Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Gambaran Berpikir Kritis Dalam Problem Based Learning (PBL) Mahasiswa Keperawatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta AGIL MAIZAR FKIK
GAMBARAN BERPIKIR KRITIS DALAM PROBLEM BASED
LEARNING (PBL) MAHASISWA KEPERAWATAN FKIK UIN
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh:
AGIL MAIZAR
NIM : 1113104000014
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M/1438 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripi ini hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokeran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokeran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersediamenerima
sangsi yang berlaku di Fakultas Kedokeran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juli 2017
Agil Maizar
v
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juni 2017
Agil Maizar, NIM: 1113104000014
Gambaran Berpikir Kritis Dalam Problem Based Learning (PBL) Mahasiswa
Keperawatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
xiv + 68halaman + tabel 4 + bagan 2 + lampiran 8
ABSTRAK
Berpikir kritis adalah komponen esensial dari keperawatan dengan menggunakan
pengetahuan mengenai ilmu keperawatannya secara menyeluruh agar bisa memberikan
perawatan yang efektif. Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan desain deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik
dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa ilmu keperawatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Jumlah responden sebanyak 171 mahasiswa yang diambil dengan menggunakan
teknik rendom sampling yang telah diproporsikan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
pengisian kuesioner kecenderungan berpikir kritis. Analisis univariat digunakan untuk
melihat distribusi frekuensi dari variabel: angkatan, jenis kelamin dan usia. Hasil penelitian
menunjukan rata-rata berusia mahasiswa 19 tahun.Sebanyak 59,6% mahasiswa memiliki
kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan berpikir kritis
yang kurang. Persentase tertinggi terdapat pada angkatan 2014 yaitu sebesar 41,2%. Saran
penelitian ini yaitu modul PBL dapat dilanjutkan dan diperbaiki untuk meningkatkan kualitas
kemampuan berpikr kritis.
Kata Kunci
: Berpikir Kritis, Problem Based Learning
Tahun
: 42 (2007-2016)
vi
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA
Undergraduate Thesis, Juny 2017
Agil Maizar, NIM: 1113104000014
Xiv + 68page+ table 4 + schme 2 + attachmentps 8
ABSTRACK
Critical thinking is an assential component of nursing science throughly in order to
provide effective care. Problem Based Learning (PBL) is a learning develop student’s
critical thinking skills. This research with descriptive design. This purpose of
research is to find out the description and the characteristics of critical thinking in
nursing students of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. The number of respondents are
171 students, takenby using random sampling technique that has been propotioned.
The data collected by filling out the questionnaire of critical thinking tendency.
Univariate analysis is used to see the frequency distribution of variables; the class,
gender, and age. The result of this research showed the average age of this sample are
19 years old. 59,6% students has the tendency to think critically well with the highest
persentage in class of 2014 which is 41,2%, the female gender persentage is 97,1%.
The suggetion of this research is to evaluate student learning at the end of module in
order to maximize, so a it can produce good academic appearance and the graduates
who are able to thinking critically. Researcher recommends lectures for using PBL
and improves it to increase studens critical thinking ability.
Keyword
: Critical Thinking, Problem Based Learning
Year
: 42 (2007-2016)
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: AGIL MAIZAR
Tempat, Tanggal Lahir
: Gresik, 04 mei 1993
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
: jl. Arroyan RT RW Campurejo Panceng Gresik
Nomer HP
: 082260377782
E-mail
: agilmaizar@gmail.com
Fakultas /Jurusa
: Program Studi Ilmu Keperawatan/Fakultas
Kedokteran Dan Ilmu Keperawatan
Riwayat Pendidikan
: TK Campurejo 1999-2001
SDN WERU I 2001-2007
SMP AL-AMIN TUNGGUL 2007-2008
SMP MUHAMMADYA 12 PACIRAN 2008-2010
MA AL-ISHLAH PACIRAN 2010-2013
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2013
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamiin,
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, kekuatan dan karunia-Nya, shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada junjungan baginda nabi besar Muhammad SAW. Atas izin Allah
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Gambaran Berpikir
Kritis DalamProblem Based Learning (PBL) Mahasiswa Keperawatan FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta” sehingga dapat diajukan sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan. Saya menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini banyak mengalami kesulitan dan kendala namun berkat
dukungan dan bantuan, dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan maksimal. Dengan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat di bawah.
Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. H., Arif Sumantri, S.KM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc, selaku Ketua Program Studi dan Ernawati,
S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Selaku Dosen Pembimbing Dwi Setiowati, S.Ke, Ns, M.Kep dan Jamaludin
,S.Kp., M.Kep, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan
waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada saya selama
proses pembuatan proposal ini.
ix
5. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu dan
pengetahuan serta pengalamannya selama penulis mengikuti perkuliaan
6. Seluruh staf dan karyawan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Keluarga saya terutama kedua orang tua (Ali Sufaat dan Musfiroh), dan kakak
(Mafrul Izat) yang telah memberikan semuah yang saya butuhkan.
8. Seluruh angkatan 2013 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Terimakasih telah saling mengingatkan, mendoakan dan menjadi penyemangat
untuk berjuang menggapai semua impian.
9. Hanna Wiatul Ilmi terimakasih telah mengingatkan, mendoakan dan menjadi
penyemangat untuk berjuang menggapai semua impian.
Atas bantuan serta segala dukungan yang telah diberikan, semoga Allah SWT.
senantiasa membalas dengan pahala yang berlimpah. Sangat besar harapan saya
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca. Semoga kita semua
senantiasa diberikan petunjuk, limpahan rahmat, hidayah, serta inayah yang tak
terhingga oleh Allah SWT.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ciputat, Mei 2017
Peneliti
x
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................................... vi
ABSTRACK ............................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................ xv
DAFTAR BAGAN..................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian............................................................................................... 8
1.
Tujuan Umum ............................................................................................. 8
2.
Tujuan Kusus .............................................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian............................................................................................. 9
1.
Bagi Mahasiswa .......................................................................................... 9
2.
Bagi Institusi ............................................................................................... 9
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya ............................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 10
A. Berpikir Kritis ................................................................................................. 10
1.
Definisi...................................................................................................... 10
2.
Sikap Berpikir Kritis ................................................................................. 11
3.
Aplikasi Berpikir Kritis Dalam Keperawatan ........................................... 15
4.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berpikir Kritis ............. 18
B. Problem Based Learning ................................................................................. 22
1.
Definisi...................................................................................................... 22
2.
Karakteristik Problem Based Learning ..................................................... 24
3.
Tahap-tahap Dalam Problem Based Learning .......................................... 25
xi
4.
Kelemahan dan Kelebihan Problem Based Learning ............................... 28
C. Penelitian Terkait ............................................................................................ 31
D. Kerangka Teori ................................................................................................ 34
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPRASIONAL .......................... 35
A. Kerangka Konsep ............................................................................................ 35
B. Definisi Oprasional ......................................................................................... 36
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 38
A. Desain Penelitian ............................................................................................. 38
B. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................................... 38
1. Populasi Penelitian .......................................................................................... 38
3.
Sampel Penelitian ..................................................................................... 39
C. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 41
D. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................................... 41
E. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 42
F. Uji Validitas .................................................................................................... 43
1.
Uji Validitas .............................................................................................. 43
2.
Uji Reliabilitas .......................................................................................... 44
G. Pengolahan Data .............................................................................................. 44
H. Analisis Data ................................................................................................... 46
I. Etika Penelitian ............................................................................................... 46
1. Otonomi........................................................................................................... 46
4.
Beneficence ............................................................................................... 47
5.
Confidentiality .......................................................................................... 47
6.
Justice........................................................................................................ 48
BAB V HASIL PENELITIAN.................................................................................... 49
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................... 49
B. Karakteristik Umum Responden ..................................................................... 50
C. Berpikir Kritis ................................................................................................. 51
BAB VI PEMBAHASAN ........................................................................................... 53
A. Berpikir Kritis ................................................................................................. 53
xii
B. Karakteristik Responden ................................................................................. 56
1.
Semester .................................................................................................... 56
2.
Jenis Kelamin............................................................................................ 57
3.
Usia ........................................................................................................... 59
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 61
A. Kesimpulan...................................................................................................... 61
B. Saran ................................................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 63
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di Program Studi
Ilmu Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatulla Jakarta
Tabel 5.2
Distribusi responden berdasarkan angkatan, usia dan jenis
kelamin di program studi ilmu keperawatan UIN Jakarta
Tabel 5.3
48
48
Distribusi Responden Berdasarkan Kecenderungan Berpikir
Kritis di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tabel 5.4
49
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Mahasiswa
Keperawatan berdasarkan kecenderungan berpikir kritis di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 5.5
50
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Mahasiswa
Keperawatan berdasarkan kecenderungan berpikir kritis di
52
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
xiv
DAFTAR SINGKATAN
BK
: Berpikir Kritis
DK
: Diskusi Kelompok
DL
: Discovery Learning
UIN
: Universitas Islam Negeri
PBL
: Problem Based Learning
PSIK
: Program Studi Ilmu Keperawatan
SCL
: Student-Centered Learning
xv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Teori…………………………………………………………33
Bagan 3.1 Kerangka Konsep………………………………………………………34
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perizinan
Lampiran 2 Penjelasan Penelitian untuk Responden
Lampiran 3 Lembar Persetujuan menjadi Responden
Lampiran 4Kuesioner Penelitian
Lampiran 5 Hasil Penelitian Secara Statistik Komputer
xvii
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu upaya untuk meningkatkan kualitas dan
potensi yang ada pada setiap individu. Perguruan tinggi mempunyai peran
penting dalam pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia secara
berkala, terutama pada era globalisasi seperti saat ini. Perlu sumber daya
manusia yang berkualitas tinggi, mampu mengembangkan potensi yang
dimilikinya serta dapat berpikir kritis agar dapat mengabdikan diri ke dalam
pelayanan masyarakat (Fakhriyah, 2014). Salah satu pelayanan masyarakat
adalah pelayanan dibidang kesehatan, untuk meningkatan pelayanan
kesehatan sangat dibutuhkandari tenaga kesehatan seperti dibidang ilmu
keperawat dengan mengembangan kemampuan berpikir kritis
yang
merupakan komponen penting karena perawat selalu dihadapkan dengan
situasi yang kompleks, yang menuntut penilaian akurat, pengambilan
keputusan yang tepat dan merupakan proses pembelajaran terus menerus
(Mulyaningsih, 2013).
Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen esensial dari
akuntabilitas profesional dan kualitas asuhan keperawatan. Perawat diminta
untuk bisa berpikir kritis dengan menggunakan pengetahuan mengenai ilmu
keperawatannya secara menyeluruh agar bisa memberikan perawatan yang
efektif (Billings, 2009). Seorang perawat harus memiliki kemampuan untuk
menggali setiap perubahan yang terjadi pada kondisi pasien, memberikan
1
2
pelayanan keperawatan mandiri, dan tanggap terhadap berbagai permintaan
dan bisa menentukan prioritas. Hal ini tentu saja membutuhkan kemampuan
berpikir kritis yang mumpuni dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah
yang terjadi dengan baik serta bisa berkomunikasi dengan lancar dan jelas
(Fero et al, 2009).
Perawat akan menemukan berbagai situasi klinis yang berkaitan
dengan masyarakat atau pasien, anggota keluarga, dan tenaga kesehatan
lainnya, sehingga penting untuk berpikir kritis pada setiap situasi. Perawat
harus mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan
masalah dan pengalaman baru yang menyangkut pasien dengan cara
berpikiran terbuka, kreatif, percaya diri dan bijaksana. Perawat memiliki
peranan penting dalam mengambil keputusan klinis yang tepat dan akurat.
Pengambilan keputusan klinis merupakan hal yang membedakan antara
perawat dan staf teknis. Perawat profesional akan mengambil tindakan yang
cepat dan tepat ketika keadaan klien memburuk, mendeteksi jika pasien
mengalami komplikasi serta memiliki inisiatif untuk mengatasinya. Potter &
Perry dalam Aprisunadi (2011).Lulusan perawat akan sering dihadapkan pada
pasien dengan berbagai macam situasi dan dituntut untuk mampu berfikir
kritis dan sistematis untuk menganalisa sesuai penyakit yang diderita
pasien(Indriasari, 2016). Haryanto (2014)Mendukung pendapat tersebut
dengan menjelaskan rentang perawatan pasien di rumah sakit bervariasi mulai
dari kasus yang ringan hingga kasus yang kompleks, sehingga menuntut
perawat untuk berpikir kritis dan mempunyai waktu tanggap yang cepat.
3
Berpikir kritis memiliki kaitan dalam proses pengambilan keputusan dan
penilaian klinis yang akan menjadi penentu pemberian tindakan yang cepat
maupun pemberian asuhan keperawatan yang propesional.
Facione (2015) terdapat enam sub skill dalam berpikir kritis yaitu
interpretasi, analisis, evaluasi, inferen, penjelasan dan regulasi diri. (Potter &
Perry, 2013) menjelaskan penerapannya dalam keperawatan. Interpretasi
adalah proses memahami dan menyatakan makna dari banyak bentuk
pengalaman, situasi, data, pemeriksaan atau kriteria. Interpretasi bagiansub
skill yang mengkategorikan, signifikasi dan menjelaskan makna(Facione,
2013). Perawat dapat mencari data secara berkala dan sistematis agar dapat
mengetahui data yang kurang(Potter & Perry, 2013).Analisis merupakan
proses mengidentifikasi hubungan inferensial dan aktual diantara pertanyaan,
pernyataan, konsep, deskripsi untuk mengungkapkan keyakinan, penilaian,
pengalaman, alasan, informasi, atau pendapat(Facione, 2013). Analisis
meliputi pengujian data, pendeteksian argumen, menganalisis argumen(Potter
& Perry, 2013).
Evaluasi yaitu representasi dari laporan atau deskripsi dari persepsi,
pengalaman dan menaksir hubungan inferensial, deskripsi atau bentuk
representasi lainnya(Facione, 2013). Evaluasi dalam keperawatan digunakan
untuk melihat situasi secara objektif dan menggunakan kriteria untuk
menentukan hasil yang diharapkan atau tindakan keperawatan, evaluasi
dilakukan pada tindakan yang telah perawat kerjakan(Potter & Perry, 2013).
Inference, berarti mengidentifikasi dan memperoleh unsur yang diperlukan
4
untuk mem- buat kesimpulan-kesimpulan yang masuk akal, membuat dugaan
dan hipotesis, mempertimbangkan informasi yang relevan dan menyimpulkan
konsekuensi dari data(Facione, 2013). Dalam keperawatan aplikasi inferensi
yaitu
melihat
arti
dari
data
yang
dikumpulkan
dan
menentukan
signifikansinya, apakah terdapat hubungan antar data, apakah data tersebut
dapat membantu untuk mengetahui adanya masalah pasien(Potter & Perry,
2013).
Penjelasan yaitu mampu menyatakan hasil-hasil dari penalaran
seseorang, penalaran tersebut dari sisi konseptual, metodologis dan
konstektual(Facione, 2013). Dalam
keperawatan diaplikasikan untuk
menjelaskan penemuan dan kesimpulan yang dibuat oleh perawat,
menggunakan
semua
pengetahuan
dan
pengalaman
perawat
untuk
menentukan cara yang tepat dalam merawat pasien(Potter & Perry, 2013).
Regulasi Diri adalah secara sadar diri memantau kegiatan-kegiatan kognitif
seseorang, unsur-unsur yang digunakan dalam hasil yang diperoleh, terutama
dengan menerapkan keahlian dalam analisis dan evaluasi untuk penilaiannya
sendiri(Facione, 2013). Aplikasi pengontrolan diri dalam keperawatan yaitu
melihat kejadian yang telah dialami dan menemukan cara bagaimana dapat
memperbaiki kinerja perawat dan menanyakan apakah yang dapat membuat
perawat merasa telah berhasil(Potter & Perry, 2013).
Untuk mewujutkan mahasiswa yang dapat berpikir kritis tersebut
maka proses pembelajaran harus diubah, dari one-way traffic menjadi twoway traffic dan interaktif menjadi sangat penting. Pembelajaran interaktif
5
merupakan salah satu karakteristik Student-Centered Learning (SCL) yang
berfokus pada peserta didik (Harsono, 2008). Salah satu pendekatan SCL
adalah PBL dimana peserta didik sejak awal dihadapkan pada suatu masalah,
kemudian dilanjutkan dengan proses pencarian informasi yang bersifat
student-centered. proses pendidikan yang terencana seperti PBL dapat
menciptakan peserta didik menjadi aktif dalam menggali potensi diri dan
berpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di
lingkungan kerja nyata (Arlan, Fitria, & Rafiyah, 2014).
Problem based learning (PBL) dalam pelaksanaannya juga bertujuan
agar mahasiswa dapat berpikir kritis dalam menyelesaikan kasus melalui
pendekatan kooperatif. Sebelum memulai proses pembelajaran, mahasiswa
terlebih dahulu mengamati suatu permasalahan. Dalam hal ini pengajar
merangsang masiswa untuk berpikir kritis sehingga dapat membantu
mahasiswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis, penyelesaian
masalah, dan keterampilan intelektual melalui keterlibatan mereka dalam
pengalaman nyata atau simulasi, dan menjadi pembelajar yang mandiri.
Metoda ini sangat cocok diterapkan untuk pendidikan keperawatan. Lulusan
perawat akan banyak dihadapkan pada pasien dengan berbagai macam kasus
dan dituntut untuk mampu berfikir kritis dan sistematis untuk menganalisa
sesuai penyakit yang diderita pasien (Indriasari, 2016). Interaksi antar siswa,
interaksi antara guru dan siswa juga merupakan salah satu faktor yang paling
kuat dalam melancarkan jalannya proses pembelajaran. Oleh karena itu, PBL
6
memberikan
kesempatan
untuk
terjadinya
kedua
interaksi
tersebut
(Widjajanti, 2011).
Pelaksanaan Problem Based Learning (PBL) dapat mempengaruhi
kemampuan berpikir mahasiswa di dalam proses pembelajaran. Oleh karena
itu semakin baik pelaksanaan Problem Based Learning (PBL) yang dilakukan
maka semakin meningkat kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Penelitian
juga menjelaskan penerapan metode Problem Based Learning dalam
pembelajaran mampu meningkatkan minat belajar mahasiswa baik minat
belajar di dalam maupun di luar kelas hal ini terjadi karena proses
pembelajaran lebih banyak diberikan penugasan analisis kasus baik secara
individual
maupun kelompok sehingga
menuntut
partisipasi
semua
mahasiswa dalam proses pembelajaran sehingga mampu meningkatkan
pemahaman mahasiswa. Penelitian menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan dan
hasil belajar mahasiswa dilihat dari rata-rata keaktifan mahasiswa secara
klasikal dengan aspek menyampaikan pertanyaan, Aspek menjawab
pertanyaan dan aspek memberikan argument. Hasil tersebut memberikan
makna bahwa ada peningkatan hasil belajar pada peserta didik.
Program Studi Ilmu Keperawatan mempunyai izin pelaksanaan
berdasarkan
Surat
Keputusan
Direktur
Jenderal
Pendidikan
Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional RI Nomor: 1356/D/T2005 tanggal 10 Mei
2005 dan Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam
Departemen Agama RI Nomor: Dj.II/123/2005 tanggal 17 Mei 2005, yang
7
diperpanjang izin penyelenggaraannya sesuai Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Nomor: Dj.I/38/2010 tanggal 29
Januari 2010. Lulusan PSIK bergelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) dan
lulusan pendidikan profesinya mempunyai gelar Ners (Ns).
Angkatan 2012 Program Studi Ilmu Keperawatan terjadi perubahan
kurikulum dari kurikulum konvensional ke SCL. Mulai pada angkatan
2012/2013 PSIK menerapkan perubahan kurikulum dengan metode
pembelajaran
sistem
modul.
Kurikulum
berbasis
kompetensi
yang
dikembangkan PSIK pada tahun 2012 merujuk pada Panduan Kurikulum
Pendidikan Ners yang dirumuskan oleh tim Kurikulum Berbasis Kompetensi
Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) tahun 2009-2013 yang
diterbitkan tahun 2010.
Peneliti mewawancarai lima mahasiswa PSIK dua mahasiswa
semester empat dan tiga mahasiswa semester delapan pada bulan januari 2017
tentang berpikir kritis pada proses PBL. Sejak mengikuti proses PBL,tiga
mahasiswamenyatakan mampu memahami materi yang didapat pada saat
belajar mandiri. Dua mahasiswa menyatakan mampu menganalisis masalah
yang ada pada pemicu di DK. Tiga mahasiswa mengaku mampu
mengidentifikasi masalah pada pemicu untuk menarik kesimpulan dari
masalah pada
pemicu di
DK.Empat
mahasiswa
mengaku mampu
mengevaluasi hasil belajar pada waktu pleno DK. Kelima mahasiswa mampu
mempresentasikan hasil belajar pada proses pembelajaran di DK 2. Sedikit
mahasiswa yang dapat mengontrol diri dalam belajar mengerjakan DL.
8
B. Rumusan Masalah
Pendidikan di universitas adalah upaya untuk meningkatkan kualitas
setiap individu agar dapat mengapdikan diri kepelayanan masyarakat.
Peningkatan pelayanan kesehatan dibidang keperawatan sangat penting
dengan mengembangan kemampuan berpikir kritis yang merupakan
komponen penting karena perawat selalu dihadapkan dengan situasi yang
kompleks, yang menuntut penilaian akurat, pengambilan keputusan yang
tepat dan merupakan proses pembelajaran terus menerusUntuk mewujutkan
mahasiswa yang mampu berpikir kritis maka proses pembelajaran harus
diubah menjadi pendekatan Problem Based Learning dalam pelaksanaannya
bertujuan agar mahasiswa dapat berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah
melalui pendekatan kooperatif. Dalam proses pembelajaran, mahasiswa
terlebih dahulu mengamati suatu permasalahan agar merangsang dalam
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, penyelesaian masalah, dan
keterampilan intelektual.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran kemampuan berpikir kritis mahasiswa Keperawatan
dalam melaksanakan metode pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
9
2. Tujuan Kusus
a. Mengetahui karakterisktik (angkatan, usia, jenis kelamin) mahasiswa
Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Mengetahui
gambaran
kemampuan
berpikir
kritis
mahasiswa
keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
Memberikan sumber informasi terkait kemampuan berpikir kritis
mahasiswa dengan metode pembelajaran di Program Studi Ilmu
Keperawatan (PSIK) khususnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bagi Institusi
Penelitian ini memaparkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa terhadap
penerapan PBL, sehingga dapat digunakan sebagai bahan referensi dan
masukan bagi pihak institusi untuk dapat membantu meningkatkan
pembelajaran pada mahasiswa keperawatan sehingga menghasilkan
penampilan akademik yang baik serta lulusan yang mampu berpikir kritis.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya tentang
bagaimana kemampuan berpikir kritis pada mahasiswa dalam metode
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Berpikir Kritis
1. Definisi
Berpikir adalah proses tertentu di otak yang menghubungkan suatu
situasi dan fakta, ide dengan fakta, ide atau kejadian lainnya agar mampu
menemukan suatu kesimpulan yang tepat dan sesuai untuk digunakan dalam
mencari penyelesaaian terhadap masalah yang dihadapinya (Kowiyah, 2012).
Berpikir kritis berasal dari bahasa yunani kuno yang berarti “hakim”
kemudian menjadi kata serapan oleh bahasa latin. Kamus (oxford)
menerjemahkan menjadi “sensor” atau pencarian kesalahan. Kritis juga
seringkali diartikan sebagai penilaian baik atau buruk (Bono, 2007). Banyak
yang telah mendefinisikan berpikir kritis tapi pada dasarnya berpikir kritis
lebih banyak diartikan sebagai suatu proses dari pada suatu tujuan (Facione,
2015).Berpikir kritis merupakan istilah yang dipakai untuk menjelaskan suatu
proses kognitif, agar informasi yang berbeda dikumpulkan, dianalis,
disintesis dan dievaluasi,untuk mengambil keputusan danmemecahkan
masalah, dimana melibatkan akal
kemampuan untuk membedakan,
meyakini, dan berargumen bahwa kesimpulan yang diambil sudah tepat
(Price & Harrington, 2016).
10
11
Potter &Perry (2009) Mengartikan berpikir kritis sebagai keterampilan
menemukan masalah, menentukan pilihan, dan melakukan sebuah tindakan
yang tepat. Secara keseluruhan tidak hanya keterampilan kognitif tetapi juga
keterampilan untuk mengajukan pertanyaan dan proses penalaran dimana
individu merenungkan dan menganalisis pemikiran diri sendiri dan orang
lain.Karna berpikir kritis berorientasi pada tujuan, melibatkan identifikasi dan
asumsi, mepertimbangkan apa yang penting dalam situasi, mencari alternatif,
danmenerapan akal dan logika dalam membuat keputusan.Suarsana &
Mahayukti
(2013)Keterampilan
berpikir
kritis
adalah
keterampilan
mengidentifikasi fakta yang relevan, mengenali keterbatasan, asumsi-asumsi
atau kekhususan yang berkaitan dengan prosedur yang digunakan, dan
menentukan jawaban yang rasiona.Aliyu dkk (2014) Berpikir kritis dalam
klinik keperawatan adalah untuk mengambil keputusan dan kemampuan
untuk berpikir secara sistematis dan logis dengan keterbukaan terhadap
pertanyaan dan merenungkan proses penalaran yang digunakan untuk
memastikan keamanan praktik keperawatan dan kualitas caring.
2. Sikap Berpikir Kritis
Paul dalam Perry & Potter (2009). Menhyatakan Komponen sikap
dianggap sebagai aspek sentral dari seorang pemikir yang kritis sikapsikapyang termasukkepercayaan diri, kemandirian, integritas, pengambilan
risiko, kreativitas,keadilan,kerendahan hati, keberanian.Craven & Hirnle
12
(2009). Pemikir kritis akan mempunyai sikap-sikap sebagai berikut beserta
aplikasi keperawatannya.
a. Berpikir Mandiri
Mengingat berbagai ide sebelum membuat kesimpulan sendiri dengan
mencari
literatur
keperawatan,
terutama
ketika
ada
pandangan
yangberbeda pada subjek yang sama(Craven & Hirnle, 2009). Berbicara
dan berdiskusi dengan perawat lain danberbagi ide tentang intervensi
keperawatan yang akan dilakukan(Perry & Potter, 2009)
b. Ketekunan
Keinginan untuk mencari wawasan dan kebenaran lebih jauh meskipun
sulit. Banyak waktu dan energi akan dibutuhkan untuk mendapatkan dan
mempertimbangkan
informasi
baru
dan
membentuk
wawasan
baru(Craven & Hirnle, 2009). Jika mendapatkan informasi yang tidak
lengkap atau hilang tentang pasien perawat harus mengklarifikasi atau
langsung menanyakan pada pasien secara langsung. Mencoba berbagai
pendekatan dan mencari sumber informasi sampai mendapatkan solusi
yang tepat(Perry & Potter, 2009).
c. Curiosity
Menjadi
termotivasi
Sebuah tanda
untuk
mencapai
klinis atau gejala
dan
bertanya
“mengapa”.
sering menunjukkan berbagai
masalah(Craven & Hirnle, 2009). Mengeksplorasi dan belajar lebih
13
banyak tentang pasien sehingga membuat penilaian klinis yang
tepat(Perry & Potter, 2009).
d. Kreativitas
Menciptakan ide-ide baru dan pendekatan alternatif atau pendekatan yang
berbeda jika intervensi tidak bekerja untuk pasien(Craven & Hirnle,
2009).
Implementasi
keperawatan
pasien
yang
nyeri
mungkin
membutuhkan posisi yang berbeda atau teknik distraksi, perawat dapat
melakukan pendekatan yang melibatkan keluarga pasien untuk diterapkan
di rumah(Perry & Potter, 2009).
e. Kepercayaan
Merasa yakin dalam kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan
belajar bagaimana untuk memperkenalkan diri kepada pasien; berbicara
dengan keyakinan ketika mulai melakukan tindakan dengan sesuai
prosedur(Craven & Hirnle, 2009). seorang pasien berpikir bahwa perawat
dapat melakukan tindakan keperawatan. selalu dipersiapkan dengan baik
sebelum melakukan aktivitas keperawatan dan mendorong pasien untuk
mengajukan pertanyaan(Perry & Potter, 2009).
f. Keadilan
Keinginan untuk menelaah sudut pandang orang lain dengan standar
intelektual yang sama, dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan atau
keuntungan diri sendiri atau orang lain. Mendengarkan kedua belah pihak
dalam diskusi apapun(Craven & Hirnle, 2009). Jika seorang pasien atau
14
anggota
keluarga
mengeluh
tentang
seorang
pekerja.
Makakemudianmencari penyelesaian yang adil dan terbuka dengan
keinginan untuk memenuhi kebutuhan pasien(Perry & Potter, 2009).
g. Kerendahan hati
Pemikir kritis mengerti kapan harus membutuhkan informasi lebih
lanjutuntuk membuat keputusan(Craven & Hirnle, 2009). Meminta
orientasi ke perawat yang lebih mengetahui. Memintadaftar perawat
secara teratur untuk mengetahui tindakan yang akan dilakukan dengan
pendekatan keperawatan(Potter & Perry, 2013).
h. Integritas
Keinginan untuk menerapkan standar bukti intelektual yang baku dan
sama terhadap pengetahuan yang kita miliki yang kita terapkan terhadap
pengetahuan yang dimiliki oleh orang lain. Hal ini membutuhkan
kejujuran
untuk
menelaah
dan
mengakui
kesalahan
atau
ketidakkonsistenan pikiran, penilaian dan tindakan (Craven & Hirnle,
2009).Menjadi jujur dan bersedia untuk mematuhi prinsip-prinsip dalam
menghadapi kesulitan. tidakada kompromi untuk standar keperawatan
atau kejujuran dalam memberikan asuhan keperawatan(Perry & Potter,
2009).
15
3. Aplikasi Berpikir Kritis Dalam Keperawatan
Bepikiran kritis sangatpenting, membantu perawat untuk memilih
solusi atau mengidentifikasi pilihan untuk situasi perawatan klien. Perawat
diwajibkan untuk berpikir kritis di semua tempat termasuk di rumah, sekolah,
perawatan rawat jalan, unit perawatan kritis, dan pusat komunitas. Perawat
harus bekerja dari basis pengetahuan yang luas yang mengindividualisasikan
perawatan untuk setiap klien dan pengaturan. Kemampuan perawat untuk
berpikir kritis akan menjadi salah satu keterampilan terpentingnya(Craven &
Hirnle, 2009)
Facione (2015), berpikir kritis mempunyai enam sub-skill yang terdiri dari
interpretasi, analisis, evaluasi, kesimpulan, penjelasan, dan regulasi diri.
a. Interpretasi
Merupakan proses memahami dan menyatakan makna atau signifikansi
variasi yang luas dari pengalaman, situasi, data, peristiwa, penilaian,
persetujuan, keyakinan, aturan, prosedur dan kriteria. Interpretasi meliputi
sub-skill kategorisasi, pengkodean, dan penjelasan makna(Facione, 2015).
Menjadi
tertib
dalam
pengumpulan data.
Mencari
pola
untuk
mengkategorikan data (diagnosis keperawatan). Klarifikasi data yang
tidak Anda (Potter & Perry, 2013).
16
b. Analisis
Analisis adalah proses mengidentifikasi hubungan antara pernyataan,
pertanyaan, konsep, deskripsi, atau bentuk-bentuk representasi lainnya
untuk mengungkapkan keyakinan, penilaian, pengalaman, alasan,
informasi dan opini(Facione, 2015). Menjadi berpikir terbuka saat
perawatmelihat informasi tentang pasien. tidak membuat asumsi tanpa
berpikir. Apakah data tersebut mengungkapkan apa yang Anda yakini
benar, atau adakah pilihan lain(Potter & Perry, 2013).
c. Penjelasan
Penjelasan merupakan proses mengidentifikasi dan memperoleh unsur
yang dibutuhkan untuk menarik kesimpulan, untuk membentuk suatu
dugaan atau hipotesis, mempertimbangkan informasi yang relevan dan
mengembangkan konsekuensi yang sesuai dengan data, pernyataan,
prinsip, bukti, penilaian, keyakinan, opini, konsep, deskripsi, pertanyaan
dan bentuk-bentuk representasi lainnya(Facione, 2015).Melihat makna
dan pentingnya temuan. Adakah hubungan antara temuan apakah data
tentang pasien membantu melihat ada masalah(Potter & Perry, 2013).
d. Kesimpulan
Kesimpulan diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mempresentasikan
hasil penilaian seseorang dengan cara meyakinkan dan koheren.Dukung
temuan dan kesimpulan Anda(Facione, 2015). Gunakan pengetahuan dan
17
pengalaman untuk memilih strategi yang akan digunakan dalam
perawatan pasien(Potter & Perry, 2013).
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses pengkajian kredibilitas pernyataan atau
representasi yang menilai atau menggambarkan persepsi, pengalaman,
situasi, penilaian, keyakinan atau opini seseorang serta mengkaji kekuatan
logis dari hubungan aktual antara dua atau lebih pernyataan, deskripsi,
pertanyaan atau bentuk representasi lainnya (Facione, 2015). Melihat
semua situasi secara obyektif. Gunakan kriteria (outcome yang
diharapkan, karakteristik nyeri, tujuan pembelajaran) untuk mengetahui
hasil tindakan keperawatan. Renungkan hasil akhir sendiri (Potter &
Perry, 2013).
f. Regulasi Diri
Pengontrolan diri adalah kesadaran untuk memantau aktivitas kognitif
sendiri, unsur-unsur yang digunakan dalam aktivitas tersebut, dan hasilhasil yang dikembangkan, terutama melalui penggunaan keterampilan
dalam menganalisis, mengevaluasi penilaian inferensial seseorang dengan
suatu pendangan melalui pengajuan pertanyaan, konfirmasi, validasi, atau
pembetulan terhadap hasil penilaian seseorang(Facione, 2015).
18
Gambar 2.1 Sub Skill Berpikir Kritis
Sumber: Facione, (2015)
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berpikir Kritis
Potter & Perry (2009), menyatakan faktor yang mempengaruhi
kemampuan berpikir kritis mahasiswaadalah lamanya pengalaman dan tingkat
pendidikan. Masa perkembangan remaja (10-20 tahun) dimana individu
menemukan jatidiri mereka menentukan tujuan hidupnya. Dimensi yang
paling penting adalah mengeksplorasi solusi alternatif mengenai peran,
ekplorasi karir adalah penting. Banyak fakta menunjukan kecepatan
memproses lebih lambat pada anak kecil daripada remaja, dan lebih lambat
pada orang dewasa yang lebih tua daripada orang dewasa muda, akan tetapi
penyebab dari perbedaan ini belum diketahui. Ini karena remaja lebih bernalar
secara abstrak dan logis dan pikiran menjadi idealistik (Santrock, 2011).
Craven & Hirnle (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
berpikir kritis adalah:
19
a. Kecemasan (anxiety)
Beban kerja yang tinggi, tes-taking, grading, dan masalah kinerja dapat
menyebabkan stres bagi mahasiswa. Selain itu, profesi keperawatan
penuh dengan situasi hidupan dan matian, sehat dan sakit yang
menghasilkan kecemasan yang dapat menurunkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi. keseimbangan yang tepat dari kecemasan adalah kunci
untuk berpikir tingkat tinggi. untuk menjaga keseimbangan yang efektif,
seseorang perlu menentukan cara untuk tetap termotivasi untuk
mengurangi cemas yang berlebihan.
b. Level of Preparation
Pada saat seseorang memasuki kolase, ia harus menguasai keterampilan
dasar dalam membaca, menulis, mendengarkan, belajar, dan berpikir.
Keterampilan ini memberikan dasar untuk pembelajaran yang efektif.
tuntutan membaca kolase, bagaimanapun, mungkin lebih tinggi dari
mahasiswa yang sebelumnya telah mengalaminya. Hal ini penting bagi
mahasiswa keperawatan untuk dapat membaca makna dan secara aktif
terlibat dengan paper teks daripada untuk menghafal.
Menulis adalah alat yang dapat membantu dalam belajar. Menulis dapat
membantu seseorang mensintesis dan mengatur pengetahuan. Siswa harus
menghabiskan waktu untuk cukup berpikir dan menjelajahi selama tahap
prapenulisan. Bentuk garis dan bentuk draft. Biarkan mengalir ide-ide
20
selama proses awal dan fokus ejaan dan tanda baca kemudian di tahap
editingn.
c. Learning Styles
Orang belajar dalam berbagai cara. paling penting bahwa mahasiswa
mengakui bagaimana ia belajar dengan baik. gaya belajar preferensi,
kurang bisa diterapkan secarah penuh. Siswa dapat belajar dan
menggunakan cara yang berbeda untuk belajar, dan kemudian
menggunakan gaya yang berbeda tergantung pada situasi. Sama dengan
peserta didik peopleoriented atau taskoriended. Peserta didik berorientasi
pada sosial: mereka lebih memilih untuk belajar di kelompok daripada
sendirian, dan mereka menikmati proses lebih dari berfokus pada tugas di
tangan. Mereka merasa lebih mudah untuk belajar bahan dalam konteks
sosial. gaya pilihan ini mungkin bertentangan dengan yang dari kelas
tradisional dengan siswa duduk di baris mendengarkan diam-diam ke
instruktur. Tugas peserta didik berorientasi fokus pada tujuan di tangan
dan kurang mudah dipengaruhi oleh pendapat orang lain.
Dimensi lain dari pembelajaran didasarkan pada indera peserta
didik berorientasi pada pendengaran menerima informasi melalui
pendengaran. peserta melakukan kehendak di kelas yang terutama
lecturebased. pelajar visual ingin melihat materi tertulis dan lebih
memilih
untuk
memiliki
poin
penting
menulis.
Peserta
didik
sukaoverhead slides, model, dan gambar. pelajar kinestetik adalah taktil,
21
sehingga mereka ingin terlibat secara aktif. Mereka belajar dengan
melakukan hal-hal, misalnya, mengubah dressing dan pemberian obatobatan. Namun ada pendekatan lain untuk belajar membedakan antara
lumpers dan splitter. Lumpers melihat konsep, gambaran besar, tetapi
mungkin memiliki kesulitan menangkap detail. Mereka mungkin faham
semua konsep dari pemberian obat. Splitter, yang memproses setiap
bagian secara individual, mungkin tersesat dalam rincian. Sebagai contoh,
splitter mungkin begitu terfokus pada "lima hak" administrasi obat yang
mereka lupa mengapa klien kebutuhan obat di tempat pertama.
5. Macam-Macam Alat Ukur Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan
beberapa alat ukur yang telah ditetapkan atau baku. Ada beberapa alat ukur
yang telah dipublikasikan untuk memudahkan seseorang untuk mengukur
kemampuan berpikir kritis orang lain, alat untuk mengukur kemampuan
berpikir kritis ini berupa kuesioner, beberapa alat ukur yang sering digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
berpikir
kritis
mahasiswa
Ingram(2008) antara lain :
a. California Critical Thinking Skills Test (2000)
b. Watson- Glaser Thinking Appraisal (1980)
c. Ennis-Weir Critical Thinking Essay Test (1985)
d. Cornell Critical Thinking Test Levels Z (1985)
menurut
22
e. The California Critical Thinking Skills Test (CCTST) yang
dipublikasikan pada tahun 1990 oleh Peter Facione
f. The California Critical Thinking Disposition Inventory yang
dipublikasikan oleh Peter Facione and N. C. Facione pada
tahun 1992
g. Dan yang terakhir adalah Critical Thinking Disposition Self
Rating-Form yang dikembangkan oleh Peter A. Facione yang
dipublikasikanpada tahun 2011. Alat ukur ini terdiri dari 20
item pertanyaan yangterdiri dari 10 pertanyaan positif dan 10
pertanyaan negatif.
B. Problem Based Learning
1. Definisi
Problem Based Learning merupakan lingkungan belajar yang
didalamnya
memakai
masalah
untuk
belajar
dimana
harus
dapat
mengidentifikasi suatu masalah baik yang dihadapi secara nyata atau telaah
kasus. Masalah diajukan sedemikian rupa sehingga mahasiswa menemukan
kebutuhan belajar yang diperlukan agar mereka dapat memecahkan
permasalahan
tersebut.Sikap
dan
keterampilan
umum
yang
perlu
dikembangkan dalam PBL diantaranya adalah berpikir kritis (Nursalam &
Efendi, 2009). Diketahui penerapan PBL dapat mengembangkan kemampuan
berpikir kritis mahasiswa. Kemampuan berpikir kritis yang di- kembangkan
23
dengan penerapan pembelajaran PBL dalam penelitian ini meliputi
kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, memecahkan masalah secara
kreatif, kemampuan dalam menentukan solusi yang tepat dalam memecahkan
masalah, kemampuan bertanya atau mengkritisi permasalahan dari kelompok
lain, kemampuan menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat pada
saat presentasi dengan tepat berdasarkan sumber belajar yang sesuai
(Fakhriyah, 2014).
Pembelajaran berbasis masalah adalah metode yang berpusat pada
mahasiswa, strategi inovatif yang mendorong pembelajaran melalui
penyelidikan dan eksplorasi. Belajar dari hasil proses bekerja menuju
pemahaman masalah yang bertindak sebagai stimulus untuk pengembangan
keterampilan belajar analitis dan mengarahkan diri sendiri(Ruslai & Salam,
2016). Model pembelajaran problem based learning (PBL) atau dikenal
dengan model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran
yang menggunakan permasalahan nyata yang ditemui di lingkungan sebagai
dasar untuk memperoleh pengetahuan dan konsep melalui kemampuan
berpikir kritis dan memecahkan masalah (Fakhriyah, 2014). PBL merupakan
metode pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa sehingga mahasiswa
dapat berkotribusi besar dalam proses pembelajarannya masing-masing,
tujuannya untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan membantu
peserta didik dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang
24
dibutuhkan. Dalam proses pelaksanaan PBL, peserta didik dimotivasi untuk
menyelesaikan permasalahan melalui pendekatan kooperatif. Sebelum
melaksanakan prosess pembelajaran peserta didik terlebih dahulu mengamati
suatu permasalahan. Dalam hal ini fasilitator memicu peserta didik agar
berpikir kritis menyelesaikan masalah serta mengarahkan peserta didik untuk
bertanya, berpendapat, belajar menyelesaikan suatu permasalahan dan
menguasai konsep yang dipelajari(Indriasari, 2016).
2. Karakteristik Problem Based Learning
Teori yang dikembangkan Liu (2005) menjelaskan karakteristik dari PBL,
yaitu:
a. Learning is student-centered
Proses
pembelajaran
dalam
PBL lebih
menitikberatkan
kepada
siswasebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh
teori
konstruktivisme
dimana
siswa
didorong
untuk
dapat
mengembangkan pengetahuannya sendiri.
b. Authentic problems form the organizing focus for learning
Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik
sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta
dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.
c. New information is acquired through self-directed learning
25
Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum mengetahui
dan memahami semua pengetahuan prasyaratnya, sehingga siswa
berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau
informasi lainnya
d. Learning occurs in small groups
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha
membangun pengetahuan secara kolaborative, maka PBM dilaksakan
dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas
yang jelas dan penetapan tujuan yang jelas.Teachers act as facilitators.
Harsono(2008) Pada pelaksanaan PBL, dosen hanya berperan sebagai
fasilitator. Namun, walaupun begitu dosen harus selalu memantau
perkembangan aktivitas mahasiswa dan mendorong agar mahasiswa
mencapai target yang hendak dicapai.
3. Tahap-tahap Dalam Problem Based Learning
Nursalam & Efendi(2008)PBL merupakan metode belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru. Metode ini juga berfokus pada keaktifan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran karena tidak lagi diberikan materi
belajar satu arah seperti pada metode konvensional. Setiap pembelajaran
dengan PBL selalu diawali dengan permasalahan. Tahapan proses pemecahan
masalah
digunakan
sebagai
kerangka
atau
panduan
dalam
proses
26
pembelajaran PBL (Fatimah, 2009). Untuk mendapatkan solusi, mereka
diharapkan secara aktif mencari informasi yang dibutuhkan dari berbagai
sumber.
langkah-langkah yang dilakukan dalam metode PBL yaitu:
a. Identifikasi Masalah
Mahasiswa membaca masalah yang diberikan dan mendiskusikannya.
Mereka dapat terstimulus untuk mendiagnosis masalah tersebut dengan
segera. Mereka harus didorong untuk berpikir lebih dalam dengan
pertanyaan apa mengapa bagaimana kapan dan sebagainya(Nursalam &
Efendi, 2009). Mahasiswa berdiskusi di dalam kelompoknya untuk
menentukan permasalahan yang ada pada worksheet (Fatimah, 2009).
b. Eksplorasi Pengetahuan yang Telah Dimiliki
Klarifikasi istilah yang digunakan dalam masalah beserta maknanya.
Mahasiswa datang dengan pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya,
termasuk dalam pengalaman hidup. Kita tahu bahwa seseorang dapat
memahami materi atau pengetahuan jika telah pernah tahu tentang topik
tersebut
(Nursalam
&
Efendi,
2009).
Mahasiswa
menuliskan
LEARNING (PBL) MAHASISWA KEPERAWATAN FKIK UIN
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh:
AGIL MAIZAR
NIM : 1113104000014
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M/1438 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripi ini hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokeran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokeran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersediamenerima
sangsi yang berlaku di Fakultas Kedokeran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juli 2017
Agil Maizar
v
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juni 2017
Agil Maizar, NIM: 1113104000014
Gambaran Berpikir Kritis Dalam Problem Based Learning (PBL) Mahasiswa
Keperawatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
xiv + 68halaman + tabel 4 + bagan 2 + lampiran 8
ABSTRAK
Berpikir kritis adalah komponen esensial dari keperawatan dengan menggunakan
pengetahuan mengenai ilmu keperawatannya secara menyeluruh agar bisa memberikan
perawatan yang efektif. Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan desain deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik
dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa ilmu keperawatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Jumlah responden sebanyak 171 mahasiswa yang diambil dengan menggunakan
teknik rendom sampling yang telah diproporsikan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
pengisian kuesioner kecenderungan berpikir kritis. Analisis univariat digunakan untuk
melihat distribusi frekuensi dari variabel: angkatan, jenis kelamin dan usia. Hasil penelitian
menunjukan rata-rata berusia mahasiswa 19 tahun.Sebanyak 59,6% mahasiswa memiliki
kecenderungan berpikir kritis baik sementara 40,4% memiliki kecenderungan berpikir kritis
yang kurang. Persentase tertinggi terdapat pada angkatan 2014 yaitu sebesar 41,2%. Saran
penelitian ini yaitu modul PBL dapat dilanjutkan dan diperbaiki untuk meningkatkan kualitas
kemampuan berpikr kritis.
Kata Kunci
: Berpikir Kritis, Problem Based Learning
Tahun
: 42 (2007-2016)
vi
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA
Undergraduate Thesis, Juny 2017
Agil Maizar, NIM: 1113104000014
Xiv + 68page+ table 4 + schme 2 + attachmentps 8
ABSTRACK
Critical thinking is an assential component of nursing science throughly in order to
provide effective care. Problem Based Learning (PBL) is a learning develop student’s
critical thinking skills. This research with descriptive design. This purpose of
research is to find out the description and the characteristics of critical thinking in
nursing students of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. The number of respondents are
171 students, takenby using random sampling technique that has been propotioned.
The data collected by filling out the questionnaire of critical thinking tendency.
Univariate analysis is used to see the frequency distribution of variables; the class,
gender, and age. The result of this research showed the average age of this sample are
19 years old. 59,6% students has the tendency to think critically well with the highest
persentage in class of 2014 which is 41,2%, the female gender persentage is 97,1%.
The suggetion of this research is to evaluate student learning at the end of module in
order to maximize, so a it can produce good academic appearance and the graduates
who are able to thinking critically. Researcher recommends lectures for using PBL
and improves it to increase studens critical thinking ability.
Keyword
: Critical Thinking, Problem Based Learning
Year
: 42 (2007-2016)
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: AGIL MAIZAR
Tempat, Tanggal Lahir
: Gresik, 04 mei 1993
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
: jl. Arroyan RT RW Campurejo Panceng Gresik
Nomer HP
: 082260377782
: agilmaizar@gmail.com
Fakultas /Jurusa
: Program Studi Ilmu Keperawatan/Fakultas
Kedokteran Dan Ilmu Keperawatan
Riwayat Pendidikan
: TK Campurejo 1999-2001
SDN WERU I 2001-2007
SMP AL-AMIN TUNGGUL 2007-2008
SMP MUHAMMADYA 12 PACIRAN 2008-2010
MA AL-ISHLAH PACIRAN 2010-2013
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2013
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamiin,
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, kekuatan dan karunia-Nya, shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada junjungan baginda nabi besar Muhammad SAW. Atas izin Allah
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Gambaran Berpikir
Kritis DalamProblem Based Learning (PBL) Mahasiswa Keperawatan FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta” sehingga dapat diajukan sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan. Saya menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini banyak mengalami kesulitan dan kendala namun berkat
dukungan dan bantuan, dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan maksimal. Dengan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat di bawah.
Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. H., Arif Sumantri, S.KM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc, selaku Ketua Program Studi dan Ernawati,
S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Selaku Dosen Pembimbing Dwi Setiowati, S.Ke, Ns, M.Kep dan Jamaludin
,S.Kp., M.Kep, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan
waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada saya selama
proses pembuatan proposal ini.
ix
5. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu dan
pengetahuan serta pengalamannya selama penulis mengikuti perkuliaan
6. Seluruh staf dan karyawan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Keluarga saya terutama kedua orang tua (Ali Sufaat dan Musfiroh), dan kakak
(Mafrul Izat) yang telah memberikan semuah yang saya butuhkan.
8. Seluruh angkatan 2013 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Terimakasih telah saling mengingatkan, mendoakan dan menjadi penyemangat
untuk berjuang menggapai semua impian.
9. Hanna Wiatul Ilmi terimakasih telah mengingatkan, mendoakan dan menjadi
penyemangat untuk berjuang menggapai semua impian.
Atas bantuan serta segala dukungan yang telah diberikan, semoga Allah SWT.
senantiasa membalas dengan pahala yang berlimpah. Sangat besar harapan saya
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca. Semoga kita semua
senantiasa diberikan petunjuk, limpahan rahmat, hidayah, serta inayah yang tak
terhingga oleh Allah SWT.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ciputat, Mei 2017
Peneliti
x
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................................... vi
ABSTRACK ............................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................ xv
DAFTAR BAGAN..................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian............................................................................................... 8
1.
Tujuan Umum ............................................................................................. 8
2.
Tujuan Kusus .............................................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian............................................................................................. 9
1.
Bagi Mahasiswa .......................................................................................... 9
2.
Bagi Institusi ............................................................................................... 9
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya ............................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 10
A. Berpikir Kritis ................................................................................................. 10
1.
Definisi...................................................................................................... 10
2.
Sikap Berpikir Kritis ................................................................................. 11
3.
Aplikasi Berpikir Kritis Dalam Keperawatan ........................................... 15
4.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berpikir Kritis ............. 18
B. Problem Based Learning ................................................................................. 22
1.
Definisi...................................................................................................... 22
2.
Karakteristik Problem Based Learning ..................................................... 24
3.
Tahap-tahap Dalam Problem Based Learning .......................................... 25
xi
4.
Kelemahan dan Kelebihan Problem Based Learning ............................... 28
C. Penelitian Terkait ............................................................................................ 31
D. Kerangka Teori ................................................................................................ 34
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPRASIONAL .......................... 35
A. Kerangka Konsep ............................................................................................ 35
B. Definisi Oprasional ......................................................................................... 36
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 38
A. Desain Penelitian ............................................................................................. 38
B. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................................... 38
1. Populasi Penelitian .......................................................................................... 38
3.
Sampel Penelitian ..................................................................................... 39
C. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 41
D. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................................... 41
E. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 42
F. Uji Validitas .................................................................................................... 43
1.
Uji Validitas .............................................................................................. 43
2.
Uji Reliabilitas .......................................................................................... 44
G. Pengolahan Data .............................................................................................. 44
H. Analisis Data ................................................................................................... 46
I. Etika Penelitian ............................................................................................... 46
1. Otonomi........................................................................................................... 46
4.
Beneficence ............................................................................................... 47
5.
Confidentiality .......................................................................................... 47
6.
Justice........................................................................................................ 48
BAB V HASIL PENELITIAN.................................................................................... 49
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................... 49
B. Karakteristik Umum Responden ..................................................................... 50
C. Berpikir Kritis ................................................................................................. 51
BAB VI PEMBAHASAN ........................................................................................... 53
A. Berpikir Kritis ................................................................................................. 53
xii
B. Karakteristik Responden ................................................................................. 56
1.
Semester .................................................................................................... 56
2.
Jenis Kelamin............................................................................................ 57
3.
Usia ........................................................................................................... 59
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 61
A. Kesimpulan...................................................................................................... 61
B. Saran ................................................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 63
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di Program Studi
Ilmu Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatulla Jakarta
Tabel 5.2
Distribusi responden berdasarkan angkatan, usia dan jenis
kelamin di program studi ilmu keperawatan UIN Jakarta
Tabel 5.3
48
48
Distribusi Responden Berdasarkan Kecenderungan Berpikir
Kritis di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tabel 5.4
49
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Mahasiswa
Keperawatan berdasarkan kecenderungan berpikir kritis di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 5.5
50
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Mahasiswa
Keperawatan berdasarkan kecenderungan berpikir kritis di
52
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
xiv
DAFTAR SINGKATAN
BK
: Berpikir Kritis
DK
: Diskusi Kelompok
DL
: Discovery Learning
UIN
: Universitas Islam Negeri
PBL
: Problem Based Learning
PSIK
: Program Studi Ilmu Keperawatan
SCL
: Student-Centered Learning
xv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Teori…………………………………………………………33
Bagan 3.1 Kerangka Konsep………………………………………………………34
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perizinan
Lampiran 2 Penjelasan Penelitian untuk Responden
Lampiran 3 Lembar Persetujuan menjadi Responden
Lampiran 4Kuesioner Penelitian
Lampiran 5 Hasil Penelitian Secara Statistik Komputer
xvii
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu upaya untuk meningkatkan kualitas dan
potensi yang ada pada setiap individu. Perguruan tinggi mempunyai peran
penting dalam pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia secara
berkala, terutama pada era globalisasi seperti saat ini. Perlu sumber daya
manusia yang berkualitas tinggi, mampu mengembangkan potensi yang
dimilikinya serta dapat berpikir kritis agar dapat mengabdikan diri ke dalam
pelayanan masyarakat (Fakhriyah, 2014). Salah satu pelayanan masyarakat
adalah pelayanan dibidang kesehatan, untuk meningkatan pelayanan
kesehatan sangat dibutuhkandari tenaga kesehatan seperti dibidang ilmu
keperawat dengan mengembangan kemampuan berpikir kritis
yang
merupakan komponen penting karena perawat selalu dihadapkan dengan
situasi yang kompleks, yang menuntut penilaian akurat, pengambilan
keputusan yang tepat dan merupakan proses pembelajaran terus menerus
(Mulyaningsih, 2013).
Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen esensial dari
akuntabilitas profesional dan kualitas asuhan keperawatan. Perawat diminta
untuk bisa berpikir kritis dengan menggunakan pengetahuan mengenai ilmu
keperawatannya secara menyeluruh agar bisa memberikan perawatan yang
efektif (Billings, 2009). Seorang perawat harus memiliki kemampuan untuk
menggali setiap perubahan yang terjadi pada kondisi pasien, memberikan
1
2
pelayanan keperawatan mandiri, dan tanggap terhadap berbagai permintaan
dan bisa menentukan prioritas. Hal ini tentu saja membutuhkan kemampuan
berpikir kritis yang mumpuni dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah
yang terjadi dengan baik serta bisa berkomunikasi dengan lancar dan jelas
(Fero et al, 2009).
Perawat akan menemukan berbagai situasi klinis yang berkaitan
dengan masyarakat atau pasien, anggota keluarga, dan tenaga kesehatan
lainnya, sehingga penting untuk berpikir kritis pada setiap situasi. Perawat
harus mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan
masalah dan pengalaman baru yang menyangkut pasien dengan cara
berpikiran terbuka, kreatif, percaya diri dan bijaksana. Perawat memiliki
peranan penting dalam mengambil keputusan klinis yang tepat dan akurat.
Pengambilan keputusan klinis merupakan hal yang membedakan antara
perawat dan staf teknis. Perawat profesional akan mengambil tindakan yang
cepat dan tepat ketika keadaan klien memburuk, mendeteksi jika pasien
mengalami komplikasi serta memiliki inisiatif untuk mengatasinya. Potter &
Perry dalam Aprisunadi (2011).Lulusan perawat akan sering dihadapkan pada
pasien dengan berbagai macam situasi dan dituntut untuk mampu berfikir
kritis dan sistematis untuk menganalisa sesuai penyakit yang diderita
pasien(Indriasari, 2016). Haryanto (2014)Mendukung pendapat tersebut
dengan menjelaskan rentang perawatan pasien di rumah sakit bervariasi mulai
dari kasus yang ringan hingga kasus yang kompleks, sehingga menuntut
perawat untuk berpikir kritis dan mempunyai waktu tanggap yang cepat.
3
Berpikir kritis memiliki kaitan dalam proses pengambilan keputusan dan
penilaian klinis yang akan menjadi penentu pemberian tindakan yang cepat
maupun pemberian asuhan keperawatan yang propesional.
Facione (2015) terdapat enam sub skill dalam berpikir kritis yaitu
interpretasi, analisis, evaluasi, inferen, penjelasan dan regulasi diri. (Potter &
Perry, 2013) menjelaskan penerapannya dalam keperawatan. Interpretasi
adalah proses memahami dan menyatakan makna dari banyak bentuk
pengalaman, situasi, data, pemeriksaan atau kriteria. Interpretasi bagiansub
skill yang mengkategorikan, signifikasi dan menjelaskan makna(Facione,
2013). Perawat dapat mencari data secara berkala dan sistematis agar dapat
mengetahui data yang kurang(Potter & Perry, 2013).Analisis merupakan
proses mengidentifikasi hubungan inferensial dan aktual diantara pertanyaan,
pernyataan, konsep, deskripsi untuk mengungkapkan keyakinan, penilaian,
pengalaman, alasan, informasi, atau pendapat(Facione, 2013). Analisis
meliputi pengujian data, pendeteksian argumen, menganalisis argumen(Potter
& Perry, 2013).
Evaluasi yaitu representasi dari laporan atau deskripsi dari persepsi,
pengalaman dan menaksir hubungan inferensial, deskripsi atau bentuk
representasi lainnya(Facione, 2013). Evaluasi dalam keperawatan digunakan
untuk melihat situasi secara objektif dan menggunakan kriteria untuk
menentukan hasil yang diharapkan atau tindakan keperawatan, evaluasi
dilakukan pada tindakan yang telah perawat kerjakan(Potter & Perry, 2013).
Inference, berarti mengidentifikasi dan memperoleh unsur yang diperlukan
4
untuk mem- buat kesimpulan-kesimpulan yang masuk akal, membuat dugaan
dan hipotesis, mempertimbangkan informasi yang relevan dan menyimpulkan
konsekuensi dari data(Facione, 2013). Dalam keperawatan aplikasi inferensi
yaitu
melihat
arti
dari
data
yang
dikumpulkan
dan
menentukan
signifikansinya, apakah terdapat hubungan antar data, apakah data tersebut
dapat membantu untuk mengetahui adanya masalah pasien(Potter & Perry,
2013).
Penjelasan yaitu mampu menyatakan hasil-hasil dari penalaran
seseorang, penalaran tersebut dari sisi konseptual, metodologis dan
konstektual(Facione, 2013). Dalam
keperawatan diaplikasikan untuk
menjelaskan penemuan dan kesimpulan yang dibuat oleh perawat,
menggunakan
semua
pengetahuan
dan
pengalaman
perawat
untuk
menentukan cara yang tepat dalam merawat pasien(Potter & Perry, 2013).
Regulasi Diri adalah secara sadar diri memantau kegiatan-kegiatan kognitif
seseorang, unsur-unsur yang digunakan dalam hasil yang diperoleh, terutama
dengan menerapkan keahlian dalam analisis dan evaluasi untuk penilaiannya
sendiri(Facione, 2013). Aplikasi pengontrolan diri dalam keperawatan yaitu
melihat kejadian yang telah dialami dan menemukan cara bagaimana dapat
memperbaiki kinerja perawat dan menanyakan apakah yang dapat membuat
perawat merasa telah berhasil(Potter & Perry, 2013).
Untuk mewujutkan mahasiswa yang dapat berpikir kritis tersebut
maka proses pembelajaran harus diubah, dari one-way traffic menjadi twoway traffic dan interaktif menjadi sangat penting. Pembelajaran interaktif
5
merupakan salah satu karakteristik Student-Centered Learning (SCL) yang
berfokus pada peserta didik (Harsono, 2008). Salah satu pendekatan SCL
adalah PBL dimana peserta didik sejak awal dihadapkan pada suatu masalah,
kemudian dilanjutkan dengan proses pencarian informasi yang bersifat
student-centered. proses pendidikan yang terencana seperti PBL dapat
menciptakan peserta didik menjadi aktif dalam menggali potensi diri dan
berpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di
lingkungan kerja nyata (Arlan, Fitria, & Rafiyah, 2014).
Problem based learning (PBL) dalam pelaksanaannya juga bertujuan
agar mahasiswa dapat berpikir kritis dalam menyelesaikan kasus melalui
pendekatan kooperatif. Sebelum memulai proses pembelajaran, mahasiswa
terlebih dahulu mengamati suatu permasalahan. Dalam hal ini pengajar
merangsang masiswa untuk berpikir kritis sehingga dapat membantu
mahasiswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis, penyelesaian
masalah, dan keterampilan intelektual melalui keterlibatan mereka dalam
pengalaman nyata atau simulasi, dan menjadi pembelajar yang mandiri.
Metoda ini sangat cocok diterapkan untuk pendidikan keperawatan. Lulusan
perawat akan banyak dihadapkan pada pasien dengan berbagai macam kasus
dan dituntut untuk mampu berfikir kritis dan sistematis untuk menganalisa
sesuai penyakit yang diderita pasien (Indriasari, 2016). Interaksi antar siswa,
interaksi antara guru dan siswa juga merupakan salah satu faktor yang paling
kuat dalam melancarkan jalannya proses pembelajaran. Oleh karena itu, PBL
6
memberikan
kesempatan
untuk
terjadinya
kedua
interaksi
tersebut
(Widjajanti, 2011).
Pelaksanaan Problem Based Learning (PBL) dapat mempengaruhi
kemampuan berpikir mahasiswa di dalam proses pembelajaran. Oleh karena
itu semakin baik pelaksanaan Problem Based Learning (PBL) yang dilakukan
maka semakin meningkat kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Penelitian
juga menjelaskan penerapan metode Problem Based Learning dalam
pembelajaran mampu meningkatkan minat belajar mahasiswa baik minat
belajar di dalam maupun di luar kelas hal ini terjadi karena proses
pembelajaran lebih banyak diberikan penugasan analisis kasus baik secara
individual
maupun kelompok sehingga
menuntut
partisipasi
semua
mahasiswa dalam proses pembelajaran sehingga mampu meningkatkan
pemahaman mahasiswa. Penelitian menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan dan
hasil belajar mahasiswa dilihat dari rata-rata keaktifan mahasiswa secara
klasikal dengan aspek menyampaikan pertanyaan, Aspek menjawab
pertanyaan dan aspek memberikan argument. Hasil tersebut memberikan
makna bahwa ada peningkatan hasil belajar pada peserta didik.
Program Studi Ilmu Keperawatan mempunyai izin pelaksanaan
berdasarkan
Surat
Keputusan
Direktur
Jenderal
Pendidikan
Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional RI Nomor: 1356/D/T2005 tanggal 10 Mei
2005 dan Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam
Departemen Agama RI Nomor: Dj.II/123/2005 tanggal 17 Mei 2005, yang
7
diperpanjang izin penyelenggaraannya sesuai Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Nomor: Dj.I/38/2010 tanggal 29
Januari 2010. Lulusan PSIK bergelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) dan
lulusan pendidikan profesinya mempunyai gelar Ners (Ns).
Angkatan 2012 Program Studi Ilmu Keperawatan terjadi perubahan
kurikulum dari kurikulum konvensional ke SCL. Mulai pada angkatan
2012/2013 PSIK menerapkan perubahan kurikulum dengan metode
pembelajaran
sistem
modul.
Kurikulum
berbasis
kompetensi
yang
dikembangkan PSIK pada tahun 2012 merujuk pada Panduan Kurikulum
Pendidikan Ners yang dirumuskan oleh tim Kurikulum Berbasis Kompetensi
Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) tahun 2009-2013 yang
diterbitkan tahun 2010.
Peneliti mewawancarai lima mahasiswa PSIK dua mahasiswa
semester empat dan tiga mahasiswa semester delapan pada bulan januari 2017
tentang berpikir kritis pada proses PBL. Sejak mengikuti proses PBL,tiga
mahasiswamenyatakan mampu memahami materi yang didapat pada saat
belajar mandiri. Dua mahasiswa menyatakan mampu menganalisis masalah
yang ada pada pemicu di DK. Tiga mahasiswa mengaku mampu
mengidentifikasi masalah pada pemicu untuk menarik kesimpulan dari
masalah pada
pemicu di
DK.Empat
mahasiswa
mengaku mampu
mengevaluasi hasil belajar pada waktu pleno DK. Kelima mahasiswa mampu
mempresentasikan hasil belajar pada proses pembelajaran di DK 2. Sedikit
mahasiswa yang dapat mengontrol diri dalam belajar mengerjakan DL.
8
B. Rumusan Masalah
Pendidikan di universitas adalah upaya untuk meningkatkan kualitas
setiap individu agar dapat mengapdikan diri kepelayanan masyarakat.
Peningkatan pelayanan kesehatan dibidang keperawatan sangat penting
dengan mengembangan kemampuan berpikir kritis yang merupakan
komponen penting karena perawat selalu dihadapkan dengan situasi yang
kompleks, yang menuntut penilaian akurat, pengambilan keputusan yang
tepat dan merupakan proses pembelajaran terus menerusUntuk mewujutkan
mahasiswa yang mampu berpikir kritis maka proses pembelajaran harus
diubah menjadi pendekatan Problem Based Learning dalam pelaksanaannya
bertujuan agar mahasiswa dapat berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah
melalui pendekatan kooperatif. Dalam proses pembelajaran, mahasiswa
terlebih dahulu mengamati suatu permasalahan agar merangsang dalam
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, penyelesaian masalah, dan
keterampilan intelektual.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran kemampuan berpikir kritis mahasiswa Keperawatan
dalam melaksanakan metode pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
9
2. Tujuan Kusus
a. Mengetahui karakterisktik (angkatan, usia, jenis kelamin) mahasiswa
Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Mengetahui
gambaran
kemampuan
berpikir
kritis
mahasiswa
keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
Memberikan sumber informasi terkait kemampuan berpikir kritis
mahasiswa dengan metode pembelajaran di Program Studi Ilmu
Keperawatan (PSIK) khususnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bagi Institusi
Penelitian ini memaparkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa terhadap
penerapan PBL, sehingga dapat digunakan sebagai bahan referensi dan
masukan bagi pihak institusi untuk dapat membantu meningkatkan
pembelajaran pada mahasiswa keperawatan sehingga menghasilkan
penampilan akademik yang baik serta lulusan yang mampu berpikir kritis.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya tentang
bagaimana kemampuan berpikir kritis pada mahasiswa dalam metode
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Berpikir Kritis
1. Definisi
Berpikir adalah proses tertentu di otak yang menghubungkan suatu
situasi dan fakta, ide dengan fakta, ide atau kejadian lainnya agar mampu
menemukan suatu kesimpulan yang tepat dan sesuai untuk digunakan dalam
mencari penyelesaaian terhadap masalah yang dihadapinya (Kowiyah, 2012).
Berpikir kritis berasal dari bahasa yunani kuno yang berarti “hakim”
kemudian menjadi kata serapan oleh bahasa latin. Kamus (oxford)
menerjemahkan menjadi “sensor” atau pencarian kesalahan. Kritis juga
seringkali diartikan sebagai penilaian baik atau buruk (Bono, 2007). Banyak
yang telah mendefinisikan berpikir kritis tapi pada dasarnya berpikir kritis
lebih banyak diartikan sebagai suatu proses dari pada suatu tujuan (Facione,
2015).Berpikir kritis merupakan istilah yang dipakai untuk menjelaskan suatu
proses kognitif, agar informasi yang berbeda dikumpulkan, dianalis,
disintesis dan dievaluasi,untuk mengambil keputusan danmemecahkan
masalah, dimana melibatkan akal
kemampuan untuk membedakan,
meyakini, dan berargumen bahwa kesimpulan yang diambil sudah tepat
(Price & Harrington, 2016).
10
11
Potter &Perry (2009) Mengartikan berpikir kritis sebagai keterampilan
menemukan masalah, menentukan pilihan, dan melakukan sebuah tindakan
yang tepat. Secara keseluruhan tidak hanya keterampilan kognitif tetapi juga
keterampilan untuk mengajukan pertanyaan dan proses penalaran dimana
individu merenungkan dan menganalisis pemikiran diri sendiri dan orang
lain.Karna berpikir kritis berorientasi pada tujuan, melibatkan identifikasi dan
asumsi, mepertimbangkan apa yang penting dalam situasi, mencari alternatif,
danmenerapan akal dan logika dalam membuat keputusan.Suarsana &
Mahayukti
(2013)Keterampilan
berpikir
kritis
adalah
keterampilan
mengidentifikasi fakta yang relevan, mengenali keterbatasan, asumsi-asumsi
atau kekhususan yang berkaitan dengan prosedur yang digunakan, dan
menentukan jawaban yang rasiona.Aliyu dkk (2014) Berpikir kritis dalam
klinik keperawatan adalah untuk mengambil keputusan dan kemampuan
untuk berpikir secara sistematis dan logis dengan keterbukaan terhadap
pertanyaan dan merenungkan proses penalaran yang digunakan untuk
memastikan keamanan praktik keperawatan dan kualitas caring.
2. Sikap Berpikir Kritis
Paul dalam Perry & Potter (2009). Menhyatakan Komponen sikap
dianggap sebagai aspek sentral dari seorang pemikir yang kritis sikapsikapyang termasukkepercayaan diri, kemandirian, integritas, pengambilan
risiko, kreativitas,keadilan,kerendahan hati, keberanian.Craven & Hirnle
12
(2009). Pemikir kritis akan mempunyai sikap-sikap sebagai berikut beserta
aplikasi keperawatannya.
a. Berpikir Mandiri
Mengingat berbagai ide sebelum membuat kesimpulan sendiri dengan
mencari
literatur
keperawatan,
terutama
ketika
ada
pandangan
yangberbeda pada subjek yang sama(Craven & Hirnle, 2009). Berbicara
dan berdiskusi dengan perawat lain danberbagi ide tentang intervensi
keperawatan yang akan dilakukan(Perry & Potter, 2009)
b. Ketekunan
Keinginan untuk mencari wawasan dan kebenaran lebih jauh meskipun
sulit. Banyak waktu dan energi akan dibutuhkan untuk mendapatkan dan
mempertimbangkan
informasi
baru
dan
membentuk
wawasan
baru(Craven & Hirnle, 2009). Jika mendapatkan informasi yang tidak
lengkap atau hilang tentang pasien perawat harus mengklarifikasi atau
langsung menanyakan pada pasien secara langsung. Mencoba berbagai
pendekatan dan mencari sumber informasi sampai mendapatkan solusi
yang tepat(Perry & Potter, 2009).
c. Curiosity
Menjadi
termotivasi
Sebuah tanda
untuk
mencapai
klinis atau gejala
dan
bertanya
“mengapa”.
sering menunjukkan berbagai
masalah(Craven & Hirnle, 2009). Mengeksplorasi dan belajar lebih
13
banyak tentang pasien sehingga membuat penilaian klinis yang
tepat(Perry & Potter, 2009).
d. Kreativitas
Menciptakan ide-ide baru dan pendekatan alternatif atau pendekatan yang
berbeda jika intervensi tidak bekerja untuk pasien(Craven & Hirnle,
2009).
Implementasi
keperawatan
pasien
yang
nyeri
mungkin
membutuhkan posisi yang berbeda atau teknik distraksi, perawat dapat
melakukan pendekatan yang melibatkan keluarga pasien untuk diterapkan
di rumah(Perry & Potter, 2009).
e. Kepercayaan
Merasa yakin dalam kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan
belajar bagaimana untuk memperkenalkan diri kepada pasien; berbicara
dengan keyakinan ketika mulai melakukan tindakan dengan sesuai
prosedur(Craven & Hirnle, 2009). seorang pasien berpikir bahwa perawat
dapat melakukan tindakan keperawatan. selalu dipersiapkan dengan baik
sebelum melakukan aktivitas keperawatan dan mendorong pasien untuk
mengajukan pertanyaan(Perry & Potter, 2009).
f. Keadilan
Keinginan untuk menelaah sudut pandang orang lain dengan standar
intelektual yang sama, dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan atau
keuntungan diri sendiri atau orang lain. Mendengarkan kedua belah pihak
dalam diskusi apapun(Craven & Hirnle, 2009). Jika seorang pasien atau
14
anggota
keluarga
mengeluh
tentang
seorang
pekerja.
Makakemudianmencari penyelesaian yang adil dan terbuka dengan
keinginan untuk memenuhi kebutuhan pasien(Perry & Potter, 2009).
g. Kerendahan hati
Pemikir kritis mengerti kapan harus membutuhkan informasi lebih
lanjutuntuk membuat keputusan(Craven & Hirnle, 2009). Meminta
orientasi ke perawat yang lebih mengetahui. Memintadaftar perawat
secara teratur untuk mengetahui tindakan yang akan dilakukan dengan
pendekatan keperawatan(Potter & Perry, 2013).
h. Integritas
Keinginan untuk menerapkan standar bukti intelektual yang baku dan
sama terhadap pengetahuan yang kita miliki yang kita terapkan terhadap
pengetahuan yang dimiliki oleh orang lain. Hal ini membutuhkan
kejujuran
untuk
menelaah
dan
mengakui
kesalahan
atau
ketidakkonsistenan pikiran, penilaian dan tindakan (Craven & Hirnle,
2009).Menjadi jujur dan bersedia untuk mematuhi prinsip-prinsip dalam
menghadapi kesulitan. tidakada kompromi untuk standar keperawatan
atau kejujuran dalam memberikan asuhan keperawatan(Perry & Potter,
2009).
15
3. Aplikasi Berpikir Kritis Dalam Keperawatan
Bepikiran kritis sangatpenting, membantu perawat untuk memilih
solusi atau mengidentifikasi pilihan untuk situasi perawatan klien. Perawat
diwajibkan untuk berpikir kritis di semua tempat termasuk di rumah, sekolah,
perawatan rawat jalan, unit perawatan kritis, dan pusat komunitas. Perawat
harus bekerja dari basis pengetahuan yang luas yang mengindividualisasikan
perawatan untuk setiap klien dan pengaturan. Kemampuan perawat untuk
berpikir kritis akan menjadi salah satu keterampilan terpentingnya(Craven &
Hirnle, 2009)
Facione (2015), berpikir kritis mempunyai enam sub-skill yang terdiri dari
interpretasi, analisis, evaluasi, kesimpulan, penjelasan, dan regulasi diri.
a. Interpretasi
Merupakan proses memahami dan menyatakan makna atau signifikansi
variasi yang luas dari pengalaman, situasi, data, peristiwa, penilaian,
persetujuan, keyakinan, aturan, prosedur dan kriteria. Interpretasi meliputi
sub-skill kategorisasi, pengkodean, dan penjelasan makna(Facione, 2015).
Menjadi
tertib
dalam
pengumpulan data.
Mencari
pola
untuk
mengkategorikan data (diagnosis keperawatan). Klarifikasi data yang
tidak Anda (Potter & Perry, 2013).
16
b. Analisis
Analisis adalah proses mengidentifikasi hubungan antara pernyataan,
pertanyaan, konsep, deskripsi, atau bentuk-bentuk representasi lainnya
untuk mengungkapkan keyakinan, penilaian, pengalaman, alasan,
informasi dan opini(Facione, 2015). Menjadi berpikir terbuka saat
perawatmelihat informasi tentang pasien. tidak membuat asumsi tanpa
berpikir. Apakah data tersebut mengungkapkan apa yang Anda yakini
benar, atau adakah pilihan lain(Potter & Perry, 2013).
c. Penjelasan
Penjelasan merupakan proses mengidentifikasi dan memperoleh unsur
yang dibutuhkan untuk menarik kesimpulan, untuk membentuk suatu
dugaan atau hipotesis, mempertimbangkan informasi yang relevan dan
mengembangkan konsekuensi yang sesuai dengan data, pernyataan,
prinsip, bukti, penilaian, keyakinan, opini, konsep, deskripsi, pertanyaan
dan bentuk-bentuk representasi lainnya(Facione, 2015).Melihat makna
dan pentingnya temuan. Adakah hubungan antara temuan apakah data
tentang pasien membantu melihat ada masalah(Potter & Perry, 2013).
d. Kesimpulan
Kesimpulan diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mempresentasikan
hasil penilaian seseorang dengan cara meyakinkan dan koheren.Dukung
temuan dan kesimpulan Anda(Facione, 2015). Gunakan pengetahuan dan
17
pengalaman untuk memilih strategi yang akan digunakan dalam
perawatan pasien(Potter & Perry, 2013).
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses pengkajian kredibilitas pernyataan atau
representasi yang menilai atau menggambarkan persepsi, pengalaman,
situasi, penilaian, keyakinan atau opini seseorang serta mengkaji kekuatan
logis dari hubungan aktual antara dua atau lebih pernyataan, deskripsi,
pertanyaan atau bentuk representasi lainnya (Facione, 2015). Melihat
semua situasi secara obyektif. Gunakan kriteria (outcome yang
diharapkan, karakteristik nyeri, tujuan pembelajaran) untuk mengetahui
hasil tindakan keperawatan. Renungkan hasil akhir sendiri (Potter &
Perry, 2013).
f. Regulasi Diri
Pengontrolan diri adalah kesadaran untuk memantau aktivitas kognitif
sendiri, unsur-unsur yang digunakan dalam aktivitas tersebut, dan hasilhasil yang dikembangkan, terutama melalui penggunaan keterampilan
dalam menganalisis, mengevaluasi penilaian inferensial seseorang dengan
suatu pendangan melalui pengajuan pertanyaan, konfirmasi, validasi, atau
pembetulan terhadap hasil penilaian seseorang(Facione, 2015).
18
Gambar 2.1 Sub Skill Berpikir Kritis
Sumber: Facione, (2015)
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berpikir Kritis
Potter & Perry (2009), menyatakan faktor yang mempengaruhi
kemampuan berpikir kritis mahasiswaadalah lamanya pengalaman dan tingkat
pendidikan. Masa perkembangan remaja (10-20 tahun) dimana individu
menemukan jatidiri mereka menentukan tujuan hidupnya. Dimensi yang
paling penting adalah mengeksplorasi solusi alternatif mengenai peran,
ekplorasi karir adalah penting. Banyak fakta menunjukan kecepatan
memproses lebih lambat pada anak kecil daripada remaja, dan lebih lambat
pada orang dewasa yang lebih tua daripada orang dewasa muda, akan tetapi
penyebab dari perbedaan ini belum diketahui. Ini karena remaja lebih bernalar
secara abstrak dan logis dan pikiran menjadi idealistik (Santrock, 2011).
Craven & Hirnle (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
berpikir kritis adalah:
19
a. Kecemasan (anxiety)
Beban kerja yang tinggi, tes-taking, grading, dan masalah kinerja dapat
menyebabkan stres bagi mahasiswa. Selain itu, profesi keperawatan
penuh dengan situasi hidupan dan matian, sehat dan sakit yang
menghasilkan kecemasan yang dapat menurunkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi. keseimbangan yang tepat dari kecemasan adalah kunci
untuk berpikir tingkat tinggi. untuk menjaga keseimbangan yang efektif,
seseorang perlu menentukan cara untuk tetap termotivasi untuk
mengurangi cemas yang berlebihan.
b. Level of Preparation
Pada saat seseorang memasuki kolase, ia harus menguasai keterampilan
dasar dalam membaca, menulis, mendengarkan, belajar, dan berpikir.
Keterampilan ini memberikan dasar untuk pembelajaran yang efektif.
tuntutan membaca kolase, bagaimanapun, mungkin lebih tinggi dari
mahasiswa yang sebelumnya telah mengalaminya. Hal ini penting bagi
mahasiswa keperawatan untuk dapat membaca makna dan secara aktif
terlibat dengan paper teks daripada untuk menghafal.
Menulis adalah alat yang dapat membantu dalam belajar. Menulis dapat
membantu seseorang mensintesis dan mengatur pengetahuan. Siswa harus
menghabiskan waktu untuk cukup berpikir dan menjelajahi selama tahap
prapenulisan. Bentuk garis dan bentuk draft. Biarkan mengalir ide-ide
20
selama proses awal dan fokus ejaan dan tanda baca kemudian di tahap
editingn.
c. Learning Styles
Orang belajar dalam berbagai cara. paling penting bahwa mahasiswa
mengakui bagaimana ia belajar dengan baik. gaya belajar preferensi,
kurang bisa diterapkan secarah penuh. Siswa dapat belajar dan
menggunakan cara yang berbeda untuk belajar, dan kemudian
menggunakan gaya yang berbeda tergantung pada situasi. Sama dengan
peserta didik peopleoriented atau taskoriended. Peserta didik berorientasi
pada sosial: mereka lebih memilih untuk belajar di kelompok daripada
sendirian, dan mereka menikmati proses lebih dari berfokus pada tugas di
tangan. Mereka merasa lebih mudah untuk belajar bahan dalam konteks
sosial. gaya pilihan ini mungkin bertentangan dengan yang dari kelas
tradisional dengan siswa duduk di baris mendengarkan diam-diam ke
instruktur. Tugas peserta didik berorientasi fokus pada tujuan di tangan
dan kurang mudah dipengaruhi oleh pendapat orang lain.
Dimensi lain dari pembelajaran didasarkan pada indera peserta
didik berorientasi pada pendengaran menerima informasi melalui
pendengaran. peserta melakukan kehendak di kelas yang terutama
lecturebased. pelajar visual ingin melihat materi tertulis dan lebih
memilih
untuk
memiliki
poin
penting
menulis.
Peserta
didik
sukaoverhead slides, model, dan gambar. pelajar kinestetik adalah taktil,
21
sehingga mereka ingin terlibat secara aktif. Mereka belajar dengan
melakukan hal-hal, misalnya, mengubah dressing dan pemberian obatobatan. Namun ada pendekatan lain untuk belajar membedakan antara
lumpers dan splitter. Lumpers melihat konsep, gambaran besar, tetapi
mungkin memiliki kesulitan menangkap detail. Mereka mungkin faham
semua konsep dari pemberian obat. Splitter, yang memproses setiap
bagian secara individual, mungkin tersesat dalam rincian. Sebagai contoh,
splitter mungkin begitu terfokus pada "lima hak" administrasi obat yang
mereka lupa mengapa klien kebutuhan obat di tempat pertama.
5. Macam-Macam Alat Ukur Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis dapat diukur dengan menggunakan
beberapa alat ukur yang telah ditetapkan atau baku. Ada beberapa alat ukur
yang telah dipublikasikan untuk memudahkan seseorang untuk mengukur
kemampuan berpikir kritis orang lain, alat untuk mengukur kemampuan
berpikir kritis ini berupa kuesioner, beberapa alat ukur yang sering digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
berpikir
kritis
mahasiswa
Ingram(2008) antara lain :
a. California Critical Thinking Skills Test (2000)
b. Watson- Glaser Thinking Appraisal (1980)
c. Ennis-Weir Critical Thinking Essay Test (1985)
d. Cornell Critical Thinking Test Levels Z (1985)
menurut
22
e. The California Critical Thinking Skills Test (CCTST) yang
dipublikasikan pada tahun 1990 oleh Peter Facione
f. The California Critical Thinking Disposition Inventory yang
dipublikasikan oleh Peter Facione and N. C. Facione pada
tahun 1992
g. Dan yang terakhir adalah Critical Thinking Disposition Self
Rating-Form yang dikembangkan oleh Peter A. Facione yang
dipublikasikanpada tahun 2011. Alat ukur ini terdiri dari 20
item pertanyaan yangterdiri dari 10 pertanyaan positif dan 10
pertanyaan negatif.
B. Problem Based Learning
1. Definisi
Problem Based Learning merupakan lingkungan belajar yang
didalamnya
memakai
masalah
untuk
belajar
dimana
harus
dapat
mengidentifikasi suatu masalah baik yang dihadapi secara nyata atau telaah
kasus. Masalah diajukan sedemikian rupa sehingga mahasiswa menemukan
kebutuhan belajar yang diperlukan agar mereka dapat memecahkan
permasalahan
tersebut.Sikap
dan
keterampilan
umum
yang
perlu
dikembangkan dalam PBL diantaranya adalah berpikir kritis (Nursalam &
Efendi, 2009). Diketahui penerapan PBL dapat mengembangkan kemampuan
berpikir kritis mahasiswa. Kemampuan berpikir kritis yang di- kembangkan
23
dengan penerapan pembelajaran PBL dalam penelitian ini meliputi
kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, memecahkan masalah secara
kreatif, kemampuan dalam menentukan solusi yang tepat dalam memecahkan
masalah, kemampuan bertanya atau mengkritisi permasalahan dari kelompok
lain, kemampuan menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat pada
saat presentasi dengan tepat berdasarkan sumber belajar yang sesuai
(Fakhriyah, 2014).
Pembelajaran berbasis masalah adalah metode yang berpusat pada
mahasiswa, strategi inovatif yang mendorong pembelajaran melalui
penyelidikan dan eksplorasi. Belajar dari hasil proses bekerja menuju
pemahaman masalah yang bertindak sebagai stimulus untuk pengembangan
keterampilan belajar analitis dan mengarahkan diri sendiri(Ruslai & Salam,
2016). Model pembelajaran problem based learning (PBL) atau dikenal
dengan model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran
yang menggunakan permasalahan nyata yang ditemui di lingkungan sebagai
dasar untuk memperoleh pengetahuan dan konsep melalui kemampuan
berpikir kritis dan memecahkan masalah (Fakhriyah, 2014). PBL merupakan
metode pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa sehingga mahasiswa
dapat berkotribusi besar dalam proses pembelajarannya masing-masing,
tujuannya untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan membantu
peserta didik dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang
24
dibutuhkan. Dalam proses pelaksanaan PBL, peserta didik dimotivasi untuk
menyelesaikan permasalahan melalui pendekatan kooperatif. Sebelum
melaksanakan prosess pembelajaran peserta didik terlebih dahulu mengamati
suatu permasalahan. Dalam hal ini fasilitator memicu peserta didik agar
berpikir kritis menyelesaikan masalah serta mengarahkan peserta didik untuk
bertanya, berpendapat, belajar menyelesaikan suatu permasalahan dan
menguasai konsep yang dipelajari(Indriasari, 2016).
2. Karakteristik Problem Based Learning
Teori yang dikembangkan Liu (2005) menjelaskan karakteristik dari PBL,
yaitu:
a. Learning is student-centered
Proses
pembelajaran
dalam
PBL lebih
menitikberatkan
kepada
siswasebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh
teori
konstruktivisme
dimana
siswa
didorong
untuk
dapat
mengembangkan pengetahuannya sendiri.
b. Authentic problems form the organizing focus for learning
Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik
sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta
dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.
c. New information is acquired through self-directed learning
25
Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum mengetahui
dan memahami semua pengetahuan prasyaratnya, sehingga siswa
berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau
informasi lainnya
d. Learning occurs in small groups
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha
membangun pengetahuan secara kolaborative, maka PBM dilaksakan
dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas
yang jelas dan penetapan tujuan yang jelas.Teachers act as facilitators.
Harsono(2008) Pada pelaksanaan PBL, dosen hanya berperan sebagai
fasilitator. Namun, walaupun begitu dosen harus selalu memantau
perkembangan aktivitas mahasiswa dan mendorong agar mahasiswa
mencapai target yang hendak dicapai.
3. Tahap-tahap Dalam Problem Based Learning
Nursalam & Efendi(2008)PBL merupakan metode belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru. Metode ini juga berfokus pada keaktifan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran karena tidak lagi diberikan materi
belajar satu arah seperti pada metode konvensional. Setiap pembelajaran
dengan PBL selalu diawali dengan permasalahan. Tahapan proses pemecahan
masalah
digunakan
sebagai
kerangka
atau
panduan
dalam
proses
26
pembelajaran PBL (Fatimah, 2009). Untuk mendapatkan solusi, mereka
diharapkan secara aktif mencari informasi yang dibutuhkan dari berbagai
sumber.
langkah-langkah yang dilakukan dalam metode PBL yaitu:
a. Identifikasi Masalah
Mahasiswa membaca masalah yang diberikan dan mendiskusikannya.
Mereka dapat terstimulus untuk mendiagnosis masalah tersebut dengan
segera. Mereka harus didorong untuk berpikir lebih dalam dengan
pertanyaan apa mengapa bagaimana kapan dan sebagainya(Nursalam &
Efendi, 2009). Mahasiswa berdiskusi di dalam kelompoknya untuk
menentukan permasalahan yang ada pada worksheet (Fatimah, 2009).
b. Eksplorasi Pengetahuan yang Telah Dimiliki
Klarifikasi istilah yang digunakan dalam masalah beserta maknanya.
Mahasiswa datang dengan pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya,
termasuk dalam pengalaman hidup. Kita tahu bahwa seseorang dapat
memahami materi atau pengetahuan jika telah pernah tahu tentang topik
tersebut
(Nursalam
&
Efendi,
2009).
Mahasiswa
menuliskan