Modus Tuturan Bahasa Arab Oleh Pembelajar Bahasa Arab di Medan ( Kajian Fonetik Eksperimental )

BAB II
KONSEP, KERANGKA TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
2.1

Konsep Fonologi dan Fonetik
Fonologi adalah ilmu mengkaji sistem bunyi bahasa dan merupakan

cabang dari ilmu linguistik berfungsi untuk membahas cara-cara bunyi suatu
bahasa digunakan sehingga dapat menghasilkan kata dan ujaran melalui alat ujar
atau speech organs manusia. Fonetik adalah ilmu yang mengkaji bunyi bahasa
sebagai tindak tutur, atau studi bunyi bahasa yang berkenaan dengan peristiwa
bahasa tanpa mempertimbangkan fungsinya. (Trubetzkoy 1962) Secara disiplin
ilmu Fonetik ini dapat ditelaah dari tiga sudut pandang yang dapat mengkaji halhal yang berkaitan dengan: (1) Fonetik Akustik yaitu; cabang ilmu fonetik yang
menyelidiki ciri-ciri fisik dan bunyi bahasa. (2) Fonetik Artikulatoris yaitu;
cabang ilmu fonetik yang menyelidiki bunyi berdasarkan alat-alat ucap dalam
artikulasi.( 3) Fonetik Auditoris yaitu; cabang ilmu fonetik yang menyelidiki
bunyi berdasarkan pendengaran sebagai persepsi bahasa.

2.2

Kerangka Teori

Kajian ini memfokuskan pada bunyi bahasa Arab yang diujarkan oleh

pembelajar bahasa Arab di Universitas Al Washlliyah Medan. Bunyi yang
diujarkan memperlihatkan adanya frekuensi, intensitas dan durasi. Frekuensi
memperlihatkan kontur tuturan dalam modus kalimat deklaratif, interogatif dan
imperatif. Durasi memperlihatkan nada tinggi, nada rendah, nada dasar, nada

Universitas Sumatera Utara

final dan julat nada. Intensitas memperlihatkan keras dan nyaringnya suara bunyi
yang berpangkal pada luasnya atau lebarnya gelombang.

2.2.1 Ilmu Fonetik
Ilmu Fonetik ini dapat ditelaah dari tiga sudut pandang yang dapat
mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan: (1) Fonetik Akustik (2) Fonetik
Artikulatoris ( 3) Fonetik Auditoris. Fonetik Akustik yaitu; cabang ilmu fonetik
yang menyelidiki ciri-ciri fisik dan bunyi bahasa. Kata akustik bermakna cabang
dari fisika yang mencakupi unsur-unsur bunyi, yang dalam konteks bahasa bunyi
yang ditransmisikan dalam ujaran. Fonetik akustik juga disebut fonetik fisikal,
fonetik matematik, atau fonetik instrumental, karena berhubungan dengan

gelombang bunyi yang merambat di udara. Adapun yang merupakan objek dari
fonetik akustik adalah gelombang suara (sound waves) yang diucapkan dan
didengar sewaktu berlangsungnya transmisi. Gerakan bunyi dari mana pun
sumber atau asalnya mancakup udara secara fisikal melibatkan penaikan dan
penurunan tekanan udara (air pressure) yang selanjutnya dalam getaran menuju
titik luluh (vinishing point).
Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan menganalisis bunyi-bunyi
ujaran yang dipakai dalam tutur, serta mempelajari bagaimana menghasilkan
bunyi-bunyi tersebut dengan alat ucap manusia (Keraf 1987 : 30). Dengan kata
lain bahwa fonetik adalah mengkaji bunyi pada tataran permukaan yaitu tataran
yang merefleksikan peristiwa artikulasi, akustis dan perseptual untuk peristiwa itu.
Untuk dapat menempatkan fonetik dalam konteks studi kebahasaan, perlu
menyadari pentingnya peroses bunyi dalam ujaran, karena fonetik sebagai ilmu
menghasilkan bahasa yang dapat didengar. Proses terjadi mulai dari saat

Universitas Sumatera Utara

pembentukan bunyi-bunyi oleh si penutur sampai kepada si pendengar yang
memperoleh informasi berharga. Itulah pentingnya kajian fonologi dan fonetik
yang secara teoritis dan konseptual memberikan metodologi dan pendekatan

untuk menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang ada di dunia. Menurut Samsuri
(1978:93) fonetik akustik adalah cara arus bunyi yang keluar dari rongga mulut
dan atau rongga hidung si pembicara yang merupakan gelombang-gelombang
bunyi udara yang didasarkan kepada penghasilan ilmu fisika dan matematika.
Fonetik akustik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa sebagai
peristiwa atau fenomena alam. (Chaer 1994:103). Sebagai cabang dari fonetik,
fonetik akustik merupakan bagian dari kajian linguistik yang mengacu pada
kajian unsur-unsur fisikal dari bunyi-bunyi ujaran, seperti tinggi nada, frekuensi,
amplitudo dan lainnya (Ridwan 2006:292).
Perangkat gelombang suara (sound waves) yang merupakan unsur utama
dalam kajian akustik mempunyai sifat-sifat gelombang bunyi sebagai berikut; (1)
Amplitudo, atau jarak suara dari tekanan tertinggi dan terendah ke titik rata-rata.
Semakin besar amplitudo maka semakin nyaring bunyi suara yang terdengar. (2)
Frekuensi, atau jumlah getaran antara titik-titik tinggi dan rendah dalam tekanan
udara per satuan waktu tertentu. (3) Kesederhanaan, atau kompleksitas yang
merupakan gelombang bunyi suara yang menghasilkan getaran (Ridwan, 2006:
278).

2.2.2 Struktur Akustik
Lapoliwa (1998) mengatakan bahwa struktur akustik memiliki perbedaan

dalam hal tinggi nada (picht), keras atau kualitas bunyi vokal [ i ] dan [e]
misalnya, tetap akan dapat dibedakan walaupun diucapkan dengan tinggi nada,

Universitas Sumatera Utara

dan keras yang sama betul karena bunyi-bunyi itu memilki kualitas sendirisendiri. Sebaliknya vokal yang sama, misalnya [a], apabila diucapkan dengan
tinggi nada atau keras yang berbeda, kita akan dapat mendengar bahwa [a] yang
pertama lain daripada [a] yang kedua dalam hal tinggi (nada) atau keras
lembutnya.
Bright (1992) menambahkan bahwa fonetik akustik menyelidiki
gelombang suara sebagai peristiwa fisika atau fenomena alam yang membentuk
hubungan antara pembicara dengan pendengar. Gelombang-gelombang udara
yang bergerak keluar akan mengeluarkan gelombang suara. Artinya akibat
pergeseran molekul-molekul udara yang mengakibatkan getaran. Bergeraknya
molekul-molekul yang lain dan molekul yang lain mendorong molekul udara yang
lain lagi, dan begitu seterusnya sampai membentuk gelombang suara itu, maka
ada beberapa yang harus diperhatikan, yaitu frekuensinya, intensitasnya dan
durasinya.

2.2.2.1


Frekuensi

Menurut Lehiste (1970) frekuensi adalah jumlah getaran yang didasarkan
pada beberapa banyak gelombang tersebut dalam masa satu atau detik. Frekuensi
juga menentukan titik nada atau nada. Titik nada disebut juga intonasi yang
memiliki sistem tingkatan naik dan turun bunyi serta keragaman pada rangkaian
nada ujaran di dalam bahasa. (Siregar 2000). Namun hal tersebut sangat sulit
untuk mendeskripsikan frekuensi bunyi bahasa secara konkrit, sebab bunyi bahasa
itu dapat diujarkan akan tetapi tidak dapat diamati secara akurat.

Universitas Sumatera Utara

2.2.2.2

Intensitas

Intensitas adalah keras atau nyaringnya suara bunyi secara akustik yang
terpangkal pada luasnya atau lebarnya gelombang udara (Hayward 2000:32).
Semakin besar tenaga yang dikeluarkan, semakin kuat tekanan udara, dan oleh

karena itu semakin nyaring yang terdengar (Sugiyono 2003:83).

2.2.2.3

Durasi

Menurut Sugiyono (2003) Durasi adalah waktu yang diperlukan untuk
realisasi sebuah segmen yang diukur dalam satuan milidetik atau hentian sesaat
yang lazim disebut jeda. Jika segmen itu kalimat, perbedaan waktu itu biasa
disebut dengan tempo. Struktur temporal yang dikenal juga sebagai durasi, adalah
seperangkat aturan yang menentukan pola durasi dalam tuturan. Dalam kajian ini
ciri akustik tuturan bahasa Arab akan dikaitkan dengan aspek bunyi vokal,
konsonan dan lainya yang termasuk dalam kategori bunyi suprasegmental.

2.2.2.4

Nada Dasar

Nada Dasar (ND) dapat digunakan untuk menyebut frekuensi dasar nada
awal yang sesuai dengan sebuah alir nada atau sebuah kontur (Halim dalam

Sugiyono 2003). Kajian ini menetapkan nada awal itu sebagai dasar acuan
pendeskripsian, yakni pola perubahan nada di dalam alir nada dan kontur intonasi
akan dideskripsikan dengan cara memperhatikan ukuran perbedaan nada.

2.2.2.5

Nada Final

Nada Final (NF) adalah nada yang terdapat pada akhir kontur intonasi
secara keseluruhan. Nada ini dapat memisahkan antara satu kontur dengan kontur
yang lain dan disebut dengan batas final. Oleh karena itu pembedaan struktur

Universitas Sumatera Utara

melodik tuturan dari modus deklaratif, interogatif dan imperatif didasarkan pada
tinggi nada final.

2.2.2.6

Puncak Nada


Puncak nada digunakan untuk menyebut prominensi tertinggi dalam
sebuah alir nada. Dalam kaitannya dengan Fo puncak nada adalah Fo tertinggi
dalam sebuah alir nada, sedangkan lawan dari nada puncak adalah lembah.

2.2.2.7

Julat Nada

Julat Nada adalah rentang Fo dalam sebuah ujaran. Nada dasar ditentukan
dengan menghitung selisih Fo tertinggi dan Fo terendah.

2.2.2.8

Alir Nada

Alir nada adalah komposisi nada-nada dalam domain konstituen
pembentuk suara. Sebuah alir nada dapat digambarkan atas dasar perbandingan
atau perubahan tinggi Fo. Sugiyono (2003), konsep alir nada ini kurang lebih
tidak ada perbedaan dengan konsep pola nada


kombinasi nada dalam domain

kelompok jeda atau tona.

2.2.2.9 Kontur Intonasi
Kontur Intonasi adalah perpaduan nada yang dapat memberi ciri melodik
tuturan pada konteks modus, dan juga dapat membentuk struktur melodik sebuah
tuturan. Sesungguhnya intonasi dianalisis sebagai kontur ada didalamnya variasi
tingkat tinggi nada.

Universitas Sumatera Utara

2.2.2.10 Jeda
Jeda adalah hentian sesaat antara segmen dengan segmen berikutnya
dalam sebuah tuturan. Jeda digunakan sebagai pembatas konstituen pokok ujaran
seperti antara klausa yang satu dengan klausa yang lainnya.

2.2.3 Fonetik Bahasa Arab ‫( علم اأص ا‬ʕilmu al aṣwāt
Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki bunyi-bunyi dalam bahasa tanpa

memperhatikan

fungsinya

dalam

membedakan

makna.

(Basyar

:2000)

mengatakan bahwa Ilmu Al Aṣw t adalah studi tentang bunyi pada saat diucapkan
dan membawa pengaruh kepada pendengaran tanpa memperhatikan makna suara
tersebut dalam bahasa tertentu.
Menurut Al Tawwab ( 1997 ) Ilmu Al Aṣw t adalah;
""


‫ا غ‬

‫ا‬

‫ا‬

‫ا‬

‫( “ اا‬al ʕilmu allaðī yudarrisu al ṣauta al insaniya min

‫ا‬

wijhati al na ẓari al luɣawiyah). Artinya; ” suatu ilmu yang mempelajari bunyi

suara manusia dari aspek kebahasaan”. Menurut Al Khauli (1982) Ilmu Al
Aṣw t adalah ilmu yang mempelajari tentang pembentukan, perpindahan dan
penerimaan bunyi bahasa.

2.2.3.1

Bunyi Vokal Bahasa Arab

Sistem bunyi bahasa Arab di dalam penelitian ini dikaji dari sudut
pendekatan fonetik eksperimental yaitu menyelidiki bunyi – bunyi bahasa
berdasarkan intensitas, durasi, tekanan dan tinggi rendahnya. Bunyi vokal (ṣā-it)
yaitu;
‫ءا‬

‫أ‬

‫ا‬

‫أ إ‬

‫ا‬

‫ا‬
"

‫ا‬
‫أ ء‬

‫" اأص ا ا‬
‫أ‬

‫اء غ‬

Universitas Sumatera Utara

( al a ṣwāt allati taχruju min al jihāzi al ṣauti wa allati taftaqidu wujuda ayyi

ʕitirāᵭin min qibali a ʕᵭāi al nuṭqi sawāun bi al ɣalqi auw bi alta ᵭyīqi aθnāi
nuṭqiha) artinya; bunyi-bunyi yang keluar dari alat ucap yang tidak mendapat

hambatan sedikitpun baik secara tertutup maupun adanya penyempitan di saat
penuturannya.
Dalam bahasa Arab ada tiga macam bunyi vokal yaitu; bunyi [ a / u / i ].
Berdasarkan panjang pendeknya bunyi vokal dapat dibagi kepada dua macam
yaitu;
(1) vokal pendek (ṣaut qa ṣīrah)
bunyi vokal [ a ] dilambangkan dengan [ ‫ ] ـــــ‬disebut fatħah posisinya terletak di
atas bunyi konsonan.
Contoh: [ ‫ فـ ـ‬/ fa-ta-ħa] artinya; membuka,
-

bunyi vokal [ u ] dilambangkan dengan [‫ ] ــــــ‬disebut ᵭummah posisinya
terletak di atas bunyi konsonan.

Contoh: [
-

/ ku-tu-bun ] artinya; banyak buku.

bunyi vokal [ i ] dilambangkan dengan [ ‫ ]ــــــ‬disebut kasrah posisinya
terletak di bawah bunyi konsonan.

Contoh: [ ‫ ـ‬/ min] artinya; dari.
(2) vokal panjang ( ṣaut ṭawīlah )
-

bunyi vokal [

] disebut alif dilambangkan dengan [ ‫ ] ا‬posisinya

terhubung dengan bunyi konsonan.
Contoh: [
-

/ bā-bun ] artinya; pintu.

bunyi vokal [

] dilambangkan dengan [

] disebut wāu posisinya

terhubung dengan bunyi konsonan.

Universitas Sumatera Utara

Contoh: [
-

/ nū-run ] artinya; cahaya.

bunyi vokal [

] disebut yāɁ posisinya

] dilambangkan dengan [

terhubung dengan bunyi konsonan.
Contoh : [

‫ ص‬/ ṣa-dī-qun ] artinya; teman.
lambang bunyi

nama bunyi

A

[ ‫] ــــــــ‬

fathah

‫ف‬

U

[ ‫] ــــــــ‬

dhummah /

I

[ ‫] ـــــــ‬

kasrah

/

[ ‫] ا‬

alif

/

[

]

wāw

[

]



/

Vokal Pendek

Vokal Panjang

‫اف‬
‫ا‬

/
/

‫ء‬

Bagan 1 Bunyi Vokal Bahasa Arab

2.2.3.1.1Bunyi Vokal Berdasarkan Posisi Lidah
Berdasarkan tinggi rendahnya posisi lidah bunyi-bunyi vokal dapat
diklasifikasikan menurut:
1. Vokal tinggi atas,
-

bunyi [ i ] dilambangkan dengan [‫ ]ــــــ‬disebut kasrah

Contoh: [ ‫ ـ‬/ min] artinya; dari,
-

bunyi [ u ] dilambangkan dengan [‫ ] ـــــــ‬disebut ᵭummah

Contoh: [ ٌ

/ ku-tu-bun ] artinya; banyak buku.

2. Vokal rendah,
-

bunyi [ a ] dilambangkan dengan [ ‫ ] ـــــ‬disebut fatħah

Universitas Sumatera Utara

Contoh: [ ‫ فـ ـ‬/ fa-ta-ħa ] artinya; membuka.
Adapun bunyi vokal berdasarkan maju mundurnya lidah maka dapat
dibedakan atas: 1. Vokal depan,
-

bunyi [ I ] dilambangkan dengan [‫ ]ــــــ‬disebut kasrah

Contoh: [
-

/ ki tā bun] artinya; buku,

bunyi [ a ] dilambangkan dengan [ ‫ ] ـــــ‬disebut fatħah

Contoh: [

‫ أ‬/ akala ] artinya; memakan .

2. Vokal belakang,
-

bunyi [ u ] dilambangkan dengan [‫ ]ـــــــ‬disebut ᵭummah

Contoh: [

‫ أ‬/ yaɁku lu] artinya; dia memakan.
‫ـــ‬
‫ـــ‬

u‫ــــ‬
‫ــــ‬

Bagan 2 : Vokal BA Berdasarkan Posisi Lidah

2.2.3.1.2 Bunyi Vokal Berdasarkan Striktur
Bunyi vokal berdasarkan bentuk mulut dapat dibedakan menjadi;
1. Vokal tertutup, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah dalam posisi setinggi
mungkin. bunyi pendek [ u ] ᵭummah qa ṣīrah,
Contoh: [
-

/ qum ] artinya; berdirilah kamu.

bunyi panjang [

Contoh: [

] ðummah ṭawīlah,

‫ ـ‬/ ya-q - mu] artinya; akan berdiri.

Universitas Sumatera Utara

-

bunyi pendek [ i ] kasrah qa ṣīrah,

Contoh: [ ‫ـ‬
-

/ ʕa-li-ma] artinya; mengetahui,

bunyi panjang [ ] kasrah ṭawīlah,

Contoh: [

/ ʕ-l -mun ] artinya; maha mengetahu.

2. Vokal terbuka, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah dalam posisi serendah
mungkin.
bunyi [ a ] fatħah qaṣīrah

-

Contoh: [

/ qa-la-mun] artinya; pena.

2.2.3.1.3 Bunyi Vokal Berdasarkan Bentuk Mulut
Berdasarkan bentuk mulut bunyi vokal dapat dibedakan sebagai berikut;
1. Vokal bundar, yaitu vokal yang diucapakan dengan bentuk mulut membundar.
-

bunyi [ u ]

Contoh: [ ‫ ــ‬/ qul] artinya; katakanlah.
2. Vokal tak bundar, yaitu vokal yang diucapakan dengan bentuk mulut tidak
membundar.
-

bunyi [ i ]

Contoh: [

/ min] artinya; dari.

3. Vokal netral, yaitu

vokal yang diucapakan dengan bentuk mulut tidak

membundar dan tidak melebar.
-

bunyi [ a ]

Contoh: [ ‫ ــ‬/ hal] artinya; adakah .
Berdasarkan posisi lidah dan bentuk mulut dapat dibuat bagan atau peta
sebagai berikut;

Universitas Sumatera Utara

Depan

Tengah

Belakang

Tak Bundar

Tak Bundar

Bundar

i, , a

a, ,

u, ,

Striktur
Netral
Tertutup

a,

a

Terbuka

Bagan 3. Vokal BA Berdasarkan Bentuk Mulut

2.2.3.2

Bunyi Konsonan Bahasa Arab

Bunyi konsonan disebut (

‫ا‬

‫ ) ا‬al-ṣawāmit yaitu; bunyi yang

dihasilkan dengan melibatkan penyempitan atau penutupan pada daerah artikulasi.
Bunyi ini tidak tampak ada urgensinya untuk membuat semacam standar seperti
halnya pada vokal, karena satu konsonan jarang mempunyai variasi seperti yang
dipakai pada vokal. Dengan kata lain perbedaan bunyi antara konsonan tidak
begitu halus dan detail seperti pada vokal. Contoh, bunyi /s/, bunyi ini tidak ada
perbedaan yang mencolok antara bunyi bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris,
bahasa Arab dan bahasa lainnya.

2.2.3.2.1 Bunyi Konsonan Menurut Cara Artikulasi
Bunyi konsonan menurut cara artikulasi yaitu bagaimana tindakan atau
perlakuan terhadap arus udara yang baru keluar dari glotis dalam menghasilkan
bunyi konsosnan itu (Chaer : 2009). Maka menurut cara artikulasi bunyi dapat
dibedakan sebagai berikut:
‫( اأص ا اإ‬al infijāriyyah ) yaitu; bunyi yang dihasilkan

1. Bunyi Letupan

dengan cara arus udara ditutup rapat sehingga udara terhenti seketika, lalu
dilepaskan kembali secara tiba-tiba.
Contoh: bunyi [ b /

]

Universitas Sumatera Utara

posisi awal

/ bā bun

:

‫ ا‬/ibnun

posisi tengah :
posis akhir
-

:

bunyi [ d /

posisi awal

artinya; pintu
artinya ; anak laki-laki

/kitā bun

artinya; buku

/ dinar

artinya; uang dinar

/ badan

artinya ; tubuh

]

:

posisi tengah :

‫ أ‬/ asad

artinya; singa

:

/ tamr

artinya; buah kurma

posisi tengah :

/witr

artinya ; ganjil

posis akhir

/ mayyit

artinya; mayat

posis akhir
-

bunyi [ t /

posisi awal

-

:
]

:

bunyi [ ḍ /

posisi awal

]
/ ḍarūrah

:

‫ أف‬/ afḍal

posisi tengah :
posis akhir
-

:

bunyi [ ṭ /

posisi awal

:

posisi tengah :
posis akhir

:

artinya; darurat
artinya ; lebih utama

‫ ف‬/ far ḍ

artinya; harus

/ ṭāʕah

artinya; taat

/ χuṭbah

artinya ; pidato

]

‫ ا‬/ liwāṭ

artinya; sodomi

Universitas Sumatera Utara

-

bunyi [ k /

posisi awal

]

:

/ kursiy
‫ ف‬/ fikr

posisi tengah :

artinya; kursi
artinya ; pikir

/ ʃirk

artinya; sekutu

:

/ qabr

artinya; kuburan

posisi tengah :

/ ʕaql

artinya ; akal

posis akhir

/ ħaq

artinya; kebenaran

posis akhir
-

bunyi [ q /

posisi awal

-

:
]

:

bunyi [ ɂ / ‫] ء‬

posisi awal

:

posisi tengah :
posis akhir
2.

‫ أ‬/ ɂamr

artinya; perintah

‫ ف ئ‬/ fāidah

artinya ; kegunaan

‫ اء‬/ liwāɂ

:

artinya; bendera

‫( اأص ا ا‬al aṣw t al murakkabah) yaitu, bunyi yang

Bunyi Paduan

dihasilkan dengan cara arus udara ditutup rapat tetapi kemudian dilepas secara
berangsur-angsur.
Contoh:
-

bunyi [ ǰ /

posisi awal

:

posisi tengah :
posis akhir

:

]
/ ǰadwal
/ maǰmuʕ
/ χurūǰ

artinya; roster
artinya ; kumpulan
artinya; keluar

Universitas Sumatera Utara

3. Bunyi Nasal /

‫( اأص ا اأ‬al aṣw t al anfiyyah) yaitu, bunyi yang dihasilkan

dengan cara arus udara yang lewat rongga mulut ditutup rapat tetapi arus udara
dialirkan lewat rongga hidung.
Contoh:
-

bunyi [ m / ]

posisi awal

/maktabah

artinya; perpustakaan

posisi tengah :

/ samak

artinya ; ikan

posis akhir

/ rasm

artinya; lukisan

/ nūr

artinya; cahaya

-

:

:

bunyi [ n /

posisi awal

]

:

/ munīr

posisi tengah :
posis akhir
4.

‫ أ‬/ asnān

:

Bunyi Getaran

‫ا‬

artinya ; penerang
artinya; gigi

‫( اأص ا ا‬al aṣw t al tikr riyyah) yaitu, bunyi yang

dihasilkan dengan cara arus udara ditutup dan dibuka berulang-ulang secara cepat.
Contoh:
-

bunyi [ r / ]
/ ramā

artinya; melempar

posisi tengah :

/ mara ᵭ

artinya; penyakit

posis akhir

/ sarīr

artinya; tempat tidur

posisi awal

:

:

Universitas Sumatera Utara

5.

Bunyi Samping

‫( اأص ا ا‬al aṣw t alj nibiyyah) yaitu, bunyi yang

dihasilkan dengan cara arus udara ditutup sedemikian rupa sehingga udara masih
bisa keluar melalui salah satu atau kedua sisi-sisinya.
Contoh:
-

bunyi [ l /

posisi awal

]

:

/ lail

artinya; malam hari

posisi tengah :

/ qalbun

artinya; hati

posis akhir

/ʕamal

artinya; pekerjaan

:

6. Bunyi Geseran

‫( اأص ا اإ‬al aṣw t al iħtik kiyyah) yaitu; bunyi yang

dihasilkan dengan cara arus udara dihambat sedemikian rupa sehingga udara tetap
dapat keluar.
Contoh:
-

bunyi [ f / ‫] ف‬

posisi awal

:

posisi tengah :
posis akhir
-

:

‫ ف‬/ fahm
‫ف‬

/ ħāfiẓ

‫ صف‬/ ṣāff

artinya; mengerti
artinya; penghapal
artinya; barisan

bunyi [ θ / ]

posisi awal

:

posisi tengah :
posis akhir

:

/ θalj

artinya; es

‫ ا‬/ iθnān

artinya; dua

/ baħθ

artinya; mencari

Universitas Sumatera Utara

-

bunyi [ ẓ /

posisi awal

]
/ẓahr

artinya; punggung

posisi tengah :

/ ʕa ẓm

artinya; tulang

posis akhir

/ lafẓun

artinya; lafal

/ sālim

artinya; sehat

/ yusr

artinya; kemudahan

-

:

:

bunyi [ s /

posisi awal

]

:

posisi tengah :
posis akhir
-

:

:
‫اء‬

posisi tengah :
posis akhir

:

bunyi [ ʃ /

posisi awal

/ zahrah

artinya; bunga

/ jazāɂ

artinya; balasan

/ ramz

artinya; lambang

/ ʃak

artinya; ragu

]

:

/dahʃah

posisi tengah :
posis akhir
-

artinya; dasar

bunyi [ z / ]

posisi awal

-

‫أ‬/asās

bunyi [ χ /

posisi awal

‫ ف‬/ fur ʃ

:

:

artinya; kagum
artinya; tikar

]
/χurūj

artinya; keluar

Universitas Sumatera Utara

posisi tengah :

/baχīl

artinya; kikir

posis akhir

/wasaχ

artinya;

kotor

‫غ‬/ɣarīb

artinya;

aneh

posisi tengah :

‫ غ‬/ ma ɣrib

artinya; tempat terbenam

posis akhir

‫ ف‬/ fāriɣ

artinya;

-

bunyi [ ɣ /

posisi awal

-

:

:

:

bunyi [ ħ /

posisi awal

]

]

:

posisi tengah :
posis akhir
-

:

/ ħāḍir

artinya; ada

/ maħāmi

artinya; pengacara

/ nikāħ

artinya;

kawin

bunyi [ h / ‫] ـ‬

posisi awal

:

posisi tengah :
posis akhir
-

kosong

:

‫ ا‬/ hidāyah

artinya; petunjuk

/ jāhiz

artinya; tersedia

/ tāha

artinya; mencari

bunyi [ ʕ / ]
:

‫ ا‬/ ʕadālah

posisi tengah :

/ da ʕwah

artinya; mengajak

posis akhir

/ jimāʕ

artinya; bersetubuh

posisi awal

:

artinya; keadilan

Universitas Sumatera Utara

2.2.3.2.2 Bunyi Konsonan Dari Segi Tempat Artikulasi
Bunyi konsonan dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat artikulasi yaitu
tempat terjadinya bunyi konsonan, atau tempat bertemunya artikulator aktif dan
artikulator pasif. Menurut ( Al Taww b : 1997) bunyi konsonan dari segi tempat
artikulasi dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Bunyi Bilabial

‫ـــ‬

(ʃafawiyyah) yaitu; bunyi yang dihasilkan dari bibir

atas dan bibir bawah.
Contoh:
-

bunyi [ b /

posisi awal

]
/ bābun

:

‫ ا‬/ ibnu

posisi tengah :
posis akhir
-

:

bunyi [ m /

posisi awal

-

artinya; anak laki-laki

/ kitāb

artinya; buku

/ mauz

artinya; pisang

/ ʕmrun

artinya; usia

]

:

posisi tengah :
posis akhir

artinya; pintu

:

/ ʕammun

artinya; paman

bunyi [ w / ]

posisi awal

:

posisi tengah :
posis akhir

:

/ waraqatun
‫ا‬

/ mirwāħah
/ dalwun

artinya; kertas
artinya; kipas angin
artinya; timba

Universitas Sumatera Utara

‫اأ‬

2. Bunyi labiodental

‫( ا‬al ʃafawiyyah al asn niyyah) yaitu; bunyi

yang dihasilkan dari bibir dan bersentuhan dengan gigi.
Contoh;
-

bunyi [ f / ‫] ف‬

posisi awal

‫ ف‬/ fikr

:

posisi tengah :
posis akhir

/ lafz
‫ ف‬/ malaf

:

artinya;

pikir

artinya;

lafal

artinya;

map

‫( اأ‬al asn niyyah) yaitu; bunyi yang dihasilakan dari

3. Bunyi Interdental

gigi atas dan pinggir lidah.
Contoh:
-

bunyi [ ẓ /

posisi awal

]
/ ẓāhir

:

artinya; nyata

posisi tengah :

/ niẓām

artinya;

posis akhir

/ lafẓ

artinya; lafal

:

/ ðālika

artinya; itu

posisi tengah :

/ laððah

-

bunyi [ ð / ]

posisi awal

posis akhir
-

:

aturan

/ laðīð

:

bunyi [ θ /

artinya; lezat
artinya;

enak

]

Universitas Sumatera Utara

/ θamar

artinya; berbuah

posisi tengah :

/ kaθīr

artinya; banyak

posis akhir

/ ħadaθ

artinya; terjadi

posisi awal

:

:

‫( ا‬asn niyyah laθawiyyah) yaitu, bunyi yang

4. Bunyi Alveodental

dihasilkan dari gusi dan bagian depan lidah.
Contoh:
-

bunyi [ d / ]

posisi awal

:

/

dalwun

artinya; timba berbuah

posisi tengah :

/ madħ

artinya; pujian banyak

posis akhir

/ walad

artinya; anak laki-laki

-

:

bunyi [ ᵭ /

posisi awal

]

‫ء‬

posisi tengah :
posis akhir
-

posisi awal

:

:

/ qa ᵭāɂ

artinya; melaksanakan

abya ᵭ

artinya; putih terjadi

]
/ tamr
/ kitāb

posisi tengah :
posis akhir

artinya; sesat berbuah

‫أ‬/

:

bunyi [ t /

/ ᵭalālah

‫ا‬

:

/

bait

artinya; kurma

artinya; buku
artinya; rumah

Universitas Sumatera Utara

-

bunyi [ ṭ /

posisi awal

]
/ ṭāʕah

:

artinya; patuh

posisi tengah :

/ qa ṭʕ

artinya; putus

posis akhir

/ qiṭṭun

artinya; kucing

/zait

artinya; minyak

/ manzil

artinya; rumah

mauz

artinya; pisang

-

:

bunyi [ z / ]

posisi awal

:

posisi tengah :
posis akhir
-

:

bunyi [ s /

posisi awal

/
]

‫ ا‬/ salām

:

artinya; sejahtera

posisi tengah :

/ muslim

artinya; orang islam

posis akhir

‫أ‬/ asās

artinya; dasar

‫ ص‬/ṣabāh

artinya; pagi

-

:

bunyi [ ṣ /

posisi awal

:

posisi tengah :
posis akhir

:

5. Bunyi Alveolar

]

/ na ṣr
‫ إ ا‬/ iχlāṣ

artinya; pertolongan
artinya; tulus

(laθawiyyah) yaitu; bunyi yang dihasilkan dari gusi dan

bagian pinggir lidah.

Universitas Sumatera Utara

Contoh:
-

bunyi [ r / ]

posisi awal

‫ ف‬/ raff

:

‫ ا‬/ turāb

posisi tengah :
posis akhir
-

bunyi [ l /

posisi awal

/ sarīr

:

-

:

/ lail

posisi awal

/risālah

:

bunyi [ n /

/ sahl

artinya;

ranjang

artinya;

malam

artinya; surat
artinya; mudah

]

:

/ naum

posisi tengah :
posis akhir

artinya; debu

]

posisi tengah :
posis akhir

artinya; rak

/jundiyun
‫ ا‬/ ibnu

:

6. Bunyi Apiko-prepalatal

artinya;

tidur

artinya; tentara
artinya; anak laki-laki

‫ ( ا غ‬al gh riyah ) yaitu; bunyi ini terjadi bila

artikulator aktifnya adalah ujung lidah dan artikulator pasifnya adalah gusi bagian
belakang atau langit-langit keras depan.
Contoh:
-

bunyi [ ʃ /

]

Universitas Sumatera Utara

/ ʃams

artinya; matahari

posisi tengah :

/ ʕa ʃarah

artinya; sepuluh

posis akhir

/ rīʃ

artinya; bulu ayam

/ jīrān

artinya; tetangga

posisi tengah :

/ ħujrah

artinya; kamar

posis akhir

/ durj

artinya; laci

posisi awal

-

:

bunyi [ j /

posisi awal

-

:

‫ا‬

:

:

bunyi [ y /

posisi awal

]

]

:

posisi tengah :
posis akhir

/ yaum

artinya;

/ niyām

artinya; tidur

‫ أ‬/ raɂyun

:

7. Bunyi Platal

hari

artinya; pandangan

(ṭabaqiyyah) yaitu; bunyi yang dihasilkan dari langit-langit

mulut dan bagian tengah lidah.
Contoh:
-

bunyi [ k /

posisi awal

:

]
/ kalbun

artinya;

anjing

posisi tengah :

/ bikr

artinya; anak gadis

posis akhir

/ samak

artinya; ikan

:

Universitas Sumatera Utara

Contoh:
-

bunyi [ ɣ /

posisi awal

]
‫ غا‬/ ɣulām

:

artinya;

anak kecil

posisi tengah :

‫ صغ‬/ ṣa ɣīr

artinya; kecil

posis akhir

‫ ف‬/ fāriɣ

artinya; kosong

:

Contoh:
-

bunyi [ χ /

posisi awal

]
/ χurūj

:

posisi tengah :
posis akhir

:

8. Bunyi Uvular

artinya;

keluar

‫ آ‬/ āχir

artinya; akhir

‫ ف ا‬/ firāχ

artinya; ayam

( lahawiyyah) yaitu; bagian langit-langit mulut yang

menonjol ke bawah

sedang bagian belakang lidah tidak sampai pada batas

bersentuhan dengan bagian langit-langit mulut.
Contoh:
-

bunyi [ q /

posisi awal

]

:

/ qalam
/ maqʕad

posisi tengah :
posis akhir

‫ ص‬/ ṣadīq

:

9. Bunyi Laringal

artinya;

pena

artinya; bangku
artinya; teman

(ħalaqiyyah) yaitu; bunyi yang terjadi bila artikulatornya

adalah sepasang pita suara.

Universitas Sumatera Utara

Contoh:
-

bunyi [ ħ /

posisi awal

]

:

posisi tengah :
posis akhir
-

artinya; penjaga

‫ ص‬/ṣaħīfah

artinya; koran

‫ ص‬/ ṣabāħ

:

bunyi [ ʕ /

/ ħāris

artinya; pagi

]

:

/ ʕumar

artinya;

posisi tengah :

/ ba ʕīr

artinya; unta

posisi awal

posis akhir

/ baiyʕ

:

10. Bunyi Glotal

umar

artinya; jual

( ħanjariyyah) yaitu; bunyi yang dihasilkan dari bagian

tenggorokan menjadi satu-satunya artikulator untuk menghasilkan suara.
Contoh:
-

bunyi [ Ɂ / ‫] ء‬

posisi awal

:

posisi tengah :
posis akhir
-

:

‫أ‬

‫ أ‬/ Ɂamr

artinya; perintah

‫ أ‬/raɁyu

artinya; pendapat

/ qaraɁ

artinya; baca

bunyi [ h / ‫] ـ‬

posisi awal

:

posisi tengah :

‫ ف‬/ hātif
/ mihnah

artinya; telepon
artinya; propesi

Universitas Sumatera Utara

/ tāh

posis akhir

:

artinya; hilang

2.2.3.3

Bunyi Suprasegmental Bahasa Arab

2.2.3.3.1 Tekanan ‫ ( النبر‬al nabru)
Tekanan atau Strees merupakan derajat kenyaringan bunyi bahasa.
Menurut (Al Tawwab:1997 ) bahwa kenyaringan bunyi dalam ujaran yang
memiliki silaba sifatnya relatif. Maksudnya adalah bahwa bunyi itu bisa menjadi
keras dan lemah (Basyar :2000). Hal ini bisa terjadi disebabkan oleh keterlibatan
energi otot ketika bunyi itu diucapkan. Suatu bunyi bisa menjadi keras dan
mendapatkan tekanan apabila energi otot yang dikeluarkan lebih besar ketika
bunyi itu diucapkan. Sebaliknya suatu bunyi bisa menjadi lemah dan tidak
mendapatkan tekanan apabila energi otot yang dikeluarkan lebih kecil ketika
bunyi itu diucapkan.
Silaba atau

‫( ا‬al maqtaʕ) dalam ujaran bahasa Arab bisa menjadi keras

dan lembut, dan silaba merupakan satuan ujaran yang sering mendapat prominasi
dari bunyi yang lain. Secara fonologis silaba difenisikan cara vokal dan konsonan
menyatu sehingga membentuk beragam untaian bunyi. Terdapat bunyi keras dan
lembutnya silaba dalam bahasa Arab seperti pada kata

[ᵭa / ra / ba ]. Ujaran

pada silaba [ᵭa ] lebih mendapatkan tekanan tinggi dan keras bila dibandingkan
dengan silaba yang lain. Artinya ujaran pada silaba [ ra / ba ] tidak mendapatkan
tekanan tinggi dan keras.
Menurut (An s :1999) Bahasa Arab hanya mengenal empat macam
tekanan pada silaba yaitu;
1. Tekanan bunyi pada akhir dua silaba.
Contoh;

Universitas Sumatera Utara

[nas / ta / ʕī / nu ] artinya; kami minta pertolongan. Kata ini

‫ـ ــ‬

terdiri atas empat silaba dan silaba yang memiliki tekanan bunyi lebih
tinggi adalah [ ʕī / nu].
2. Tekanan bunyi pada sebelum akhir silaba.
Contoh;
[ ta / ʕal / la / ma ] artinya; dia sudah belajar. Kata ini terdiri atas empat
silaba dan silaba yang memiliki tekanan bunyi lebih tinggi adalah [la ].
3. Tekanan bunyi pada akhir tiga silaba.
Contoh;
‫ [ ا ـ‬ij / ta / ma / ʕa ] artinya; dia sudah berkumpul. Kata ini terdiri atas
empat silaba dan silaba yang memiliki tekanan bunyi lebih tinggi adalah [ ta / ma
/ ʕa ] .

4. Tekanan bunyi pada empat silaba.
Contoh;
ٌ ‫ــ‬

[ sa / ma / ka / tun] artinya; seekor ikan. Kata ini terdiri atas empat

silaba dan silaba yang memiliki tekanan bunyi lebih tinggi adalah [ sa /ma /
ka / tun].

2.2.3.3.2 Nada ‫التنغيم‬

al tanġīm

Terjadi bunyi-bunyi suprasegmental dalam ucapan disebabkan oleh adanya
faktor ketegangan pita suara arus udara dan posisi pita suara ketika bunyi itu
diucapkan. Makin tegang pita suara yang disebabkan oleh kenaikan arus udara
dari paru-paru makin tinggi pula nada bunyi tersebut. Secara linguitis nada ini
dapat mempengaruhi dalam satuan sistem linguistik tertentu. Menurut (Al
Taww b :1997) Nada (al tanġīm ) adalah terjadinya tinggi dan rendah bunyi suara

Universitas Sumatera Utara

pada saat berbicara dan bisa mengalami perubahan makna dalam satu kalimat.
Misalnya nada turun biasanya menandakan kelengkapan tutur, dan nada naik
menandakan ketidaklengkapan tuturan. Dalam konteks perbedaan makna pada
tataran kalimat variasi-variasi nada bisa dipakai untuk menyatakan perbedaan
tersebut yang dinamakan dengan intonasi.
Tanda [ // ] yaitu untuk intonasi datar naik dan biasanya dipakai untuk bertanya.
Contoh;
‫[ ا‬lā, yā ʃeyχ ], kalimat ini mengandung makna; “apa benar
seperti itu”?.

Tanda [ II] yaitu untuk intonasi datar turun dan biasa dipakai untuk menyangkal.
....

Contoh;

[ yā... ʃeyχ ], kalimat ini mengandung makna; “ itu tak benar” .
Tanda [=] yaitu untuk intonasi datar dan biasanya dipakai untuk ejekan.
Contoh;
‫ا‬
[ lā, yā ʃeyχ ], kalimat ini mengandung makna; “ bukan begitu”.

2.2.3.3.3 Jeda ‫ ( ال قف‬al waqfu)
Menurut (Al Tawwab : 1997 ) al waqfu adalah : (
‫ف‬

‫ا‬

‫اا اء‬

‫ا‬

‫اأص ا‬

) artinya; ( sejumlah bunyi yang

mengandung satu suara, boleh dibaca dari permulaan bunyi dan boleh berhenti
pada akhir bunyi). Dimaksud dengan jeda adalah penghentian atau pemutusan

suatu arus bunyi-bunyi suprasegmental ketika diujarkan oleh penutur. Sebagai
akibatnya, akan terjadi penghentian atau kesenyapan di antara bunyi-bunyi yang
terputus itu. Kesenyapan bunyi itu ada dua macam;

Universitas Sumatera Utara

Pertama; bunyi pendek yaitu bunyi yang dimulai dengan konsonan kemudian
terjadi sesudahnya bunyi pendek. Contoh;

+

+ ‫ ـ‬:

Kedua; bunyi panjang yaitu bunyi yang dimulai dengan konsonan terjadi
sesudahnya bunyi panjang. Contoh;

‫ف‬.

Kesenyapan juga bisa disebut sendi (juncture) karena kesenyapan itu
sekaligus merupakan tanda batas antara bentuk-bentuk linguistik baik dalam
tataran kalimat, klausa, frase, kata, morfem dan silaba. Sendi dalam menunjukkan
batas jadi antara silaba dengan silaba yang lain. Batas silaba biasanya ditandai
dengan tanda (+).
Contoh;
[ ki + tab],
[ ka + ta + ba],
‫ا‬

[ ij + ta + ma + ʕa].

Sendi luar menunjukkan batas yang lebih besar, biasanya dibedakan
dengan adanya tanda:
( / ) menunjukkan penghentian antarkata dalam frase.
( // ) menunjukkan penghentian antarkata dalam klausa.
( # ) menunjukkan antarkalimat wacana / paragraf. Tekanan dan jeda dalam
bahasa Arab dapat mengubah makna kalimat.
Contoh;
#

/

//

# “

kitābun ħadiθun jadidun” artinya; buku yang modren baru
#

//

‫ا‬/

#“

kitabu al ħadiθi jadidun” artinya; buku mengenai hadis baru”.

Universitas Sumatera Utara

2.2.3.3.4 Durasi ‫ ( الط ل‬al ṭūl
Bunyi suprasegmental

juga dapat dibedakan dari durasi atau panjang

pendeknya ketika bunyi itu diucapkan. Panjang-pendek bunyi di dalam fonetik
Arab maksudnya adalah bunyi yang diucapkan itu mangandung masa ( mora ).
Pada dasarnya durasi ujaran pada bunyi vokal lebih lama bila dibandingkan
dengan bunyi konsosnan. Bunyi konsonan bahasa Arab itupun terdapat perbedaan
durasi dalam ujaran. Hal ini disebabkan masing-masing konsonan memiliki sifat
bunyi yang berbeda dengan konsonan lain.
Panjang-pendek bunyi di dalam bahasa Arab dihasilkan dari bunyi vokal.
Menurut durasi bunyi vokal bahasa Arab ada dua;
1. Bunyi pendek;
- [ a ] dilambangkan dengan tanda ( ‫ )ـــــ‬disebut fathah (

‫ )ف‬Contoh;

[ka-ta-ba ] artinya; menulis.
- [ u ] dilambangkan dengan tanda ( ‫ )ـــــ‬disebut dhummah (
ٌ
-

) Contoh;

[ ku-tu-bun ] artinya; banyak buku.

[ i ] dilambangkan dengan tanda ( ‫ )ـــــ‬disebut kasrah (

) Contoh;

‫ [ إ‬i-bil] artinya; seekor unta.
2. Bunyi panjang;
- [

] dilambangkan dengan tanda ( ‫ ) ا‬disebut alif ( ‫ ) أ ف‬Contoh;

[ ki-t -

bun ] artinya; sebuah buku.
- [ ] dilambangkan dengan tanda ( ) disebut wāw ( ‫ ) ا‬Contoh;

[n - run

] artinya; cahaya.
- [ ] dilambangkan dengan tanda (

) disebut ya‟ ( ‫ ) ء‬Contoh;

‫ [ ص‬ṣa- d

- qun ] artinya; seorang teman laki-laki.

Universitas Sumatera Utara

Akibat perbedaan durasi yang timbul dari kedua macam bunyi vokal
panjang dan pendek dalam tataran kata itu,

maka kata tersebut mengalami

perubahan makna.
Contoh ; vokal [ / a]

[ma / ṭ r] artinya ; bandara, diucapkan

[ma / tar]

artinya; hujan.
Contoh; vokal [ / i]

[ b / rid] artinya adalah; dingin, diucapkan

[ ba /

r d] artinya; kantor pos.
Contoh; vokal [

/u] ٌ

[ ħ / run ] artinya; bidadari surga, diucapkan

[ ħur /run ] artinya ; bebas.
Perubahan makna disebabkan bunyi panjang diucapkan menjadi bunyi
pendek bukan hanya terjadi pada ujaran kosakata bahkan terjadi juga pada ujaran
kalimat verbal.
Contoh; vokal [ / a]

[ ya / nā / mu] artinya; dia sedang tidur, diucapkan

‫ـ‬

‫ [ ـ‬lam / ya /nam] artinya; dia tidak tidur.
Contoh; vokal [
‫ـ‬

/u]

[ ya / qū / mu ] artinya; dia sedang berdiri, diucapkan

[ lam / ya /qum] artinya; dia tidak berdiri.

Contoh; vokal [ / i ]
‫ـ‬

‫ـ‬

‫ـ‬

[ya / bī / ʕu] artinya; dia sedang berjualan, diucapkan

[ lam / ya / biʕ ) artinya; dia tidak berjualan.
Proses perubahan yang terjadi pada bunyi vokal panjang menjadi bunyi

pendek

adalah karena terjadinya penghapusan lambang bunyi vokal panjang

yaitu [ ‫ ] ا‬disebabkan terhubungnya dengan [

] lam artinya menidakkan suatu

perbuatan.

Universitas Sumatera Utara

2.2.3.4

Bunyi Vokal Bahasa Indonesia

2.2.3.4.1 Bunyi Vokal Berdasarkan Posisi Lidah
Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan cara setelah arus udara
ke luar dari glotis, lalu arus ujar hanya diubah oleh posisi lidah dan bentuk mulut
(Chaer: 2009). Di dalalm bahasa Indonesia bunyi vokal ada enam buah yaitu;
[a, i, e, ə, u, o]
Berdasarkan posisi lidah bunyi-bunyi vokal dapat dibedakan atas:
1. Vokal tinggi atas,
-

bunyi [ i ]

[ ini / isi / sisi ]

-

bunyi [ u ]

[susu/ lucu / aku].

2. Vokal tinggi bawah,
-

bunyi [ І ]

[ batik / murid / tabib]

-

bunyi [ U]

[ kapur / duduk /sumur ].

3. Vokal sedang atas,
-

bunyi [ e ]

[sate /tape /gule]

-

bunyi [ ə ]

[kera / beli / maret]

-

bunyi [ o ]

[toko / kilo /oto].

4. Vokal sedang bawah,
-

bunyi [ ɛ ]

[monyet / ember / karet]

-

bunyi [‫] ﬤ‬

[tokoh / botak /bohong].

5. Vokal rendah,
-

bunyi [ a ]

[anak / apa / lada]

Universitas Sumatera Utara

2.2.3.4.2 Bunyi Vokal Berdasarkan Striktur
Menurut (Chaer: 2009) striktur pada bunyi vokal adalah jarak antara lidah
dengan langit-langit keras. Berdasarkan strikturnya bunyi vokal dapat dibedakan
menjadi:
1. Vokal tertutup, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat setinggi
mungkin mendekati langit-langit.
Contoh;
-

bunyi [ i ]

[ lidi / dini / sisi ]

-

bunyi [ u ]

[ kuku / susu / lucu].

2. Vokal semi tertutup, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam
ketinggian sepertiga di bawah.
Contoh;
-

bunyi [ e ]

[ sate / gule /tape ]

-

bunyi [ ə ]

[ kera / beli / maret ]

-

bunyi [ o ]

[ toko / oto / kilo ]

3. Vokal semi terbuka, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam
ketinggian sepertiga di atas vokal yang paling rendah.
Contoh;
-

bunyi [ Ɛ ]

[ ember / karet / monyet ]

-

bunyi [‫]ﬤ‬

[ tokoh / botak / bohong ]

4. Vokal terbuka, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah dalam posisi serendah
mungkin.
Contoh;
-

bunyi [ a ]

[ apa / lada / dan ]

Universitas Sumatera Utara

2.2.3.4.3 Bunyi Vokal Berdasarkan Bentuk Mulut
Menurut ( Jones, 1958:16) dalam buku “Fonetik Bahasa Indonesia ”,
bahwa bunyi vokal berdasarkan bentuk mulut sewaktu

diucapkan dapat

dibedakan atas:
1. Vokal bulat, yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk mulut bulat.
Contoh terbuka;
-

bunyi [‫]ﬤ‬

[ tokoh / botak / bohong ]

-

bunyi [ o]

[ toko / otak /kilo ]

Contoh tertutup;
-

bunyi [ u ]

[ kuku / susu / lucu ]

2. Vokal tak bulat, yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk mulut tidak bulat.
Contoh;
-

bunyi [ i ]

[ lidi / dini / sisi ]

-

bunyi [ e ]

[sate / gule /tape]

-

bunyi [ u ]

[kuku / susu / lucu]

3. Vokal netral, yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk mulut dalam posisi
netral, yakni tidak bulat dan tidak melebar.
Contoh;
-

bunyi [ a ]

[ anak / apa / lada ]

Universitas Sumatera Utara

Bagan 4. Vokal Bahasa Indonesia
Posisi
Lidah
atas

Depan
Tak Bulat
i

Tengah
Tak Bulat

Belakang
Bulat
Netral
u

Striktur
tertutup

tinggi
bawah

I
e

atas

ə

U
o

semi tertutup

sedang
semi terbuka
ɛ

bawah

‫ﬤ‬

rendah

2.2.3.5

a

ɑ

terbuka

Bunyi Konsonan Bahasa Indonesia

2.2.3.5.1 Bunyi Konsonan dari Segi Tempat Artikulasi
Tempat artikulasi, yaitu tempat terjadinya bunyi konsonan atau tempat
bertemunya artikulator aktif dan artikulator pasif. (Chaer : 2009). Dengan melihat
tempat artikulasi, maka bunyi konsonan itu dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bunyi Bilabial, yaitu bunyi yang dihasilkan dari bibir atas dan bibir bawah.
Contoh:
-

bunyi [ p ]

posisi awal

:

palu

posisi tengah :

lupa

posis akhir

kerap

-

:

bunyi [ b ]

posisi awal

:

batu

Universitas Sumatera Utara

posisi tengah :

laba

posis akhir

lembab

:

2. Bunyi Apikoalveolar, yaitu bunyi yang dihasilkan dari tempat bertemunya
ujung lidah dan gigi atas.
Contoh:
-

bunyi [ t ]

posisi awal

:

tanah

posisi tengah :

batu

posis akhir

ketat

-

:

bunyi [ d ]

posisi awal

:

dalam

posisi tengah :

tadi

posis akhir

lahad

:

3. Bunyi Laminoalveolar, yaitu bunyi yang dihasilkan dari tempat bertemunya
daun lidah dan gigi atas.
Contoh:
-

bunyi [ z ]

posisi awal

:

zina

posisi tengah :

lezat

posis akhir

aziz

:

4. Bunyi Lamino Palatal, yaitu bunyi yang dihasilkan dari tempat bertemunya
daun lidah dan langit-langit keras.

Universitas Sumatera Utara

Contoh:
-

bunyi [ ñ/ny ]

posisi awal

:

nyaring

posisi tengah :

konyol

posis akhir

nyanyi

-

:

bunyi [ j ]

posisi awal

:

jalan

posisi tengah :

laju

posis akhir

kaji

-

:

bunyi [ c ]

posisi awal

:

cela

posisi tengah :

kacau

posis akhir

caci

-

:

bunyi [ ʃ/sy ]

posisi awal

:

syarat

posisi tengah :

dahsyat

posis akhir

syahbandar

-

:

bunyi [ s ]

posisi awal

:

sama

posisi tengah :

dasi

posis akhir

haus

:

Universitas Sumatera Utara

5. Bunyi Dorsovelar, yaitu bunyi yang dihasilkan dari tempat bertemunya pangkal
lidah dan langit-langit lunak.
Contoh:
-

bunyi [ g ]

posisi awal

:

gula

posisi tengah :

laga

posis akhir

lagi

-

:

bunyi [ k ]

posisi awal

:

kuda

posisi tengah :

laku

posis akhir

ketuk

-

:

bunyi [ ŋ/ng ]

posisi awal

:

nganga

posisi tengah :

hangat

posis akhir

bingung

-

:

bunyi [ χ/kh ]

posisi awal

:

khawatir

posisi tengah :

akhir

posis akhir

tarikh

:

6) Bunyi Laringal, yaitu bunyi yang dihasilkan dari tempat bertemunya akar lidah
dan dinding kerongkongan.
Contoh:
-

bunyi [ h ]

Universitas Sumatera Utara

posisi awal

:

hina

posisi tengah :

lihat

posis akhir

benah

:

7) Bunyi Glotal, yaitu bunyi yang dihasilkan dari bagian tenggorokan.
Contoh:
-

bunyi [ Ɂ/ ‟ ]

posisi awal

:

rakyat

posisi tengah :

nikmat

posis akhir

bapak

:

2.2.3.5.2 Bunyi Konsonan Dari Segi Cara Artikulasi
Cara artikulasi, yaitu bagaimana tindakan terhadap arus udara yang baru
keluar dari glotis dalam menghasilkan bunyi konsosnan, (Chaer : 2009). Dengan
melihat cara artikulasi, maka bunyi konsonan itu dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bunyi Letupan, yaitu arus ujar dihambat pada tempat tertentu, dan diletupkan
dengan tiba-tiba.
Contoh:
-

bunyi [ b ]

posisi awal

:

baju

posisi tengah :

laba

posis akhir

lembab

-

:

bunyi [ d ]

posisi awal

:

duri

posisi tengah :

rindu

Universitas Sumatera Utara

posis akhir
-

:

lahad

bunyi [ p]

posisi awal

:

paku

posisi tengah :

lupa

posis akhir

tetap

-

:

bunyi [ t ]

posisi awal

:

tali

posisi tengah :

ratu

posis akhir

ketat

:

2. Bunyi Nasal, yaitu arus ujar dihambat pada tempat tertentu, dan dikeluarkan
melalui rongga hidung.
Contoh:
-

bunyi [ m]

posisi awal

:

malu

posisi tengah :

lima

posis akhir

demam

-

:

bunyi [ n ]

posisi awal

:

nalar

posisi tengah :

ranah

posis akhir

bulan

-

:

bunyi [ ñ / ny ]

posisi awal

:

nyaring

Universitas Sumatera Utara

posisi tengah :

kenyang

posis akhir

nyanyi

-

:

bunyi [ ŋ / ng ]

posisi awal

:

nganga

posisi tengah :

hangat

posis akhir

tenang

3.

:

Bunyi Paduan, yaitu arus ujar dihambat pada tempat tertentu, kemudian
diletupkan sambil digeser.

Contoh:
-

bunyi [ j ]

posisi awal

:

jalan

posisi tengah :

laju

posis akhir

janji

-

:

bunyi [ c ]

posisi awal

:

curah

posisi tengah :

panci

posis akhir

cacing

:

4. Bunyi Geseran, yaitu arus ujar dihambat pada tempat tertentu, kemudian
digeserkan.
Contoh:
-

bunyi [ v ]

posisi awal

:

posisi tengah :

vokal
konvoi

Universitas Sumatera Utara

posis akhir
-

:

-----

bunyi [ z ]

posisi awal

:

zat

posisi tengah :

lezat

posis akhir

azizi

-

:

bunyi [ ʃ / sy ]

posisi awal

:

syarat

posisi tengah :

masyarakat

posis akhir

dahsyat

-

:

bunyi [ χ / kh ]

posisi awal

:

khalid

posisi tengah :

akhir

posis akhir

tarikh

-

:

bunyi [ h ]

posisi awal

:

halus

posisi tengah :

bahu

posis akhir

lebah

-

:

bunyi [ f ]

posisi awal

:

faktor

posisi tengah :

efek

posis akhir

maaf

-

:

bunyi [ s ]

Universitas Sumatera Utara

posisi awal

:

salah

posisi tengah :

lesung

posis akhir

pedas

:

5. Bunyi Sampingan, yaitu arus ujar dikeluarkan melalui samping kiri dan kanan
lidah.
Contoh:
-

bunyi [ l ]

posisi awal

:

lalu

posisi tengah :

malu

posis akhir

tebal

:

6. Bunyi Getar, yaitu arus ujar dikeluarkan melalui samping kiri dan kanan lidah
kemudian digetarkan.
Contoh:
-

bunyi [ r ]

posisi awal

:

rakyat

posisi tengah :

baru

posis akhir

libur

:

7. Bunyi semi vokal, arus ujar itu pada awal prosesnya diganggu oleh posisi lidah
tetapi kemudian diganggu pada tempat artikulasi tertentu.
Contoh:
-

bunyi [ w ]

posisi awal

:

waktu

posisi tengah :

bawah

Universitas Sumatera Utara

posis akhir
-

:

kalau

bunyi [ y ]

posisi awal

:

yatim

posisi tengah :

bayar

posis akhir

mulai

:

2.2.3.3.5 Bunyi Konsonan Dari Segi Berbunyi Tidaknya Suara
Bunyi bersuara itu terjadi karena bergetar tidaknya pita suara melalui
glotis. Jika glotis terbuka sedikit dan pita suara turut bergetar disaat proses
pembunyian maka disebut bunyi bersuara . Jika glotis itu terbuka agak lebar dan
pita suara tidak bergetar disaat
bersuara .

proses pembunyian maka disebut bunyi tak

Bunyi konsonan berbunyi tidaknya suara dapat dibedakan sebagai

berikut:
1. Bunyi konsonan tidak bersuara.
Contoh:
-

bunyi [ t ]

posisi awal

:

taman

posisi tengah :

mata

posis akhir

lebat

-

:

bunyi [ p ]

posisi awal

:

paku

posisi tengah :

lipan

posis akhir

uap

-

:

bunyi [ k ]

Universitas Sumatera Utara

posisi awal

:

kami

posisi tengah :

liku

posis akhir

tolak

-

:

bunyi [ c ]

posisi awal

:

cari

posisi tengah :

lancar

posis akhir

caci

-

:

bunyi [ s ]

posisi awal

:

sapi

posisi tengah :

bisu

posis akhir

lemas

-

:

bunyi [ f ]

posisi awal

:

faktor

posisi tengah :

sifat

posis akhir

maaf

:

1. Bunyi konsonan bersuara.
Contoh:
-

bunyi [ b ]

posisi awal

:

baru

posisi tengah :

uban

posis akhir

lembab

-

:

bunyi [ d ]

Universitas Sumatera Utara

posisi awal

:

daun

posisi tengah :

lidah

posis akhir

daud

-

:

bunyi [ g ]

posisi awal

:

gali

posisi tengah :

tiga

posis akhir

gagak

-

:

bunyi [ j ]

posisi awal

:

janda

posisi tengah :

hijau

posis akhir

bajaj

-

:

bunyi [ v ]

posisi awal

:

variasi

posisi tengah :

konvoi

posis akhir

----

-

:

bunyi [ z ]

posisi awal

:

zamrud

posisi tengah :

lezat

posis akhir

aziz

-

:

bunyi [ ʃ / sy ]

posisi awal

:

posisi tengah :

syarat
dahsyat

Universitas Sumatera Utara

posis akhir
-

:

arasy

bunyi [ χ / kh ]

posisi awal

:

khalid

posisi tengah :

akhir

posis akhir

tarikh

-

:

bunyi [ h ]

posisi awal

:

hebat

posisi tengah :

lihai

posis akhir

kalah

:

Universitas Sumatera Utara

: ‫أعضاء النطق‬Alat Ucap
Alat ucap (

‫ءا‬

‫ ) أ‬adalah termasuk

anggota tubuh yang berfungsi sebagai sumber
bunyi, yang dapat dipilah menjadi 3 bagian,
pertama; rongga mulut, kedua; tenggorokan
dan ketiga; rongga badan. Alat ucap yang ada
di rongga mulut dinamakan artikulator (
). Sedangkan rongga hidung bukan termasuk
artikulator akan tetapi dia berfungsi untuk
mengalirkan udara sehingga
sengau disebut (

terjadi bunyi

‫)غ‬. Di antara dua rongga

yaitu rongga mulut dan rongga hidung
terdapat langit-langit lunak yang berfungsi
saluran hidung :

‫اأ ف‬

‫ ف‬membuka dan menutup aliran udara yang
‫ ا‬melalui rongga hidung. Paru-paru yang ada
‫ ا‬dalam rongga badan berfungsi untuk

‫ا‬

‫ اأ‬memompa udara dalam proses produksi
‫ اأ‬bunyi. Artikulator dapat dikelompokkan
‫ ا‬menjadi 2, yaitu artikulator aktif dan

gusi :
bibir :
:

gigi atas
gigi bawah

:

‫ا‬

lidah :
pinggir lidah :
rongga hidung

‫فا‬
: ‫ف اأ ف‬

langit-langit :
tenggorokan
getar bunyi :
saluran tenggorokan :

:

artikulator pasif. Artikulator aktif adalah alat
‫ ا‬ucap yang aktif bergerak membentuk
‫ ا‬hambatan aliran udara, yaitu terdiri dari bibir

‫ ا‬bawah dan lidah. Adapun artikulator pasif
‫ا‬
‫ اأ‬adalah alat ucap yang diam dan berfungsi
‫ ف ا‬sebagai daerah artikulasi, yaitu lokasi tempat
artikulator aktif menghambat aliran udara.

2.3

Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini tiga karya ilmiah terdahulu berkaitan dengan

suprasegmental bahasa Arab sangat memberi kontribusi dalam meneliti modus

Universitas Sumatera Utara

tuturan bahasa Arab secara fonetik eksperimental. Sedangkan empat peneliti
lainnya adalah kajian eksperimental dalam bahasa Melayu Deli, bahasa Prancis,
bahasa Aceh dan bahasa Jepang.
Penelitian yang paling mutakhir tentang fonetik Suprasegmental bahasa
Arab dilakukan antara lain oleh Bahjat (2010) pada disertasinya berjudul “ ‫ائ‬
‫ف ف ا غ ا‬

‫ا‬

‫ا ا‬

‫ف‬

‫ا‬

‫ ( “أ‬aθaru al ṣawāiti fī dilālati al binniy al

ṣarfiyati fī al luɣati al „arabiyati ). Penelitian tentang pengaruh bunyi bahasa Arab
terhadap pembentukan struktur kata dikaji secara Morfologis dan Sintaksis yang
fokusnya pada kajian pelafalan bunyi pada tengah kata (afiks) dan akhir kata
(sufiks)

terhadap

perubahan struktur kata. Hasil penelitian menunjukkan

penekankan pada fungsi bunyi vokal bukan pada karakternya, dan disimpulkan
bahwa

pada ilmu fonetik bahasa Arab perlu ada perumusan baru dalam

penggunaan istilah dalam ilmu fonetik bahasa Arab antara lain yaitu; al a ṣwāt al
laiyyin, al a ṣwāt al mutaħarrikah, al aṣwāt al ṭalīqah. Peneliti mengkritisi para

linguis Arab terdahulu yang membatasi kajian artikulasi pada bunyi konsonan
saja tetapi mengabaikan kajian tentang perubahan bunyi vokal.

Secara teoritis

temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti
khususnya dalam mengkaji bunyi-bunyi bahasa Arab secara fonetis.
Zalaqi (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “ Bunyi Konsonan
Bahasa Arab Fusha” (studi laboratorium) meneliti bunyi konsonan dan juga
bunyi vokal. Temuan penelitian menunjukkan kontribusi secara intensitas bahasa
Arab pada level bunyi yang dibahas lebih luas pada level struktur fonem
(Morfologi), level struktur kata (Sintaksis) dan level makna kata. Secara intensitas
lembut dan kerasnya bunyi dalam ba