Pengelolaan Dana Desa Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Bidang Sosial Ekonomi Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk

menggambarkan, meringkas, berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai
fenomena realitas sosial yang ada dimasyarakat yang menjadi objek penelitian
dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat,
model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu
(Bungin,2007:68). Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat
memberikan gambaran yang jelas mengenai pengelolaan dana desa dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang sosial ekonomi.

3.2

Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana akan


dilakukan penelitian tersebut. Pada penelitian ini peneliti memilih lokasi di
Kabupaten Labuhanbatu Kecamatan Panai Hulu Desa Sei Sentosa. Peneliti
memilih lokasi ini sebab Desa Sei Sentosa telah menerima anggaran Dana Desa
dan sedang dalam proses pencapaian kesejahteraan masyarakatnya dengan
mengoptimalkan Dana Desa yang disalurkan oleh pemerintah pusat kemudian
lokasi tersebut dianggap peneliti sesuai dengan judul dan permasalahan
penelitian, sehingga diharapkan mampu menjawab permasalahan penelitian.

48
Universitas Sumatera Utara

3.3

Unit Analisis dan Informan

3.3.1

Unit Analisis
Unit analisis adalah hal-hal yang diperhitungkan menjadi subjek


penelitian keseluruhan unsur yang menjadi fokus penelitian (Bungin,2007).
Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah masyarakat desa
Sei Sentosa Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu.
3.3.2

Informan
Informan adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian

sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian
(Bungin,2007: 78). Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam
menentukan subjek penelitian. Purposive sampling digunakan jika dalam
pemilihan informan peneliti menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu
dan kriteria-kriteria tertentu dalam pemilihan informan. Ada pun yang menjadi
informan dalam penelitian ini adalah:
1. Kepala Desa, Bendahara Desa, BPD, serta TPK(tim pelaksana kegiatan) Dana
Desa
2. Masyarakat Desa yang ikut serta didalam musrenbang
3. Masyarakat Desa yang menjadi pekerja pembangunan jalan dan parit
4. Masyarakat yang tempat tinggalnya dekat dengan jalan dan parit yang
dibangun.

3.4

Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan

dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini
teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

49
Universitas Sumatera Utara

3.4.1

Teknik Pengumpulan Data Primer
Teknik pengumpulan data primer adalah data yang diambil dan

dikumpulkan dari sumber pertama dilapangan saat peneliti melakukan kegiatan
langsung ke lokasi. Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan cara :
a.


Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan

menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra
lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, kulit. Karena itu metode observasi
adalah pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian
melalui pengamatan dan pengindraan (bungin,2007:118).
b.

Wawancara mendalam
Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dan informan atau yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan
pedoman

wawancara (bungin,2007:111).

Informan adalah


orang

yang

diwawancarai, diminta informasi oleh pewawancara yang diharapkan menguasai
dan memahami data dan informasi dari suatu objek penelitian.
c.

Dokumentasi
Dokumentasi

disebut

sebagai

pengabadian

suatu

momen.Peneliti


menggunakan alat dokumentasi seperti kamera dan recorder untuk merangkum
segala kegiatan penelitian dan menegaskan aktivitas penelitian. Salah satu output
dokumentasi tertuang dalam bentuk gambar.

50
Universitas Sumatera Utara

3.4.2

Teknik Pengumpulan Data Skunder
Teknik pengumpulan data skunder adalah teknik pengumpulan data

melalui studi kepustakaan yang diperlukan untuk mendukung data primer.
Teknik pengumpulan data skunder dapat dilakukan dengan metode dokumenter.
Metode dokumenter adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data
historis sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan
harian, laporan dan sebagainya. Kumpulan data bentuk tulisan ini disebut
dokumen dalam arti luas termasuk artefak, foto, tape, flashdisk, dan sebagainya.
Bahan dokumen berbeda dengan literatur, yang maksudnya literatur adalah

bahan-bahan yang diterbitkan baik rutin maupun berkala. Sedangkan
dokumenter yaitu informasi yang disimpan atau didokumnetasikan sebagai
bahan dokumenter. Beberapa jenis dokumenter antara lain: kliping, dokumen
pemerintah maupun swasta, cerita roman atau cerita rakyat, data di flashdisk dan
data tersimpan di website, dan lain-lain (Bungin,2007:125).

3.5

Interpretasi data
Interpretasidata yaitu tahap pengelolaan data baik data primer ataupun

skunder yang didapat dilapangan. Data yang telah peneliti dapatkan melalui
observasi dan wawancara mendalam kemudian data tersebut perlu dibaca
kembali untuk melihat keberadaan hal-hal yang masih meragukan dari jawaban
informan, selanjutnya peneliti menyederhanakan agar mudah dipahami.
Kemudian data tersebut diinterpretasikan berdasarkan dengan teori yang ada
dalam kajian pustaka. Pada akhirnya peneliti akan menyusun laporan penelitian.

51
Universitas Sumatera Utara


3.6

Jadwal Kegiatan
Bulan Ke

NO

Jadwal Kegiatan

1

1

Pra Observasi



2


ACC Judul



3

Penyusunan

2

3

4








5

6





7

8

9

Laporan Penelitian
4

Seminar Proposal




5

Revisi Proposal



Penelitian
6

Penelitian
Lapangan

7



Pengumpulan dan



Interpretasi Data
8

Bimbingan



9

Penulisan Laporan





Akhir
10

3.7



Sidang Meja Hijau

Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan Penelitian adalah hambatan-hambatan yang dihadapi

peneliti didalam melakukan penelitian di lapangan. Dalam hal ini peneliti
mengalami hambatan-hambatan didalam melakukan penelitian antara lain:
dalam melakukan wawancara mendalam terhadap informan, hal ini karena

52
Universitas Sumatera Utara

adanya keterbatasan waktu yang dimiliki informan dalam proses wawancara
yang dikarenakan kesibukan informan sehari-hari, selain itu Pada saat dilakukan
pengumpulan data (wawancara), cuaca tidak mendukung disebabkan musim
hujan, kemudian peneliti mengalami kesulitan dalam membuat kata-kata yang
bisa dipahami dan dimengerti pembaca. Walaupun demikian peneliti akan
berusaha melaksanakan kegiatan penlitian ini dengan semaksimal mungkin agar
data bersifat valid dan tujuan yang diinginkan tercapai.

53
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1

Gambaran Umum Wilayah Penelitian

4.1.1

Keadaan Geografis Kabupaten Labuhanbatu
Kabupaten Labuhanbatu secara geografis terletak pada kordinat antara

1º41’ - 2º44’ LU (Lintang Utara) dan 99º33 - 100º22BT (Bujur Timur) dengan
ketinggian 0 – 700 meter diatas permukaan laut (dpl). Kabupaten Labuhanbatu
dengan Ibukota Rantauprapat memiliki luas wilayah sebesar 2.56l,38 Kmz.
Sebagai Kabupaten terluas kedua setelah Kabupaten Tapanuli Selatan.
Kabupaten Labuhanbatu merupakan jalur lintas Timur Pulau Sumatera dengan
jarak 285 km dari Medan, Ibukota Propinsi Sumatera Utara, 329 km dari
Propinsi Riau dan 760 km dari Propinsi Sumatera Barat.
Kabupaten Labuhanbatu merupakan salah satu daerah yang berada di
kawasanPantai Timur di bagian timur Provinsi Sumatera Utara. Karena luas
wilayah yang begitu besar (sebelum pemekaran 9.223,18 Km² atau 922.318 Ha)
maka Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2008 dimekarkan menjadi 3
Kabupaten menjadi :
 Kabupaten Labuhanbatu (kabupaten induk)
 Kabupaten Labuhanbatu Utara (berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kabupaten
Labuhanbatu Utara Di Provinsi Sumatera Utara)

54
Universitas Sumatera Utara

 Kabupaten Labuhanbatu Selatan (berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kabupaten
Labuhanbatu Selatan Di Provinsi Sumatera Utara).
Dari pemekaran tersebut, posisi Kabupaten Labuhanbatu berada
diantara Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
Meskipun telah mekar, Kabupaten Labuhanbatu tetap memiliki wilayah yang
bervariasi dari laut hingga bukit.

Gambar Peta Kabupaten Labuhanbatu

Saat ini secara administrasi, wilayah Kabupaten Labuhanbatu
berbatasan dengan :


Sebelah Utara dengan Kabupaten Asahan dan Selat Malaka.

55
Universitas Sumatera Utara



Sebelah Timur dengan Propinsi Riau.



Sebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan.



Sebelah Barat dengan Kabupaten Toba Samosir dan Tapanuli Utara.
Luas daerah Kabupaten Labuhanbatu sebesar 2.56l,38 Kmz yang terdiri

dari 9 Kecamatan dan 98 Desa/Kelurahan Seperti umumnya daerah-daerah
lainnya yang berada di kawasan Sumatera Utara. Kabupaten Labuhanbatu
mempunyai kedudukan yang cukup strategis, yaitu berada pada jalur lintas timur
Sumatera dan berada pada persimpangan menuju Propinsi Sumatera Barat dan
Riau, yang menghubungkan pusat-pusat perkembangan wilayah di Sumatera dan
Jawa serta mempunyai akses yang memadai ke luar negeri karena berbatasan
langsung dengan Selat Malaka(http://www.labuhanbatukab.go.id diakses pada
tanggal 26 Februari 2017 pukul 17.45 wib).
Kabupaten Labuhanbatu termasuk daerah yang beriklim tropis.
Sehingga daerah ini memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim
hujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya ditandai dengan sedikit
banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya musim.
Tabel 4.1 Nama Kecamatan danLuas Kecamatan
NO

KECAMATAN

LUAS
(HA)

1

Bilah Barat

20.298

2

Rantau Utara

11.247

3

Rantau Selatan

6.432

4

Bilah Hulu

29.323

5

Pangkatan

35.547

56
Universitas Sumatera Utara

6

Bilah Hilir

43.083

7

Panai Hulu

27.631

8

Panai Tengah

48.374

9

Panai Hilir

34.203

Jumlah

256.138

Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RIQJMD)
Kabupaten
Labuhanbatu
Tahun
2011-2015
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/59581/3/Chapter%2
0II.pdf diakses pada tanggal 26 Februari 2017 pukul 18.00 wib).
Dari tabel di atas dapat dilihat, wilayah Kecamatan terluas adalah
Kecamatan Panai Tengah dengan luas wilayah 48.374 Ha (18,89%) dan
Kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Rantau Selatan
dengan luas wilayah 6.432Ha (2,51%).
4.1.2

Gambaran Umum Kecamatan Panai Hulu
Kecamatan Panai Hulu merupakan salah satu Kecamatan yang berada

diKabupaten Labuhanbatu. Kecamatan Panai Hulu memiliki Ibukota yang
bernama Tanjung Sarang Elang. Kecamatan Panai Hulu memiliki luas 276,31
Hektar, dengan jarak 91 km menuju Kabupaten Labuhanbatu. Kecamatan Panai
Hulu terdiri dari 7 desa diantaranya Desa Ajamu (Perkebunan IV Ajamu) , Desa
Cinta Makmur, Desa Maranti/Meranti Paham, Desa Sei Sentosa, Desa Sei jawijawi, Desa Tanjung Sarang Elang, Desa Teluk Sentosa.
Sarana dan prasarana di Kecamatan Panai Hulu terbilang sudah
memadai seperti sudah adanya pelayanan kesehatan seperti puskesmas,
kemudian sudah tersedianya berbagai bank seperti Bank BRI, SUMUT.
Kemudian untuk sarana pendidikan juga sudah sangat memadai seperti adanya
Universitas Labuhanbatu yang didirikan di Kecamatan Panai Hulu, Sekolah

57
Universitas Sumatera Utara

Menengah Kejuruan, Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah, Madrasah
Sanawiyah, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Dasar, Madrasah Diniyah
Takmiliyah Awaliyah dan Pendidikan Untuk Anak Usia Dini.
4.1.3

Sejarah Desa Sei Sentosa
Pada tahun 1945 Desa Sei Sentosa telah ada namun Desa ini diberi

nama Desa Terjun pada masa pemerintahan bapak Sadimin, namun seiring
berjalannya waktu serta berdasarkan musyawarah para orang tua yang dituakan
di desa, Desa Terjun berganti nama menjadi Desa Sei Sentosa. Desa ini diberi
nama Sei Sentosa dikarenakan Desa ini berdampingan dengan Desa Teluk
Sentosa yang berada di daerah Teluk Sungai Barumun yang merupakan salah
satu sungai terbesar yang berada di Kecamatan Panai Hulu serta dikarenakan
keadaan parit sekitar desa pada saat itu memiliki lebar 4 meter dengan
kedalaman 3 meter. Sebab itulah atas kesepakatan bersama Desa ini diberi nama
Desa Sei Sentosa, Sei yang berarti sungai. Pada saat itu Desa Sei Sentosa masih
tergabung pada Kecamatan Panai Tengah namun, pada tahun 2000 Desa Sei
Sentosa terpisah dari Kecamatan Panai Tengah dan tergabung pada Kecamatan
Panai Hulu di karenakan Kecamatan Panai Tengah mengalami pemekaran
menjadi dua Kecamatan yakni Kecamatan Panai Tengah dan Panai Hulu.
Pada tahun 1945 sistem pemilihan kepala desa didasarkan atas
musyawarah mupakat orang yang dituakan di desa tersebut, berdasarkan
keputusan musyawarah tersebut maka terpilih bapak Sadimin menjadi kepala
desa untuk periode pertama. Kemudian pada tahun 1952 mulai diadakan
pemilihan untuk memilih dan menentukan kepala desa. Pemilu masih
berlangsung sampai pada saat ini, sejak tahun 1945 hingga sekarang Desa Sei

58
Universitas Sumatera Utara

Sentosa telah berganti kepala desa sebanyak 15 kali beserta penjabat kepala desa
sementara.
Desa Sei Sentosa adalah desa yang berada di Kecamatan Panai Hulu
Kabupaten Labuhanbatu. Desa ini terdiri dari 6 dusun yakni dusun I, Dusun II A,
dusun II B, dusun III dan dusun IV A, dusun IV B. Desa Sei Sentosa dihuni
masyarakat yang Mayoritas penduduknya bekerja sebagai wiraswasta, mayoritas
penduduknya beragama muslim serta mayoritas penduduknya suku Jawa.
Berikut nama-nama pangulu dan kepala Desa Sei Sentosa pada tahun 19452015.
Tabel 4.2 Nama-nama Pangulu dan Kepala Desa Sei Sentosa
NO
NAMA
1 SADIMAN
2 TEMEN
3 SIDDIK
4 RONI
5 AMAN
6 MUKHTAR SIREGAR
7 KAMIDJO
8 BIRMAN HRP
9 MARYAMEN
10 SAMAD
11 BIRMAN HRP
12 IRMAYANI HRP
13 ZAINUDDIN
14 IRMAYANI HRP
15 AMIN RAHMAN
Sumber: Profil Desa Sei Sentosa

MASA JABATAN
1945-1952
1952-1955
1955-1966
1966-1969
1969-1974
1974-1990
1990-1997
1997-2002
2002-2002
2002-2003
2003-2005
2005-2006
2007-2013
2013-2014
2014-2015

KETERANGAN

Penjabat Sementara
Penjabat Sementara
Penjabat Sementara
Penjabat Sementara
Penjabat Sementara

Struktur Organisasi pemerintahan Desa Sei Sentosa Kecamatan Panai
Hulu tahun 2015-2020 antara lain:
Kepala Desa

: Suhardi

Sekretaris Desa

: Irmayani

59
Universitas Sumatera Utara

Kaur Pemerintahan : M Juneri
Kaur Pembangunan : Suyono
Kaur Keuangan

: Nurliyati

Kaur Kesra

: Sumarti

Kaur Umum

: Edi Wijaya

Kadus 1A

: Arpin

Kadus 1B

: Surya Dedi

Kadus 2

: Mard Junaidi

Kadus 3

: Miswadi

Kadus 4A

: Edi Sutrisno

Kadus 4B

: Ribut Diyanto

Gambar Peta Desa Sei Sentosa Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu

60
Universitas Sumatera Utara

4.2

Deskripsi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sei Sentosa

4.2.1

Komposisi Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Sei Sentosa
Tabel 4.3. Komposisi Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Sei Sentosa
No

Jenis Pekerjaan

Jumlah

1

Petani

439 jiwa

2

Wiraswasta

572 jiwa

3

Pedagang

68 jiwa

4

Pegawai Swasta

15 jiwa

5

PNS

54 jiwa

6

Pegawai Honorer

24 jiwa

7

Pegawai BUMN

34 jiwa

8

Ibu Rumah Tangga

708 jiwa

9

Pekerja Bangunan

8 jiwa

10

Pensiun

30 jiwa

11

Bidan

10 jiwa

12

Mantri

2 jiwa

13

Abri

2 jiwa

Sumber : Profil Desa Sei Sentosa Tahun 2017
Dari tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan yang paling
mendominasi di Desa Sei Sentosa tersebut adalah sebagai ibu rumah tangga,
yang berjumlah 708 jiwa. Kemudian diikuti oleh wiraswasta, petani, pedagang,
pegawai negeri sipil , pegawai BUMN, Pensiunan, pegawai honorer, pegawai
swasta, bidan, pekerja bangunan, mantra, dan abri. Penduduk di Desa Sei
Sentosa tergolong memiliki jenis pekerjaan yang beragam.

61
Universitas Sumatera Utara

4.2.2

Komposisi Agama Masyarakat Desa Sei Sentosa
Tabel 4.4. Komposisi Agama Masyarakat Desa Sei Sentosa
No

Agama

Jumlah

1

Islam

3244 jiwa

2

Kristen

213 jiwa

3

Budha

5 jiwa

Sumber : Profil Desa Sei Sentosa Tahun 2017
Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Desa Sei Sentosa
mayoritas penduduknya beragama islam dengan jumlah 3.244 jiwa kemudian
diikuti agama Kristen dengan jumlah 213 jiwa dan yang paling sedikit beragama
Budha dengan jumlah 5 jiwa.
4.2.3

Komposisi Pendidikan Masyarakat Desa Sei Sentosa
Tabel 4.5 Komposisi Pendidikan Masyarakat Desa Sei Sentosa
No

Pendidikan

Jumlah

1

Tamat SD

825 jiwa

2

Tamat SMP

649 jiwa

3

Tamat SMA

869 jiwa

4

Tamat D1

19 jiwa

5

Tamat D2

2 jiwa

6

Tamat D3

19 jiwa

7

Tamat S1

90 jiwa

8

Tamat S2

3 jiwa

9
Pelajar/Mahasiswa
872 jiwa
Sumber : Profil Desa Sei Sentosa Tahun 2017

62
Universitas Sumatera Utara

Dari tabel 4.4 diatas dapat disimpulkan bahwa penduduk Desa Sei
Sentosa yang pendidikannya tamat SD berjumlah 825 jiwa, tamat SMP 649 jiwa,
tamat SMA 869 jiwa, tamat D1 19 jiwa, tamat D2 2 jiwa, tamat D3 19 jiwa,
tamat S1 90 jiwa, tamat S2 3 jiwa, dan pelajar/mahasiswa berjumlah 872 jiwa.
Kesadaran masyarakat Desa Sei Sentosa terhadap pentingnya pendidikan sudah
mulai meningkat.
4.2.4

Komposisi Suku Masyarakat Desa Sei Sentosa
Tabel 4.6 Komposisi Suku Masyarakat Desa Sei Sentosa
No

Suku

Jumlah

1

Jawa

2399 jiwa

2

Melayu

150 jiwa

3

Batak Tapanuli

614 jiwa

4

Batak Karo

12 jiwa

Sumber : Profil Desa Sei Sentosa Tahun 2017
Dari Tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Desa Sei Sentosa
mayoritas penduduknya bersuku Jawa dengan jumlah penduduk 2.399 jiwa,
kemudian diikuti oleh suku Batak Tapanuli dengan jumlah penduduk 614 jiwa,
suku Melayu dengan jumlah penduduk 150, dan

suku Batak Karo dengan

jumlah penduduk 12 jiwa.

63
Universitas Sumatera Utara

4.2.5

Sarana dan Prasarana Desa
Tabel 4.7 Sarana dan Prasarana Desa
No
1

Sarana & Prasarana

Jumlah

Masjid

1

Mushollah

4

Gereja

1

2

Kantor Kepala Desa

1

3

Posyandu

4

4

Poskesdes

1

5

Balai Desa

1

6

Sekolah Paud

3

Sekolah SD

2

Sekolah MDTA

1

Sumber : Profil Desa Sei Sentosa Tahun 2017
Berdasarkan pada tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa Desa Sei Sentosa
memiliki sarana dan prasarana tempat ibadah (Masjid) 1 unit, tempat ibadah
(Mushollah) 4 unit, tempat ibadah (Gereja) 1 unit, kantor kepala desa 1 unit,
posyandu 4 unit, puskesmas 1 unit, balai desa 1 unit, sekolah paud 3 unit,
sekolah SD 2 unit, sekolah MDTA (Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah) 1
unit.

64
Universitas Sumatera Utara

4.2.6

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No

Jenis Kelamin

Jumlah

1

Laki-laki

1795 jiwa

2

Perempuan

1667 jiwa

Sumber : Profil Desa Sei Sentosa Tahun 2017
Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Desa Sei Sentosa
yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 1795 jiwa sedangkan penduduk Desa
Sei Sentosa yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 1667 jiwa.
4.3

Profil Informan

1.

Samat
Bapak Samat adalah salah seorang yang memiliki pengaruh terhadap

pembangunan Desa Sei Sentosa informan merupakan ketua BPD (Badan
Permusyawaratan Desa) sekaligus merupakan orang tua yang dituakan didesa
Sei Sentosa. Informan berusia 65 tahun dengan status sudah menikah, memiliki
8 orang anak dengan 6 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan. Selain
menjadi ketua BPD informan juga bekerja sebagai petani. Daerah rumah
Informan merupakan salah satu jalan yang telah diperbaiki dengan menggunakan
dana desa Informan tinggal diDesa Sei Sentosa tepatnya didusun IV. Menurut
informan dengan adanya Dana Desa ini dapat membantu desa dalam proses
pembangunan

karena

desa

membutuhkan

dalam

melakukan

aktivitas

pembangunan. Dana Desa yang dikelola di Desa Sei Sentosa sudah sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, karenakan Dana Desa yang dikelola ini sudah
musyawarahkan terlebih dahulu.
65
Universitas Sumatera Utara

2.

Sumartik
Ibu sumartik merupakan salah satu masyarakat yang aktif mengikuti

musrembang, informan merupakan salah satu masyarakat yang merasakan
kemudahan dalam aktifitas sehari-hari setelah pembangunan jalan dan parit.
Keseharian informan mengurus rumah tangga, status informan sudah menikah
memiliki 3 orang anak, 1 orang berjenis kelamin perempuan dan 2 orang lainnya
berjenis kelamin laki-laki, suami informan bekerja sebagai guru honor disalah
satu sekolah swasta tingkat SMP yang ada diDesa Sei Sentosa. Informan tinggal
diDesa Sei Sentosa tepatnya didusun II.Menurut ibu Sumartik Masyarakat
berpartisipasi dalam pengelolaan Dana Desa, bentuk partisipasi masyarakat
didalam proses penganggaran dan perencanaan yang di selenggarakan melalui
musdes dan musrenbang, kemudian selain itu partisipasi masyarakat bisa dilihat
dari pengawasan maksudnya ikut menjaga bangunan-bangunan yang dikelola
dengan menggunakan Dana Desa.
3.

Edi Wijaya
Bapak Edi Wijaya merupakan salah seorang yang memiliki peran

dipemerintahan Desa Sei Sentosa, Informan dipercayai sebagai Kaur Umum.
Selain sebagai kaur umum informan juga dipercayai sebagai ketua TPK (Tim
Pelaksana Kegiatan) untuk setiap proyek yang dananya berasal dari DD (Dana
Desa) informan menjadi ketua TPK sudah berjalan selama dua tahun. Umur
informan 47 tahun dengan status sudah menikah, memiliki 5 orang anak, istri
informan seorang ibu rumah tangga.

66
Universitas Sumatera Utara

4.

Miswadi
Bapak Miswadi merupakan salah satu kepala dusun di desa Sei Sentosa

tepatnya dusun 3 informan sudah 2 tahun menjabat sebagai kepala dusun,
informan juga selalu aktif mengikuti kegiatan musrembang, sebab itulah
informan mengerti mengenai masalah yang akan diteliti oleh peneliti. Selain
menjadi kepala dusun informan juga seorang petani dan pekerja bangunan, jika
tidak ada kegiatan dikantor kepala desa informan menyempatkan untuk
kesawah. Informan berusia 42 tahun dengan status sudah menikah, memiliki tiga
orang anak 1 orang berjenis kelamin perempuan dan 2 orang berjenis kelamin
laki-laki, istri informan seorang ibu rumah tangga. Informan tinggal diDesa Sei
Sentosa tepatnya didusun III.
5.

Edi
Bapak Edi Berusia 42 tahun dengan status sudah menikah serta

memiliki 2 orang anak, 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan, memiliki istri
yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Keseharian informan bekerja sebagai
petani pekebun. Informan tinggal diDesa Sei Sentosa tepatnya didusun IV,
informan merupakan masyarakat yang merasakan kemudahan-kemudahan
setelah Dana Desa dikelola untuk pembangunan jalan dan parit.
6.

Nurliyati
Ibu Nurliyati merupakan seseorang yang memiliki jabatan sebagai Kaur

Keuangan di Desa Sei Sentosa, informan sudah 6 tahun menjabat sebagai Kaur
Keuangan didesa. Informan berusia 32 tahun berstatus sudah menikah memiliki
2 orang anak diantaranya 1 berjenis kelamin laki-laki dan 1 berjenis kelamin
perempuan. Suami informan bekerja sebagai guru di salah satu Sekolah

67
Universitas Sumatera Utara

Menengah Atas yang ada di Kecamatan Panai Hulu, Informan bertempat tinggal
di dusun II.
7.

Suhardi
Bapak Suhardi merupakan kepala Desa Sei Sentosa yang ke 10

informan menjabat menjadi kepala desa pada tahun 2015-2020 sampai pada saat
ini informan sudah menjalani 2 tahun masa jabatannya. Semasa jabatannya telah
banyak perubahan yang terjadi pada Desa Sei Sentosa terutama pada
infrastrukturnya. Informan berusia 50 tahun berstatus sudah menikah dan
memiliki 4 orang anak.
8.

Saman
Bapak Saman merupakan masyarakat yang rajin menghadiri kegiatan

yang ada di Desa seperti musdes dan musrembang karena menurut informan
dengan mengikuti kegiatan tersebut jadi lebih mengetahui perkembangan di
desa. Informan berusia 43 tahun berstatus sudah menikah memiliki 3 orang anak
yang kesemuanya berjenis kelamin laki-laki. Keseharian informan bekerja
sebagai petani namun selain menjadi petani informan juga seorang tukang
bangunan, informan juga ikut bekerja pada pembangunan infrastruktur Desa.
9.

Irmawanto
Bapak Irmawanto merupakan seorang yang merasakan kemudahan-

kemudahan setelah adanya Dana Desa yang dikelola untuk pembangunan
infrastruktur. Keseharian informan bekerja sebagai petani sawit selain bertani
informan memiliki usaha kios yang menyediakan bahan-bahan pokok. Informan
berusia 36 tahun berstatus menikah memiliki 2 orang anak berjenis kelamin laki-

68
Universitas Sumatera Utara

laki dan perempuan, istri informan seorang guru disalah satu Sekolah Menengah
Pertama.
10.

Sugiani
Keseharian informan bekerja sebagai guru honor disalah satu

Pendidikan Anak Usia Dini yang ada di Desa Sei Sentosa, informan berusia 39
tahun berstatus sudah menikah memiliki 2 orang anak yang keduanya berjenis
kelamin perempuan, suami informan bekerja sebagai pekerja bangunan.
Informan merupakan salah seorang yang menyerahkan sebahagian tanahnya
untuk pembangunan jalan.
Filosofi Dana Desa yaitu meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan
pembangunan desa melalui peningkatan pelayanan publik didesa, memajukan
perekonomian desa, mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa, serta
memperkuat masyarakat desa sebagai subjek dari pembangunan. Dengan adanya
kebijakan dari pemerintah pusat memberikan anggaran kepada desa tentu sangat
membantu desa dalam melakukan pembangunan-pembangunan yang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Demikian juga dengan
penuturan informan yang bernama Ibu Nurliyati selaku kaur keuangan didesa
Sei Sentosa, informan mengatakan bahwa:
“ Iya sangat sangat membantu desa karena dengan adanya dana yang turun
kedesa membantu perubahan didesa, terutama dibidang infrastruktur yang
tadinya jalan-jalan kita rusak parit-parit banyak yang tumpat sekarang
dengan adanya dana desa kita bisa menyalurkan dana desa itu
sebagaimana kebutuhan”.
Hal serupa disampaikan oleh informan yang bernama Bapak Suhardi
selaku kepala Desa Sei Sentosa, informan mengatakan bahwa:
“ Dengan adanya dana desa mempercepat pembangunan desa baik
infrastruktur maupun pemberdayaan”.

69
Universitas Sumatera Utara

Sebenarnya desa memiliki sumber pendapat asli desa untuk melakukan
segala kegiatan yang ada didesa, namun jika hanya mengandalkan dana tersebut
proses pencapaian kesejahteraan masyarakat desa akan mengalami hambatan
bahkan stagnasi karena kurangnya dana. Hal ini juga yang dikatakan informan
Bapak Edi Wijaya selaku ketua TPK, informan mengatakan bahwa:
“ Iya jelas, karena untuk membangun itu dari mana dananya, kita
kekurangan dana dikarenakan desa kita ini tidak memiliki badan usaha,
kalau memang memiliki badan usaha baru bisa. Sedangkan kita ini
menganggarkan dana dari pemerintah pusat inilah”.
Begitu juga dengan penuturan informan yang bernama Bapak Samat
selaku ketua BPD ia mengatakan bahwa:
“ Dana Desa ini dapat membantu desa dalam proses pembangunan karena
desa butuh dana kan untuk melakukan aktivitas pembangunan”.
Dari penuturan para informan bahwa benar dengan adanya kebijakan
serta perhatian dari pemerintah pusat yaitu dengan memberikan anggaran bagi
desa yang dikenal dengan istilah Dana Desa (DD) dapat membantu desa dalam
melakukan kegiatan pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan bagi masyarakat. Desa sangat terbantu dengan tersalurnya Dana
Desa (DD) tersebut bukti nyatanya adalah telah banyak perbaikan-perbaikan
jalan dan parit yang dilakukan dengan menggunakan Dana Desa (DD) di Desa
Sei Sentosa. Sebab sebelum ada kebijakan ini desa sangat terbatas dalam
melakukan pembangunan-pembangunan, namun setelah pemerintah pusat
memberikan perhatiannya melalui pemberian dana kepada desa saat ini desa
semakin yakin dan percaya diri untuk melakukan perubahan-perubahan.

70
Universitas Sumatera Utara

4.4

Pengelolaan Dana Desa Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat di Bidang Sosial Ekonomi
Pengelolaan Dana Desa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

di bidang sosial ekonomi yakni meliputi prioritas penggunaan Dana Desa artinya
Dana Desa yang tersalur harus dikelola sesuai dengan kebutuhan utama
masyarakat yang bisa meningkatkan sosial ekonomi, meliputi prinsip yang
digunakan dalam pengelolaan Dana Desa dan selanjutnya meliputi tahapan yang
dilakukan dalam pengelolaan Dana Desa tersebut.
4.4.1

Prioritas

Penggunaan

Dana

Desa

Dalam

Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Sosial Ekonomi
Penggunaan Dana Desa memiliki dua bidang yang diprioritas dan harus
dijalankan yaitu bidang Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa, yang ke duanya ini menjadi prioritas kegiatan, anggaran dan belanja Desa.
Pada bidang pembangunan desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan, prioritas
penggunaan dana desa diarahkan untuk pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan desa, meliputi: pemenuhan kebutuhan dasar,

pembangunan

sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, pemanfaatan
sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan (dalam Peraturan mentri
desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi republik Indonesia
nomor 5 tahun 2015 tentang penggunaan dana desa untuk pembangunan desa
pasal 5).
Desa Sei Sentosa sudah dua periode menerima Dana Desa yakni sejak
tahun 2015 dan 2016

yang tujuannya untuk meningkatkan Kesejahteraan

71
Universitas Sumatera Utara

masyarakat. Dana Desa yang tersalur dikelola untuk pembangunan desa yaitu
pembangunan infrastruktur desa seperti jalan dan parit (saluran perairan). Dari
keseluruhan Dana Desa yang telah diterima, desa Sei Sentosa berhasil
membangun 12 proyek, 2 proyek pada tahun 2015 dan 10 proyek pada tahun
2016 yang diantaranya adalah sebagai berikut: Pembangunan parit pasangan di
gang Rasimun dan jalan Karang Taruna, kemudian pengerasan jalan Pemuda
yang berada didusun III, parit pasangan yang berada didusun III dan IV, parit
pasangan jalan Karang Taruna dusun IV B, platdekker dusun IV B jalan Beteng,
pengerasan jalan Karang Taruna 2 dusun IV B, rabat betton jalan Masjid Lama
dusun III, parit pasangan jalan Karya dusun II, rabat betton jalan Karya dusun II,
parit pasangan pada gang pendidikan dusun I B, parit pasangan gang Kesehatan
dusun I B (berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Desa Sei
Sentosa).Sesuai dengan pernyataan Bapak Suhardi yang mengatakan bahwa:
“ Dana Desa dimulai sejak tahun 2015 Dana Desa dikelola untuk saluran
air kemudian pembangunan jalan, karena desa kita kan desa pesisir pantai
dengan banyaknya curah hujan, pasang surut untuk melancarkan aliran air
desa jadi kita utamakan dan prioritaskan untuk saluran air ”.
Hal demikian juga disampaikan oleh informan Ibu Nurliyati, informan
menyampaikan bahwa:
“ Kalau Dana Desa dari pusat ini berjalan sejak tahun 2015 dan 2016, jadi
desa kita sudah dua kali menerima dana desa dari pusat ini dan
kesemuanya ini digunakan untuk infrastruktur. Karena Dana Desa memang
dikhususkan untuk pembangunan-pembangunan infrastruktur desa,
khususnya pembangunan parit, pembangunan jalan ”.
Begitu juga halnya dengan pernyataan bapak Samat, informan
menyampaikan bahwa :
“ Dana Desa yang ada digunakan untuk pembangunan infrastruktur jalan
dan parit, Dana Desa yang dikelola sudah sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, karnakan dana desa yang dikelola ini sudah kita

72
Universitas Sumatera Utara

musyawarahkan akan digunakan untuk apa dan itu kita ambil pendapat dari
masyarakat ”.
Dana Desa (DD) yang dikelola untuk pembangunan infrastruktur seperti
pengaspalan jalan, pengerasan jalan dan perbaikan parit di Desa Sei Sentosa
merupakan langkah yang tepat, sebab memang sebahagian besar kondisi jalan
dan parit yang ada di Desa Sei Sentosa mengalami kerusakan, kondisi jalan
ketika hujan turun akan sangat sulit dilalui kemudian aliran air yang ada di parit
tidak lancar sehingga menyebabkan banjir mudah melanda kawasan Desa Sei
Sentosa yang kemudian dapat menghambat segala aktifitas sosial ekonomi
masyarakat.
Dana Desa

yang tersalur di Desa Sei Sentosa dikelola untuk

pembangunan desa di bidang infrastruktur desa

atau prasarana tepatnya

pengaspalan jalan, pengerasan jalan dan parit, sebab desa ini memerlukan
penataan pembangunan yang lebih baik untuk menambah jenis permukaan aspal,
pengerasan Pembangunan jalan dan parit di Desa Sei Sentosa memang sebagai
prioritas dari penggunaan Dana Desa tahun 2015 dan 2016, pembangunan ini
menjadi kebutuhan dasar yang harus dipenuhi bagi masyarakat agar dapat
mempermudah segala aktifitas sosial masyarakat maupun aktifitas ekonomi
masyarakat, dengan kata lain menjadi prioritas karena merupakan akses bagi
masyarakat untuk dapat meningkatkan sosial ekonomi.Berikut pernyataan
informan yang bernama Bapak Samat:
“ Tentu bisa meningkatkan sosial ekonomi masyarakat ya, untuk bidang
sosial masyarakat ini gak susah lagi untuk melakukan interaksi dengan
masyarakat karena jalan sudah diperbaiki dan parit pun sudah diperbaiki
sehingga jika hujan tidak banjir dan tidak menyulitkan masyarakat untuk
melakukan kegiatan sosialnya. Kemudian kalau ekonomi menambah
pendapatan karena pekerja yang diambil masyarakat setempat ”.

73
Universitas Sumatera Utara

Hal serupa juga disampaikan informan Bapak Edi yang mengatakan
bahwa:
“ Infrastruktur berupa jalan dan parit karena memang di desa Sei Sentosa
yang perlu dibangun dan diperbaiki karena memang jalan di tempat kita ini
rusak, dan memang ini yang dibutuhkan masyarakat, Kalau secara sosial
masyarakat bisa menikmati dari jalan yang rusak sekarang sudah bagus,
membantu anak sekolah tidak susah lagi untuk berangkat ke sekolah, kalau
yang dulu halaman rumahnya sering kebanjiran sekarang sudah berkurang
karena sudah dibangun saluran air itu kan. Kalau secara ekonomi seperti
mempelancar kendaraan pengangkut hasil bumi untuk menjual hasil
buminya, misalnya sawit, kemudian untuk pekerja bangunan bisa
menciptakan lapangan pekerjaan meskipun sifatnya sementara yang
pentingkan masyarakat dilibatkan dari situlah bisa menambah ekonomi
untuk pekerja ”.
Senada dengan informan bapak Edi, bapak Miswadi yang merupakan
salah satu orang yang merasakan kemudahan-kemudahan tersebut apalagi jalan
di sekitar rumahnya telah dilakukan perbaikan menurut informan setelah adanya
perbaikan jalan dan parit kegiatan sehari-hari informan menjadi lebih mudah
baik dari segi sosial maupun ekonomi. Dari segi sosial ketika informan hendak
berpergian menjadi lebih mudah sebab tidak perlu memutar untuk memilih jalan
yang bagus agar bisa dilewati, kemudian karena jalan sudah bagus dan tidak
becek lagi anak informan pergi ke sekolah juga lebih mudah. Dari segi ekonomi
juga membawa pengaruh bagi masyarakat terutama bagi informan selaku pekerja
bangunan karena memberikan lowongan pekerjaan. Berikut pernyataan
informan:
“ Dana yang ada itu untuk pembangunan jalan, parit terus plat dekker jadi
intinya dana desa yang ada digunakan untuk pembangunan infrastruktur
desa. Ada10 bangunan yang dibangun dengan menggunakan dana desa.
Karena sebenarnya dana desa ini pun kan diprioritaskan untuk
pembangunan infrastruktur agar mempermudahkan masyarakat gitu kan,
selain itu karena memang pembangunan jalan dan parit lah yang
dibutuhkan masyarakat terlebih dahulu, ini pasti bisa meningkatkan sosial
ekonomi masyarakat terutama untuk pekerja bangunan itu kan, membangun
jalan dan parit ini dengan menggunakan masyarakat setempat untuk

74
Universitas Sumatera Utara

dijadikan pekerja, pekerjanya ini digaji harian, selain itu bisa memberikan
lowongan pekerjaan juga, untuk anak-anak muda yang lontang lantung ini
kan bisa ikut bekerja bangunan ini, kegiatan sehari-hari ya lebih mudah
karena jalan makin bagus mau kemana-kemana tidak harus memutar dari
jalan yang lebih jauh, karena jalannya sudah dibangun jadi lebih dekat,
kemudian tidak becek lagi sehingga memudahkan anak-anak kesekolah ”.
Begitu juga dengan penuturan informan Bapak Edi Wijaya yang
menuturkan bahwa:
“ Rata-rata dana desa itu yang pertama untuk infrastruktur, bentuk
infrastrukturnya yaitu perbaikan jalan, saluran air karena wilayah kita kan
wilayah pantai yang kalau musim hujan terjadi banjir, karena memang
dibutuhkan infrastruktur itu untuk menaikan ekonomi, infrastrukturnya
beton jalan. Dengan Dana Desa yang dialokasi untuk pembangunan jalan
dan perbaikan saluran perairan atau parit bisa membantu sosial ekonomi
masyarakat. Secara ekonomi hasil bumi lancar untuk dikeluarkan dan
dipasarkan kemudian kalau untuk secara sosial bisa dikatakan untuk
memudahkan masyarakat masyarakat berinteraksi. Ya bisa meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, kalau jalan tidak bagus ya bagaimana
masyarakat untuk mengeluarkan dan menjual hasil bumi, pasti akan
susah”.
Sedangkan menurut penuturan informan bapak irmawanto orang yang
merasakan dampak positif dengan adanya pengelolaan Dana Desa yang dikelola
untuk infrastruktur. Berikut penuturan informan :
“ Kalau mau keladang pun gak payah gak mesti muter-muter jalnnya
tinggal dari jalan yang ini dekat . memang pun sebenarnya kalau mutar
jalan tidak memakan waktu yang lama tapikan kalau ada yang lebih dekat
dan gampang ya mending itu. jadi lebih gampanglah kesana kemari kayak
saya ini kan beerjualan juga, jadi kalau belanjaan habis gak pala payah
kali untuk belanja karena jalannya udah bagus, biasanya mesti dua kali
balik untuk mengambil belanjaan karena kalau sekali jalan takut ya ”.
Menurut informan bapak Saman yaitu merupakan salah seorang
masyarakat yang sering hadir dalam musyawarah pengelolaan Dana Desa
bahkan informan juga seorang pekerja bangunan yang ikut bekerja pada proyek
Dana Desa tersebut secara jelas menyampaikan bahwa dengan adanya Dana
Desa yang dikelola untuk pembangunan infrastruktur ini menambah pendapat

75
Universitas Sumatera Utara

bagi dirinya bahkan informan merasa terbantu dengan adanya pembangunan ini.
Berikut penuturan informan :
“ Ya gitu aktifitas sehari-hari jadi gampang kemudian merasa puas dan
terbantu dengan adanya Dana Desa yang diprioritaskan untuk infrastruktur
jalan dan parit, semakin lancar aktifitas ekonomi seperti yang kamu
katakan tadi tidak terhambat bisa menyerap tenaga kerja karena swakelola,
swakelola ini kan artinya menyerap tenaga kerja langsung, menambah
pendapatan juga karena ikut kerja bangunan itu upah kerjanya itu kalau
tukang Rp 100.000 per hari sedangkan kernet (pembantu tukang) lah kita
katakana itu upahnya Rp 80.000 per hari ”.
Secara ekonomi pernyataan bapak Saman juga senada dengan informan
Ibu Nurliyati namun, secara sosial menurut informan dapat dilihat dari
pemerintah desa yang mempekerjakan masyarakat setempat menjadi pekerja dari
proyek Dana Desa ini serta semakin meningkatnya kegiatan gotong royong
yang dilakukan masyarakat Desa beserta perangkat-perangkat Desa sejak Dana
Desa dialokasikan untuk pembangunan jalan dan parit, berikut penuturannya :
“ iya, kalau secara sosialnya dengan adanya dana desa yang masuk kedesa
kita yaitu sei sentosa khususnya untuk tahun ini kita bisa memprioritaskan
10 proyek dari dana desa yang kita terima dan tentunya dari 10 proyek ini
kita bisa menswakelolakan tenaga-tenaga kerja dari desa setempat sendiri
tadinya yang sedang menganggur bisa ikut bekerja dalam pengelolaan
infrastruktur didesa. Sedangkan dari segi ekonomi pekerja bangunan yang
tadinya menganggur bisa mendapatkan penghasilan dengan ikut bekerja
dalam proyek Dana Desa ini kemudian akses untuk mengeluarkan hasil
bumi seperti sawit lebih mudah karena tadinya kan susah,, Sebelum dan
sesudah adanya dana desa untuk pembangunan infrastruktur didesa, desa
Sei Sentosa selalu mengadakan kegiatan rutin jumat bersih yaitu gotong
royong bersama, antara perangkat-perangkat desa bersama dengan
masyarakat desa dan itu selalu rutin dilakukan setiap hari jumat, kita
namakan ini jumat bersih. Kemudian setelah diperbaikinya jalan dan parit
didesa partisipasi masyarakat semakin meningkat dan atas kesadaran
mereka semakin giat melakukan gotong royong untuk merawat dan menjaga
bangunan-bangunan tersebut ”.
Dari pernyataan para informan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwasannya Dana Desa yang sejak tahun 2015 tersalur di Desa Sei Sentosa
yang diprioritaskan untuk meningkatkan sosial ekonomi masyarakat dikelola
76
Universitas Sumatera Utara

untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan dan parit. Sarana dan prasarana
fisik di lingkungan desa memang hal yang harus diutamakan, pembangunan
sarana dan prasarana fisik ini nantinya akan mempermudah akses masyarakat
untuk melakukan kegiatan sosial ekonomi, selain itu menurut Immanuel (2010 :
18) pembangunan jalan dilakukan untuk membuka segala

akses yang

menyangkut kehidupan masyarakat di dalamnya sehingga mampu mencegah
terisolirnya masyarakat baik dari segi sosial maupun ekonomi.
Infrastruktur jalan dan parit ini merupakan akses utama masyarakat
dalam menjalankan dan meningkatkan segala aktifitas sosial ekonomi
masyarakat sehingga membuat infrastruktur ini sebagai kebutuhan yang harus
dipenuhi. Dahulu sebelum adanya pembangunan infrastruktur ini jalan banyak
yang rusak dan belum mendapatkan pengaspalan kemudian aliran perairan
tersumbat sehingga ketika hujan turun akan mudah banjir baik halaman rumah
masyarakat ataupun jalan ketika air didalam parit tidak dapat mengalir dengan
baik tentunya air ini akan meluap kejalan maka jalan akan becek dan susah
untuk dilalui. Hal ini tentunya berdampak pada masyarakat, aktifitas sosial
ekonomi masyarakat menjadi tidak berjalan dengan efektif dan efisien, namun
saat ini dengan Dana Desa yang dikelola untuk pembangunan infrastruktur
tersebut kondisi jalan dan parit di Desa Sei Sentosa saat ini semakin bagus jalanjalan yang berada pada gang maupun tidak kini telah mendapatkan pengaspalan
dan pengerasan begitu juga dengan parit yang kini aliran airnya telah lancar
sehingga tidak tersumbat lagi menjadikan mayarakat sekitar semakin mudah
dalam melakukan aktifitas sosial ekonomi.

77
Universitas Sumatera Utara

Dari segi sosial dengan Dana Desa dikelola atau diprioritaskan
penggunaannya untuk pembangunan infrastruktur jalan dan parit, masyarakat
sangat menikmati hasil dari pembangunan tersebut, kemudian kegiatan gotong
royong yang dilakukan masyarakat setempat semakin meningkat, masyarakat
dan perangkat-perangkat desa setiap minggunya rutin melakukan gotong royong
untuk menjaga dan membersihkan jalan dan parit yang telah dibangun kemudian
aktifitas sosial masyarakat menjadi lebih mudah baik antar Desa maupun
wilayah lainnya misalnya saja ketika hendak pergi kepesta kemudian mengantar
anak ke sekolah ataupun menyangkut aktifitas sosial lainnya dapat dilaksanakan
secara efisien.
Begitu juga dengan

aktifitas ekonomi

masyarakat yang menjadi

mudah, efektif dan efisien misalnya saja untuk melakukan penjualan hasil bumi
seperti sawit dapat dilakukan dengan efektif dahulu sebelum ada perbaikan jalan
masyarakat yang ingin menjual sawit sangat susah karena melewati jalan yang
rusak dengan begitu akan memerlukan waktu yang cukup lama, selain menjual
sawit kegiatan berbelanja barang-barang pokok ke kios ataupun grosir menjadi
mudah karena tidak perlu memutar jalan yang lebih jauh untuk menghindari
jalan yang rusak. Selain itu untuk sebahagian masyarakat dengan Dana Desa
dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur membuka lowongan pekerjaan,
bagi masyarakat yang menganggur maupun yang bekerja bisa ikut bekerja
sebagai tukang bangunan dengan diberikan upah harian, untuk tukang diberikan
upah sebesar Rp 100.000 perhari sedangkan pembantu tukang (kernet) diberikan
upah sebesar Rp 80.000 perhari. Hal ini sangat bermanfaat bagi masyarakat

78
Universitas Sumatera Utara

mengingat aktifitas perekonomian sangat penting dalam menunjang kehidupan
masyarakat.
Setiap proses pengelolaan Dana Desa yang dilaksanakan oleh
pemerintah harus mampu memberikan perubahan yang positif dan bermanfaat
terhadap masyarakat tanpa terkecuali, dan pada akhirnya tujuan dari pengelolaan
Dana Desa untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dapat
tercapai. Berdasarkan itu semua pengelolaan Dana Desa di Desa Sei Sentosa
telah membawa perubahan yang positif terhadap sosial ekonomi masyarakat.
Jika dikaji dengan menggunakan teori, dalam penelitian ini kita dapat
menggunakan teori fungsionalisme struktural oleh Robert K. Merton.Menurut
teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagianbagian atau elemen-elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam
keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan membawa
perubahan pula pada bagian yang lain. Inti dari teori ini adalah:
1. Fungsi yaitu akibat-akibat

yang dapat diamati menuju adaptasi

penyesuaian dalam suatu sistem. Fungsi terdiri dari dua bagian yakni
Fungsi manifest yaitu fungsi yang diharapkan dan Fungsi laten yaitu
fungsi yang tidak diharapkan.
2. Disfungsi yaitu akibat negatif yang muncul dalam penyesuaian suatu
sistem.
Jika dari segi fungsi, maka

pemerintah pusat yang memberikan

anggaran bagi desa yang dikenal dengan istilah Dana Desa (DD) dapat
membantu desa dalam meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Desa
sangat terbantu dengan tersalurnya Dana Desa (DD) tersebut bukti nyatanya

79
Universitas Sumatera Utara

telah banyak perbaikan-perbaikan jalan dan parit yang dilakukan dengan
menggunakan Dana Desa (DD) di Desa Sei Sentosa. Sebab sebelum ada
kebijakan

ini

desa

sangat

terbatas

dalam

melakukan

pembangunan-

pembangunan, namun setelah pemerintah pusat memberikan perhatiannya
melalui pemberian dana kepada desa saat ini desa semakin yakin dan percaya
diri untuk melakukan perubahan-perubahan.
Dengan adanya Dana Desa dapat membantu desa dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat terutama di bidang sosial ekonomi. Dalam teori
Robert K. Merton hal ini termasuk ke dalam fungsi manifest (fungsi yang
diharapkan).Dapat dikatakan demikian dikarenakan hasil dari pengelolaan Dana
Desa ini merupakan harapan dari masyarakat, sehingga sesuai dengan kebutuhan
dasar masyarakat.Dana Desa yang dikelola untuk pembangunan infrastruktur
seperti pengerasan jalan, pengaspalan jalan, perbaikan parit serta pembangunan
platdekkermemberikan dampak yang positif bagi kesejahteraan sosial ekonomi
masyarakat Desa Sei Sentosa, masyarakat menjadi lebih mudah dalam
menjalankan aktifitas sehari-hari baik dari segi sosial maupun dari segi ekonomi.
Dari segi sosialmasyarakat sangat menikmati hasil dari pembangunan tersebut,
kemudian kegiatan gotong royong yang dilakukan masyarakat setempat semakin
meningkat, masyarakat dan perangkat-perangkat desa setiap minggunya rutin
melakukan gotong royong untuk menjaga dan membersihkan jalan dan parit
yang telah dibangun kemudian aktifitas sosial masyarakat menjadi lebih mudah
baik antar Desa maupun wilayah lainnya misalnya saja ketika hendak pergi
kepesta kemudian mengantar anak ke sekolah ataupun menyangkut aktifitas
sosial lainnya dapat dilaksanakan secara efisien.

80
Universitas Sumatera Utara

Sedangkan dari segi ekonomidapat dilihat dari aktifitas ekonomi
masyarakat yang menjadi mudah, efektif dan efisien misalnya saja untuk
melakukan penjualan hasil bumi seperti sawit dapat dilakukan dengan efektif
dahulu sebelum ada perbaikan jalan masyarakat yang ingin menjual sawit sangat
susah karena melewati jalan yang rusak dengan begitu akan memerlukan waktu
yang cukup lama, selain menjual sawit kegiatan berbelanja barang-barang pokok
ke kios ataupun grosir menjadi mudah karena tidak perlu memutar jalan yang
lebih jauh untuk menghindari jalan yang rusak. Selain itu untuk sebahagian
masyarakat dengan Dana Desa dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur
membuka lowongan pekerjaan, bagi masyarakat yang menganggur maupun yang
bekerja bisa ikut bekerja sebagai tukang bangunan dengan diberikan upah
harian, untuk tukang diberikan upah sebesar Rp 100.000 perhari sedangkan
pembantu tukang (kernet) diberikan upah sebesar Rp 80.000 perhari.
4.4.2

Prinsip

Penggunaan

Dana

Desa

Dalam

Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Sosial Ekonomi
Dana Desa yang kini digulirkan setiap tahun kepada seluruh desa dalam
penggunaannya

harus

dapat

dipertangungjawabkan.

Pertanggungjawaban

keuangan merupakan suatu dimensi penting dalam pengelolaan keuangan
termasuk Dana Desa. Sehingga pengelolaan Dana Desa merupakan hal yang
perlu diperhatikan. Dengan pengelolaan yang baik dan benar diharapkan mampu
membawa perubahan bagi masyarakat, pengelolaan Dana Desa yang baik dan
benar tidak terlepas dari prinsip-prinsip yang diterapkan didalamnya, Prinsip
dapat dipahami sebagai suatu kondisi yang harus ada dan mungkin atau tidak
mungkin juga berarti aturan umum yang digunakan sebagai panduan (misalnya

81
Universitas Sumatera Utara

untuk perilaku dasar). Maka pengelolaan Dana Desa di Desa Sei Sentosa
dilakukan secara transparan, swakelola dan keadilan, ketiga prinsip ini dianggap
bisa membuat pengelolaan Dana Desa untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di bidang sosial ekonomi berjalan dengan efektif dan efisien.
Kemudian ketiga prinsip ini dapat diterapkan karena adanya integritas
yang baik antara perangkat desa dan kepala desa, integritas disini maksudnya
adalah keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki
potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan, kejujuran. Kepala
desa dan perangkat desa akan memandang keuangan desa sebagai suatu amanah
yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan warga desa.
Dengan demikian, kepala desa dan perangkat desa tidak memiliki pemikiran
untuk menyalahgunakan Dana Desa untuk memperkaya diri sendiri dan
keluarga, maka pengelolaan Dana Desa di Desa Sei Sentosa dilakukan secara
transparan, swakelola dan keadilan. Hal ini disampaikan oleh informan saya
yang bernama bapak Miswadi, informan mengatakan bahwa:
“ Iya lah dana desa yang ada dikelola secara transparan dan swakelola,
artinya begini swakelola itu berarti berdasarkan gotong royong masyarakat
kemudian kalau untuk transparan ini kita bisa lihat dari adanya plang atau
sepanduk pemberitahuan jumlah dana yang digunakan untuk membangun
jalan dan parit ini berapa, itu disitu tertera gitu, jadi kita bisa tau dana
membangun ini habis berapa, berapa panjang dan ketebalan jalan dan parit
yang dibangun. Transparan ini sangat penting ya, supaya masyarakat ini
juga tidak saling mencurigai dana desakan untuk masyarakat, jadi
masyarakat harus tau dana yang ada digunakan untuk apa”