MAKALAH KIMIA TENTANG PEMBUATAN KOLOID X
MAKALAH KIMIA
TENTANG PEMBUATAN KOLOID
XI IPA 1
Nama Nama Kelompok 4 :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Bulqis
Dymas Try Wahyu Wijayanti
Lisa Astridni Putri
Muhammad Ihsan
Syahrul Muhammad Ridho
Sylvina Priska
Guru Pembimbing : Sri Mulyati S.Si
SMA NEGERI 1 ANJONGAN
TAHUN PEMBELAJARAN
2016/2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. karena berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah kami tentang Pembuatan Koloid. Shalawat serta
salam kami limpahkan kepada Nabi kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita
dari alam kegelapan menuju alam terang benerang dan dari alam kebodohan menuju alam
kepintaran.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada guru kami ibu Sri Mulyati S.Si, selaku
guru Kimia yang telah membimbing kami dalam pembuatan Makalah ini dan memberikan
kami kesempatan untuk menjelaskannya.
Kami berharap Makalah yang kami ambil dari beberapa sumber ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Kami mohon maaf atas ke tidak sempurnaan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu, kami harap kepada semua pihak pendengar dan pembaca dapat memberi
kritik dan saran, karena kita tidak bisa belajar tanpa kesalahan.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Anjungan, 9 Mei 2017
Penulis
Bulqis
DAFTAR ISI
A.
B.
C.
D.
Kata Pengantar
……………………………………………
i
Daftar Isi
……………………………………………
ii
BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………
1
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat
……………………………………………
……………………………………………
……………………………………………
……………………………………………
1.1
1.2
1.3
1.4
BAB II ISI
……………………………………………
2
BAB III PEMBAHASAN
……………………………………………
3
BAB IV PENUTUP
……………………………………………
4
…………………………………………....
……………………………………………
4.1
4.2
……………………………………………
5
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada buku Kimia Kelas XI untuk SMA Semester Genap, istilah Koloid diusulkan oleh
Thomas Graham (1805-1869) dari Inggris pada tahun 1869. Yang berarti “seperti lem”
(bahasa Yunani : Kolla = lem, oidos = seperti).1[1]
Pada buku Kimia untuk SMA Kelas XI Semester 2, Koloid dapat didefenisikan sebagai
system heterogen, dimana suatu zat “didispersikan” ke dalam suatu media yang homogen.2[2]
Pada buku Kimia 2, Koloid adalah bentuk materi yang memiliki sifat di antara larutan
dan campuran atau suspensi.3[3]
Pada buku Kimia dan Kecakapan Hidup, Koloid adalah campuran di antara campuran
homogen dan heterogen yang terdiri dari fasa terdispersi dan pendispersi.4[4]
Jadi, dari beberapa pengertian Koloid diatas kami menyimpulkan bahwa Koloid
adalah campuran yang masih dapat dibedakan.
Ukuran partikel koloid terletak antara partikel larutan sejati dan partikel suspensi.
Oleh karena itu, sistem koloid dapat dibuat dengan pengelompokan (agregasi) partikel larutan
sejati atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasar kemudian didispersikan ke dalam
medium dispersi. Ada beberapa cara dalam Pembuatan Koloid yaitu cara kondensiasi dan
cara dispersi.
Maka dari itu, Pembuatan Koloid sangat penting karena banyak manfaatnya dan erat
dalam kehidupan kita sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara Pembuatan Koloid ?
C. Tujuan Penulisan
Mengingat banyaknya manfaat dan erat dalam kehidupan kita sehari-hari, kami
mencoba untuk menjelaskan cara Pembuatan Koloid.
D. Manfaat Penulisan
Agar dapat mengetahui cara Pembuatan Koloid.
1
2
3
4
BAB II
ISI
Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium
pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang
digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Sol adalah system koloid yang
fase tedispersinya berupa zat padat dan medium pendispersinya berupa zat cair atau zat padat.
Bila medium pendispersinya berupa zat padat disebut sol padat. Sedangkan emulsi adalah
system koloid yang fase terdispersinya berupa zat cair dan medium pendispersinya berupa zat
cair atau zat padat. Bila medium pendispersinya berupa zat padat dikenal dengan emulsi
padat. Beberapa emulsi (fase terdispersi cair dan medium pendispersi cair) membentuk
campuran yang kurang stabil. Misalnya minyak dengan air, setelah dikocok akan diperoleh
campuran yang segera memisah jika didiamkan. Emulsi yang semacam itu memerlukan suatu
zat pengemulsi (emulgator) untuk membentuk suatu campuran yang stabil. Contohnya :
detergen yang digunakan sebagai emulgator bagi emulsi minyak didalam air. Dari pengertian
di atas, tampak bahwa proses dialam ini banyak berhubungan dengan system koloid. Tidak
terkecuali di lingkungan tempat tinggal kita.
System koloid dapat dibuat dengan menggabungkan ukuran partikel-partikel larutan
sejati menjadi berukuran partikel koloid atau dinamakan kondensasi. Selain itu juga dapat
dibuat dengan cara menghaluskan ukuran partikel suspense kasar menjadi berukuran partikel
koloid, cara ini dinamakan dispersi.
BAB III
PEMBAHASAN
Pembuatan Koloid
1. Cara Kondensasi
Ion-ion atau molekul yang berukuran sangat kecil (Berukuran larutan sejati) di
perbesar menjadi partikel-partikel berukuran koloid. Dengan kata lain, larutan
sejati diubah menjadi dispersi koloid. Pembentukan kabut dan awan di udara
merupakan contoh pembentukan aerosol cair melalui kondensasi molekulmolekul air membentuk kerumuan (cluster).
Cara kondensasi umumnya dilakukan melalui reaksi kimia. Tiga macam reaksi
yang dapat menghasikan kondensasi adalah reaksi hidrolisis, reaksi redoks, dan
reaksi metatesis.
a. Reaksi metatesis
Misalnya :
Apabila ke dalam larutan natrium tiosulfat ditambahkan larutan asam
klorida akan terbentuk partikel berukuran koloid. Persamaan reaksinya
sebagai berikut.
Na2S2O3 + 2HCl 2NaCl + H2SO3 + S
Partikel berukuran koloid terbentuk akibat belerang beragregat sampat
berukuran koloid membentuk sol belerang. Jika konsentrasi pereaksi dan suhu
reaksi tidak dikendalikan, dispersikoloid tidak akan terbentuk. Sebab, partikel
belerang akan tumbuh terus menjadi suspensi kasar dan mengendap.
b. Reaksi redoks
Misalnya :
Sol Emas atau sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan
garamnya dengan melarutkan AuCl3 dalam pereduksi organic
formaldehida HCOOH :
2AuCl3 (aq) + HCOH (aq) + 3H2O(l) 2Au(s) + HCOOH(aq) +
6HCl(aq)
Sol belereng dapat dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam
air dengan mengalirnya gas H2S :
2H2S(g) + SO2(aq) 3S(s) + 2H20(I)
c. Reaksi hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Misalnya :
Sol Fe(OH3) dapat dibuat dengan hidrolisis larutan FeCl3 dengan
memanaskan larutan FeCl3 atau reaksi hidrolisis garam Fe dalam air
mendidih :
FeCl3(aq) + 3H2O(I) Fe(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq)
(Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap
ion H+ )
Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air
mendidih :
AlCl3(aq) + 3H2O(I) Al(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq)
d. Reaksi pergantian pelarut
Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fase
terdispersi yang semula larut setelah diganti pelarutnya menjadi berukuran
koloid.
Misalnya :
Untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah
larut dalam alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air,
belerang harus terlebih dahulu dilarutkandalam etanol sampai jenuh.
Baru kemudian larutan belerang dalam etanol tersebut ditambahkan
sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga belerang akan
menggumpal menjadi partikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan
belerang dalam air.
Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula
dilarutkan terlebih dahulu dalam air, kemudian baru dalam larutan
tersebut ditambahkan etanol maka terjadi kondensasi dan terbentuklah
koloid kalsium asetat.
DAFTAR PUSTAKA
http://melidamaclaine.blogspot.co.id/2015/0
9/makalah-pembuatan-koloid.html
http://justblog-bali.blogspot.co.id/p/contohlaporan-pembuatan-koloid.html
TENTANG PEMBUATAN KOLOID
XI IPA 1
Nama Nama Kelompok 4 :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Bulqis
Dymas Try Wahyu Wijayanti
Lisa Astridni Putri
Muhammad Ihsan
Syahrul Muhammad Ridho
Sylvina Priska
Guru Pembimbing : Sri Mulyati S.Si
SMA NEGERI 1 ANJONGAN
TAHUN PEMBELAJARAN
2016/2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. karena berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah kami tentang Pembuatan Koloid. Shalawat serta
salam kami limpahkan kepada Nabi kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita
dari alam kegelapan menuju alam terang benerang dan dari alam kebodohan menuju alam
kepintaran.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada guru kami ibu Sri Mulyati S.Si, selaku
guru Kimia yang telah membimbing kami dalam pembuatan Makalah ini dan memberikan
kami kesempatan untuk menjelaskannya.
Kami berharap Makalah yang kami ambil dari beberapa sumber ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Kami mohon maaf atas ke tidak sempurnaan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu, kami harap kepada semua pihak pendengar dan pembaca dapat memberi
kritik dan saran, karena kita tidak bisa belajar tanpa kesalahan.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Anjungan, 9 Mei 2017
Penulis
Bulqis
DAFTAR ISI
A.
B.
C.
D.
Kata Pengantar
……………………………………………
i
Daftar Isi
……………………………………………
ii
BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………
1
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat
……………………………………………
……………………………………………
……………………………………………
……………………………………………
1.1
1.2
1.3
1.4
BAB II ISI
……………………………………………
2
BAB III PEMBAHASAN
……………………………………………
3
BAB IV PENUTUP
……………………………………………
4
…………………………………………....
……………………………………………
4.1
4.2
……………………………………………
5
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada buku Kimia Kelas XI untuk SMA Semester Genap, istilah Koloid diusulkan oleh
Thomas Graham (1805-1869) dari Inggris pada tahun 1869. Yang berarti “seperti lem”
(bahasa Yunani : Kolla = lem, oidos = seperti).1[1]
Pada buku Kimia untuk SMA Kelas XI Semester 2, Koloid dapat didefenisikan sebagai
system heterogen, dimana suatu zat “didispersikan” ke dalam suatu media yang homogen.2[2]
Pada buku Kimia 2, Koloid adalah bentuk materi yang memiliki sifat di antara larutan
dan campuran atau suspensi.3[3]
Pada buku Kimia dan Kecakapan Hidup, Koloid adalah campuran di antara campuran
homogen dan heterogen yang terdiri dari fasa terdispersi dan pendispersi.4[4]
Jadi, dari beberapa pengertian Koloid diatas kami menyimpulkan bahwa Koloid
adalah campuran yang masih dapat dibedakan.
Ukuran partikel koloid terletak antara partikel larutan sejati dan partikel suspensi.
Oleh karena itu, sistem koloid dapat dibuat dengan pengelompokan (agregasi) partikel larutan
sejati atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasar kemudian didispersikan ke dalam
medium dispersi. Ada beberapa cara dalam Pembuatan Koloid yaitu cara kondensiasi dan
cara dispersi.
Maka dari itu, Pembuatan Koloid sangat penting karena banyak manfaatnya dan erat
dalam kehidupan kita sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara Pembuatan Koloid ?
C. Tujuan Penulisan
Mengingat banyaknya manfaat dan erat dalam kehidupan kita sehari-hari, kami
mencoba untuk menjelaskan cara Pembuatan Koloid.
D. Manfaat Penulisan
Agar dapat mengetahui cara Pembuatan Koloid.
1
2
3
4
BAB II
ISI
Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium
pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang
digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Sol adalah system koloid yang
fase tedispersinya berupa zat padat dan medium pendispersinya berupa zat cair atau zat padat.
Bila medium pendispersinya berupa zat padat disebut sol padat. Sedangkan emulsi adalah
system koloid yang fase terdispersinya berupa zat cair dan medium pendispersinya berupa zat
cair atau zat padat. Bila medium pendispersinya berupa zat padat dikenal dengan emulsi
padat. Beberapa emulsi (fase terdispersi cair dan medium pendispersi cair) membentuk
campuran yang kurang stabil. Misalnya minyak dengan air, setelah dikocok akan diperoleh
campuran yang segera memisah jika didiamkan. Emulsi yang semacam itu memerlukan suatu
zat pengemulsi (emulgator) untuk membentuk suatu campuran yang stabil. Contohnya :
detergen yang digunakan sebagai emulgator bagi emulsi minyak didalam air. Dari pengertian
di atas, tampak bahwa proses dialam ini banyak berhubungan dengan system koloid. Tidak
terkecuali di lingkungan tempat tinggal kita.
System koloid dapat dibuat dengan menggabungkan ukuran partikel-partikel larutan
sejati menjadi berukuran partikel koloid atau dinamakan kondensasi. Selain itu juga dapat
dibuat dengan cara menghaluskan ukuran partikel suspense kasar menjadi berukuran partikel
koloid, cara ini dinamakan dispersi.
BAB III
PEMBAHASAN
Pembuatan Koloid
1. Cara Kondensasi
Ion-ion atau molekul yang berukuran sangat kecil (Berukuran larutan sejati) di
perbesar menjadi partikel-partikel berukuran koloid. Dengan kata lain, larutan
sejati diubah menjadi dispersi koloid. Pembentukan kabut dan awan di udara
merupakan contoh pembentukan aerosol cair melalui kondensasi molekulmolekul air membentuk kerumuan (cluster).
Cara kondensasi umumnya dilakukan melalui reaksi kimia. Tiga macam reaksi
yang dapat menghasikan kondensasi adalah reaksi hidrolisis, reaksi redoks, dan
reaksi metatesis.
a. Reaksi metatesis
Misalnya :
Apabila ke dalam larutan natrium tiosulfat ditambahkan larutan asam
klorida akan terbentuk partikel berukuran koloid. Persamaan reaksinya
sebagai berikut.
Na2S2O3 + 2HCl 2NaCl + H2SO3 + S
Partikel berukuran koloid terbentuk akibat belerang beragregat sampat
berukuran koloid membentuk sol belerang. Jika konsentrasi pereaksi dan suhu
reaksi tidak dikendalikan, dispersikoloid tidak akan terbentuk. Sebab, partikel
belerang akan tumbuh terus menjadi suspensi kasar dan mengendap.
b. Reaksi redoks
Misalnya :
Sol Emas atau sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan
garamnya dengan melarutkan AuCl3 dalam pereduksi organic
formaldehida HCOOH :
2AuCl3 (aq) + HCOH (aq) + 3H2O(l) 2Au(s) + HCOOH(aq) +
6HCl(aq)
Sol belereng dapat dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam
air dengan mengalirnya gas H2S :
2H2S(g) + SO2(aq) 3S(s) + 2H20(I)
c. Reaksi hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Misalnya :
Sol Fe(OH3) dapat dibuat dengan hidrolisis larutan FeCl3 dengan
memanaskan larutan FeCl3 atau reaksi hidrolisis garam Fe dalam air
mendidih :
FeCl3(aq) + 3H2O(I) Fe(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq)
(Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap
ion H+ )
Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air
mendidih :
AlCl3(aq) + 3H2O(I) Al(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq)
d. Reaksi pergantian pelarut
Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fase
terdispersi yang semula larut setelah diganti pelarutnya menjadi berukuran
koloid.
Misalnya :
Untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah
larut dalam alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air,
belerang harus terlebih dahulu dilarutkandalam etanol sampai jenuh.
Baru kemudian larutan belerang dalam etanol tersebut ditambahkan
sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga belerang akan
menggumpal menjadi partikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan
belerang dalam air.
Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula
dilarutkan terlebih dahulu dalam air, kemudian baru dalam larutan
tersebut ditambahkan etanol maka terjadi kondensasi dan terbentuklah
koloid kalsium asetat.
DAFTAR PUSTAKA
http://melidamaclaine.blogspot.co.id/2015/0
9/makalah-pembuatan-koloid.html
http://justblog-bali.blogspot.co.id/p/contohlaporan-pembuatan-koloid.html