Tinjauan Yuridis Terhadap Perdagangan Barang Tiruan Yang Menggunakan Merek Terkenal Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis (Studi Di Kota Medan)

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang berpenduduk terbanyak ke 4 setelah Cina,

India dan Amerika Serikat. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 255 juta
jiwa. 1 Masyarakat Indonesia juga cenderung memiliki perilaku konsumtif.
Masyarakat Indonesia masa kini lebih suka membeli barang-barang yang
memiliki merek terkenal. Dengan menggunakan merek terkenal maka tingkat
kepercayaan diri pun meningkat.
Merek dengan brand image nya dapat memenuhi kebutuhan konsumen
akan tanda pengenal atau tanda pembeda yang teramat penting dan merupakan
jaminan kualitas produk atau jasa dalam suasana persaingan bebas. Tanpa adanya
merek maka akan sulit bagi konsumen untuk membedakan kualitas dari suatu
produk. Itulah sebabnya merek merupakan salah satu aset terpenting bagi
perusahaan. 2 Konsumen sering memakai faktor emosional pada merek tertentu,
berdasarkan serentetan kualitas yang diinginkan atau fitur-fitur yang terwujud
dalam produk-produk yang dimiliki merek tersebut. 3
Dalam era perdagangan bebas seperti sekarang, merek merupakan suatu

basis dalam perdagangan modern. Dikatakan basis karena merek dapat menjadi
dasar perkembangan perdagangan modern yang dapat digunakan sebagai
goodwill, lambang, standar mutu, sarana menembus segala jenis pasar, dan
diperdagangkan dengan jaminan guna menghasilkan keuntungan besar. Dengan
adanya merek dapat lebih memudahkan konsumen membedakan produk yang
1

https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1274, diakses tanggal 04 Maret 2017
pukul 12.24 WIB
2
Cita Citrawinda Priapantja, Perlindungan Merek Terkenal di Indonesia, Biro Oktroi
Rooseno, Bogor, 2000, hlm. 1.
3
Julius Rizaldi, Perlindungan Kemasan Produk Merek Terkenal Terhadap Persaingan
Curang Alumni, Bandung, 2009, hlm. 2.

Universitas Sumatera Utara

58


akan dibeli oleh konsumen dengan produk lain sehubungan dengan baik kualitas,
kepuasan, kebanggaan, maupun atribut lain yang melekat pada merek. 4
Penggunaan merek khususnya merek terkenal (well-known mark) tanpa
izin dari pemilik merek sangat merugikan bagi pemilik merek terdaftar yang
sebenarnya, yakni si pemilik atau produsen barang-barang yang bermutu tinggi.
Konsumen juga dirugikan karena banyak sekali pembeli yang terkadang tertipu
atau tidak dapat membedakan mana barang yang asli dengan kualitas baik dan
bermutu tinggi, dengan barang palsu yang berkualitas rendah.
Arus perdagangan yang semakin terbuka bebas antar negara, serta perilaku
konsumtif masyarakat yang menyukai merek-merek terkenal membuat para
pedagang mulai bersaing menjual barang- barang dengan menggunakan merek
terkenal. Barang- barang dengan merek terkenal mempunyai jaminan kualitas
yang bagus dan tentu nya memiliki harga yang mahal pula. Namun karena tidak
semua masyarakat mampu membeli barang yang mahal maka para pedagang
mulai mencari suatu cara untuk tetap dapat berdagang barang dengan merek
terkenal tapi harga dapat dijangkau. Maka saat ini muncul lah istilah sepert KW
super, KW1, KW2 dll. KW disini adalah istilah gaul yang berlaku di pasaran yang
berarti tiruan atau replika.
Semakin banyaknya penggunaan merek terkenal tanpa izin di Indonesia,
maka akan sangat merugikan para pemilik atau pemegang merek terkenal yang

telah terdaftar, serta merugikan “brand image” yang telah berhasil dengan susah
payah dirintis oleh pemilik atau pemegang merek terkenal tersebut, mengingat
banyaknya biaya yang dikeluarkan atau pemegang merek terkenal yang
bersangkutan untuk mempromosikan mereknya. Jelas hal ini sangat bertentangan

4

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

59

dengan peraturan yang berlaku, baik di dalam peraturan internasional maupun
peraturan nasional tentang merek.
Pengaturan mengenai merek di Indonesia saat ini diatur dalam UU No. 20
tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis. Dalam undang-undang dengan
jelas melarang penjual menjual barang palsu ataupun diduga palsu sesuai dengan
pasal 102 Undang-Undang No.20 tahun 2016 yang tertulis “ Setiap Orang yang
memperdagangkan barang dan/atau jasa dan/atau produk yang diketahui atau patut

diduga mengetahui bahwa barang dan/atau jasa dan/atau produk tersebut
merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 dan Pasal
101 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda
paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).”
Isu yang diangkat dalam skripsi ini adalah adanya fenomena yang terjadi
di daerah Medan khususnya di Pajak USU Kota Medan terkait banyaknya
peredaran barang tiruan sebagai contoh sepatu Nike

yang palsu. Banyaknya

peminat barang palsu ini disebabkan karena harga yang jauh lebih

murah

dibandingkan dengan harga aslinya. Dengan jumlah konsumen yang terus
bertambah maka makin bertambah pula penjual yang mejual barang palsu. Makin
bertambahnya penjual-penjual dadakan yang jeli melihat peluang bisnis ini
membuat resah produsen aslinya. Tidak hanya berupa tas saja, banyak barangbarang palsu lain seperti baju, sepatu, jam tangan yang menjiplak dari merekmerek yang telah terkenal dipasaran.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut bahwa masih banyaknya celah untuk
melakukan pelanggaran merek di Indonesia terutama di daerah Medan khususnya

di Pajak USU, maka dari itu perlu diadakan penelitian untuk mengetahui praktik
perdagangan barang tiruan yang menggunakan merek terkenal, faktor- faktor yang
menjadi penyebab seta ke-efektifan peraturan terkait masalah tersebut. Dengan

Universitas Sumatera Utara

60

penelitian ini, harapan nya apabila telah diketahui faktor-faktor penyebab
pelanggaran merek maka dapat dilakukan tindakan-tindakan preventif untuk
mencegah pelanggaran sejenis ini dimasa yang akan datang.
Dengan latar belakang diatas, maka penulis mengangkat judul skripsi
tentang “Tinjauan Yuridis Terhadap Perdagangan Barang Tiruan Yang
Menggunakan Merek Terkenal Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2016 Tentang
Merek dan Indikasi Geografis (Studi Di Kota Medan)”.
B.

Permasalahan
1.


Bagaimana praktik perdagangan barang tiruan yang menggunakan
merek terkenal di Kota Medan?

2.

Apa faktor penyebab semakin meluasnya perdagangan barang tiruan
yang menggunakan merek terkenal di Kota Medan ?

3.

Bagaimana efektivitas UU NO. 20 tahun 2016 tentang Merek dan
Indikasi Geografis dalam Hal Perdagangan Barang Tiruan yang
Menggunakan Merek Terkenal di Kota Medan?

C.

Tujuan Penelitian
Adapun beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian skripsi ini,

adalah:

1.

Untuk mengetahui praktik perdagangan barang tiruan yang
menggunakan merek terkenal di Kota Medan.

2.

Untuk

mengetahui

faktor

penyebab

semakin

meluasnya

perdagangan barang tiruan yang menggunakan merek terkenal di

Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

61

3.

Untuk mengetahui bagaimana efektivitas UU NO. 20 tahun 2016
tentang Merek dan Indikasi Geografis dalam Hal Perdagangan
Barang Tiruan yang Menggunakan Merek Terkenal di Kota Medan

D.

Manfaat Penelitian
Selain tujuan yang akan dicapai sebagaimana yang dikemukakan diatas,

maka penelitian ini juga bermanfaat untuk:
1.


Manfaat Teoritis
Dengan

adanya

penelitian

ini

diharapkan

dapat

memberikan

sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan
hukum perdata, khususnya dalam bidang hukum hak kekayaan
intelektual mengenai merek.
2. Manfaat Praktis
-


Bagi Penulis : penelitian ini dapat memperluas pengetahuan tentang
penerapan ilmu yang didapat selama perkuliahan di lapangan, serta
menambah wacana ilmu hukum perdata tentang merek.

-

Bagi pemerintah penelitian ini diharapkan dapat membantu
Pemerintah dalam mengetahui praktik perdagangan barang tiruan
yang menggunakan merek terkenal guna penegakan UndangUndang Merek sebagaimana mestinya.

E.

Metode Penelitian
Metode penelitian hukum yang digunakan penulis dalam mengerjakan

skripsi ini antara lain:
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Untuk menghasilkan karya tulis ilmiah yang baik dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka harus didukung dengan


Universitas Sumatera Utara

62

fakta-fakta/ dalil-dalil yang akurat yang diperoleh dari suatu penelitian.
Penelitian pada dasarnya merupakan suatu upaya pencarian dan
bukannya sekedar mengamati dengan teliti terhadap sesuatu objek yang
mudah

terpegang

di

tangan. 5

Berdasarkan

ruang

lingkup

pembahasannya, skripsi ini digolongkan ke dalam jenis penelitian
hukum normatif-empiris. Jenis penelitian hukum normatif-empiris
mengkaji pelaksanaan atau implementasi ketentuan hukum positif
secara faktual pada setiap peristiwa hukum tertentu. Penelitian hukum
normatif-empiris bermula dari ketentuan hukum positif tertulis yang
diberlakukan pada peristiwa hukum in concreto dalam masyarakat.
Selanjutnya, penelitian ini bersifat deskriptif . Penelitian deskriptif
adalah tipe penelitian untuk memperoleh keterangan, penjelasan, dan
data mengenai praktik perdagangan barang tiruan yang menggunakan
merek terkenal.
2. Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penyelesaian skripsi ini meliputi:
a) Data Primer
Data yang diperoleh langsung melalui penelitian pada pedagang di
kota Medan yaitu di daerah Pajak USU (Pajus) dengan
menyebarkan kuesioner.
b) Data Sekunder
Data sekunder ini adalah data yang diperoleh dari literaturliteratur yang relevan dengan judul ini, dokumen- dokumen,
pendapat para ahli hukum dan hasil penelitian.
3. Metode Pengumpulan Data
5

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2003, hlm. 27.
Universitas Sumatera Utara

63

Dalam mengumpulkan data- data, penulis melakukan beberapa metode
yaitu:
a) Kuesioner
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan atau
membagikan daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya oleh
penulis kepada responden. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
informasi yang relavan dengan

tujuan penelitian, guna

memperoleh informasi sedetail dan seakurat mungkin.
b) Studi Kepustakaan
Yaitu dengan mengumpulkan data dari referensi- referensi
perdagangan barang tiruan yang menggunakan merek terkenal.
Karena pada era globalisasi masa kini, perdagangan barang tiruan
dengan menggunakan merek terkenal semakin banyak.
4.

Analisis Data
Analisis data merupakan tindak lanjut proses pengelolaan data yang
dilakukan peneliti yang melakukan kecermatan, ketelitian, dan
pencurahan daya pikir yang optimal. Adapun metode analisa data
yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode analisis deskriptif kualitatif. Analisis yang digunakan adalah
analisis kualitatif, yakni data yang diperoleh dari hasil penelitian,
dikelompokkan dan dipilih, kemudian dihubungkan dengan masalah
yang akan diteliti berdasarkan kualitas kebenarannya sehingga akan
memperoleh kesimpulan dari permasalahan yang ada. Analisis dalam
penelitian ini bersifat deskriptif, yakni metode pelaporan dalam
penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan

Universitas Sumatera Utara

64

menyusun,

menjelaskan,

kemudian

ditarik

kesimpulan

dari

permasalahan yang ada.
F.

Keaslian Penelitian
Skripsi ini berjudul: Tinjauan Yuridis Terhadap Perdagangan Barang

Tiruan yang Menggunakan Merek Terkenal Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2016
Tentang Merek dan Indikasi Geografis (Studi Di Kota Medan) adalah judul yang
belum pernah dibahas oleh pihak manapun dan belum pernah dipublikasikan di
media manapun.
Berdasarkan penelusuran perpustakaan dan hasil-hasil pembahasan skripsi
yang sudah ada maupun yang sedang dilakukan ternyata belum pernah dilakukan
pembahasan skripsi yang berjudul di atas dan ini adalah murni hasil penelitian dan
pemikiran dalam rangka melengkapi tugas memenuhi persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara.
G.

Sistematika Penulisan
Secara sistematis materi pembahasan keseluruhannya terbagi atas 5 (lima)

bab yang dapat di uraikan sebagai berikut :
Bab I

Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang pokok-pokok latar belakang, permasalahan,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, keaslian
penelitian, dan sistematika penulisan

Bab II Tinjauan Umum Tentang Merek dan Indikasi Geografis
Pada bab ini penulis membagi kedalam dua sub bab yaitu tinjauan
umum tentang merek dan tinjauan umum tentang indikasi geografis.
Pada tinjauan umum tentang merek, penulis akan memaparkan

Universitas Sumatera Utara

65

menegenai pengertian dan dasar hukum merek, perkembangan hukum
merek di Indonesia, jenis- jenis merek, syarat dan fungsi merek, merek
yang tidak dapat didaftar dan yang ditolak, permohonan pendaftaran
merek, perlindungan hukum terhadap merek terdaftar, penghapusan dan
pembatalan merek dan berakhirnya perlindungan merek. Lalu pada
tinjauan umum tentang indikasi geografis, penulis akan memaparkan
mengenai pengertian dan dasar hukum indikasi geografis, persyaratan
substantif indikasi geografis, perolehan hak dan jangka waktu
perlindungan indikasi geografis
Bab III

Tinjauan Umum Tentang Merek Terkenal
Pada bab ini penulis akan meninjau merek terkenal secara kepustakaan,
yakni kriteria merek terkenal, merek terkenal dalam UU No. 20 Tahun
2016, merek terkenal dalam Konvensi Paris dan merek terkenal dalam
TRIPs

Bab IV Tinjauan Yuridis Terhadap Perdagangan Barang Tiruan yang
Menggunakan Merek Terkenal berdasarkan UU No 20 tahun 2016
tentang Merek dan Indikasi Geografis (Studi di Kota Medan)
Pada bab penulis memaparkan hasil dari penelitian yang dilakukan
yakni,

bagaimana

praktik

perdagangan

barang

tiruan

yang

menggunakan merek terkenal di Kota Medan, bagaimana perlindungan
hukum perdagangan barang tiruan yang menggunakan merek terkenal
di kota Medan berdasarkan UU No. 20 tahun 2016 tentang merek dan
indikasi geografis, apa saja faktor penyebab semakin meluasnya
perdagangan barang tiruan yang menggunakan merek terkenal di kota
Medan dan Efektivitas UU NO. 20 tahun 2016 tentang Merek dan

Universitas Sumatera Utara

66

Indikasi Geografis dalam Hal Perdagangan Barang Tiruan yang
Menggunakan Merek Terkenal di Kota Medan
Bab V Kesimpulan dan Saran
Merupakan Bab terakhir dari keseluruhan tulisan yang disampaikan
penulis. Dimana pada bab ini, penulis akan merumuskan suatu
kesimpulan dari pembahasan permasalahan dan dilanjutkan dengan
memberikan beberapa saran yang diharapkan akan berguna dalam
praktik.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Perdagangan Barang Tiruan yang Menggunakan Merek Terkenal BerdasarkanUU No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek (Studi di Kota Medan)

9 122 90

UU RI NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS

0 0 74

Tinjauan Yuridis Terhadap Perdagangan Barang Tiruan Yang Menggunakan Merek Terkenal Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis (Studi Di Kota Medan)

0 0 3

Tinjauan Yuridis Terhadap Perdagangan Barang Tiruan Yang Menggunakan Merek Terkenal Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis (Studi Di Kota Medan)

0 1 46

Tinjauan Yuridis Terhadap Perdagangan Barang Tiruan Yang Menggunakan Merek Terkenal Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis (Studi Di Kota Medan)

0 0 1

Tinjauan Yuridis Terhadap Perdagangan Barang Tiruan Yang Menggunakan Merek Terkenal Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis (Studi Di Kota Medan)

0 0 10

Perlindungan Hukum Terhadap Merek Medan Napoleon Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis

1 1 6

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MEREK A. Defenisi Merek - Tinjauan Yuridis Terhadap Perdagangan Barang Tiruan yang Menggunakan Merek Terkenal BerdasarkanUU No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek (Studi di Kota Medan)

0 1 25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Perdagangan Barang Tiruan yang Menggunakan Merek Terkenal BerdasarkanUU No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek (Studi di Kota Medan)

0 1 17

Tinjauan Yuridis Terhadap Perdagangan Barang Tiruan yang Menggunakan Merek Terkenal BerdasarkanUU No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek (Studi di Kota Medan)

0 0 9