IMPLEMANTASI PROGRAM PENILAIAN STATUS GIZI SISWA DALAM RANGKA MENINGKATKAN KUALITAS HASIL BELAJAR SISWA Semuel Kuriake Balubun SMA Negeri 3 Tual

  JMP Online Vol 2, No. 6, 521-529. © 2018 Kresna BIP.

  Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) e-ISSN 2550-0481

   p-ISSN 2614-7254

  IMPLEMANTASI PROGRAM PENILAIAN STATUS GIZI SISWA DALAM RANGKA MENINGKATKAN KUALITAS HASIL BELAJAR SISWA Semuel Kuriake Balubun SMA Negeri 3 Tual

  INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

  Dikirim : 28 Juni 2018 Program Penilaian Status Gizi Siswa (PPSGS) Revisi pertama : 04 Juli 2018 adalah sebuah karya inovasi berbasis aplikasi Ms. Excel Diterima : 05 Juli 2018 yang dikembangkan di SMA Negeri 3 Tual untuk Tersedia online : 06 Juli 2018 mendorong perbaikan status gizi siswa dengan mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Kata Kunci : Program Penilaian

  Status Gizi Siswa (PPSGS), Indeks Antropometri Penilaian Status Gizi Anak atau Indeks Massa Tubuh (IMT) Massa Tubuh (IMT), sekaligus meningkatkan kesadaran orang tua peseta didik untuk memperhatikan pertumbuhan anaknya per triwulan dan diintegrasikan dengan Laporan Email : Hasil Belajar Siswa (LHBS) dengan melibatkan orang tua, komite sekolah, Usaha Kesehatan Sekolah dan Puskesmas Un, Kota Tual.

  Program Penilaian Status Gizi Siswa ini berhasil meningkatkan status gizi siswa secara signifikan dimana jumah siswa dengan berat badan ideal pada awalnya hanya 56 orang (29%), naik sebesar 49% (94 orang) dan berhasil pula meningkatkan hasil belajar siswa diatas rata-rata KKM, meningkatkan peran serta orang tua siswa dan Komite Sekolah.

  PENDAHULUAN Latar Belakang

  Sebagaimana diatur dalam pasal 3, Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap Indikator sederhana untuk mengetahui kualitas kesehatan siswa adalah data antopometri (berat badan, tinggi badan dan umur). Terhadap hal ini, peran orang tua/ wali peserta didik sangat penting. Keluarga sebagai salah satu komponen tripusat pendidikan adalah lembaga pendidikan tertua yang bersifat informal, pertama dan utama serta bersifat kodrati. Disinilah peran strategis orang tua untuk memelihara, merawat, melindungi dan mendidik sehingga siswa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

  Keadaan kesehatan siswa erat berhubungan dengan jumlah, frequensi dan kualitas nutrisi yang disediakan oleh orang tua/ wali serta pola hidup atau kebiasaan. Salah satu cara sederhana mengetahui status gizi siswa adalah dengan melihat Indeks Massa Tubuh (IMT) yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indoensia Nomor: 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.

  Semakin baik kualitas kesehatan peserta didik, semakin baik pula potensi kualitas hasil belajarnya secara akademis, baik secara kognitif, psikomotorik dan afektif. Sebaliknya, kondisi kesehatan siswa yang buruk, berpotensi memyebabkan prestasi akademiknya tidak optimal. Sehubungan dengan hal diatas, berdasarkan hasil pengamatan terhadap kondisi kesehatan fisik para peserta didik baru SMA Negeri 3 Tual, pada awal tahun pelajaran 2017/ 2018 menunjukan bahwa ada sejumlah siswa dengan berat badan kurang ideal (relatif kurus) atau tidak proporsional dengan tinggi badan mereka. Disamping itu, ada sejumlah siswa yang sering pinsan saat apel pagi atau siang dan saat upacara bendera serta selalu saja ada yang meminta izin saat proses belajar mengajar berlangsung untuk ke kantin sekolah karena lapar.

  Keadaan ini mendorong kepala sekolah untuk segera melakukan intervensi melalui program inovatif yang dapat mendorong peran serta orang tua/ wali peserta didik, unit kesehatan terkait (Puskesmas dan Dinas Kesehatan) sebagai komponen strategis yang dikenal dengan tripusat pendidikan untuk bersama-sama secara partisipatif, mengidentifikasi dan mengkaji langkah-langkah inovatif dan strategi sesuai kapasitas masing-masing pihak memperbaiki status gizi para peserta didik dalam rangka meningkatkan kualitas potensi hasil belajar siswa.

  Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, yang menjadi pemasalahan utama adalah:

  1. Bagaimana memperbaiki status gizi siswa sebagai unsur menunjang penting dalam meningkatkan kualitas hasil belajar?

  2. Bagaimana desain instrumen sederhana yang dapat digunakan untuk mengawasi perkembangan status gizi siswa di sekolah?

  Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan daripada penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui efektifitas Program Penilaian Status Gizi Siswa dalam upaya perbaikan status gizi siswa. Dan meningkatkan hasil belajar siswa

  2. Memperoleh desain aplikasi Program Penilaian Status Gizi berbasis Ms. Excel agar dapat mengetahui efektifitas Program Penilaian Status Gizi Siswa dalam membangun kesadaran dan partisipasi orang tua/ wali siswa untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak mereka.

  KAJIAN PUSTAKA Pengertian Status Gizi

  Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien.

  Dengan merujuk kepada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak atau Indeks Massa Tubuh (IMT) maka sekolah dapat dengan mudah mengetahui keadaan kesehatan dan pertumbuhan siswa, termasuk untuk mengetahui seberapa besar risiko gangguan kesehatan siswa.

  Angka indeks massa tubuh atau Body Mass Index (BMI) digunakan untuk menunjukkan kategori berat badan seseorang apakah sudah proporsional atau belum. Melalui IMT, sekolah dan orang tua dapat mengetahui apakah berat badan anaknya termasuk kategori normal, kelebihan, atau justru kekurangan.

  Menurut Azwar (dalam Sri Pitri Astutiningsih, 2014), “Indeks Maasa Tubuh (IMT) yang normal antara 18-25. Seseorang dikatakan kurus apabila IMT <18 dan dikatakan gemuk bila IMT > 25. Bila IMT > 30 berarti orang tersebut menderita obesitas dan perlu diwaspadai karena biasanya pada orang obesitas akan dijumpai beberapa penyakit degeneratif seperti Diabetes Melitus, hipertensi, hiperkolesterol dan kelainan metabolik lainnya”.

  Hubungan Status Gizi dan Prestasi Belajar

  Berdasarkan hasil riset yang dipublikasi oleh National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion, Division of Population Health

  • – Amerika Serikat (2014:4), disimpulkan bahwa “Healthy students are better on all levels of

  

academic achievement: academic performance, education behavior, and cognitive

skills and attitudes

  ”. Hal ini menunjukan bahwa kualitas kesehatan peserta didik berpengaruh sangat signifikan terhadap hasil belajar mereka. Hal ini juga dikemukakan oleh Hedwig Acham, et al (2008)

  “Height, weight and BMI have a significant

  

association with learning, suggesting the importance of nutrition in the education

system .

  ” Disamping itu, menuret a l (2006) “Schools that utilize

  

nontraditional instructional strategies to improve student health may also improve

academic achievement, closing equity gaps in both health and academic achievement ”.

  Oleh karenanya, sangatlah penting bagi sekolah untuk secara intensif memantau perkembangan pemenuhan nutrisi siswa selama mengikuti pendidikan.

  Program Penilaian Status Gizi Siswa (PPSGS)

  Secara umum, terdapat berbagai bentuk aplikasi yang berbasis web maupun android pada smartphone yang dapat digunakan untuk menilai status gizi seseorang, namun keberadaan berbagai aplikasi tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan sekolah. Disamping itu, program penilaian status gizi siswa belum banyak dikembangkan dan digunakan pada jenjang pendidikan menengah atas sehingga tidak terdapat cukup referensi untuk digunakan sebagai pembanding secara akademis.

  Oleh karenanya, sebagaimana dikemukan oleh Gram Megans (2017)

  Maintaining good physical health is proven to help academic performance

  “

  ” maka

  Program Penilaian Status Gizi Siswa (PPSG) ini dikembangan sekolah dengan tujuan untuk meningatkan potensi daya serap siswa dengan memperhatikan keadaan status gizi siswa di awal tahun pelajaran 2017/2018 yang relatif rendah, sehingga kepala sekolah SMA Negeri 3 Tual merasa sangat perlu untuk segera mengembangkan sebuah aplikasi sederhana berbasis Microsoft Excel yang secara praktis mudah digunakan untuk memantau perkembangan status gizi siswa selama mengikuti program pendidikan di SMA Negeri 3 Tual.

  Program Penilaian Status Gizi Siswa (PPSGS) secara umum berisi informasi perkembangan status gizi siswa yang terus di perbaharui setiap 3 bulanan dan kemudian sampaikan kepada orang tua peserta didik dalam bentuk Laporan Hasil Penilaian Status Gizi Siswa.

  METODE PENELITIAN Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Tual, beralamat di Jalan Chr.

  Rahanra, Kelurahan Lodar El, Kecamatan Pulau Dullah Selatan, Kota Tual, Provinsi Maluku selama 6 (enam) bulan, dimulai pada tanggal 17 Juli 2017 sampai dengan 30 Desember 2017. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMA Negeri 3 Tual, tahun pelajaran 2017/ 2018 sebanyak 192 (87 perempuan dan 105 laki-laki).

  Prosedur Pemecahan Masalah

  Strategi pemecahan masalah banyaknya peserta didik yang memiliki berat badan kurang idea l adalah dengan mendesain “Program Penilaian Status Gizi Siswa

  (PPSGS)” berbasis Aplikasi Ms. Excell, dengan merujuk pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak atau Indeks Massa Tubuh (IMT) dan mengitegrasikannya sebagai bagian dari Laporan Hasil Belajar Siswa yang akan disampaikan secara berkala, per triwulan dan pada setiap akhir semester sebagai strategi inovatif yang sekaligus berfungsi meningkatkan kesadaran orang tua siswa tentang pentingnya pemenuhan nutrisi untuk meningkatkan potensi hasil belajar siswa.

  Tahapan operasional dalam menjalankan strategi Penilaian Status Gizi siswa (PPSGS) berbasis data Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai bagian dari Laporan Hasil Belajar Siswa dilaksanakan melalui beberapa langkah yang dapat diuraikan sebagai berikut: Telaah Lapangan, yaitu melihat dan memetakan permasalahan yang ada di lapangan. Pada kegitan ini dilakukan pendataan awal untuk memperoleh data antpometri (berat badan dan tinggi badan), menghimpun data tentang kesadaran orang tua/ wali peserta didik tentang tumbuh kembang anakdengan menggunakan lembar kuisioner (lampiran 1 & 2), termasuk mempelajari latar belakang sosial-ekonomi peserta didik kelas X melalui Dapodik.

  Membangun Komitemen dan Koordinasi, tahap ini kepala sekolah melakukan pertemuan dengan orang tua siswa, Komite Sekolah dan koordinasi dengan Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Tual, termasuk Tim UKS SMA Negeri 3 Tual.

  Desain Program, dilakukan pengembangan Instrumen Penilaian Status Gizi (PSG) peserta didik berbasis Indeks Massa Tubuh (IMT)dengan menggunakan aplikasi MS. Excelsehingga dapat membantupara orang tua mengawasi tumbuh-kembang anak mereka secara terpadu.

  Validasi Program, validasi program merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah desain program, dalam hal ini Instrumen Penilaian Status Gizi Siswa (PPSGS) telah didesain secara sederhana, rasional dan efektif utnuk menyajikan data yang diperlukan dan mudah dipahami oleh orang tua siswa.

  Advokasi program perbaikan nutrisi peserta didik, tahap ini dilaksanakan oleh Tim UKS dan didanai oleh Komite Sekolah serta didukung pula oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Tual dalam bentuk publikasi Hand-out/Leaflet, Poster tentang Pola Hidup Sehat dan Brosur Produk Pangan Local yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi siswa.

  Impementasi Program Penilaian Status Gizi Siswa (PPSGS) peserta didik, dilakukan sesuai Jadwal yang telah ditetapkan.

  Instrumen Pemecahan Masalah

  Instrumen yang diguanakan untuk mengatasi masalah banyaknya peserta didik yang memiliki berat badan kurang ideal adalah dengan mendesain “Program Penilaian Status Gizi Siswa (PPSGS)

  ” berbasis Aplikasi Ms. Excell, dengan merujuk pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak atau Indeks Massa Tubuh (IMT) dan mengitegrasikannya sebagai bagian dari Laporan Hasil Belajar Siswa yang akan disampaikan secara berkala, per triwulan dan pada setiap akhir semester sebagai strategi inovatif yang sekaligus berfungsi meningkatkan kesadaran orang tua siswa tentang pentingnya pemenuhan nutrisi untuk meningkatkan potensi hasil belajar siswa.

  HASIL PEMBAHASAN DAN PEMBAHASAN Keadaan Awal Status Gizi Siswa

  Setelah dilakukan pendataan dan identifikasi kondisi status gizi siswa pada awal semester ganjil 2017/2018 oleh Tim UKS Sekolah, diketahui bahwa dari total 192 (87 perempuan dan 105 laki-laki) peserta didik baru tahun pelajaran 2017/ 2018, berdasarkan data antopometri yang diperoleh, terdapat 127 orang (66%) siswa dengan berat badan kurang ideal, sedangkan peserta didik dengan berat badan ideal hanya 56 orang (29%), sebagaimana dijelaskan pada grafik berikut: Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2017) Keadaan status gizi kurang yang mendominasi siswa kelas X ini berimplikasi pada banyaknya frekuensi jumlah siswa yang mengalami masalah ganguan kesehatan di sekolah yang menghambat kelancaran proses layanan belajar. Berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa siswa laki-laki yang paling banyak mengalami kekurangan nutrisi, sebagaimana rinciannya disajikan pada grafik pada halaman berikutnya dibawah ini.

  Selanjutnya, dari data kuisonoer yang diperoleh, diketahui bahwa hampir 95% orang tua siswa tidak mengetahui tinggi dan berat badan anaknya secara tepat. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran orang tua siswa untuk mengawasi anak tumbuh kembang anaknya belum optimal.

  Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2017)

  Adanya Hasil Desain Aplikasi Penilaian Status Gizi Berbasis Ms. Excell

  Setelah melalui diskusi dan konsultasi antara tim IT bersama UKS dan Tim Gizi Puskesmas Un - Kota Tual, dengan memperhatikan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, terbentuklah suatu instrumen penilaian yang berbasis aplikasi MS. Excel untuk disampaikan kepada orang tua/wali siswa.

  

Gambar 3. Instrumen Laporan Hasil Penilaian Status Gizi Siswa SMA Negeri 3

Tual berbasis aplikasi Ms. Excel

  Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2017)

  Meningkatnya Status Gizi Siswa Secara Signifikan

  Setelah dilakukan pencanangan dan sosialisasi Program Penilaian Status Gizi peserta didik kepada orang tua dan komite sekolah, secara umum terjadi perbaikan status gizi siswa yang cukup signifikan, dimana dari total 192 (87 perempuan dan 105 laki-laki) peserta didik baru tahun pelajaran 2017/ 2018. Berdasarkan data antopometri yang diperoleh, diketahui terdapat 127 orang (66%) dengan berat badan kurang ideal, sedangkan peserta didik dengan IMT ideal hanya 56 orang (29%) namun pada akhir triwulan I terdapat perubahan secara signifikan dimana jumah siswa dengan berat badan ideal naik sebesar 49% (94 orang). Hal ini menunjukan bahwa implementasi Program Penilaian Status Gizi Siswa (PPSGS) di SMA Negeri 3 Tual telah berhasil meningkatkan peran serta orang tua dalam memperbaiki status gizi siswa.

  

Gambar 4. Perbandingan IMT Siswa Sebelum dan Sesudah PPSGS

  Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2017)

  Adanya Peningkatan Potensi Hasil Belajar Siswa

  Berdasarkan data hasil refleksi dari para guru, jumlah siswa yang meminta izin untuk ke Kantin Sekolah selama jam proses belajar mengajar berlangsung juga cenderung menurun seiring semakin membaiknya status gizi siswa. Disamping itu, rata-rata perolehan nilai untuk setiap mata pelajaran meningkat secara meyakinkan bila dibandingkan dengan keadaan awal sebelum pelaksanaan program penilaian status gizi siswa pada triwulan I.

  

Gambar 5. Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Siswa

pada Triwulan I PPSGS

  Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2017)

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka yang menjadi kesimpulan adalah 1) Program Penilaian Status Gizi Siswa berhasil memperbaiki status gizi siswa secara signifikan, 2) Program Penilaian Status Gizi Siswa dapat meningkatkan potensi hasil belajar siswa diatas rata-rata KKM, dan 3) Kesadaran orang tua siswa berhasil ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi siswa.

  Saran Berikut beberapa saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

  1. Program Penilaian Status Gizi Siswa hendaknya dapat digunakan di semua jejang pendidikan.

  2. Siswa harus didorong untuk memiliki kesadaran mengukur dan menimbang berat badannya secara teratur serta menjalani pola hidup sehat untuk dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

  3. Perilaku hidup sehat harus dapat dijadikan sebagai bagian dari “Pendidikan Karakter” agar selaras dengan tujuan pendidikan nasional.

  Anwar, HM. 2009. Pangan Gizi Dan Pola Asuh Dalam Meningkatkan Kualitas Tumbuh Kembang Anak . Diakses tanggal 18 Juli 2017 http:// www.whandi.net. Aswar (dalam Sri Pitri Astutiningsih, 2014). Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh

  (IMT) Dengan Timbulnya Akne Vulgaris Pada Siswa-Siswi SMA Negeri 3 Klaten (Naskah Publikasi) . Penerbit Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah

  Surakarta. Grams Megan, 2016.

  Students’ health: how health affects academic performance.

  Diakses 27 Oktober 2017 Hedwig Acham, et al, 2008. Height, Weight, Body Mass Index and Learning

  Achievement in Kumi district, East of Uganda . Scientific Research and Essay

  Vol. 3. ISSN 1992-2248 Ickovics Jeannette R, et. al, 2006. Health and Academic Achievement: Cumulative

  Effects of Health Assets on Standardized Test Scores Among Urban Youth in the United States . Diakses

  27 Oktober 2017 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion, Division of Population Health 2014. Health And Academic Achievement. Atlanta, USA. Sukamti Endang Rini, 1994. Pengaruh Gizi Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Cakrawala Pendidikan Nomor 3 , Tahun XIII. Soemirat, Juli. 2009. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Supriasa, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC)