Pengelolaan Dana Desa Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Bidang Sosial Ekonomi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Negara Indonesia lahir pada 17 Agustus 1945 adalah negara kesatuan

yang berbentuk Republik. Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
Indonesia

terdiri

atas

beberapa

Daerah/Wilayah

Provinsi


dan

setiap

Daerah/Wilayah Provinsi terdiri atas beberapa daerah Kabupaten/kota.
Selanjutnya didalam tiap daerah Kabupaten/kota terdapat satuan pemerintahan
terendah yang disebut Desa dan Kelurahan. Dengan demikian, Desa dan
Kelurahan

adalah

satuan

pemerintahan

terendah

dibawah

pemerintah


kabupaten/kota (Nurcholis, 2011: 1).
Desa menurut R. Bintarto (Nurcholis, 2011:4) adalah suatu perwujudan
geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiologis sosial ekonomi, politis
dan kultural yang terdapat di situ dalam hubungan dan pengaruh timbal balik
dengan daerah lain. Secara umum Desa adalah suatu wilayah yang didiami oleh
sejumlah penduduk yang saling mengenal atas dasar hubungan kekerabatan
dan/atau kepentingan politik, sosial, ekonomi dan keamanan yang dalam
pertumbuhannya menjadi kesatuan masyarakat hukum sehingga tercipta ikatan
lahir batin antara masing-masing warganya, umumnya warga hidup dari
pertanian, mempunyai hak mengatur rumah tangga sendiri dan secara
administratif berada dibawah pemerintahan kabupaten/kota.
Keberadaan desa secara yuridis diakui dalam undang-undang no 32
tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan diperkuat undang-undang republik

11
Universitas Sumatera Utara

Indonesia nomor 6 tahun 2014 tentang desa, menurut undang- undang nomor 6
tahun 2014 tentang desa bab 1 pasal 1 nomor 1, desa adalah desa dan desa adat

atau yang disebut nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan kesatuan Republik Indonesia
(lihat undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa).
Secara historis desa merupakan cikal bakal terbentuknya masyarakat
politik dan pemerintahan di Indonesia jauh sebelum Negara bangsa ini terbentuk,
struktur sosial sejenis desa, masyarakat adat dan lain sebagainya telah menjadi
institusi sosial yang mempunyai posisi yang sangat penting. Desa merupakan
institusi yang otonom dengan tradisi, adat istiadat dan hukumnya sendiri serta
relatif mandiri. Pada saat ini desa telah memiliki hak dan kewajiban untuk
melaksanakan rumah tangganya sendiri hal ini disebabkan desa telah menjadi
daerah otonom dan sering disebut sebagai otonomi desa.
Otonomi desa dianggap sebagai kewenangan yang telah ada, tumbuh
mengakar dalam adat istiadat desa bukan juga berarti pemberian atau
desentralisasi. Otonomi desa adalah suatu kondisi dimana pengaturan desa
dilakukan oleh masyarakat

melalui kelembagaan mereka


bukan oleh

pemerintahan desa semata. Otonomi desa berarti juga kemampuan masyarakat
(Saragi, 2004 : 29). Otonomi desa telah menjadi harapan baru bagi pemerintah
dan masyarakat desa untuk membangun desanya sesuai dengan kebutuhan dan
aspirasi masyarakat. Bagi sebagian besar aparat pemerintah desa, otonomi

12
Universitas Sumatera Utara

adalah satu peluang baru yang dapat membuka ruang kreativitas bagi aparatur
desa.
Desa yang merupakan pemerintahan terkecil serta berada dibawah
Kecamatan memiliki kewenangan tertentu untuk mengurus dan mengatur warga
atau komunitasnya. Dalam UU nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, Desa
memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
berdasarkan hak asal usul, adat istiadat, dan nilai sosial budaya masyarakat Desa
menetapkan dan mengelola kelembagaan Desa dan mendapatkan sumber
pendapatan.

Proses pemerintahan pada Desa merupakan pemerintahan yang paling
bawah yang langsung bersentuhan dengan masyarakat, sehingga partisipasi dan
kepercayaan masyarakat atas pengelolaan pemerintah Desa sangat dibutuhkan,
pada saat ini Desa sedang melakukan pembenahan taraf hidup masyarakat desa
yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dibidang sosial ekonomi
tentunya aspirasi-aspirasi dan partisipasi masyarakat desa sangat dibutuhkan.
Selain

dari

masyarakat

juga

dibutuhkan

kepercayaan

dari


tingkatan

pemerintahan yang lebih tinggi lagi yaitu pemerintah daerah dan pusat yang juga
besar andilnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat didesa.
Belakangan terakhir ini desa menjadi sorotan kita bersama terutama
bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah sebab desa didominasikan sebagai
pemerintahan terendah yang sedang giat melakukan pembangunan baik
pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana, meningkatkan pelayanan
publik di desa, memajukan perekonomian desa dan pembangun sumber daya
manusia guna mencapai kesejahteraan masyarakat desa. Hal ini diperkuat pasal

13
Universitas Sumatera Utara

78 ayat 1 tentang tujuan pembangunan desa adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan
melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa,
pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan secara berkelanjutan (jurnal Antono Herry P.A).
Secara umum kesejahteraan berarti keadaan terpenuhinya segala bentuk

kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian,
perumahan, pendidikan, perawatan kesehatan. Sama halnya dengan Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional menyatakan bahwa sejahtera adalah
keadaan atau kondisi hidup yang memenuhi syarat-syarat hidup yang layak yaitu
tercukupinya kebutuhan-kebutuhan pokok yaitu sandang, pangan, papan, makan
sehari 3 kali, serta mempunyai pakaian yang berbeda misalnya pakaian untuk
bekerja, pakaian untuk bepergian dan pakaian sehari-hari di rumah. Berdasarkan
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
kesejahteraan merupakan usaha untuk memperjuangkan harkat kemanusiaan
yang menempatkan manusia secara terhormat sebagai makhluk Tuhan yang
paling mulia. Kecukupan pangan, sandang, papan, kesehatan, keamanan,
persaudaraan dan sebagainya merupakan indikator-indikator awal dari
pencapaian kesejahteraan dalam arti luas(http://eprints.uny.ac.id diakses pada
tanggal 10 februari 2017 pukul 17.00 wib).
Istilah kesejahteraan erat kaitannya dengan pemerintahan di Indonesia.
Dalam pemerintahan Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan utama yang
harus dicapai tak terkecuali pemerintah desa yang sedang giat-giatnya
melakukan pembangunan desa demi mencapai kesejahteraan masyarakat.

14

Universitas Sumatera Utara

Kesejahteraan meliputi seluruh bidang kehidupan manusia. Mulai dari ekonomi,
sosial, budaya, lingkungan, pendidikan dan lain sebagainya, tetapi pada
penelitian ini memiliki fokus pada bidang sosial ekonomi yaitu terkait dengan
mudahnya masyarakat dalam melakukan kegiatan sosial ekonomi seperti
berinteraksi sesama masyarakat desa kemudian mengeluarkan hasil bumi.
Dalam proses mensejahterakan masyarakat desa tentunya pemerintah
desa membutuhkan jumlah dana yang tidak sedikit mengingat banyaknya
pembenahan yang harus dilakukan pemerintah demi mencapai kesejahteraan
masyarakat desa, walaupun sebenarnya desa memiliki sumber pendapat asli desa
yang diantaranya hasil usaha desa, hasil aset desa, hasil pasar desa, hasil
swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa
(diatur dalam UU tentang desa pasal 72 ayat 1 poin a). Jika hanya mengandalkan
dana pendapatan asli desa tentulah proses pencapaian kesejahteraan masyarakat
desa akan terhambat karena kurangnya dana. Untuk itu desa sangat memerlukan
anggaran untuk membiayai kegiatannya. Akan tetapi situasi dan kondisi
keuangan yang dimiliki oleh pemerintah desa sebagian besar masih belum
memungkinkan


untuk

dapat

membiayai

kebutuhannya

sendiri

dalam

menjalankan kegiatannya. Hal ini yang kemudian memunculkan anggaran dana
untuk desa yang kemudian disebut Dana Desa (DD). Dana Desa adalah dana
yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer
melalui Anggaran pendapatan belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan
untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat (dalam PP Nomor
43/2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No 6/2014 tentang Desa ). Dana


15
Universitas Sumatera Utara

desa yang bersumber dari APBN ini merupakan wujud dari perhatian negara
terhadap desa.
Dana Desa ini dimaksudkan sebagai stimulan yang berupa bantuan atau
suatu dana perangsang untuk membiayai dan mendorong program pemerintah
desa yang ditunjang dengan partisipasi swadaya gotong royong masyarakat
dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat.
Dana Desa ini merupakan wujud dari pemenuhan hak desa untuk
menyelenggarakan otonominya supaya tumbuh dan berkembang mengikuti
pertumbuhan desa demi menunjang kesejahteraan masyarakatnya. Dengan
adanya anggaran Dana Desa ini desa semakin sejahtera serta meningkatkan daya
beli masyarakat desa. Desa bukan lagi pinggiran, tapi “pusat” kesejahteraan.
Kebijakan pemerintah pusat untuk pemberian Dana Desa(DD) kepada
desa mulai diterapkan tahun 2014 dan mulai berjalan tahun 2015, setiap desa
akan mendapatkan dana sebesar Rp.750.000.000 (menurut menteri keuangan)
namun besaran dana desa yang diterima setiap desa nantinya tidak sama sebab
didasarkan atas beberapa hal. Besaran dana desa yang diterima terbagi menjadi
90 persen dibagi rata dan 10 persen didasarkan pada empat hal, yakni jumlah

penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis.
Dengan mengalokasikan dana desa diharapkan kesejahteraan masyarakat dapat
menjadi kenyataan, sehingga masyarakat pedesaan tidak lagi menjadi
masyarakat yang terbelakang sekaligus menurunkan tingkat ketimpangan di desa
baik antar desa maupun ketimpangan antar kota dan desa.
Dengan anggaranyang cukup signifikan tersebut telah tersalur ke desa
menjadikan

anggaran

yang

tersedia

harus

benar-benar

diperhatikan

16
Universitas Sumatera Utara

pengelolaannya, sebab jika tidak dana yang tersedia akan habis percuma atau
bahkan akan terjadi penyelewengan Dana Desa dan yang lebihnya lagi jika
pengelolaannya tidak terlaksana dengan baik maka kegiatan yang akan
dilaksanakan tidak berjalan dengan baik dan hasilnya tidak maksimal bagi
masyarakat dalam artian dapat merugikan masyarakat. Pengelolaan memang
sangat diperlukan dalam suatu kegiatan gunanya untuk mengatur semua
kegiatan, agar kegiatan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Tanpa adanya
pengelolaan yang benar dalam suatu kegiatan tentu akan membuat kegiatan
tersebut berjalan dengan tidak teratur. Begitu juga dengan Dana Desa yang
membutuhkan pengelolaan, Pengelolaan adalah serangkaian kegiatan yang
ditujukan untuk mencapai suatu sasaran tertentu. Secara umum Pengelolaan
Dana Desa meliputi pengalokasian Dana Desa atau prioritas penggunaan Dana
Desa dan tahapan atau proses dalam pengelolaan Dana Desa itu sendiri.
Pengelolaan Dana Desa yang bertujuan untuk meningkatkan sosial
ekonomi masyarakat dimulai dengan penggunaan Dana Desa artinya Dana Desa
yang ada dikelola untuk apa, diprioritaskan untuk apa. Prioritas penggunaan
Dana Desa harus benar-benar berdasarkan atas apa yang sedang dibutuhkan oleh
masyarakat bisa membawa perubahan bagi sosial ekonomi masyarakat.
Selanjutnya pengelolaan Dana Desa juga tidak terlepas dari beberapa tahap,
tahap adalah suatu proses kegiatan dari awal hingga akhir sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia tahap adalah bagian dari perkembangan
(pertumbuhan), bagian dari sesuatu yang ada awal dan akhirnya, bagian dari
urutan (menegak atau menyamping) tingkat, jenjang begitu juga dengan
pengelolaan Dana Desa yang memiliki proses kegiatan dari awal hingga akhir.

17
Universitas Sumatera Utara

Pengelolaan Dana Desa juga tidak terlepas dari prinsip yang diterapkan
untuk menunjang keberhasilan program Dana Desa,Prinsip dapat dipahami
sebagai suatu kondisi yang harus ada atau dieksekusi. Dan mungkin atau tidak
mungkin juga berarti aturan umum yang digunakan sebagai sebagaipanduan
(misalnya untuk perilaku dasar).Prinsip berfungsi sebagai dasar (pedoman)
untuk bertindak, itu bisa sebagai acuan untuk proses dan juga sebagai
pencapaian target. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Prinsip adalah asas
(kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya).
Berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Republik Indonesia nomor 21 tahun 2015 tentang penetapan
prioritas penggunaan Dana Desa tahun 2016. Prioritas pengelolaan Dana Desa
didasarkan pada prinsip-prinsip:
a. Keadilan, dengan mengutamakan hak atau kepentingan seluruh warga desa
tanpa membedabedakan.
b. Kebutuhan prioritas, dengan mendahulukan yang kepentingan Desa yang
lebih mendesak, lebih dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan
kepentingan sebagian besar masyarakat Desa.
c. Tipologi desa, dengan mempertimbangkan keadaan dan kenyataan
karakteristik geografis, sosiologis, antropologis, ekonomi, dan ekologi desa
yang khas, serta perubahan atau perkembangan kemajuan desa.
Pengelolaan Dana Desa juga didasarkan atas partisipasi masyarakat,
dari mulai awal kegiatan pengelolaan Dana Desa sampai dengan akhir
membutuhkan partisipaasi masyarakat. Kemudian pengelolaan Dana Desa yang
didalamnya terdapat pembangunan infrastruktur juga harus melibatkan

18
Universitas Sumatera Utara

masyarakat artinya masyarakat harus ikut berpartisipasi dalam pembangunan
infrastrukur yang anggarannya menggunakan Dana Desa, dalam pembangunan
infrastruktur dengan mengedepankan partisipasi masyarakat dipercaya akan
menumbuhkan rasa memiliki (sense of belonging). Menurut Nur, Bulkis, &
Hamka (dalam Ayu Kusumastuti, 2015 )diketahui bahwa partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan infrastruktur desa dapat berupa ide/pemikiran, tenaga, dan
dana. Artinya, dalam pembangunan di pedesaan, masyarakat cenderung
menerapkan prinsip bekerjasama dan gotong royong dengan berbagai macam
bentuk partisipasi.
Pengelolaan

Dana

Desa

dengan

mengikutsertakan

masyarakat

didalamnya diharapkan dapat meminimalisir terjadinya penyelewengan dan
kebocoran dana selain itu pemerintah desa juga memerlukan gagasan dari
masyarakat karena masyarakat desa dianggap lebih tahu apa yang mereka
butuhkan dan pemerintah hanya memfasilitasi dan mendorong masyarakat desa
dapat memberikan partisipasiagar Dana Desa yang dikelola sesuai dengan
keinginan masyarakat sehingga akan memberikan hasil yang baik dan efektif
terhadap masyarakat. Selain itu agar mesyarakat tidak dijadikan sebagai
penikmat hasil dari pengelolaan Dana Desa tersebut melainkan sebagai perumus
pengelolaan Dana Desa artinya masyarakatlah yang menjadi pelaku atau aktor
dalam pengelolaan Dana Desa.
Begitu juga dengan Desa Sei Sentosa yang telah menerima anggaran
Dana Desa dari pemerintah pusat ini agar memperhatikan setiap sudut
pengelolaan Dana Desa, dimulai dari Dana Desa dikelola untuk apa atau
prioritas penggunaan Dana Desa kemudian prinsip-prinsip yang yang

19
Universitas Sumatera Utara

dipergunakan dalam pengelolaan Dana Desa serta tahap atau proses penggunaan
Dana Desa itu sendiri. Sebagaimana juga yang diketahui bahwa Sumber Daya
Manusia di desa masih tergolong memiliki kreatifitas dan partisipasi yang
rendah dalam segala kegiatan di pemerintahan desa, hal ini menjadi sesuatu yang
menarik bagi penulis bagaimana pemerintah desa dan masyarakat desa harus
mampu mengelola Dana Desa sesuai dengan kebutuhan mereka. Masyarakat
dituntut untuk menjadi aktor dalam pengeolaan Dana Desa, selain itu masyarakat
dan pemerintah desa juga harus aktif dan menjalankan fungsinya masingmasing. Hal ini lah yang melatar belakangi penulis untuk meneliti mengenai
pengelolaan Dana Desa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
bidang sosial ekonomi.
Desa Sei Sentosa telah menerima anggaran dana dari pemerintah pusat
sejak tahun 2015-2016, pada tahun 2015 jumlah anggaran yang diterima sebesar
Rp 293.513.000 dan pada tahun 2016 sebesar Rp 600.000.000 (berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala Desa dan bendahara Desa Sei Sentosa). Dengan
jumlah Dana Desa yang diterima desa Sei Sentosa cukup signifikan, tentulah
pemerintah desa dalam hal ini wajib mengelola Dana Desa dengan baik dan
benar agar Dana Desa yang tersalur tidak habis percuma serta agar membawa
perubahan bagi sosial ekonomi masyarakat Desa Sei Sentosa.
Dengan adanya kebijakan dari pemerintah pusat yaitu memberikan
anggaran untuk desa tentu sangat membantu desa-desa yang ada di Indonesia
dalam proses pencapaian kehidupan yang sejahtera. Begitu juga dengan Desa Sei
Sentosa telah menerima anggaran yang bersumber dari APBN tersebut, Desa ini
menerima anggaran Dana Desa sejak tahun 2015 sampai dengan sekarang. Desa

20
Universitas Sumatera Utara

Sei Sentosa adalah Desa yang berada di Kecamatan Panai Hulu Kabupaten
Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara. Desa ini termasuk tipologi desa
berkembang

yang

dalam

proses

pembangunannya

memprioritaskan

pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan
kualitas kerja dan pemenuhan kebutuhan atau akses kehidupan masyarakat desa
yang kesemuanya itu guna mencapai kesejahteraan masyarakat desa. Desa Sei
Sentosa terdiri dari 6 dusun yaitu dusun 1, dusun II A, dusun II B, dusun III,
dusun IV A, dusun IV B memiliki penduduk yang berjumlah 3.462 jiwa dengan
jumlah keluarga 952 KK. Penduduk Desa Sei Sentosa bermata pencaharian
sebagai Petani, Pekerja Bangunan, Wiraswasta, Pegawai Negeri Sipil, Pedagang.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Bagaimana pengelolaan Dana Desa dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di bidang sosial ekonomi? Pengelolaan Dana Desa yang saya
maksud meliputi prioritas penggunaan Dana Desa yang dapat meningkatkan
sosial ekonomi masyarakat, prinsip yang diterapkan dalam pengelolaan
Dana Desa dan tahap dalam penggunaan Dana Desa.

2.

Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Dana Desa
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang sosial ekonomi?

21
Universitas Sumatera Utara

1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya

suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Tujuan yang ingin dicapai
peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Mengetahui dan menganalisisbagaimana pengelolaan Dana Desa dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang sosial ekonomi?
Pengelolaan Dana Desa yang saya maksud meliputi prioritas penggunaan
Dana Desa yang dapat meningkatkan sosial ekonomi masyarakat, prinsip
yang diterapkan dalam penggunaan Dana Desa dan tahap dalam
penggunaan Dana Desa.

2.

Mengetahui dan menganalisis bentuk partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan dana desa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
bidang sosial ekonomi.

1.4

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan sesuatu yang diharapkan ketika sebuah

penelitian sudah selesai dilakukan. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.4.1

Manfaat Teoritis
Adapun manfaat teoritis

yang diperoleh dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :
1.

Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menambah wawasan ilmiah bagi
mahasiswa ilmu sosial, memberi kontribusi bagi ilmu sosiologi khususnya
bagi mata kuliah perencanaan dan kebijakan publik.

22
Universitas Sumatera Utara

2.

Menambah refrensi hasil penelitian yang dijadikan sebagai bahan rujukan
untuk peneliti bagi mahasiswa sosiologi.

3.

Diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dan memperluas
pengetahuan.

1.4.2

Manfaat Praktis
Manfaat bagi peneliti Sebagai penambah wawasan dan meningkatkan

kemampuan akademisi peneliti mengenai pengelolaan dana desa dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang sosial ekonomi. Bagi
sosiologi penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai refrensi bagi peneliti
berikutnya. Bagi pemerintahan desa diharapkan dapat memberikan masukan
untuk para pembuat kebijakan dan khususnya terhadap masyarakat Desa Sei
Sentosa Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu.

1.5

Definisi Konsep
Konsep adalah proses upaya penegasan dan pembatasan makna konsep

dalam suatu penelitian, tujuan definisi konsep untuk memfokuskan penelitian
sehingga memudahkan penelitian. Adapun konsep yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain:
1

Pengelolaan Dana Desa
Pengelolaan

perencanaan,

adalah suatu

pengorganisasian,

rangkaian kegiatan

penggerakan,

dan

yang

berintikan

pengawasan

dalam

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengelolaan dana desa
didasarkan atas dasar transfaran dan partisipatif untuk setiap rangkaian kegiatan.
2

Kesejahteraan Masyarakat di bidang sosial ekonomi

23
Universitas Sumatera Utara

Kesejahteraan masyarakat di bidang sosial dapat dilihat dari mudahnya
proses sosial seperti interaksi, gotong royong dan lain sebagainya antara individu
dengan individu lainnya, individu dengan kelompok ataupun kelompok dengan
kelompok. Sedangkan pada bidang ekonomi terkait dengan peningkatan
pendapatan masyarakat, dan mudahnya masyarakat melakukan kegiatan
ekonomi.
3

Dana Desa
Anggaran

keuangan desa

yang

bersumber

dari

APBN

yang

diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran pendapatan belanja
Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk mendanai penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaan masyarakat.
4

Otonomi Desa
Otonomi merupakan otonomi yang asli, bulat dan utuh serta bukan

merupakan pemberian dari pemerintah,sebaliknya pemerintah berkewajiban
menghormati otonomi asli yang dimiliki oleh desa tersebut (Wijaya.2003:165).
Tujuan otonomi adalah meningkatkan partisipasi masyarakat, dan lembaga yang
paling dekat dengan masyarakat adalah pemerintahan desa. Lembaga inilah yang
menjadi ujung tombak pemerintahan yang berhadapan langsung dengan
masyarakat.
5

Partisipasi
Partisipasi adalah peran serta seseorang atau sekelompok masyarakat

dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam
bentuk kegiatan dengan memberikan masukan berupa pikiran, tenaga, waktu,

24
Universitas Sumatera Utara

keahlian, modal atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil
pembangunan (Nyoman, 2010:46).
6

Prinsip Pengelolaan Dana Desa
adalah suatu aturan yang dijadikan pedoman dan harus dipenuhi untuk

mencapai target tujuan dalam Pengelolaan Dana Desa.
7

Tahap Pengelolaan Dana Desa
adalah rangkaian proses yang dilalui dalam pengelolaan Dana Desa dari

awal pengelolaan Dana Desa sampai dengan akhir misalnya perencanaan dan
sebagainya.
8

Pembangunan
adalah pekerjaan dan aktifitas yang dilakukan dengan menjadikan suatu

hal dari yang tidak ada menjadi ada dan dari yang tidak nyata menjadi nyata.
9

Infrastruktur
adalah bentuk dari hasil kerja manusia yang digunakan untuk

mempermudah dan memperlancar aktifitas manusia.
10

Jalan
adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi
lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori, dan jalan kabel (Peraturan Pemerintah nomor 34 tahun
2006).

25
Universitas Sumatera Utara

11

Parit
adalah lubang panjang di tanah tempat aliran air, selokan, fungsi parit

sebagai memperlancar mengalirnya air limbah rumah tangga dan aliran air
setelah turunnya hujan untuk menuju ke arah sungai.

26
Universitas Sumatera Utara