MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (1)

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

OLEH :
NYOMAN WIDIANA (1613071010)
ALFAUZI RAJIB ARIFUDIN AMKAS (1613071037)

JURUSAN PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2018

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia,
seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk
mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi
sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam

waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya,
sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada
akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.
Jauh sebelum adanya teknologi komputer, sistem informasi manajemen (SIM) telah
digunakan oleh para pemimpin organisasi atau perusahaan dalam upaya pengambilan
keputusan. Namun demikian proses pengambilan keputusan yang dilakukan saat itu sangat
sederhana, segala sesuatunya masih berjalan secara manual karena semua data masih
tersimpan dalam lembaran-lembaran arsip yang bermacam-macam. Dimana apabila
pemimpin membutuhkan berbagai informasi pada arsip-arsip tersebut untuk digunakan
sebagai pengambilan keputusan maka sangatlah sulit untuk mencarinya. Penyimpanan arsiparsip tersebut sangat tidak efektif maka untuk mencarinya pun membutuhkan waktu yang
lama. Selain itu kemungkinan dari ketidakefektifan cara penyimpanan tersebut membuat
beberapa arsip-arsip yang telah disimpan rusak atau tidak terawat.
Proses pencarian saat itu dimana teknologi komputer belum ditemukan. Dengan
hadirnya teknologi komputer pada zaman sekarang ini telah mengubah segalanya. Berbagai
arsip dan dokumen-dokumen yang tadinya disimpan secara manual, sekarang semuanya
disimpan secara digital. Semua dokumen yang disimpan secara digital merupakan
penyimpanan yang efektif dan efisien. Dimana semua arsip dan dokumen-dokumen dapat
tersimpan rapi dalam sistem komputer dan jika dibutuhkan dalam pencariannya lebih mudah
karena hanya dengan mencari nama file, arsip yang dibutuhkan akan ditampilkan.


1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
a.

Apa yang dimaksud dengan sistem informasi manajemen ?

b.

Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan?

c.

Bagaimana pengambilan keputusan berbasiskan sistem informasi manajemen?

2

1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah

1.


Untuk mengetahui maksud dari pengambilan keputusan

2.

Untuk mengetahui arti pentingnya sistem informasi manajemen bagi suatu organisasi.

3.

Untuk mengetahui pengambilan keputusan berbasiskan sistem informasi manajemen.

BAB II
PEMBAHASAN
3

2.1

Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem yang cukup kompleks. Sistem ini dapat

berjalan dengan baik apabila semua proses didukung dengan teknologi yang tinggi, sumber
daya yang berkualitas, dan yang paling penting komitmen perusahaan.
Sistem Informasi Manajemen atau SIM berguna untuk mendukung fungsi operasi
manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem merupakan
kesatuan banyak hal yang terintegrasi untuk menjadi sebuah fungsi atau menghasilkan tujuan
tertentu. Sistem Informasi Manajemen bertujuan menghasilakn informasi yang berguna untuk
perusahaan.
Kegiatan ini mendukung proses bisnis perusahaan dan perlu diperhatikan untuk kelangsungan
perusahaan. Oleh karena itu, komitmen perusahaan untuk menjalankan Sistem Informasi
Manajemen haruslah sangat tinggi agar proses yang terjadi dilantai produksi menjadi
menguntungkan bagi perusahaan.
Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen,
maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya,
yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen
dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka
terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya
organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen,
baik yang menyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang
strategis.
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian sistem informasi manajemen, antara

lain :
1. David Kroenke
Menyatakan bahwa Sistem informasi manajemen adalah pengembangan dan penggunaan
sistem-sistem informasi yang efektif dalam organisasi-organisasi.
2. Mc. Leod
Mendefiniskan sistem informasi manajemen adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer
yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai kebutuhan yang
serupa. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa
yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin
terjadi di masa depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan
khusus dan output dari simulasi matematika. Informasi digunakan oleh pengelola maupun
staf lainnya pada saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah.
3.

Stoner

4

Berpendapat bahwa sistem informasi manajemen merupakan metode formal yang
menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada manajemen untuk

mempermudah proses pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan
fungsi perencanaan , operasi secara efektif dan pengendalian.
4.

Ibnu Syamsi

Mengungkapkan sistem informasi manajemen adalah jaringan informasi yang diperlukan
pimpinan dalam menjalankan tugasnya, terutama dalam mengambil keputusan, dimana
sistem informasi manajemen disamping diperlukan oleh pimpinan, juga dibutuhkan seluruh
anggota organisasi yang dipimpinnya.
5.

Hershner Cross

Mengatakan sistem informasi manajemen yang terpadu merupakan gabungan yang amat
teratur dari pegawai, perlengkapan dan fasilitas-fasilitas yang melakukan penyimpanan,
pengambilan, pengolahan, pengiriman dan peragaan data yang semuanya sebagai tanggapan
terhadap kebutuhan-kebutuhan para pembuat keputusan pada semua tingkat organisasi dalam
perusahaan.
6.


Sherman Blumenthal

Mendefinisikan sebagai sesuatu sistem keterangan yang mencangkup sarana-sarana untuk
menghimpun, menyimpan, memperbaharui dan mengambil data maupun berbagai sarana
untuk
mengubah
data
menjadi
informasi
untuk
dipergunakan
manusia.
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen
merupakan jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu organisasi
dan disahkan bila diperlukan untuk memberi data kepada manajemen untuk dasar
pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan. Data tersebut diolah untuk menjadi
sebuah informasi.
Didalam SIM ini terdapat beberapa fungsi yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan,
diantaranya:

a.

Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat dan akurat bagi para pemakai,
tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.

b.

Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi
secara kritis.

c.

Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.

d.

Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
5

e.


Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.

f.

Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem
informasi dan teknologi baru.

g.

Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.

h.

Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi,
mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau
pelayanan mereka.

i.


Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat
berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.

j.

Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada
tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.

k.

SIM untuk Pendukung Pengambilan Keputusan

Sistem Informasi Manajemen dalam Pendidikan
Lembaga pendidikan adalah suatu organisasi social formal yang melibatkan partisipasi
publik. Artinya, penyelenggaraan pendidikan bukan saja menjadi kewenangan pemerintah,
melainkan menjadi bagian dari tanggung jawab bersama, baik pemerintah, swasta maupun
kelompok-kelompok masyarakat, karena pendidikan bersentuhan dengan kepentingan banyak
orang dan menjadi factor penentu perkembangan dan kemajuan suatu bangsa, diperlukan
suatu system penyelenggaraan pendidikan yang berlaku secara nasional. Dalam konteks
otonomi daerah, perkembangan institusi-institusi pendidikan sangat bergantung pada strategi

dan metode SIM dalam penyelenggaraan pendidikan sehingga dapat menopang daya saing
organisasi baik dalam skala internasional maupun eksternal, pada tingkat regional, nasional
dan internasional (Amtu, 2013: 189).
SIM pendidikan akan memungkinkan terjadinya sinergisitas dan sinkronisasi pada setiap
tingkatan birokrasi pemerintahan, maupun pada lembaga-lembaga penyelenggaraan
pendidikan. Berikut ini adalah gagasan pemikiran yang disebut Lingkaran Sistem Informasi
Manajemen di Bidang Pendidikan:
Aspek Manajemen:
Perencanaan
Pengorganisasian
Pelaksanaan
Pengendalian
Monitoring
Evaluasi
SIM di bidang pendidikan bagaikan suatu mata rantai yang saling berkaitan dan menjadi
lingkaran yang terus berputar seirama dengan aktivitas pendidikan yang dilaksanakan. Pihak6

pihak yang berkepentingan dalam menetapkan keputusan dan melahirkan kebijakan di bidang
pendidikan, serta pihak-pihak yang melaksanakan keputusan dan kebijakan itu, mestinya
berada dalam suatu lingkaran system informasi yang terpadu dan terintegritas (Amtu, 2013:
190).
Pembahasan mengenai SIM dalam pendidikan, memang tidak serta merta diarahkan pada
aktivitas menyelenggarakan organisasi pendidikan, tetapi juga aktivitas pembelajaran di
sekolah-sekolah. Perkembangan SIM yang didukung dengan peralatan dan jaringan teknologi
informasi yang memudahkan semua pihak yang berkepentingan dalam dunia pendidikan
(guru dan siswa) untuk mengakses informasi dan sumber-sumber belajar lainnya melalui
jaringan internet. Implementasi SIM dalam bidang pendidikan di Indonesia memang terkesan
“berjalan di tempat” karena hingga sekarang model system informasi manajemen yang
dikembangkan masih terkendala dengan berbagai factor. Diantara berbagai factor tersebut
adalah penerapan otonomi daerah yang memberikan kewenangan kepada masing-masing
daerah untuk mengelola pendidikannya sesuai keunggulan dan cirri khas yang dimiliki,
pendapatan daerah yang minim dan belum tersedianya SDM yang terampil dan professional
(Amtu, 2013: 191).
Selain factor-faktor tersebut di atas, terdapat juga factor lain seperti pejabat pendidikan di
daerah yang memanipulasi data dan informasi mengenai kondisi pendidikan di daerahnya
karena berbagai alasan, misalnya: melanggengkan jabatan, mencari nama di depan atasannya,
malu terhadap kondisi yang terjadi, tidak memiliki data dan informasi secara komprehensif
dan menganggap bahwa kondisi yang sesungguhnya tidak berdampak terhadap masa depan
pendidikan. Memang patut diakaui, bahwa sebaik apapun SIM yang dirancang, sangat
bergantung pada manusia sebagai pelaku sekaligus pengguna dari SIM itu sendiri (Amtu,
2013: 192).
2.2

Pengambilan Keputusan

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal ini berkaitan
dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan dan mengenai
unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya
merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif
yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat penting. Jiwa kepemimpinan
seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan
yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima
bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan
sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan
yang mendasarkan diri pada relasi sesama.
Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan. Dalam hal ini arti pengambilan
keputusan sama dengan pembuatan keputusan. Definisi pengambilan keputusan adalah
pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih tindakan pimpinan untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui
7

pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan. beberapa pengertian
pengambilan keputusan menurut beberapa ahli, antara lain:
1.
G.R.Terry
Mengungkapkan pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria
tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
2.
Harold dan Cyril O’Donnell
Berpendapat bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai
suatu cara bertindak yaitu inti dari suatu perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan
tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi
yang telah dibuat.
3.
Sondang P. Siagian
Mendefenisikan pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu
masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang
dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang
paling tepat.
4.
Malayu S.P Hasibuan
Mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang
terbaik dari sejumlah alternatif untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan
datang.
Keputusan di dalam manajemen dibagi 2 :
1.

Keputusan terprogram/keputusan terstruktur.

Yaitu keputusan yg berulang-ulang dan rutin, sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur
terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tingkat bawah. Contoh keputusan pemesanan
barang.
2.

Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur

Yaitu keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi
di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah
untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
Pengalaman manajer merupakan hal yg sangat penting didalam pengambilan keputusan tdk
terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain merupakan contoh keputusan
tidak terprogram.
Menurut Herbert A. Simon, proses pengambilan keputusan melalui langkah-langkah sebagi
berikut:
a.

Intelligence (penelusuran)
8

b.

Design (desain)

c.

Choice (pemilihan)

Macam-Macam Keputusan dan Basis Pengambilan Keputusan
a.

Keputusan auto generated (keputusan untuk mempertimbangkan data, informasi, fakta
dan lapangan keputusan).

b.

Keputusan induced (keputusan yang diambil berdasarkan manajemen ilmiah, sehingga
keputusan ini logis, ideal, rasional untuk dilaksanakan dan resikonya relative kecil).

Dalam bukunnya Drs. Soewarno Handayaningrat mambagi tipe keputusan menjadi tiga
bagian, yaitu :
a.

Keputusan kelompok atau organisasi ialah dimana seorang mempunyai peranan sebagai
anggota dari kelompok itu sendiri, keputusan ini adalah keputusan resmi dari kelompok
atau organisasi dan pemimpin yang bertindak sebagai pejabat pelaksana.

b.

Keputusan pribadi ialah keputusan yang dipertanggung jawabkan kepada setiap
individu, sekalipun sebagai anggota dari organisasi.

c.

Keputusan dasar ialah keputusan organisasi yangsangt penting, dan ini dianggap
sebagai bentuk khusus dari pada keputusan pokok.

Menurut Herbert A. Simon metode untuk mengklasifikasikan keputusan ada dua sisi, yaitu
keputusan terprogram (programmed decision) bersifat repetitive dan rutin dalam hal prosedur
tertentu digunakan untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu dianggap
baru setiap kali terjadi. Keputusan yang tidak terprogram (nonprogrammed decision) bersifat
baru, tidak terstukur, dan penuh konsekuensi. Tidak terdapat metode yang pasti untuk
menangani masalah seperti ini karena masalah tersebut belum pernah muncul sebelumnya,
atau karena sifat dan strukturnya sulit dijelaskan dan kompleks.
Simon menjelaskan bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah merupakan gambaran hitam
putih dari kontium, namun konsep keputusan terprogram dan tidak terprogram penting untuk
diketahui, karena masing-masing harus ditangani dengan teknik yang berbeda.

Pemilihan solusi yang terbaik dapat dipercaya dengan berbagai cara. Herry Mintzberg,
seorang ahli teori menejemen, telah mengidentifikasi tiga pendekatan:
a.

Analisis: evaluasi atas pilihan-pilihan secara sistematis, dengan mempertimbangkan
konsekuensi pilihan-pilihan pada tujuan organisasi.

b.

Penilaian: proses pemikiran yang dilakukan oleh seorang manajer.

c.

Penawaran: negosiasi antara beberapa manajer.
9

Menurut W.H. Newman dalam pengambilan keputusan ini menyangkut 4 langkah pokok,
yaitu:
a.

Menentukan diagnosadari masalah yang sebenarnya.

b.

Rencanakan alternatif-alternatif yang ada.

c.

Memproyeksikan frekuensi dari pada berbagai alternative setelah masalahnya diadakan
diagnosadan ditentukan adanya beberapa alternative pemecahan yang telah diketahui.

d.

Membuat pilihan

2.3

Pengambilan keputusan Berbasiskan Sistem Informasi Manajemen.

Sistem Informasi Manajemen mempunyai peranan yang sangat penting di dalam suatu
organisasi. Karena sangat mempengaruhi terhadap maju mundurnya sebuah organisasi. Setiap
organisasi baik itu organisasi yang besar maupun yang kecil pasti mempunyai sistem
informasi yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan dan masalah yang terjadi pada
organisasi tersebut.
Sekarang ini, penerapan SIM dalam suatu organisasi pasti akan melibatkan penggunaan
komputer untuk membantu mengolah data yang ada untuk menjadi informasi yang
dibutuhkan. Informasi yang tepat, cepat dan akurat akan menjadikan suatu organisasi menjadi
berkembang dengan pesat. Semakin besar suatu organisasi maka semakin komplekslah
pengelolaan sistem informasi, karena data yang diolah menjadi semakin banyak dan
bervariasi.
Manfaat Sistem Informasi Manajemen adalah sebagai berikut :
1.

SIM memberikan dukungan dalam pengumpulan informasi atau perancangan rangkaian
alternatif tindakan, memutuskan untuk memilih tindakan yang terbaik dari alternatif
yang tersedia dan melaksanakan pilihan dan mengawasi hasil kegiatan.

2.

Sistem informasi manajemen dapat digunakan secara efektif untuk mendukung setiap
tingkatan pada proses pengambilan keptusan dan dapat digunakan juga memperoleh
dan menyimpan informasi yang berkaitan dengan masalah standar dan situasi sekarang.

3.

SIM ini juga sangat membantu untuk mereleasasikan keputusan dalam tindakan dan
mengawasi tindakan serta memberikan umpan balik yang berkaitan dengan hasilnya.

Pengambilan Keputusan Dalam Sistem Informasi Manajemen
Pengambilan keputusan adalah proses identifikasi dan pemilihan sekumpulan tindakan untuk
memecahkan suatu masalah tertentu. Ada tiga tahapan atau langkah-langkah pengambilan
keputusan dalam hubungannya dengan system informasi manajemen, yaitu:
1.

Intelligence (pemahaman)
10

Proses penyelidikan mengandung pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan
maupun dengan cara khusus. SIM harus memberikan system informasi yang meneliti semua
data dan mengajukan permintaan untuk diuji mengenai situasi yang jelas menuntut perhatian,
baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk masalah yang
diketahui dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi tingkat atas sehingga masalah
tersebut dapat ditangani.
2.

Design (desain)

SIM harus mengandung model keputusan untuk mengolah data dan memprakarsai
pemecahan alternative, model harus membantu menganalisi alternative.
3.

Choice (pemilihan)

SIM menjadi paling efektif apabila hasil perancangan disajikan dalam bentuk yang
mendorong pengambilan keputusan apabila telah dilakukan pemilihan, peranan SIM berubah
menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian kemudian.
Langkah – langkah dalam pemecahan masalah pada proses pengambilan keputusan
meliputi:
a.

Investigasi situasi

Proses pemecahan masalah dimulai apabila masalah itu telah diidentifikasi
Ada 3 aspek yang penting dalam investigasi situasi yaitu :
·

Perumusan masalah

·

Identifikasi tujuan keputusan

·

Diagnosis penyebab

b.

Mengembangkan alternative.

c.

Evaluasi alternatif dan memilih yang terbaik

Kriteria pengukuran efektivitas adalah :
·

Apakah alternatif tersebut realistis dalam kaitannya dengan tujuan dan sumber daya
yang ada dalam organisasi.

·

Seberapa baik alternatif tersebut akan membantu memecahkan masalah.

d. Melaksanakan dan memantau keputusan
Beberapa jenis keputusan yang dihasilkan dari para manajer adalah sebagai berikut :
ü Keputusan terprogram
11

Keputusan terprogram adalah keputusan yang diambil berdasarkan kebiasaan, peraturan atau
prosedur tertentu.
ü Keputusan tidak terprogram
Keputusan tidak terprogram adalah keputusan untuk memecahkan masalah yang luar biasa
atau masalah yang luar biasa atau masalah istimewa.
Perkembangan Sistem Informasi Manajemen Bisnis Komputer
 Fokus pada data
 Fokus pada informasi
 Fokus pada pendukung keputusan
 Fokus pada komunikasi
Tujuan Pengambilan Keputusan :
Tujuan pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
a. Tujuan pengambilan keputusan itu bersifat tunggal, dalam arti bahwa sekali diputuskan,
tidak ada kaitannya dengan masalah lain.
b. Pengambilan keputusan yang bersifat ganda, dalam arti bahwa satu keputusan yang
diambil sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih.
Komponen Pengambilan Keputusan.
Martin Starr menyebutkan unsur-unsur atau komponen pembuatan keputusan yang berlaku
umum sebagai berikut :
a. Tujuan.
b. Identifikasi alternatif.
c. Faktor yang tidak dapat diketahui.
d. Dibutuhkan sarana untuk mengukur hasil yang dicapai.

Dasar Pengambilan Keputusan.
Ada beberapa dasar pengambilan keputusan, tergantung dari permasalahannya.
a. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan institusi atau perasaan jelas lebih bersifat subjektif.
Keuntungan dari pengambilan keputusan ini sebagai berikut : dapat segera diputuskan,
keputusan intuitif ini lebih tepat untuk masalah-masalah kemanusiaan, pimpinan yang
memiliki olah rasa yang baik biasanya akan tepat mengambil keputusan. Sedangkan
kelemahannya adalah : terkadang kurang tepat dalam mengambil keputusan, sulit mengukur
kebenarannnya.
b. Pengambilan keputusan rasional
12

Keputusan yang bersifat rasional banyak berkaitan dengan pertimbangan dari segi efesiennya.
c. Pengambilan keputusan berdasarkan fakta
Keputusan yang berdasarkan fakta, data dan informasi yang cukup merupakan keputusan
yang baik, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup sering kali sulit. Untuk itu,
dibutuhkan tenaga yang terampil yang mampu mengolah data menjadi informasi yang baik.
d. Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman
Pengalaman dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Melalui pengalaman,
maka seseorang sudah dapat menduga permasalahannya walau hanya sepintas lalu, dan
mungkin ia sudah mungkin dapat mennduga macam apa penyelesaian yang dianggap sebagai
alternatif pemecahan masalah.
e. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang
Setiap pemimpin mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka
menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi dengan baik dan efesien.
Faktor-faktor Pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan dipengaruhi beberapa faktor antara lain :
a. Keadaan intern organisasi
Keadaan intern organisasi meliputi : dana yang tersedia, kemampuan karyawan, kelengkapan
peralatan, struktur organisasi, dan lain sebagainya.
b. Ketersediaan informasi yang diperlukan
Untuk menyelesaikan masalah dalam organisasi, maka perlu dikumpulkan data yang
berkaitan dengan masalah tersebut. Data tersebut diolah menjadi informasi yang lengkap,
sehingga dapat diambil keputusan dengan baik.

c. Keadaan ekstern organisasi
Dalam organisasi terbuka, kegiatan organisasi tidak terlepas dari pengaruh luar. Oleh kerana
itu, pengambilan keputusan haruslah mempertimbangkan lingkungan di luar organisasi.
d. Kepribadian dan kecakapan pengambil keputusan
Tepat tidaknya keputusan yang diambil juga sangat tergantung kecakapan dan kepribadian
pengambil keputusan. Hal ini meliputi : penilaiannya, kebutuhannya, tingkatan
intelegensinya, kapasitasnya, kapabilitasnya, ketrampilannya dan lain-lain.
Macam Pengambilan Keputusan.
Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual dan dapat juga secara
berkelompok.
13

a. Keputusan yang dibuat seseorang
Keputusan yang dibuat oleh seseorang memiliki kebaikan antara lain : keputusan cepat
diambil, tidak terjadi silang pendapat. Sedangkan kelemahannya terdapat pada : keterbatasan
kemampuan pemimpin, keputusan yang cepat diambil biasanya kurang tepat dan jika terjadi
kesalahan pada keputusan tersebut, maka tanggung jawab seorang pimpinan seorang diri.
b. Keputusan kelompok (group decision)
Dalam organisasi yang besar, pemecahan masalah atau pencapaian tujuan tertentu harus
dilakukan oleh sekelompok pimpinan yang merupakan suatu tim. Adapun kebaikan dari
pengambilan keputusan secara berkelompok ini antara lain : tanggung jawab pimpinan
menjadi lebih ringan, pemikiran beberapa orang akan lebih baik daripada pikiran seorang diri,
rasa tanggung jawab bersama yang terbangun dalam bentuk keputusan kelompok, hasil
pemikiran yang saling melengkapi, dan pertimbangan yang lebih matang.
Sedangkan kelemahannya antara lain : jika tidak ada kesepakatan maka akan timbuh
perselisihan, memakan waktu yang lama, kalau terjadi kesalahan dalam keputusan maka akan
saling melemparkan kesalahan.
Pedoman Cara Pengambilan Keputusan.
Pengambilan keputusan yang benar-benar tepat itu sulit. Namun sekedar pedoman umum cara
pengambilan keputusan yang efektif dapat diberikan seperti dibawah ini :
a. Mengetahui penyebab masalah.
b. Mengetahui akibatnya kalau masalah itu dibiarkan berlarut-larut.
c. Merumuskan masalah yang jelas.
d. Mengusahakan bahwa tujuan keputusan itu tidak bertentangan dengan tujuan organisasi.
e. Melibatkan bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
f. Harus yakin bahwa pelaksanaan keputusannya akan berhasil baik.
g. Menilai hasil pelaksanaannya.
h. Pendekatan yang fleksibel.
Teori Pengambilan Keputusan.
a. Teori klasik
Menurut teori klasik, pengambilan keputusan itu haruslah bersifat rasional. Keputusan
diambil dalam situasi yang serba pasti, pengambil keputusan harus memiliki informasi
sepenuhnya dan menguasai permasalahan.
b. Teori perilaku
Teori ini mendasarkan diri pada keterbatasan kemampuan pimpinan untuk berfikir rasional
dalam mengatasi masalah. Dari informasi yang ada dan beberapa alternatif yang tersedia,
maka pimpinan telah merasa puas dengan salah satu alternatif pemecahan masalah.
Model Pengambilan Keputusan.
Mengenai klasifikasi model pengambilan keputusan, ada beberapa model yang bisa
digunakan antara lain :
14

a. Model kuantitatif
Model kuantitatif (dalam hal ini model matematika) adalah serangkaian asumsi yang tepat
yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti.
b. Model kualitatif
Model ini didasarkan pada asumsi-asumsi yang ketepatan nya agak kurang jika dibandingkan
dengan model kuantitatif dan dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif mengenai
proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model.
c.
Model probabilitas
Maksud dari probabilitas disini adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa
tertentu.
d. Model matriks
Model ini menyajikan kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil yang diharapkan.
e. Model pohon keputusan
Model pohon keputusan merupakan suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukkan
suatu proses untuk merinci masalah-masalah yang akan dihadapi kedalam komponenkomponen yang kemudian dibuatkan alternatif-alternatif pemecahan serta konsekuensi
masing-masing.
f. Model simulasi komputer
Model ini merupakan tiruan dari permasalahan yang sebenarnya.

Jenis-jenis Pengambilan Keputusan
Dalam buku Understanding and Managing Organizational Behavior, M.J. George dan G.R.
Jones pada tahun 2008, terdapat dua jenis pengambilan keputusan yang mendasar, yaitu nonProgrammed Decision Making (pengambilan keputusan tidak diprogram) dan Programmed
Decision Making (pengambilan keputusan diprogram).
a. Programmed Decision
Seringkali situasi yang dihadapi oleh pengambil keputusan dalam sebuah organisasi
merupakan situasi yang sudah pernah terjadi sebelumnya dan muncul kembali secara
berulang-ulang. Untuk menghadapi situasi tersebut, organisasi menggunakan apa yang
disebut Performance Program, yaitu sebuah prosedur standar dan terstruktur dalam
pengambilan keputusan ketika menghadapi situasi tertentu. Pengambilan keputusan seperti
inilah yang disebut dengan Programmed Decision. Hal ini memungkinkan pengambil
keputusan untuk mengambil keputusan secara cepat tanpa harus mencari informasi,
mempertimbangkan alternatif dan berbagai hal lainnya yang memakan waktu. Meski
15

demikian, manajer harus waspada kapan saatnya menyesuaikan Performance Program karena
organisasi harus dapat merespon terhadap lingkungan yang dinamis dan berubah-ubah.
Performance Program yang efektif dipakai saat ini misalnya, mungkin tidak efektif lagi untuk
dipakai dua tahun mendatang. Contohnya adalah penetapan gaji pegawai, prosedur
penerimaan pegawai baru, prosedur kenaikan jenjang kepegawaian dan sebagainya.
b. Non-Programmed Decision Making
Pengambilan keputusan yang merespon terhadap sebuah situasi baru yang belum pernah
dihadapi sebelumnya disebut sebagai non-programmed decision making. Pengambilan
keputusan tipe ini mengharuskan pengambil keputusan mencari informasi sebanyakbanyaknya untuk dapat mengambil keputusan yang terbaik diantara alternatif-alternatif yang
ada. Mengingat lingkungan bisnis masa kini yang terus berubah-ubah dengan cepat dan
penuh dengan ketidakpastian, manajer akan banyak menghadapi non-Programmed Decision.
Situasi non-programmed decision tertentu yang terjadi secara berulang-ulang dapat
dikembangkan menjadi Programmed Decision apabila manajer cermat dan mampu membuat
Performance Program yang tepat. Contohnya adalah pengalokasian sumber daya-sumber
daya organisasi, penjualan yang merosot tajam, pemakaian teknologi yang modern dan
sebagainya.
Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems).
Sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan
dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif-alternatif yang diperoleh dari hasil
pengolahan data, informasi dan rancangan model. Menurut Keen dan Scoot Morton : “
Sistem pendukung keputusan merupakan penggabungan sumber-sumber kecerdasan individu
dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan. Sistem pendukung
keputusan juga merupakan sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen
pengambilan keputusan yang menangani masalah- masalah semi struktur “.
Dengan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung keputusan bukan
merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu
pengambil keputusan dengan melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah
diolah dengan relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah
dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan
pengambilan
keputusan
dalam
proses
pembuatan
keputusan.
Dari pengertian sistem pendukung keputusan maka dapat ditentukan karakteristik
antara lain :
a. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitik beratkan pada management by
perception.
b. Adanya interface manusia/mesin dimana manusia (user) tetap memegang kontrol proses
pengambilan keputusan.
c. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi
terstruktur dan tak struktur.
16

d. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.
e. Memiliki subsistem–subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi
sebagai kesatuan item.
f. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi
seluruh tingkatan manajemen.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau
lebih tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang
dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan.
Sedangkan Sistem Informasi Manjemen adalah sutu sistem yang diciptakan unutk
melaksanakan pengolahan data yang akan dimanfaatkan oleh suatu organisasi.
Sistem Informasi Manajemen ini sangat dibutuhkan oleh organisasi public maupun
organisasi swasta. Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem pendunkung dalam
pengambilan keputusan yang diambil oleh manajer dalam mengatasi persoalan yang sedang
terjadi pada suatu organisasi baik itu organisasi publik maupun organisasi swasta. Melalui
SIM manajer dapat membuat keputusan dengan bijak dalam artian dapat mengatasi persoalan
yang sedang terjadi serta keputusan tersebut tidak akan menciptakan permasalahan yang lebih
besar yang dapat menganggu kelangsungan hidup suatu organisasi.
3.2 Saran
17

Setiap pembuat kebijakan hendaklah mengetahui konsep dasar pengambilan
keputusan agar tidak merugikan organisasi yang dipimpinnya maupun orang yang terdapat
pada organisasi tersebut. Pengambilan keputusan sebaiknya berdasarkan sistem informasi
manajemen, kerana pada sistem informasi manajemen terdapat data yang akurat sehingga
tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan.

SUMBER REFERENSI
Ibnu Syamsi, Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta,
2000.
J. Supranto, Teknik Pengambilan Keputusan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2005.
Dewi Jannah, Hand Out Sistem Informasi Manajemen, 2009.
Internet :
http://www.psikologizone.com/decision-making-pengambilan-keputusan/06511842

18