KEBIJAKAN UMUM PENGADAAN TANAH UNTUK KEP

Pelatihan dan Penerapan Kebijakan Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Uum
STAIN Jurai Siwo Metro 2013, Hotel De Green Bandarlampung 6 – 8 Desember 2013

KEBIJAKAN UMUM PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM;
PELUANG DAN TANTANGAN
PASCA UU NOMOR 2 TAHUN 2012 DAN PERPRES NOMOR 71 TAHUN
2012

Prof. Dr. I Gede AB Wiranata, S.H., M.H.

Nilai Politik,
Hukum, Ideologi,
Ekonomi, Sosial,
Budaya,

Tanah:
sedumuk bathuk senyari bumi, tohing
pecahing dodho, wutahing ludiro,
tumekaning pati

Isu-isu Seputar Tanah

Ketidak jelasan Kepemilikan
Ketidak jelasan Alas Hak
Tumpang tindih Aturan
Hukum
Manajemen dan
Kewenangan Kelembagaan
Orientasi Ekonomi dan
Wawasan Global

Masalah dlm Pengadaan Tanah
Kurangnya
pendekatan

Dominasi
aparat

Penentuan
harga yang
tak
berimbang


Kurangnya
dana

Pengalihan
hak kepada
pihak ketiga
Kurangnya
pemahaman
proses
pengalihan
tanah

Potret Buram Wajah Pertanahan
kita…

Hak menguasai negara memberi wewenang
untuk (Psl 33 Ayat 3 UUD dan Psl 2 UU 5/1960):
Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan,
persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa

tersebut ;

Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara
orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa ;

Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara
orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai
bumi, air dan ruang angkasa.

Pasal 18 UUPA
”Untuk kepentingan umum, termasuk
kepentingan bangsa dan negara serta
kepentingan bersama dari rakyat, hak-hak atas
tanah dapat dicabut, dengan memberi ganti
kerugian yang layak dan menurut cara yang
diatur dengan undang-undang”

Politik Hukum:
Permendagri Nomor 15 Tahun 1975 tentang Ketentuan-Ketentuan Mengenai Tata Cara Pembebasan
Tanah

Keppres Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk
Kepentingan Umum

Perpres Nomor 36 Tahun 2005 yang kemudian diubah menjadi Perpres Nomor 65 Tahun 2006 tentang
Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
Undang-undang Nomo 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum

Perpres Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum
Peraturan Kepala BPN Nomor 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah
Perpres Nomor 63 Tahun 2013 tentang Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

Dinamika pembangungan nasional, seringkali
menuntut Negara untuk melakukan penataan
kembali atas tata ruang termasuk pemanfaatan
tanah sedemikian rupa yang meminta
masyarakat untuk menyerahkan tanahnya
kepada Negara untuk dipergunakan bgai
kepentingan umum.


Makna pengadaan tanah
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 pengadaan tanah adalah kegiatan
menyediakan tanah dengan cara memberi ganti kerugian yang layak dan adil
kepada pihak yang berhak.
Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 “Pengadaan Tanah adalah setiap
kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti kerugian kepada
yang berhak atas tanah tersebut.
Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 36 Tahun 2005 “Pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk
mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti rugi kepada yang melepaskan
atau menyerahkan tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda yang berkaitan
dengan tanah.

Pertimbangan UU Nomor 2 Tahun
2012
bahwa dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, pemerintah perlu melaksanakan pembangunan;
bahwa untuk menjamin terselenggaranya pembangunan untuk kepentingan
umum, diperlukan tanah yang pengadaannya dilaksanakan dengan

mengedepankan prinsip kemanusiaan, demokratis, dan adil;
bahwa peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan tanah bagi
pembangunan untuk kepentingan umum belum dapat menjamin perolehan
tanah untuk pelaksanaan pembangunan;

Kepentingan Umum:
kepentingan bangsa, negara, dan
masyarakat yang harus diwujudkan oleh
pemerintah dan digunakan sebesarbesarnya untuk kemakmuran rakyat.

Asas Pengadaan Tanah
a. kemanusiaan;
b. keadilan;

c. kemanfaatan;
d. kepastian;

e. keterbukaan;
f. kesepakatan;


g.keikutsertaan;
h. Kesejahteraan;
i. keberlanjutan; dan
j. keselarasan.

Tujuan Pengadaan Tanah
menyediakan tanah bagi pelaksanaan
pembangunan guna meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran bangsa,
negara, dan masyarakat dengan tetap
menjamin kepentingan hukum Pihak yang
Berhak.

Pemerintah & Pemda
menjamin
tersedianya tanah
untuk Kepentingan
Umum.

menjamin

tersedianya
pendanaan untuk
Kepentingan Umum.

Kewajiban para Pihak
Pihak yang Berhak wajib melepaskan
tanahnya pada saat pelaksanaan
Pengadaan Tanah untuk Kepentingan
Umum setelah pemberian Ganti Kerugian
atau berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Batasan Kepentingan Umum
pertahanan dan keamanan nasional;

jalan umum, jalan tol, terowongan,
jalur kereta api, stasiun kereta api, dan
fasilitas operasi kereta api;
waduk, bendungan, bendung, irigasi,
saluran air minum, saluran

pembuangan air dan sanitasi, dan
bangunan pengairan lainnya;
pelabuhan, bandar udara, dan
terminal;

infrastruktur minyak, gas, dan panas bumi;

pembangkit, transmisi, gardu, jaringan, dan
distribusi tenaga listrik;
jaringan telekomunikasi dan informatika
Pemerintah;

tempat pembuangan dan pengolahan sampah;
rumah sakit Pemerintah/Pemerintah Daerah;
fasilitas keselamatan umum;

tempat pemakaman umum
Pemerintah/Pemerintah Daerah;

fasilitas sosial, fasilitas umum, dan ruang terbuka

hijau publik;

cagar alam dan cagar budaya;



Lanjutan

kantor Pemerintah/Pemerintah Daerah/desa;

penataan permukiman kumuh perkotaan dan/atau konsolidasi tanah, serta
perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan status sewa;
prasarana pendidikan atau sekolah Pemerintah/Pemerintah Daerah;

prasarana olahraga Pemerintah/Pemerintah Daerah; dan
pasar umum dan lapangan parkir umum.

Tahapan Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum


perencanaan

persiapan

pelaksanaan

penyerahan
hasil

Proses Perencanaan

Dasar:

Disusun dalam dokumen perencanaan

◦Rencana Tata Ruang Wilayah
◦Prioritas pembangunan yang tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah,
◦Rencana Strategis,
◦Rencana Kerja Pemerintah Instansi yang bersangkutan.

Isi dokumen perencanaan:
 maksud dan tujuan rencana pembangunan;

 kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana Pembangunan Nasional dan Daerah;

 letak tanah;

 luas tanah yang dibutuhkan

 gambaran umum status tanah;

 perkiraan waktu pelaksanaan Pengadaan Tanah;

 perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan;
 perkiraan nilai tanah; dan
 rencana penganggaran

Diserahkan kepada Pemprov…

Proses Persiapan

Tim pengkaji bila ada keberatan:
 sekretaris daerah provinsi atau pejabat yang ditunjuk sebagai ketua merangkap anggota;

 Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional sebagai sekretaris merangkap anggota;

 instansi yang menangani urusan di bidang perencanaan pembangunan daerah sebagai anggota;
 Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai anggota;
 bupati/wali kota atau pejabat yang ditunjuk sebagai anggota; dan
 akademisi sebagai anggota.

Tugas Tim

menginventarisasi
masalah yang
menjadi alasan
keberatan;

melakukan
pertemuan atau
klarifikasi dengan
pihak yang
keberatan; dan

membuat
rekomendasi
diterima atau
ditolaknya
keberatan.

Proses Pengadaan
inventarisasi dan
identifikasi
penguasaan,
pemilikan,
penggunaan, dan
pemanfaatan
tanah

musyawarah
penetapan Ganti
Kerugian

penilaian Ganti
Kerugian

pelepasan tanah
Instansi.

pemberian Ganti
Kerugian

Ganti rugi meliputi:

tanaman;
bangunan;

tanah;

ruang atas
tanah dan
bawah tanah;

benda yang
berkaitan
dengan tanah;
dan/atau

kerugian lain
yang dapat
dinilai.

Bentuk ganti rugi
bentuk lain
yang disetujui
oleh kedua
belah pihak.

uang;

kepemilikan
saham; atau

tanah
pengganti;

permukiman
kembali;

Ganti rugi dititipkan di PN
Menolak kesepakatan dan/sesudah pengajuan keberatan hingga
putusan MA
Domisili pemilik tidk diketahui keberadaannya

Tanah sedang menjadi objek perkara di pengadilan;
Tanah masih dipersengketakan kepemilikannya;

Tanah diletakkan sita oleh pejabat yang berwenang; atau
Tanah menjadi jaminan di bank.

Penyerahan Hasil
Setelah dilakukannya ganti kerugian dan pelepasan hak objek
pengadaan tanah, Ketua Pelaksana Pengadaan tanah menyerahkan
hasil pengadaan tanah berupa bidang tanah dan dokumen
pengadaan tanah kepada instansi yang memerlukan tanah disertai
dengan data pengadaan tanah paling lama 7 hari kerja sejak
dilakukan pelepasan hak objek pengadaan tanah.

Setalah dilakukan serah terima hasil pengadaan tanah, maka instansi
yang memerlukan dapat langsung menggunakan untuk
melaksanakan pembangunan dan wajib mendaftarakan tanah yang
diperolehnya tersebut.

Pihak yang Berhak harus menyerahkan bukti
penguasaan atau kepemilikan yang merupakan satusatunya bukti yang sah menurut hukum dan tidak
dapat diganggu gugat di kemudian hari.

Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
karena keadaan mendesak akibat bencana alam,
perang, konflik sosial yang meluas, dan wabah
penyakit dapat langsung dilaksanakan
pembangunannya setelah dilakukan penetapan
lokasi pembangunan untuk Kepentingan Umum.

Dalam penyelenggaraan Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum, masyarakat dapat berperan serta,
antara lain:
memberikan masukan secara lisan atau tertulis mengenai
Pengadaan Tanah; dan

memberikan dukungan dalam penyelenggaraan Pengadaan
Tanah.

Pemilik dan Pemegang Hak Atas
Tanah
a. pemegang hak atas tanah;
b. pemegang hak pengelolaan;

c. nadzir untuk tanah wakaf;
d. pemilik tanah bekas milik adat;
e. masyarakat hukum adat;

f. pihak yang menguasai tanah negara dengan itikad baik;
g. pemegang dasar penguasaan atas tanah; dan/atau
h. pemilik bangunan, tanaman, atau benda lain yang berkaitan dengan tanah.

Potensi Konflik
Tidak taat asas thd tata peraturan perundangan
Alat bukti kepemilikan tanah dan hak-hak tertentu yang ada di atas tanah
Asal-usul kepemilikan tanah
Tingkat partisipatif pemilik tanah
Fungsi, nilai, dan makna tanah
Netralitas peran aparat
Sosialisasi dan keterbukaan dalam proses pengadaan tanah
Konsep bank tanah

Perencanaan RUTW, RPJM dan RPJP, serta Renstra
Penentuan nilai jual tanah dan ganti rugi
Peranan pihak ketiga

Solusi dan antisipasi:

Pendekatan
sosbud

Optimalisasi peran
tokoh masyarakat,
adat, dan agama

Pelibatan
masyarakat dalam
sosialisasi
perencanaan

Perwujudan
berbagai bentuk
Community
Development

Skala prioritas
kegiatan
pemanfaatan
tanah untuk
kepentingan
umum

Implementasi Peran??
Pada semua tataran
proses sejak perencanaan
hingga penyerahan
penggunaan tanah untuk
kepentingan umum, dalam
bentuk:
• Sosialisasi
• Penghubung antar sistem
• Mediasi
• Pendampingan