Fisiologi Tumbuhan Pertu mbuhan Tanaman

PERTUMBUHAN TANAMAN
SELFELA RESTU ADINA (1310422038)
KELOMPOK 1B (B)

Abstrak
Praktikum pertumbuhan tanaman dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 20 April
2015 sampai 04 Mei 2015, bertempat di Laboratorium Pendidikan IV, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas.
Praktikum ini bertujuan untuk meneliti laju tumbuh daun Arachis hypogea sejak
dari embrio dalam biji sampai daun mencapai ukuran tetap dan untuk mengamati
daerah tumbuh pada akar dan batang Phaseolus radiatus. Hasil yang didapatkan
Laju pertumbuhan daun kecambah Arachis hypogea mengalami pertambahan
setiap hari dengan rata-rata 0,83; 1,8; 1,83; 2,5; 2;6 cm. Laju pertambahan ini
dapat disajikan dalam bentuk kurva huruf S (kurva sigmoid). Pada percobaan
daerah tumbuh akar dan batang pada Phaseolus radiatus tumbuh batang
mangalami rata –rata pertambahan panjang 0,64 mm tiap individu dan tumbuh
akar mengalami rata-rata pertambahan panjang 0,1 mm tiap individu.
Keyword : Arachis hypogea, kurva sigmoid, pertumbuhan tanaman, Phaseolus
radiatus.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai

pertambahan ukuran, volume atau
bobot,
jumlah
sel,
jumlah
sitoplasma,dll. Pertumbuhan dapat
diukur berdasarkan massa segar
(berat basah) dan massa kering (berat
kering). Berat basah setiap waktu bias
berbeda sesuai aktifitas fisiologis
tanaman dan status air tanaman. Berat
kering nilainya bias berbeda dengan
massa basah daun rengah tetapi
massa keringnya tinggi, hal ini karena
adanya
fotosintesa.
Pengukuran
massa kering juga belum dapat
mengambarkan adanay pertumbuhan.
Contohnya

dapat
dilihat
dari
perkecambahan biji pada tempat yang
gelap mengalami imbibisi dimana
massa basah biji tinggi tetapi massa
keringnya rendah karena hilangnya
CO2 pada saat respirasi. Cara
pengukuran lain yang tidak merusak
tanaman dapat dilakukan dengan

penimbangan seperti pada tanaman
hidroponik (Hidayat, 1974).
Pertumbuhan
pada
tumbuhan
terutama
terjadi
pada
jaringan

meristem. Bagian tersebut selalu
melakukan pembelahan sel secara
mitosis. Kecepatan tumbuh pada
tumbuhan dapat diukur dengan
berbagai cara. Salah satunya adalah
dengan mengukur berat kering dan
berat basah. Selain itu, dapat juga
dilakukan
dengan
mengukur
pertambahan tinggi batang. Alat yang
digunakan
untuk
mengukur
pertumbuhan
batang
disebut
auksanometer (Fitter, 1994).
Aktivitas
pertumbuhan

pada
tumbuhan terjadi pada ujung akar dan
batang. Titik tumbuh akar dan titik
tumbuh batang berkembang dari
jaringan yang selalu aktif membelah
yang dinamakan jaringan meristem.
Berdasarkan keadaan atau sifat sel

penyusunnya akar dapat dibedakan
menjadi daerah meristematik, daerah
pemanjangna, dan daerah akar
dewasa. Bagian ujung dari akar
dinamakan tudung akar atau kaliptra.
Bagian kaliptra menutupi daerah
meristematis. Fungsi kaliptra adalah
mengeluarkan cairan polisakarida
untuk melumasi tanah disekitar titik
tumbuh akar sehingga tanah menjadi
lunak dan mudah ditembus akar
dengna begitu akar dapat menyerap

unsure hara (Lakitan,2004).
Meristem apikal terdapat dibagian
akar, yaitu di daerah meristematik.
Meristem apikal merupakan meristem
primer yakni jaringan yang aktif
melakukan
pembelahan
untuk
pertumbuhan
primer
tumbuhan.
Daerah meristematis merupakan pusat
pembelahan sehingga dihasilkan selsel meristem primer. Sel-sel meristem
tersebut berkembang dan mebentuk
tiga kelompok meristem primer yaitu
protoderm, prokambium, dan meristem
dasar. Ketiga jenis meristem tersebut
selanjutnya berdiferensiasi membentuk
tiga system jaringan yaitu jaringan
dermal, jaringna vascular, dan jaringan

dasar (Salisburry, 1995).
Setelah
daerah
eristematiks,
bagian akar selanjutnya dinamakan
daerah
pemanjangan.
Daerah
pemanjangan ditandai oleh sel-sel
yang
sedang
aktif
memanjang.
Jaringan didaerah pemanjangna mulai
menunjukkan adanya pendewasaan
dari jaringan primer menjadi jaringan
pembuluh serta jaringan dasar. Daerah
pemanjangan
berfungsi
sebagai

penyimpan cadangan makanan dan
berperan menekan ujung akar agar
memanjang (Prawiranata, 1981).
Pada
daerah
akar
dewasa,
diferensiasi jaringan semakin terlihat.
Seluruh hasil diferensiasi jaringan

primer telah terbentuk sempurna pada
daerah ini. Selain jaringan pembuluh
dan jaringan dasar, didaerah akar
dewasa
juga
terdapat
hasil
deferensiasi sempurna jaringan dermal
yaitu epidermis. Pada bagian luar akar
dewasa sudah terbentuk epidermis

yang bagian luarnya terdapat rambut
akar (Suseno, 1984).
Meristem apikal batang merupakan
massa sel berbentuk kubah pada
ujung tunas yang dibentuk oleh
pembelahan. Bakal daun yang tumbuh
di sisi meristem apikal disebut
promodium. Tunas samping atau tunas
aksilar muncul pada bagian pangkal
primordium daun untuk membentuk
cabang (Darmawan, 1983)
Tunas tersusun atau primordia
daun yang berdekatan satu sama lain
karena dipisahkan oleh ruas yang
pendek. Pemanjangan tunas terjadi
pada bagian ruas yang telah terbentuk
lebih dulu dibawah apikal pucuk. Apikal
pucuk
merupakan bagian
yang

mengandung
meristem
apikal.
Pertumbuhan primer yang terjadi pada
ruas mencangkup pembelahan dan
pemanjangan sel. Pada bagian kuncup
terdapat jariingan pembuluh yang
berhubungan langsung dengan akar,
yaitu bagian silinder pusat. Dengan
demikian, jaringan meristem pada
pucuk dapat dibedakan menjadi
meristem dewasa dan meristem
embrional.
Jaringan
meristem
embrional merupakan jaringan yang
terlibat dalam pertumbuhan primer
karena aktif dalam membentuk sel-sel
meristematis (Devlin, 1975)
Suatu

hasil
pengamatan
pertumbuhan tanaman yang paling
sering dijumpai khususnya pada
tanaman setahun adalah biomassa
tanaman
yang
menunjukkan
pertambahan mengikuti bentuk S

dengan waktu, dikenal dengan nama
model sigmoid. Biomassa tanaman
mula-mula
meningkat
perlahan,
kemudian cepat dan akhirnya perlahan
sampai kostan dengan pertambahan
umur tanaman (Heddy, 1987).
Kinetika pertumbuhan meliputi
pertumbuhan dari wartu ke waktu.

Untuk
seluruhorganisme
kurva
pertumbuhan
adalah
kurva
S
(sigmoid), yang terdiri dari tiga fase
yaitu fase lag, fase logaritmik dan fase
stationary atau fase penuaan. Fase lag
merupakan fase awal pertumbuhan.
Fase logaritma merupakan fase
pertambahan ukuran konstan karena
aktifitas meristem juga konstan.
Sedangkan fase stationary atau fase
penuaan
merupakan
fase
pertumbuhan yang dicirikan dengan
laju pertumbuhan yang menurun. Daun
sel pada setiap spesies tanaman
berbeda, Pada tanaman tertentu
ditemukan pertumbuhan dalam bentuk
kurva sigmoid ganda (pada fase
penuaan yang mendatar selanjutnya
diikuti oleh fase logaritmik baru
(Nogglr, 1983).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan terdiri dari faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal
dan
eksternal
mengontrol
pola
pertumbuhan
dan
perkembangan
antara lain melalui pengendalian
aktifitas internal. Aktifitas internal
tersebut berupa proses fotosintesis,
respirasi, sintesis protein, sintesis
klorofil, tekanan osmosis dan mitosis.
Faktor internal yang mempengaruhi
pertumbuhan
antara
lain
faktor
genetic, enzim dan hormon (yang
diproduksi oleh tumbuhan itu sendiri
melalui
proses
metabolism).
Sedangkan faktor eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan adalah
faktor fisis dan faktor biologis. Faktor

fisis meliputi cahaya, temperatur,
kandungan air kesuburan tanah,
nutrisi, PH, oksigen, kelembapan,
tekanan udara (Suseno, 1984).
Oleh
karena
itu,
untuk
membuktikan uraian teori diatas,
dilaksanakan
percobaan
yang
bertujuan untuk meneliti laju tumbuh
daun Arachis hypogea sejak dari
embrio dalam biji sampai daun
mencapai ukuran tetap dan untuk
mengamati daerah tumbuh pada akar
dan batang Phaseolus radiatus.
METODA PRAKTIKUM
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah
kertas millimeter, pisau silet, pot berisi
campuran pasir dan tanah dengan
perbandingan 1 : 1, tabung gelas,
lempengan
kaca,
penggaris,
kecambah Phaseolus radiatus, dan
kecambah Arachis hypogea.
Cara Kerja
a. Kurva Sigmoid Pertumbuhan
Daun
Biji direndam selama 2 sampai 3 jam
dalam baeker glass, 30 biji dipilih
untuk percobaan. 3 biji dikupas dan
dibuka kotiledonnya, diukur panjang
daun pada embrionya dengan kertas
milimeter, kemudian dihitung nilai rataratanya. Ditanam 25 biji didalam pot,
disiram
dengan
air,
dipelihara
dilaboratorium selama 2 minggu.
Diadakan pengamatan dan diukur
dengan
parameter
yang
telah
ditentukan
b. Daerah Tumbuh Akar dan Batang
Daerah tumbuh pada akar
10 buah kecambah yang akarnya lurus
diambil dan panjangnya lebih dari 2
cm. Mulai dari ujungnya diberi tanda

Daerah tumbuh pada batang
20 tanaman yang batangnya lurus
dipilih. Epikotil tanaman tersebut diberi
tanda garis 10 buah dari ujung dengan
interval 2 m. Perlakuan pada 10
tanaman yang dipilih dan diberi label
tanaman nomor 1 s/d 10. Setelah
kontrol pada 10 tanaman yang diberi
satu tanda pada 20 mm dari ujung dan
diberi label tanaman no 1 s/d 10. Pot
dengan tanaman itu semuanya
diletakan pada tempat yang gelap.
Setelah 48 jam, jarak masing-masing
interval diukur kemudian pertambahan
panjang rata-rata dari tiap interval
digambar pada grafik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Kurva Sigmoid Pertumbuhan Daun
Arachis hypogea
Tabel 1. Pertumbuhan daun Arachis
hypogea
Umur
(hari)
3

daun
1
2

Panjang
daun
(cm)
0,7 cm
1 cm

Panjang
petiol
(cm)
0,7 cm
1,1 cm

3

0,8 cm
0,83 cm
1,9 cm
1,8 cm
1,7 cm
0,8 cm
2 cm
1,7 cm
1,8 cm
1,8 cm
2,6 cm
2,2 cm
2,7 cm
2,5 cm
2 cm
3 cm
2,9 cm
2,6 cm

Rata-rata
1
2
3

5
Rata-rata

1
2
3

7
Rata-rata

1
2
3

10
Rata-rata

1
2
3

14
Rata-rata

0,8 cm
0,9 cm
1,2 cm
1,7 cm
1,1 cm
1,3 cm
1,2 cm
0,4 cm
1 cm
0,2 cm
0,5 cm
0,5 cm
-

3.00

Panjang Daun (cm)

dengan tinta cina 10 garis dengan
interval 1 mm. Dengan menggunakan
karet gelangkecambah itu diletakan
dengan kedudukan tegak pada
lempeng kaca yang telah dibalut
dengan kertas filter. Diambil 10 buah
kecambah dan diberi tanda garis 10
mm dari ujung akar sebagai kontrol
dan diletakan seperti pada nomor 2.
Lempeng kaca yang telah ditempeli
kecambah itu dimasukan kedalam
tabung gelas yang berisi sedikit air
kemudian ditutup agar ruangan dalam
tabung tetap lembab. Tabung diletakan
dalam kamar gelap. Setelah 24 jam,
jarak masing-masing interval pada tiap
kecambah
diukur.
Dibandingkan
dengan kontro, kemudian dibuat grafik
pertambahan panjang tiap interval.

2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00

2

4

6

8

10

12

14

16

Umur Kecambah

Gambar 1 : Kurva pertambahan pertumbuhan
daun Arachis hipogea pada tanaman pertama
sampai tanaman ketiga.
Dari tabel 1. dapat dilihat bahwa
pertambahan panjang daun Arachis
hypogea bertambah setiap hari. Pada
hari ketiga dan kelima pertambahan
panjang daun adalah 0.07, 1, dan 0,08
cm. Pada hari terakhir pengamatan
panjang daun mencapai 3 cm. Selama
pengamatan pada hari ke 1-10 tidak
ada satupun kecambah yang mati
namun pada hari ke 14, 1 kecambah
mati. Data dalam tabel dapat disajikan
dalam bentuk kurva, yaitu kurva yang
berbentuk huruf S (kurva sigmoid).
Kurva sigmoid berguna oleh para
ahli dalam melakukan penelitian-

penelitian lebih lanjut tentang tumbuh
dan perkembangan tanaman, karena
ia
menunjukkan
tahapan-tahapan
perkembangan. Dalam percobaanpercobaan
yang
menggunakan
tumbuhan hidup, fase perkembangan
tanaman perlu diperhatikan untuk
dapat untuk dapat menganalisa suatu
fenomena dengan tepat (Tim Fisiologi
Tumbuhan, 2014).
Tabel 2. Pertumbuhan ujung akar
Phaseolus radiatus.
Panjang
awal
(mm)

1

1 mm

2
3
4
5
6
7
8
9
10

1 mm
1 mm
1 mm
1 mm
1 mm
1 mm
1 mm
1 mm
1 mm

Kontrol
(mm)

Panjang akhir
(mm)
1,1 mm

1,1 mm
1,1 mm
1 mm
1,1 mm
1 mm
1 mm
1,1 mm
1 mm
1 mm
1,1 mm

1,2 mm
1,1 mm
1 mm
1 mm
1,2 mm
1,2 mm
1 mm
1 mm
1 mm

individu

Panjang
awal

kontrol

Panjang
akhir

1

2 mm

2,1 mm

2

2 mm

3

2 mm

4

2 mm

5

2 mm

6

2 mm

7

2 mm

8

2 mm

9

2 mm

10

2 mm

1,5
mm
1,3
mm
1,5
mm
1,3
mm
1,1
mm
1,1
mm
1,7
mm
1,5
mm
1,3
mm
2 mm

Pertambahan Panjang

24
jam

Indivi
du

Pertambahan Panjang

Waktu

Tabel 3. Pertumbuhan pada batang
Phaseolus radiatus

0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0

1

2

3

4

5

6

7

8

9 10

1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0

1

2

3

4

5

2 mm
2,2 mm
2 mm
2 mm
2 mm
2,2 mm
2,1 mm
2,2 mm
2 mm

6

7

8

Individu

Individu

Gambar 3 : Grafik pertumbuhan
batang Phaseolus radiatus.

Gambar 2. Grafik pertumbuhan akar
Phaseolus radiatus.

Pada Tabel 2. Dalam waktu 24
jam
dan
10
Individu,
terlihat
pertambahan panjang akar Phaseolus
radiatus meningkat, dan dengan
ukuran paling panjang pada individu 2,
6, dan 7, yaitu dengan panjang awal 1
mm dan panjang akhir 1,2 mm.
Bagitupun pada Tabel 3. Dalam waktu
48 jam dan 10 individu terlihat
pertambahan
panjang
batang

9 10

Phaseolus radiatus meningkat, dan
dengan ukuran paling panjang pada
individu 3, 7, dan 9, yaitu dengan
panjang awal 2 mm dan panjang akhir
2,2 mm. Hal ini menunjukkan kenaikan
tiap individunya pada pertambahan
panjang akar 0.1 cm dan 0.64 untuk
akar.
Proses tumbuh adalah suatu
proses yang kompleks atau sulit sekali,
baik mengenai sifat tumbuhan maupun
faktor lingkungan. Pertumbuhan yang
terbesar merupakan pertumbuhan
yang terdiri dari fase membesar dan
memanjang
sel-sel.
Tumbuhan
memiliki beberapa fase pertumbuhan,
ada yang disebut perkecambahan,
tanaman muda, tanaman dewasa, fase
generatif, fase vegetatif dan fase-fase
lainnya. (Tim Fisiologi Tumbuhan,
2011).
Pertumbuhan adalah proses
dalam kehidupan tanaman yang
mengakibatkan perubahan ukuran
tanaman semakin besar dan juga yang
menentukan
hasil
tanaman.
Pertambahan ukuran tubuh tanaman
secara keseluruhan merupakan hasil
dari pertambahan ukuran bagianbagian (organ-organ) tanaman akibat
dari pertambahan jaringan sel yang
dihasilkan oleh pertambahan ukuran
sel. Jumlah sel yang semakin banyak
atau ruang (volume) sel yang semakin
besar membutuhkan semakin banyak
bahan-bahan sel yang disintesis
menggunakan substrat yang sesuai
(Raeja, 1952).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan,
dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Laju
pertumbuhan
daun
kecambah
Arachis
hypogea

2.

mengalami pertambahan setiap
hari dengan rata-rata 0,83; 1,8;
1,83;
2,5;
2;6
cm.
Laju
pertambahan ini dapat disajikan
dalam bentuk kurva huruf S (kurva
sigmoid).
Pada percobaan daerah tumbuh
akar dan daerah tumbuh batang
Phaseolus radiatus mangalami
rata –rata pertambahan panjang
akar 0,1 mm tiap individunya dan
pertambahan panjang batang 0,64
tiap individunya.

Saran
Sebaiknya praktikan lebih hati-hati dan
sesuai prosedur. Lakukan pengamatan
dengan
seksama.
Teliti
dalam
pengamatan dan analisa percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan,J.1983.Dasar-dasar
Fisiologi Tanaman.Suryandaru
Utama:Semarang
Devlin,M.R. 1975. Plant Physiology
Reinhold Book Cooperation.
New York, Amsterdam.London
Fitter,A.H. 1994. Fisiologi Lingkungan
Tanaman.
UGM
Press
:
Yogyakarta
Heddy, Ir.Suwarsono. 1987. Biologi
Pertanian. Rajawali : Jakarta
Hidayat,E.B. 1974 . Biologi. ITB :
Bandung
Lakitan, B. 2004. Dasar-dasar Fisiologi
Tumbuhan. Gramedia : Jakarta
Nogglr,G.R and E.J.Rirtz. 1983.
Introduction Plant Pyysiologi
second edition. Prentice Hall inc
: New York
Prawiranata, W dan Salt Haan. 1981.
Dasar-dasar
Fisiologi
Tumbuhan. IPB: Bogor

Raeja and Anderson. 1952. Plant
Pysiology.
Vant
Nostrand
Company inc: New Jersey
Salisburry,F.B & Ross. 1995. Fisiologi
Tumbuhan. ITB : Bandung
Suseno, H. 1974. Fisiologi Tumbuhan
dan Metabolisme Dasar. IPB :
Bogor
Tim

Fisiologi Tumbuhan.
2014.
Penuntun Praktikum Fisiologii
Tumbuhan.
Universitas
Andalas : Padang.