dan media massa.
Tujuan dari program Arisan HAKI adalah inovasi untuk membuka aksesibilitas HAKI para
pelaku UMKM. Arisan HAKI merupakan sebuah perkumpulan industri UMKM yang
memiliki produk yang original dan layak untuk diberikan HAKI. program ini berada
dibawah naungan Dinas Perindustrian Perdagangan dan UKM DIY. Pada dasarnya bentuk
Arisan HAKI seperti arisan pada umumnya, para pelaku UMKM akan menyerahkan
setoran wajib tiap bulannya dan akan diundi siapa yang akan mendapatkan HAKI terlebih
dahulu. Biaya HAKI yang berbeda-beda untuk tiap produk tidak menjadi halangan Arisan
HAKI karena patokan pembiayaan HAKI berkisar di angka 2 juta rupiah, selebihnya harus
ditutup oleh pelaku UMKM sendiri.
Kata Kunci: Hak atas Kekayaan Intelektual, Arisan dan UMKM


vii

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berperan aktif dalam
perekonomian Indonesia. Usaha Kecil Menengah menjadi pembahasan berbagai pihak
bahkan UKM ini dianggap penyelamat perekonomian Indonesia di masa krisis pada
periode 1992-2000 (Manurung dalam Wahyuningsih, 2009:2). Selama masa krisis
ekonomi hingga kini, keberadaan UMKM mampu sebagai faktor penggerak utama
ekonomi Indonesia. Terutama ketika krisis kegiatan investasi dan pengeluaran
pemerintah sangat terbatas, maka pada saat itu peran UMKM sebagai bentuk ekonomi
rakyat sangat besar. Selanjutnya, dari sisi sumbangannya terhadap PDRB hanya
56,7% dan ekspor non migas hanya sebesar 15%. Namun, UMKM tetap masih
menyumbangkan 99% dalam jumlah pelaku usaha yang ada di Indonesia, serta
mempunyai andil 99,6% dalam penyerapan tenaga kerja (BPS dalam Prasetyo,
2008:2).
Peran penting keberadaan UMKM di Indonesia semakin terasa dalam proses
pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Pada awalnya, keberadaan UMKM

dianggap sebagai sumber penting dalam penciptaan kesempatan kerja dan motor
penggerak utama pembangunan ekonomi daerah di pedesaan. Namun, pada era globalisasi
saat ini dan mendatang, peran keberadaan UMKM semakin penting yakni sebagai salah
satu sumber devisa ekspor non-migas Indonesia, (Tambunan dalam Prasetyo, 2008:2). Hal
ini terlihat dari sumbangan UKM UKM dalam menyerap tenaga kerja sebanyak

43.911.721 orang dan GDP sebesar Rp. 1.648.555.770.662 (Wahyuningsih, 2009:13).
Pada tahun 2011 UMKM mampu berandil besar terhadap penerimaan negara
dengan menyumbang 61,9 persen pemasukan produk domestik bruto (PDB) melalui
pembayaran pajak, yang diuraikan sebagai berikut : sektor usaha mikro menyumbang
36,28 persen PDB, sektor usaha kecil 10,9 persen, dan sektor usaha menengah 14,7
persen melalui pembayaran pajak. Sementara itu, sektor usaha besar hanya
menyumbang 38,1 persen PDB melalui pembayaran pajak. Sebagian besar (hampir 99
persen), UMKM di Indonesia adalah usaha mikro di sektor informal dan pada
umumnya menggunakan bahan baku lokal dengan pasar lokal. Itulah sebabnya tidak
terpengaruh secara langsung oleh krisis global. Laporan World Economic Forum

1

(WEF) 2010 menempatkan pasar Indonesia pada ranking ke-15. Hal ini menunjukkan

bahwa Indonesia sebagai pasar yang potensial bagi negara lain. Potensi ini yang belum
dimanfaatkan oleh UMKM secara maksimal (Surdayangto dkk, 2014:2-3).
Potensi UMKM perlu dioptimalkan. Hal ini dapat dilihat dari produk-produk
yang diproduksi UMKM. Produksi yang dihasilkan mampu bernilai ekonomi tinggi
dan memiliki nilai kreatifitas serta orisinalitas dalam desain terutama ketika masuk ke
dalam pasar dunia. Salah satu penjamin eksistensi UMKM adalah adanya Hak atas
Kekayaan Intelektual (HAKI). Secara global, potensi HAKI yang ada dalam kegiatan
UKM diantaranya adalah hak cipta, merek dagang jasa, desain industri, bahkan hak
paten. Suatu produk yang dilindungi HAKI hanya dapat diproduksi oleh pemilik hak
atas produk tersebut (eklusif). Berdasarkan data Kementerian Negara Koperasi dan
UKM, jumlah pengusaha kecil dan menengah yang mendaftarkan hak kekayaan
intelektualnya tidak lebih dari 2% (Maskur dalam Sulasno, 2009:2).
Masih sedikitnya minat UMKM Indonesia untuk mendaftarkan hak paten
produknya karena masih memandang bahwa HKI bukan merupakan kebutuhan.
Perilaku Bisnis UMKM Indonesia masih sangat tradisional, dan belum berpikir
tentang perlindungan hak paten atas produk atau desain produknya (Sulasno, 2009:2).
Hal ini didukung oleh Kepala Bidang Sumber Daya UMKM Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta Tri
Karyadi Riyanto di Yogyakarta (Antara News, 29 Maret 2015) yang mengatakan
bahwa "Kesadaran usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk mengurus

kepemilikan hak atas kekayaan intelektual (Haki) masih kurang, mereka menganggap
tidak perlu mengurusnya karena yang lebih penting adalah produk mereka laku
terjual,". Kendala lainnya, disebabkan akselibilitas untuk mendaftarkan hak kekayaan
intelektual tidak mudah, koordinasi dalam pelaksanaan antar instansi pemerintah
belum tertata serta adanya birokrasi panjang dan biaya mahal. Kurangnya sosialisasi
HKI pun dapat masuk ke dalam daftar bagi setiap produk hasil karya UMKM juga sangat
minim sehingga pelaku usaha ada yang sama sekali tidak tahu HKI (Sulasno, 2009:2-3).

Yogyakarta salah satu wilayah yang memiliki potensi UMKM yang besar,
terutama di bidang kreatif. Hal ini menjadi daya tarik pelaku usaha luar daerah untuk
melakukan studi banding yang tidak jarang ide awal justru dikembangkan oleh daerah
lain (jogja.tribunnews.com). hal ini senada yang diungkapkan Puspayoga yang
menyatakan bahwa para pelaku usaha sering mengeluhkan ketika melakukan pameran
di dalam atau luar negeri sering dijiplak. Oleh karena itu sekarang produk UKM bisa
2

dikeluarkan hanya di Kemenkop dan UKM (kompas.com, 12 Maret 2015). Di sisi
lain, banyak UMKM yang belum mendaftarkan produknya untuk mendapatkan HAKI.
Jumlah pelaku UMKM yang ada di Kota Yogyakarta mencapai 22.314 tetapi tidak
lebih dari 7% pelaku yang sudah memiliki HAKI (soloposfm.com). Padahal HAKI

memiliki sifat penting apalagi untuk bersaing di Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA). Oleh sebab itu, penulis menawarkan sistem pengurusan HAKI dengan arisan.
Hal ini bertujuan untuk mempermudah dan memberikan bantuan kepada pelaku
UMKM sehingga ia mampu bersaing dengan produk lain baik lokal maupun
internasional.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Mengapa arisan HAKI penting untuk diterapkan dalam upaya mempermudah
aksesibilitas Hak atas Kekayaan Intelektual?
2. Bagaimana sistem kerja pelaksanaan Arisan HAKI untuk mempermudah
aksessibilitas Hak atas Kekayaan Intelektual?
3. Bagaimana langkah strategi pelaksanaan implementasi Arisan HAKI untuk
mempermudah aksesibilitas Hak atas Kekayaan Intelektual?

C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diketahui tujuan, sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan pentingnya arisan HAKI untuk diterapkan dalam upaya
mempermudah aksesibilitas Hak atas Kekayaan Intelektual?
2. Mendeskripsikan

konsep

sistem

kerja

pelaksanan

Arisan

HAKI

untuk

mempermudah aksesibilitas Hak atas Kekayaan Intelektual?
3. Mendeskripsikan strategi

pelaksanaan implementasi

Arisan

HAKI untuk

mempermudah aksesibilitas Hak atas Kekayaan Intelektual?

D. MANFAAT PENULISAN
Berdasarkan tujuan di atas, maka dapat ditentukan manfaat yang diperoleh dari
penelitian ini, sebagai berikut:
a. Bagi masyarakat

3

Merupakan suatu pengetahuan yang memberikan kemudahan untuk mengakses
HAKI bagi UMKM yang berada di masyarkat.
b. Bagi pemerintah
Mendapatkan masukan tentang penyelenggaraan HAKI bagi UMKM di Indonesia.
c. Bagi penulis
Melatih kemampuan penulis untuk menyampaikan ide kreatif dalam bentuk karya
tulis.

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
Menurut Mahadi, hak atas kekayaan intelektual merupakan hak atas seusatu
benda yang bersumber dari hasil kerja maupun hasil daya pikir otak manusia terhadap
sebuah alat maupun suatu bentuk. Hak yang timbul dari hasil olah kemampuan daya
pikir manusia yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna bagi
manusia yang meliputi hak yang berkaitan dengan karya-karya sastra, seni, ilmiah,
invensi dalam segala bidang usaha manusia, penemuan ilmiah, desain, industri, merek
dagang, merek jasa, tanda dan nama komersial, pencegahan persaingan kecurangan,
dan hak lain hasil kegiatan intelektual di bidang ilmu pengetahuan, kesusatreran dan
kesenian.
HAKI menurut Hukum Indonesia adalah hak ekslusif yang diberikan pemerintah
sebagai hasil yang diperoleh dari kegiatan intelektualitas manusia dan sebagai tanda
yang dipergunakan dalam kegiatan bisnis serta termasuk ke dalam hak yang tak
berwujud maupun berwujud apapun yang memiliki nilai ekonomi. Perlindungan
hukum kekayaan industri dari pemerintah ini melipuri paten, paten sederhanan, desain
industri, merek dagang, nama dagang, indikasi asal serta penanggukangan persaingan
curang. Bahwa disimpulkan HAKI merupakaan hak kebendaan yang lahir dari
kemampuan daya pikir manusia di bidang ilmu pengetahuan, seni, sastra serta industri
yang mempunyai nilai ekonomi bagi ekhidupan manusia.
Hak Kekayaan Intelektual sebagai sebuah “hak” tidak dapat dilepaskan dari
persoalan ekonomi. Diakui bahwa HAKI merupakan sebuah rezim yang sama sekali
berbeda dengan karakteristik dari pengetahuan tradisional di negara-negara
berkembang. Pada perkembangannya berkaitan dengan perdagangan dunia yang
semakin mengglobal, HAKI lebih bersifat rezim individualis untuk memonopoli
teknologi guna melindungi investasi (modal). HAKI tidak dapat dilepaskan dari
kepentingan pemilik modal. Tidak ada riset untuk tujuan mencapai new invention
yang tidak memerlukan biaya besar. Pelaksanaan hasil riset (berupa invensi yang
patenable) pun memerlukan modal yang tidak sedikit. Dengan demikian antara HAKI,
khususnya paten, dan modal layaknya seperti dua sisi mata uang yang sama, sehingga
perlindungan HAKI cenderung ditafsirkan sebagai perlindungan pemilik modal.
5

B. ARISAN
Arisan adalah pengumpulan uang atau barang, yang bernilai sama oleh beberapa
orang, lalu diundi secara berkala sampai semua anggota memperolehnya. Arisan juga
diartikan sebagaimana sekumpulan orang memberikan maupun menabung uangnya
secara teratur pada tiap-tiap periode tertentu. Setelah uang terkumpul, salah satu dari
anggota kelompok akan keluar sebagai pemenang. Penentuan pemenang biasanya
dilakukan dengan jalan pengundian, namun ada juga kelompok arisan yang
menentukan pemenang dengan perjanjian tertentu yang sudah disepakati bersama.
Sejatinya arisan merupakan perkumpulan dari sekelompok orang. Dimana mereka
berinisiatif untuk bertemu dan bersosialisasi.
Arisan diselenggarakan karena penyelenggara membutuhkan dana pada
umumnya, sehingga penyelenggara mendapatkan hak menjadi pemenang untuk
pertama kali. Penyelenggara mendapatkan hak keuntungan dengan memotong
sejumlah dana dari pemenang arisan, ada yang tidak melakukannya untuk pemotongan
uang. Seringkali ada peserta arisan yang sudah menjadi pemenang tetapi tidak
menyetorkan kewajibannya yang sudah ditentukan sehingga penyelenggara arisan
merasa dirugikan, tetapi itu jarang terjadi karena sudah adanya kesepakatan bersama
yang sudah ditandatangani di atas kertas hitam putih bermaterai.
Arisan adalah hal yang lazim bagi semua pihak, baik dilakukan ditempat kerja,
dengan keluarga atau antara anggota organisasi. Arisan ini tidak hanya menabung dan
mencari keuntungan saja tetapi ada berbagai aktivitas yaitu mempererat tali
silahturahmi dan ikatan kekerabatan antara para anggota arisan, mendiskusikan topik
masalah tertentu, guna membantu masalah anggota arisan, dan menyisihkan sebagian
pengahsian sebagai wujud kebersamaan antara anggota arisan.

6

BAB III
METODE PENULISAN

A. Desain Penulisan
Karya ilmiah yang berjudul “Mempermudah Aksesibiltas Hak Atas Kekayaan
Intelektual Melalui Arisan HAKI” ditulis secara deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Dalam penulisannya menggambarkan secara rinci tentang konsep,
implementasi, analisis ekonomi dan manfaat Arisan HAKI bagi masyarakat Indonesia
khususnya dalam mewujudkan aksesibilitas Hak atas Kekayaan Intelektual.

B. Sumber Data
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan studi literatur. Observasi
dilakukan dengan mengumpulkan data tentang Hak atas Kekayaan Intelektual dari
jenis sampai alurnya. Data dari hasil observasi digunakan untuk mendukung
perancangan arisan HAKI untuk aksesibilitas hak paten UMKM. Studi literatur yaitu
penulis memperoleh data dari berbagai sumber seperti buku referensi, hasil penelitian
serta media internet yang memiliki substansi tentang pokok pembahasan masalah..
Sumber-sumber yang relevan diolah menjadi analisis deskriptif data yang
menghasilkan kesimpulan dan saran. Dari berbagai sumber data tersebut kemudian
diolah menjadi suatu karya tulis.

C. Kerangka Berpikir
Pembuatan karya tulis memiliki kerangka berfikir sebagai berikut:
1. Mengkaji data tentang permasalahan Hak Paten UMKM dan plagiasi karya
UMKM.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan topik yang sedang dikaji.
3. Membuat rumusan masalah sesuai dengan fokus-fokus permasalahan yang dikaji
dan dianalisis.
4. Mengumpulkan dan mengolah materi terkait fokus permasalahan guna mendukung
ketajaman analisis permasalahan yang ada.
5. Menganalisis dan membahas karya tulis yang disusun.
6. Menarik kesimpulan berdasarkan rumusan masalah yang ada.
7

7. Merekomendasikan saran-saran untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
Berikut adalah skema dari kerangka berpikir:
Masalah

Perumusan Masalah

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Simpulan

Saran
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

8

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pentingnya Arisan HAKI dalam Mempermudah Aksesibilitas Hak atas
Kekayaan Intelektual
Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak atas kekayaan yang timbul
atau lahir karena kemampuan intelektual manusia di bidang ilmu pengetahuan, seni,
sastra ataupun teknologi, yang dilahirkan atau diciptakan dengan pengorbanan tenaga,
waktu, pikiran, dan terkadang biaya yang besar.
Permasalahan HAKI adalah dua muka yang dilematis. HAKI menuntut
Indonesia dalam menghadapi liberalisasi dan globalisasi ekonomi. Di sisi yang
berseberangan, masyarakat Indonesia masih dalam tahap transisi dari masyarakat
tradisional menjadi masyarakat industri. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa HAKI
menjadi sangat penting ketika liberalisasi dan globalisasi ekonomi menjadikan
transaksi negara-negara di dunia menjadi satu ruang lingkup tanpa batas. Didukung
dengan adanya blueprint Masyarakat Ekonomi ASEAN yang salah satu pilarnya
adalah menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal menjadikan keberadaan HAKI
menjadi urgensi dalam bidang usaha. HAKI dibutuhkan untuk menjaga kekayaan
intelektual yang lahir dari kreativitas bangsa dengan tujuan untuk mengeksistensikan
potensi lokal bangsa dan menjadikannya mampu bersaing dalam pasar tunggal
ASEAN.
Arisan merupakan budaya khas Indonesia sebagai ajang silaturahmi sekaligus
mengumpulkan uang dari para anggotanya untuk kemudian dikocok dan nama yang
keluar menjadi pemenangnya. Arisan berusaha mempertemukan orang-orang yang
memiliki minat sejenis atau kepentingan yang sama. Sistem arisan adalah orang
membantu orang, seseorang akan dibantu dalam memenuhi kebutuhan dan
kepentingannya untuk kemudian seseorang tersebut akan memberikan bantuan kepada
orang lain dengan kontribusi yang sama seperti yang telah ia terima.
Ulasan di atas kemudian disintesiskan bahwa Arisan HAKI adalah perkumpulan
para pelaku usaha skala mikro, kecil, dan menengah yang memiliki kepentingan untuk
mendaftarkan produk yang dihasilkan baik itu berupa barang maupun jasa untuk
mendapatkan Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dimana saling tolong menolong
dalam hal penyediaan dana dalam pengajuan HAKI dan dikoordinasi oleh
Disperindagkop bekerja sama dengan Dirjen Kekayaan Intelektual.
9

Pentingnya Arisan HAKI dalam memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN dan
adanya modernisasi adalah untuk menjaga kekayaan intelektual bangsa yang berasal
dari kreativitas pribumi agar produk yang dihasilkan memiliki nilai jual lebih tinggi
dan kekuatan hukum yang lebih kuat. Diharapkan dengan adanya Arisan HAKI ini
dapat meningkatkan produk UMKM dalam mendapatkan HAKI dan dapat menjadi
senjata utama dalam memasuki pasar internasional.

B. Sistem Pelaksanaan Arisan HAKI
Arisan HAKI merupakan sebuah perkumpulan dari pelaku UMKM yang memiliki
produk baik barang maupun jasa yang memenuhi kriteria kelayakan HAKI untuk
mendapatkan HAKI atas produk tersebut dengan kegiatan didalamnya adalah
menghimpun dana dan menyalurkannya dengan sistem arisan dibawah koordinasi
Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop).
1. Klasifikasi Arisan HAKI
Arisan HAKI terbagi menjadi tiga kelompok besar yang didasarkan atas
kekayaan dan jenis usaha menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Berikut adalah pembagian kelompok berdasar kekayaan dan jenis usaha:
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang. Kriteria yang dimaksud adalah memiliki kekayaan bersih
paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan paling
banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang-perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah
atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang. Kriteria ini adalah memiliki kekayaan
bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan

10

lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil
atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Kriteria Usaha Menengah
adalah memilliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua miliar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00
(lima puluhh miliar rupiah).
2. Besaran Setoran untuk Arisan HAKI
Pembagian kelompok ke dalam jenis usaha Mikro, Kecil, maupun Menengah
juga sebagai acuan dalam menentukan besaran setoran yang harus diberikan.
Besaran setoran yang harus dibayarkan setiap bulannya adalah 1% dari rerata
penjualan. Besaran ini sesuai karena prosentase 1% tidak terlalu memberatkan
pelaku UMKM dalam menyetor Arisan HAKI.
Berikut klasifikasi pelaku UMKM dalam menyetorkan Arisan HAKI dan
jangka waktu untuk membayarnya:
a. Usaha Mikro, rerata penjualan tahunan sebesar Rp150.000.000,00 (seratus
lima puluh juta rupiah) artinya bahwa setiap bulan penjualan mencapai
Rp12.500.000,00. Prosentase yang dikenakan sebesar 1% yang berarti bahwa
Rp125.000,00 disetorkan untuk membayar Arisan HAKI. Besaran ini jika
digunakan untuk mendaftarkan HAKI atas produknya dengan tetapan HAKI
sebesar Rp2.500.000,00 maka jangka waktu pelaku Usaha Mikro dalam
pelaksanaan Arisan HAKI selama 20 bulan (1,7 tahun).
b. Usaha Kecil, rerata penjualan tahunan sebesar Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) artinya bahwa setiap bulan penjualan mencapai Rp25.000.000,00
(dua puluh lima juta rupiah). Prosentase yang dikenakan sebesar 1% yang
berarti bahwa Rp250.000,00 disetorkan untuk membayar Arisan HAKI.
Besaran ini jika digunakan untuk mendaftarkan HAKI atas produknya dengan
11

tetapan HAKI sebesar Rp2.500.000,00 maka jangka waktu pelaku UMKM
dalam pelaksanaan Arisan HAKI selama 10 bulan.
c. Usaha Menengah, rerata penjualan tahunan sebesar Rp2.500.000.000,00 (dua
miliar lima ratus juta rupiah) artinya bahwa setiap bulan penjualan mencapai
Rp208.000.000,00. Prosentase yang dikenakan sebesar 1% yang berarti bahwa
Rp2.080.000,00 disetorkan untuk membayar Arisan HAKI. Besaran ini jika
digunakan untuk mendaftarkan HAKI atas produknya dengan tetapan HAKI
sebesar Rp2.500.000,00 maka jangka waktu pelaku UMKM dalam
pelaksanaan Arisan HAKI selama 1 bulan. Fasilitas tambahan yang dapat
diperoleh kelompok Usaha Menengah dapat dilakukan dengan menambah
biaya sesuai kebutuhan. Fasilitas yang ditawarkan meliputi:
1) Permohonan salinan Surat Pendaftaran Hak Cipta
2) Pencatatan lisensi hak cipta
3) Permohonan petikan tiap pendaftaran ciptaan dalam Daftar Umum Ciptaan
4) Permohonan perbaikan data Permohonan Pendaftaran Ciptaan
3. Mekanisme Arisan HAKI
Mekanisme Arisan HAKI pada dasarnya sama seperti arisan pada
umumnya. Pelaku usaha yang telah mendapatkan persetujuan permohonan HAKI
kemudian berkumpul untuk menghimpun dan menyalurkan dananya untuk
mendapatkan HAKI. Berikut sitematika Arisan HAKI secara teknis:
a. Pelaku UMKM yang diterima pengajuan HAKI didata oleh Disperindagkop
untuk kemudian dikelompokkan sesuai dengan jenis usahanya untuk
kemudian disebut sebagai peserta arisan.
b. Peserta arisan menandatangani surat perjanjian kerjasama yang menyatakan
bahwa peserta terikat dalam Arisan HAKI, berkewajiban membayar setoran
yang telah ditentukan, melaksanakan kewajiban lainnya dan mendapatkan
hak-hak yang harus diterima.
c. Peserta arisan akan melakukan pertemuan setiap bulan dapat dilaksanakan di
Dinas Perindagkop maupun tempat usaha peserta arisan.
d. Setiap pertemuan akan difasilitasi oleh Disperindagkop berupa seminar,
pelatihan, maupun informasi terbaru mengenai dunia usaha. Hal ini dilakukan
untuk menambah nilai guna dari Arisan HAKI yang tidak hanya sekedar
tolong-menolong dalam pembiayaan Hak atas Kekayaan intelektual.

12

e. Acara puncaknya adalah penentuan pemenang Arisan HAKI melalui sistem
acak secara komputerisasi maupun manual untuk menentukan siapa yang
mendapat HAKI terlebih dahulu.
f. Pemenang arisan akan mendapatkan pelayanan dan pendampingan dalam
mendapatkan HAKI.
g. Peserta yang telah memperoleh HAKI diwajibkan untuk membayar setoran
sesuai kesepakatan dan jika tidak maka akan dikenakan sanksi oleh
Disperindagkop baik itu dalam bentuk pengenaan denda, perpanjangan
jangka waktu pembayaran, maupun secara moril yaitu teguran
Terdaftar sebagai
Peserta HAKI

Penandatanganan
Surat Perjanjian

Pertemuan Rutin
Peserta Arisan
Penentuan
Pemenang Arisan

Jika menang,
Pelayanan Perolehan
HAKI
Jika kalah, menunggu
waktu sampai nama
muncul

Melunasi
pembayaran
Arisan

Gambar 2. Mekanisme Arisan HAKI

C. Teknik Implementasi Arisan HAKI
Sebuah program harus memiliki teknik-teknik implementasi agar program dapar
direalisasikan dengan baik. Teknik implementasi sebagai langkah-langkah yang
disusun secara sistematis sebagai acuan dalam melaksanakan program.

13

Analisis Sasaran Arisan
HAKI
Sosialisasi Arisan HAKI
Pendataan Calon Peserta

Seleksi Permohonan HAKI
Arisan HAKI
Routine Controlling
Gambar 3. Teknik Implementasi Arisan HAKI

Penjabaran dari teknik implemetasi Arisan HAKI agar dapat direalisasikan adalah
sebagai berikut:
1. Analisis Sasaran Arisan HAKI
Analisis sasaran dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan sasaran dalam hal
ini adalah pelaku UMKM baik segi jumlah pelaku, jenis usaha, maupun
kemampuan finansial. Kegiatan ini digunakan sebagai acuan dalam menentukan
program Arisan HAKI dan pengelompokan arisan.
2. Sosialisasi Arisan HAKI
Sosialisasi membutuhkan peran dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan
Koperasi dengan meminta bantuan dari media massa dan organisasi masyarakat
untuk mensosialisasikan atau mengkomunikasikan program Arisan HAKI,
manfaat jangka panjang, dan teknis Arisan HAKI. Sosialisasi dimaksudkan agar
menarik perhatian pelaku UMKM untuk ikut serta dalam mendaftarkan HAKI atas
produk yang dibuat dan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam implementasi
Arisan HAKI.
3. Pendataan Calon Peserta
Pendataan dalam hal ini adalah membuka pendaftaran bagi pelaku UMKM yang
memiliki produk barang maupun jasa untuk mengajukan permohonan HAKI.
Pendataan dilakukan di Disperindagkop untuk dilakukan rekap data sekaligus
mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan dalam pengajuan HAKI meliputi:

14

a. Surat pernyataan di atas kertas bermaterai cukup yang ditandatangani oleh
pemohon yang menyatakan bahwa merek yang dimohonkan adalah miliknya.
b. Surat kuasa khusus, apabila permohonan pendaftaran diajukan melalui kuasa
c. Salinan resmi akte pendirian badan hukum atau fotokopinya yang dilegalisir
oleh notaris, apabila pemohon badan hukum
d. 24 lembar etiket merek (4 lembar dilekatkan pada formulir) yang dicetak diatas
kertas (dibantu dengan Disperindagkop)
e. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk pemohon
f. Bukti pembayaran biaya pemohon dalam hal ini digratiskan karena program
Arisan HAKI merupakan program dibawah naungan Disperindagkop
(djki.go.id)
4. Seleksi Permohonan HAKI
Pelaku UMKM yang telah melengkapi berkas-berkas pendaftaran HAKI
kemudian direkap oleh Disperindagkop untuk kemudian diserahkan ke Direktorat
Jenderal Kekayaan Intelektual. Proses seleksi permohonan ini untuk mensortir
produk yang layak untuk mendapatkan HAKI. Proses seleksi HAKI menurut UU
Merek Nomor 15 tahun 2001 tentang Prosedur Permohonan Merek meliputi:
a. Pemohon dalam waktu 30 hari mengajukan permohonan merek.
b. Pemeriksaan kelengkapan administrasi oleh Dirjen Kekayaan Intelektual.
c. Melengkapi kekurangan persyaratan dalam jangka waktu dua bulan.
d. Jika dipenuhi maka dilaksanakan pemeriksaan subtantif dalam jangka waktu 9
bulan.
e. Jika tidak dipenuhi maka pelaku UMKM dapat memberikan tanggapan untuk
diperiksa kembali.
f. Persetujuan setelah pemeriksaan maka akan diumumkan oleh Dirjen Kekayaan
Intelektual melalui Disperindagkop.

15

Gambar 4. Prosedur Permohonan HAKI

Proses seleksi permohonan HAKI menjadi gerbang utama bagi pelaku
UMKM untuk dapat mengikuti Arisan HAKI. Pelaku usaha yang tergabung dalam
Arisan HAKI dipastikan mendapatkan HAKI dengan jaminan oleh Dirjen
Kekayaan Intelektual sehingga Arisan HAKI hanya menghimpun dana dari peserta
arisan kemudian didistribusikan dengan sistem arisan konvensional.
5. Arisan HAKI
Konsep Arisan HAKI pada dasarnya seperti arisan konvensional yang telah ada.
Produk UMKM yang telah layak diikutkan dalam Arisan HAKI kemudian
dikelompokkan berdasarkan jenis usahanya apakah usaha Mikro, Kecil, atau
Menengah. Batasan jenis usaha ini disesuaikan dengan amanat yang terkandung
dalam UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
16

6. Routine Controlling
Pengawasan secara rutin dilakukan selama dan setelah Arisan HAKI dengan
bertujuan agar pelaksanaan Arisan HAKI dapat dikoordinir dengan baik dan untuk
mengantisipasi adanya kemacetan setoran. Pengawasan dilaksanakan oleh
Disperindagkop dalam memberikan solusi maupun sanksi atas setoran macet
seperti teguran, memperpanjang waktu setoran, dan mengenakan bunga bagi
penyetor yang macet lebih dari tiga kali.

17

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka kesimpulan sebagai berikut:
1. Pentingnya Arisan HAKI dalam memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN dan
adanya modernisasi adalah untuk menjaga kekayaan intelektual bangsa yang
berasal dari kreativitas pribumi agar produk yang dihasilkan memiliki nilai jual
lebih tinggi dan kekuatan hukum yang lebih kuat.
2. Sistem pelaksanaan arisan HAKI sebagai berikut klasifikasi arisan HAKI,
besaran setoran untuk Arisan HAKI, mekanisme Arisan HAKI.
3. Implementasi arisan HAKI adalah analisis sasaran arisan HAKI, sosialisasi
arisan HAKI, pendataan calon peserta, seleksi permohonan HAKI, arisan
HAKI, routine controlling.

B. Saran
Diharapkan dengan adanya Arisan HAKI, akan hadir sistem dalam mampu untuk
mempermudah pengurusan HAKI di kalangan penggiat UMKM serta mampu menjaga
kekayaan intelektual yang dimilik.
Dengan adanya Arisan HAKI ini, nantinya diharapkan pemerintah Indonesia, Dinas
Koperasi dan UMKM, Dirjen Hak Kekayaan Intelektual dan penggiat UMKM
mampu bersinergi serta menciptakan suasana yang lebih kondusif dalam membantu
perekonomian Indonesia mendatang.

18

DAFTAR PUSTAKA
Adisumarto, Harsono. 1990. Hak Milik Intelektual Khususnya Hak Cipta. Penerbit
Akademika Pressindo: Jakarta.
Anonim .2002. Konsep Dasar Perencanaan Aksesibilitas Perdesaan Terintegrasi dalam
Lokakarya Regional dan Pelatihan Perencanaan Aksesibilitas Perdesaan
Terintegrasi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM.
Atmadja, Hendra Tanu. 2004. Perlindungan Hak Cipta Musik atau Lagu. Penerbit Hatta
Internasional: Jakarta.
Bintang, Sanusi. 1998. Hukum Hak Cipta. Penerbit Citra Aditya Bakti: Bandung.
Buku Panduan di Bidang Hak Cipta, Departemen Kehakiman R.I. DirJen Hak Cipta, Paten
dan Merek, Tangerang, hal. 9.
Burton Simatupang, Richard. 1995. Aspek Hukum Dalam Bisnis. Penerbit Rineka Cipta:
Jakarta.
Handy, S. L., dan Niemeier, D.A. 1997. Measuring Accesibility , An Exploration of Issues
and Alternatives . Environment and Planning A 29, 1175-1194, USA.
Hasan, M. Iqblal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kompas.com. 2015. Pemerintah Permudah Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual untuk
UMKM. Diakses dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/03/
12/143452426/Pemerintah.Permudah.Pendaftaran.Hak.Kekayaan.Intelektual.
untuk.UMKM, pada tanggal 10 Oktober 2015.
Mahadi, 1985, Hak Milik Immateriil. Binacipta: Bandung.
Margono, Suyud. 2010. Aspek Hukum Komersialisasi Aset Intelektual. Nuansa Aulia:
Bandung.
Maulana, Insan Budi. 1997. Sukses Bisnis Melalui Merek, Paten, Hak Cipta. Citra Aditya
Bakti: Bandung.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif
atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementrian
Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Poerwadarminta. 2012. Arisan Ditinjau dari Sisi Media. Skripsi S1 Jurusan Muamalah
Syariah dan Hukum, IAIN Walisongo.

vii

Prasetyo, Eko P. 2008. “Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam
Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran”. AKMENIKA
UPY, Volume 2, 2008.
Rusqiyati, Eka Arifa. 2015. Kesadaran UMKM Yogyakarta urus Haki masih rendah.
Antara
News.
Diakses
dari
http://www.antaranews.com/berita/487996/kesadaran-umkm-yogyakarta-urushaki-masih-rendah, pada tanggal 10 Oktober 2015.
Simmonds, John O. 1994. Garden Cities 21. New York: McGraw-Hill inc.
Sudaryanto, Ragimun, dan Rahma Rina Wijayanti. 2014. Strategi Pemberdayaan UMKM
Menghadapi
Pasar
Bebas
ASEAN.
Diakses
dari
http://www.kemenkeu.go.id/Kajian/strategi-pemberdayaan-umkmmenghadapi-pasar-bebas-asean, pada tanggal 10 Oktober 2015.
Sulasno. 2009. “Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Terhadap Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM)”. Jurnal Ilmiah Niagara. Vol. 1 No. 3.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah.
Wahyuningsih, Sri. 2009. “Peranan UKM dalam Perekonomian Indonesia”. Mediargo.
VOL 5. NO 1. Diakses dari http://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/
index.php/Mediagro/article/view/890/1002, pada tanggal 10 Oktober 2015.

viii

RIWAYAT HIDUP
Ketua Kelompok
A.
1
2
3
4
5
6
7

Identitas Diri
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat Tanggal lahir
Email
No. tlp/HP

Shilvina Widi Irsanti
Perempuan
Pendidikan Ekonomi
13804241022
Kediri 30 Mei 1995
shilvinawidi@yahoo.co.id
085790775305

B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun MasukLulus

SD
SDN Mojoroto 1
2001-2007

SMP
SMPN 1 Kediri
2007 – 2010

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
Nama Pertemuan
Judul Artikel
No.
Ilmiah/Seminar
Ilmiah
-

SMA
SMAN 7 Kediri
IPS
2010 - 2013

Waktu dan
Tempat
-

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
Institusi Pemberi
No.
Jenis Penghargaan
Tahun
Penghargaan
1. Penerima Hibah PKMK
Dikti
2015

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini
saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 1 Oktober 2015
Pengusul,

(Shilvina Widi Irsanti)

ix

Anggota Kelompok 1
A.
1
2
3
4
5
6
7

Identitas Diri
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat Tanggal lahir
Email
No. tlp/HP

Eryan Dwi Susanti
Perempuan
Pendidikan Ekonomi
13804241011
Magelang, 5 September 1995
eryandwi@yahoo.co.id
085728343046

B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun MasukLulus

SD
SDN Japan
2001-2007

SMP
SMPN 1
Tegalrejo
2007 – 2010

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
Nama Pertemuan
Judul Artikel
No.
Ilmiah/Seminar
Ilmiah
-

SMA
SMAN 3
Magelang
IPS
2010 - 2013

Waktu dan
Tempat
-

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
Institusi Pemberi
No.
Jenis Penghargaan
Tahun
Penghargaan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini
saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 1 Oktober 2015
Pengusul,

(Eryan Dwi Susanti)

x

Anggota Kelompok 2
A.
1
2
3
4
5
6
7

Identitas Diri
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat Tanggal lahir
Email
No. tlp/HP

Ahmad Agung Masykuri
Laki – Laki
Pendidikan Geografi
13405241057
Kediri, 26 Januari 1995
aagung53@gmail.com
085790582468

B. Riwayat Pendidikan
SMP
SMPN 2 Pare
2007 – 2010

SMA
SMA 2 Pare
IPS
2010 - 2013

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
Nama Pertemuan
Judul Artikel
No.
Ilmiah/Seminar
Ilmiah
-

Waktu dan
Tempat
-

Nama Institusi
Jurusan
Tahun MasukLulus

SD
SDN Badas 2
2001-2007

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
Institusi Pemberi
No.
Jenis Penghargaan
Tahun
Penghargaan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini
saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 1 Oktober 2015
Pengusul,

(Ahmad Agung Masykuri)

xi

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN ATAS KUALITAS LAYANAN PEMBAYARAN KREDIT MOTOR YAMAHA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PADA PT. BUSAN AUTO FINANCE JEMBER

0 35 19

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 SIDOARJO

0 25 27

TELAAH ATAS KETELADANAN RASULULLAH SAW DALAM MENDIDIK ANAK (USIA 6­12 TAHUN)

4 74 1

ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN PERJANJIAN BANGUN GUNA SERAH (BUILD OPERATE AND TRANSFER) OLEH PEMERINTAH DAERAH SERTA AKIBAT HUKUM BAGI INVESTOR YANG MENGALIHKAN HAK PENGELOLAAN KEPADA INVESTOR LAIN

3 64 161

ANALISIS YURIDIS TENTANG PENGHAPUSAN ATAS MEREK DAGANG "SINKO" DARI DAFTAR UMUM MEREK OLEH DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (Studi Putusan Pengadilan Niaga No. 03/Merek/2001/PN.Jkt.Pst)

0 23 75

EVALUASI PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN CV. ERLANGGA, SIDOARJO

0 19 11

HUBUNGAN ANTARA LEBAR INTERMOLAR DAN PANJANG LENGKUNG GIGI RAHANG ATAS PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

0 26 17

KAJIAN YURIDIS TENTANG PERUBAHAN TANAH PERDIKAN MENJADI HAK MILIK DI KELURAHAN TAMAN KECAMATAN TAMAN KOTA MADIUN SETELAH KELUARNYA UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA

2 44 14

KEKUATAN PEMBUKTIAN PERJANJIAN ADAT TERHADAP WANPRESTASI DALAM HAK NUMPANG KARANG (PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 110

1 42 17

EVALUASI ATAS PENERAPAN APLIKASI e-REGISTRASION DALAM RANGKA PEMBUATAN NPWP DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG TAHUN 2012-2013

9 73 45