Unit Khusus Museum Bank Indonesia Sejara

Unit Khusu s M u se um Ba nk I ndone sia : Se j a r a h Ba nk I ndone sia

SEJARAH BAN K I N D ON ESI A : PERBAN KAN
Pe r iode 1 9 5 3 - 1 9 5 9

Ca k u pa n :
H a la m a n
1.

Sekilas Sej arah Bank I ndonesia di Bidang Perbankan Periode
1953- 1959

2

2.

Sist em & Perkem bangan Perbankan I ndonesia s.d. Tahun 1959

4

3.


Nasionalisasi Bank- Bank Belanda

9

4.

Arah Kebij akan 1953- 1959

14

5.

Langkah- Langkah St rat egis 1953- 1959

15

6.

Ot orit as Pengawasan 1953- 1959


17

7.

Sasaran St rat egis 1953- 1959

19

1

Unit Khusu s M u se um Ba nk I ndone sia : Se j a r a h Ba nk I ndone sia

1 . Se k ila s Se j a r a h Ba nk I ndone sia di Bida ng Pe r ba nk a n Pe r iode
1953 - 1959
Saat kem bali m enj adi Negara Kesat uan
Republik I ndonesia ( NKRI ) pada 17
Agust us 1950, st rukt ur perekonom ian
I ndonesia,
m asih

didom inasi
oleh
st rukt ur kolonial. Meskipun saat it u
st rukt ur perbankan I ndonesia boleh
dikat akan m erupakan kom ponen sarana
m onet er yang t idak banyak berperan
dalam operasi perbankan, t et api kondisi
sem acam ini m enim bulkan keinginan
kuat m asyarakat unt uk m em asuk kan
lebih banyak unsur nasional dalam
st rukt ur ek onom i I ndonesia.
Bank I ndonesia lahir set elah berlakunya Undang- Undang ( UU) Pokok Bank I ndonesia
pada 1 Juli 1953. Sesuai dengan UU t ersebut , BI sebagai bank sent ral bert ugas
unt uk m engaw asi bank- bank. Nam un dem ikian, at uran pelaksanaan ket ent uan
pengawasan t ersebut baru dit et apkan dalam Perat uran Pem erint ah ( PP) No. 1/ 1955
yang m enyat akan bahwa BI , at as nam a Dewan Monet er, m elakukan pengawasan
bank t erhadap sem ua bank yang beroperasi di I ndonesia, guna kepent ingan
solvabilit as dan likuidit as badan- badan kredit t ersebut dan pem berian kredit secara
sehat yang berdasarkan asas- asas k ebij akan bank yang t epat . Dari pengawasan dan
pem eriksaan BI , t erungkap berbagai prakt ik yang t idak waj ar yang dilakukan, sepert i

penyet oran m odal fikt if at au bahkan prakt ik bank dalam bank. Unt uk m engat asi
kondisi perbankan it u, dikeluarkan Keput usan Dewan Monet er No. 25/ 1957 yang
m elarang bank- bank unt uk m elakukan kegiat an di luar kegiat an perbankan.
Pada Nov em ber 1957, diadakan Musyawarah Nasional Pem bangunan ( MUNAP) yang
ant ara lain m em ut uskan pengam bilalihan perusahaan- perusahaan m ilik Belanda,
t erm asuk bank. Langkah awal unt uk nasionalisasi bank- bank Belanda diprakarsai
oleh KSAD selaku penguasa m ilit er yang m enet apkan bahwa pengawasan at as
penyelenggaraan bank- bank Belanda dipercayakan kepada Badan Pengawasan BankBank Belanda Pusat . Badan pengawasan t ersebut didirikan pada set iap daerah yang
t erdapat bank cabang m ilik Belanda dengan nam a Badan Pengawasan Bank- Bank
Daer ah dengan t uj uan m encegah berlangsungnya run pada bank- bank Belanda
sehubungan dengan t indakan nasionalisasi yang dilakukan pem erint ah. Pengawasan
t erhadap bank- bank Belanda dilakukan secara langsung dengan cara m enem pat kan
t im pengawas pada set iap bank. Peranan Bank I ndonesia dalam pengawasan ini
sangat pent ing karena hanya Bank I ndonesia yang m em iliki personel yang
m enguasai t eknik pengawasan dan pem eriksaan bank.
Kebij akan pem erint ah unt uk m enasionalisasi perusahaan- perusahaan Belanda
dit et apkan dalam UU No. 86/ 1958 yang berlaku surut hingga 3 Desem ber 1957.
Nasionalisasi bank- bank Belanda yang m erupakan bank devisa dilakukan
berdasark an prinsip kehat i- hat ian agar t idak t erj adi kerugian cadangan devisa
negara. Unt uk it u, Badan Pengaw as Bank Pusat m em pert ahankan direksi lam a bank

yang diawasi. Beberapa bank Belanda yang dinasionalisasi pada saat it u adalah
Nat ionale Handelsbank yang pada 1959 m enj adi Bank Um um Negara ( BUNEG) ,
Escom pt obank pada 1960 diubah m enj adi Bank Dagang Negara ( BDN) , dan

2

Unit Khusu s M u se um Ba nk I ndone sia : Se j a r a h Ba nk I ndone sia

Nederlandsch Handel Maat schappij N.V. ( Fact orij ) yang pada 1957 digabungkan ke
dalam Bank Koperasi Tani dan Nelayan ( BKTN) yang m erupakan hasil peleburan
Bank Rakyat I ndonesia ( BRI ) dengan Bank Tani dan Nelayan ( BTN) . Jika bank- bank
m ilik Belanda dinasionalisasi oleh pem erint ah, m aka lain halnya dengan bank- bank
asing yang bukan m ilik Belanda. Dengan prinsip berdikari dan sem angat
nasionalism e yang t erus m enggelora, pada m asa 1950- an pem erint ah m enyat akan
penut upan beberapa bank asing ( bukan Belanda) , yait u Over seas Chinese Banking
Corporat ion, Bank of China, sert a Hong Kong and Shanghai Banking Corp.
berdasark an Perat uran Pem erint ah No. 2/ 1959.

3


Unit Khusu s M u se um Ba nk I ndone sia : Se j a r a h Ba nk I ndone sia

2 . Sist e m & Pe r k e m ba nga n Pe r ba nk a n I n done sia s.d. Ta h un 1 9 5 9

Perbankan I ndonesia t elah m em iliki rangkaian sej arah yang cukup panj ang. Sej ak
m asa pem erint ahan kolonial, t elah banyak berdiri bank- bank asing baik dari negara
Belanda m aupun negara asing lainnya sert a beberapa bank lokal. Bahkan pada m asa
pergerakan nasional j uga m uncul beberapa bank yang bernuansa sem angat nasional.
Mem asuki m asa kem erdek aan, pem erint ah Republik I ndonesia m ulai m endirikan
bank- bank pem erint ah sepert i Bank Negara I ndonesia ( BNI ) , Bank Rakyat I ndonesia
( BRI ) , Bank I ndust ri Negara ( BI N) , dan Bank Tabungan Pos. Selain bank- bank
pem erint ah, pada m asa it u j uga t elah beroperasi beberapa bank swast a nasional,
bank- bank asing ( t erm asuk DJB) , lum bung desa, bank desa, dan y ayasan k redit .
Seluruh bank t ersebut , baik bank pem erint ah m aupun swast a, t erus berk em bang
hingga m asa- m asa selanj ut nya. Berdirinya Bank I ndonesia pada 1 Juli 1953 t elah
m em buka fase baru dalam t at a perbankan I ndonesia, khususnya dalam hal
pengawasan bank. Sebelum berdirinya BI pada t ahun 1953, belum ada lem baga
yang m elakukan fungsi pengawasan bank. Hingga kem udian berdasar kan Perat uran
Pem erint ah No. 1/ 1955, dit et apkan Bank I ndonesia at as nam a Dewan Monet er
m elaksanakan pengawasan t erhadap sem ua bank um um dan bank t abungan yang

beroperasi di I ndonesia.

Kebut uhan akan lem baga keuangan yang ber t indak sebagai lem baga int erm ediasi
ant ara surplus unit dan defisit unit t idak dapat dilepaskan dari kehidupan suat u
per ek onom ian. Lem baga ini t erbagi at as dua j enis ut am a yait u bank dan non- bank.
Berbicara m asalah bank/ perbankan, bahasan kali ini akan m engupas t ent ang
perk em bangan perbank an di I ndonesia hingga t ahun 1959. Selain it u, yang j uga
pent ing adalah ulasan m engenai ket ent uan dalam hal pengawasan bank.
Bagaim anakah kisah selengkapnya? Anda dapat ikut i dalam art ikel Sist em dan
Perkem bangan Perbank an I ndonesia s.d. Tahun 1959 ini yang akan dibagi ke dalam
2 episode.
Sist em perbankan pada hakekat nya m erupakan bagian dari sist em keuangan yang
m em punyai cakupan luas yait u lem baga keuangan sebagai lem baga int erm ediasi,
inst rum en keuangan sepert i saham , obligasi, surat berharga pasar uang, t reasury
not e, dan pasar sebagai t em pat perdagangan inst rum en keuangan sepert i bursa
saham dan pasar uang ant ar bank. Lem baga keuangan m em berikan j asa
int erm ediasi berupa j em bat an ant ara surplus unit dengan defisit unit dalam ekonom i,
dan sem ua bank t erm asuk golongan ini.
Secondary financial int erm ediat ion, adalah lem baga keuangan y ang m em anfaat kan
dana pinj am an dari lem baga keuangan lain, yang t erm asuk ke dalam kat egori ini

adalah lem baga keuangan bukan bank.
Jelaslah, bahwa lem baga keuangan t erdiri at as bank, lem baga k euangan bukan
bank, ( di ant aranya lem baga pem biayaan pem bangunan, lem baga perant ara
penerbit an dan perdagangan surat - surat berharga) dan lem baga keuangan j enis lain,
sepert i asuransi, dana pensiun, m odal vent ura, dan leasing.

4

Unit Khusu s M u se um Ba nk I ndone sia : Se j a r a h Ba nk I ndone sia

Di dalam kiprahnya, bank dapat dit inj au dari sisi fungsi dan dari sisi kepem ilikan.
Dari sisi fungsi bank dikat egorikan sebagai bank um um , bank t abungan, bank
pem bangunan, dan bank sekunder.
Fungsi sebuah bank um um ant ara lain m enyediakan fasilit as penyim panan dana
m asyarakat dalam bent uk giro, t abungan, m aupun deposit o dan dapat dim anfaat kan
m asyarakat unt uk m em enuhi berbagai kebut uhannya. Di sam ping it u, bank m am pu
m encipt akan uang giral dan uang kuasi m elalui proses pelipat gandaan sim panan
uang yang sebagian besar dit erim a dari m asyarakat unt uk disam paikan kem bali
pada m asyarakat . Selain it u bank bert ugas m enyiapkan m ekanism e pem bayaran
at au t ransfer dana yang dapat m em inim alkan biaya dan kendala sert a m enyediakan

pinj am an yang m anfaat nya besar bagi peningkat an produksi, perluasan penanam an
m odal, dan penaikan st andar hidup.
Bank t abungan, sesuai dengan nam anya, m engut am akan penerim aan sim panan
dalam bent uk t abungan dengan priorit as usaha pem bungaan dalam bent uk kert as
berharga.
Adapun bank pem bangunan m engum pulkan dananya m elalui sim panan deposit o
sert a m engeluarkan kert as berharga yang berj angka, dan m enj alankan usahanya
dengan m em beri kr edit j angka panj ang.
Bank sekunder m em iliki kegiat an bersifat lokal, m enerim a sim panan sert a m em beri
kredit kepada para pedagang pasar dan penduduk desa sekit arnya. Term asuk j enis
ini adalah bank desa, lum bung desa, bank pasar, dan bank pegawai. Jenis bank ini
disebut Bank Rural yang t idak diij inkan m enerim a sim panan giro.
Apabila dit inj au dari segi kepem ilikan, bank t erbagi dalam kat egori: bank pem erint ah
yang kepem ilikan seluruh m odalnya dari pem erint ah, dan m enj adi kekayaan at au
aset pem erint ah yang t erpisah; Bank Pem erint ah Daerah, yang seluruh at au
sebagian besar saham nya dim iliki Pem erint ah Daerah ( Pem da) dan m enj adi
kekayaan Pem da yang t erpisah; bank swast a nasional dim iliki oleh warga negara
I ndonesia
at au
badan

hukum
dengan
pim pinan
dan
anggot a
yang
berk ewarganegaraan I ndonesia; bank asing sebagai cabang bank di luar negeri at au
bank cam puran ( j oint vent ure) ant ara pihak luar negeri dan pihak swast a I ndonesia.
Pat ut diket ahui, bahwa t idak sem ua bank diperbolehkan m elakukan t ransaksi dengan
pihak luar negeri, k ecuali bank yang diberi ij in dan biasanya disebut bank devisa.
Berbicara m engenai perk em bangan perbankan di I ndonesia, t idak bisa lepas dari
sej arah j am an Hindia Belanda yait u bank yang pert am a didirikan adalah Bank Van
Leening t ahun 1746, Nederlandsche Handel Maat schapij berdiri t ahun 1824,
kem udian didirikan De Javasche Bank t ahun 1828, Escom pt obank t ahun 1857 dan
Nederlandsche I ndische Handelsbank t ahun 1864.
Di sam ping bank Belanda, j uga berdiri bank asing lain sepert i, The Chart ered Bank of
I ndia, Aust ralia and China t ahun 1859, Hongkong and Shanghai Banking Corporat ion
di t ahun 1884, Bank of China t ahun 1915, Yok oham a Specie Bank t ahun 1919,
kem udian Mit sui Bank 1925.
Bank- bank lokal ikut berm unculan, sepert i Bank Ver eeniging Oey Tiong Ham t ahun

1906 di Sem arang, Chung Hwa Shangieh Maat schapij t ahun 1913 di Medan, Bat avia
Bank t ahun 1918 di Bat avia dan Spaarbank at au Bank Tabungan di berbagai kot a.

5

Unit Khusu s M u se um Ba nk I ndone sia : Se j a r a h Ba nk I ndone sia

Bangkit nya sem angat kebangsaan t urut m em unculkan bank- bank nasional yang
dim ulai oleh Bank Nasional I ndonesia pada t ahun 1928 di Surabaya.
Bank- bank pem erint ah yang didirikan set elah era t ersebut ant ara lain Bank Negara
I ndonesia t ahun 1946, Bank Rakyat I ndonesia yang j uga didirikan t ahun 1946, Bank
Tabungan Pos yang m erupakan kelanj ut an kegiat annya di j am an penj aj ahan
diakt ifkan kem bali t ahun 1950, kem udian didirikan Bank I ndust ri Negara t ahun
1955, sert a Bank Tani dan Nelayan di t ahun 1957.
Sej arah bank di I ndonesia m akin lengkap dengan dinasionalisasikannya beberapa
bank Belanda di t ahun 1959 hingga 1960 sepert i: Nat ionale Handels Bank NV yang
berubah m enj adi Bank Um um Negara, Escom pt obank berubah nam a m enj adi Bank
Dagang Negara dan Nederlandsche Handels Maat schappij m enj adi Bank Ekspor
I m por I ndonesia.
Kegiat an berbagai bank sebelum diberlakukan Undang- undang Pok ok Bank I ndonesia
No.11/ 1953 sangat beragam . Bank- bank pem erint ah um um nya m asih berbenah diri,
m isalnya BNI pada periode ini m asih akt if m em bant u para pengusaha pendat ang
baru m elalui sist em im port ir bent eng m elalui fasilit as devisa, kr edit bank dan subsidi
pem erint ah. Bank Rakyat I ndonesia gencar m endorong pert um buhan bank desa, dari
1769 buah di t ahun 1951 m enj adi 4640 buah t ahun 1954. Pada periode yang sam a,
Bank I ndust ri Negara berhasil m eningkat kan pem berian pinj am an dari Rp130 j ut a,m enj adi Rp 426 j ut a,- t erut am a unt uk indust ri gula. Set elah akt if kem bali Bank
Tabungan Pos m em beri pinj am an pada pem erint ah daerah unt uk pem biayaan
pem bangunan pasar, penyaluran t enaga list rik, dan pem bangunan st asiun bis. Bankbank asing m asih t erlihat dom inan m em beri kredit pada debit ur asing hingga
sebesar 78 % dan hany a porsi kecil yang didapat debit ur nasional.
Di sam ping bank, t erdapat sat u yayasan yang didirikan t ahun 1950 dan berperan
m em beri j am inan t erhadap nasabah bank yang m eski pot ensial t et api t idak
m em enuhi st andar kelayakan dari bank. Yayasan Pem usat an Jam inan Kredit Rakyat
ini kem udian m elakukan efisiensi kinerj a di t ahun 1956 dan bergant i nam a dengan
Yayasan Lem baga Jam inan Kredit . Pada akhir t ahun 1951, dengan perant araan
yayasan, kredit yang disediakan unt uk 44 nasabah dengan nilai Rp2,7 j ut a,- dan
perusahan- perusahaan ekspor , im por dan pengangkut an unt uk 26 nasabah nilai
pinj am an Rp4,7 j ut a,- .
Perkem bangan k egiat an Perbankan set elah Undang- undang No.11 t ahun 1953,
sem akin dinam is m isalnya.
Bank BNI berhasil m encat at kenaikan kredit rat a- rat a 62% pert ahun, dari Rp160
j ut a,- dit ahun 1955 m encapai Rp380 j ut a t ahun 1959, bahkan ikut m endirikan badan
usaha sepert i Maskapai Asuransi I ndonesia, per usahaan pelayaran Jakart a Loyd.
Di sam ping it u BRI j uga m am pu m eningkat kan kredit 18% sepanj ang t ahun 1958
dan 24% t ahun 1959 m elalui 118 kant or cabangnya.
Bank I ndust ri Negara m am pu m eningkat kan gironya 31% per t ahun, yait u dari
Rp340 j ut a t ahun 1956 m enj adi Rp 552 j ut a pada t ahun 1958, sem ent ara it u
kr edit nya naik 62% pert ahun, dari Rp515 j ut a t ahun 1955 m enj adi Rp 1.844 j ut a di
t ahun 1959. Dalam rangka m enam bah m odal bank, t elah dit erbit kan obligasi, yang

6

Unit Khusu s M u se um Ba nk I ndone sia : Se j a r a h Ba nk I ndone sia

selain dij ual m elalui bursa efek Jakart a j uga berhasil diperdagangkan m elalui bursa
efek Belanda.
Bank Koperasi, Tani dan Nelayan m em fokuskan kegiat annya m em bant u pet ani,
buruh t ani dan nelayan agar t erlepas dari j erat an lint ah darat dan m am pu
m engem bangkan usahanya.
Bank Tabungan Pos dana t abungan yang dipelihara m eningkat dari Rp214 j ut a pada
t ahun 1955 m enj adi Rp489 j ut a di t ahun 1959, kem udian dit anam kan dalam bent uk
obligasi pem erint ah, bilyet perbendaharaan negara.
Bank swast a nasional m am pu m eningkat kan pem berian kredit kepada nasabahnya,
dari Rp 529,2 j ut a t ahun 1955 naik m enj adi Rp1.481,3 j ut a t ahun 1959 at au naik
sebanyak 280% .
Bank- bank asing yang m endom inasi pem berian kredit kepada perusahaanperusahaan asing, perannya m akin m enurun karena t erj adinya konflik ant ara
I ndonesia dengan Belanda disam ping it u perusahaan Belanda dinasionalisasi.
Sist em pengawasan perbankan I ndonesia m engalam i peningkat an dari wakt u ke
wakt u, di j am an Hindia Belanda, sist em pengawasan belum t erbent uk. De Javasche
Bank, sebagai bank sirkulasi wakt u it u, t ugasnya hanya sam pai t ingkat analisis dari
laporan berkala bank- bank yang diserahkan secara sukarela. Set elah dinasionalisasi
t ahun 1951, kondisi ini m asih sam a, karena yang berubah hanya k epem ilikannya
saj a, dan t idak t ugasnya.
Mengingat akt ivit as bank sebagai penghim pun dana m asyarakat , m aka pat ut
m endapat pengawasan ket at . Pengawasan dilakukan berdasark an UU No 11/ 1953
m ulai dari pem berian sam pai dengan pencabut an ij in. Wewenang dalam pengawasan
t erhadap bank m eliput i berbagai t ahap yait u Pert am a adalah m asalah perizinan,
dit elit i dan diperiksa apakah bank t ersebut sudah m em iliki ij in operasi, sebelum
m elakukan segala akt ifit asnya. Selanj ut nya, dit erapkan at uran- at uran yang ket at
agar pengoperasian bank t erbebas dari penyim pangan kebij akan yang m erugikan
nasabah., t ahap selanj ut nya adalah Pengawasan dilakukan baik secara langsung
m aupun m elalui laporan berkala secara cerm at guna m encegah penyelewengan dan
t erakhir adalah pengenaan sanksi yang bergant ung pada t ingkat penyim pangan
t erm asuk pencabut an ij in bila t erbukt i t erj adi pelanggaran berat .
Pengawasan yang efekt if dalam bent uk ket et ent uan pelaksanaan dit uangkan dalam
Perat uran Pem erint ah No.1 t ahun 1955, y ang didasarkan pada Undang- undang
No.11/ 1953. Tidaklah m engherankan, bila UU No.11/ 1953 dan PP No.1/ 1955 sering
disebut t onggak sej arah perk em bangan pengawasan perbank an di I ndonesia.
Dikem udian hari kedua perat uran ini kelak disem purnakan m elalui UU No.14/ 1967
dan UU No.7/ 1992.
Dua hal yang m enonj ol dalam sej arah dan perk em bangan perbankan I ndonesia
hingga 1959 adalah dim ulainya sist em pengawasan bank t ahun 1955 dan
m enurunnya peran bank- bank asing dalam pem biayaan sekt or sw ast a. Sehingga
bank- bank nasional sem akin giat berkiprah dalam pem bangunan ekonom i nasional.

7

Unit Khusu s M u se um Ba nk I ndone sia : Se j a r a h Ba nk I ndone sia

Per kem bangan perbankan m em berikan warna dalam kancah per ek onom ian
I ndonesia. Perj alanan perbankan nasional set elah nasionalisasi bank- bank asing
dikukuhkan dengan dikeluarkannya Undang- undang Pokok Bank I ndonesia No. 11
t ahun 1953. Set elah it u, ket ent uan t ersebut dilengkapi dengan PP No. 1 t ahun 1955
yang j uga sam a- sam a m erupakan t onggak sej arah perkem bangan pengawasan
perbankan di I ndonesia.

8

Unit Khusu s M u se um Ba nk I ndone sia : Se j a r a h Ba nk I ndone sia

3 . N a siona lisa si Ba nk - Ba nk Be la n da

Set elah t uj uh t ahun berlalu, akhirnya I ndonesia m enyat akan pem bat alan secara
sepihak at as hubungan I ndonesia- Nederland dalam perj anj ian Konfer ensi Mej a
Bundar ( KMB) 1949. Pada saat yang sam a, kondisi perpolit ikan t anah air sedang
bergej olak karena ket idakserasian hubungan ant ara pusat dengan daerah. Keadaan
t ersebut m enj adi alasan bagi Presiden Soekarno unt uk m enyat akan negara dalam
keadaan bahaya perang bagi seluruh wilayah Republik I ndonesia pada Maret 1957.
Sebagai upaya penyelesaian polit ik ant ara pusat dan daerah, diadakanlah
Musyawarah Nasional Pem bangunan ( MUNAP) . Musyawarah t ersebut di ant aranya
m enet apkan pengam bilalihan perusahaan- perusahaan Belanda yang bergerak dalam
bidang ekonom i, t erm asuk bank- bank Belanda. Hingga t ahun 1957, t erdapat t iga
bank m ilik Belanda yang m asih beroperasi di I ndonesia, yait u Nat ionale
Handelsbank, Escom pt obank, dan Nederlandsch Handel Maat schappij ( NHM) . Set elah
diam bil alih, ket iga bank t ersebut kem udian dinasionalisasi dan dilebur ke dalam
bank- bank baru yang t elah dibent uk oleh pem erint ah RI . Meskipun nasionalisasi
t elah dilakukan dengan penuh kehat i- hat ian, t et api hal ini m asih m enim bulkan akibat
negat if bagi kegiat an perbankan. Hal t ersebut t erut am a t erlihat dari j um lah kredit
bank- bank asing yang t erus m enyusut pada periode pasca pengam bilalihan.

Bangsa I ndonesia m ulai diperkenalkan dengan lem baga perbankan sej ak berdirinya
De Bank van Leening oleh bangsa Belanda. Kem udian set elah it u berm unculanlah
bank- bank asing seiring dengan perkem bangan perek onom ian di Nusant ara ini.
Meruaknya pert em puran di ant ara Belanda dengan I ndonesia akibat kolonialism e
Belanda m enim bulkan rasa kebencian di diri bangsa I ndonesia. Meskipun beberapa
kali dilakukan usaha dam ai di ant ara kedua belah pihak, nam un set iap kali pula
Belanda m engingkarinya. Sisa- sisa perasaan t idak suka t erhadap Belanda yang
m asih m em bakar dada bangsa I ndonesia, m em buat sem angat nasionalisasi at as
perusahaan- perusahaan Belanda sem akin m eluap, sehingga t erj adi pengam bilalihan
at as perusahaan- perusahaan Belanda t ersebut , t erm asuk j uga m enasionalisasi bankbank Belanda. Unt uk it u, dikeluarkanlah Undang- Undang No. 86 t ahun 1958 yang
berlaku surut s.d. 3 Desem ber 1957 unt uk m elegalisasi kegiat an nasionalisasi
perusahaan Belanda.
Kehadiran bank- bank di Nusant ara,
dit andai dengan berdirinya De Bank
van Leening, pada t anggal 20 Agust us
1746. Nam un pada perj alanannya, De
Bank
van
Leening
t idak
dapat
beroperasi dengan baik, kem udian
dilebur ke dalam De Bankcourant yang
didirikan pada t anggal 1 Sept em ber
1752 dan nam anya berubah m enj adi
De Bankcourant en Bank van Leening
pada t anggal 5 Sept em ber 1752. Tapi
De Bankcourant en Bank van Leening
j uga t idak dapat beroperasi dengan
baik dan akhirnya dit ut up karena
bangkrut .

9

Unit Khusu s M u se um Ba nk I ndone sia : Se j a r a h Ba nk I ndone sia

De Javasche Bank yang didirikan pada t ahun 1828, m erupakan bank Belanda yang
berhasil berkem bang dan m erupakan cikal bakal bank sent ral I ndondesia di
kem udian hari. Bank Belanda lainnya sepert i Nederlandsch I ndische Escom pt o
Maat schapij , Nederlandsch I ndische Handelsbank, dan Nederlandsche Handel
Maat schapij m ulai beroperasi bert urut - t urut pada t ahun 1857, 1864, dan 1883.

Seiring dengan perkem bangan perek onom ian Nusant ara, beberapa bank asing
lainnya m ulai pula m elakukan operasinya, yait u sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

The Chart ered Bank of I ndia, Aust ralia and China, Bat avia t ahun 1862
Hongk ong and Shanghai Banking Corporat ion, Bat avia t ahun 1884
Yok oham a- Specie Bank, Bat avia t ahun 1919
Taiwan Bank, t ahun 1915, Bat avia, Sem arang, dan Surabaya
China and Sout hern Lt d., Bat avia t ahun 1920
Mit sui Bank, Surabaya t ahun 1925
Ov er seas China Banking Corporat ion, Bat avia t ahun 1932

Pada m asa k olonial, t erj adi pasang surut j um lah bank. Menj elang pecahnya Perang
Dunia I I , Pem erint ah Hindia Belanda m elikuidasi t iga bank Jepang yang beroperasi
saat it u. Dan pada saat Jepang berkuasa at as Asia Pasifik, bank- bank Belanda,
I nggris, dan t erm asuk beberapa bank Cina dilikuidasi oleh Jepang.

Kem balinya Bank Belanda di I ndonesia pasca Kem erdekaan 1945, berawal dari
kem enangan Sekut u at as Jepang di Asia Pasifik. Belanda yang hadir di I ndonesia
ber sam aan dengan k edat angan sekut u, m elucut i senj at a t ent ara Jepang, kem udian
berusaha unt uk kem bali m enduduki I ndonesia.

I zin pem bukaan bank Belanda di wilayah I ndonesia dikeluarkan pada t anggal 2
Januari 1946 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Bank- bank Belanda pun
kem bali beroperasi di beberapa wilayah I ndonesia.

Sem ent ara it u, konflik bersenj at a
ant ara I ndonesia dan Belanda kem bali
t erj adi akibat pelanggaran Perj anj ian
Linggarj at i oleh Belanda. Agresi Milit er
Belanda I t ersebut berhasil diakhiri
m elalui perundingan Renville pada
t anggal 17 Januari 1948. Nam un,
Belanda
m engingkari
hasil
kesepakat an
Perj anj ian
Renville
t ersebut
dan
k em bali
m elakukan
Agresi I I . Konflik senj at a ant ara
I ndonesia dengan Belanda baru benarbenar
berhent i
set elah
Dewan
Keam anan PBB m engeluarkan resolusi
pada
t anggal
28
Januari
1949.
Resolusi t ersebut m enghim bau agar kedua belah pihak yang bert ikai segera
m engupayakan cara- car a dam ai unt uk m enyelesaikan konflik.

10

Unit Khusu s M u se um Ba nk I ndone sia : Se j a r a h Ba nk I ndone sia

Di penghuj ung t ahun 1949, perundingan Konferensi Mej a Bundar ( KMB) yang
diselenggarakan di Den Haag Belanda, m enghasilkan pem bent ukan negara Republik
I ndonesia Serikat yang m encakup seluruh wilayah I ndonesia, kecuali wilayah I rian
Barat yang akan diselesaikan dalam wakt u sat u t ahun.
Sam pai akhirnya, pihak Republik I ndonesia m em bubarkan RI S pada t ahun 1950,
m asalah pengem balian I rian Barat , t idak kunj ung t erealisasi, sehingga perasaan ant i
Belanda yang m em ang t elah ada di benak m asyarakat , sem akin besar karenanya.
Pem erint ah pun akhirnya secara r esm i m eny at akan pem bat alan perj anj ian KMB.
Pada wakt u yang bersam aan, sit uasi dalam negeri sem akin m em anas dan t idak
m enent u akibat pert ikaian ant ara pem erint ah pusat dan daerah. Masalah
perim bangan kekuasaan sert a pem bangunan dan keuangan, m enj adi t opik ut am a
pert ent angan.
Unt uk m engakhiri gej olak keam anan
nasional, pada bulan Maret 1957,
berdasarkan Undang- Undang ( UU) No.
74 t ahun 1957 t ent ang Negara dalam
Keadaan Bahaya at au SOB ( St aat v an
Oorlog en Beleg) , Pr esiden Soekarno
m enyat akan bahwa seluruh wilayah
I ndonesia dalam keadaan bahaya.
Presiden Soekarno j uga m em berikan
kekuasaan penuh kepada Panglim a
Angkat an Darat unt uk m engam ankan
seluruh w ilayah I ndonesia.

Guna m enent ukan langkah- langkah konkrit dalam perbaikan hubungan ant ara
pem erint ah pusat dengan daerah, sert a percepat an perekonom ian, m aka
diselenggarakan Musy awarah Nasional Pem bangunan ( MUNAP) . Sesuai dengan
t unt ut an m asyarakat , MUNAP m erekom endasikan perusahaan- perusahaan Belanda,
t erm asuk t iga bank Belanda di ant ara t uj uh bank asing yang beroperasi saat it u,
unt uk dim anfaat kan sebesar- besarnya dem i kepent ingan negara dan m asyarakat .
Nam un, perasaan ant i Belanda yang m asih m em bara, m em buat sem angat
nasionalisasi m asyarak at t idak t erkendali, sehingga belum sem pat pem erint ah
m engam bil langkah- langkah resm i dalam rangka nasionalisasi perusahaan Belanda,
di beberapa t em pat dan kesem pat an, serikat buruh t elah berhasil m engam bil alih
beberapa perusahaan Belanda.
Unt uk
m enghindari
t erj adinya
nasionalisasi yang t idak t erkendali
pada
bank- bank
Belanda
sert a
m em ast ikan agar r oda per ek onom ian
t et ap
berj alan,
Bank
I ndonesia
berinisiat if unt uk m endat angi Markas
Besar
Angkat an
Darat ,
guna
m em bahas dan m erum uskan langkahlangkah
pengam anan,

11

Unit Khusu s M u se um Ba nk I ndone sia : Se j a r a h Ba nk I ndone sia

pengam bilalihan, sert a pengawasan bank Belanda.
Dengan m em perhat ikan aspek- aspek hukum , kem ungkinan t erj adinya bank rush,
sabot ase, k epent ingan para kredit ur, m asalah pem berian gant i rugi, pengam anan
devisa negara, sert a kelangsungan operasi bank- bank Belanda t ersebut , akhirnya
rum usan m engenai pengawasan bank- bank Belanda dan pem bent ukan Badan
Pengawasan Bank- Bank ( BPBB) Pusat yang t er diri at as wakil Angkat an Darat , Bank
I ndonesia, dan Depart em en Keuangan, berhasil disahkan m alam it u j uga m elalui
pengum um an Ment eri Keuangan dan Surat Keput usan KSAD No. Kpt s/ MP/ 080/ 1957
t anggal 8 Desem ber 1957.
BPBB Pusat dan BPBB Daerah kem udian m enem pat kan t im pengawas bank- bank
pusat dan daerah guna m em ast ikan kegiat an operasi bank- bank Belanda t et ap
berj alan am an dan norm al sesuai dengan t uj uan nasionalisasi. Langkah- langkah
nasionalisasi perusahaan- perusahaan dan bank- bank Belanda kem udian dilanj ut kan
dengan keluarnya Perat uran Penguasa Perang No. Prt / Peperpu/ 05/ 1958 t anggal 5
Maret 1958 yang m ew aj ibkan sem ua bank Belanda unt uk t et ap m eneruskan kredit
yang t elah disepakat i dengan nasabahnya, sert a pem berian j am inan kepada
perusahaan Belanda unt uk t et ap dapat bert ransaksi m elalui bank Belanda.
Seiring dengan berak hirnya m asa berlaku undang- undang keadaan bahaya,
dibuat lah dasar hukum baru sehubungan dengan pengawasan bank- bank Belanda.
Perat uran Pem erint ah ( PP) No. 22 t ahun 1956, m enem pat kan secara waj ar peranan
pem erint ah dan angkat an darat dalam penguasaan dan pengawasan bank- bank
Belanda. Sej ak saat it u, Ment eri Keuangan bert anggung j awab at as pengawasan
bank- bank Belanda.
Unt uk m enj aga legalit as k egiat an nasionalisasi perusahaan Belanda, pem erint ah
kem udian m engeluarkan UU No. 86 t ahun 1958, yang berlaku surut hingga t anggal 3
Desem ber 1957.
Kegiat an nasionalisasi bank- bank Belanda dim ulai dengan penghent ian segala
kegiat an lalu lint as luar negeri Nat ionale Handelsbank N.V. ( NHB) . Terhit ung sej ak
t anggal 3 Novem ber 1958, NHB t idak diperk enankan unt uk m em buat t ransak si baru.
NHB hanya diperk enankan unt uk m elanj ut kan proses t ransaksi luar negeri yang
sebelum nya t elah at au m asih dij alankan sebelum t anggal 5 Novem ber 1958. NHB
m ew aj ibkan bank koresponden di luar negeri unt uk m em indahbukukan sem ua valut a
asing at as nam anya kepada rekening Dana Devisen m ilik negara.
Manaj em en NHB diserahkan kepada BPBB Pusat pada t anggal 20 April 1959, dan
kem udian dinasionalisasi pada t anggal 10 Agust us 1959. Seluruh aset NHB kem udian
dialihkan kepada Bank Um um Negara.
Anggaran Dasar Escom pt obank diubah m elalui Rapat Um um Pem egang Saham yang
dilaksanakan t anggal 18 Nov em ber 1958. Dewan kom isaris dan direksi PT
Escom pt obank di Jakart a, yang sem uanya Warga Negara I ndonesia asli, diberi
kekuasaan lebih banyak at as dewan pengawas/ pem im pin cabang dari kant or- kant or
Escom pt obank di luar negeri. Saham - saham PT Escom pt obank yang t elah
dikeluarkan at as unj uk, harus diubah m enj adi at as nam a.

12

Unit Khusu s M u se um Ba nk I ndone sia : Se j a r a h Ba nk I ndone sia

PT
Escom pt obank
t idak
diperkenankan lagi m elakukan lalu
lint as pem bayaran luar negeri,
t erhit ung m ulai t anggal 8 Februari
1960. PT Escom pt obank kem udian
dinasionalisasi pada t anggal 1 April
1960. Sepuluh hari kem udian, PT
Escom pt obank,
dilikuidasi
pem erint ah.
Segala
hak,
kekuasaan,
ut ang
dan
kewaj ibannya
dialihkan
kepada
Bank Dagang Negara ( BDN) .
Kepengurusan Nederlandsche Handel Maat schapij N.V. ( NHM) di I ndonesia diam bil
alih oleh BPBB Pusat pada t anggal 21 Novem ber 1960 berdasarkan Perat uran
Ment eri Keuangan No. 246037/ B.U.M. I I t ert anggal 8 Novem ber 1960. Selanj ut nya,
NHM dinasionalisasi pada t anggal 29 Novem ber 1960. Segala hak dan kewaj iban,
aset , sert a usaha NHM di I ndonesia dialihkan kepada Bank Koperasi, Tani dan
Nelayan ( BKTN) , yang pelaksanaan adm inist rasinya dilaksanakan secara t erpisah
dengan nam a BKTN urusan ek spor im por t erhit ung t anggal 5 Desem ber 1960.
Kebij akan polit ik luar negeri dan dalam negeri, sert a k egiat an nasionalisasi
perusahaan Belanda yang dilakukan oleh pem erint ah, m engakibat kan para nasabah
bank asing m enut up rekening banknya dan pulang ke negeri asalnya. Sej um lah
warga dan perusahaan asing m engalihkan kegiat an perbankan m ereka m elalui Bank
Negara I ndonesia ( BNI ) . Akibat nya, j um lah kredit yang dikucurkan oleh bank- bank
asing m enyusut drast is. Pengucuran kredit pem bangunan dan perdagangan akhirnya
diam bil alih oleh bank- bank nasional. Gerak an Nasionalisasi Bank- Bank Belanda,
yang dilakukan oleh pem erint ah I ndonesia, m erupakan awal dari eksist ensi bankbank nasional dalam kancah perbankan I ndonesia.
Dem ikianlah, rasa nasionalism e yang t inggi di dalam dada bangsa I ndonesia
m em ot ivasi bangsa I ndonesia unt uk m elakukan nasionalisasi at as perusahaanperusahaan asing, t er ut am a yang dikuasai Belanda, t erm asuk j uga lem baga
perbankan. Pr oses nasionalisasi bank- bank Belanda dim ulai dari Nat ionale
Handelsbank N.V., yang kem udian dilanj ut kan dengan Escom pt obank dan
Nederlandsche Handel Maat schapij N.V. Gerak an nasionalisasi ini adalah awal dari
lahirnya bank- bank nasional di dunia perbankan I ndonesia. Jayalah t erus perbankan
I ndonesia!

13

Unit Khusu s M u se um Ba nk I ndone sia : Se j a r a h Ba nk I ndone sia

4 . Ar a h Ke bij a k a n 1 9 5 3 - 1 9 5 9

Periode ini m erupakan cikal bakal pengawasan bank oleh Bank I ndonesia.
Sebagaim ana t elah dinyat akan dalam Undang- Undang No.11 t ahun 1953 t ent ang
Pok ok- pokok Bank I ndonesia, arah pengawasan bank oleh Bank I ndonesia adalah
unt uk m em ast ikan solvabilit as dan likuidit as bank.

Periode ini m erupakan cikal bakal pengawasan bank oleh Bank I ndonesia.
Sebagaim ana t elah dinyat akan dalam Undang- Undang No.11 t ahun 1953 t ent ang
Pok ok- pokok Bank I ndonesia, arah pengawasan bank oleh Bank I ndonesia adalah
unt uk m em ast ikan solvabilit as dan likuidit as bank. Akan t et api pada awal periode ini,
Bank I ndonesia baru dapat m engawalinya dengan m elakukan pengawasan langsung
t erhadap perk redit an bank, t erut am a unt uk m em ast ikan kepat uhan bank t erhadap
larangan pem berian kredit kepada sekt or ekonom i t ert ent u sert a m em ast ikan
dit erapkannya prinsip- prinsip pem berian kredit yang sehat .
Dalam perkem bangannya kem udian, berbagai kegiat an dan perist iwa ikut
m em pengaruhi dim ensi pengawasan bank. Salah sat u cont ohnya adalah
dilakukannya nasionalisasi bank- bank m ilik Belanda yang kem udian diikut i dengan
berbagai kegiat an sepert i pem benahan aspek- aspek hukum unt uk disesuaikan
dengan hukum yang berlaku di I ndonesia dan pengalihan akt iva dan pasiva
( pem benahan adm inist rat if) bank- bank yang bersangkut an. Unt uk it u didirikan Bank
Um um Negara ( BUNEG) m enj elang akhir t ahun 1959 unt uk m enam pung seluruh
akt iva pasiva sert a m engam bil alih usaha Nat ionale Handelsbank ( NHB) yang t elah
dinasionalisasi pada t ahun it u.
Dengan dem ikian t erdapat 4 issue besar pada periode ini yang m enent ukan arah
pengawasan bank. I ssue pert am a adalah pengendalian inflasi m elalui pem bat asan
pert um buhan kr edit perbankan. I ssue k edua adalah pem berian kredit perbankan
yang efekt if ( sesuai azas- azas pem berian kredit yang sehat ) sehingga berm anfaat
bagi sekt or- sekt or ekonom i produkt if. I ssue ket iga adalah nasionalisasi bank- bank
eks Belanda yang orient asi bisnis dan acuan hukum nya harus disesuaikan dengan
arah kebij akan perbankan dan hukum yang berlaku di I ndonesia. I ssue ke- 4 adalah
awal ( pencarian bent uk) pengawasan likuidit as dan solvabilit as bank.

14

Unit Khusu s M u se um Ba nk I ndone sia : Se j a r a h Ba nk I ndone sia

5 . La n gk a h - La n gk a h St r a t e gis 1 9 5 3 - 1 9 5 9

Set elah dikeluarkannya Undang- undang Pokok Bank I ndonesia t ahun 1953, Bank
I ndonesia sebagai lem baga yang sangat berkepent ingan dengan lahirnya k et ent uan
t ent ang pengaw asan bank t elah m elakukan penelit ian dan pengkaj ian at as ket ent uan
serupa yang berlaku di berbagai negara, t erut am a negeri Belanda.

Set elah dikeluarkannya Undang- undang Pokok Bank I ndonesia t ahun 1953, Bank
I ndonesia sebagai lem baga yang sangat berkepent ingan dengan lahirnya k et ent uan
t ent ang pengaw asan bank t elah m elakukan penelit ian dan pengkaj ian at as ket ent uan
serupa yang berlaku di berbagai negara, t erut am a negeri Belanda. Agar supaya
j um lah bank- bank swast a t idak bert am bah t erus m enerus dengan t idak diawasi,
m aka m ulai t anggal 1 Januari 1955 dinyat akan berlakunya Perat uran Pem erint ah No.
1, unt uk m engat ur pengawasan at as kr edit di I ndonesia. PP ini m engat ur t ent ang
pengawasan t erhadap sem ua bank um um dan bank t abungan yang beroperasi di
I ndonesia oleh Bank I ndonesia at as nam a Dewan Monet er guna kepent ingan
solvabilt as dan likuidit as bank- bank dan guna kepent ingan pem berian kredit secara
sehat dan berdasark an asas- asas k ebij aksanaan bank yang t epat .
Set elah dikeluarkannya PP No.1 Tahun 1955, bank- bank swast a nasional yang t elah
ada dalam wakt u t iga bulan waj ib m engaj ukan perm ohonan izin usaha kepada
Ment eri Keuangan m elalui Bank I ndonesia. Bila syarat - syarat unt uk m em peroleh izin
belum dipenuhi, m aka Ment eri Keuangan akan m em berikan izin sem ent ara. Ment eri
Keuangan m em berikan izin t et ap at as rekom endasi Bank I ndonesia. Sej um lah bank
m asih belum m endapat izin karena persyarat an perm odalan yang belum dapat
m ereka penuhi. Sehubungan dengan it u, Dew an Monet er m em ut uskan unt uk
m em perpanj ang wakt u berlakunya izin sem ent ara sat u t ahun lagi, dengan harapan
agar supaya bank- bank yang sungguh- sungguh m em perlihat kan m anfaat nya bagi
m asyarakat m em punyai kesem pat an unt uk m em enuhi m odal yang disyarat kan.
Pada t ahun 1957 Bank I ndonesia m em bent uk Bagian Pengawasan Urusan Kredit .
Unt uk m engisi SDM pengawas dan pem eriksa bank dilakukanlah pendidikan yang
disebut bank exam inat ion course t erhadap kar yawan- kary awan dari Bank I ndonesia
sendiri m aupun yang direkrut dari luar yang berlangsung selam a sat u t ahun. Kursus
ini m enggunakan inst rukt ur dari bank sent ral Filipina karena sist em pengawasan
bank pada bank sent ral Filipina lebih sesuai unt uk dit erapkan pada perbankan
I ndonesia. Tenaga pem eriksa bank t ersebut t elah m ulai m elakukan pem eriksaan
langsung ( on t he spot ) t erhadap bank- bank baik yang t elah m enerim a izin t et ap
m aupun yang baru m enerim a izin sem ent ara. Dari pem eriksaan t ersebut dit em ukan
adanya peny et oran m odal fikt if dari bank. Unt uk m engat asi perm asalahan m odal
fikt if ini Bank I ndonesia kem udian m enet apkan bahwa m odal yang dipersyarat kan
harus diset orkan k epada Bank I ndonesia di Jakart a dan/ at au cabang- cabangnya dan
set oran t ersebut diblokir sam pai saat bank yang ber sangkut an m endapat izin usaha
dan m em ulai dengan usahanya. Disam ping it u, bank- bank t ersebut j uga dim int a
unt uk m enyam paikan riwayat hidup dari anggot a- anggot a pengurusny a ( direksi dan
dew an kom isaris) sert a bukt i- bukt i pendukung lainnya.

15

Unit Khusu s M u se um Ba nk I ndone sia : Se j a r a h Ba nk I ndone sia

Dengan diberlakukannya ket ent uan- ket ent uan t ersebut m aka t indakan perm ulaan ke
arah pengem bangan perbankan yang sehat t elah dim ulai. Kepada bank- bank yang
t elah m endapat izin t et ap t et api t ernyat a m elakukan usaha bank dengan
m enggunakan ket erangan- ket erangan yang t idak benar, diberikan peringat an
supaya dalam wakt u t ert ent u m em enuhi kewaj ibannya. Bila bank- bank t ersebut
t idak dapat m em enuhi kewaj ibannya, m aka t erhadap m ereka akan dipert im bangkan
unt uk dicabut kem bali izin usaha yang t elah diberikan.
Unt uk m enghadapi kenaikan j um lah uang beredar, Pem erint ah m elalui Dew an
Monet er pada perm ulaan bulan Mei 1957 m em bat asi perkredit an bank- bank swast a
dan Bank I ndonesia dit unj uk sebagai pelaksananya. Selain it u, kebij akan Pem erint ah
unt uk m enerapkan reserv es r equirem ent t erhadap perbank an m erupakan awal dari
kebij akan m onet er dengan pengendalian uang beredar m elalui pengendalian
pencipt aan uang giral oleh perbankan.
Pada saat bank- bank Belanda diam bil alih dibawah kekuasaan Penguasa Milit er
t anggal 8 Desem ber 1957, pengawasan at as penyelenggaraan bank - bank Belanda
dipercayakan kepada Badan Pengawasan Bank - Bank Pusat dim ana Bank I ndonesia
m enj adi Wakil Ket ua m erangkap Anggot anya. Pem bent ukan badan pengawas
t ersebut adalah unt uk m encegah berlangsungnya rush pada bank- bank Belanda
sehubungan dengan t indakan pengam bilalihan t ersebut sert a unt uk m erum uskan
aspek hukum langkah- langkah unt uk m enj aga kelangsungan kegiat an operasi bankbank yang bersangkut an.
Peranan Bank I ndonesia baik dalam perum usan kebij akan sebagai t indak lanj ut dari
keput usan KSAD t ersebut m aupun dalam aspek pengawasan langsung t erhadap
bank- bank yang diawasi sangat diperlukan. Bank I ndonesia pada wakt u it u m em iliki
personel yang m enguasai seluk beluk perbankan dan t eknik pengawasan dan
pem eriksaan bank.

16

Unit Khusu s M u se um Ba nk I ndone sia : Se j a r a h Ba nk I ndone sia

6. Ot or it a s Pe n ga w a sa n 1 9 5 3 - 1 9 5 9

Dalam undang- undang Pok ok Bank I ndonesia t ahun 1953 ayat 4 dan 5 pasal 7
dit egaskan bahwa Bank I ndonesia m elakukan pengawasan urusan kr edit . Sam bil
m enunggu t erlaksananya perat uran perat uran undang- undang t ent ang pengawasan
urusan kredit m aka dengan perat uran pem erint ah dapat diadaikanperat uran lebih
lanj ut bagi Bank I ndonesia unt uk m enj alankan pengawasan t ersebut .

Dalam undang- undang Pok ok Bank I ndonesia t ahun 1953 ayat 4 dan 5 pasal 7
dit egaskan bahwa Bank I ndonesia m elakukan pengawasan urusan kr edit . Sam bil
m enunggu t erlaksananya perat uran perat uran undang- undang t ent ang pengawasan
urusan kredit m aka dengan perat uran pem erint ah dapat diadaikanperat uran lebih
lanj ut bagi Bank I ndonesia unt uk m enj alankan pengawasan t ersebut .
Pada 15 Januari 1955 dikeluarkanlah Perat uran Pem erint ah No. 1 unt uk m engat ur
pengawasan k r edit di I ndonesia. Berdasarkan PP No. 1 t ahun 1955 dit egaskan
bahwa Bank I ndonesia m elakukan at as nam a Dewan Monet er pengaw asan t erhadap
badan- badan kredit ( bank- bank um um dan bank- bank t abungan) yang ada at au
yang akan didirikan di I ndonesia guna kepent ingan solvabilit as dan likuidit as bankbank guna kepent ingan pem berian kredit secara sehat dan berdasarkan asas- asas
kebij aksanaan bank yang t epat . Dalam rangka t ugasnya ini Bank I ndonesia berhak
m enet apkan perat uran- perat uran um um yang berlaku t erhadap bank- bank
m engenai j alannya perusahaan bank dan perkredit an, sert a m em int a dari bank- bank
segala ket erangan dan angka- angka yang dianggap perlu.
PP No. 1 t ahun 1955 m engam anat kan bahwa ket ent uan didalam nya seluruhnya
berlaku bagi sem ua bank di I ndonesia, baik bank pem erint ah, bank swast a nasional
m aupun bank asing. Nam un dalam pelaksanaannya, khususnya m egnenai ket ent uan
yang berkait an dengan pengat uran kelem bagaan, yait u t ent ang pendirian bank,
pengawasan bank dilakukan dengan t et ap m em bedakan aspek pem ilikan sepert i
sebelum keluarnya PP t sb, yait u m enurut kelom pok bank pem erint ah, bank swast a
nasional, dan bank asing.
Dilakukannya nasionalisasi at as bank- bank m ilik Belanda m engakibat kan t erj adinya
peralihan pengawasannya. Pada t anggal 8 Desem ber 1957 dikeluarkan pengum um an
Ment eri Keuangan dan Surat Keput usan Kepala St af Angkat an Darat t ent ang rencana
penem pat an sem ua bank Belanda di bawah kekuasaan Penguasa Milit er. Dengan
surat k eput usan t ersebut , m aka pengawasan at as peny elenggaraan bank- bank
Belanda dipercayakan kepada Badan Pengaw asan Bank- Bank Pusat yang anggot aanggot anya t erdiri dari Koordinat or Finans dan Ek onom i ( Finek) Angkat an Darat / St af
Harian Penguasa Milit er sebagai Ket ua m erangkap Anggot a, wakil dari Bank
I ndonesia sebagai Wakil Ket ua m erangkap Anggot a, dan wakil- wakil dari Kem ent rian
Keuangan dan beberapa anggot a St af Harian Penguasa Milit er sebagai anggot a. Di
t iap- t iap daerah t em pat t erdapat cabang bank m ilik Belanda, oleh Penguasa Daerah
dibent uk Badan Pengaw as Bank- Bank Daerah yang susunannya sedapat m ungkin
disesuaikan dengan susunan Pengawas Bank- Bank Pusat .

17

Unit Khusu s M u se um Ba nk I ndone sia : Se j a r a h Ba nk I ndone sia

Pada t anggal 16 April 1958 dikeluarkan Perat uran Pem erint ah No. 22 t ahun 1958
t ent ang penet apan sem ua bank Belanda di bawah penguasaan Pem erint ah Republik
I ndonesia dan pem bent ukan Badan Pengawas Bank- Bank Belanda Pusat . PP ini
m erupakan pem baharuan at as keput usan- keput usan yang t elah dikeluarkan
sebelum nya. At as dasar PP t ersebut , Ment eri Keuangan bert anggung j awab at as
pengawasan bank- bank Belanda.

18

Unit Khusu s M u se um Ba nk I ndone sia : Se j a r a h Ba nk I ndone sia

7 . Sa sa r a n St r a t e gis 1 9 5 3 - 1 9 5 9

Sebagai pelaksana pengawas badan- badan k redit ( bank- bank um um dan bank- bank
t abungan) di I ndonesia, Bank I ndonesia t elah m ulai m em berlakukan ket ent uanket ent uan ke arah pengem bangan perbankan yang sehat .

Sebagai pelaksana pengawas badan- badan k redit ( bank- bank um um dan bank- bank
t abungan) di I ndonesia, Bank I ndonesia t elah m ulai m em berlakukan ket ent uanket ent uan ke arah pengem bangan perbankan yang sehat . Kepada bank- bank yang
t elah m endapat izin t et ap t et api t ernyat a m elakukan usaha bank dengan
m enggunakan ket erangan- ket erangan yang t idak benar, diberikan peringat an
supaya dalam wakt u t ert ent u m em enuhi kewaj ibannya. Bila bank- bank t ersebut
t idak dapat m em enuhi kewaj ibannya, m aka t erhadap m ereka akan dipert im bangkan
unt uk dicabut kem bali izin usaha yang t elah diberikan.
Ket ika perk em bangan m onet er dalam keadaan yang sangat sulit dikendalikan, Bank
I ndonesia dit ugaskan oleh Pem erint ah m elalui Dewan Monet er unt uk m em bat asi
perk redit an bank- bank swast a. Di sam ping it u, Pem erint ah m ulai m enerapkan
kebij akan reserv es requirem ent t erhadap perbankan unt uk m engendalikan uang
beredar.
Dengan dilakukannya nasionalisasi at as bank- bank Belanda, Bank I ndonesia m enj adi
Wakil Ket ua m erangkap Anggot a dari Badan Pengawasan Bank- Bank Pusat .
Sedangkan Pem im pin Cabang Bank I ndonesia m enj adi Wakil Ket ua Badan
Pengawasan Bank- bank Daerah. Badan t ersebut dibent uk unt uk m encegah
berlangsungnya rush pada bank- bank Belanda akibat t indakan pengam bilalihan oleh
Pem erint ah I ndonesia, unt uk m enyelam at kan cadangan devisa negara yang pada
saat pengam bilalihan dit ahan di bank koresponden bank- bank t ersebut sert a unt uk
m erum uskan aspek hukum pengam bilalihan bank- bank t ersebut .

19

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Dominating Set Dan Total Dominating Set Dari Graf-Graf Khusus

5 80 24

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103