1 ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015

  

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Meike N. R. Toding*, Budi T. Ratag*, Odi R. Pinontoan*

  • *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

  ABSTRAK

Gouthy adalah penyakit rematik yang dihasilkan dari pengendapan kristal asam urat di jaringan

dalam tubuh, proses ini disebabkan kelebihan produksi asam urat. Berdasarkan hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2013, prevalensi penyakit sendi berdasarkan

diagnosis atau gejala 24,7%. Prevalensi penyakit sendi berdasarkan diagnosis nakes atau gejala

tertinggi di Nusa Tenggara Timur (33,1%). Menurut data yang diperoleh dari Puskesmas Bahu

Kota Manado tahun 2015 untuk data Gouthy Arthritis sebanyak 43 kasus. Tujuan penelitian ini

untuk menganalisis faktor risiko kejadian Gouthy Arthritis di wilayah kerja puskesmas Bahu tahun

2015. Penelitian ini menggunakan Case Control Study dengan populasi pada kelompok kasus

yaitu pasien yang tercatat menderita Gouthy Arthritis dan pada kelompok kontrol yaitu pasien

yang terdiagnosa penyakit tidak menular dengan jumlah sampel sebanyak 86 orang. Hasil dari

penelitian pada variabel umur dengan kejadian Gouthy Arthritis didapatkan nilai p=0,023, nilai

nilai OR=5,16 (CI 95% ; 1,33-19,89). Pada variabel jenis kelamin dengan kejadian Gouthy

Arthritis didapatkan hasil dengan nilai p=0,517. Kesimpulan dari penelitian ini adalah

berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa umur merupakan faktor risiko kejadian Gouthy

Arth ritis, responden berumur ≥ 30 tahun berpeluang 5,16 kali lebih besar untuk menderita Gouthy

Arthritis daripada responden yang berumur <30 tahun. Pada variabel jenis kelamin bukan

merupakan faktor risiko kejadian Gouthy Arthritis di wilayah kerja Puskesmas Bahu.

  Kata Kunci: Faktor Risiko, Gouthy Arthritis ABSTRACT

Gouthy is a rheumatic disease result of deposition of uric acid crystals in the tissues of the body,

this process is caused by excess uric acid production. Based on the results of Health Research

(Riskesdas) Indonesia in 2013, the prevalence of joint disease or symptom based diagnosis of

24.7%. The prevalence of joint disease or symptom based diagnosis of health workers is the

highest in East Nusa Tenggara (33.1%). According to data obtained from Community Health

Center Of Bahu Manado City in 2015 for data Gouthy Arthritis 43 cases. The purpose of this study

to analyze the risk factors of Gouthy Arthritis in the working area of Puskesmas Bahu 2015. This

study used Case Control Study population group recorded cases in which patients suffer from

Gouthy Arthritis and the control group in which patients diagnosed with non-communicable

diseases, 46 people were taken as the sample. The results of the study on the variables of age with

the incidence of Gouthy Arthritis p-value = 0.023, OR = 5.16 values (95% CI; 1.33 to 19.89). In

the gender variable with the incident Gouthy Arthritis is obtained with p = 0.517. The conclusion

of this study is based on the results of analysis show that age is a risk factor Gouthy Arthritis,

respondents aged ≥ 30 years 5.16 times more likely to suffer from Gouthy Arthritis than

respondents age <30 years. In the gender variable is not a risk factor Gouthy Arthritis in

Community Health Centre of Bahu.

  Keywords: Risk Factors, Gouthy Arthritis

  erat dengan gangguan metabolisme

  PENDAHULUAN Gouthy adalah penyakit rematik yang

  purin yang memicu peningkatan kadar dihasilkan dari pengendapan kristal asam urat dalam darah (hiperurisemia), asam urat (monosodium urat) di jaringan dan menduduki peringkat ketiga setelah dan cairan dalam tubuh, proses ini

  Arhtrosis dan Arthritis Rematoid .

  disebabkan kelebihan produksi asam

  Gouthy cenderung terdapat pada

  urat (CDC, 2016). Gouthy berhubungan peminum alkohol, pria pasca-pubertas, dan wanita pasca-menopause (Junaidi,2013). Umumnya, Gouthy diderita oleh pria berusia >40 tahun, namun sekarang ini tidak sedikit yang mengalami Gouthy pada usia 30 tahunan. Faktor penyebabnya berkaitan dengan pola makan karena zaman sekarang kebanyakan makanan mengandung purin yang tinggi (Soeroso dan Algristian, 2011). Berdasarkan data kadar asam urat tinggi yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Manado pada tahun 2015 sebanyak 1.054 kasus dan tertinggi pada perempuan sebanyak 733 kasus dibandingkan laki-laki sebanyak 321 kasus. Menurut data yang diperoleh dari Puskesmas Bahu Kota Manado tahun 2015 untuk data Gouthy Arthritis sebanyak 46 kasus, ditemukan kasus tertinggi pada perempuan sebanyak 22 orang dan pada laki-laki sebanyak 21 orang (Puskesmas Bahu, 2016).

  Dari uraian data-data di atas belum ada penelitian mengenai analisis faktor risiko kejadian Gouthy Arthritis di Puskesmas Bahu, maka peneliti tertarik melakukan penelitian ini.

  1. Distribusi Karakteristik Responden

  43 82,6 17,4 53,5 46,5 50,0 50,0

  43

  40

  46

  15

  71

  Karakteristik n % Umur ≥ 30 tahun < 30 tahun Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Gouthy Arthritis Menderita Tidak menderita

  Distribusi karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 1. Tabel

  Jenis penelitian ini adalah observational analitik dengan desain Case-Control

  HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi Karakteristik Responden

  Odds Ratio (OR), Confidence Interval (CI).

  analisis data univariat dan bivariat dengan menggunakan Uji Chi-Square,

  editing, coding, entry, kemudian cleaning . Penelitian ini menggunakan

  Setelah diperoleh dan dikumpulkan, pengolahan data selanjutnya yaitu

  ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Bahu Kota Manado dengan jumlah sampel 86 orang. Pada kelompok kasus menggunakan total sampling dan pada kelompok kontrol dipilih dengan cara systematic sampling. Pengumpulan data yaitu menggunakan data sekunder.

  Study (studi kasus-kontrol). Penelitian

  Tabel 1. menunjukkan bahwa responden yang berumur ≥ 30 tahun sebanyak 71 orang (82,6%) dan yang berumur < 30 tahun sebanyak 15 orang (17,4%), responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 46 orang (53,5%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 40 orang (46,5%), responden yang menderita Gouthy Arthritis sebanyak 43 sebanyak 43 orang

  Gouthy Arthritis orang (50,0%) dan yang tidak menderita (50,0%).

  Hasil Analisis Bivariat

  Tabel 2. Karakteristik Responden Penelitian

  Gouthy Arthritis Variabel

  Total % Menderita Tidak Menderita n % n %

  Umur 40 93,0 31 72,1 71 82,6 ≥ 30 tahun

  < 30 tahun 3 7,0 12 27,9 15 17,4 Jenis Kelamin Laki-laki 21 48,8 25 58,1 Perempuan

  22 51,2 18 41,9

  Berdasarkan tabel 2. pada variabel umur kelompok kasus yang terbanyak pada umur

  30

  tahun sebanyak 40 responden (93,0%) dan yang sedikit terdapat pada umur < 30 tahun sebanyak 3 responden (7,0%). Sedangkan pada kelompok kontrol yang terbanyak pada umur

  30 tahun sebanyak 31 responden (72,1%) dan yang sedikit pada umur < 30 tahun

  sebanyak 12 responden (27,9%). Pada variabel jenis kelamin kelompok kasus pada perempuan lebih banyak (51,2%) dan untuk kelompok kontrol pada perempuan paling sedikit (41,9%), untuk kelompok kontrol pada laki-laki lebih banyak (58,1) dan untuk kelompok kasus pada laki-laki paling sedikit (48,8%).

  Tabel 3. Analisis Faktor Risiko Umur terhadap Kejadian Gouthy Arthritis

  OR Gouthy Arthritis

  Umur p-value (CI 95%) menderita Tidak menderita Total n % n % n %

  40 93,0 31 72,1 71 82,6 0,023 5,16 ≥ 30 tahun (1,33-19,89)

  < 30 tahun 3 7,0 12 27,9 15 17,4 Total 43 100,0 43 100,0 86 100,0

  Tabel 4. Faktor risiko jenis kelamin terhadap kejadian Gouthy Arthritis

  OR Gouthy Arthritis

  Jenis kelamin menderita Tidak menderita Total p-value (CI 95%) n % n % n % Laki-laki

  21 48,8 25 58,1 46 53,5 0,517 0,68 Perempuan 22 51,2 18 41,9 40 46,5 (0,29-1,61) Total 43 100,0 43 100,0 86 100,0

  Tabel 3 Hasil penelitian menunjukkan terhadap kejadian Gouthy Arthritis, bahwa umur merupakan faktor risiko dengan nilai p=0,023, OR= 5,16 (CI

  95%;1,33-19,89), yang berarti bahwa responden dengan umur ≥ 30 tahun memiliki risiko terserang Gouthy

  Arthritis di bandingkan dengan responden yang berumur < 30 tahun.

  Menurut Djokroprawiro (2007) dalam bukunya menuliskan bahwa Gouthy

  Arthritis merupakan salah satu penyakit

  yang banyak dijumpai pada laki-laki usia antara 30-40 tahun, sedangkan pada wanita umur 55-70 tahun. Insiden wanita jarang kecuali setelah menopause. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian dari Purwaningsih (2010) mengenai faktor- faktor risiko hiperurisemia di Rumah Sakit Umum Kardinah Kota Tegal yang mengatakan bahwa umur merupakan faktor risiko terhadap hiperurisemia dengan nilai OR > 1, (CI 95% 0,703- 6,818). Penelitian Lioso (2015) mengenai hubungan antara umur, jenis kelamin dan indeks massa tubuh dengan kadar asam urat darah pada masyarakat yang datang berkunjung di Puskesmas Paniki Bawah Kota Manado juga mengatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kadar asam urat darah dengan nilai p=0,001. Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa variabel umur merupakan faktor risiko dengan kejadian Gouthy Arthritis karena kadar asam urat cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan usia.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin merupakan faktor protektif terhadap kejadian Gouthy Arthritis, dengan nilai p=0,517, OR= 0,68 (CI 95%;0,29-1,61) dilihat dari distribusi tidak jauh beda antara jenis kelamin pada laki-laki berjumlah 46 orang dan pada perempuan berjumlah 40 orang. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mawara (2013) mengenai berbandingan kadar asam urat darah pada masyarakat semi kota dan masyarakat desa di Kabupaten Minahasa Selatan yang menyatakan tidak ada hubungan jenis kelamin dengan kadar asam urat darah dengan nilai p= 0,48. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian dari Purwaningsih (2010) mengenai faktor- faktor risiko hiperurisemia di Rumah Sakit Umum Kardinah Kota Tegal yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian Hiperurisemia dengan nilai

  p =0,284 (p>0,05) dan nilai OR= 0,677 (CI 95% = 0,333-1,376).

  KESIMPULAN

  Hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Bahu Kota Manado, dapat disimpulkan bahwa : 1.

Umur merupakan faktor risiko terhadap kejadian Gouthy Arthritis

  di wilayah kerja Puskesmas Bahu Kota Manado dengan nilai OR > 1 sejak dari usia produktif dan dan responden berumur ≥ 30 tahun berpeluang 5,16 kali lebih besar melakukan control asam urat. untuk menderita Gouthy Arthritis 3.

  Bagi penelitian selanjutnya daripada responden yang berumur < Dapat dilakukannya penelitian yang 30 tahun. serupa dengan variabel-variabel 2. yang berbeda dengan menggunakan

  Jenis kelamin merupakan faktor protektif terhadap kejadian Gouthy desain penelitian lain.

  Arthritis di wilayah kerja

  Puskesmas Bahu Kota Manado DAFTAR PUSTAKA dengan nilai OR < 1. CDC, 2016. Centers for Disease Control

  and Prevention .

  SARAN

   Beberapa saran yang dapat diberikan (online), di akses 5 berdasarkan hasil penelitian yang Juni 2016 dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Djokroprawiro, Askandar, dkk. 2007. Bahu Kota Manado yaitu sebagai Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. berikut: Airlangga University Press.

  1. Surabaya Bagi Puskesmas Dapat memberikan promosi Dinas Kesehatan Kota Manado. 2015. kesehatan berupa penyuluhan Laporan Kesakitan Kota Manado mengenai faktor risiko, cara 2015. Manado:Dinas Kesehatan pencegahan serta pengobatan Kota Manado.

  Gouthy Arthritis kepada masyarakat Junaidi, I. 2013. Rematik dan Asam

  baik yang sudah mengalami Gouthy Urat (Edisi Revisi) . Jakarta: PT

  Arthritis maupun yang belum. Bhuana Ilmu Populer 2.

  Lioso, J.P. 2015. Hubungan Antara

Bagi masyarakat

  Diharapkan masyarakat dapat Umur, Jenis Kelamin Dan Indeks menerima informasi ini dengan Massa Tubuh Dengan Kadar Asam baik, dan bagi yang sudah memiliki Urat Darah Pada Masyarakat Yang kadar asam urat tinggi untuk dapat Datang Berkunjung Di Puskesmas mengendalikan faktor-faktor risiko Paniki Bawah Kota Manado , terjadinya Gouthy Arthritis dan meningkatkan gaya hidup sehat (Online), diakses 3 mengatur pola konsumsi makanan Juni 2016 Mawara, M.E. 2013. Berbandingan Pengembangan Kesehatan

  Kadar Asam Urat Darah Pada Kementrian Kesehatan RI Masyarakat Semi Kota dan Soeroso J, Algristian H. 2011. Asam Masyarakat Desa Di Kabupaten Urat. Depok: Penebarplus Minahasa Selatan

  Purwaningsih, T. 2010. Faktor-Faktor

  Risiko Hiperurisemia Di Rumah Sakit Umum Kardinah Kota Tegal .

  Puskesmas Bahu, 2015. Laporan Kesakitan Puskesmas Bahu.

  Manado: Puskesmas Bahu Riskesdas, 2013. Riset Kesehatan Dasar

  2013 . Jakarta: Badan Penelitian dan