Sosial budaya indonesia tinjauan situasi

Teknologi dan Kenakalan Remaja

MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
“... Kita sekarang ini hidup dalam sebuah peradaban global, dan bahwa hal ini
tidak lebih dari sekadar sebuah selubung tipis yang menutupi atau melingkupi
pelbagai bentuk budaya yang begitu beragam dari orang-orang, wilayah-wilayah
keagamaan, tradisi-tradisi historis dan sikap-sikap yang terbentuk oleh sejarah
dalam pengertian yang berada di bawahnya”, 1(Vaclav Havel).
Kutipan diatas mengungkapkan bahwa menurut Vaclav Havel, berbagai
permasalahan dunia saat ini adalah peradaban universal yang sesungguhnya
mengimplikasikan adanya pandangan umum bahwa kehadiran suatu budaya
senantiasa tidak dapat lepas dari kemanusiaan dan adanya penerimaan secara
umum terhadap nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, orientasi-orientasi, perilakuperilaku dan institusi-institusi oleh umat manusia di seluruh dunia. Sebenarnya
sebuah peradaban universal merupakan hasil proses panjang modernisasi sejak
abad XVIII.
Modernisasi

melibatkan


industrialisasi,

urbanisasi,

meningkatnya

masyarakat yang melek huruf, tingkat pendidikan, kesejahteraan, mobilisasi sosial,
pelbagai tatanan yang lebih kompleks dan beragam. Hal itu merupakan hasil dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sejak abad XVIII yang
menjadikan manusia mampu membentuk serta mengendalikan alam melalui caracara yang tak terhingga. Modernisasi merupakan proses perubahan yang terjadi
secara cepat yang dialami oleh suatu masyarakat primitif menuju masyarakat
berperadaban. Modernisasi adalah bentuk upaya Barat untuk menghadapi
tantangan kebudayaan non-Barat, hingga saat ini Barat mampu menawarkan
moderniasi dan Westernisasi kepada dunia dengan berbagai tanggapan. Para tokoh
politik dan intelektual memberikan reaksi terhadap pengaruh Barat tersebut
melalui satu atau lebih dari tiga cara yaitu, menolak modernisasi maupun
Westernisasi, menerima keduanya, atau menerima yang pertama dan menolak
yang kedua.
1 Samuel P. Huntington, Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia (Jakarta:

Qalam, 2012), hal 74.

SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

1

Teknologi dan Kenakalan Remaja

MAKALAH

Hal inilah yang menjadi permasalahan sosial dan budaya Indonesia saat
ini, masyarakat seakan tidak mengerti bahkan seakan terjebak dengan pengaruh
dunia yang sedang mengalami globalisasi yang dalam pernyataan diatas disebut
dengan peradaban universal. Harusnya masyarakat bisa lebih mengamati dan
paham dengan kondisi ini karena inilah perang yang sesungguhnya bukan
merusak fisik tetapi akan dan telah merusak moral serta tata tingkah laku yang
dianut Indonesia yang sebenarnya yang dahulu telah menjadi budaya Indonesia
dan norma di Indonesia. Realita saat ini masyarakat Indonesia seperti memilih
pilihan kedua menerima modernisasi dan Westernisasi, padahal modernisasi tidak
harus berarti Westernisasi karena “kita harus bisa selektif dalam menerima

peradaban

dengan

cara

mengadaptasikan,

mentransformasikan,

dan

mengasimilasikan unsur-unsur peradaban lain dengan maksud untuk dapat
memperkuat

serta

menjamin

kelangsungan


nilai-nilai

terpenting

dari

kebudayaan” 2(Frobenius, Spengler, dan Bozeman), agar tetap bisa mengikuti
arus perkembangan zaman tetapi tidak harus ikut melakukan atau meniru
kebudayaan barat seperti menjadi masyarakat yang individual karena teknologi
yang semakin maju.
Fenomena dalam masyarakat Indonesia saat ini, dengan kemajuan
modernisasi dibidang teknologi yang semakin canggih membuat banyak kalangan
middle up saling berbondong-bondong berlomba memperebutkan teknologi
canggih yang disebut gadget, yang diantaranya laptop, android, dan sebagainya
walaupun harga yang dipasarkan kini melambung tinggi sejalan dengan terjadinya
inflasi. Disengaja atau tidak para pengguna gadget tersebut seringkali
menggunakannya di setiap tempat dimanapun mereka berada, sekalipun di tempat
umum, baik di dalam bus, kereta api, halte, statsiun, maupun di dalam angkot.
Dengan melakukan hal yang seperti itu tanpa disadari banyak mata orang

disekitarnya memperhatikan mereka saat menggunakan alat teknologi canggih
tersebut entah itu hanya memperhatikan atau bahkan tertarik dengan gadget yang
digunakannya. Terlebih ketika seseorang tergabung dalam satu perkumpulan di
lingkungannya seperti di dalam kelas atau didalam satu gank tak heran ketika ada
2 Samuel P. Huntington, Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia (Jakarta:
Qalam, 2012), hal 111.

SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

2

Teknologi dan Kenakalan Remaja

MAKALAH

diantara teman-temannya yang memiliki gadget, seorang teman lainnya pasti
ingin membeli, memiliki gadget yang sama atau lebih canggih dari yang dimiliki
temannya meskipun terkadang orang yang menginginkannya itu hidup pas-pasan.
Hal itulah yang sering menyebabkan banyak tindak penyimpangan dilakukan oleh
sebagian orang karena tidak mampu mengukur kemampuannya dan kemampuan

keluarganya, seperti

3

mencuri sepeda motor untuk membeli Handphone,

4

pembantu yang mencuri uang dan sepeda motor majikannya, siswa-siswa dan

mahasiswa yang menggunakan uang kuliah untuk kepentingannya, bahkan sampai
ada 5siswa Sekolah Dasar (SD) yang nekad menggorok leher temannya karena iri
dan ingin memiliki Handphone seperti milik temannya.
Oleh karena itu, kami mengambil judul “Teknologi dan Kenakalan
Remaja” untuk menyusun makalah ini dan berusaha membahas dan mencarikan
solusi terbaik untuk mengurangi terjadinya konflik yang disebabkan oleh
kecemburuan sosial atas adanya kemajuan teknologi komunikasi seperti gadget.
1.2 Rumusan Masalah
Penyusunan makalah ini kami maksudkan untuk mencoba menjawab
beberapa pertanyaan berikut :

1. Aspek apa sajakah yang dapat dipengaruhi oleh interaksi dan komunikasi
sosial ?
2. Mengapa teknologi saat ini cenderung menimbulkan masalah dalam
kehidupan masyarakat ?
3. Adakah upaya yang dapat dilakukan sebagai bentuk pengendalian masalah
ini ?
1.3 Metode Penulisan
Dalam menyusun makalah ini kami menggunakan metode kepustakaan
dan deskriptif. Kami berusaha untuk mencari fakta dan memecahkan masalah
yang diambil melalui buku dan media masa elektronik yang berjangkauan
3 Harianjogja.com
4 Sumsel.tribunnews.com
5 Youtube.com

SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

3

Teknologi dan Kenakalan Remaja


MAKALAH

internasional atau internet yang memuat materi yang bersangkutan dengan
makalah yang kami susun.
1.4 Tujuan Penulisan
Kami menyusun makalah ini dengan tujuan untuk sedikit memberikan
pengetahuan kepada semua orang terutama kalangan remaja bahwa untuk
mendapatkan hasil dari modernisasi seperti teknologi itu tidak harus selalu dengan
cara-cara yang terlihat seperti menerapkan budaya Barat atau Westernisasi.
Kemudian makalah yang kami susun berusaha untuk memberikan pengertian
mengenai interaksi sosial dan bagaimana sebuah komunikasi dalam masyarakat
dapat mempengaruhi psikologis atau tingkah laku seseorang. Untuk mencoba
mengubah paham pergaulan remaja saat ini juga menjadi tujuan dari penyusunan
makalah kami.

SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

4

Teknologi dan Kenakalan Remaja


MAKALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Modernisasi dan Westernisasi
Pengertian modernisasi itu lebih baik daripada Westernisasi, karena
pertama, tepat menjelaskan masalahnya mengenai proses perkembangan yang
umum untuk semua masyarakat dan kecuali itu pengertian itu dapat menampung
bentuk-bentuk khusus perkebudayaan dan perkembangan umum tersebut.
Bersama-sama dengan proses modernisasi itu terjadi sewaktu proses Westernisasi,
karena perubahan masyarakat modern itu terjadi di daerah kebudayaan Barat dan
tersajikan dalam bentuk Barat sedangkan bentuk Barat itu sering dipandang
sebagai satu-satunya kemungkinan yang ada.
6

Akhirnya justru dalam studi tentang masyarakat dan kebudayaan lain

harus diperhatikan bahwa nilai dan norma-norma lain, pandangan dunia dan citacita lainnya yang memainkan peranannya juga dalam proses modernisasi tidak
tepatlah apabila dalam hal ini nilai-nilai dan norma-norma sendiri digunakan
sebagai ukuran. Ada bahaya besar bahwa kita bekerja sebagai etnosentris, jadi

artinya bahwa pandangan kita tentang masyarakat dan kebudayaan lain itu
didasarkan atas kebudayaan kita, masyarakat kita, dan situasi kita sendiri.
2.2 Teknologi
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang
yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Tak dapat
dipungkiri jika kemajuan teknologi masa kini berkembang sangat pesat. Hal ini
dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi-inovasi yang telah dibuat di dunia ini.
Dari hingga yang sederhana, hingga yang menghebohkan dunia. Kemajuan
teknologi memang sangat penting untuk kehidupan manusia jaman sekarang.
Karena teknologi adalah salah satu penunjang kemajuan manusia. Di banyak
belahan masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi, pangan,
komputer, dan masih banyak lagi.
6 J. W. Schoorl, Modernisasi: Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-negara Sedang
Berkembang (Jakarta: Gramedia, 1991), hal 20.

SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

5

Teknologi dan Kenakalan Remaja


MAKALAH

Di lain pihak suatu kebijaksanaan 'pintu yang lama sekali terbuka' terhadap
arus teknologi asing, terutama dalam bentuk penanaman modal asing (PMA),
justru menghambat kemandirian yang lebih besar dalam proses pengembangan
kemampuan teknologi negara berkembang karena ketergantungan yang terlampau
besar pada pihak investor asing. karena merekalah yang melakukan segala upaya
teknologi yang sulit dan rumit.
Ini menjadi bukti bahwa memang teknologi sudah menjadi kebutuhan dan
merata di setiap sektor kehidupan manusia. Terlebih setelah adanya penemuan
komputer dan laptop, yang sekarang hampir semua pekerjaan manusia memiliki
hubungan dengan komputer ataupun laptop. Sehingga pantas jika komputer adalah
penemuan yang paling mutakhir dan yang paling berpengaruh pada kehidupan
manusia.
2.3 Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa
tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di
dalam masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku,interaksi sosial
itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan - aturan dan nilai – nilai
yang ada dapat dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran atas pribadi
masing – masing,maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan
yang kita harapkan. Di dalam kehidupan sehari – hari tentunya manusia tidak
dapat lepas dari hubungan antara satu dengan yang lainnya,ia akan selalu perlu
untuk mencari individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi ataupun
bertukar pikiran. Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam pengantar
sosiologi, interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak
adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin
ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama
lain, tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling
berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari
suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan–

SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

6

Teknologi dan Kenakalan Remaja

MAKALAH

kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi.
Adapun bentuk interaksi sosial, diantaranya:
1. Imitasi, adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun
aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan alat indera
sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk
mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk
melakukan gerakan motorik. Proses ini melibatkan kemampuan kognisi
tahap tinggi karena tidak hanya melibatkan bahasa namun juga
pemahaman terhadap pemikiran orang lain. Imitasi saat ini dipelajari dari
berbagai sudut pandang ilmu seperti psikologi, neurologi, kognitif,
kecerdasan buatan, studi hewan (animal study), antropologi, ekonomi,
sosiologi dan filsafat. Hal ini berkaitan dengan fungsi imitasi pada
pembelajaran terutama pada anak, maupun kemampuan manusia untuk
berinteraksi secara sosial sampai dengan penurunan budaya pada generasi
selanjutnya.
2. Identifikasi, adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang
atau sesuatu. Hal ini perlu, oleh karena tugas identifikasi ialah
membedakan komponen-komponen yang satu dengan yang lainnya,
sehingga tidak menimbulkan kebingungan. Dengan identifikasi dapatlah
suatu komponen itu dikenal dan diketahui masuk dalam golongan mana.
Cara pemberian tanda pengenal pada komponen, barang atau bahan
bermacam-macam antara lain dengan menggantungkan kartu pengenal,
seperti halnya orang yang akan naik kapal terbang, tasnya akan diberi
tanpa pengenal pemilik agar supaya nanti mengenalinya mudah.
3. Sugesti, adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang
individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti
atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional.
4. Motivasi, yaitu rangsangan pengaruh, stimulus yang diberikan antar
masyarakat, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti tau
melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh
SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

7

Teknologi dan Kenakalan Remaja

MAKALAH

rasa tanggung jawab. Motivasi biasanya diberikan oleh orang yang
memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa, misalnya dari seorang
ayah kepada anak, seorang guru kepada siswa.
5. Simpati, adalah ketertarikan seseorang kepada orang lain hingga mampu
merasakan perasaan orang lain tersebut. Contoh: membantu orang lain
yang terkena musibah hingga memunculkan emosional yang mampu
merasakan orang yang terkena musibah tersebut.
6. Empati, yaitu mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata
perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme
tubuh yang sangat intens/dalam. Hubungan antara suatu individu
masyarakat dengan relasi-relasi sosial lainnya, menentukan struktur dari
masyarakatnya yang dimana hubungan antar manusia dengan relasi
tersebut berdasarkan atas suatu komunikasi yang dapat terjadi di antara
keduanya. Hubungan antar manusia atau relasi-relasi sosial, suatu individu
dengan sekumpulan kelompok masyrakat, baik dalam bentuk individu atau
perorangan maupun dengan kelompok-kelompok dan antar kelompok
masyarakat itu sendiri, menciptakan segi dinamika dari sisi perubahan dan
perkembangan masyarakat. Sebelum terbentuk sebagai suatu bentuk
konkrit, komunikasi atau hubungan yang sesuai dengan nilai-nilai sosial di
dalam suatu masyarakat, telah mengalami suatu proses terlebih dahulu
yang dimana proses-proses ini merupakan suatu bentuk dari proses sosial
itu sendiri.
7

Social influesnce, “social influence occurs whenever our behavior,

feelings, or attitudes are altered by what other say or do”, Baron dan Byrne,
1979:253.
2.4 Masalah Sosial
Masalah

sosial

adalah

suatu

ketidaksesuaian

antara

unsur-unsur

kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.
7 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hal 147

SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

8

Teknologi dan Kenakalan Remaja

MAKALAH

Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan
hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara
nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang menjadi sumber masalah
sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam
masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti
tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan
lain sebagainya. Jenis faktor Masalah sosial, antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
Pada umumnya penyebab munculnya konflik kepentingan sebagai berikut:
1. Perbedaan kebutuhan, nilai, dan tujuan,
2. Langkanya sumber daya seperti kekuatan, pengaruh, ruang, waktu, uang,
popularitas dan posisi,
3. Persaingan
Menurut Johnson & Johnson, (1991) ketika kebutuhan, nilai dan tujuan
saling bertentangan, ketika sejumlah sumber daya menjadi terbatas, dan ketika
persaingan untuk suatu penghargaan serta hak-hak istimewa muncul, konflik
kepentingan akan muncul.
Menurut Anoraga (dalam Saputro, 2003) suatu konflik dapat terjadi karena
perbendaan pendapat, salah paham, ada pihak yang dirugikan, dan perasaan
sensitif.

SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

9

Teknologi dan Kenakalan Remaja

MAKALAH

2.5 Kesenjangan Sosial-Ekonomi
Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidak seimbangan sosial yang
ada di masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok.
Dalam hal kesenjangan sosial sangatlah mencolok dari berbagai aspek misalnya
dalam aspek keadilanpun bisa terjadi. Antara orang kaya dan miskin sangatlah
dibedaan dalam aspek apapun, orang desa yang merantau dikotapun ikut terkena
dampak dari hal ini,memang benar kalau dikatakan bahwa “ Yang kaya makin
kaya,yang miskin makin miskin”. Adanya ketidak pedulian terhadap sesama ini
dikarenakan adanya kesenjangna yang terlalu mencolok antara yang “kaya” dan
yang “miskin”. Banyak orang kaya yang memandang rendah kepada golongan
bawah,apalagi jika ia miskin dan juga kotor, jangankan menolong, sekedar
melihat pun mereka enggan.
Kesenjangan sosial ekonomi mengandung arti adanya perbedaan tingkat
kesejahteraan dan kemakmuran dalam suatu masyarakat. Tingkat kehidupan
ekonomi seseorang ditentukan oleh kesempatannya dalam memenuhi kebutuhan
pokok. Pelapisan sosial yang membeda-bedakan masyarakat ke dalam kelas-kelas
yaitu kelas sosial ekonomi tinggi dan kelas sosial ekonomi rendah.
Faktor penyebab kesenjangan sosial di antaranya adalah kebutuhan pokok
pemerataannya tidak adil dan kualitas kerja serta pendidikan masyarakat yang
tidak merata.
Kesenjangan ekonomi dapat menyebabkan kriminalitas dan kenakalan
remaja. Kriminalitas adalah semua tindakan yang melanggar hukum yang berlaku
dalam masyarakat. Contoh: perampokan. Kenakalan remaja adalah tingkah laku
remaja yang menyalahi norma yang berlaku dalam suatu masyarakat.
2.6 Norma dan Pranata Sosial
Norma adalah patokan perilaku manusia dalam kehidupan di masyarakat,
adapun macam-macam norma, diantaranya:

SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

10

Teknologi dan Kenakalan Remaja

MAKALAH

1. Norma agama, adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran atau kaidah
suatu agama.
2. Norma kesusilaan, didasarkan pada hati nurani atau akhlak manusia.
3. Norma kesopanan, adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku
yang berlaku di masyarakat.
4. Norma kebiasaan (habit), merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan
secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi
kebiasaan
5. Norma hukum, adalah himpunan petunjuk hidup atau perintah dan
larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat (negara).
Koentjaraningrat berpendapat, pranata sosial merupakan suatu sistem
norma khusus yang menata serangkaian tindakan yang berpola untuk memenuhi
kompleksitas kebutuhan khusus dalam kehidupan manusia.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pusat pendidikan dibagi 3 macam (Tri Pusat
Pendidikan) yang meliputi :
1. Lingkungan Pendidikan Keluarga (Pendidikan Informal)
Ketika kehidupan manusia masih sederhana orang tua mendidik anaknya
atau anak belajar pada orang tuanya/orang lebih tua di lingkungannya,
bahkan tidak jarang anak belajar dari alam sekitarnya. Lingkungan
pendidikan keluarga adalah bentuk yang sebenarnya dari konsep
pendidikan selama hidup (life long education).
2. Lingkungan Pendidikan Sekolah (Pendidikan Formal)
Sesuai perkembangan jaman untuk melengkapi pendidikan informal maka
dibentuklah pranata pendidikan formal, seperti sekolah umum, meliputi :
play group, TK s/d Perguruan Tinggi maupun sekolah yang khusus, seperti
sekolah agama dan sekolah luar biasa.
3. Lingkungan Pendidikan Masyarakat (Pendidikan Non Formal)
Pendidikan masyarakat berupa pelayanan pendidikan ketrampilan praktis,
seperti kursus: ketrampilan, menjahit, bengkel, bahasa, komputer, dsb.

SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

11

Teknologi dan Kenakalan Remaja

MAKALAH

Pranata Pendidikan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
1. Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
2. Mengembangkan bakat perorangan demi kepuasan pribadi.
3. Melestarikan kebudayaan serta berbagai transmisi kebudayaan masyarakat.
4. Mengurangi pengendalian orang tua melalui sekolah.
5. Memperpanjang masa remaja, karena kedewasaan anak terhambat sebab
secara ekonomi masih menggantungkan orang tua.
6. Mobilitas sistem kelas sosial, melalui sekolah dapat menjadi saluran
mobilitas sosial bagi siswa ke status yang lebih tinggi.
BAB III TINJAUAN KASUS
BENGKULU, KOMPAS.com — N, salah seorang siswi sekolah
menengah atas (SMA) di Kota Bengkulu yang bersedia menukarkan
keperawanannya dengan BlackBerry, menilai tindakan yang dilakukannya itu
lebih

baik

daripada

keperawanannya

diserahkan

kepada

pacar.

"Saya memang sangat ingin punya BlackBerry, pakaian seksi, dan cantik, namun
tak punya uang cukup untuk membelinya. Jadi lebih baik saya tukar saja
keperawanan dengan BB daripada diserahkan kepada pacar, tidak mendapatkan
apa-apa," kata N, Minggu (8/12/2013).
N merupakan seorang siswi yang menjual keperawanannya hanya demi
satu unit BlackBerry. Gadis ini mengaku memiliki banyak teman sesama pelajar
SMA yang juga berprofesi menjajakan diri. Menurut dia, rata-rata temannya sudah
lama menggeluti aktivitas tersebut.
Selang beberapa jam kemudian, Kompas.com bertemu dengan salah
seorang mahasiswa semester II di salah satu universitas negeri di Bengkulu. Pria
berinisial DL ini mengaku memiliki kisah yang lengkap mengenai "bisnis
keperawanan" ini. DL merupakan alumnus salah satu SMA negeri di Kota
Bengkulu, yang pernah mengantar seorang siswi menjual keperawanannya ke pria
hidung belang.

SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

12

Teknologi dan Kenakalan Remaja

MAKALAH

Dia mengisahkan bahwa fenomena "barter" keperawanan siswi SMA
dengan BlackBerry sering terjadi. "Masih mending BB, malah ada yang ingin beli
helm bogo rela jual perawan," kata DL dengan serius.
Selanjutnya, dalam satu kelompok itu (kelompok para pekerja seks), kata
DL, terdapat satu orang siswi yang mengaku masih perawan atau tidak bekerja
sebagai pekerja seks. Siswi itu berinisial C. Dalam komunitas tersebut, C terbilang
siswi sederhana, tidak memiliki BlackBerry, dan pakaiannya pun biasa-biasa saja.
Awalnya, C merasa minder karena memiliki teman satu kelompok yang
semuanya menggunakan BlackBerry, pakaian bagus, dan berduit. "C pada waktu
itu sering curhat ke aku kalau dia ingin memiliki BlackBerry. Dari teman satu
komunitasnya, C diajarkan untuk menjual diri ke om-om atau lelaki hidung
belang,

apalagi

perawan

akan

jauh

lebih

mahal,"

beber

DL.

Seiring waktu, kata DL, hasrat menjual keperawanannya tak dapat dibendung.
Maka, C pun bersedia menjual keperawanannya demi mendapatkan BlackBerry.
Penjualan keperawanan itu, kata DL, difasilitasi oleh salah seorang rekan C di
komunitasnya.
"Dia sering memperlihatkan SMS dari seorang pria yang bersedia membeli
keperawanannya. Saya ingat betul dua minggu dia berpikir, lalu memutuskan
untuk menjual keperawanannya, dan saya salah seorang yang ikut mengantarnya
ke salah satu hotel di Kota Bengkulu," kenang DL.
DL menyebutkan, C menjual keperawanannya saat jam sekolah, sekitar
pukul 11.00 WIB, di salah satu hotel. Cukup lama DL menunggu. Hingga pukul
18.00 WIB, lalu C dan "pembelinya" keluar dari hotel.
"Dari transaksi tersebut saya diberi uang sebesar Rp 500.000 oleh C.
Namun, sejak itulah C sering termenung sendirian di sekolah, bahkan dia kerap
kesurupan pada saat jam belajar dan membingungkan para guru di sekolah,"
tambah DL. DL mengakui keseringan menonton film biru atau porno merupakan
salah satu penyebab C ingin menjual keperawanan. Artinya, kata dia, fenomena
asusila itu tidak saja dilandasi motif ekonomi, tetapi juga rasa ingin tahu rasanya
berhubungan intim. "Sekarang ini mana ada anak sekolah tidak pernah nonton
SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

13

Teknologi dan Kenakalan Remaja

MAKALAH

filmbegituan. Jangankan SMA, SMP saja sudah banyak simpan videobegituan di
HP," sela DL.
Komunitas siswi C sering keluar malam. Mereka keluar rumah tanpa
sepengetahuan orangtua. Modusnya macam-macam, ada yang pada pukul 08.30
WIB, mereka masuk kamar untuk berpura-pura tidur, padahal mereka keluar
rumah lewat pintu kamar yang terhubung keluar. "Ini semakin diperparah
orangtua yang tidak pernah mengecek keberadaan mereka di kamar," kata DL.
Ada juga modus mereka pamit kepada orangtua untuk menginap di rumah
salah seorang teman, padahal mereka sedang melayani om-om atau "konsumen".
BAB IV PEMBAHASAN
Modernisasi memang telah melahirkan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi yang memberikan pengaruh besar terhadap persaingan dunia. Namun
persaingan yang terjadi di Indonesia justru semakin menyedihkan, orang banyak
berlomba dalam merebut dan memperoleh perhatian masyarakat melalui karya
teknologinya tetapi banyak juga orang yang berlomba untuk memiliki hasil dari
kemajuan teknologi tersebut dengan selalu berganti-ganti gadget.
Masalah yang timbul di dalam masyarakat baik itu kriminalitas maupun
kenakalan remaja sangat mungkin terjadi seperti yang telah dijelaskan dalam
kasus pada Bab III, karena saat ini banyak masyarakat tidak sadar akan kebiasaan
yang dilakukan sehari-harinya justru dapat mempengaruhi tingkah laku dan
psikologis orang lain dengan cara ‘pamer gadget’. Orang yang berada didalam
suatu kelompok yang intens akan ikut terpengaruh oleh orang-orang yang berada
didalam kelompok itu juga sehingga orang yang mulanya berkepribadian baik itu
menjadi buruk ketika ingin mendapatkan apa yang diinginkannya seperti layaknya
teman-teman yang berada di sekitarnya tidak dapat dipenuhi dengan keterbatasan
ekonominya. Inilah bentuk interaksi dalam masyarakat yang salah karena
masyarakat cenderung selalu melakukan interaksi dalam bentuk imitasi atau
meniru orang lain terutama saat ini banyak masuknya budaya luar yang diserap
oleh masyarakat. Selain itu, banyak anak-anak remaja yang pada dasarnya cara

SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

14

Teknologi dan Kenakalan Remaja

MAKALAH

berfikirnya masih labil itu terpengaruh dengan cepat oleh teman sebayanya
terutama pada hal-hal yang bersifat negatif.
Orang yang mengalami masalah sosial pada Bab III itu memiliki
kepribadian yang tidak kuat sehingga sugesti untuk memiliki dan menggunakan
Blackberry menjadi penekanan tersendiri bagi dirinya karena ia merasa dengan
memilikinya maka dirinya akan menjadi hebat dan dipuji banyak orang. Dengan
melihat keterbatasan ekonominya dia memaksakan kehendak karena psikologinya
telah terpengaruhi ditambah dengan dia bergaul, melakukan komunikasi dan
interaksi dengan teman-teman yang bekerja sebagai ‘pekerja seks komersil’, maka
dia menerima pesan yang salah dari teman-temannya sehingga dia ikut terjerumus
kedalam dunia yang dijalani oleh teman-temnnya itu hanya demi sebuah
handphone Blackberry.
Sejatinya

seorang

anak-anak

harus

tetap

berkomunikasi

dengan

keluarganya terutama orang tua mengenai apa yang diinginkannya ataupun
mengenai pengalaman yang telah ia capai selama ia bergaul dengan temantemannya. Sehingga dengan segala keterbatasannya dia bisa mendapat pengertian
mengenai baik buruk tindakan yang akan diambil tetapi keluarga yang dimiliki
juga pasti akan tetap berusaha mencapai dan mengabulkan apa yang anaknya
inginkan karena tidak ingin anaknya terjerumus kedalam hal-hal negatif yang
dilakukan oleh temannya. Oleh karena itu interaksi yang dilakukan oleh seseorang
dengan orang lain harus disertai dengan penerapan norma dan batasan-batasan
yang oleh kepribadiannya dipegang teguh dan dijaga untuk menghindari
kemungkinan adanya pengaruh buruk yang diberikan oleh orang disekitarnya.
Peran orang tua dan lembaga formal seperti sekolah sangat penting untuk
memberikan pemahaman bahwa belum saatnya anak-anak itu mempermasalahkan
mengenai gaya atau mode sehingga gaya tersebut yang biasa dipamerkan oleh
orang-orang middle up tidak terlalu mempengaruhi orang-orang yang merupakan
kalangan menengah kebawah. Orang tua harus mengetahui dengan siapa anak
bergaul, berinteraksi, dan berkumpul agar orang tua bisa mengawasi dan
mengontrol anak melalui komunikasi dengan pemahaman yang bisa diterima oleh
sang anak. Kemudian guru yang berada di sekolah harus melakukan pengawasan
SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

15

MAKALAH

Teknologi dan Kenakalan Remaja

ketika banyak muridnya yang mendominasi murid lainnya sehingga memicu
konflik agar konflik itu dapat dicegah sebelum terjadi, dan seorang guru juga
harus mampu memprediksi tingkah laku muridnya apakah itu kemunduran
ataukah itu peningkatan agar sang guru dapat mengontrol lebih baik tingkah laku
murid-muridnya tersebut.
Modernisasi

memang

membuat

banyak

orang

ingin

mengikuti

perkembangannya namun masyarakat tidak harus mencapai dan mewujudkannya
dengan Westernisasi. Orang Indonesia khususnya justru terbuai dengan kemajuan
teknologi hasil dari modernisasi tersebut, banyak orang menjadi individualis,
kriminalis, dan mengalami tekanan psikologis. Tak jarang banyak anak-anak yang
terabaikan keberadaannya ketika orang tuanya bekerja keras karena modernisasi
ini menuntut orang lebih giat untuk bekerja, tak jarang juga orang tua yang sibuk
dengan teknologi yang dimilikinya sehingga anak terabaikan. Ini pula lah yang
memicu tekanan psikologis pada anak sehingga tak jarang anak delinkuen
melakukan perilaku-perilaku menyimpang karena anak ingin mendapatkan
perhatian penuh dari orang tuanya meskipun anak tersebut telah tumbuh menjadi
dewasa setidaknya bukan dari materi tetapi kedekatan secara psikologis.
Oleh karena itu, seharusnya teknologi-teknologi yang canggih yang dapat
menimbulkan kecemburuan sosial ini digunakan sesuai dengan kebutuhan dan
bukan didasarkan pada gaya atau mode semata, hormati keberadaan orang lain
yang mungkin tidak mempunyai kemampuan memiliki teknologi seperti kita.
Dalam kasus seperti sebenarnya hanya bisa dikendalikan oleh masingmasing individu karena ini berhubungan dengan kepribadian dan kemampuan
seseorang untuk menolak, menerima pengaruh dari orang yang berada
disekitarnya dan kemampuan seseorang untuk menahan keinginannya serta
kemampuan seseorang untuk menentukan prioritas kebutuhan hidupnya. Tetapi
untuk hal adanya kelompok pekerja seks seperti dijelaskan pada Bab III harus
ditangani oleh lembaga dan institusi terkait agar tidak menyebar luas dan
mempengaruhi lebih banyak remaja lainnya.

SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

16

Teknologi dan Kenakalan Remaja

MAKALAH

BAB V PENUTUP
Modernisasi

yang

menghasilkan

teknologi

ini

harus

diikuti

perkembangannya oleh masyarakat disertai dengan ilmu pengetahuan yang
mendalam agar masyarakat mengetahui tujuan utama adanya teknologi di dunia.
Modernisasi boleh diikuti oleh semua masyarakat dunia khususnya masyarakat
Indonesia dengan jalannya masing-masing tetapi bukan dengan jalan Westernisasi.
Teknologi ada bukan untuk mengukur hebat atau tidaknya seseorang untuk bisa
memilikinya tetapi teknologi ada untuk membantu kehidupan manusia agar lebih
efektif dan efisien.
Teknologi

tidak

bertujuan

untuk

menciptakan

masyarakat

yang

Westernisasi tetapi harus disertai dengan kesiapan mental dan kemampuan
masyarakat untuk bersaing dengan negara lain dengan mampu atau tidaknya
masyarakat menangkis nilai-nilai Barat yang juga ikut terbawa bersamaan dengan
modernisasi. Pranata sosial sangat berperan penting dan harus berjuang untuk
mengawasi anggotanya dari kemungkinan terjadinya penyimpangan sosial yang
lebih banyak lagi.

SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

17

Teknologi dan Kenakalan Remaja

MAKALAH

DAFTAR PUSTAKA
Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2011. Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba
Humanika.
Jasin, Maskoeri. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rajawali Pers.
P. Huntington, Samuel. 2012. Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan
Politik Dunia. Jakarta: Qalam.
Rakhmat, Jalaluddin. 2011. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Schoorl, J. W. 1991. Modernisasi Pengantar Sosiologi Pembangunan Negaranegara Sedang Berkembang. Jakarta: Gramedia.
Soelaeman, Munandar. 1989. Ilmu Sosial Dasar: Teori dan Konsep Ilmu Sosial.
Bandung: Eresco.
Firmansyah. 11/12/2013. Daripada Keperawanan Saya Diserahkan Ke Pacar.
Media Elektronik: regional.kompas.com.
Luci Huki. 30/12/2013. Kesenjangan Sosial Ekonomi. Media Elektronik: blogpelajaransekolah.blogspot.com.
M. Ardiansyah. 31/01/2014. Rena Nekad Curi Uang Majikan Untuk Beli Hp.
Media Elektronik: sumsel.tribunnews.com.

SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

18

Teknologi dan Kenakalan Remaja

MAKALAH

Naman Soetaman. 15/06/2012. Pranata Sosial Dalam Masyarakat. Media
Elektronik: gurumenulis12.blogspot.com.
Rini

Zaharani.

07/12/2012.

Kesenjangan

Sosial.

Media

Elektronik:

rzaharani.blogspot.com.
Rudi Hartono. 08/01/2014. Remaja Curi Motor Karena Ingin Beli Ponsel. Media
Elektronik: harianjogja.com.
Topik pagi. 04/09/2013. Gara-gara Ingin Beli Hp, Anak SD Gorok Teman Sendiri.
Media Elektronik: youtube.com.
Wikipedia. 31/03/2014. Teknologi. Media Elektronik: id.wikipedia.org.

SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

19