Analisis Peran Institusi Pendidikan Agama Islam sebagai Dharma Pendidikan Terhadap Pembangunan Pemuda Dalam Masyarkat Ekonomi Asean

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Besarnya pengaruh gelombang arus globalisasi memaksa negara-negara
berkembang untuk memperbaiki diri. Jika tidak, negara tersebut akan runtuh sebab
tujuan dari globalisasi adalah untuk mendorong pertumbuhan perekonomian suatu
negara, meningkatkan pembangunan yang merata serta mengurangi tingkat
kemiskinan dan pengangguran. Adapun yang menjadi pengikut globalisasi hampir
meliputi seluruh bangsa dan negara didunia ini. Dalam globalisasi, yang lemah akan
dikuasai oleh yang kuat dalam setiap lini aspek kehidupan bernegara. Dengan kata
lain negara yang berkembang telah bergantung kepada negara yang maju. Jika
negara yang maju tidak memberikan bantuannya, negara-negara yang berkembang
tadi semakin miskin, sedangkan negara yang maju semakin kaya. Mulai dari aspek
ekonominya, keamanannya, dan sosial budaya termasuk pendidikan dalam suatu
bangsa.
Menurut Adisusilo (2013), globalisasi mengandung makna sebagai proses
objektif maupun subjektif. Sebagai proses obektif, globalisasi berarti proses
“menciutnya” dunia (compression of the world), jarak ribuan kilometer karena
teknologi modern dipersempit “seakan-akan” menjadi beberapa menit saja,
sedangkan rentang waktu yang semula berbulan-bulan dewasa ini dapat
dipersingkat menjadi beberapa jam saja. Disamping itu, globalisasi juga merupakan

proses subjektif, karena globalisasi merupakan semakin sadarnya manusia akan
dunia sebagai keseluruhan.

1
Universitas Sumatera Utara

2

Globalisasi adalah sebuah fenomena melenturnya (bukan meluntur) batasbatas politik akibat persinggungan kehidupan umat manusia dimuka bumi ini.
Persinggungan kehidupan yang melibatkan demikian banyak aspek kehidupan
tanpa tergantung motif awal dari interaksi tersebut. Globalisasi sendiri sudah terjadi
sejak manusia mulai mampu melakukan perjalanan-perjalanan jauh yang
memungkinkan beragam budaya saling bertemu, beragam kebutuhan saling
bertukar, hingga beragam kepentingan jua saling berbenturan, (Hamzah, 2010).
Sejak terjadinya proses interaksi manusia antar wilayah, negara dan benua, sejak
itulah proses globalisasi dikenal. Yang sebelumnya manusia masih mengenal
budayanya sendiri, kini telah mengenal budaya lainnya.
Menurut Leslei Sklair globalisasi mencakup tiga hal, yaitu ekonomi, politik
dan ideologi. Globalisasi dalam ekonomi ialah sistem ekonomi liberal atau ekonomi
kapitalis yang membuat dunia menjadi satu pasar yang menerapkan satu sistem

ekonomi bebas. Kedua globalisasi dalam politik ialah negara bangsa tidak dapat
tidak harus memerhatikan faktor eksternal dalam mengambil keputusan-keputusan
yang sifatnya internal. Ketiga globalisasi dalam ideologi ialah intervensi
kebudayaan dari kawasan satu ke kawasan lain hampir tidak dapat dikontrol apalagi
dilarang, (Adisusilo, 2013).
Manusia tidak akan mengenal kemajuan dan kemunduran tanpa proses
pertukaran sesama masyarakat. Dan proses pertukaran masyarakat antara aspekaspek kehidupan tersebut merupakan kebutuhan naluri dari masyarakat itu sendiri.
Keinginan untuk menjadi lebih baik dan lebih modern menjadi pemicu yang paling
utama. Proses globalisasi memang terlihat begitu menarik, dan menimbulkan hasil
yang positif terhadap budaya masyarakat. Ternyata disisi lain akan menimbulkan

Universitas Sumatera Utara

3

jarak jurang pemisah yang jauh antara negara maju dan negara berkembang. Dalam
hal ini masyarakat bangsa maju memiliki hak untuk bekerja dan bersaing dengan
masyarakat negara berkembang. Begitu juga sebaliknya masyarakat negara
berkembang berhak bekerja dan bersaing dengan rakyat negara maju. Tanpa
pengecualian bagi suatu negara yang telah bergabung dan telah mengadakan

kesepakatan antar negara tersebut. Pertanyaannya apakah rakyat negara
berkembang mampu bersaing dengan rakyat negara maju?
Salah satu contoh pelaksanaan globalisasi adanya perdagangan bebas antar
berbagai negara atau antar benua. Di Eropa dikenal dengan EEC (European
Economic Community) atau Masyarakat Ekonomi Eropa. Adapunnegara-negara
yang menjadi anggota MEE adalah: Belanda, Belgia, Denmark, Inggris, Irlandia,
Jerman, Luxemburg, Prancis, Yunani, dan Italia yang berlangsung pada 1 Januari
1958. NAFTA (North America Free Trade Agreement), negara yang termasuk ialah
Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko pada tahun 1 Januari 1994. Dan sekarang
dibagian Asia Tenggara, yaitu AEC (Asean Economic Community) berlangsung 1
Januari 2016. Bisa dikatakan Eropa dan Amerika adalah negara senior dalam
melaksanakan perdagangan bebas antar berbagai negara. Sebab mereka lebih
dahulu menjalankannya. Sedangkan Indonesia adalah juniornya yang terkena
dampak gelombang globalisasi. Masalahnya, setelah negara-negara senior itu
melakukan perdagangan bebas, apakah ada perubahan pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan terhadap suatu negara-bangsa yang lemah itu? Apakah pembangunan
dinegara mereka telah merata?
Wulandary (2013), menjelaskan proses NAFTA berlaku menimbulkan
banyak kerugian bagi warga Meksiko, Kanada, dan Amerika. Akibat ketidak-siapan


Universitas Sumatera Utara

4

masyarakat dalam menghadapi perdagangan bebas. Sebagaimana dijelaskan terkait
tentang dampak setelah terjadinya North America Free Trade Agreement (NAFTA)
tahun 1 Januari 1994 pada tabel di bawah ini:
Tabel.1.1 Kondisi Ekonomi Negara yang Tergabung Dalam NAFTA
Tahun

1995

Negara

Amerika Serikat
Kanada
Meksiko

PASCA NAFTA
% Penurunan

Upah

Kehilangan
Pekerjaan

% Pabrik Tutup

% Biaya
Hidup

%
Pendapatan

40% - 50%

80.000
250.000 org

24 %


80%

30%

Sumber: Hasil Penelitian Wulandary, 2013

Selanjutnya Wulandary menjelaskan tingkat inflasi tahun 1996 meningkat
lebih dari 51% dan 20.000 usaha bisnis kecil dan sedang mulai bangkrut dengan
meningkatnya persaingan dari perusahaan-perusahaan multinasional. Sampai
dengan tahun 1996 lebih dari 2.3 juta warga Meksiko kehilangan pekerjaanya sejak
dilaksanakannya NAFTA. Harga kebutuhan dasar seperti bahan bakar dan listrik
meningkat pada tingkatan yang tidak terduga. Setahun setelah jatuhnya mata uang
peso, tiga perempat keluarga Meksiko tidak mampu mendapatkan makanan dasar
dan pelayanan dibutuhan agar menjaganya tetap di atas garis kemiskinan.
Untuk menghindari kejadian seperti yang diatas, rasanya pemerintah
Indonesia segera meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Memperbaiki
kualitas pendidikannya, sistem belajarnya, dan pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan zaman. Agar rakyatnya tidak ketinggalan jauh dari bangsa-bangsa
di Asia Tenggara. Sebab lulusan pekerja di Indonesia ini masih jauh lebih rendah
kualitasnya daripada kualitas pekerja bangsa-bangsa lain.

Wibisono (2015), peneliti ASEANThe Habibie Centre mengungkapkan
data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2013 menyebutkan bahwa postur
tenaga kerja Indonesia pada tabel dibawah ini, sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

5

Tabel 1.2 Tingkat Pendidikan Pekerja Indonesia
No
Tingkat Pendidikan
Indonesia
1 SD
52 juta orang
2 SMP
20,5 juta orang
3 SMA
17,84 juta orang
4 Diploma
2,92 juta orang

5 Universitas
7,57 juta orang
6 Dan lain-lain
154,67 juta orang

% (persentase)
46,93
18,5
16,1
2,63
6,83
9.01

Sumber: Jurnal Penelitian Wibisono, 2015

Sebagai perbandingan, menurut data Department of Statistics Malaysia
(DOSM) pada tahun 2012 dijelaskan pada tabel dibawah, sebagai berikut:
Tabel 1.3 Tingkat Pendidikan Pekerja Malaysia
No
Tingkat Pendidikan

Malaysia
1 SD
2 SMP & SMA
7,32 juta orang
3 Diploma & Universitas
3,19 juta orang
4 Dan lain-lain
20.69 juta orang

% (persentase)
55,79
24,37
19.84

Sumber: Jurnal Penelitian Wibisono, 2015

Negara ASEAN lainnya seperti Singapura, menurut data World Bank pada
tahun 2012 dijelaskan pada tabel dibawah ialah:
Tabel 1.4 Tingkat Pendidikan Pekerja Singapura
No

Tingkat Pendidikan
Singapura
1 SD
2 SMP & SMA
3,22 juta orang
3 Diploma & Universitas
1,61 juta orang
4 Dan lain-lain
1,38 juta orang

% (persentase)
49,9
29,4
20.7

Sumber: Jurnal Penelitian Wibisono, 2015

Dari data diatas, kita dapat melihat bahwa hampir dari separuh tenaga kerja
Indonesia (46,93%) adalah low skilled labour lulusan SD yang secara kontras
dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia yang sekitar 80% tenaga kerjanya

adalah lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi, (Wibisono, 2015).
Belum lagi jika dilihat data perguruan tinggi Se-ASEAN tentu semakin
bertambah banyak dan persaingan kualitas lulusan juga semakin tidak berjarak.

Universitas Sumatera Utara

6

Karena menurut data dari ASEAN University Network bahwa jumlah perguruan
tinggi di Negara-Negara ASEAN ialah sebagai berikut:

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Tabel 1.5 Data Perguruan Tinggi Asean
Daftar Negara
Jumlah PT
Indonesia
3485
Filipina
2299
Malaysia
488
Vietnam
376
Thailand
141
Myanmar
169
Kamboja
105
Singapura
19
Brunei Darussalam
4
Sumber: ASEAN University Network, 2014

Persaingan lulusan antar dunia pendidikan berbagai negara di ASEAN
semakin tinggi. Jika selama ini persaingan terjadi antar lulusan perguruan tinggi
dalam negeri, pasca MEA persaingan perguruan tinggi semakin ketat. Secara
kuantitas Indonesia boleh bangga dengan memiliki perguruan tinggi terbanyak
pertama, tapi jika dilihat dari segi kualitas lembaga pendidikan di Indonesia masih
harus terus berbenah diri. Dalam hal ini pendidikan menjadi ujung tombak untuk
mampu menyikapi pertumbuhan ekonomi, pembangunan yang merata serta
pengurangan tingkat kemiskinan di era Masyarakat Ekonomi Asean ini. Jika
sumber daya manusianya cukup bersaing tentu menjadi sebuah kebanggan bagi
pimpinan seluruh bangsa khususnya Indonesia. Oleh karena itu institusi pendidikan
harus mampu menciptakan manusia yang sempurna, sesuai ukuran ASEAN
Community.
Khususnya institusi pendidikan agama islam. Harus mampu memposisikan
sumber daya manusia sebagai subjek, tidak hanya sebagai objek. Maksudnya

Universitas Sumatera Utara

7

menciptakan manusia yang mampu merubah realitas yang lebih baik, tidak hanya
beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan kondisi terkini.
Seperti

yang

disebutkan

oleh

Hakim

(2013),

masyarakat

yang

berpendidikan baik tentu bisa bersaing dengan masyarakat lain. Tetapi masyarakat
yang tidak mengerti akan menjadi budak dinegerinya sendiri. Pendidikan
merupakan proses pemanusiaan manusia seutuhnya yang telahmelembaga dalam
konteks budaya. Pada tataran ini, pendidikan berfungsi sebagaipemberi warna yang
melahirkan subjek sosial yang memiliki mandat memimpin danmengelola sumber
daya alam semesta menjadi bermanfaat bagi kemanusiaan. Untukitu, manusia sudah
semestinya melakukan integrasi dengan lingkungan dimana diaberada.
Selain institusi pendidikan, dan yang paling bertanggung jawab dalam
pembangunan pemuda di republik ini ialah Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Sebab tujuan berdirinya lembaga ini untuk melakukan pembinaan kepada pemuda
serta pembinaan keolahragaan. Oleh karena itu, untuk menyongsong MEA ini
kementerian pemuda olahraga sudah lama mempersiapkan untuk kebangkitan
pemudanya. Dengan menyiapkan undang-undang kepemudaan nomor 40 tahun
2009, yang mencakup tiga aspek tujuan dari pembangunan pemuda yaitu;
kepemimpinan pemuda, kewirausahaan pemuda, dan kepeloporan pemuda.
Dan pembangunan sumber daya manusia itu didasari dengan perbaikan
generasinya, yaitu pemuda. Merekalah yang paling mendominasi untuk mengisi
masyarakat ekonomi Asean ini. Pemuda-pemudi yang berkualitas tidak hanya
berdampak pada dirinya sendiri tetapi juga berdampak pada bangsa dan negaranya
yaitu menjadikan bangsa dan negara yang makmur, aman, dan sejahtera.

Universitas Sumatera Utara

8

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Bukan hanya jurusan pendidikan agama
islam perguruan tinggi dalam negeri saja yang menjadi saingan institusinya. Tetapi
Malaysia, dan Brunei Darussalam yang negaranya mengakui dan menjalankan
syariat islam akan menjadi saingan ketat bagi institusi ini. Apalagi dalam hal
menunjang kepemimpinan dan kewirausahaan pemuda. Sebagaimana yang
diinginkan oleh kementerian pemuda dan olahraga. Oleh karena itulah, penulis
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Peran Institusi Pendidikan Agama
Islam Sebagai Dharma Pendidikan Terhadap Pembangunan Pemuda dalam
Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Penulis melakukan penelitian di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Ilmu Tarbiah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, disebabkan
Perguruan Tinggi Agama Islam salah satunya negeri dan yang terbesar di Sumatera
Utara. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.6 di bawah ini:
Tabel 1.6 Jumlah Jurusan Pendidikan Agama Islam pada PT di Sumatera Utara
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Nama Perguruan Tinggi
PAI UIN-SU
PAI IAIN-PSP
PAI UMSU
PAI UISU
PAI UNDHAR
PAI UNIVA
PAI STAI Al-Hikmah Medan
PAI STAI Hikmatul Fadilah Medan
PAI STAI Sumatera
PAI Universitas Cut Nyak Dien
PAI STAI Al-Islahiyah Binjai
PAI STIT Al-Wasliyah Binjai
PAI STAI Jam’iyah Mahmudiyah
PAI STAI Al-Ikhlas Sidikalang
PAI STAI Serdang Lubuk Pakam
PAI STAI Darul Arafah
PAI STAIRA Batang Kuis
PAI STIT Ar-Raudhah Tandam Hilir
PAI STAI Tebing Tinggi Deli

Kab/Kota
Medan
Padang Sidimpuan
Medan
Medan
Medan
Medan
Medan
Medan
Medan
Medan
Binjai
Binjai
Langkat
Sidikalang
Deli Serdang
Deli Serdang
Deli Serdang
Deli Serdang
Tebing Tinggi

Status
Negeri
Negeri
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta

Universitas Sumatera Utara

9

20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

.

PAI STAI Al-Hikmah Tebing Tinggi
PAI UNPAB Perdagangan
PAI STAI UISU Pematang Siantar
PAI STAI Samora Pematang Siantar
PAI IAIDU
PAI STAI Al-Hikmah
PAI STAI Al-Wasliyah
PAI STIT Padang Lawas
PAI STAI BAR Sibuhuan
PAI STAI PERTINU
PAI UMTS
PAI STAI Madina
PAI STAI Bahriyatul Ulum Pandan
PAI STIT Hamzah Al-Fansuri Barus
PAI STIT Muhammadiyah
PAI STAI Nias

Tebing Tinggi
Simalungun
Siantar
Siantar
Asahan
Tanjung Balai
Labuhan Batu
Padang Lawas Utara
Padang Lawas
Padang Sidimpuan
Padang Sidimpuan
Mandailing Natal
Tapanuli Tengah
Tapanuli Tengah
Sibolga
Gunung Sitoli

Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta

Sumber: Peta Dakwah Sumatera Utara, 2010

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka beberapa pertanyaan yang
menarik untuk dikaji lebih jauh adalah:
1. Apakahperan institusi Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan
pemuda menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang
Kepemudaan?
2. Seberapa besarkah pengaruh Pendidikan Agama Islam sebagai dharma
pendidikan terhadappembangunan pemuda dalam masyarakat ekonomi
ASEAN?
C. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peran institusi Pendidikan Agama Islam dalam
pembangunan pemuda sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009
Kepemudaan.
2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Pendidikan Agama Islam
terhadap pembangunan pemuda dalam Masyarakat Ekonomi Asean.

Universitas Sumatera Utara

10

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pihak institusi pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan kepada kepala jurusan bagaimana memberdayakan sumber
daya pendidikan untuk meningkatkan kualitas lulusan sesuai dengan
undang-undang kepemudaan yang berkaitan dengan Masyarakat
Ekonomi Asean.
2. Bagi stakeholders institusi pendidikan di Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara, diharapkan penelitian ini sebagai bahan masukan
dalam rangka penyusunan dan implementasi peran institusi pendidikan
setelah hadirnya Masyarakat Ekonomi Asean sehingga berguna untuk
menjadi landasan dalam pengambilan keputusan terutama dalam
meningkatkan partisipasi dunia pendidikan dan dunia usaha agar lulusan
tertampung di dunia kerja.
3. Secara umum, penelitian ini menjadi pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya dalam meningkatkan peran institusi pendidikan dalam
rangka peningkatan lulusan jurusan pendidikan agama islam.
4. Membuka peluang pagi peneliti lain untuk melakukan penelitian

lanjutan dan lebih mendalam yang berkaitan sumber daya pendidikan.

Universitas Sumatera Utara