Materi Paparan Direktur Jenderal Penguatan Inovasi
PERAN PERGURUAN TINGGI DAN LEMBAGA LITBANG
DALAM MENYONGSONG PENGEMBANGAN INOVASI MENUJU ERA INDUSTRI 4.0
Dr. Jumain Appe
Direktur Jenderal Penguatan Inovasi
Rakernas Kemenristekdikti 2018
PERUBAHAN PARADIGMA:
PENGUASAAN IPTEK DAN INOVASI OLEH SDM INDONESIA
SEBAGAI BASIS PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN DAYA SAING BANGSA
Transformasi
Bangsa dengan keterbatasan
pengelolaan potensi IPTEK dan INOVASI
1. Ekonomi berbasis efisiensi (efficiencydriven economy) yang sangat
bergantung pada sumber daya asing;
2. Keterlepaskaitan antara penghasil
Iptek dengan pengguna Iptek;
3. Berbagai insentif Litbang Iptek
dilaksanakan secara terfragmentasi;
4. Tidak ada ketajaman arah
pengembangan Iptek dan inovasi yang
terintegrasi secara nasional;
Penetapan target
(prioritas, klaster, strategi)
Infoware
Orgaware
Technoware
Humanware
TRANSFORMASI
SISTEM
INOVASI
Sumber
Iptek dan
Inovasi
Pengguna
Iptek dan
Inovasi
Triple Helix
Bangsa INOVATIF yang menguasai IPTEK,
mandiri dan berdaya saing global
1. Ekonomi berbasis inovasi yang
mengandalkan produk hasil inovasi
(innovation-driven economy) anak bangsa
dan alih teknologi;
2. Terbangun jaringan dan sinergitas antara
penghasil dan pengguna Iptek;
3. Insentif bagi Litbang Iptek dan INOVASI
dirancang sebagai sistemik instrumen yang
terintegtrasi;
4. Ditetapkannya kebijakan Sistem Inovasi,
sebagai basis pengembangan dan
penguatan daya saing bangsa;
2
DISAIN KONSEPTUAL KEBIJAKAN
SISTEM INOVASI NASIONAL
Daya saing dan
kemandirian
nasional
Kebijakan yang Holistik
Pendorong Inovasi
Pengembangan
Prioritas Unggulan
Pengembangan
Sumber Daya Manusia
Infrastruktur
Komersil
Ekonomi
Sosial-Budaya
Sinergi dan Kolaborasi
Evaluasi dan Kemajuan
yang Berkelanjutan
Akademik
• Sinergitas Triple Helix mendorong terbangunnya ekosistem inovasi yang bekerja secara
berkelanjutan, untuk menghasilkan nilai tambah akademik, sosial-budaya, ekonomi dan komersial.
• Pada akhirnya diharapkan dapat secara langsung mendukung peningkatan daya saing dan
kemandirian nasional.
3
SINERGITAS TRIPLE HELIX
DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL MENUJU VISI INDONESIA 2045
RPJP Nasional 2025 dan VISI 2045
RPJMN 2015 - 2019
NAWACITA
• Kebijakan yang holistik
• Critical Occupation List
(COL), untuk ASN
• Pembangunan
berkelanjutan
• Kemandirian dan daya
saing
• Tata kelola pemerintah
yang baik dan RB
• e-Government (digital
government)
AGENDA
PEMBANGUNAN
NASIONAL
Holistik
Integratif
Tematik
Spasial
SINERGITAS
TRIPLE HELIX
Pembangunan Industri Nasional
Mesin Pemerintahan
Sistem Pendidikan Nasional
Sistem Inovasi Nasional
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
Mesin Perekonomian
• Revolusi Industri 4.0
• Critical Occupation List
(COL), untuk angkatan
kerja
• Tingkatan produktivitas
dan daya saing industri
• Wirausaha berbasis
teknologi (inkubasi,
STP, TTO, teaching
industry)
• Pemanfaatan teknologi
digital
Pemanfaatan
Nilai Tambah
Akademik
Nilai Tambah
Sosial-Budaya
Nilai Tambah
Ekonomi
Nilai Tambah
Komersial
VISI PEMBANGUNAN INDONESIA 2045
4
REVOLUSI INDUSTRI
Industri 4.0
Industri 3.0
Industri 2.0
Industri 1.0
Mesin uap, Ttenaga air,
angin, dan, matahari
Energi listrik untuk
produksi masal
Teknologi informasi dan
elektronika yang
diterapkan pada sistem
otomatik produksi
Teknologi digital,
teknologi wireless dan
big data secara masif
yang terintegrasi dengan
kegiatan manufaktur
Sekarang
1969
1870
1784
5
KARAKTERISTIK INDUSTRI 4.0
Source: AT Kearney dalam Presentasi Kementerian Perindustrian
6
FOKUS PENGEMBANGAN IPTEKIN
MENUJU ERA INDUSTRI 4.0
Internet of
Things
Artificial
Intelligence
New Materials
Big Data
Cloud
Computing
Robotics
Additive
Manufacturing
3D Printing
Augmented
Reality
Nano
Technology and
Biotechnology
INOVASI = INVENSI * KOMERSIALISASI
PERUBAHAN PARADIGMA INOVASI
(Edward Roberts, MIT)
Generasi 1
1950-60an
Generasi
2
Generasi
3
Generasi
4
1970
1980
1990
Generasi 5
1995-Now
• Konsumen terlibat aktif dalam proses
pengembangan inovasi
• Proses Iteratif dan Incremental
• Berbasis pembentukan jaringan
(network model)
• Berbasis R&D
• Proses bertahap
• Tidak / sangat
sedikit sekali
melibatkan
konsumen dalam
proses
pengembangan
• Mulai memperhatikan voice of
customer
• Proses iterative namun belum efisien
• Integrasi sistem yang birokratif
• Berbasis manajemen ganda
(fungsional dan proyek R&D)
Source: Roth ell’s Fi e Generations of Inno ation & Lean Startup
PERUBAHAN PARADIGMA INOVASI
MENEMUKENALI LEMBAH KEMATIAN
DALAM UPAYA HILIRISASI HASIL LITBANG DAN INOVASI
Area
LEMBAH
KEMATIAN
LEMBAH KEMATIAN
PROPORSI
KEBIJAKAN IPTEK
SAAT INI
PENINGKATAN
PROPORSI
KEBIJAKAN
IPTEKIN
10
PENDANAAN INOVASI
(penggalangan dana/creative financing **)
PENDANAAN LITBANG (Dominan APBN/APBD)
APBN/
APBD
Sumber pendanaan APBN/APBD
Creative
Financing
Sumber penggalangan dana
(creative financing)
Sumber pendanaan APBN/APBD
PERBANDINGAN NILAI PROPORSIONAL
ANTARA PENDANAAN LITBANG DAN
PENDANAAN INOVASI
APBN bagi
industri strategis
Sumber penggalangan dana
(creative financing)
Catatan :
1. Pendanaan dapat dipenuhi oleh berbagai bentuk kelembagaan, antara lain : • Government
• Quasi-government
2. (**) = perlu diatur melalui peraturan per-UU-an
• Non-government
• Quasi non-government
11
INOVASI DILUAR PERGURUAN TINGGI
Banyak inovasi terjadi di luar
Perguruan Tinggi
Kampus
Venture
Capital /
Inkubator
Garasi
Ru ah
Industri
Co-Working
Space
Sivitas
Akademika
Me ciptaka
Luar Negeri
Dunia luar
U pa Balik
PROSES INOVASI DI
PERGURUAN TINGGI
Innovation Readiness Level (IRL)
IRL 3
IRL 4
IRL 5
IRL 6
Technology Readiness Level (TRL)
1
Concept
3
Component
s
5
Completion
Angka Kredit Penelitian & Pengembangan (Area Invensi)
AREA INOVASI
9
Komersialisasi ke Pasar
& Pengembangan
ROYALTI
Apresiasi
Tri Dharma
PERANAN LEMBAGA MANAJEMEN INDONESIA
DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
Kerangka Logis Rencana Strategis Kemenristekdikti
Kualitas Perguruan
Tinggi
Arah Pembangunan
Nasional adalah
Hilirisasi Iptek
Penguatan
Tridharma
Lembaga Manajemen Inovasi
PROSES HILIRISASI/INOVASI
PERGURUAN TINGGI-LEMLITBANG
LEMBAGA MANAJEMEN INOVASI
Fungsi LMI
Fungsi Dorongan (Hilirisasi)
PERGURUAN
TINGGI
MOBILISASI
SDM
INDUSTRI
Fungsi Layanan
Bentuk Layanan LMI
Pelayanan data dan informasi hasil invensi;
Pelayanan
dan
pendampingan
teknis,
konsultansi, sosialisasi, informasi dan promosi
hasil riset dan pengembangan;
Pelayanan komersialisasi hasil riset dan
pengembangan;
Pelayanan hak kekayaan intelektual, pelatihan,
pengalihan hak atas paten, penerbitan lisensi,
dan perumusan imbalan;
Pelayanan
publikasi
hasil
riset
dan
pengembangan;
Pengembangan sumber daya manusia dan
sertifikasi profesi;
Pembentukan
konsorsium
inovasi,
pengembangan jaringan dan koordinasi antara
perguruan tinggi dan industri;
Pembinaan dan pengembangan inkubasi
kewirausahaan;
Standardisasi produk
Fasilitasi akses pembiayaan; dan
Pembelajaran berorientasi industri
Kerangka Kerja Pengembangan Teaching Industry
Pemerintah Republik Indonesia
(Kementerian Keuangan, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Ristek & Dikti)
Pemenuhan
kebutuhan
anggaran
Pengadaan
pemerintah
SDM ahli, teknologi,
Pengadaan
pemerintah
kebutuhan spesifik
Insentif
pajak
kapasitas
Perguruan Tinggi
Lembaga Litbang
Teaching
Industri/Pabrik
Industry
(*)
order/load
Peran PT/Litbang :
market driven,
1.Memenuhi fixed cost
foresight technology., revenue
2.Teknologi dan SDM ahli
3.Kapasitas produksi/ 䇾fabrication lab䇿
Peran Industri :
1.Pemberi order (load)
2.Quality control
3.䇾Bapak angkat䇿
4.Informasi dinamika pasar
Nilai Tambah Nasional
(*) Teaching Industry,
dikembangkan sesuai
target pembangunan
bidang/sektor
1. Pemenuhan kebutuhan dalam negeri
2. Peningkatan TKDN (daya saing dan kemandirian industri)
3. Pengembangan dan pemenuhan tenaga kerja trampil
4. Peningkatan ekspor produk DN
16
Inovasi di
Perusahaan
Pemula
Berbasis
Teknologi
Tingkat
Kesiapan
Inovasi
Klaster
Inovasi
High I
IV
E
F
Inovasi
di
Industri
PDRB / kapita
I
Inovasi
Perguruan
Tinggi di
Industri
C
avg PDRB/kap
38,92 II
III
B
J
A
G
D
H
Indeks
Daya
Saing
low
weak
avg IDSD
2,78
strength
competitiveness index
Implementasi dari Fungsi Layanan
Manajemen Inovasi di Perguruan
MATERIAL MAJU
Tinggi/Lembaga
Litbang
KESIMPULAN
Paradigma Tri Darma Perguruan Tinggi
harus diselaraskan dengan era industri 4.0
Perguruan Tinggi dan Lembaga
Litbang wajib mengharmonisasikan
hasil – hasil riset pengembangan dan
penerapan teknologi melalui
Lembaga Manajemen Inovasi
Kinerja Lembaga Manajemen Inovasi wajib digunakan sebagai
Indikator dalam Penilaian Akreditasi dan pemeringkatan pada
Perguruan Tinggi/Lembaga Litbang,
Kinerja Lembaga Manajemen Inovasi menjadi pertimbangan
dalam Kebijakan Insentif dan Penghargaan yang terkait dengan
prestasi Perguruan Tinggi/Lembaga Litbang
Perguruan Tinggi diwajibkan melaksanakan proses inovasi produk melalui
inkubasi dan pembelajaran berbasis industri.
Beberapa Hasil Kegiatan
Ditjen Penguatan Inovasi
Indeks Daya Saing Daerah Kabupaten/Kota
Konsep Pengembangan Klaster Inovasi NILAM di kabupaten Aceh Jaya:
Industri Highgrade & Industri Sampingan
PURIFIKASI
Minyak Nilam Highgrade
Minyak Wangi
Aroma terapi
Balsem
EKSPOR
Pelembut
pakaian
Perapih
Pakaian
Body lotion
Minyak Angin
Hasil pengukuran Tingkat Kesiapan inovasi sebuah produk
Smart card, Katsinov 4
Pusat Mikroelektronika Pusat Mikroelektronik ITB
dan PT Xirka Silicon Technology
Smart phone, Katsinov 5
Pusat Mikroelektronika (PME) Institut Teknologi Bandung (ITB),
Koperasi Digital Indonesia Mandiri, PT. Jalawave Integra, PT VS
Technology Indonesia, dan PT TSM.
Hasil pengukuran Tingkat Kesiapan inovasi sebuah produk
Yogurt Serbuk (Yourina), Katsinov 2
Tenant Incubie ITB
Propolis Flouride (Flolis) Pencegah Karies
dan Email, Katsinov 2
PPBT - PT
DALAM MENYONGSONG PENGEMBANGAN INOVASI MENUJU ERA INDUSTRI 4.0
Dr. Jumain Appe
Direktur Jenderal Penguatan Inovasi
Rakernas Kemenristekdikti 2018
PERUBAHAN PARADIGMA:
PENGUASAAN IPTEK DAN INOVASI OLEH SDM INDONESIA
SEBAGAI BASIS PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN DAYA SAING BANGSA
Transformasi
Bangsa dengan keterbatasan
pengelolaan potensi IPTEK dan INOVASI
1. Ekonomi berbasis efisiensi (efficiencydriven economy) yang sangat
bergantung pada sumber daya asing;
2. Keterlepaskaitan antara penghasil
Iptek dengan pengguna Iptek;
3. Berbagai insentif Litbang Iptek
dilaksanakan secara terfragmentasi;
4. Tidak ada ketajaman arah
pengembangan Iptek dan inovasi yang
terintegrasi secara nasional;
Penetapan target
(prioritas, klaster, strategi)
Infoware
Orgaware
Technoware
Humanware
TRANSFORMASI
SISTEM
INOVASI
Sumber
Iptek dan
Inovasi
Pengguna
Iptek dan
Inovasi
Triple Helix
Bangsa INOVATIF yang menguasai IPTEK,
mandiri dan berdaya saing global
1. Ekonomi berbasis inovasi yang
mengandalkan produk hasil inovasi
(innovation-driven economy) anak bangsa
dan alih teknologi;
2. Terbangun jaringan dan sinergitas antara
penghasil dan pengguna Iptek;
3. Insentif bagi Litbang Iptek dan INOVASI
dirancang sebagai sistemik instrumen yang
terintegtrasi;
4. Ditetapkannya kebijakan Sistem Inovasi,
sebagai basis pengembangan dan
penguatan daya saing bangsa;
2
DISAIN KONSEPTUAL KEBIJAKAN
SISTEM INOVASI NASIONAL
Daya saing dan
kemandirian
nasional
Kebijakan yang Holistik
Pendorong Inovasi
Pengembangan
Prioritas Unggulan
Pengembangan
Sumber Daya Manusia
Infrastruktur
Komersil
Ekonomi
Sosial-Budaya
Sinergi dan Kolaborasi
Evaluasi dan Kemajuan
yang Berkelanjutan
Akademik
• Sinergitas Triple Helix mendorong terbangunnya ekosistem inovasi yang bekerja secara
berkelanjutan, untuk menghasilkan nilai tambah akademik, sosial-budaya, ekonomi dan komersial.
• Pada akhirnya diharapkan dapat secara langsung mendukung peningkatan daya saing dan
kemandirian nasional.
3
SINERGITAS TRIPLE HELIX
DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL MENUJU VISI INDONESIA 2045
RPJP Nasional 2025 dan VISI 2045
RPJMN 2015 - 2019
NAWACITA
• Kebijakan yang holistik
• Critical Occupation List
(COL), untuk ASN
• Pembangunan
berkelanjutan
• Kemandirian dan daya
saing
• Tata kelola pemerintah
yang baik dan RB
• e-Government (digital
government)
AGENDA
PEMBANGUNAN
NASIONAL
Holistik
Integratif
Tematik
Spasial
SINERGITAS
TRIPLE HELIX
Pembangunan Industri Nasional
Mesin Pemerintahan
Sistem Pendidikan Nasional
Sistem Inovasi Nasional
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
Mesin Perekonomian
• Revolusi Industri 4.0
• Critical Occupation List
(COL), untuk angkatan
kerja
• Tingkatan produktivitas
dan daya saing industri
• Wirausaha berbasis
teknologi (inkubasi,
STP, TTO, teaching
industry)
• Pemanfaatan teknologi
digital
Pemanfaatan
Nilai Tambah
Akademik
Nilai Tambah
Sosial-Budaya
Nilai Tambah
Ekonomi
Nilai Tambah
Komersial
VISI PEMBANGUNAN INDONESIA 2045
4
REVOLUSI INDUSTRI
Industri 4.0
Industri 3.0
Industri 2.0
Industri 1.0
Mesin uap, Ttenaga air,
angin, dan, matahari
Energi listrik untuk
produksi masal
Teknologi informasi dan
elektronika yang
diterapkan pada sistem
otomatik produksi
Teknologi digital,
teknologi wireless dan
big data secara masif
yang terintegrasi dengan
kegiatan manufaktur
Sekarang
1969
1870
1784
5
KARAKTERISTIK INDUSTRI 4.0
Source: AT Kearney dalam Presentasi Kementerian Perindustrian
6
FOKUS PENGEMBANGAN IPTEKIN
MENUJU ERA INDUSTRI 4.0
Internet of
Things
Artificial
Intelligence
New Materials
Big Data
Cloud
Computing
Robotics
Additive
Manufacturing
3D Printing
Augmented
Reality
Nano
Technology and
Biotechnology
INOVASI = INVENSI * KOMERSIALISASI
PERUBAHAN PARADIGMA INOVASI
(Edward Roberts, MIT)
Generasi 1
1950-60an
Generasi
2
Generasi
3
Generasi
4
1970
1980
1990
Generasi 5
1995-Now
• Konsumen terlibat aktif dalam proses
pengembangan inovasi
• Proses Iteratif dan Incremental
• Berbasis pembentukan jaringan
(network model)
• Berbasis R&D
• Proses bertahap
• Tidak / sangat
sedikit sekali
melibatkan
konsumen dalam
proses
pengembangan
• Mulai memperhatikan voice of
customer
• Proses iterative namun belum efisien
• Integrasi sistem yang birokratif
• Berbasis manajemen ganda
(fungsional dan proyek R&D)
Source: Roth ell’s Fi e Generations of Inno ation & Lean Startup
PERUBAHAN PARADIGMA INOVASI
MENEMUKENALI LEMBAH KEMATIAN
DALAM UPAYA HILIRISASI HASIL LITBANG DAN INOVASI
Area
LEMBAH
KEMATIAN
LEMBAH KEMATIAN
PROPORSI
KEBIJAKAN IPTEK
SAAT INI
PENINGKATAN
PROPORSI
KEBIJAKAN
IPTEKIN
10
PENDANAAN INOVASI
(penggalangan dana/creative financing **)
PENDANAAN LITBANG (Dominan APBN/APBD)
APBN/
APBD
Sumber pendanaan APBN/APBD
Creative
Financing
Sumber penggalangan dana
(creative financing)
Sumber pendanaan APBN/APBD
PERBANDINGAN NILAI PROPORSIONAL
ANTARA PENDANAAN LITBANG DAN
PENDANAAN INOVASI
APBN bagi
industri strategis
Sumber penggalangan dana
(creative financing)
Catatan :
1. Pendanaan dapat dipenuhi oleh berbagai bentuk kelembagaan, antara lain : • Government
• Quasi-government
2. (**) = perlu diatur melalui peraturan per-UU-an
• Non-government
• Quasi non-government
11
INOVASI DILUAR PERGURUAN TINGGI
Banyak inovasi terjadi di luar
Perguruan Tinggi
Kampus
Venture
Capital /
Inkubator
Garasi
Ru ah
Industri
Co-Working
Space
Sivitas
Akademika
Me ciptaka
Luar Negeri
Dunia luar
U pa Balik
PROSES INOVASI DI
PERGURUAN TINGGI
Innovation Readiness Level (IRL)
IRL 3
IRL 4
IRL 5
IRL 6
Technology Readiness Level (TRL)
1
Concept
3
Component
s
5
Completion
Angka Kredit Penelitian & Pengembangan (Area Invensi)
AREA INOVASI
9
Komersialisasi ke Pasar
& Pengembangan
ROYALTI
Apresiasi
Tri Dharma
PERANAN LEMBAGA MANAJEMEN INDONESIA
DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
Kerangka Logis Rencana Strategis Kemenristekdikti
Kualitas Perguruan
Tinggi
Arah Pembangunan
Nasional adalah
Hilirisasi Iptek
Penguatan
Tridharma
Lembaga Manajemen Inovasi
PROSES HILIRISASI/INOVASI
PERGURUAN TINGGI-LEMLITBANG
LEMBAGA MANAJEMEN INOVASI
Fungsi LMI
Fungsi Dorongan (Hilirisasi)
PERGURUAN
TINGGI
MOBILISASI
SDM
INDUSTRI
Fungsi Layanan
Bentuk Layanan LMI
Pelayanan data dan informasi hasil invensi;
Pelayanan
dan
pendampingan
teknis,
konsultansi, sosialisasi, informasi dan promosi
hasil riset dan pengembangan;
Pelayanan komersialisasi hasil riset dan
pengembangan;
Pelayanan hak kekayaan intelektual, pelatihan,
pengalihan hak atas paten, penerbitan lisensi,
dan perumusan imbalan;
Pelayanan
publikasi
hasil
riset
dan
pengembangan;
Pengembangan sumber daya manusia dan
sertifikasi profesi;
Pembentukan
konsorsium
inovasi,
pengembangan jaringan dan koordinasi antara
perguruan tinggi dan industri;
Pembinaan dan pengembangan inkubasi
kewirausahaan;
Standardisasi produk
Fasilitasi akses pembiayaan; dan
Pembelajaran berorientasi industri
Kerangka Kerja Pengembangan Teaching Industry
Pemerintah Republik Indonesia
(Kementerian Keuangan, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Ristek & Dikti)
Pemenuhan
kebutuhan
anggaran
Pengadaan
pemerintah
SDM ahli, teknologi,
Pengadaan
pemerintah
kebutuhan spesifik
Insentif
pajak
kapasitas
Perguruan Tinggi
Lembaga Litbang
Teaching
Industri/Pabrik
Industry
(*)
order/load
Peran PT/Litbang :
market driven,
1.Memenuhi fixed cost
foresight technology., revenue
2.Teknologi dan SDM ahli
3.Kapasitas produksi/ 䇾fabrication lab䇿
Peran Industri :
1.Pemberi order (load)
2.Quality control
3.䇾Bapak angkat䇿
4.Informasi dinamika pasar
Nilai Tambah Nasional
(*) Teaching Industry,
dikembangkan sesuai
target pembangunan
bidang/sektor
1. Pemenuhan kebutuhan dalam negeri
2. Peningkatan TKDN (daya saing dan kemandirian industri)
3. Pengembangan dan pemenuhan tenaga kerja trampil
4. Peningkatan ekspor produk DN
16
Inovasi di
Perusahaan
Pemula
Berbasis
Teknologi
Tingkat
Kesiapan
Inovasi
Klaster
Inovasi
High I
IV
E
F
Inovasi
di
Industri
PDRB / kapita
I
Inovasi
Perguruan
Tinggi di
Industri
C
avg PDRB/kap
38,92 II
III
B
J
A
G
D
H
Indeks
Daya
Saing
low
weak
avg IDSD
2,78
strength
competitiveness index
Implementasi dari Fungsi Layanan
Manajemen Inovasi di Perguruan
MATERIAL MAJU
Tinggi/Lembaga
Litbang
KESIMPULAN
Paradigma Tri Darma Perguruan Tinggi
harus diselaraskan dengan era industri 4.0
Perguruan Tinggi dan Lembaga
Litbang wajib mengharmonisasikan
hasil – hasil riset pengembangan dan
penerapan teknologi melalui
Lembaga Manajemen Inovasi
Kinerja Lembaga Manajemen Inovasi wajib digunakan sebagai
Indikator dalam Penilaian Akreditasi dan pemeringkatan pada
Perguruan Tinggi/Lembaga Litbang,
Kinerja Lembaga Manajemen Inovasi menjadi pertimbangan
dalam Kebijakan Insentif dan Penghargaan yang terkait dengan
prestasi Perguruan Tinggi/Lembaga Litbang
Perguruan Tinggi diwajibkan melaksanakan proses inovasi produk melalui
inkubasi dan pembelajaran berbasis industri.
Beberapa Hasil Kegiatan
Ditjen Penguatan Inovasi
Indeks Daya Saing Daerah Kabupaten/Kota
Konsep Pengembangan Klaster Inovasi NILAM di kabupaten Aceh Jaya:
Industri Highgrade & Industri Sampingan
PURIFIKASI
Minyak Nilam Highgrade
Minyak Wangi
Aroma terapi
Balsem
EKSPOR
Pelembut
pakaian
Perapih
Pakaian
Body lotion
Minyak Angin
Hasil pengukuran Tingkat Kesiapan inovasi sebuah produk
Smart card, Katsinov 4
Pusat Mikroelektronika Pusat Mikroelektronik ITB
dan PT Xirka Silicon Technology
Smart phone, Katsinov 5
Pusat Mikroelektronika (PME) Institut Teknologi Bandung (ITB),
Koperasi Digital Indonesia Mandiri, PT. Jalawave Integra, PT VS
Technology Indonesia, dan PT TSM.
Hasil pengukuran Tingkat Kesiapan inovasi sebuah produk
Yogurt Serbuk (Yourina), Katsinov 2
Tenant Incubie ITB
Propolis Flouride (Flolis) Pencegah Karies
dan Email, Katsinov 2
PPBT - PT