Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Intrinsik Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Perbankan di Indonesia

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki aset, baik perusahaan

perseorangan, perusahaan dagang, perusahaan industri, maupun perusahaan jasa.
Aset berwujud (tangible assets) maupun aset tidak berwujud (intangible assets)
memegang peranan penting dalam kegiatan operasional perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan.
Organisasi-organisasi bisnis, para pemangku kepentingan, para peneliti,
dan pembuat kebijakan semakin menyadari pentingnya aset tak berwujud sebagai
sumber daya fundamental untuk menciptakan kekayaan dan sebagai sumber
inovasi (Yudhanti dan Santi, 2011).
Hulten dan Hao (2008) mengemukakan bahwa diperlukan suatu
transformasi di dalam satu perusahaan yang terlalu mengutamakan tangible assets
sebagai kekuatan utamanya. Studi kasus pada negara China menemukan bahwa
intangible assets mempunyai pengaruh signifikan dalam meningkatkan performa
perusahaan. China memiliki perkembangan yang luar biasa dalam berbagai sektor

kehidupannya. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh transformasi ekonomi yang
dilakukan oleh China, dimana perusahaan-perusahaan China menyadari akan
pentingnya membesarkan porsi intangible assets dalam perusahaannya. Gambar
1.1, Hulten dan Hao (2008) membagi proporsi aset di dalam perusahaan, dimana
intangible assets memiliki proporsi terbesar yaitu 40%, sedangkan aset lancar
23% dan aset tetap 19%, goodwill dan aset jangka panjang masing-masing 9%.

!

1
Universitas Sumatera Utara

Hal ini menunjukkan bahwa investasi terbesar yang harus dilakukan oleh
perusahaan seharusnya dilakukan pada investasi terhadap intangible assets, yang
menurut Hulten dan Hao (2008) dapat meningkat performa perusahaan secara
signifikan, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.1, di mana peranan
intangible assets mencapai 40% dari total investasi pada perusahaan.

Gambar 1.1 Perbandingan Tangible dengan Intangible Assets dalam satu
perusahaan, Sumber Hulten and Hao (2008)


Munculnya kesadaran ini menandakan dimulainya era ekonomi baru, yang
salah satu cirinya adalah didominasi oleh peran penting informasi dan
pengetahuan sebagai suatu knowledge assets bagi perusahaan (Castro and Verde,
2012).
Dunia mulai menyadari, bahwa investasi pada intangible assets,
merupakan suatu investasi yang menjanjikan untuk kemajuan perusahaan mereka,
pemberdayaan intangible assets, sebagai salah satu kekuatan yang menentukan
kinerja perusahaan, layak untuk mendapat perhatian (Corrado et al., 2012).

!

2
Universitas Sumatera Utara

Pada Gambar 1.2. dapat dilihat bahwa perkembangan investasi pada intangible
assets di Amerika Serikat dalam kurun waktu enam puluh tahun, memiliki
kecenderungan meningkat dibandingkan dengan investasi pada tangible assets,
yang memiliki kecenderungan mendatar.


Gambar 1.2. U.S. Tangible vs Intangible Investment, sumber : Corrado and Hulten
(2010) and Corrado et. al. (2012).

Intellectual Capital / Modal Intelektual, yang juga merupakan salah satu
bagian dari Intangible Assets. Pertama kali dikembangkan oleh John Kenneth
Galbraith pada tahun 1969 dan kemudian dikembangkan oleh Peter F. Drucker
pada tahun 1993 (Bontis, 2001).
Intellectual

Capital

merupakan

proses

penciptaan

nilai

melalui


pengetahuan dan informasi yang diaplikasikan pada pekerjaaan (William, 2001
dalam Rachmawati, 2012). Pendapat yang serupa juga dikemukan oleh Rupert
(1998) dalam Sawarjuwono (2003) bahwa aktiva tetap dalam neraca keuangan
perusahaan dapat berkurang bahkan hilang, namun tidak menyebabkan hilangnya
perhargaan pasar terhadap mereka.

!

3
Universitas Sumatera Utara

Hal ini tercermin dari banyaknya perusahaan yang memiliki aktiva
berwujud namun tidak signifikan dalam laporan keuangan, akan tetapi
penghargaan pasar atas perusahaan-perusahaan tersebut sangat tinggi.
Pada

perusahaan-perusahaan

perbankan


di

Indonesia,

fenomena

penghargaaan pasar atas perusahaan tersebut terlihat dari nilai pasarnya yang
berada di atas nilai aset bersihnya sebagaimana disajikan pada pada Tabel 1.1).

Tabel 1.1 Market Value and Assets (in Milyar Rupiah)
Market
Company
Revenue
Profits
Net Assets
Value
Bank BNI

67.929


22.705

7.048

43.525

Bank BCA

224.361

27.614

11.721

51.898

Bank BII

22.566


7.407

1.211

9.667

Bank
MEGA

11.473

4.31

1.377

6.263

Hidden
Value

24.404
(36%)
172.463
(77%)
12.899
(57%)
5.21
(45%)

Sumber : Laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia tahun 2012 (Diolah)

Dari Tabel 1.1, terdapat selisih antara market value dengan net assets . Hal
tersebut merupakan suatu indikasi adanya hidden value, yang mana tidak
terungkapkan dalam laporan keuangan.
Contohnya Bank Central Asia (BCA) memiliki market value sebesar 224
trilliun rupiah, sementara aset bersihnya hanyalah 52 trilliun rupiah, terdapat
selisih sekitar 172 trilliun rupiah yang merupakan nilai yang tersembunyi, dan
tidak tercatat didalam laporan keuangan. Dalam hal ini, intangible assets dianggap
merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya hidden value tersebut.


!

4
Universitas Sumatera Utara

Dilihat dari segi net assets maupun market value, bank MEGA berada di
bawah bank BII, namun bank MEGA memberikan profits lebih besar
dibandingkan bank BII. Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa kemungkinan
intangible assets pada bank MEGA lebih baik dibandingkan bank BII.
Berdasarkan data tersebut dapat dinyatakan bahwa ada intangible assets
yang merupakan hidden value sehingga terdapat perbedaan yang besar antara
market value dengan book value, dan berperan dalam meningkatkan nilai pasar
perusahaan, Steward (1997) dalam Astuti (2005).
Perbedaan antara nilai buku dan nilai kapitalisasi saham pada industri yang
berbasis pengetahuan (knowledge based industries) mengakibatkan terjadinya
missing value pada laporan keuangan, yang oleh Steward (1997) disebut sebagai
intellectual capital. Hal ini memberi suatu pandangan baru bahwa intellectual
capital adalah sumber daya yang penting bagi perusahaan, sama halnya dengan
physical capital dan financial capital (Andriessen dan Stam,2005).

Petty dan Guthrie (2000) mengemukakan pendekatan yang sering yang
digunakan dalam penilaian dan pengukuran aset tidak berwujud adalah
Intellectual Capital yang telah menjadi fokus dan perhatian di berbagai bidang
keilmuan, baik teknologi informasi, manajemen dan akuntansi.
Intellectual capital perusahaan tidak diukur secara langsung, akan tetapi
Pulic (1998, 2000) mengemukakan suatu ukuran penilaian efisiensi dari nilai
tambah (value added) sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan (value
added intellectual capital – VAICTM). Komponen utama dari VAICTM dilihat dari
sumber daya perusahaan, yaitu physical capital (VACA-value added capital
employed), human capital (VAHU-value added human capital), dan structural

!

5
Universitas Sumatera Utara

capital (STVA-structural capital value added). Menurut Pulic (1998) tujuan utama
dari ekonomi yang berbasis pengetahuan adalah untuk menciptakan value added,
sedangkan untuk menciptakan value added tersebut dibutuhkan ukuran yang lebih
tepat tentang physical capital dan intellectual potential yang disebut dengan

VAICTM yang menunjukkan sejauh mana kedua sumber daya tersebut (physical
capital dan intellectual potential) telah dimanfaatkan secara efisien oleh
perusahaan. Semakin besar nilai Intellectual Capital semakin efisien penggunaan
modal perusahaan, sehingga menciptakan value added bagi perusahaan
(Appuhami, 2007)
Abdolmohammadi (2005) berpendapat Intellectual Capital berperan
penting dalam peningkatan nilai perusahaan maupun kinerja keuangan. Setiap
perusahaan yang mampu memanfaatkan modal intelektualnya secara efisien,
maka nilai pasarnya akan meningkat.
Firer dan Williams (2003) di Afrika Selatan melakukan penelitian yang
menemukan hubungan antara VAICTM dengan kinerja keuangan dan hasilnya
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara intellectual capital dengan
profitabilitas ROA dan menunjukkan bahwa physical capital (VACA) merupakan
faktor yang paling signifikan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di Afrika
Selatan, sementara human capital (VAHU) dan structural capital (STVA) tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Chen et al. (2005) melakukan pengujian antara intellectual capital dengan
nilai pasar dan kinerja keuangan pada perusahaan di Taiwan, dan menemukan
pengaruh signifikan yang positif terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan

!

6
Universitas Sumatera Utara

perusahaan. Tan et al. (2007) melakukan penelitian dengan menggunakan 150
perusahaan yang terdaftar di bursa efek Singapore, dan hasilnya sejalan dengan
penelitian Chen et al. (2005), bahwa intellectual capital berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Beberapa penelitian di Indonesia juga mengukur hubungan antara
intellectual capital terhadap nilai perusahaan, apakah nilai perusahaan baik nilai
bukunya (book value), maupun nilai pasarnya (market value) dipengaruhi oleh
intellectual capital. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Solikhah et al. (2010),
menemukan bahwa intellectual capital tidak mempengaruhi nilai pasar
perusahaan, sementara Yudhanti dan Shanti (2011), menemukan bahwa
intellectual capital berpengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan yang di
proksikan oleh book value.
Menurut

Abidin

(2000),

perusahaan-perusahaan

di

Indonesia

menggunakan basis konvensional dalam membangun bisnisnya sehingga produk
yang dihasilkan kurang memiliki kandungan teknologi. Selanjutnya Abidin (2000)
menyatakan bahwa perhatian lebih harus diberikan kepada intellectual capital
sehingga perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat mulai memanfaatkan
keunggulan yang akan membawa perusahaan dalam menghasilkan produk-produk
yang semakin diminati oleh konsumen.
Penelitian ini menguji pengaruh intellectual capital yang diproksikan
dengan VAICTM (Value Added Intellectual Capital), terhadap nilai intrinsik
perusahaan dengan dimediasi oleh kinerja keuangan yang ditunjukkan oleh ROA ,
yang mana nilai perusahaan ditentukan dengan menggunakan metode discounted

!

7
Universitas Sumatera Utara

free cash flow model (FCFF) yang merupakan suatu teori untuk menentukan nilai
intrinsik (nilai wajar) perusahaan didasarkan atas pendapatan bersih perusahaan
yang diproyeksikan selama beberapa tahun ke depan. Discounted Free Cash Flow
juga memperkenalkan konsep discounting dalam teorinya yang pada dasarnya
merupakan proses menilai aliran pendapatan dimasa yang akan datang pada saat
sekarang.
Penelitian ini berusaha membuktikan hubungan IC dan nilai perusahaan
dengan mengacu pada penelitian Chen et al. (2005) dengan melakukan modifikasi
terhadap variabel dependennya yaitu nilai perusahaan. Penelitian Chen et al
(2005) mengukur nilai perusahaan dengan menggunakan nilai book value, dan
penelitian ini mengukur nilai perusahaan dengan menggunakan metoda
discounted free cash flow to firm.
Berdasarkan

latar

belakang

sebagaimana

telah

diuraikan

bahwa

permasalahan yang akan diteliti adalah sejauh mana peranan intellectual capital di
dalam meningkatkan kinerja keuangan dan nilai intrinsik perusahaan.

1.2

Perumusan Masalah
Permasalahan yang sering muncul di dalam perusahaan adalah keyakinan

terhadap kemampuan aset berwujud sebagai aset utama dalam meningkatkan nilai
perusahaan, dan sering mengabaikan kemampuan aset tidak berwujud, seperti
intellectual capital untuk menciptakan tambahan nilai intrinsik perusahaan.

!

8
Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini menguji pengaruh langsung intellectual capital pada nilai
intrinsik perusahaan dan pengaruh tidak langsung intellectual capital pada nilai
intrinsik perusahaan melalui kinerja keuangan sebagai variabel intervening
dengan menggunakan analisis jalur (path analysis).
Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana
pengaruh intellectual capital terhadap nilai intrinsik perusahaan dengan
kinerja keuangan sebagai variabel intervening pada perusahaan perbankan
di Indonesia, sehingga pertanyaan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh Human Capital (VAHU), terhadap kinerja keuangan
perusahaan?
2. Bagaimana pengaruh Capital Employee (VACA), terhadap kinerja
keuangan perusahaan ?
3. Bagaimana pengaruh Structural Capital (STVA), terhadap kinerja
keuangan perusahaan?
4. Bagaimana pengaruh Human Capital (VAHU), terhadap nilai perusahaan?
5. Bagaimana pengaruh Capital Employee (VACA), terhadap nilai intrinsik
perusahaan?
6. Bagaimana pengaruh Structural Capital (STVA), terhadap nilai intrinsik
perusahaan?
7. Bagaimana pengaruh Kinerja keuangan perusahaan (ROA), terhadap nilai
intrinsik perusahaan?

!

9
Universitas Sumatera Utara

1.3.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Human Capital (VAHU)
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Capital Employee (VACA)
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Structural Capital (STVA)
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Human Capital (VAHU)
terhadap nilai intrinsik perusahaan.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Capital Employee (VACA)
terhadap nilai intrinsik perusahaan.
6. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Structural Capital (STVA)
terhadap nilai intrinsik perusahaan.
7. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kinerja keuangan
perusahaan (ROA) terhadap nilai intrinsik perusahaan.

1.4

Batasan Penelitian dan Asumsi
Dikarenakan adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, maka

diperlukan batasan dan penentuan asumsi penelitian di dalam menghitung nilai
perusahaan, hal ini diperlukan karena nilai perusahaan yang akan ditentukan
adalah nilai perusahaan di masa yang akan datang yang diperoleh dari hasil

!

10
Universitas Sumatera Utara

proyeksi dan kemudian diambil nilai kininya. Batasan dan asumsi yang digunakan
di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan tidak mengalami keadaan pailit selama periode evaluasi.
2. Pertumbuhan perusahaan tidak berubah drastis selama periode evaluasi.
3. Kondisi perekonomian negara tidak ekstrim selama periode evaluasi.

1.5

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi akademisi, penelitian ini dapat memperkaya dunia penelitian
akademis dalam pengembangan ilmu penilaian bisnis perusahaan,
terutama dalam kajian Intangible Assets, yang saat ini masih dalam tahap
pengembangan untuk mencapai format pengukuran yang tepat.
2. Bagi investor dan calon investor, penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya perspektif untuk mengurangi resiko antara perusahaan dan
investor
3. Bagi penilai, penelitian ini diharapkan dapat menjadi penambah wawasan
mengenai penilaian perusahaan perbankan yang memiliki perbedaan
karakteristik

yang

mendasar

apabila

dibandingkan

dengan

jenis

perusahaan lainnya.
4. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah motivasi untuk
lebih lanjut melakukan penelitian mengenai pengaruh antara intangible
assets terhadap nilai perusahaan.
!
!
!
!

!

11
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PASAR PERUSAHAAN DENGAN PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING.

3 6 46

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2015

0 1 4

Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Intrinsik Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Perbankan di Indonesia

0 0 16

Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Intrinsik Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Perbankan di Indonesia

0 0 2

Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Intrinsik Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Perbankan di Indonesia

0 2 15

Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Intrinsik Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Perbankan di Indonesia Chapter III VI

0 0 53

Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Intrinsik Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Perbankan di Indonesia

0 0 4

Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Intrinsik Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Perbankan di Indonesia

0 1 11

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR - Perbanas Institutional Repository

0 1 16

PENGARUH INTELLCTUAL CAPITAL (CEE, HCE, SCE) DAN INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI INDONESIA

0 0 17