R. Mulyani, Triyani, N. Larasati, Spektrum pada Graf Reguler Kuat, hal. 13-21.

JMP : Volume 5 Nomor 1, Juni 2013, hal. 13 - 21

SPEKTRUM PADA GRAF REGULER KUAT
Rizki Mulyani, Triyani dan Niken Larasati
Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Jenderal Soedirman
Email : [email protected]

ABSTRACT. This article studied spectrum of strongly regular graph. This spectrum
can be determined by the number of walk with lenght l on connected simple graph,
equation of square adjacency matrix and eigen value of strongly regular graph.

Key words: graph spectrum, strongly regular graph, eigen value

ABSTRAK. Artikel ini mengkaji spektrum pada graf reguler kuat. Spektrum ini dapat
ditentukan dengan mengetahui banyaknya jalan dengan panjang l pada graf sederhana
terhubung, persamaan dari kuadrat matriks ketetanggaan graf reguler kuat dan nilai
eigen pada graf reguler kuat.

Kata kunci: spektrum graf, graf reguler kuat, nilai eigen


1. PENDAHULUAN
Teori spektral graf mulai dipelajari pada tahun 1950 an. Teori spektral graf
ini merupakan salah satu kajian dalam teori graf yang mempelajari sifat-sifat graf
dalam hubungannya dengan polinom karakteristik, nilai eigen dan vektor eigen
dari matriks yang merepresentasikan graf. Salah satu matriks representasi dari
graf adalah matriks ketetanggaan.

Matriks ketetanggaan dari sebuah graf

sederhana dengan n titik adalah matriks berukuran n x n yang elemen baris ke-i
dan kolom ke-j bernilai 0 atau 1. Elemen baris ke-i kolom ke-j pada matriks
ketetangaan akan bernilai 0 jika titik vi tidak bertetangga dengan titik vj, dan
bernilai 1 jika titik vi bertetangga dengan titik vj. Matriks ketetanggaan dari
sebuah graf bersifat simetri, sehingga nilai eigen dari matriks ini semuanya
bernilai riil (Kolman, 2007).

14

Mulyani, dkk.


Salah satu kajian dalam teori spekral graf adalah menentukan spektrum
pada graf. Spektrum pada graf merupakan pasangan terurut dari nilai-nilai eigen
matriks ketetanggaan beserta multiplisitasnya.

Jika  adalah nilai eigen dari

matriks A, maka multiplisitas aljabar didefinisikan sebagai multiplisitas dari 
sebagai akar polinom karakteristik dari A. Sementara itu multiplisitas geometri
didefinisikan sebagai dimensi dari ruang eigen E. Pada matriks simetri,
multiplisitas geometri sama dengan multiplisitas aljabarnya (Kolman, 2007).
Graf reguler kuat dengan parameter (n,k,a,b) didefinisikan sebagai graf
reguler berderajat k yang mempunyai n titik dengan jumlah ketetanggaan bersama
untuk setiap pasang titik yang bertetangga adalah a dan jumlah ketetanggaan
bersama untuk setiap pasang titik yang tidak bertetangga adalah b (Biggs,1993).
Spektrum pada graf reguler kuat dengan parameter (n,k,a,b) dapat diturunkan
dari lemma dan teorema tentang banyaknya jalan berbeda dari titik u ke titik v
pada graf terhubung, persamaan dari kuadrat matriks ketetanggaan graf reguler
kuat, dan nilai eigen dari matriks ketetanggaan graf reguler kuat.
Pada artikel ini, lemma dan teorema tersebut diberikan oleh Biggs (1993),
Chaudhary et. al (1986) dan Bapat (2010). Namun bukti dari lemma dan teorema

tersebut belum tertulis secara rinci. Oleh karena itu, penulis memberikan buktibuktinya lebih rinci. Selanjutnya lemma dan teorema tersebut digunakan oleh
penulis untuk memperoleh bentuk spektrum pada graf reguler kuat.

2. SPEKTRUM GRAF REGULER KUAT
Misalkan A(G ) adalah matriks ketetanggaan dari graf G dengan nilai
eigen berbeda 0  1 

 s 1. Misal mi adalah multiplisitas dari nilai eigen

ke–i, i  0,1, 2,..., s  1. Spektrum graf G yang dinotasikan dengan spec(G)
didefinisikan sebagai
  1 ... s 1 
spec(G)   0

 m0 m1 ... ms 1 

(Biggs, 1993).

Spektrum pada Graf Reguler Kuat


15

Ada beberapa lemma dan teorema yang dapat digunakan sebagai acuan
untuk menentukan spektrum pada graf reguler kuat (n, k, a, b). Berikut ini adalah
lemma yang ditulis oleh Biggs (1993).

Lemma 2.1 (Biggs, 1993).
Jika A adalah matriks ketetanggaan dari graf G, maka elemen baris ke- i
kolom ke- j pada matriks A menyatakan jumlah jalan yang berbeda
dari vi ke v j dengan panjang

pada graf G.

Bukti. Lemma ini akan dibuktikan dengan induksi matematika.
i) Untuk

 1, diperoleh

A1  A. Elemen-elemen ke (i, j ) pada matriks


ketetanggaan graf G adalah

 Aij

1, jika (vi v j )  E (G)

0, jika (vi v j )  E (G).

Jika vi bertetangga dengan v j maka terdapat sisi yang menghubungkan langsung
dari vi ke

v j . Hal ini berarti terdapat jalan dengan panjang satu dari vi ke v j .

Sebaliknya jika vi tidak bertetangga dengan v j , maka tidak terdapat sisi yang
menghubungkan langsung dari titik vi ke

v j . Hal ini berarti tidak terdapat jalan

dengan panjang satu dari vi ke v j . Akibatnya elemen baris ke-i kolom ke-j pada
matriks ketetanggaan menyatakan jumlah jalan dengan panjang 1 dari vi ke

ii) Asumsikan benar untuk

vj.

 k , artinya ( Ak )ij menyatakan jumlah jalan yang

berbeda dari vi ke v j dengan panjang k .
iii) Akan ditunjukkan

( Ak 1 )ij menyatakan jumlah jalan yang berbeda dari

v j dengan panjang k 1 .

vi ke

16

Mulyani, dkk.

Jumlah jalan yang berbeda dari vi ke v j dengan panjang k  1 sama dengan

jumlah jalan yang berbeda dari vi ke vh dengan panjang k dengan vh adalah titik
yang bertetangga dengan v j . Hal ini berarti jumlah jalan dengan panjang k  1
dari vi ke v j adalah



( vh v j )E ( G )

( Ak )ij , karena elemen ( A) hj bernilai satu jika vh

bertetangga dengan v j dan bernilai 0 jika vh tidak bertetangga dengan v j .
Akibatnya diperoleh

  A   A
n

k

h 1


ih

hj

   A

 Ak



i1

 Ak A

1j

   A

 Ak


  A 
k 1

ij

ij

i2

2j

   A

 ...  Ak

in

nj

.


Hasil ini menyimpulkan bahwa elemen baris ke-i kolom ke-j pada matriks Ak 1 .
menyatakan jumlah jalan dari vi ke v j dengan panjang k  1 .

Teorema 2.2 (Chaudhary et.al., 1986).
Jika G adalah graf reguler kuat dengan parameter (n,k,a,b), maka kuadrat
matriks ketetanggaan dari graf G adalah A2  (a  b) A  (k  b) I  bJ .

Bukti : Untuk membuktikan teorema ini akan dicari elemen baris ke-i kolom ke-j
pada kuadrat matriks ketetanggaan ( A2 )ij . Untuk i = j, elemen diagonal dari
kuadarat matriks ketetanggaan suatu graf merepresentasikan derajat titik vi.
2
Karena G adalah graf reguler kuat berderajat k, maka ( A )ii  k . Dari lemma 1

dan definisi graf reguler kuat, elemen baris ke- i kolom ke- j untuk i  j dan

(vi v j )  E (G )

pada


kuadrat

matriks

ketetanggaan

graf

reguler

kuat

merepresentasikan juga banyaknya ketetanggaan bersama untuk setiap dua titik
yang bertetangga yaitu a. Sedangkan untuk elemen baris ke- i kolom ke- j dengan

i  j dan (vi v j )  E (G ) pada kuadrat matriks ketetanggaan graf reguler kuat
merepresentasikan juga banyaknya ketetanggaan bersama untuk setiap dua titik

Spektrum pada Graf Reguler Kuat

17

yang tidak bertetangga yaitu b. Oleh karena itu, ( A2 )ij dapat ditulis sebagai
berikut

A 
2

ij

 k , untuk i  j

  a, untuk i  j dengan (vi v j )  E (G )

b, untuk i  j dengan (vi v j )  E (G ).

1

Persamaan (1) dapat juga ditulis sebagai berikut
A2  kI  aA  bAc .

(2)

Karena G adalah graf reguler maka

A  Ac  J  I (Biggs, 1993), apabila

Ac  J  I  A disubstitusikan ke persamaan (2) diperoleh
A2  kI  aA  c ( J  I  A)
A2  (a  b) A  ( k  b) I  bJ .

Teorema 2.3 (Bapat, 2010).
Jika G adalah graf reguler kuat dengan parameter (n,k,a,b) dan
t   a  b   4  k  b  , maka setiap nilai eigen dari A adalah k atau
2





1
a b t .
2

Bukti. Nilai eigen o = k diperoleh dari proposisi graf reguler G yang menyatakan
k adalah nilai eigen dari matriks ketetanggaan G (Biggs, 1993). Selanjutnya akan
dibuktikan

* 



1
ab t
2



juga nilai eigen dari matriks ketetanggaan graf

reguler kuat dengan parameter (n, k, a, b). Misal diambil nilai eigen   k , dan
vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen  adalah y. Dari teorema 2
diperoleh persamaan
A2  (a  b) A  (k  b) I  bJ
A2  (b  a) A  (b  k ) I  bJ .

( 3)

18

Mulyani, dkk.

Dengan mengalikan ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan (3) dengan y
diperoleh

A2 y  (b  a) Ay  (b  k ) Iy  bJy.

(4)

Vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen  adalah u = [1 1….1]T
(Kolman, 2007). Karena y adalah vektor eigen yang bersesuaian dengan ,
akibatnya u ortogonal dengan y. Sehingga
1  y1 
u  y =       1y1  ...  1yn  0.
1  yn 

Persamaan (4) dapat ditulis sebagai
1
bJy = b 
1

1   y1  
  
  
1   yn  

0 
 b   = 0.
0 

Karena Ay   y , persamaan (4) menjadi



2



 (b  a )   (b  k ) y = 0y.

(5)

Persamaan (5) mengakibatkan

 2  (b  a)   (b  k )  0.

(6)

Persamaan (6) merupakan persamaan kuadrat dengan variabel µ, persamaan
kuadrat ini dapat difaktorkan menggunakan rumus sebagai berikut :

 

(a  b)  (b  a) 2  4(k  b)
.

2

Karena t   b  a   4  k  b  sehingga   
2

1
((a  b)  t ).
2

Selanjutnya teorema 3 digunakan untuk memperoleh bentuk spektrum pada
graf reguler kuat dengan parameter (n, k, a, b). Hasil sebelumnya diperoleh tiga
persamaan untuk nilai eigen dari matriks ketetanggaan graf reguler kuat yaitu

Spektrum pada Graf Reguler Kuat

19

0  k

(7)

 

( a  b)  t
2

(8)

 

( a  b)  t
2

(9)

2
dengan t  (b  a)  4(k  b).

Misalkan m0 adalah multiplisitas dari nilai eigen k , m1 adalah multiplisitas dari
nilai eigen  dan m2 adalah multiplisitas dari nilai eigen  , maka multiplisitas
dari matriks ketetanggaan graf reguler kuat adalah m0  m1  m2  n . Karena
multiplisitas m0  k adalah 1 (Biggs, 1993), maka m1  m2  n  1. Salah satu sifat
matriks ketetanggaan adalah
n

(1993),


i 1

i

 Aii  0 ,

akibatnya tr ( A)  0. Menurut Biggs

 tr ( A) sehingga diperoleh
n



i

 k  m1  m2   0.

(10)

i

Substitusi persamaan (8) dan (9) ke persamaan (10), diperoleh

 ( a  b)  t 
 ( a  b)  t 
k  m1 
  m2 
  0.
2
2




Kalikan persamaan (11) dengan 2, diperoleh







(11)



2k  m1 (a  b)  t  m2 (a  b)  t  0
 m1  m2 

(m1  m2 )(a  b)  2k

.
t
Tambahkan ruas kiri dari persamaan (12) dengan m1  m1 diperoleh

(12)

(m1  m2 )(b  a)  2k
t
(m  m2 )(b  a)  2k
 2m1  (m1  m2 )  1
t

m1  m2  m1  m1 

 m1 

(m  m2 )(b  a)  2k 
1
(m1  m2 )  1

.
2
t


(13)

20

Mulyani, dkk.
Sebelumnya diketahui bahwa m1  m2  n 1. Substitusi m1  m2  n 1 ke

persamaan (13) diperoleh
m1 

1
(n  1)(b  a)  2k 
(n  1) 

,
2
t


(14)

sehingga
m2  n  1  m1
m2 

 (n  1)(b  a)  2k  
1
(n  1)  
 .
2
t



(15)

2
Substitusi t  (b  a)  4(k  b) ke persamaan (14) dan (15), diperoleh

m1 

1
(n  1)(b  a )  2k 
(n  1) 

2
2




b
a
k
b
(
)
4(
)


m2 

1
(n  1)(b  a )  2k 
(n  1) 
.
2
2

b
a
k
b



(
)
4(
)


Oleh karena itu, diperoleh spektrum graf reguler kuat

 0
spec(G)  
m
 0

dengan



 

m1

m2 

,

0  k
(a  b)  (b  a) 2  4(k  b)
 
2
(a  b)  (b  a ) 2  4(k  b)
 
2
m0  1
1
(n  1) 
2

1
m2  (n  1) 
2

m1 

(n  1)(b  a)  2k 

(b  a) 2  4(k  b) 
(n  1)(b  a )  2k 
.
(b  a) 2  4(k  b) 

3. KESIMPULAN DAN SARAN
Bentuk spektrum pada graf reguler kuat dengan parameter (n,k,a,b) adalah

Spektrum pada Graf Reguler Kuat

k

spec(G )  
1




 a  b   b  a 
2

1
 n  1 
2

2

21
 4k  b

 n  1 b  a   2k
2
b  a   4  k  b 


 4 k  b 

2
,
 n  1 b  a   2k 
1
 n  1 

2
2
 b  a   4  k  b  

 a  b   b  a 

2

dengan n menyatakan banyak titik di G, k menyatakan derajat setiap titik di G, a
menyatakan banyaknya ketetanggaan bersama untuk setiap dua titik yang
bertetangga dan b menyatakan banyaknya ketetanggaan bersama untuk setiap dua
titik yang tidak bertetangga di G.
Pada artikel ini hanya dibahas mengenai bentuk spektrum pada graf
reguler kuat. Kajian lanjutan dari spektrum pada graf reguler kuat adalah
menentukan banyaknya spanning tree atau yang disebut tree number dari graf
regular kuat.

DAFTAR PUSTAKA
Bapat, R B. (2010). Graphs Matrices. Hindustan Book , India.
Biggs N. (1993). Algebraic Graph Theory. Second Edition, Cambridge
Mathematical Library.
Chaudhary, N.S, Sada, N.L., and Phatak, B.D. (1986). A Note on The Property of
an Adjoint of the Adjacency Matrix of Strongly Regular Graph, Indian
Journal. Pure Appl.Math. pp. 871-874.
Kolman B.(2007). Elementary Linear Algebra and Its Applications. Ninth
Edition. Published by Pearson.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22