Tinjauan Yuridis Terhadap Perdagangan Barang Tiruan Yang Menggunakan Merek Terkenal Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis (Studi Di Kota Medan)
ABSTRAK
OK Saidin*)
Syamsul Rizal**)
Poniah Manurung***)
Adanya fenomena yang terjadi di daerah Medan khususnya di Pajak USU
Kota Medan terkait banyaknya peredaran barang tiruan . Peminat barang tiruan
ini disebabkan karena harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan harga
aslinya. Dengan jumlah konsumen yang terus bertambah maka makin bertambah
penjual yang mejual barang tiruan. Tinjauan Yuridis Terhadap Perdagangan
Barang Tiruan Yang Menggunakan Merek Terkenal Berdasarkan UU No. 20
Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis (Studi Di Kota Medan).
Permasalahan yang diajukan adalah bagaimana praktik perdagangan barang tiruan
yang menggunakan merek terkenal di Kota Medan, apa faktor penyebab semakin
meluasnya perdagangan barang tiruan yang menggunakan merek terkenal di
Kota Medan dan bgaimana efektivitas UU NO. 20 tahun 2016 tentang Merek dan
Indikasi Geografis dalam Hal Perdagangan Barang Tiruan yang Menggunakan
Merek Terkenal di Kota Medan.
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
normatif-empiris yang bersifat deskriptif. Penelitian yang dilakukan untuk
mengkaji pelaksanaan atau implementasi UU NO. 20 tahun 2016 tentang Merek
dan Indikasi Geografis dalam Hal Perdagangan Barang Tiruan yang
Menggunakan Merek Terkenal di Kota Medan. Jenis data yang digunakan adalah
data primer dan data sekunder.
Hasil penelitian yaitu praktik perdagangan barang tiruan di Kota Medan
khususnya Pajus masih ada . Dari 50 pelaku usaha, 35 diantaranya mengaku
menjual barang tiruan. Faktor-faktor yang menyebabkan semakin meluasnya
perdagangan barang tiruan yang menggunakan merek terkenal di kota Medan
yaitu faktor hukumnya sendiri, faktor penegak hukum, sarana atau fasilitas,
kesadaran hukum masyarakat dan faktor kebudayaan. Undang-Undang MIG
belum efektif. Didalam Undang-Undang MIG mengatur pelaku usaha untuk
mendaftarkan mereknya dan mendapat perlindungan terhadap merek yang
didaftarkan. Namun kenyataannya di lapangan masih banyak terjadi pelanggaran
terhadap merek. Maka Pemerintah hendaknya meninjau kembali UU MIG dan
memperbaiki peraturan tersebut agar dapat mengakomodir permasalahan yang
ada.
Kata kunci: Barang Tiruan, Merek Terkenal, Perdagangan Barang
*)Dosen Pembimbing I
**)Dosen Pembimbing II
***)Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
vii
Universitas Sumatera Utara
OK Saidin*)
Syamsul Rizal**)
Poniah Manurung***)
Adanya fenomena yang terjadi di daerah Medan khususnya di Pajak USU
Kota Medan terkait banyaknya peredaran barang tiruan . Peminat barang tiruan
ini disebabkan karena harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan harga
aslinya. Dengan jumlah konsumen yang terus bertambah maka makin bertambah
penjual yang mejual barang tiruan. Tinjauan Yuridis Terhadap Perdagangan
Barang Tiruan Yang Menggunakan Merek Terkenal Berdasarkan UU No. 20
Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis (Studi Di Kota Medan).
Permasalahan yang diajukan adalah bagaimana praktik perdagangan barang tiruan
yang menggunakan merek terkenal di Kota Medan, apa faktor penyebab semakin
meluasnya perdagangan barang tiruan yang menggunakan merek terkenal di
Kota Medan dan bgaimana efektivitas UU NO. 20 tahun 2016 tentang Merek dan
Indikasi Geografis dalam Hal Perdagangan Barang Tiruan yang Menggunakan
Merek Terkenal di Kota Medan.
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
normatif-empiris yang bersifat deskriptif. Penelitian yang dilakukan untuk
mengkaji pelaksanaan atau implementasi UU NO. 20 tahun 2016 tentang Merek
dan Indikasi Geografis dalam Hal Perdagangan Barang Tiruan yang
Menggunakan Merek Terkenal di Kota Medan. Jenis data yang digunakan adalah
data primer dan data sekunder.
Hasil penelitian yaitu praktik perdagangan barang tiruan di Kota Medan
khususnya Pajus masih ada . Dari 50 pelaku usaha, 35 diantaranya mengaku
menjual barang tiruan. Faktor-faktor yang menyebabkan semakin meluasnya
perdagangan barang tiruan yang menggunakan merek terkenal di kota Medan
yaitu faktor hukumnya sendiri, faktor penegak hukum, sarana atau fasilitas,
kesadaran hukum masyarakat dan faktor kebudayaan. Undang-Undang MIG
belum efektif. Didalam Undang-Undang MIG mengatur pelaku usaha untuk
mendaftarkan mereknya dan mendapat perlindungan terhadap merek yang
didaftarkan. Namun kenyataannya di lapangan masih banyak terjadi pelanggaran
terhadap merek. Maka Pemerintah hendaknya meninjau kembali UU MIG dan
memperbaiki peraturan tersebut agar dapat mengakomodir permasalahan yang
ada.
Kata kunci: Barang Tiruan, Merek Terkenal, Perdagangan Barang
*)Dosen Pembimbing I
**)Dosen Pembimbing II
***)Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
vii
Universitas Sumatera Utara