Metode Penelitian Sastra PPT pptx

Tafsir Jalalain
Sesuai kata pengantar penerjemahnya (Mahyudin
Syaf dan Bahrun Abubakar, Lc.) merupakan kitab
tafsir yang menonjolkan segi pembahasan ilmu
nahwu, sharaf dan qira-ahnya atau penganalisaan
segi susunan kalimat, asal-usul kata-katanya, dan
segi bacaannya.
Kitab Tafsir Jalalain terdiri atas 2 jilid, masing-masing
ditulis oleh seorang penulis.

Diantaranya
Diantaranya
adalah
adalahsebagai
sebagai
berikut
berikut ::

Mulai
Mulaidari
darisurat

suratAl
AlBaqarah
Baqarahhingga
hinggaakhir
akhirsurat
suratAl
Al
Isra
Israditulis
ditulisoleh
olehAl-'Allamah
Al-'Allamahal-Muhaqqiq
al-MuhaqqiqJalaludJalaludDin
Dinas-Suyuthi.
as-Suyuthi.
Sedangkan
Sedangkanmulai
mulaidari
darisurat
suratAl-Kahfi

Al-Kahfihingga
hingga
surat
suratAn-Naas
An-Naasditulis
ditulisoleh
olehAl-Allamah
Al-AllamahalalMuhaqqiq
MuhaqqiqJalalud_din
Jalalud_dinMuhammad
Muhammadibnu
ibnuAhmad
Ahmad
al-Mahalliy
al-Mahalliy

KISAH NABI MUSA & KHIDR
MENURUT TAFSIR JALALAIN

Ayat 61 – 62

Perjalanan
Perjalanan Nabi
Nabi Musa
Musa dan
dan Yusya’
Yusya’ pelayannya
pelayannya sampai
sampai
pada
pada pertemuan
pertemuan dua
dua buah
buah laut,
laut, disanalah
disanalah ikan
ikan yang
yang
dibawa
dibawaoleh
olehYusya’

Yusya’melompat
melompatmengambil
mengambiljalannya
jalannyake
ke
laut.
laut. Nabi
Nabi Musa
Musa lupa
lupa mengingatkan
mengingatkan Yusya’
Yusya’ mengenai
mengenai
ikan
ikanitu.
itu.
Pada
Padahari
harike-dua
ke-duaperjalanan

perjalananmereka
merekamerasa
merasaletih
letihdan
dan
Musa
Musa meminta
meminta makan
makan siang
siang berupa
berupa ikan
ikan yang
yang
dibawa
dibawaoleh
olehmereka
mereka

Ayat 63


Pelayan Nabi Musa menjawab "Tahukah kamu)
ingatkah kamu (tatkala kita mencari tempat
berlindung di batu tadi) yakni di tempat tersebut
(maka sesungguhnya aku lupa ikan itu dan tidak
adalah yang melupakan aku kecuali setan)’’
Mereka merasa heran perihal hilangnya ikan
tersebut.

Nabi Musa sadar bahwa tempat batu besar tadi dimana ikan
itu lompat adalah tempat dimana orang yang mereka cari
berada, dengan peristiwa itulah Alloh memberikan pertanda.
Mereka berdua kembali meniti jalan menuju batu besar tempat
meraka sebelumnya beristirahat dan kehilangan ikan.
Mereka sampai di batu besar tempat mereka kehilangan ikan,
dan bertemu dengan Khidr Hamba Alloh yang telah diberikan
Rahmat oleh-Nya ( mayoritas berpendapat bahwa Khidr adalah
Wali bukan Nabi, akan tetapi pendapat yang mengatakan
beliau adalah Nabi juga kuat menurut Ibnu Katsir ).

Ayat 64 – 65


Ayat 66- 67

Nabi Musa meminta untuk ikut bersama Khidr agar
Khidr mengajarkan ilmu yang benar kepada Nabi
Musa. Dan Nabi Khidr menjawab ‘’Sesungguhnya
kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar
bersamaku"

Nabi Musa meyakinkan Khidr bahwa ia akan
bersabar dalam menuntut ilmu dan tidak akan
menjadi penentang Khidr , Musa menggantungkan
segalanya kepada Alloh dan Beliau merasa bahwa
beliau merasa kurang yakin akan kemampuan dirinya
di dalam menghadapi apa yang harus ia lakukan

Ayat 68 – 69

Dalam riwayat sebuah hadis setelah penafsiran ayat
ini disebutkan bahwa Khidhir berkata kepada Nabi

Musa, "Hai Musa! Sesungguhnya aku telah
menerima ilmu dari Allah yang Dia ajarkan langsung
kepadaku; ilmu itu tidak kamu ketahui. Tetapi kamu
telah memperoleh ilmu juga dari Allah yang Dia
ajarkan kepadamu, dan aku tidak mengetahui ilmu
itu".

Ayat 70 – 71
Nabi Khidr dan Nabi Musa melakukan perjanjian yang
dipersyaratkan oleh Khidr kepada Nabi Musa, yaitu agar kelak
dalam perjalanan Musa tidak boleh menanyakan perihal apapun
yang terjadi kelak sampai Khidr akan menjelaskan sebab
musababnya sendiri. Dan Musa-pun menyanggupi perjanjian
tersebut.
Mereka memulai perjalanan menuruti pinggir pantai, dan menaiki
sebuah perahu yang lewat dihadapan keduanya . lalu Khidr
melubangi perahu tersebut mencabut satu keping atau dua keping
papan yang ada pada bagian lambungnya dengan memakai
kapak, lalu ketika mereka sampai ditengah laut yang ombaknya
besar, Nabi Musa bertanya perihal Khidr yang melubangi perahu

yang mereka naiki, menurut sebuah riwayat, disebutkan, bahwa
air laut tidak masuk ke dalam perahu yang telah dilubanginya itu.

Ayat 72 –
73

Nabi Khidr menegur Musa atas pertanyaannya dan mengingatkan
akan perjanjiannya untuk tidak bertanya apapun. Musa meminta maaf
atas kekhilafannya dan Musa dan meminta kelapangdada-an Khidr
untuk menganggap Musa dalam pertemanan.

Ayat 74 – 75

Setelah mereka sampai di suatu tempat dimana mereka keluar dari
perahu, mereka menjumpai beberapa pemuda yang sedang bermain,
diantara mereka terdapat seorang pemuda yang belum mencapai usia
balig dan dia adalah anak yang paling cakap parasnya diantara temantemannya, lalu tiba-tiba Khidr membunuh pemuda tersebut dengan
cara menyembelihnya dengan memakai pisau besar, atau mencabut
kepalanya dengan tangannya, atau memukulkan kepala anak muda itu
ke tembok. Mengenai caranya banyak pendapat yang berbeda. Lalu

Musa langsung bertanya mengapa Khidr melakukan pembunuhan itu .
Khidr-pun menegur dan menagih janji Musa yang tidak akan
menanyakan perihal apapun sampai ia sendiri yang akan
menjelaskannya.

Ayat 76 – 77

Selanjutnya Musa berjanji bahwa kelak jika ia bertanya lagi maka ia tidak
akan mengikuti Khidr lagi dalam perjalanan.
Mereka berdua berjalan hingga sampai kepada penduduk suatu Negeri
yaitu Kota Inthakiyah, dan mereka minta penduduk tersebut untuk
menjamu mereka selayaknya tamu, akan tetapi penduduk negeri tersebut
menolak menjamu mereka.
Di kota tersebut mereka melihat bangunan dengan dinding tinggi yang
mencapai seratus hasta dan hamper roboh karena miring. Meliahat hal
tersebut lalu Khidr memperbaiki dbangunan tersebut dengan tangannya
sendiri. Musa-pun berkata, jika kau mau kau bisa meminta upah atas
perbaikan ini karena kita membutuhkan makanan.

Khidr berkata kepada Musa ‘’inilah perpisahan antara aku dan kamu,dan

aku akan memberitahukan kepadamu mengenai tujuan perbuatanperbuatan yang kamu tidak sabar terhadapnya sebelum perpisahanku
denganmu.
Mengenai perahu adalah karena perahu tersebut milik orang –orang miskin
yang jumlahnya ada 10 orang yang bekerja menyewakan perahu, karena
dihadapan mereka terdapat seorang raja Kafir yang selalu merampas
prahu-perahu yang masih bagus, oleh karena itulah Khidr merusak perahu
tersebut dengan melubanginya.

Ayat 78- 79

Adapun mengenai membunuh anak muda itu karena kedua orang tua anak
tersebut adalah orang-orang mukmin dan kami khawatir jika anak muda tersebut
kelak akan mendorong kedua orang tuanya kepada kesesatan dan kekafiran.
Sesungguhnya telah disebutkan dalam sebuah hadis bahwa anak tersebut telah
di cap oleh Allah menjadi orang kafir, dan seandainya ia hidup niscaya ia akanAyat 80 – 81
membawa kedua orang tuanya kepada kekafiran disebabkan kecintaan
keduanya kepada anak muda tersebut.
Alloh menjanjikan akan mengganti kepada kedua orang tua tersebut anak yang
kelak akan berbakti kepada keduanya, dan setelah itu Ternyata sesudah itu Allah
menggantikan bagi keduanya seorang anak perempuan yang kemudian dikawini
oleh seorang nabi, dan dari hasil perkawinannya itu lahirlah seorang nabi. Pada
akhirnya Allah memberikan petunjuk kepada suatu umat melalui nabi itu.

Ayat 82
Adapun dinding rumah yang Khidr perbaiki adalah kepunyaan dua orang
anak muda yang yatim yang didalam rumahnya terdapat harta benda emas
perak yang kelak ketika mereka dewasa mereka akan mengeluarkan
hartanya dalam rahmat Alloh mereka hendak menjaga harta tersebut, ini
adalah karena didikan yang baik dari ayah mereka.
Khidr menjelaskan bahwa semua yang ia lakukan selama perjalanan
bersama Musa adalah perkara-perkara sesuai keinginan Khidr yang juga
telah mendapatkan perintah dan ilham dari Alloh SWT.

Kesimpulan
Kronologi Cerita

Episode 1

• Nabi Musa berkhutbah kepada umatnya dan menjawab sebuah
pertanyaan dari umatnya dengan menyatakan bahwa Ia adalah
orang
paling
berilmu.
• Alloh yang
menegur
Nabi
Musa atas pernyataannya dan Alloh berfirman
bahwa ada hamba-Nya yang kepintarannya melebihi Nabi Musa.
• Musa memohon kepada Alloh untuk dipertemukan dengan hamba
Alloh tersebut dan beliau ingin belajar dari hamba Alloh tersebut.
• Alloh memerintahkan Musa untuk melakukan perjalanan dan
membawa ikan besar dan memberikan pertanda melalui ikan
tersebut.

Episode 2

• Nabi Musa bersama pembantunya Yusya’ bin Nun melakukan
perjalanan dengan membawa ikan besar menggunakan
keranjang.
• Mereka sampai pada sebuah pertemuan dua laut dan
terdapat batu besar, lalu mereka beristirahat.
• Ikan yang dibawa mereka melompat menuju jalan ke laut
yang telah Alloh sediakan berupa lubang untuk ikan tersebut.
•Mereka sampai pada tempat selanjutnya dan beristirahat, lalu
Musa meminta ikan besar yang dibawa mereka untuk makan
siang, dan mereka baru menyadari baidak bahwa ikan yang
mereka bawa lompat dari keranjang di tempat sebelumnya.
•Musa dan pembantunya kembali ke tempat batu besar
sebelumnya dan melihat ikan itu yang secara aneh.
• Musa bertemu Khidr dan memintanya untuk bersedia
menerima Musa untuk berjalan bersamanya.
•Musa dan Khidr melakukan perjanjian, bahwa Musa akan
bersabar bersama Khidr dalam menuntut ilmu.

Episode 3
•Mereka menaiki perahu dan Khidr melubangi perahu
tersebut, Musa bertanya perihal itu dan Khidr menegur Musa.
•Mereka sampai keluar dari perahu dan menjumpai anak
muda yang langsung dibunuh oleh Khidr. Musa bertanya
perihal pembunuhan tersebut, dan Khidr menegur Musa,
akhirnya Musa berjanji jika kelak ia bertanya lagi, ia akan
berpisah dengan Khidr.
•Mereka sampai di Kota Intakhiyah dan tidak mendapatkan
sambutan yang baik dari penduduk kota tersebut, Khidr
memperbaiki bangunan dinding rumah yang hamper roboh.
•Musa bertanya mengenai upah yang bisa diperoleh atas
perbaikan rumah tersebut, Khidr meminta Musa untuk
berpisah dengan Musa.
•Khidr menjelaskan sebab-musabab mengenai semua perihal
yang ia lakukan selama perjalanan.