Modus Tuturan Bahasa Arab Oleh Pembelajar Bahasa Arab di Medan ( Kajian Fonetik Eksperimental )
BAB II
KONSEP, KERANGKA TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
2.1
Konsep Fonologi dan Fonetik
Fonologi adalah ilmu mengkaji sistem bunyi bahasa dan merupakan
cabang dari ilmu linguistik berfungsi untuk membahas cara-cara bunyi suatu
bahasa digunakan sehingga dapat menghasilkan kata dan ujaran melalui alat ujar
atau speech organs manusia. Fonetik adalah ilmu yang mengkaji bunyi bahasa
sebagai tindak tutur, atau studi bunyi bahasa yang berkenaan dengan peristiwa
bahasa tanpa mempertimbangkan fungsinya. (Trubetzkoy 1962) Secara disiplin
ilmu Fonetik ini dapat ditelaah dari tiga sudut pandang yang dapat mengkaji halhal yang berkaitan dengan: (1) Fonetik Akustik yaitu; cabang ilmu fonetik yang
menyelidiki ciri-ciri fisik dan bunyi bahasa. (2) Fonetik Artikulatoris yaitu;
cabang ilmu fonetik yang menyelidiki bunyi berdasarkan alat-alat ucap dalam
artikulasi.( 3) Fonetik Auditoris yaitu; cabang ilmu fonetik yang menyelidiki
bunyi berdasarkan pendengaran sebagai persepsi bahasa.
2.2
Kerangka Teori
Kajian ini memfokuskan pada bunyi bahasa Arab yang diujarkan oleh
pembelajar bahasa Arab di Universitas Al Washlliyah Medan. Bunyi yang
diujarkan memperlihatkan adanya frekuensi, intensitas dan durasi. Frekuensi
memperlihatkan kontur tuturan dalam modus kalimat deklaratif, interogatif dan
imperatif. Durasi memperlihatkan nada tinggi, nada rendah, nada dasar, nada
Universitas Sumatera Utara
final dan julat nada. Intensitas memperlihatkan keras dan nyaringnya suara bunyi
yang berpangkal pada luasnya atau lebarnya gelombang.
2.2.1 Ilmu Fonetik
Ilmu Fonetik ini dapat ditelaah dari tiga sudut pandang yang dapat
mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan: (1) Fonetik Akustik (2) Fonetik
Artikulatoris ( 3) Fonetik Auditoris. Fonetik Akustik yaitu; cabang ilmu fonetik
yang menyelidiki ciri-ciri fisik dan bunyi bahasa. Kata akustik bermakna cabang
dari fisika yang mencakupi unsur-unsur bunyi, yang dalam konteks bahasa bunyi
yang ditransmisikan dalam ujaran. Fonetik akustik juga disebut fonetik fisikal,
fonetik matematik, atau fonetik instrumental, karena berhubungan dengan
gelombang bunyi yang merambat di udara. Adapun yang merupakan objek dari
fonetik akustik adalah gelombang suara (sound waves) yang diucapkan dan
didengar sewaktu berlangsungnya transmisi. Gerakan bunyi dari mana pun
sumber atau asalnya mancakup udara secara fisikal melibatkan penaikan dan
penurunan tekanan udara (air pressure) yang selanjutnya dalam getaran menuju
titik luluh (vinishing point).
Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan menganalisis bunyi-bunyi
ujaran yang dipakai dalam tutur, serta mempelajari bagaimana menghasilkan
bunyi-bunyi tersebut dengan alat ucap manusia (Keraf 1987 : 30). Dengan kata
lain bahwa fonetik adalah mengkaji bunyi pada tataran permukaan yaitu tataran
yang merefleksikan peristiwa artikulasi, akustis dan perseptual untuk peristiwa itu.
Untuk dapat menempatkan fonetik dalam konteks studi kebahasaan, perlu
menyadari pentingnya peroses bunyi dalam ujaran, karena fonetik sebagai ilmu
menghasilkan bahasa yang dapat didengar. Proses terjadi mulai dari saat
Universitas Sumatera Utara
pembentukan bunyi-bunyi oleh si penutur sampai kepada si pendengar yang
memperoleh informasi berharga. Itulah pentingnya kajian fonologi dan fonetik
yang secara teoritis dan konseptual memberikan metodologi dan pendekatan
untuk menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang ada di dunia. Menurut Samsuri
(1978:93) fonetik akustik adalah cara arus bunyi yang keluar dari rongga mulut
dan atau rongga hidung si pembicara yang merupakan gelombang-gelombang
bunyi udara yang didasarkan kepada penghasilan ilmu fisika dan matematika.
Fonetik akustik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa sebagai
peristiwa atau fenomena alam. (Chaer 1994:103). Sebagai cabang dari fonetik,
fonetik akustik merupakan bagian dari kajian linguistik yang mengacu pada
kajian unsur-unsur fisikal dari bunyi-bunyi ujaran, seperti tinggi nada, frekuensi,
amplitudo dan lainnya (Ridwan 2006:292).
Perangkat gelombang suara (sound waves) yang merupakan unsur utama
dalam kajian akustik mempunyai sifat-sifat gelombang bunyi sebagai berikut; (1)
Amplitudo, atau jarak suara dari tekanan tertinggi dan terendah ke titik rata-rata.
Semakin besar amplitudo maka semakin nyaring bunyi suara yang terdengar. (2)
Frekuensi, atau jumlah getaran antara titik-titik tinggi dan rendah dalam tekanan
udara per satuan waktu tertentu. (3) Kesederhanaan, atau kompleksitas yang
merupakan gelombang bunyi suara yang menghasilkan getaran (Ridwan, 2006:
278).
2.2.2 Struktur Akustik
Lapoliwa (1998) mengatakan bahwa struktur akustik memiliki perbedaan
dalam hal tinggi nada (picht), keras atau kualitas bunyi vokal [ i ] dan [e]
misalnya, tetap akan dapat dibedakan walaupun diucapkan dengan tinggi nada,
Universitas Sumatera Utara
dan keras yang sama betul karena bunyi-bunyi itu memilki kualitas sendirisendiri. Sebaliknya vokal yang sama, misalnya [a], apabila diucapkan dengan
tinggi nada atau keras yang berbeda, kita akan dapat mendengar bahwa [a] yang
pertama lain daripada [a] yang kedua dalam hal tinggi (nada) atau keras
lembutnya.
Bright (1992) menambahkan bahwa fonetik akustik menyelidiki
gelombang suara sebagai peristiwa fisika atau fenomena alam yang membentuk
hubungan antara pembicara dengan pendengar. Gelombang-gelombang udara
yang bergerak keluar akan mengeluarkan gelombang suara. Artinya akibat
pergeseran molekul-molekul udara yang mengakibatkan getaran. Bergeraknya
molekul-molekul yang lain dan molekul yang lain mendorong molekul udara yang
lain lagi, dan begitu seterusnya sampai membentuk gelombang suara itu, maka
ada beberapa yang harus diperhatikan, yaitu frekuensinya, intensitasnya dan
durasinya.
2.2.2.1
Frekuensi
Menurut Lehiste (1970) frekuensi adalah jumlah getaran yang didasarkan
pada beberapa banyak gelombang tersebut dalam masa satu atau detik. Frekuensi
juga menentukan titik nada atau nada. Titik nada disebut juga intonasi yang
memiliki sistem tingkatan naik dan turun bunyi serta keragaman pada rangkaian
nada ujaran di dalam bahasa. (Siregar 2000). Namun hal tersebut sangat sulit
untuk mendeskripsikan frekuensi bunyi bahasa secara konkrit, sebab bunyi bahasa
itu dapat diujarkan akan tetapi tidak dapat diamati secara akurat.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.2
Intensitas
Intensitas adalah keras atau nyaringnya suara bunyi secara akustik yang
terpangkal pada luasnya atau lebarnya gelombang udara (Hayward 2000:32).
Semakin besar tenaga yang dikeluarkan, semakin kuat tekanan udara, dan oleh
karena itu semakin nyaring yang terdengar (Sugiyono 2003:83).
2.2.2.3
Durasi
Menurut Sugiyono (2003) Durasi adalah waktu yang diperlukan untuk
realisasi sebuah segmen yang diukur dalam satuan milidetik atau hentian sesaat
yang lazim disebut jeda. Jika segmen itu kalimat, perbedaan waktu itu biasa
disebut dengan tempo. Struktur temporal yang dikenal juga sebagai durasi, adalah
seperangkat aturan yang menentukan pola durasi dalam tuturan. Dalam kajian ini
ciri akustik tuturan bahasa Arab akan dikaitkan dengan aspek bunyi vokal,
konsonan dan lainya yang termasuk dalam kategori bunyi suprasegmental.
2.2.2.4
Nada Dasar
Nada Dasar (ND) dapat digunakan untuk menyebut frekuensi dasar nada
awal yang sesuai dengan sebuah alir nada atau sebuah kontur (Halim dalam
Sugiyono 2003). Kajian ini menetapkan nada awal itu sebagai dasar acuan
pendeskripsian, yakni pola perubahan nada di dalam alir nada dan kontur intonasi
akan dideskripsikan dengan cara memperhatikan ukuran perbedaan nada.
2.2.2.5
Nada Final
Nada Final (NF) adalah nada yang terdapat pada akhir kontur intonasi
secara keseluruhan. Nada ini dapat memisahkan antara satu kontur dengan kontur
yang lain dan disebut dengan batas final. Oleh karena itu pembedaan struktur
Universitas Sumatera Utara
melodik tuturan dari modus deklaratif, interogatif dan imperatif didasarkan pada
tinggi nada final.
2.2.2.6
Puncak Nada
Puncak nada digunakan untuk menyebut prominensi tertinggi dalam
sebuah alir nada. Dalam kaitannya dengan Fo puncak nada adalah Fo tertinggi
dalam sebuah alir nada, sedangkan lawan dari nada puncak adalah lembah.
2.2.2.7
Julat Nada
Julat Nada adalah rentang Fo dalam sebuah ujaran. Nada dasar ditentukan
dengan menghitung selisih Fo tertinggi dan Fo terendah.
2.2.2.8
Alir Nada
Alir nada adalah komposisi nada-nada dalam domain konstituen
pembentuk suara. Sebuah alir nada dapat digambarkan atas dasar perbandingan
atau perubahan tinggi Fo. Sugiyono (2003), konsep alir nada ini kurang lebih
tidak ada perbedaan dengan konsep pola nada
kombinasi nada dalam domain
kelompok jeda atau tona.
2.2.2.9 Kontur Intonasi
Kontur Intonasi adalah perpaduan nada yang dapat memberi ciri melodik
tuturan pada konteks modus, dan juga dapat membentuk struktur melodik sebuah
tuturan. Sesungguhnya intonasi dianalisis sebagai kontur ada didalamnya variasi
tingkat tinggi nada.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.10 Jeda
Jeda adalah hentian sesaat antara segmen dengan segmen berikutnya
dalam sebuah tuturan. Jeda digunakan sebagai pembatas konstituen pokok ujaran
seperti antara klausa yang satu dengan klausa yang lainnya.
2.2.3 Fonetik Bahasa Arab ( علم اأص اʕilmu al aṣwāt
Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki bunyi-bunyi dalam bahasa tanpa
memperhatikan
fungsinya
dalam
membedakan
makna.
(Basyar
:2000)
mengatakan bahwa Ilmu Al Aṣw t adalah studi tentang bunyi pada saat diucapkan
dan membawa pengaruh kepada pendengaran tanpa memperhatikan makna suara
tersebut dalam bahasa tertentu.
Menurut Al Tawwab ( 1997 ) Ilmu Al Aṣw t adalah;
""
ا غ
ا
ا
ا
( “ ااal ʕilmu allaðī yudarrisu al ṣauta al insaniya min
ا
wijhati al na ẓari al luɣawiyah). Artinya; ” suatu ilmu yang mempelajari bunyi
suara manusia dari aspek kebahasaan”. Menurut Al Khauli (1982) Ilmu Al
Aṣw t adalah ilmu yang mempelajari tentang pembentukan, perpindahan dan
penerimaan bunyi bahasa.
2.2.3.1
Bunyi Vokal Bahasa Arab
Sistem bunyi bahasa Arab di dalam penelitian ini dikaji dari sudut
pendekatan fonetik eksperimental yaitu menyelidiki bunyi – bunyi bahasa
berdasarkan intensitas, durasi, tekanan dan tinggi rendahnya. Bunyi vokal (ṣā-it)
yaitu;
ءا
أ
ا
أ إ
ا
ا
"
ا
أ ء
" اأص ا ا
أ
اء غ
Universitas Sumatera Utara
( al a ṣwāt allati taχruju min al jihāzi al ṣauti wa allati taftaqidu wujuda ayyi
ʕitirāᵭin min qibali a ʕᵭāi al nuṭqi sawāun bi al ɣalqi auw bi alta ᵭyīqi aθnāi
nuṭqiha) artinya; bunyi-bunyi yang keluar dari alat ucap yang tidak mendapat
hambatan sedikitpun baik secara tertutup maupun adanya penyempitan di saat
penuturannya.
Dalam bahasa Arab ada tiga macam bunyi vokal yaitu; bunyi [ a / u / i ].
Berdasarkan panjang pendeknya bunyi vokal dapat dibagi kepada dua macam
yaitu;
(1) vokal pendek (ṣaut qa ṣīrah)
bunyi vokal [ a ] dilambangkan dengan [ ] ـــــdisebut fatħah posisinya terletak di
atas bunyi konsonan.
Contoh: [ فـ ـ/ fa-ta-ħa] artinya; membuka,
-
bunyi vokal [ u ] dilambangkan dengan [ ] ــــــdisebut ᵭummah posisinya
terletak di atas bunyi konsonan.
Contoh: [
-
/ ku-tu-bun ] artinya; banyak buku.
bunyi vokal [ i ] dilambangkan dengan [ ]ــــــdisebut kasrah posisinya
terletak di bawah bunyi konsonan.
Contoh: [ ـ/ min] artinya; dari.
(2) vokal panjang ( ṣaut ṭawīlah )
-
bunyi vokal [
] disebut alif dilambangkan dengan [ ] اposisinya
terhubung dengan bunyi konsonan.
Contoh: [
-
/ bā-bun ] artinya; pintu.
bunyi vokal [
] dilambangkan dengan [
] disebut wāu posisinya
terhubung dengan bunyi konsonan.
Universitas Sumatera Utara
Contoh: [
-
/ nū-run ] artinya; cahaya.
bunyi vokal [
] disebut yāɁ posisinya
] dilambangkan dengan [
terhubung dengan bunyi konsonan.
Contoh : [
ص/ ṣa-dī-qun ] artinya; teman.
lambang bunyi
nama bunyi
A
[ ] ــــــــ
fathah
ف
U
[ ] ــــــــ
dhummah /
I
[ ] ـــــــ
kasrah
/
[ ] ا
alif
/
[
]
wāw
[
]
yā
/
Vokal Pendek
Vokal Panjang
اف
ا
/
/
ء
Bagan 1 Bunyi Vokal Bahasa Arab
2.2.3.1.1Bunyi Vokal Berdasarkan Posisi Lidah
Berdasarkan tinggi rendahnya posisi lidah bunyi-bunyi vokal dapat
diklasifikasikan menurut:
1. Vokal tinggi atas,
-
bunyi [ i ] dilambangkan dengan [ ]ــــــdisebut kasrah
Contoh: [ ـ/ min] artinya; dari,
-
bunyi [ u ] dilambangkan dengan [ ] ـــــــdisebut ᵭummah
Contoh: [ ٌ
/ ku-tu-bun ] artinya; banyak buku.
2. Vokal rendah,
-
bunyi [ a ] dilambangkan dengan [ ] ـــــdisebut fatħah
Universitas Sumatera Utara
Contoh: [ فـ ـ/ fa-ta-ħa ] artinya; membuka.
Adapun bunyi vokal berdasarkan maju mundurnya lidah maka dapat
dibedakan atas: 1. Vokal depan,
-
bunyi [ I ] dilambangkan dengan [ ]ــــــdisebut kasrah
Contoh: [
-
/ ki tā bun] artinya; buku,
bunyi [ a ] dilambangkan dengan [ ] ـــــdisebut fatħah
Contoh: [
أ/ akala ] artinya; memakan .
2. Vokal belakang,
-
bunyi [ u ] dilambangkan dengan [ ]ـــــــdisebut ᵭummah
Contoh: [
أ/ yaɁku lu] artinya; dia memakan.
ـــ
ـــ
uــــ
ــــ
Bagan 2 : Vokal BA Berdasarkan Posisi Lidah
2.2.3.1.2 Bunyi Vokal Berdasarkan Striktur
Bunyi vokal berdasarkan bentuk mulut dapat dibedakan menjadi;
1. Vokal tertutup, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah dalam posisi setinggi
mungkin. bunyi pendek [ u ] ᵭummah qa ṣīrah,
Contoh: [
-
/ qum ] artinya; berdirilah kamu.
bunyi panjang [
Contoh: [
] ðummah ṭawīlah,
ـ/ ya-q - mu] artinya; akan berdiri.
Universitas Sumatera Utara
-
bunyi pendek [ i ] kasrah qa ṣīrah,
Contoh: [ ـ
-
/ ʕa-li-ma] artinya; mengetahui,
bunyi panjang [ ] kasrah ṭawīlah,
Contoh: [
/ ʕ-l -mun ] artinya; maha mengetahu.
2. Vokal terbuka, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah dalam posisi serendah
mungkin.
bunyi [ a ] fatħah qaṣīrah
-
Contoh: [
/ qa-la-mun] artinya; pena.
2.2.3.1.3 Bunyi Vokal Berdasarkan Bentuk Mulut
Berdasarkan bentuk mulut bunyi vokal dapat dibedakan sebagai berikut;
1. Vokal bundar, yaitu vokal yang diucapakan dengan bentuk mulut membundar.
-
bunyi [ u ]
Contoh: [ ــ/ qul] artinya; katakanlah.
2. Vokal tak bundar, yaitu vokal yang diucapakan dengan bentuk mulut tidak
membundar.
-
bunyi [ i ]
Contoh: [
/ min] artinya; dari.
3. Vokal netral, yaitu
vokal yang diucapakan dengan bentuk mulut tidak
membundar dan tidak melebar.
-
bunyi [ a ]
Contoh: [ ــ/ hal] artinya; adakah .
Berdasarkan posisi lidah dan bentuk mulut dapat dibuat bagan atau peta
sebagai berikut;
Universitas Sumatera Utara
Depan
Tengah
Belakang
Tak Bundar
Tak Bundar
Bundar
i, , a
a, ,
u, ,
Striktur
Netral
Tertutup
a,
a
Terbuka
Bagan 3. Vokal BA Berdasarkan Bentuk Mulut
2.2.3.2
Bunyi Konsonan Bahasa Arab
Bunyi konsonan disebut (
ا
) اal-ṣawāmit yaitu; bunyi yang
dihasilkan dengan melibatkan penyempitan atau penutupan pada daerah artikulasi.
Bunyi ini tidak tampak ada urgensinya untuk membuat semacam standar seperti
halnya pada vokal, karena satu konsonan jarang mempunyai variasi seperti yang
dipakai pada vokal. Dengan kata lain perbedaan bunyi antara konsonan tidak
begitu halus dan detail seperti pada vokal. Contoh, bunyi /s/, bunyi ini tidak ada
perbedaan yang mencolok antara bunyi bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris,
bahasa Arab dan bahasa lainnya.
2.2.3.2.1 Bunyi Konsonan Menurut Cara Artikulasi
Bunyi konsonan menurut cara artikulasi yaitu bagaimana tindakan atau
perlakuan terhadap arus udara yang baru keluar dari glotis dalam menghasilkan
bunyi konsosnan itu (Chaer : 2009). Maka menurut cara artikulasi bunyi dapat
dibedakan sebagai berikut:
( اأص ا اإal infijāriyyah ) yaitu; bunyi yang dihasilkan
1. Bunyi Letupan
dengan cara arus udara ditutup rapat sehingga udara terhenti seketika, lalu
dilepaskan kembali secara tiba-tiba.
Contoh: bunyi [ b /
]
Universitas Sumatera Utara
posisi awal
/ bā bun
:
ا/ibnun
posisi tengah :
posis akhir
-
:
bunyi [ d /
posisi awal
artinya; pintu
artinya ; anak laki-laki
/kitā bun
artinya; buku
/ dinar
artinya; uang dinar
/ badan
artinya ; tubuh
]
:
posisi tengah :
أ/ asad
artinya; singa
:
/ tamr
artinya; buah kurma
posisi tengah :
/witr
artinya ; ganjil
posis akhir
/ mayyit
artinya; mayat
posis akhir
-
bunyi [ t /
posisi awal
-
:
]
:
bunyi [ ḍ /
posisi awal
]
/ ḍarūrah
:
أف/ afḍal
posisi tengah :
posis akhir
-
:
bunyi [ ṭ /
posisi awal
:
posisi tengah :
posis akhir
:
artinya; darurat
artinya ; lebih utama
ف/ far ḍ
artinya; harus
/ ṭāʕah
artinya; taat
/ χuṭbah
artinya ; pidato
]
ا/ liwāṭ
artinya; sodomi
Universitas Sumatera Utara
-
bunyi [ k /
posisi awal
]
:
/ kursiy
ف/ fikr
posisi tengah :
artinya; kursi
artinya ; pikir
/ ʃirk
artinya; sekutu
:
/ qabr
artinya; kuburan
posisi tengah :
/ ʕaql
artinya ; akal
posis akhir
/ ħaq
artinya; kebenaran
posis akhir
-
bunyi [ q /
posisi awal
-
:
]
:
bunyi [ ɂ / ] ء
posisi awal
:
posisi tengah :
posis akhir
2.
أ/ ɂamr
artinya; perintah
ف ئ/ fāidah
artinya ; kegunaan
اء/ liwāɂ
:
artinya; bendera
( اأص ا اal aṣw t al murakkabah) yaitu, bunyi yang
Bunyi Paduan
dihasilkan dengan cara arus udara ditutup rapat tetapi kemudian dilepas secara
berangsur-angsur.
Contoh:
-
bunyi [ ǰ /
posisi awal
:
posisi tengah :
posis akhir
:
]
/ ǰadwal
/ maǰmuʕ
/ χurūǰ
artinya; roster
artinya ; kumpulan
artinya; keluar
Universitas Sumatera Utara
3. Bunyi Nasal /
( اأص ا اأal aṣw t al anfiyyah) yaitu, bunyi yang dihasilkan
dengan cara arus udara yang lewat rongga mulut ditutup rapat tetapi arus udara
dialirkan lewat rongga hidung.
Contoh:
-
bunyi [ m / ]
posisi awal
/maktabah
artinya; perpustakaan
posisi tengah :
/ samak
artinya ; ikan
posis akhir
/ rasm
artinya; lukisan
/ nūr
artinya; cahaya
-
:
:
bunyi [ n /
posisi awal
]
:
/ munīr
posisi tengah :
posis akhir
4.
أ/ asnān
:
Bunyi Getaran
ا
artinya ; penerang
artinya; gigi
( اأص ا اal aṣw t al tikr riyyah) yaitu, bunyi yang
dihasilkan dengan cara arus udara ditutup dan dibuka berulang-ulang secara cepat.
Contoh:
-
bunyi [ r / ]
/ ramā
artinya; melempar
posisi tengah :
/ mara ᵭ
artinya; penyakit
posis akhir
/ sarīr
artinya; tempat tidur
posisi awal
:
:
Universitas Sumatera Utara
5.
Bunyi Samping
( اأص ا اal aṣw t alj nibiyyah) yaitu, bunyi yang
dihasilkan dengan cara arus udara ditutup sedemikian rupa sehingga udara masih
bisa keluar melalui salah satu atau kedua sisi-sisinya.
Contoh:
-
bunyi [ l /
posisi awal
]
:
/ lail
artinya; malam hari
posisi tengah :
/ qalbun
artinya; hati
posis akhir
/ʕamal
artinya; pekerjaan
:
6. Bunyi Geseran
( اأص ا اإal aṣw t al iħtik kiyyah) yaitu; bunyi yang
dihasilkan dengan cara arus udara dihambat sedemikian rupa sehingga udara tetap
dapat keluar.
Contoh:
-
bunyi [ f / ] ف
posisi awal
:
posisi tengah :
posis akhir
-
:
ف/ fahm
ف
/ ħāfiẓ
صف/ ṣāff
artinya; mengerti
artinya; penghapal
artinya; barisan
bunyi [ θ / ]
posisi awal
:
posisi tengah :
posis akhir
:
/ θalj
artinya; es
ا/ iθnān
artinya; dua
/ baħθ
artinya; mencari
Universitas Sumatera Utara
-
bunyi [ ẓ /
posisi awal
]
/ẓahr
artinya; punggung
posisi tengah :
/ ʕa ẓm
artinya; tulang
posis akhir
/ lafẓun
artinya; lafal
/ sālim
artinya; sehat
/ yusr
artinya; kemudahan
-
:
:
bunyi [ s /
posisi awal
]
:
posisi tengah :
posis akhir
-
:
:
اء
posisi tengah :
posis akhir
:
bunyi [ ʃ /
posisi awal
/ zahrah
artinya; bunga
/ jazāɂ
artinya; balasan
/ ramz
artinya; lambang
/ ʃak
artinya; ragu
]
:
/dahʃah
posisi tengah :
posis akhir
-
artinya; dasar
bunyi [ z / ]
posisi awal
-
أ/asās
bunyi [ χ /
posisi awal
ف/ fur ʃ
:
:
artinya; kagum
artinya; tikar
]
/χurūj
artinya; keluar
Universitas Sumatera Utara
posisi tengah :
/baχīl
artinya; kikir
posis akhir
/wasaχ
artinya;
kotor
غ/ɣarīb
artinya;
aneh
posisi tengah :
غ/ ma ɣrib
artinya; tempat terbenam
posis akhir
ف/ fāriɣ
artinya;
-
bunyi [ ɣ /
posisi awal
-
:
:
:
bunyi [ ħ /
posisi awal
]
]
:
posisi tengah :
posis akhir
-
:
/ ħāḍir
artinya; ada
/ maħāmi
artinya; pengacara
/ nikāħ
artinya;
kawin
bunyi [ h / ] ـ
posisi awal
:
posisi tengah :
posis akhir
-
kosong
:
ا/ hidāyah
artinya; petunjuk
/ jāhiz
artinya; tersedia
/ tāha
artinya; mencari
bunyi [ ʕ / ]
:
ا/ ʕadālah
posisi tengah :
/ da ʕwah
artinya; mengajak
posis akhir
/ jimāʕ
artinya; bersetubuh
posisi awal
:
artinya; keadilan
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.2.2 Bunyi Konsonan Dari Segi Tempat Artikulasi
Bunyi konsonan dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat artikulasi yaitu
tempat terjadinya bunyi konsonan, atau tempat bertemunya artikulator aktif dan
artikulator pasif. Menurut ( Al Taww b : 1997) bunyi konsonan dari segi tempat
artikulasi dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Bunyi Bilabial
ـــ
(ʃafawiyyah) yaitu; bunyi yang dihasilkan dari bibir
atas dan bibir bawah.
Contoh:
-
bunyi [ b /
posisi awal
]
/ bābun
:
ا/ ibnu
posisi tengah :
posis akhir
-
:
bunyi [ m /
posisi awal
-
artinya; anak laki-laki
/ kitāb
artinya; buku
/ mauz
artinya; pisang
/ ʕmrun
artinya; usia
]
:
posisi tengah :
posis akhir
artinya; pintu
:
/ ʕammun
artinya; paman
bunyi [ w / ]
posisi awal
:
posisi tengah :
posis akhir
:
/ waraqatun
ا
/ mirwāħah
/ dalwun
artinya; kertas
artinya; kipas angin
artinya; timba
Universitas Sumatera Utara
اأ
2. Bunyi labiodental
( اal ʃafawiyyah al asn niyyah) yaitu; bunyi
yang dihasilkan dari bibir dan bersentuhan dengan gigi.
Contoh;
-
bunyi [ f / ] ف
posisi awal
ف/ fikr
:
posisi tengah :
posis akhir
/ lafz
ف/ malaf
:
artinya;
pikir
artinya;
lafal
artinya;
map
( اأal asn niyyah) yaitu; bunyi yang dihasilakan dari
3. Bunyi Interdental
gigi atas dan pinggir lidah.
Contoh:
-
bunyi [ ẓ /
posisi awal
]
/ ẓāhir
:
artinya; nyata
posisi tengah :
/ niẓām
artinya;
posis akhir
/ lafẓ
artinya; lafal
:
/ ðālika
artinya; itu
posisi tengah :
/ laððah
-
bunyi [ ð / ]
posisi awal
posis akhir
-
:
aturan
/ laðīð
:
bunyi [ θ /
artinya; lezat
artinya;
enak
]
Universitas Sumatera Utara
/ θamar
artinya; berbuah
posisi tengah :
/ kaθīr
artinya; banyak
posis akhir
/ ħadaθ
artinya; terjadi
posisi awal
:
:
( اasn niyyah laθawiyyah) yaitu, bunyi yang
4. Bunyi Alveodental
dihasilkan dari gusi dan bagian depan lidah.
Contoh:
-
bunyi [ d / ]
posisi awal
:
/
dalwun
artinya; timba berbuah
posisi tengah :
/ madħ
artinya; pujian banyak
posis akhir
/ walad
artinya; anak laki-laki
-
:
bunyi [ ᵭ /
posisi awal
]
ء
posisi tengah :
posis akhir
-
posisi awal
:
:
/ qa ᵭāɂ
artinya; melaksanakan
abya ᵭ
artinya; putih terjadi
]
/ tamr
/ kitāb
posisi tengah :
posis akhir
artinya; sesat berbuah
أ/
:
bunyi [ t /
/ ᵭalālah
ا
:
/
bait
artinya; kurma
artinya; buku
artinya; rumah
Universitas Sumatera Utara
-
bunyi [ ṭ /
posisi awal
]
/ ṭāʕah
:
artinya; patuh
posisi tengah :
/ qa ṭʕ
artinya; putus
posis akhir
/ qiṭṭun
artinya; kucing
/zait
artinya; minyak
/ manzil
artinya; rumah
mauz
artinya; pisang
-
:
bunyi [ z / ]
posisi awal
:
posisi tengah :
posis akhir
-
:
bunyi [ s /
posisi awal
/
]
ا/ salām
:
artinya; sejahtera
posisi tengah :
/ muslim
artinya; orang islam
posis akhir
أ/ asās
artinya; dasar
ص/ṣabāh
artinya; pagi
-
:
bunyi [ ṣ /
posisi awal
:
posisi tengah :
posis akhir
:
5. Bunyi Alveolar
]
/ na ṣr
إ ا/ iχlāṣ
artinya; pertolongan
artinya; tulus
(laθawiyyah) yaitu; bunyi yang dihasilkan dari gusi dan
bagian pinggir lidah.
Universitas Sumatera Utara
Contoh:
-
bunyi [ r / ]
posisi awal
ف/ raff
:
ا/ turāb
posisi tengah :
posis akhir
-
bunyi [ l /
posisi awal
/ sarīr
:
-
:
/ lail
posisi awal
/risālah
:
bunyi [ n /
/ sahl
artinya;
ranjang
artinya;
malam
artinya; surat
artinya; mudah
]
:
/ naum
posisi tengah :
posis akhir
artinya; debu
]
posisi tengah :
posis akhir
artinya; rak
/jundiyun
ا/ ibnu
:
6. Bunyi Apiko-prepalatal
artinya;
tidur
artinya; tentara
artinya; anak laki-laki
( ا غal gh riyah ) yaitu; bunyi ini terjadi bila
artikulator aktifnya adalah ujung lidah dan artikulator pasifnya adalah gusi bagian
belakang atau langit-langit keras depan.
Contoh:
-
bunyi [ ʃ /
]
Universitas Sumatera Utara
/ ʃams
artinya; matahari
posisi tengah :
/ ʕa ʃarah
artinya; sepuluh
posis akhir
/ rīʃ
artinya; bulu ayam
/ jīrān
artinya; tetangga
posisi tengah :
/ ħujrah
artinya; kamar
posis akhir
/ durj
artinya; laci
posisi awal
-
:
bunyi [ j /
posisi awal
-
:
ا
:
:
bunyi [ y /
posisi awal
]
]
:
posisi tengah :
posis akhir
/ yaum
artinya;
/ niyām
artinya; tidur
أ/ raɂyun
:
7. Bunyi Platal
hari
artinya; pandangan
(ṭabaqiyyah) yaitu; bunyi yang dihasilkan dari langit-langit
mulut dan bagian tengah lidah.
Contoh:
-
bunyi [ k /
posisi awal
:
]
/ kalbun
artinya;
anjing
posisi tengah :
/ bikr
artinya; anak gadis
posis akhir
/ samak
artinya; ikan
:
Universitas Sumatera Utara
Contoh:
-
bunyi [ ɣ /
posisi awal
]
غا/ ɣulām
:
artinya;
anak kecil
posisi tengah :
صغ/ ṣa ɣīr
artinya; kecil
posis akhir
ف/ fāriɣ
artinya; kosong
:
Contoh:
-
bunyi [ χ /
posisi awal
]
/ χurūj
:
posisi tengah :
posis akhir
:
8. Bunyi Uvular
artinya;
keluar
آ/ āχir
artinya; akhir
ف ا/ firāχ
artinya; ayam
( lahawiyyah) yaitu; bagian langit-langit mulut yang
menonjol ke bawah
sedang bagian belakang lidah tidak sampai pada batas
bersentuhan dengan bagian langit-langit mulut.
Contoh:
-
bunyi [ q /
posisi awal
]
:
/ qalam
/ maqʕad
posisi tengah :
posis akhir
ص/ ṣadīq
:
9. Bunyi Laringal
artinya;
pena
artinya; bangku
artinya; teman
(ħalaqiyyah) yaitu; bunyi yang terjadi bila artikulatornya
adalah sepasang pita suara.
Universitas Sumatera Utara
Contoh:
-
bunyi [ ħ /
posisi awal
]
:
posisi tengah :
posis akhir
-
artinya; penjaga
ص/ṣaħīfah
artinya; koran
ص/ ṣabāħ
:
bunyi [ ʕ /
/ ħāris
artinya; pagi
]
:
/ ʕumar
artinya;
posisi tengah :
/ ba ʕīr
artinya; unta
posisi awal
posis akhir
/ baiyʕ
:
10. Bunyi Glotal
umar
artinya; jual
( ħanjariyyah) yaitu; bunyi yang dihasilkan dari bagian
tenggorokan menjadi satu-satunya artikulator untuk menghasilkan suara.
Contoh:
-
bunyi [ Ɂ / ] ء
posisi awal
:
posisi tengah :
posis akhir
-
:
أ
أ/ Ɂamr
artinya; perintah
أ/raɁyu
artinya; pendapat
/ qaraɁ
artinya; baca
bunyi [ h / ] ـ
posisi awal
:
posisi tengah :
ف/ hātif
/ mihnah
artinya; telepon
artinya; propesi
Universitas Sumatera Utara
/ tāh
posis akhir
:
artinya; hilang
2.2.3.3
Bunyi Suprasegmental Bahasa Arab
2.2.3.3.1 Tekanan ( النبرal nabru)
Tekanan atau Strees merupakan derajat kenyaringan bunyi bahasa.
Menurut (Al Tawwab:1997 ) bahwa kenyaringan bunyi dalam ujaran yang
memiliki silaba sifatnya relatif. Maksudnya adalah bahwa bunyi itu bisa menjadi
keras dan lemah (Basyar :2000). Hal ini bisa terjadi disebabkan oleh keterlibatan
energi otot ketika bunyi itu diucapkan. Suatu bunyi bisa menjadi keras dan
mendapatkan tekanan apabila energi otot yang dikeluarkan lebih besar ketika
bunyi itu diucapkan. Sebaliknya suatu bunyi bisa menjadi lemah dan tidak
mendapatkan tekanan apabila energi otot yang dikeluarkan lebih kecil ketika
bunyi itu diucapkan.
Silaba atau
( اal maqtaʕ) dalam ujaran bahasa Arab bisa menjadi keras
dan lembut, dan silaba merupakan satuan ujaran yang sering mendapat prominasi
dari bunyi yang lain. Secara fonologis silaba difenisikan cara vokal dan konsonan
menyatu sehingga membentuk beragam untaian bunyi. Terdapat bunyi keras dan
lembutnya silaba dalam bahasa Arab seperti pada kata
[ᵭa / ra / ba ]. Ujaran
pada silaba [ᵭa ] lebih mendapatkan tekanan tinggi dan keras bila dibandingkan
dengan silaba yang lain. Artinya ujaran pada silaba [ ra / ba ] tidak mendapatkan
tekanan tinggi dan keras.
Menurut (An s :1999) Bahasa Arab hanya mengenal empat macam
tekanan pada silaba yaitu;
1. Tekanan bunyi pada akhir dua silaba.
Contoh;
Universitas Sumatera Utara
[nas / ta / ʕī / nu ] artinya; kami minta pertolongan. Kata ini
ـ ــ
terdiri atas empat silaba dan silaba yang memiliki tekanan bunyi lebih
tinggi adalah [ ʕī / nu].
2. Tekanan bunyi pada sebelum akhir silaba.
Contoh;
[ ta / ʕal / la / ma ] artinya; dia sudah belajar. Kata ini terdiri atas empat
silaba dan silaba yang memiliki tekanan bunyi lebih tinggi adalah [la ].
3. Tekanan bunyi pada akhir tiga silaba.
Contoh;
[ ا ـij / ta / ma / ʕa ] artinya; dia sudah berkumpul. Kata ini terdiri atas
empat silaba dan silaba yang memiliki tekanan bunyi lebih tinggi adalah [ ta / ma
/ ʕa ] .
4. Tekanan bunyi pada empat silaba.
Contoh;
ٌ ــ
[ sa / ma / ka / tun] artinya; seekor ikan. Kata ini terdiri atas empat
silaba dan silaba yang memiliki tekanan bunyi lebih tinggi adalah [ sa /ma /
ka / tun].
2.2.3.3.2 Nada التنغيم
al tanġīm
Terjadi bunyi-bunyi suprasegmental dalam ucapan disebabkan oleh adanya
faktor ketegangan pita suara arus udara dan posisi pita suara ketika bunyi itu
diucapkan. Makin tegang pita suara yang disebabkan oleh kenaikan arus udara
dari paru-paru makin tinggi pula nada bunyi tersebut. Secara linguitis nada ini
dapat mempengaruhi dalam satuan sistem linguistik tertentu. Menurut (Al
Taww b :1997) Nada (al tanġīm ) adalah terjadinya tinggi dan rendah bunyi suara
Universitas Sumatera Utara
pada saat berbicara dan bisa mengalami perubahan makna dalam satu kalimat.
Misalnya nada turun biasanya menandakan kelengkapan tutur, dan nada naik
menandakan ketidaklengkapan tuturan. Dalam konteks perbedaan makna pada
tataran kalimat variasi-variasi nada bisa dipakai untuk menyatakan perbedaan
tersebut yang dinamakan dengan intonasi.
Tanda [ // ] yaitu untuk intonasi datar naik dan biasanya dipakai untuk bertanya.
Contoh;
[ اlā, yā ʃeyχ ], kalimat ini mengandung makna; “apa benar
seperti itu”?.
Tanda [ II] yaitu untuk intonasi datar turun dan biasa dipakai untuk menyangkal.
....
Contoh;
[ yā... ʃeyχ ], kalimat ini mengandung makna; “ itu tak benar” .
Tanda [=] yaitu untuk intonasi datar dan biasanya dipakai untuk ejekan.
Contoh;
ا
[ lā, yā ʃeyχ ], kalimat ini mengandung makna; “ bukan begitu”.
2.2.3.3.3 Jeda ( ال قفal waqfu)
Menurut (Al Tawwab : 1997 ) al waqfu adalah : (
ف
ا
اا اء
ا
اأص ا
) artinya; ( sejumlah bunyi yang
mengandung satu suara, boleh dibaca dari permulaan bunyi dan boleh berhenti
pada akhir bunyi). Dimaksud dengan jeda adalah penghentian atau pemutusan
suatu arus bunyi-bunyi suprasegmental ketika diujarkan oleh penutur. Sebagai
akibatnya, akan terjadi penghentian atau kesenyapan di antara bunyi-bunyi yang
terputus itu. Kesenyapan bunyi itu ada dua macam;
Universitas Sumatera Utara
Pertama; bunyi pendek yaitu bunyi yang dimulai dengan konsonan kemudian
terjadi sesudahnya bunyi pendek. Contoh;
+
+ ـ:
Kedua; bunyi panjang yaitu bunyi yang dimulai dengan konsonan terjadi
sesudahnya bunyi panjang. Contoh;
ف.
Kesenyapan juga bisa disebut sendi (juncture) karena kesenyapan itu
sekaligus merupakan tanda batas antara bentuk-bentuk linguistik baik dalam
tataran kalimat, klausa, frase, kata, morfem dan silaba. Sendi dalam menunjukkan
batas jadi antara silaba dengan silaba yang lain. Batas silaba biasanya ditandai
dengan tanda (+).
Contoh;
[ ki + tab],
[ ka + ta + ba],
ا
[ ij + ta + ma + ʕa].
Sendi luar menunjukkan batas yang lebih besar, biasanya dibedakan
dengan adanya tanda:
( / ) menunjukkan penghentian antarkata dalam frase.
( // ) menunjukkan penghentian antarkata dalam klausa.
( # ) menunjukkan antarkalimat wacana / paragraf. Tekanan dan jeda dalam
bahasa Arab dapat mengubah makna kalimat.
Contoh;
#
/
//
# “
kitābun ħadiθun jadidun” artinya; buku yang modren baru
#
//
ا/
#“
kitabu al ħadiθi jadidun” artinya; buku mengenai hadis baru”.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.3.4 Durasi ( الط لal ṭūl
Bunyi suprasegmental
juga dapat dibedakan dari durasi atau panjang
pendeknya ketika bunyi itu diucapkan. Panjang-pendek bunyi di dalam fonetik
Arab maksudnya adalah bunyi yang diucapkan itu mangandung masa ( mora ).
Pada dasarnya durasi ujaran pada bunyi vokal lebih lama bila dibandingkan
dengan bunyi konsosnan. Bunyi konsonan bahasa Arab itupun terdapat perbedaan
durasi dalam ujaran. Hal ini disebabkan masing-masing konsonan memiliki sifat
bunyi yang berbeda dengan konsonan lain.
Panjang-pendek bunyi di dalam bahasa Arab dihasilkan dari bunyi vokal.
Menurut durasi bunyi vokal bahasa Arab ada dua;
1. Bunyi pendek;
- [ a ] dilambangkan dengan tanda ( )ـــــdisebut fathah (
)فContoh;
[ka-ta-ba ] artinya; menulis.
- [ u ] dilambangkan dengan tanda ( )ـــــdisebut dhummah (
ٌ
-
) Contoh;
[ ku-tu-bun ] artinya; banyak buku.
[ i ] dilambangkan dengan tanda ( )ـــــdisebut kasrah (
) Contoh;
[ إi-bil] artinya; seekor unta.
2. Bunyi panjang;
- [
] dilambangkan dengan tanda ( ) اdisebut alif ( ) أ فContoh;
[ ki-t -
bun ] artinya; sebuah buku.
- [ ] dilambangkan dengan tanda ( ) disebut wāw ( ) اContoh;
[n - run
] artinya; cahaya.
- [ ] dilambangkan dengan tanda (
) disebut ya‟ ( ) ءContoh;
[ صṣa- d
- qun ] artinya; seorang teman laki-laki.
Universitas Sumatera Utara
Akibat perbedaan durasi yang timbul dari kedua macam bunyi vokal
panjang dan pendek dalam tataran kata itu,
maka kata tersebut mengalami
perubahan makna.
Contoh ; vokal [ / a]
[ma / ṭ r] artinya ; bandara, diucapkan
[ma / tar]
artinya; hujan.
Contoh; vokal [ / i]
[ b / rid] artinya adalah; dingin, diucapkan
[ ba /
r d] artinya; kantor pos.
Contoh; vokal [
/u] ٌ
[ ħ / run ] artinya; bidadari surga, diucapkan
[ ħur /run ] artinya ; bebas.
Perubahan makna disebabkan bunyi panjang diucapkan menjadi bunyi
pendek bukan hanya terjadi pada ujaran kosakata bahkan terjadi juga pada ujaran
kalimat verbal.
Contoh; vokal [ / a]
[ ya / nā / mu] artinya; dia sedang tidur, diucapkan
ـ
[ ـlam / ya /nam] artinya; dia tidak tidur.
Contoh; vokal [
ـ
/u]
[ ya / qū / mu ] artinya; dia sedang berdiri, diucapkan
[ lam / ya /qum] artinya; dia tidak berdiri.
Contoh; vokal [ / i ]
ـ
ـ
ـ
[ya / bī / ʕu] artinya; dia sedang berjualan, diucapkan
[ lam / ya / biʕ ) artinya; dia tidak berjualan.
Proses perubahan yang terjadi pada bunyi vokal panjang menjadi bunyi
pendek
adalah karena terjadinya penghapusan lambang bunyi vokal panjang
yaitu [ ] اdisebabkan terhubungnya dengan [
] lam artinya menidakkan suatu
perbuatan.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.4
Bunyi Vokal Bahasa Indonesia
2.2.3.4.1 Bunyi Vokal Berdasarkan Posisi Lidah
Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan cara setelah arus udara
ke luar dari glotis, lalu arus ujar hanya diubah oleh posisi lidah dan bentuk mulut
(Chaer: 2009). Di dalalm bahasa Indonesia bunyi vokal ada enam buah yaitu;
[a, i, e, ə, u, o]
Berdasarkan posisi lidah bunyi-bunyi vokal dapat dibedakan atas:
1. Vokal tinggi atas,
-
bunyi [ i ]
[ ini / isi / sisi ]
-
bunyi [ u ]
[susu/ lucu / aku].
2. Vokal tinggi bawah,
-
bunyi [ І ]
[ batik / murid / tabib]
-
bunyi [ U]
[ kapur / duduk /sumur ].
3. Vokal sedang atas,
-
bunyi [ e ]
[sate /tape /gule]
-
bunyi [ ə ]
[kera / beli / maret]
-
bunyi [ o ]
[toko / kilo /oto].
4. Vokal sedang bawah,
-
bunyi [ ɛ ]
[monyet / ember / karet]
-
bunyi [] ﬤ
[tokoh / botak /bohong].
5. Vokal rendah,
-
bunyi [ a ]
[anak / apa / lada]
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.4.2 Bunyi Vokal Berdasarkan Striktur
Menurut (Chaer: 2009) striktur pada bunyi vokal adalah jarak antara lidah
dengan langit-langit keras. Berdasarkan strikturnya bunyi vokal dapat dibedakan
menjadi:
1. Vokal tertutup, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat setinggi
mungkin mendekati langit-langit.
Contoh;
-
bunyi [ i ]
[ lidi / dini / sisi ]
-
bunyi [ u ]
[ kuku / susu / lucu].
2. Vokal semi tertutup, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam
ketinggian sepertiga di bawah.
Contoh;
-
bunyi [ e ]
[ sate / gule /tape ]
-
bunyi [ ə ]
[ kera / beli / maret ]
-
bunyi [ o ]
[ toko / oto / kilo ]
3. Vokal semi terbuka, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam
ketinggian sepertiga di atas vokal yang paling rendah.
Contoh;
-
bunyi [ Ɛ ]
[ ember / karet / monyet ]
-
bunyi []ﬤ
[ tokoh / botak / bohong ]
4. Vokal terbuka, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah dalam posisi serendah
mungkin.
Contoh;
-
bunyi [ a ]
[ apa / lada / dan ]
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.4.3 Bunyi Vokal Berdasarkan Bentuk Mulut
Menurut ( Jones, 1958:16) dalam buku “Fonetik Bahasa Indonesia ”,
bahwa bunyi vokal berdasarkan bentuk mulut sewaktu
diucapkan dapat
dibedakan atas:
1. Vokal bulat, yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk mulut bulat.
Contoh terbuka;
-
bunyi []ﬤ
[ tokoh / botak / bohong ]
-
bunyi [ o]
[ toko / otak /kilo ]
Contoh tertutup;
-
bunyi [ u ]
[ kuku / susu / lucu ]
2. Vokal tak bulat, yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk mulut tidak bulat.
Contoh;
-
bunyi [ i ]
[ lidi / dini / sisi ]
-
bunyi [ e ]
[sate / gule /tape]
-
bunyi [ u ]
[kuku / susu / lucu]
3. Vokal netral, yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk mulut dalam posisi
netral, yakni tidak bulat dan tidak melebar.
Contoh;
-
bunyi [ a ]
[ anak / apa / lada ]
Universitas Sumatera Utara
Bagan 4. Vokal Bahasa Indonesia
Posisi
Lidah
atas
Depan
Tak Bulat
i
Tengah
Tak Bulat
Belakang
Bulat
Netral
u
Striktur
tertutup
tinggi
bawah
I
e
atas
ə
U
o
semi tertutup
sedang
semi terbuka
ɛ
bawah
ﬤ
rendah
2.2.3.5
a
ɑ
terbuka
Bunyi Konsonan Bahasa Indonesia
2.2.3.5.1 Bunyi Konsonan dari Segi Tempat Artikulasi
Tempat artikulasi, yaitu tempat terjadinya bunyi konsonan atau tempat
bertemunya artikulator aktif dan artikulator pasif. (Chaer : 2009). Dengan melihat
tempat artikulasi, maka bunyi konsonan itu dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bunyi Bilabial, yaitu bunyi yang dihasilkan dari bibir atas dan bibir bawah.
Contoh:
-
bunyi [ p ]
posisi awal
:
palu
posisi tengah :
lupa
posis akhir
kerap
-
:
bunyi [ b ]
posisi awal
:
batu
Universitas Sumatera Utara
posisi tengah :
laba
posis akhir
lembab
:
2. Bunyi Apikoalveolar, yaitu bunyi yang dihasilkan dari tempat bertemunya
ujung lidah dan gigi atas.
Contoh:
-
bunyi [ t ]
posisi awal
:
tanah
posisi tengah :
batu
posis akhir
ketat
-
:
bunyi [ d ]
posisi awal
:
dalam
posisi tengah :
tadi
posis akhir
lahad
:
3. Bunyi Laminoalveolar, yaitu bunyi yang dihasilkan dari tempat bertemunya
daun lidah dan gigi atas.
Contoh:
-
bunyi [ z ]
posisi awal
:
zina
posisi tengah :
lezat
posis akhir
aziz
:
4. Bunyi Lamino Palatal, yaitu bunyi yang dihasilkan dari tempat bertemunya
daun lidah dan langit-langit keras.
Universitas Sumatera Utara
Contoh:
-
bunyi [ ñ/ny ]
posisi awal
:
nyaring
posisi tengah :
konyol
posis akhir
nyanyi
-
:
bunyi [ j ]
posisi awal
:
jalan
posisi tengah :
laju
posis akhir
kaji
-
:
bunyi [ c ]
posisi awal
:
cela
posisi tengah :
kacau
posis akhir
caci
-
:
bunyi [ ʃ/sy ]
posisi awal
:
syarat
posisi tengah :
dahsyat
posis akhir
syahbandar
-
:
bunyi [ s ]
posisi awal
:
sama
posisi tengah :
dasi
posis akhir
haus
:
Universitas Sumatera Utara
5. Bunyi Dorsovelar, yaitu bunyi yang dihasilkan dari tempat bertemunya pangkal
lidah dan langit-langit lunak.
Contoh:
-
bunyi [ g ]
posisi awal
:
gula
posisi tengah :
laga
posis akhir
lagi
-
:
bunyi [ k ]
posisi awal
:
kuda
posisi tengah :
laku
posis akhir
ketuk
-
:
bunyi [ ŋ/ng ]
posisi awal
:
nganga
posisi tengah :
hangat
posis akhir
bingung
-
:
bunyi [ χ/kh ]
posisi awal
:
khawatir
posisi tengah :
akhir
posis akhir
tarikh
:
6) Bunyi Laringal, yaitu bunyi yang dihasilkan dari tempat bertemunya akar lidah
dan dinding kerongkongan.
Contoh:
-
bunyi [ h ]
Universitas Sumatera Utara
posisi awal
:
hina
posisi tengah :
lihat
posis akhir
benah
:
7) Bunyi Glotal, yaitu bunyi yang dihasilkan dari bagian tenggorokan.
Contoh:
-
bunyi [ Ɂ/ ‟ ]
posisi awal
:
rakyat
posisi tengah :
nikmat
posis akhir
bapak
:
2.2.3.5.2 Bunyi Konsonan Dari Segi Cara Artikulasi
Cara artikulasi, yaitu bagaimana tindakan terhadap arus udara yang baru
keluar dari glotis dalam menghasilkan bunyi konsosnan, (Chaer : 2009). Dengan
melihat cara artikulasi, maka bunyi konsonan itu dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bunyi Letupan, yaitu arus ujar dihambat pada tempat tertentu, dan diletupkan
dengan tiba-tiba.
Contoh:
-
bunyi [ b ]
posisi awal
:
baju
posisi tengah :
laba
posis akhir
lembab
-
:
bunyi [ d ]
posisi awal
:
duri
posisi tengah :
rindu
Universitas Sumatera Utara
posis akhir
-
:
lahad
bunyi [ p]
posisi awal
:
paku
posisi tengah :
lupa
posis akhir
tetap
-
:
bunyi [ t ]
posisi awal
:
tali
posisi tengah :
ratu
posis akhir
ketat
:
2. Bunyi Nasal, yaitu arus ujar dihambat pada tempat tertentu, dan dikeluarkan
melalui rongga hidung.
Contoh:
-
bunyi [ m]
posisi awal
:
malu
posisi tengah :
lima
posis akhir
demam
-
:
bunyi [ n ]
posisi awal
:
nalar
posisi tengah :
ranah
posis akhir
bulan
-
:
bunyi [ ñ / ny ]
posisi awal
:
nyaring
Universitas Sumatera Utara
posisi tengah :
kenyang
posis akhir
nyanyi
-
:
bunyi [ ŋ / ng ]
posisi awal
:
nganga
posisi tengah :
hangat
posis akhir
tenang
3.
:
Bunyi Paduan, yaitu arus ujar dihambat pada tempat tertentu, kemudian
diletupkan sambil digeser.
Contoh:
-
bunyi [ j ]
posisi awal
:
jalan
posisi tengah :
laju
posis akhir
janji
-
:
bunyi [ c ]
posisi awal
:
curah
posisi tengah :
panci
posis akhir
cacing
:
4. Bunyi Geseran, yaitu arus ujar dihambat pada tempat tertentu, kemudian
digeserkan.
Contoh:
-
bunyi [ v ]
posisi awal
:
posisi tengah :
vokal
konvoi
Universitas Sumatera Utara
posis akhir
-
:
-----
bunyi [ z ]
posisi awal
:
zat
posisi tengah :
lezat
posis akhir
azizi
-
:
bunyi [ ʃ / sy ]
posisi awal
:
syarat
posisi tengah :
masyarakat
posis akhir
dahsyat
-
:
bunyi [ χ / kh ]
posisi awal
:
khalid
posisi tengah :
akhir
posis akhir
tarikh
-
:
bunyi [ h ]
posisi awal
:
halus
posisi tengah :
bahu
posis akhir
lebah
-
:
bunyi [ f ]
posisi awal
:
faktor
posisi tengah :
efek
posis akhir
maaf
-
:
bunyi [ s ]
Universitas Sumatera Utara
posisi awal
:
salah
posisi tengah :
lesung
posis akhir
pedas
:
5. Bunyi Sampingan, yaitu arus ujar dikeluarkan melalui samping kiri dan kanan
lidah.
Contoh:
-
bunyi [ l ]
posisi awal
:
lalu
posisi tengah :
malu
posis akhir
tebal
:
6. Bunyi Getar, yaitu arus ujar dikeluarkan melalui samping kiri dan kanan lidah
kemudian digetarkan.
Contoh:
-
bunyi [ r ]
posisi awal
:
rakyat
posisi tengah :
baru
posis akhir
libur
:
7. Bunyi semi vokal, arus ujar itu pada awal prosesnya diganggu oleh posisi lidah
tetapi kemudian diganggu pada tempat artikulasi tertentu.
Contoh:
-
bunyi [ w ]
posisi awal
:
waktu
posisi tengah :
bawah
Universitas Sumatera Utara
posis akhir
-
:
kalau
bunyi [ y ]
posisi awal
:
yatim
posisi tengah :
bayar
posis akhir
mulai
:
2.2.3.3.5 Bunyi Konsonan Dari Segi Berbunyi Tidaknya Suara
Bunyi bersuara itu terjadi karena bergetar tidaknya pita suara melalui
glotis. Jika glotis terbuka sedikit dan pita suara turut bergetar disaat proses
pembunyian maka disebut bunyi bersuara . Jika glotis itu terbuka agak lebar dan
pita suara tidak bergetar disaat
bersuara .
proses pembunyian maka disebut bunyi tak
Bunyi konsonan berbunyi tidaknya suara dapat dibedakan sebagai
berikut:
1. Bunyi konsonan tidak bersuara.
Contoh:
-
bunyi [ t ]
posisi awal
:
taman
posisi tengah :
mata
posis akhir
lebat
-
:
bunyi [ p ]
posisi awal
:
paku
posisi tengah :
lipan
posis akhir
uap
-
:
bunyi [ k ]
Universitas Sumatera Utara
posisi awal
:
kami
posisi tengah :
liku
posis akhir
tolak
-
:
bunyi [ c ]
posisi awal
:
cari
posisi tengah :
lancar
posis akhir
caci
-
:
bunyi [ s ]
posisi awal
:
sapi
posisi tengah :
bisu
posis akhir
lemas
-
:
bunyi [ f ]
posisi awal
:
faktor
posisi tengah :
sifat
posis akhir
maaf
:
1. Bunyi konsonan bersuara.
Contoh:
-
bunyi [ b ]
posisi awal
:
baru
posisi tengah :
uban
posis akhir
lembab
-
:
bunyi [ d ]
Universitas Sumatera Utara
posisi awal
:
daun
posisi tengah :
lidah
posis akhir
daud
-
:
bunyi [ g ]
posisi awal
:
gali
posisi tengah :
tiga
posis akhir
gagak
-
:
bunyi [ j ]
posisi awal
:
janda
posisi tengah :
hijau
posis akhir
bajaj
-
:
bunyi [ v ]
posisi awal
:
variasi
posisi tengah :
konvoi
posis akhir
----
-
:
bunyi [ z ]
posisi awal
:
zamrud
posisi tengah :
lezat
posis akhir
aziz
-
:
bunyi [ ʃ / sy ]
posisi awal
:
posisi tengah :
syarat
dahsyat
Universitas Sumatera Utara
posis akhir
-
:
arasy
bunyi [ χ / kh ]
posisi awal
:
khalid
posisi tengah :
akhir
posis akhir
tarikh
-
:
bunyi [ h ]
posisi awal
:
hebat
posisi tengah :
lihai
posis akhir
kalah
:
Universitas Sumatera Utara
: أعضاء النطقAlat Ucap
Alat ucap (
ءا
) أadalah termasuk
anggota tubuh yang berfungsi sebagai sumber
bunyi, yang dapat dipilah menjadi 3 bagian,
pertama; rongga mulut, kedua; tenggorokan
dan ketiga; rongga badan. Alat ucap yang ada
di rongga mulut dinamakan artikulator (
). Sedangkan rongga hidung bukan termasuk
artikulator akan tetapi dia berfungsi untuk
mengalirkan udara sehingga
sengau disebut (
terjadi bunyi
)غ. Di antara dua rongga
yaitu rongga mulut dan rongga hidung
terdapat langit-langit lunak yang berfungsi
saluran hidung :
اأ ف
فmembuka dan menutup aliran udara yang
اmelalui rongga hidung. Paru-paru yang ada
اdalam rongga badan berfungsi untuk
ا
اأmemompa udara dalam proses produksi
اأbunyi. Artikulator dapat dikelompokkan
اmenjadi 2, yaitu artikulator aktif dan
gusi :
bibir :
:
gigi atas
gigi bawah
:
ا
lidah :
pinggir lidah :
rongga hidung
فا
: ف اأ ف
langit-langit :
tenggorokan
getar bunyi :
saluran tenggorokan :
:
artikulator pasif. Artikulator aktif adalah alat
اucap yang aktif bergerak membentuk
اhambatan aliran udara, yaitu terdiri dari bibir
اbawah dan lidah. Adapun artikulator pasif
ا
اأadalah alat ucap yang diam dan berfungsi
ف اsebagai daerah artikulasi, yaitu lokasi tempat
artikulator aktif menghambat aliran udara.
2.3
Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini tiga karya ilmiah terdahulu berkaitan dengan
suprasegmental bahasa Arab sangat memberi kontribusi dalam meneliti modus
Universitas Sumatera Utara
tuturan bahasa Arab secara fonetik eksperimental. Sedangkan empat peneliti
lainnya adalah kajian eksperimental dalam bahasa Melayu Deli, bahasa Prancis,
bahasa Aceh dan bahasa Jepang.
Penelitian yang paling mutakhir tentang fonetik Suprasegmental bahasa
Arab dilakukan antara lain oleh Bahjat (2010) pada disertasinya berjudul “ ائ
ف ف ا غ ا
ا
ا ا
ف
ا
( “أaθaru al ṣawāiti fī dilālati al binniy al
ṣarfiyati fī al luɣati al „arabiyati ). Penelitian tentang pengaruh bunyi bahasa Arab
terhadap pembentukan struktur kata dikaji secara Morfologis dan Sintaksis yang
fokusnya pada kajian pelafalan bunyi pada tengah kata (afiks) dan akhir kata
(sufiks)
terhadap
perubahan struktur kata. Hasil penelitian menunjukkan
penekankan pada fungsi bunyi vokal bukan pada karakternya, dan disimpulkan
bahwa
pada ilmu fonetik bahasa Arab perlu ada perumusan baru dalam
penggunaan istilah dalam ilmu fonetik bahasa Arab antara lain yaitu; al a ṣwāt al
laiyyin, al a ṣwāt al mutaħarrikah, al aṣwāt al ṭalīqah. Peneliti mengkritisi para
linguis Arab terdahulu yang membatasi kajian artikulasi pada bunyi konsonan
saja tetapi mengabaikan kajian tentang perubahan bunyi vokal.
Secara teoritis
temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti
khususnya dalam mengkaji bunyi-bunyi bahasa Arab secara fonetis.
Zalaqi (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “ Bunyi Konsonan
Bahasa Arab Fusha” (studi laboratorium) meneliti bunyi konsonan dan juga
bunyi vokal. Temuan penelitian menunjukkan kontribusi secara intensitas bahasa
Arab pada level bunyi yang dibahas lebih luas pada level struktur fonem
(Morfologi), level struktur kata (Sintaksis) dan level makna kata. Secara intensitas
lembut dan kerasnya bunyi dalam ba
KONSEP, KERANGKA TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
2.1
Konsep Fonologi dan Fonetik
Fonologi adalah ilmu mengkaji sistem bunyi bahasa dan merupakan
cabang dari ilmu linguistik berfungsi untuk membahas cara-cara bunyi suatu
bahasa digunakan sehingga dapat menghasilkan kata dan ujaran melalui alat ujar
atau speech organs manusia. Fonetik adalah ilmu yang mengkaji bunyi bahasa
sebagai tindak tutur, atau studi bunyi bahasa yang berkenaan dengan peristiwa
bahasa tanpa mempertimbangkan fungsinya. (Trubetzkoy 1962) Secara disiplin
ilmu Fonetik ini dapat ditelaah dari tiga sudut pandang yang dapat mengkaji halhal yang berkaitan dengan: (1) Fonetik Akustik yaitu; cabang ilmu fonetik yang
menyelidiki ciri-ciri fisik dan bunyi bahasa. (2) Fonetik Artikulatoris yaitu;
cabang ilmu fonetik yang menyelidiki bunyi berdasarkan alat-alat ucap dalam
artikulasi.( 3) Fonetik Auditoris yaitu; cabang ilmu fonetik yang menyelidiki
bunyi berdasarkan pendengaran sebagai persepsi bahasa.
2.2
Kerangka Teori
Kajian ini memfokuskan pada bunyi bahasa Arab yang diujarkan oleh
pembelajar bahasa Arab di Universitas Al Washlliyah Medan. Bunyi yang
diujarkan memperlihatkan adanya frekuensi, intensitas dan durasi. Frekuensi
memperlihatkan kontur tuturan dalam modus kalimat deklaratif, interogatif dan
imperatif. Durasi memperlihatkan nada tinggi, nada rendah, nada dasar, nada
Universitas Sumatera Utara
final dan julat nada. Intensitas memperlihatkan keras dan nyaringnya suara bunyi
yang berpangkal pada luasnya atau lebarnya gelombang.
2.2.1 Ilmu Fonetik
Ilmu Fonetik ini dapat ditelaah dari tiga sudut pandang yang dapat
mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan: (1) Fonetik Akustik (2) Fonetik
Artikulatoris ( 3) Fonetik Auditoris. Fonetik Akustik yaitu; cabang ilmu fonetik
yang menyelidiki ciri-ciri fisik dan bunyi bahasa. Kata akustik bermakna cabang
dari fisika yang mencakupi unsur-unsur bunyi, yang dalam konteks bahasa bunyi
yang ditransmisikan dalam ujaran. Fonetik akustik juga disebut fonetik fisikal,
fonetik matematik, atau fonetik instrumental, karena berhubungan dengan
gelombang bunyi yang merambat di udara. Adapun yang merupakan objek dari
fonetik akustik adalah gelombang suara (sound waves) yang diucapkan dan
didengar sewaktu berlangsungnya transmisi. Gerakan bunyi dari mana pun
sumber atau asalnya mancakup udara secara fisikal melibatkan penaikan dan
penurunan tekanan udara (air pressure) yang selanjutnya dalam getaran menuju
titik luluh (vinishing point).
Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan menganalisis bunyi-bunyi
ujaran yang dipakai dalam tutur, serta mempelajari bagaimana menghasilkan
bunyi-bunyi tersebut dengan alat ucap manusia (Keraf 1987 : 30). Dengan kata
lain bahwa fonetik adalah mengkaji bunyi pada tataran permukaan yaitu tataran
yang merefleksikan peristiwa artikulasi, akustis dan perseptual untuk peristiwa itu.
Untuk dapat menempatkan fonetik dalam konteks studi kebahasaan, perlu
menyadari pentingnya peroses bunyi dalam ujaran, karena fonetik sebagai ilmu
menghasilkan bahasa yang dapat didengar. Proses terjadi mulai dari saat
Universitas Sumatera Utara
pembentukan bunyi-bunyi oleh si penutur sampai kepada si pendengar yang
memperoleh informasi berharga. Itulah pentingnya kajian fonologi dan fonetik
yang secara teoritis dan konseptual memberikan metodologi dan pendekatan
untuk menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang ada di dunia. Menurut Samsuri
(1978:93) fonetik akustik adalah cara arus bunyi yang keluar dari rongga mulut
dan atau rongga hidung si pembicara yang merupakan gelombang-gelombang
bunyi udara yang didasarkan kepada penghasilan ilmu fisika dan matematika.
Fonetik akustik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa sebagai
peristiwa atau fenomena alam. (Chaer 1994:103). Sebagai cabang dari fonetik,
fonetik akustik merupakan bagian dari kajian linguistik yang mengacu pada
kajian unsur-unsur fisikal dari bunyi-bunyi ujaran, seperti tinggi nada, frekuensi,
amplitudo dan lainnya (Ridwan 2006:292).
Perangkat gelombang suara (sound waves) yang merupakan unsur utama
dalam kajian akustik mempunyai sifat-sifat gelombang bunyi sebagai berikut; (1)
Amplitudo, atau jarak suara dari tekanan tertinggi dan terendah ke titik rata-rata.
Semakin besar amplitudo maka semakin nyaring bunyi suara yang terdengar. (2)
Frekuensi, atau jumlah getaran antara titik-titik tinggi dan rendah dalam tekanan
udara per satuan waktu tertentu. (3) Kesederhanaan, atau kompleksitas yang
merupakan gelombang bunyi suara yang menghasilkan getaran (Ridwan, 2006:
278).
2.2.2 Struktur Akustik
Lapoliwa (1998) mengatakan bahwa struktur akustik memiliki perbedaan
dalam hal tinggi nada (picht), keras atau kualitas bunyi vokal [ i ] dan [e]
misalnya, tetap akan dapat dibedakan walaupun diucapkan dengan tinggi nada,
Universitas Sumatera Utara
dan keras yang sama betul karena bunyi-bunyi itu memilki kualitas sendirisendiri. Sebaliknya vokal yang sama, misalnya [a], apabila diucapkan dengan
tinggi nada atau keras yang berbeda, kita akan dapat mendengar bahwa [a] yang
pertama lain daripada [a] yang kedua dalam hal tinggi (nada) atau keras
lembutnya.
Bright (1992) menambahkan bahwa fonetik akustik menyelidiki
gelombang suara sebagai peristiwa fisika atau fenomena alam yang membentuk
hubungan antara pembicara dengan pendengar. Gelombang-gelombang udara
yang bergerak keluar akan mengeluarkan gelombang suara. Artinya akibat
pergeseran molekul-molekul udara yang mengakibatkan getaran. Bergeraknya
molekul-molekul yang lain dan molekul yang lain mendorong molekul udara yang
lain lagi, dan begitu seterusnya sampai membentuk gelombang suara itu, maka
ada beberapa yang harus diperhatikan, yaitu frekuensinya, intensitasnya dan
durasinya.
2.2.2.1
Frekuensi
Menurut Lehiste (1970) frekuensi adalah jumlah getaran yang didasarkan
pada beberapa banyak gelombang tersebut dalam masa satu atau detik. Frekuensi
juga menentukan titik nada atau nada. Titik nada disebut juga intonasi yang
memiliki sistem tingkatan naik dan turun bunyi serta keragaman pada rangkaian
nada ujaran di dalam bahasa. (Siregar 2000). Namun hal tersebut sangat sulit
untuk mendeskripsikan frekuensi bunyi bahasa secara konkrit, sebab bunyi bahasa
itu dapat diujarkan akan tetapi tidak dapat diamati secara akurat.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.2
Intensitas
Intensitas adalah keras atau nyaringnya suara bunyi secara akustik yang
terpangkal pada luasnya atau lebarnya gelombang udara (Hayward 2000:32).
Semakin besar tenaga yang dikeluarkan, semakin kuat tekanan udara, dan oleh
karena itu semakin nyaring yang terdengar (Sugiyono 2003:83).
2.2.2.3
Durasi
Menurut Sugiyono (2003) Durasi adalah waktu yang diperlukan untuk
realisasi sebuah segmen yang diukur dalam satuan milidetik atau hentian sesaat
yang lazim disebut jeda. Jika segmen itu kalimat, perbedaan waktu itu biasa
disebut dengan tempo. Struktur temporal yang dikenal juga sebagai durasi, adalah
seperangkat aturan yang menentukan pola durasi dalam tuturan. Dalam kajian ini
ciri akustik tuturan bahasa Arab akan dikaitkan dengan aspek bunyi vokal,
konsonan dan lainya yang termasuk dalam kategori bunyi suprasegmental.
2.2.2.4
Nada Dasar
Nada Dasar (ND) dapat digunakan untuk menyebut frekuensi dasar nada
awal yang sesuai dengan sebuah alir nada atau sebuah kontur (Halim dalam
Sugiyono 2003). Kajian ini menetapkan nada awal itu sebagai dasar acuan
pendeskripsian, yakni pola perubahan nada di dalam alir nada dan kontur intonasi
akan dideskripsikan dengan cara memperhatikan ukuran perbedaan nada.
2.2.2.5
Nada Final
Nada Final (NF) adalah nada yang terdapat pada akhir kontur intonasi
secara keseluruhan. Nada ini dapat memisahkan antara satu kontur dengan kontur
yang lain dan disebut dengan batas final. Oleh karena itu pembedaan struktur
Universitas Sumatera Utara
melodik tuturan dari modus deklaratif, interogatif dan imperatif didasarkan pada
tinggi nada final.
2.2.2.6
Puncak Nada
Puncak nada digunakan untuk menyebut prominensi tertinggi dalam
sebuah alir nada. Dalam kaitannya dengan Fo puncak nada adalah Fo tertinggi
dalam sebuah alir nada, sedangkan lawan dari nada puncak adalah lembah.
2.2.2.7
Julat Nada
Julat Nada adalah rentang Fo dalam sebuah ujaran. Nada dasar ditentukan
dengan menghitung selisih Fo tertinggi dan Fo terendah.
2.2.2.8
Alir Nada
Alir nada adalah komposisi nada-nada dalam domain konstituen
pembentuk suara. Sebuah alir nada dapat digambarkan atas dasar perbandingan
atau perubahan tinggi Fo. Sugiyono (2003), konsep alir nada ini kurang lebih
tidak ada perbedaan dengan konsep pola nada
kombinasi nada dalam domain
kelompok jeda atau tona.
2.2.2.9 Kontur Intonasi
Kontur Intonasi adalah perpaduan nada yang dapat memberi ciri melodik
tuturan pada konteks modus, dan juga dapat membentuk struktur melodik sebuah
tuturan. Sesungguhnya intonasi dianalisis sebagai kontur ada didalamnya variasi
tingkat tinggi nada.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.10 Jeda
Jeda adalah hentian sesaat antara segmen dengan segmen berikutnya
dalam sebuah tuturan. Jeda digunakan sebagai pembatas konstituen pokok ujaran
seperti antara klausa yang satu dengan klausa yang lainnya.
2.2.3 Fonetik Bahasa Arab ( علم اأص اʕilmu al aṣwāt
Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki bunyi-bunyi dalam bahasa tanpa
memperhatikan
fungsinya
dalam
membedakan
makna.
(Basyar
:2000)
mengatakan bahwa Ilmu Al Aṣw t adalah studi tentang bunyi pada saat diucapkan
dan membawa pengaruh kepada pendengaran tanpa memperhatikan makna suara
tersebut dalam bahasa tertentu.
Menurut Al Tawwab ( 1997 ) Ilmu Al Aṣw t adalah;
""
ا غ
ا
ا
ا
( “ ااal ʕilmu allaðī yudarrisu al ṣauta al insaniya min
ا
wijhati al na ẓari al luɣawiyah). Artinya; ” suatu ilmu yang mempelajari bunyi
suara manusia dari aspek kebahasaan”. Menurut Al Khauli (1982) Ilmu Al
Aṣw t adalah ilmu yang mempelajari tentang pembentukan, perpindahan dan
penerimaan bunyi bahasa.
2.2.3.1
Bunyi Vokal Bahasa Arab
Sistem bunyi bahasa Arab di dalam penelitian ini dikaji dari sudut
pendekatan fonetik eksperimental yaitu menyelidiki bunyi – bunyi bahasa
berdasarkan intensitas, durasi, tekanan dan tinggi rendahnya. Bunyi vokal (ṣā-it)
yaitu;
ءا
أ
ا
أ إ
ا
ا
"
ا
أ ء
" اأص ا ا
أ
اء غ
Universitas Sumatera Utara
( al a ṣwāt allati taχruju min al jihāzi al ṣauti wa allati taftaqidu wujuda ayyi
ʕitirāᵭin min qibali a ʕᵭāi al nuṭqi sawāun bi al ɣalqi auw bi alta ᵭyīqi aθnāi
nuṭqiha) artinya; bunyi-bunyi yang keluar dari alat ucap yang tidak mendapat
hambatan sedikitpun baik secara tertutup maupun adanya penyempitan di saat
penuturannya.
Dalam bahasa Arab ada tiga macam bunyi vokal yaitu; bunyi [ a / u / i ].
Berdasarkan panjang pendeknya bunyi vokal dapat dibagi kepada dua macam
yaitu;
(1) vokal pendek (ṣaut qa ṣīrah)
bunyi vokal [ a ] dilambangkan dengan [ ] ـــــdisebut fatħah posisinya terletak di
atas bunyi konsonan.
Contoh: [ فـ ـ/ fa-ta-ħa] artinya; membuka,
-
bunyi vokal [ u ] dilambangkan dengan [ ] ــــــdisebut ᵭummah posisinya
terletak di atas bunyi konsonan.
Contoh: [
-
/ ku-tu-bun ] artinya; banyak buku.
bunyi vokal [ i ] dilambangkan dengan [ ]ــــــdisebut kasrah posisinya
terletak di bawah bunyi konsonan.
Contoh: [ ـ/ min] artinya; dari.
(2) vokal panjang ( ṣaut ṭawīlah )
-
bunyi vokal [
] disebut alif dilambangkan dengan [ ] اposisinya
terhubung dengan bunyi konsonan.
Contoh: [
-
/ bā-bun ] artinya; pintu.
bunyi vokal [
] dilambangkan dengan [
] disebut wāu posisinya
terhubung dengan bunyi konsonan.
Universitas Sumatera Utara
Contoh: [
-
/ nū-run ] artinya; cahaya.
bunyi vokal [
] disebut yāɁ posisinya
] dilambangkan dengan [
terhubung dengan bunyi konsonan.
Contoh : [
ص/ ṣa-dī-qun ] artinya; teman.
lambang bunyi
nama bunyi
A
[ ] ــــــــ
fathah
ف
U
[ ] ــــــــ
dhummah /
I
[ ] ـــــــ
kasrah
/
[ ] ا
alif
/
[
]
wāw
[
]
yā
/
Vokal Pendek
Vokal Panjang
اف
ا
/
/
ء
Bagan 1 Bunyi Vokal Bahasa Arab
2.2.3.1.1Bunyi Vokal Berdasarkan Posisi Lidah
Berdasarkan tinggi rendahnya posisi lidah bunyi-bunyi vokal dapat
diklasifikasikan menurut:
1. Vokal tinggi atas,
-
bunyi [ i ] dilambangkan dengan [ ]ــــــdisebut kasrah
Contoh: [ ـ/ min] artinya; dari,
-
bunyi [ u ] dilambangkan dengan [ ] ـــــــdisebut ᵭummah
Contoh: [ ٌ
/ ku-tu-bun ] artinya; banyak buku.
2. Vokal rendah,
-
bunyi [ a ] dilambangkan dengan [ ] ـــــdisebut fatħah
Universitas Sumatera Utara
Contoh: [ فـ ـ/ fa-ta-ħa ] artinya; membuka.
Adapun bunyi vokal berdasarkan maju mundurnya lidah maka dapat
dibedakan atas: 1. Vokal depan,
-
bunyi [ I ] dilambangkan dengan [ ]ــــــdisebut kasrah
Contoh: [
-
/ ki tā bun] artinya; buku,
bunyi [ a ] dilambangkan dengan [ ] ـــــdisebut fatħah
Contoh: [
أ/ akala ] artinya; memakan .
2. Vokal belakang,
-
bunyi [ u ] dilambangkan dengan [ ]ـــــــdisebut ᵭummah
Contoh: [
أ/ yaɁku lu] artinya; dia memakan.
ـــ
ـــ
uــــ
ــــ
Bagan 2 : Vokal BA Berdasarkan Posisi Lidah
2.2.3.1.2 Bunyi Vokal Berdasarkan Striktur
Bunyi vokal berdasarkan bentuk mulut dapat dibedakan menjadi;
1. Vokal tertutup, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah dalam posisi setinggi
mungkin. bunyi pendek [ u ] ᵭummah qa ṣīrah,
Contoh: [
-
/ qum ] artinya; berdirilah kamu.
bunyi panjang [
Contoh: [
] ðummah ṭawīlah,
ـ/ ya-q - mu] artinya; akan berdiri.
Universitas Sumatera Utara
-
bunyi pendek [ i ] kasrah qa ṣīrah,
Contoh: [ ـ
-
/ ʕa-li-ma] artinya; mengetahui,
bunyi panjang [ ] kasrah ṭawīlah,
Contoh: [
/ ʕ-l -mun ] artinya; maha mengetahu.
2. Vokal terbuka, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah dalam posisi serendah
mungkin.
bunyi [ a ] fatħah qaṣīrah
-
Contoh: [
/ qa-la-mun] artinya; pena.
2.2.3.1.3 Bunyi Vokal Berdasarkan Bentuk Mulut
Berdasarkan bentuk mulut bunyi vokal dapat dibedakan sebagai berikut;
1. Vokal bundar, yaitu vokal yang diucapakan dengan bentuk mulut membundar.
-
bunyi [ u ]
Contoh: [ ــ/ qul] artinya; katakanlah.
2. Vokal tak bundar, yaitu vokal yang diucapakan dengan bentuk mulut tidak
membundar.
-
bunyi [ i ]
Contoh: [
/ min] artinya; dari.
3. Vokal netral, yaitu
vokal yang diucapakan dengan bentuk mulut tidak
membundar dan tidak melebar.
-
bunyi [ a ]
Contoh: [ ــ/ hal] artinya; adakah .
Berdasarkan posisi lidah dan bentuk mulut dapat dibuat bagan atau peta
sebagai berikut;
Universitas Sumatera Utara
Depan
Tengah
Belakang
Tak Bundar
Tak Bundar
Bundar
i, , a
a, ,
u, ,
Striktur
Netral
Tertutup
a,
a
Terbuka
Bagan 3. Vokal BA Berdasarkan Bentuk Mulut
2.2.3.2
Bunyi Konsonan Bahasa Arab
Bunyi konsonan disebut (
ا
) اal-ṣawāmit yaitu; bunyi yang
dihasilkan dengan melibatkan penyempitan atau penutupan pada daerah artikulasi.
Bunyi ini tidak tampak ada urgensinya untuk membuat semacam standar seperti
halnya pada vokal, karena satu konsonan jarang mempunyai variasi seperti yang
dipakai pada vokal. Dengan kata lain perbedaan bunyi antara konsonan tidak
begitu halus dan detail seperti pada vokal. Contoh, bunyi /s/, bunyi ini tidak ada
perbedaan yang mencolok antara bunyi bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris,
bahasa Arab dan bahasa lainnya.
2.2.3.2.1 Bunyi Konsonan Menurut Cara Artikulasi
Bunyi konsonan menurut cara artikulasi yaitu bagaimana tindakan atau
perlakuan terhadap arus udara yang baru keluar dari glotis dalam menghasilkan
bunyi konsosnan itu (Chaer : 2009). Maka menurut cara artikulasi bunyi dapat
dibedakan sebagai berikut:
( اأص ا اإal infijāriyyah ) yaitu; bunyi yang dihasilkan
1. Bunyi Letupan
dengan cara arus udara ditutup rapat sehingga udara terhenti seketika, lalu
dilepaskan kembali secara tiba-tiba.
Contoh: bunyi [ b /
]
Universitas Sumatera Utara
posisi awal
/ bā bun
:
ا/ibnun
posisi tengah :
posis akhir
-
:
bunyi [ d /
posisi awal
artinya; pintu
artinya ; anak laki-laki
/kitā bun
artinya; buku
/ dinar
artinya; uang dinar
/ badan
artinya ; tubuh
]
:
posisi tengah :
أ/ asad
artinya; singa
:
/ tamr
artinya; buah kurma
posisi tengah :
/witr
artinya ; ganjil
posis akhir
/ mayyit
artinya; mayat
posis akhir
-
bunyi [ t /
posisi awal
-
:
]
:
bunyi [ ḍ /
posisi awal
]
/ ḍarūrah
:
أف/ afḍal
posisi tengah :
posis akhir
-
:
bunyi [ ṭ /
posisi awal
:
posisi tengah :
posis akhir
:
artinya; darurat
artinya ; lebih utama
ف/ far ḍ
artinya; harus
/ ṭāʕah
artinya; taat
/ χuṭbah
artinya ; pidato
]
ا/ liwāṭ
artinya; sodomi
Universitas Sumatera Utara
-
bunyi [ k /
posisi awal
]
:
/ kursiy
ف/ fikr
posisi tengah :
artinya; kursi
artinya ; pikir
/ ʃirk
artinya; sekutu
:
/ qabr
artinya; kuburan
posisi tengah :
/ ʕaql
artinya ; akal
posis akhir
/ ħaq
artinya; kebenaran
posis akhir
-
bunyi [ q /
posisi awal
-
:
]
:
bunyi [ ɂ / ] ء
posisi awal
:
posisi tengah :
posis akhir
2.
أ/ ɂamr
artinya; perintah
ف ئ/ fāidah
artinya ; kegunaan
اء/ liwāɂ
:
artinya; bendera
( اأص ا اal aṣw t al murakkabah) yaitu, bunyi yang
Bunyi Paduan
dihasilkan dengan cara arus udara ditutup rapat tetapi kemudian dilepas secara
berangsur-angsur.
Contoh:
-
bunyi [ ǰ /
posisi awal
:
posisi tengah :
posis akhir
:
]
/ ǰadwal
/ maǰmuʕ
/ χurūǰ
artinya; roster
artinya ; kumpulan
artinya; keluar
Universitas Sumatera Utara
3. Bunyi Nasal /
( اأص ا اأal aṣw t al anfiyyah) yaitu, bunyi yang dihasilkan
dengan cara arus udara yang lewat rongga mulut ditutup rapat tetapi arus udara
dialirkan lewat rongga hidung.
Contoh:
-
bunyi [ m / ]
posisi awal
/maktabah
artinya; perpustakaan
posisi tengah :
/ samak
artinya ; ikan
posis akhir
/ rasm
artinya; lukisan
/ nūr
artinya; cahaya
-
:
:
bunyi [ n /
posisi awal
]
:
/ munīr
posisi tengah :
posis akhir
4.
أ/ asnān
:
Bunyi Getaran
ا
artinya ; penerang
artinya; gigi
( اأص ا اal aṣw t al tikr riyyah) yaitu, bunyi yang
dihasilkan dengan cara arus udara ditutup dan dibuka berulang-ulang secara cepat.
Contoh:
-
bunyi [ r / ]
/ ramā
artinya; melempar
posisi tengah :
/ mara ᵭ
artinya; penyakit
posis akhir
/ sarīr
artinya; tempat tidur
posisi awal
:
:
Universitas Sumatera Utara
5.
Bunyi Samping
( اأص ا اal aṣw t alj nibiyyah) yaitu, bunyi yang
dihasilkan dengan cara arus udara ditutup sedemikian rupa sehingga udara masih
bisa keluar melalui salah satu atau kedua sisi-sisinya.
Contoh:
-
bunyi [ l /
posisi awal
]
:
/ lail
artinya; malam hari
posisi tengah :
/ qalbun
artinya; hati
posis akhir
/ʕamal
artinya; pekerjaan
:
6. Bunyi Geseran
( اأص ا اإal aṣw t al iħtik kiyyah) yaitu; bunyi yang
dihasilkan dengan cara arus udara dihambat sedemikian rupa sehingga udara tetap
dapat keluar.
Contoh:
-
bunyi [ f / ] ف
posisi awal
:
posisi tengah :
posis akhir
-
:
ف/ fahm
ف
/ ħāfiẓ
صف/ ṣāff
artinya; mengerti
artinya; penghapal
artinya; barisan
bunyi [ θ / ]
posisi awal
:
posisi tengah :
posis akhir
:
/ θalj
artinya; es
ا/ iθnān
artinya; dua
/ baħθ
artinya; mencari
Universitas Sumatera Utara
-
bunyi [ ẓ /
posisi awal
]
/ẓahr
artinya; punggung
posisi tengah :
/ ʕa ẓm
artinya; tulang
posis akhir
/ lafẓun
artinya; lafal
/ sālim
artinya; sehat
/ yusr
artinya; kemudahan
-
:
:
bunyi [ s /
posisi awal
]
:
posisi tengah :
posis akhir
-
:
:
اء
posisi tengah :
posis akhir
:
bunyi [ ʃ /
posisi awal
/ zahrah
artinya; bunga
/ jazāɂ
artinya; balasan
/ ramz
artinya; lambang
/ ʃak
artinya; ragu
]
:
/dahʃah
posisi tengah :
posis akhir
-
artinya; dasar
bunyi [ z / ]
posisi awal
-
أ/asās
bunyi [ χ /
posisi awal
ف/ fur ʃ
:
:
artinya; kagum
artinya; tikar
]
/χurūj
artinya; keluar
Universitas Sumatera Utara
posisi tengah :
/baχīl
artinya; kikir
posis akhir
/wasaχ
artinya;
kotor
غ/ɣarīb
artinya;
aneh
posisi tengah :
غ/ ma ɣrib
artinya; tempat terbenam
posis akhir
ف/ fāriɣ
artinya;
-
bunyi [ ɣ /
posisi awal
-
:
:
:
bunyi [ ħ /
posisi awal
]
]
:
posisi tengah :
posis akhir
-
:
/ ħāḍir
artinya; ada
/ maħāmi
artinya; pengacara
/ nikāħ
artinya;
kawin
bunyi [ h / ] ـ
posisi awal
:
posisi tengah :
posis akhir
-
kosong
:
ا/ hidāyah
artinya; petunjuk
/ jāhiz
artinya; tersedia
/ tāha
artinya; mencari
bunyi [ ʕ / ]
:
ا/ ʕadālah
posisi tengah :
/ da ʕwah
artinya; mengajak
posis akhir
/ jimāʕ
artinya; bersetubuh
posisi awal
:
artinya; keadilan
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.2.2 Bunyi Konsonan Dari Segi Tempat Artikulasi
Bunyi konsonan dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat artikulasi yaitu
tempat terjadinya bunyi konsonan, atau tempat bertemunya artikulator aktif dan
artikulator pasif. Menurut ( Al Taww b : 1997) bunyi konsonan dari segi tempat
artikulasi dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Bunyi Bilabial
ـــ
(ʃafawiyyah) yaitu; bunyi yang dihasilkan dari bibir
atas dan bibir bawah.
Contoh:
-
bunyi [ b /
posisi awal
]
/ bābun
:
ا/ ibnu
posisi tengah :
posis akhir
-
:
bunyi [ m /
posisi awal
-
artinya; anak laki-laki
/ kitāb
artinya; buku
/ mauz
artinya; pisang
/ ʕmrun
artinya; usia
]
:
posisi tengah :
posis akhir
artinya; pintu
:
/ ʕammun
artinya; paman
bunyi [ w / ]
posisi awal
:
posisi tengah :
posis akhir
:
/ waraqatun
ا
/ mirwāħah
/ dalwun
artinya; kertas
artinya; kipas angin
artinya; timba
Universitas Sumatera Utara
اأ
2. Bunyi labiodental
( اal ʃafawiyyah al asn niyyah) yaitu; bunyi
yang dihasilkan dari bibir dan bersentuhan dengan gigi.
Contoh;
-
bunyi [ f / ] ف
posisi awal
ف/ fikr
:
posisi tengah :
posis akhir
/ lafz
ف/ malaf
:
artinya;
pikir
artinya;
lafal
artinya;
map
( اأal asn niyyah) yaitu; bunyi yang dihasilakan dari
3. Bunyi Interdental
gigi atas dan pinggir lidah.
Contoh:
-
bunyi [ ẓ /
posisi awal
]
/ ẓāhir
:
artinya; nyata
posisi tengah :
/ niẓām
artinya;
posis akhir
/ lafẓ
artinya; lafal
:
/ ðālika
artinya; itu
posisi tengah :
/ laððah
-
bunyi [ ð / ]
posisi awal
posis akhir
-
:
aturan
/ laðīð
:
bunyi [ θ /
artinya; lezat
artinya;
enak
]
Universitas Sumatera Utara
/ θamar
artinya; berbuah
posisi tengah :
/ kaθīr
artinya; banyak
posis akhir
/ ħadaθ
artinya; terjadi
posisi awal
:
:
( اasn niyyah laθawiyyah) yaitu, bunyi yang
4. Bunyi Alveodental
dihasilkan dari gusi dan bagian depan lidah.
Contoh:
-
bunyi [ d / ]
posisi awal
:
/
dalwun
artinya; timba berbuah
posisi tengah :
/ madħ
artinya; pujian banyak
posis akhir
/ walad
artinya; anak laki-laki
-
:
bunyi [ ᵭ /
posisi awal
]
ء
posisi tengah :
posis akhir
-
posisi awal
:
:
/ qa ᵭāɂ
artinya; melaksanakan
abya ᵭ
artinya; putih terjadi
]
/ tamr
/ kitāb
posisi tengah :
posis akhir
artinya; sesat berbuah
أ/
:
bunyi [ t /
/ ᵭalālah
ا
:
/
bait
artinya; kurma
artinya; buku
artinya; rumah
Universitas Sumatera Utara
-
bunyi [ ṭ /
posisi awal
]
/ ṭāʕah
:
artinya; patuh
posisi tengah :
/ qa ṭʕ
artinya; putus
posis akhir
/ qiṭṭun
artinya; kucing
/zait
artinya; minyak
/ manzil
artinya; rumah
mauz
artinya; pisang
-
:
bunyi [ z / ]
posisi awal
:
posisi tengah :
posis akhir
-
:
bunyi [ s /
posisi awal
/
]
ا/ salām
:
artinya; sejahtera
posisi tengah :
/ muslim
artinya; orang islam
posis akhir
أ/ asās
artinya; dasar
ص/ṣabāh
artinya; pagi
-
:
bunyi [ ṣ /
posisi awal
:
posisi tengah :
posis akhir
:
5. Bunyi Alveolar
]
/ na ṣr
إ ا/ iχlāṣ
artinya; pertolongan
artinya; tulus
(laθawiyyah) yaitu; bunyi yang dihasilkan dari gusi dan
bagian pinggir lidah.
Universitas Sumatera Utara
Contoh:
-
bunyi [ r / ]
posisi awal
ف/ raff
:
ا/ turāb
posisi tengah :
posis akhir
-
bunyi [ l /
posisi awal
/ sarīr
:
-
:
/ lail
posisi awal
/risālah
:
bunyi [ n /
/ sahl
artinya;
ranjang
artinya;
malam
artinya; surat
artinya; mudah
]
:
/ naum
posisi tengah :
posis akhir
artinya; debu
]
posisi tengah :
posis akhir
artinya; rak
/jundiyun
ا/ ibnu
:
6. Bunyi Apiko-prepalatal
artinya;
tidur
artinya; tentara
artinya; anak laki-laki
( ا غal gh riyah ) yaitu; bunyi ini terjadi bila
artikulator aktifnya adalah ujung lidah dan artikulator pasifnya adalah gusi bagian
belakang atau langit-langit keras depan.
Contoh:
-
bunyi [ ʃ /
]
Universitas Sumatera Utara
/ ʃams
artinya; matahari
posisi tengah :
/ ʕa ʃarah
artinya; sepuluh
posis akhir
/ rīʃ
artinya; bulu ayam
/ jīrān
artinya; tetangga
posisi tengah :
/ ħujrah
artinya; kamar
posis akhir
/ durj
artinya; laci
posisi awal
-
:
bunyi [ j /
posisi awal
-
:
ا
:
:
bunyi [ y /
posisi awal
]
]
:
posisi tengah :
posis akhir
/ yaum
artinya;
/ niyām
artinya; tidur
أ/ raɂyun
:
7. Bunyi Platal
hari
artinya; pandangan
(ṭabaqiyyah) yaitu; bunyi yang dihasilkan dari langit-langit
mulut dan bagian tengah lidah.
Contoh:
-
bunyi [ k /
posisi awal
:
]
/ kalbun
artinya;
anjing
posisi tengah :
/ bikr
artinya; anak gadis
posis akhir
/ samak
artinya; ikan
:
Universitas Sumatera Utara
Contoh:
-
bunyi [ ɣ /
posisi awal
]
غا/ ɣulām
:
artinya;
anak kecil
posisi tengah :
صغ/ ṣa ɣīr
artinya; kecil
posis akhir
ف/ fāriɣ
artinya; kosong
:
Contoh:
-
bunyi [ χ /
posisi awal
]
/ χurūj
:
posisi tengah :
posis akhir
:
8. Bunyi Uvular
artinya;
keluar
آ/ āχir
artinya; akhir
ف ا/ firāχ
artinya; ayam
( lahawiyyah) yaitu; bagian langit-langit mulut yang
menonjol ke bawah
sedang bagian belakang lidah tidak sampai pada batas
bersentuhan dengan bagian langit-langit mulut.
Contoh:
-
bunyi [ q /
posisi awal
]
:
/ qalam
/ maqʕad
posisi tengah :
posis akhir
ص/ ṣadīq
:
9. Bunyi Laringal
artinya;
pena
artinya; bangku
artinya; teman
(ħalaqiyyah) yaitu; bunyi yang terjadi bila artikulatornya
adalah sepasang pita suara.
Universitas Sumatera Utara
Contoh:
-
bunyi [ ħ /
posisi awal
]
:
posisi tengah :
posis akhir
-
artinya; penjaga
ص/ṣaħīfah
artinya; koran
ص/ ṣabāħ
:
bunyi [ ʕ /
/ ħāris
artinya; pagi
]
:
/ ʕumar
artinya;
posisi tengah :
/ ba ʕīr
artinya; unta
posisi awal
posis akhir
/ baiyʕ
:
10. Bunyi Glotal
umar
artinya; jual
( ħanjariyyah) yaitu; bunyi yang dihasilkan dari bagian
tenggorokan menjadi satu-satunya artikulator untuk menghasilkan suara.
Contoh:
-
bunyi [ Ɂ / ] ء
posisi awal
:
posisi tengah :
posis akhir
-
:
أ
أ/ Ɂamr
artinya; perintah
أ/raɁyu
artinya; pendapat
/ qaraɁ
artinya; baca
bunyi [ h / ] ـ
posisi awal
:
posisi tengah :
ف/ hātif
/ mihnah
artinya; telepon
artinya; propesi
Universitas Sumatera Utara
/ tāh
posis akhir
:
artinya; hilang
2.2.3.3
Bunyi Suprasegmental Bahasa Arab
2.2.3.3.1 Tekanan ( النبرal nabru)
Tekanan atau Strees merupakan derajat kenyaringan bunyi bahasa.
Menurut (Al Tawwab:1997 ) bahwa kenyaringan bunyi dalam ujaran yang
memiliki silaba sifatnya relatif. Maksudnya adalah bahwa bunyi itu bisa menjadi
keras dan lemah (Basyar :2000). Hal ini bisa terjadi disebabkan oleh keterlibatan
energi otot ketika bunyi itu diucapkan. Suatu bunyi bisa menjadi keras dan
mendapatkan tekanan apabila energi otot yang dikeluarkan lebih besar ketika
bunyi itu diucapkan. Sebaliknya suatu bunyi bisa menjadi lemah dan tidak
mendapatkan tekanan apabila energi otot yang dikeluarkan lebih kecil ketika
bunyi itu diucapkan.
Silaba atau
( اal maqtaʕ) dalam ujaran bahasa Arab bisa menjadi keras
dan lembut, dan silaba merupakan satuan ujaran yang sering mendapat prominasi
dari bunyi yang lain. Secara fonologis silaba difenisikan cara vokal dan konsonan
menyatu sehingga membentuk beragam untaian bunyi. Terdapat bunyi keras dan
lembutnya silaba dalam bahasa Arab seperti pada kata
[ᵭa / ra / ba ]. Ujaran
pada silaba [ᵭa ] lebih mendapatkan tekanan tinggi dan keras bila dibandingkan
dengan silaba yang lain. Artinya ujaran pada silaba [ ra / ba ] tidak mendapatkan
tekanan tinggi dan keras.
Menurut (An s :1999) Bahasa Arab hanya mengenal empat macam
tekanan pada silaba yaitu;
1. Tekanan bunyi pada akhir dua silaba.
Contoh;
Universitas Sumatera Utara
[nas / ta / ʕī / nu ] artinya; kami minta pertolongan. Kata ini
ـ ــ
terdiri atas empat silaba dan silaba yang memiliki tekanan bunyi lebih
tinggi adalah [ ʕī / nu].
2. Tekanan bunyi pada sebelum akhir silaba.
Contoh;
[ ta / ʕal / la / ma ] artinya; dia sudah belajar. Kata ini terdiri atas empat
silaba dan silaba yang memiliki tekanan bunyi lebih tinggi adalah [la ].
3. Tekanan bunyi pada akhir tiga silaba.
Contoh;
[ ا ـij / ta / ma / ʕa ] artinya; dia sudah berkumpul. Kata ini terdiri atas
empat silaba dan silaba yang memiliki tekanan bunyi lebih tinggi adalah [ ta / ma
/ ʕa ] .
4. Tekanan bunyi pada empat silaba.
Contoh;
ٌ ــ
[ sa / ma / ka / tun] artinya; seekor ikan. Kata ini terdiri atas empat
silaba dan silaba yang memiliki tekanan bunyi lebih tinggi adalah [ sa /ma /
ka / tun].
2.2.3.3.2 Nada التنغيم
al tanġīm
Terjadi bunyi-bunyi suprasegmental dalam ucapan disebabkan oleh adanya
faktor ketegangan pita suara arus udara dan posisi pita suara ketika bunyi itu
diucapkan. Makin tegang pita suara yang disebabkan oleh kenaikan arus udara
dari paru-paru makin tinggi pula nada bunyi tersebut. Secara linguitis nada ini
dapat mempengaruhi dalam satuan sistem linguistik tertentu. Menurut (Al
Taww b :1997) Nada (al tanġīm ) adalah terjadinya tinggi dan rendah bunyi suara
Universitas Sumatera Utara
pada saat berbicara dan bisa mengalami perubahan makna dalam satu kalimat.
Misalnya nada turun biasanya menandakan kelengkapan tutur, dan nada naik
menandakan ketidaklengkapan tuturan. Dalam konteks perbedaan makna pada
tataran kalimat variasi-variasi nada bisa dipakai untuk menyatakan perbedaan
tersebut yang dinamakan dengan intonasi.
Tanda [ // ] yaitu untuk intonasi datar naik dan biasanya dipakai untuk bertanya.
Contoh;
[ اlā, yā ʃeyχ ], kalimat ini mengandung makna; “apa benar
seperti itu”?.
Tanda [ II] yaitu untuk intonasi datar turun dan biasa dipakai untuk menyangkal.
....
Contoh;
[ yā... ʃeyχ ], kalimat ini mengandung makna; “ itu tak benar” .
Tanda [=] yaitu untuk intonasi datar dan biasanya dipakai untuk ejekan.
Contoh;
ا
[ lā, yā ʃeyχ ], kalimat ini mengandung makna; “ bukan begitu”.
2.2.3.3.3 Jeda ( ال قفal waqfu)
Menurut (Al Tawwab : 1997 ) al waqfu adalah : (
ف
ا
اا اء
ا
اأص ا
) artinya; ( sejumlah bunyi yang
mengandung satu suara, boleh dibaca dari permulaan bunyi dan boleh berhenti
pada akhir bunyi). Dimaksud dengan jeda adalah penghentian atau pemutusan
suatu arus bunyi-bunyi suprasegmental ketika diujarkan oleh penutur. Sebagai
akibatnya, akan terjadi penghentian atau kesenyapan di antara bunyi-bunyi yang
terputus itu. Kesenyapan bunyi itu ada dua macam;
Universitas Sumatera Utara
Pertama; bunyi pendek yaitu bunyi yang dimulai dengan konsonan kemudian
terjadi sesudahnya bunyi pendek. Contoh;
+
+ ـ:
Kedua; bunyi panjang yaitu bunyi yang dimulai dengan konsonan terjadi
sesudahnya bunyi panjang. Contoh;
ف.
Kesenyapan juga bisa disebut sendi (juncture) karena kesenyapan itu
sekaligus merupakan tanda batas antara bentuk-bentuk linguistik baik dalam
tataran kalimat, klausa, frase, kata, morfem dan silaba. Sendi dalam menunjukkan
batas jadi antara silaba dengan silaba yang lain. Batas silaba biasanya ditandai
dengan tanda (+).
Contoh;
[ ki + tab],
[ ka + ta + ba],
ا
[ ij + ta + ma + ʕa].
Sendi luar menunjukkan batas yang lebih besar, biasanya dibedakan
dengan adanya tanda:
( / ) menunjukkan penghentian antarkata dalam frase.
( // ) menunjukkan penghentian antarkata dalam klausa.
( # ) menunjukkan antarkalimat wacana / paragraf. Tekanan dan jeda dalam
bahasa Arab dapat mengubah makna kalimat.
Contoh;
#
/
//
# “
kitābun ħadiθun jadidun” artinya; buku yang modren baru
#
//
ا/
#“
kitabu al ħadiθi jadidun” artinya; buku mengenai hadis baru”.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.3.4 Durasi ( الط لal ṭūl
Bunyi suprasegmental
juga dapat dibedakan dari durasi atau panjang
pendeknya ketika bunyi itu diucapkan. Panjang-pendek bunyi di dalam fonetik
Arab maksudnya adalah bunyi yang diucapkan itu mangandung masa ( mora ).
Pada dasarnya durasi ujaran pada bunyi vokal lebih lama bila dibandingkan
dengan bunyi konsosnan. Bunyi konsonan bahasa Arab itupun terdapat perbedaan
durasi dalam ujaran. Hal ini disebabkan masing-masing konsonan memiliki sifat
bunyi yang berbeda dengan konsonan lain.
Panjang-pendek bunyi di dalam bahasa Arab dihasilkan dari bunyi vokal.
Menurut durasi bunyi vokal bahasa Arab ada dua;
1. Bunyi pendek;
- [ a ] dilambangkan dengan tanda ( )ـــــdisebut fathah (
)فContoh;
[ka-ta-ba ] artinya; menulis.
- [ u ] dilambangkan dengan tanda ( )ـــــdisebut dhummah (
ٌ
-
) Contoh;
[ ku-tu-bun ] artinya; banyak buku.
[ i ] dilambangkan dengan tanda ( )ـــــdisebut kasrah (
) Contoh;
[ إi-bil] artinya; seekor unta.
2. Bunyi panjang;
- [
] dilambangkan dengan tanda ( ) اdisebut alif ( ) أ فContoh;
[ ki-t -
bun ] artinya; sebuah buku.
- [ ] dilambangkan dengan tanda ( ) disebut wāw ( ) اContoh;
[n - run
] artinya; cahaya.
- [ ] dilambangkan dengan tanda (
) disebut ya‟ ( ) ءContoh;
[ صṣa- d
- qun ] artinya; seorang teman laki-laki.
Universitas Sumatera Utara
Akibat perbedaan durasi yang timbul dari kedua macam bunyi vokal
panjang dan pendek dalam tataran kata itu,
maka kata tersebut mengalami
perubahan makna.
Contoh ; vokal [ / a]
[ma / ṭ r] artinya ; bandara, diucapkan
[ma / tar]
artinya; hujan.
Contoh; vokal [ / i]
[ b / rid] artinya adalah; dingin, diucapkan
[ ba /
r d] artinya; kantor pos.
Contoh; vokal [
/u] ٌ
[ ħ / run ] artinya; bidadari surga, diucapkan
[ ħur /run ] artinya ; bebas.
Perubahan makna disebabkan bunyi panjang diucapkan menjadi bunyi
pendek bukan hanya terjadi pada ujaran kosakata bahkan terjadi juga pada ujaran
kalimat verbal.
Contoh; vokal [ / a]
[ ya / nā / mu] artinya; dia sedang tidur, diucapkan
ـ
[ ـlam / ya /nam] artinya; dia tidak tidur.
Contoh; vokal [
ـ
/u]
[ ya / qū / mu ] artinya; dia sedang berdiri, diucapkan
[ lam / ya /qum] artinya; dia tidak berdiri.
Contoh; vokal [ / i ]
ـ
ـ
ـ
[ya / bī / ʕu] artinya; dia sedang berjualan, diucapkan
[ lam / ya / biʕ ) artinya; dia tidak berjualan.
Proses perubahan yang terjadi pada bunyi vokal panjang menjadi bunyi
pendek
adalah karena terjadinya penghapusan lambang bunyi vokal panjang
yaitu [ ] اdisebabkan terhubungnya dengan [
] lam artinya menidakkan suatu
perbuatan.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.4
Bunyi Vokal Bahasa Indonesia
2.2.3.4.1 Bunyi Vokal Berdasarkan Posisi Lidah
Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan cara setelah arus udara
ke luar dari glotis, lalu arus ujar hanya diubah oleh posisi lidah dan bentuk mulut
(Chaer: 2009). Di dalalm bahasa Indonesia bunyi vokal ada enam buah yaitu;
[a, i, e, ə, u, o]
Berdasarkan posisi lidah bunyi-bunyi vokal dapat dibedakan atas:
1. Vokal tinggi atas,
-
bunyi [ i ]
[ ini / isi / sisi ]
-
bunyi [ u ]
[susu/ lucu / aku].
2. Vokal tinggi bawah,
-
bunyi [ І ]
[ batik / murid / tabib]
-
bunyi [ U]
[ kapur / duduk /sumur ].
3. Vokal sedang atas,
-
bunyi [ e ]
[sate /tape /gule]
-
bunyi [ ə ]
[kera / beli / maret]
-
bunyi [ o ]
[toko / kilo /oto].
4. Vokal sedang bawah,
-
bunyi [ ɛ ]
[monyet / ember / karet]
-
bunyi [] ﬤ
[tokoh / botak /bohong].
5. Vokal rendah,
-
bunyi [ a ]
[anak / apa / lada]
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.4.2 Bunyi Vokal Berdasarkan Striktur
Menurut (Chaer: 2009) striktur pada bunyi vokal adalah jarak antara lidah
dengan langit-langit keras. Berdasarkan strikturnya bunyi vokal dapat dibedakan
menjadi:
1. Vokal tertutup, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat setinggi
mungkin mendekati langit-langit.
Contoh;
-
bunyi [ i ]
[ lidi / dini / sisi ]
-
bunyi [ u ]
[ kuku / susu / lucu].
2. Vokal semi tertutup, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam
ketinggian sepertiga di bawah.
Contoh;
-
bunyi [ e ]
[ sate / gule /tape ]
-
bunyi [ ə ]
[ kera / beli / maret ]
-
bunyi [ o ]
[ toko / oto / kilo ]
3. Vokal semi terbuka, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam
ketinggian sepertiga di atas vokal yang paling rendah.
Contoh;
-
bunyi [ Ɛ ]
[ ember / karet / monyet ]
-
bunyi []ﬤ
[ tokoh / botak / bohong ]
4. Vokal terbuka, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah dalam posisi serendah
mungkin.
Contoh;
-
bunyi [ a ]
[ apa / lada / dan ]
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.4.3 Bunyi Vokal Berdasarkan Bentuk Mulut
Menurut ( Jones, 1958:16) dalam buku “Fonetik Bahasa Indonesia ”,
bahwa bunyi vokal berdasarkan bentuk mulut sewaktu
diucapkan dapat
dibedakan atas:
1. Vokal bulat, yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk mulut bulat.
Contoh terbuka;
-
bunyi []ﬤ
[ tokoh / botak / bohong ]
-
bunyi [ o]
[ toko / otak /kilo ]
Contoh tertutup;
-
bunyi [ u ]
[ kuku / susu / lucu ]
2. Vokal tak bulat, yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk mulut tidak bulat.
Contoh;
-
bunyi [ i ]
[ lidi / dini / sisi ]
-
bunyi [ e ]
[sate / gule /tape]
-
bunyi [ u ]
[kuku / susu / lucu]
3. Vokal netral, yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk mulut dalam posisi
netral, yakni tidak bulat dan tidak melebar.
Contoh;
-
bunyi [ a ]
[ anak / apa / lada ]
Universitas Sumatera Utara
Bagan 4. Vokal Bahasa Indonesia
Posisi
Lidah
atas
Depan
Tak Bulat
i
Tengah
Tak Bulat
Belakang
Bulat
Netral
u
Striktur
tertutup
tinggi
bawah
I
e
atas
ə
U
o
semi tertutup
sedang
semi terbuka
ɛ
bawah
ﬤ
rendah
2.2.3.5
a
ɑ
terbuka
Bunyi Konsonan Bahasa Indonesia
2.2.3.5.1 Bunyi Konsonan dari Segi Tempat Artikulasi
Tempat artikulasi, yaitu tempat terjadinya bunyi konsonan atau tempat
bertemunya artikulator aktif dan artikulator pasif. (Chaer : 2009). Dengan melihat
tempat artikulasi, maka bunyi konsonan itu dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bunyi Bilabial, yaitu bunyi yang dihasilkan dari bibir atas dan bibir bawah.
Contoh:
-
bunyi [ p ]
posisi awal
:
palu
posisi tengah :
lupa
posis akhir
kerap
-
:
bunyi [ b ]
posisi awal
:
batu
Universitas Sumatera Utara
posisi tengah :
laba
posis akhir
lembab
:
2. Bunyi Apikoalveolar, yaitu bunyi yang dihasilkan dari tempat bertemunya
ujung lidah dan gigi atas.
Contoh:
-
bunyi [ t ]
posisi awal
:
tanah
posisi tengah :
batu
posis akhir
ketat
-
:
bunyi [ d ]
posisi awal
:
dalam
posisi tengah :
tadi
posis akhir
lahad
:
3. Bunyi Laminoalveolar, yaitu bunyi yang dihasilkan dari tempat bertemunya
daun lidah dan gigi atas.
Contoh:
-
bunyi [ z ]
posisi awal
:
zina
posisi tengah :
lezat
posis akhir
aziz
:
4. Bunyi Lamino Palatal, yaitu bunyi yang dihasilkan dari tempat bertemunya
daun lidah dan langit-langit keras.
Universitas Sumatera Utara
Contoh:
-
bunyi [ ñ/ny ]
posisi awal
:
nyaring
posisi tengah :
konyol
posis akhir
nyanyi
-
:
bunyi [ j ]
posisi awal
:
jalan
posisi tengah :
laju
posis akhir
kaji
-
:
bunyi [ c ]
posisi awal
:
cela
posisi tengah :
kacau
posis akhir
caci
-
:
bunyi [ ʃ/sy ]
posisi awal
:
syarat
posisi tengah :
dahsyat
posis akhir
syahbandar
-
:
bunyi [ s ]
posisi awal
:
sama
posisi tengah :
dasi
posis akhir
haus
:
Universitas Sumatera Utara
5. Bunyi Dorsovelar, yaitu bunyi yang dihasilkan dari tempat bertemunya pangkal
lidah dan langit-langit lunak.
Contoh:
-
bunyi [ g ]
posisi awal
:
gula
posisi tengah :
laga
posis akhir
lagi
-
:
bunyi [ k ]
posisi awal
:
kuda
posisi tengah :
laku
posis akhir
ketuk
-
:
bunyi [ ŋ/ng ]
posisi awal
:
nganga
posisi tengah :
hangat
posis akhir
bingung
-
:
bunyi [ χ/kh ]
posisi awal
:
khawatir
posisi tengah :
akhir
posis akhir
tarikh
:
6) Bunyi Laringal, yaitu bunyi yang dihasilkan dari tempat bertemunya akar lidah
dan dinding kerongkongan.
Contoh:
-
bunyi [ h ]
Universitas Sumatera Utara
posisi awal
:
hina
posisi tengah :
lihat
posis akhir
benah
:
7) Bunyi Glotal, yaitu bunyi yang dihasilkan dari bagian tenggorokan.
Contoh:
-
bunyi [ Ɂ/ ‟ ]
posisi awal
:
rakyat
posisi tengah :
nikmat
posis akhir
bapak
:
2.2.3.5.2 Bunyi Konsonan Dari Segi Cara Artikulasi
Cara artikulasi, yaitu bagaimana tindakan terhadap arus udara yang baru
keluar dari glotis dalam menghasilkan bunyi konsosnan, (Chaer : 2009). Dengan
melihat cara artikulasi, maka bunyi konsonan itu dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bunyi Letupan, yaitu arus ujar dihambat pada tempat tertentu, dan diletupkan
dengan tiba-tiba.
Contoh:
-
bunyi [ b ]
posisi awal
:
baju
posisi tengah :
laba
posis akhir
lembab
-
:
bunyi [ d ]
posisi awal
:
duri
posisi tengah :
rindu
Universitas Sumatera Utara
posis akhir
-
:
lahad
bunyi [ p]
posisi awal
:
paku
posisi tengah :
lupa
posis akhir
tetap
-
:
bunyi [ t ]
posisi awal
:
tali
posisi tengah :
ratu
posis akhir
ketat
:
2. Bunyi Nasal, yaitu arus ujar dihambat pada tempat tertentu, dan dikeluarkan
melalui rongga hidung.
Contoh:
-
bunyi [ m]
posisi awal
:
malu
posisi tengah :
lima
posis akhir
demam
-
:
bunyi [ n ]
posisi awal
:
nalar
posisi tengah :
ranah
posis akhir
bulan
-
:
bunyi [ ñ / ny ]
posisi awal
:
nyaring
Universitas Sumatera Utara
posisi tengah :
kenyang
posis akhir
nyanyi
-
:
bunyi [ ŋ / ng ]
posisi awal
:
nganga
posisi tengah :
hangat
posis akhir
tenang
3.
:
Bunyi Paduan, yaitu arus ujar dihambat pada tempat tertentu, kemudian
diletupkan sambil digeser.
Contoh:
-
bunyi [ j ]
posisi awal
:
jalan
posisi tengah :
laju
posis akhir
janji
-
:
bunyi [ c ]
posisi awal
:
curah
posisi tengah :
panci
posis akhir
cacing
:
4. Bunyi Geseran, yaitu arus ujar dihambat pada tempat tertentu, kemudian
digeserkan.
Contoh:
-
bunyi [ v ]
posisi awal
:
posisi tengah :
vokal
konvoi
Universitas Sumatera Utara
posis akhir
-
:
-----
bunyi [ z ]
posisi awal
:
zat
posisi tengah :
lezat
posis akhir
azizi
-
:
bunyi [ ʃ / sy ]
posisi awal
:
syarat
posisi tengah :
masyarakat
posis akhir
dahsyat
-
:
bunyi [ χ / kh ]
posisi awal
:
khalid
posisi tengah :
akhir
posis akhir
tarikh
-
:
bunyi [ h ]
posisi awal
:
halus
posisi tengah :
bahu
posis akhir
lebah
-
:
bunyi [ f ]
posisi awal
:
faktor
posisi tengah :
efek
posis akhir
maaf
-
:
bunyi [ s ]
Universitas Sumatera Utara
posisi awal
:
salah
posisi tengah :
lesung
posis akhir
pedas
:
5. Bunyi Sampingan, yaitu arus ujar dikeluarkan melalui samping kiri dan kanan
lidah.
Contoh:
-
bunyi [ l ]
posisi awal
:
lalu
posisi tengah :
malu
posis akhir
tebal
:
6. Bunyi Getar, yaitu arus ujar dikeluarkan melalui samping kiri dan kanan lidah
kemudian digetarkan.
Contoh:
-
bunyi [ r ]
posisi awal
:
rakyat
posisi tengah :
baru
posis akhir
libur
:
7. Bunyi semi vokal, arus ujar itu pada awal prosesnya diganggu oleh posisi lidah
tetapi kemudian diganggu pada tempat artikulasi tertentu.
Contoh:
-
bunyi [ w ]
posisi awal
:
waktu
posisi tengah :
bawah
Universitas Sumatera Utara
posis akhir
-
:
kalau
bunyi [ y ]
posisi awal
:
yatim
posisi tengah :
bayar
posis akhir
mulai
:
2.2.3.3.5 Bunyi Konsonan Dari Segi Berbunyi Tidaknya Suara
Bunyi bersuara itu terjadi karena bergetar tidaknya pita suara melalui
glotis. Jika glotis terbuka sedikit dan pita suara turut bergetar disaat proses
pembunyian maka disebut bunyi bersuara . Jika glotis itu terbuka agak lebar dan
pita suara tidak bergetar disaat
bersuara .
proses pembunyian maka disebut bunyi tak
Bunyi konsonan berbunyi tidaknya suara dapat dibedakan sebagai
berikut:
1. Bunyi konsonan tidak bersuara.
Contoh:
-
bunyi [ t ]
posisi awal
:
taman
posisi tengah :
mata
posis akhir
lebat
-
:
bunyi [ p ]
posisi awal
:
paku
posisi tengah :
lipan
posis akhir
uap
-
:
bunyi [ k ]
Universitas Sumatera Utara
posisi awal
:
kami
posisi tengah :
liku
posis akhir
tolak
-
:
bunyi [ c ]
posisi awal
:
cari
posisi tengah :
lancar
posis akhir
caci
-
:
bunyi [ s ]
posisi awal
:
sapi
posisi tengah :
bisu
posis akhir
lemas
-
:
bunyi [ f ]
posisi awal
:
faktor
posisi tengah :
sifat
posis akhir
maaf
:
1. Bunyi konsonan bersuara.
Contoh:
-
bunyi [ b ]
posisi awal
:
baru
posisi tengah :
uban
posis akhir
lembab
-
:
bunyi [ d ]
Universitas Sumatera Utara
posisi awal
:
daun
posisi tengah :
lidah
posis akhir
daud
-
:
bunyi [ g ]
posisi awal
:
gali
posisi tengah :
tiga
posis akhir
gagak
-
:
bunyi [ j ]
posisi awal
:
janda
posisi tengah :
hijau
posis akhir
bajaj
-
:
bunyi [ v ]
posisi awal
:
variasi
posisi tengah :
konvoi
posis akhir
----
-
:
bunyi [ z ]
posisi awal
:
zamrud
posisi tengah :
lezat
posis akhir
aziz
-
:
bunyi [ ʃ / sy ]
posisi awal
:
posisi tengah :
syarat
dahsyat
Universitas Sumatera Utara
posis akhir
-
:
arasy
bunyi [ χ / kh ]
posisi awal
:
khalid
posisi tengah :
akhir
posis akhir
tarikh
-
:
bunyi [ h ]
posisi awal
:
hebat
posisi tengah :
lihai
posis akhir
kalah
:
Universitas Sumatera Utara
: أعضاء النطقAlat Ucap
Alat ucap (
ءا
) أadalah termasuk
anggota tubuh yang berfungsi sebagai sumber
bunyi, yang dapat dipilah menjadi 3 bagian,
pertama; rongga mulut, kedua; tenggorokan
dan ketiga; rongga badan. Alat ucap yang ada
di rongga mulut dinamakan artikulator (
). Sedangkan rongga hidung bukan termasuk
artikulator akan tetapi dia berfungsi untuk
mengalirkan udara sehingga
sengau disebut (
terjadi bunyi
)غ. Di antara dua rongga
yaitu rongga mulut dan rongga hidung
terdapat langit-langit lunak yang berfungsi
saluran hidung :
اأ ف
فmembuka dan menutup aliran udara yang
اmelalui rongga hidung. Paru-paru yang ada
اdalam rongga badan berfungsi untuk
ا
اأmemompa udara dalam proses produksi
اأbunyi. Artikulator dapat dikelompokkan
اmenjadi 2, yaitu artikulator aktif dan
gusi :
bibir :
:
gigi atas
gigi bawah
:
ا
lidah :
pinggir lidah :
rongga hidung
فا
: ف اأ ف
langit-langit :
tenggorokan
getar bunyi :
saluran tenggorokan :
:
artikulator pasif. Artikulator aktif adalah alat
اucap yang aktif bergerak membentuk
اhambatan aliran udara, yaitu terdiri dari bibir
اbawah dan lidah. Adapun artikulator pasif
ا
اأadalah alat ucap yang diam dan berfungsi
ف اsebagai daerah artikulasi, yaitu lokasi tempat
artikulator aktif menghambat aliran udara.
2.3
Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini tiga karya ilmiah terdahulu berkaitan dengan
suprasegmental bahasa Arab sangat memberi kontribusi dalam meneliti modus
Universitas Sumatera Utara
tuturan bahasa Arab secara fonetik eksperimental. Sedangkan empat peneliti
lainnya adalah kajian eksperimental dalam bahasa Melayu Deli, bahasa Prancis,
bahasa Aceh dan bahasa Jepang.
Penelitian yang paling mutakhir tentang fonetik Suprasegmental bahasa
Arab dilakukan antara lain oleh Bahjat (2010) pada disertasinya berjudul “ ائ
ف ف ا غ ا
ا
ا ا
ف
ا
( “أaθaru al ṣawāiti fī dilālati al binniy al
ṣarfiyati fī al luɣati al „arabiyati ). Penelitian tentang pengaruh bunyi bahasa Arab
terhadap pembentukan struktur kata dikaji secara Morfologis dan Sintaksis yang
fokusnya pada kajian pelafalan bunyi pada tengah kata (afiks) dan akhir kata
(sufiks)
terhadap
perubahan struktur kata. Hasil penelitian menunjukkan
penekankan pada fungsi bunyi vokal bukan pada karakternya, dan disimpulkan
bahwa
pada ilmu fonetik bahasa Arab perlu ada perumusan baru dalam
penggunaan istilah dalam ilmu fonetik bahasa Arab antara lain yaitu; al a ṣwāt al
laiyyin, al a ṣwāt al mutaħarrikah, al aṣwāt al ṭalīqah. Peneliti mengkritisi para
linguis Arab terdahulu yang membatasi kajian artikulasi pada bunyi konsonan
saja tetapi mengabaikan kajian tentang perubahan bunyi vokal.
Secara teoritis
temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti
khususnya dalam mengkaji bunyi-bunyi bahasa Arab secara fonetis.
Zalaqi (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “ Bunyi Konsonan
Bahasa Arab Fusha” (studi laboratorium) meneliti bunyi konsonan dan juga
bunyi vokal. Temuan penelitian menunjukkan kontribusi secara intensitas bahasa
Arab pada level bunyi yang dibahas lebih luas pada level struktur fonem
(Morfologi), level struktur kata (Sintaksis) dan level makna kata. Secara intensitas
lembut dan kerasnya bunyi dalam ba