PENGARUH PENDEKATAN STUDENT CENTERED LEARNING (SCL) MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR KKPI SISWA KELAS XI TKJ DI SMKN 2 PADANG

  

PENGARUH PENDEKATAN STUDENT CENTERED LEARNING (SCL) MELALUI

METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR KKPI

SISWA KELAS XI TKJ DI SMKN 2 PADANG

  

Renny Permata Saputri

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Putra Indonesia ‘YPTK’ Padang

Email: renny.unp@gmail.com

  

Abstrak

  Penelitian ini ditulis untuk mengetahui apakah hasil belajar KKPI siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan student centered learning (SCL) melalui metode pembelajaran discovery lebih baik dari hasil belajar KKPI yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas XI TKJ SMKN 2 Padang. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Populasinya adalah siswa kelas XI TKJ sebanyak tiga kelas. Dari tiga kelas dipilih dua kelas sampel karena mempunyai variansi yang homogen dan jumlah siswa yang sama yaitu kelas XI TKJ1 sebagai kelas eksperimen dan XI TKJ3 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data digunakan tes, data diolah dengan uji perbedaan (t-test). Berdasarkan perhitungan t-test diperoleh t hitung 2,424 dan t-tabel 2,000 dalam taraf kepercayaan 0,05, sehingga t hitung > t tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan penggunaan Pendekatan Student Centered Learning (SCL) melalui Metode Pembelajaran Discovery memberi pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran KKPI kelas XI TKJ SMKN 2 Padang.

  Kata Kunci: Pendekatan Student Centered Learning, Discovery, Hasil Belajar.

A. Pendahuluan

  Perkembangan dan perubahan tatanan kehidupan global membawa dampak terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini menuntut manusia untuk terus menggali dan memperoleh ilmu pengetahuan dengan cara belajar. Menurut Asep (2008:1) ”Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya ”. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan pokok dalam proses pendidikan di sekolah. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan antara siswa yang belajar dengan guru yang mengajar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudjana (2002:

  23) bahwa “Ada empat unsur utama proses belajar mengajar, yakni tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian”. Proses pembelajaran dikatakan sukses apabila tujuan dari pembelajaran tersebut berhasil dicapai.

  Untuk membekali keterampilan siswa pada bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi, di Sekolah Menengah Kejuruan, diadakanlah mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI). Melalui mata pelajaran ini, siswa dipersiapkan untuk memiliki pengetahuan dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi. Tujuan penerapan mata pelajaran ini, diharapkan siswa dapat menghadapi perkembangan teknologi yang semakin pesat. Keahlian yang didapatkan siswa pada saat belajar, diharapkan mampu mengaplikasikan komputer sesuai dengan bidangnya dan dapat bekerja baik di perusahaan nasional maupun perushaan internasional. Adapun tujuan dari mata pelajaran KKPI adalah:

  1. Menggunakan teknologi komputer dalam kehidupan sehari-hari.

  2. Mengaplikasikan komputer sesuai dengan kompetensi kerja Berdasarkan observasi dan wawancara pada bulan Agustus yang penulis lakukan di SMKN 2 Padang, di temukan adanya ketidakaktifan siswa selama proses pembelajaran, kurangnya motivasi siswa terhadap pelajaran, serta dilihat dari ulangan hariannya, nilai siswa tersebut banyak yang tidak mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) 80. Hal ini disebabkan karena pembelajaran di dalam kelas selalu berpusat pada guru yang mana guru lebih banyak menempatkan siswa sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik. Hasil belajar adalah tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata pelajaran. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Arikunto (1998: 7) yang menyatakan bahwa, “ tujuan penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui apakah materi yang sudah diberikan, sudah dipahami oleh siswa dan apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum. Sudjana (2002: 2) menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil proses kegiatan belajar yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan seperti yang tercakup dalam tujuan pembelajaran.

  Dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan hubungan aktif guru dan siswa. Tujuan ini pada dasarnya rumusan tingkah laku dan kemampuan, yang baru dicapai dan dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Isi tujuan pengajaran pada hakikatnya hasil belajar yang diharapkan. Hasil belajar digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa yang memahami suatu materi pengajaran. Menurut Prayitno (1989: 35) mengatakan

  “hasil belajar yaitu sesuatu yang diperoleh, dikuasai dan merupakan hasil adanya Proses Belajar Mengajar”. Penilaian hasil belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan dari tujuan pembelajaran. Penilaian adalah suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai siswa. Dijelaskan juga bahwa kata “menyeluruh” mengandung arti bahwa penilaian tidak hanya diajukan pada penguasan terhadap salah saru bidang tertentu saja, tetapi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

  Ada 2 pendekatan dalam pembelajaran yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada siswa. Pendekatan yang berpusat pada siswa lebih menitikberatkan pada keaktifan siswa untuk belajar dan mencari sumber belajar nya sendiri, sedangkan guru hanya sebagai pendamping dan pemberi masukan atas masalah yang nanti di temui dalam proses belajar mengajar, sedangkan pendekatan yang berpusat pada guru, siswa lebih pasif dari pada guru, dan pembelajaran terasa monoton, karena kurang aktif nya siswa dalam proses belajar. Pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning) adalah pembelajaran dengan mengunakan sepasang perspektif, yaitu fokus pada individu pembelajaran, sehingga individu tersebut yang termotivasi dalam belajar dan juga merupakan pengajaran yang paling efektif untuk meningkatkan prestasi pelajaran.

  Pendekatan ini menekankan peserta didik untuk lebih aktif dan mempunyai peranan dalam proses kegiatan belajar mengajar, sedangkan pendidik atau guru berfungsi sebagai fasilitator siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran maka siswa memperoleh fasilitas dan kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuannya, sehingga mereka dapat meningkatkan hasil belajarnya sendiri.

  Metode Pembelajaran Discovery merupakan salah satu metode pembelajaran yang berpusat pada siswa. Metode ini menuntut siswa untuk belajar aktif, berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, dengan begitu maka hasil yang diperoleh akan bertahan lama dalam ingatan dan tidak akan mudah dilupakan siswa. Dengan begitu siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran dan akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

  Discovery menurut Suryosubroto (1997:192) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi. Metode Discovery merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, beroreientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif.

  Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menggunakan Metode Discovery (Tim MKDK, 2005 : 82) adalah: a.

  Menyajikan kesempatan untuk bertindak atau berbuat dan mengamati konsekuensi-konsekuensi tindakan tersebut b.

  Tes terhadap pemahaman tentang hubungan sebab akibat. Caranya dengan mempertanyakan dan mengamati reaksi siswa.sajiakan kesempatan-kesempatan berikutnya bila di perlukan. Mempertanyakan ataua mengamati kengiatan selanjutnya, tes susunan prinsip umum yang menyadari kasus yang disajikan itu. Bila di perlukan, sajian kasus-kasus lainya sampai prinsip-prinsip umum itu benar-benar di pahami.

  c.

  Penyajian kesempatan-kesempatan guna penerapan hal yang baru saja di pelajari kedalam situasi atau masalah-masalah yang nyata. Dari langkah-langkah di atas, sebelum memulai proses belajar mengajar guru terlebih dahulu mengatur suasana kelas dengan mengatur tempat duduk, kemudian guru mempersiapkan masalah yang akan dipecahkan oleh siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri jawabanya melalui sumber belajar yang ada, seperti dari buku sumber. Setelah siswa menemukan jawabanya, kemudian guru menganalisis temuan siswa dan membantu siswa yang kesulitan dalam pelajaran.

  Pengunaan pendekatan Student Centered Learning (SCL) melalui metode

  Discovery dalam pembelajaran KKPI dapat menarik minat siswa dan meningkatkan

  aktifitas siswa dalam pembelajaran. Dengan mengunakan metode Discovery diharapkan siswa dapat menemukan sendiri makna dari pembelajaran yang dipelajari sehingga akan bertahan lama dalam ingatannya. Pengunaan pendekatan SCL melalui metode discovery ini dalam pembelajaran KKPI efektif dan efisien. Karena metode ini akan dapat meningkatkan perhatian dan motivasi belajar dari siswa. Disamping itu dengan adanya fasilitas komputer yang memadai, dapat meningkatakan keinginan siswa untuk lebih giat dalam belajar.

  Tujuan pengunaan metode discovery dalam proses pembelajaran ini adalah dapat membantu mempertajam pesan dalam pembelajaran yang disampaikan dengan kelebihanya yang menarik indera dan menarik minat siswa. Metode discovery membimbing siswa untuk menemukan sendiri makna dari pembelajaran yang di pelajari sehingga akan bertahan lama dalam ingatan dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar KKPI siswa.

  B. Metode Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikonrol secara penuh. Jenis penelitian ini mempunyai kelas kontrol dan kelas eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TKJ SMKN 2 Padang. Dari tiga kelas dipilih dua kelas sampel karena mempunyai variansi yang homogen dan jumlah siswa yang sama yaitu kelas XI TKJ1 sebagai kelas eksperimen dan XI TKJ3 sebagai kelas kontrol.

  Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes dan alat pengumpulan data menggunakan lembar soal berbentuk objektif yang diberikan kepada siswa yang belajar menggunakan Pendekatan SCL melalui Metode pembelajaran Discovery pada kelas XI TKJ1 dan siswa yang belajar menggunakan metode konvensional pada kelas XI TKJ3 di SMKN 2 Padang Padang. Soal tes penulis buat sendiri, kemudian penulis diskusikan dan diseleksi terlebih dahulu oleh guru bidang studi KKPI sebelum diberikan tes kepada siswa.

  C. Hasil dan Pembahasan

  Pengaruh pendekatan SCL melaui Metode Pembelajaran Discovery terhadap hasil belajar TIK menunjukkan bahwa nilai hasil belajar pada kelompok eksperimen berbeda dengan nilai hasil belajar pada kelompok kontrol. Hasil belajar pada kelompok eksperimen menunjukkan nilai rata-rata yang lebih baik yaitu 80,97 daripada hasil belajar pada kelompok kontrol dengan rata-rata 75,89. Hal ini dapat dilihat selama proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan pendekatan SCL melalui Metode Pembelajaran

  

Discovery yaitu kegiatan yang berpusat pada siswa dengan cara menemukan sendiri materi

  pelajaran yang dipelajari. Sedangkan proses pembelajaran pada kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah dan latihan soal.

  Hasil uji perbedaan mean kedua kelas (eksperimen dan control) dengan menggunakan uji t menunjukkan t hitung (2,424) lebih besar dari t tabel (2,00 dk 60) pada taraf signifikan  0,05, dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil belajar kelompok eksperimen yang belajar dengan Pendekatan Student Centered Learning melaui Metode

  Pembelajaran Discovery dibanding kelompok kontrol yang belajar dengan pembelajaran konvensional pada di SMKN 2 Padang. Berdasarkan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar siswa melalui pendekatan Student Centered Learning (SCL) melalui metode pembelajaran Discovery di SMKN 2 Padang.

D. Kesimpulan

  Penerapan pendekatan SCL melalui metode pembelajaran Discovery pada pembelajaran KKPI memberikan peningkatan keaktifan siswa dalam proses belajar dibandingkan penerapan metode konvensional yaitu metode ceramah dan latihan soal. Keaktifan ini merupakan keinginan siswa dalam mencari atau menemukan jawaban atau materi pelajaran yang telah di sampaikan oleh guru, sehingga siswa tersebut dapat menyimpulkan sendiri tentang pelajaran itu sendiri.

  Berbeda dengan kelas kontrol, yang menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah dan latihan soal. Metode ini lebih berfokus pada guru, siswa terlihat kurang aktif dan kurang produktif karena proses pembelajaran berpusat pada guru dan komunikasi yang terjadi hanya satu arah yaitu dari guru kepada siswa. Metode ini cenderung menjadikan suasana belajar kaku, monoton dan membosankan, sehingga siswa menjadi kurang aktif dan tidak ada semangat dalam belajar. Jadi terlihat jelas bahwa pembelajaran menggunakan Pendekatan Student Centered Learning (SCL) melalui Metode Pembelajaran Discovery lebih tinggi hasil belajarnya dibandingkan dengan kelas yang diajarkan dengan metode konvensional.

  Daftar Pustaka

  Asep Jihad dan Abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo Prayitno, Elida. (1998). Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: P2LPTK. DIRJEN DIKTI DEPDIKBUD.

  

Rudi Chandra. 2015. Pemberian Metode Quiz Team Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas

x Sma PGRI

1 Padang. Jurnal online at-tajdid jurnal ilmu tarbiyah.

   AT-Tajdid: JURNAL ILMU TARBIYAH (ISSN: 2089-9165) AND (EISSN: 2477-295X) VOL 4, NO 2 (2015)

  Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar.Yogyakarta: Rineka Cipta Tim MKDK. 2005. Bahan Ajar Belajar Dan Pembelajaran. Padang : FIP. UNP