Materi Paparan Direktur Jenderal Penguatan Inovasi

PERAN PERGURUAN TINGGI DAN LEMBAGA LITBANG
DALAM MENYONGSONG PENGEMBANGAN INOVASI MENUJU ERA INDUSTRI 4.0
Dr. Jumain Appe
Direktur Jenderal Penguatan Inovasi
Rakernas Kemenristekdikti 2018

PERUBAHAN PARADIGMA:
PENGUASAAN IPTEK DAN INOVASI OLEH SDM INDONESIA
SEBAGAI BASIS PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN DAYA SAING BANGSA

Transformasi

Bangsa dengan keterbatasan
pengelolaan potensi IPTEK dan INOVASI
1. Ekonomi berbasis efisiensi (efficiencydriven economy) yang sangat
bergantung pada sumber daya asing;
2. Keterlepaskaitan antara penghasil
Iptek dengan pengguna Iptek;
3. Berbagai insentif Litbang Iptek
dilaksanakan secara terfragmentasi;
4. Tidak ada ketajaman arah

pengembangan Iptek dan inovasi yang
terintegrasi secara nasional;

Penetapan target
(prioritas, klaster, strategi)

Infoware
Orgaware

Technoware
Humanware

TRANSFORMASI
SISTEM
INOVASI
Sumber
Iptek dan
Inovasi

Pengguna

Iptek dan
Inovasi

Triple Helix

Bangsa INOVATIF yang menguasai IPTEK,
mandiri dan berdaya saing global
1. Ekonomi berbasis inovasi yang
mengandalkan produk hasil inovasi
(innovation-driven economy) anak bangsa
dan alih teknologi;
2. Terbangun jaringan dan sinergitas antara
penghasil dan pengguna Iptek;
3. Insentif bagi Litbang Iptek dan INOVASI
dirancang sebagai sistemik instrumen yang
terintegtrasi;
4. Ditetapkannya kebijakan Sistem Inovasi,
sebagai basis pengembangan dan
penguatan daya saing bangsa;
2


DISAIN KONSEPTUAL KEBIJAKAN
SISTEM INOVASI NASIONAL
Daya saing dan
kemandirian
nasional

Kebijakan yang Holistik
Pendorong Inovasi
Pengembangan
Prioritas Unggulan

Pengembangan
Sumber Daya Manusia
Infrastruktur

Komersil

Ekonomi


Sosial-Budaya

Sinergi dan Kolaborasi
Evaluasi dan Kemajuan
yang Berkelanjutan

Akademik

• Sinergitas Triple Helix mendorong terbangunnya ekosistem inovasi yang bekerja secara
berkelanjutan, untuk menghasilkan nilai tambah akademik, sosial-budaya, ekonomi dan komersial.
• Pada akhirnya diharapkan dapat secara langsung mendukung peningkatan daya saing dan
kemandirian nasional.

3

SINERGITAS TRIPLE HELIX
DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL MENUJU VISI INDONESIA 2045

RPJP Nasional 2025 dan VISI 2045
RPJMN 2015 - 2019


NAWACITA

• Kebijakan yang holistik
• Critical Occupation List
(COL), untuk ASN
• Pembangunan
berkelanjutan
• Kemandirian dan daya
saing
• Tata kelola pemerintah
yang baik dan RB
• e-Government (digital
government)

AGENDA
PEMBANGUNAN
NASIONAL

Holistik

Integratif
Tematik
Spasial

SINERGITAS
TRIPLE HELIX

Pembangunan Industri Nasional

Mesin Pemerintahan

Sistem Pendidikan Nasional

Sistem Inovasi Nasional

Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha

Mesin Perekonomian
• Revolusi Industri 4.0
• Critical Occupation List

(COL), untuk angkatan
kerja
• Tingkatan produktivitas
dan daya saing industri
• Wirausaha berbasis
teknologi (inkubasi,
STP, TTO, teaching
industry)
• Pemanfaatan teknologi
digital

Pemanfaatan
Nilai Tambah
Akademik

Nilai Tambah
Sosial-Budaya

Nilai Tambah
Ekonomi


Nilai Tambah
Komersial

VISI PEMBANGUNAN INDONESIA 2045

4

REVOLUSI INDUSTRI

Industri 4.0
Industri 3.0
Industri 2.0
Industri 1.0
Mesin uap, Ttenaga air,
angin, dan, matahari

Energi listrik untuk
produksi masal


Teknologi informasi dan
elektronika yang
diterapkan pada sistem
otomatik produksi

Teknologi digital,
teknologi wireless dan
big data secara masif
yang terintegrasi dengan
kegiatan manufaktur

Sekarang

1969

1870

1784

5


KARAKTERISTIK INDUSTRI 4.0

Source: AT Kearney dalam Presentasi Kementerian Perindustrian

6

FOKUS PENGEMBANGAN IPTEKIN
MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

Internet of
Things

Artificial
Intelligence

New Materials

Big Data


Cloud
Computing

Robotics

Additive
Manufacturing
3D Printing

Augmented
Reality

Nano
Technology and
Biotechnology

INOVASI = INVENSI * KOMERSIALISASI

PERUBAHAN PARADIGMA INOVASI

(Edward Roberts, MIT)

Generasi 1

1950-60an

Generasi
2

Generasi
3

Generasi
4

1970

1980

1990

Generasi 5

1995-Now
• Konsumen terlibat aktif dalam proses
pengembangan inovasi
• Proses Iteratif dan Incremental
• Berbasis pembentukan jaringan
(network model)

• Berbasis R&D
• Proses bertahap
• Tidak / sangat
sedikit sekali
melibatkan
konsumen dalam
proses
pengembangan

• Mulai memperhatikan voice of
customer
• Proses iterative namun belum efisien
• Integrasi sistem yang birokratif
• Berbasis manajemen ganda
(fungsional dan proyek R&D)

Source: Roth ell’s Fi e Generations of Inno ation & Lean Startup

PERUBAHAN PARADIGMA INOVASI

MENEMUKENALI LEMBAH KEMATIAN
DALAM UPAYA HILIRISASI HASIL LITBANG DAN INOVASI

Area
LEMBAH
KEMATIAN

LEMBAH KEMATIAN

PROPORSI
KEBIJAKAN IPTEK
SAAT INI

PENINGKATAN

PROPORSI
KEBIJAKAN
IPTEKIN

10

PENDANAAN INOVASI
(penggalangan dana/creative financing **)

PENDANAAN LITBANG (Dominan APBN/APBD)
APBN/
APBD

Sumber pendanaan APBN/APBD

Creative
Financing

Sumber penggalangan dana
(creative financing)

Sumber pendanaan APBN/APBD

PERBANDINGAN NILAI PROPORSIONAL
ANTARA PENDANAAN LITBANG DAN
PENDANAAN INOVASI

APBN bagi
industri strategis

Sumber penggalangan dana
(creative financing)

Catatan :
1. Pendanaan dapat dipenuhi oleh berbagai bentuk kelembagaan, antara lain : • Government
• Quasi-government
2. (**) = perlu diatur melalui peraturan per-UU-an
• Non-government
• Quasi non-government

11

INOVASI DILUAR PERGURUAN TINGGI

Banyak inovasi terjadi di luar
Perguruan Tinggi

Kampus

Venture
Capital /
Inkubator

Garasi
Ru ah
Industri
Co-Working
Space

Sivitas
Akademika

Me ciptaka

Luar Negeri

Dunia luar

U pa Balik

PROSES INOVASI DI
PERGURUAN TINGGI
Innovation Readiness Level (IRL)

IRL 3

IRL 4

IRL 5

IRL 6

Technology Readiness Level (TRL)
1

Concept

3

Component
s

5

Completion

Angka Kredit Penelitian & Pengembangan (Area Invensi)

AREA INOVASI

9

Komersialisasi ke Pasar
& Pengembangan

ROYALTI
Apresiasi

Tri Dharma

PERANAN LEMBAGA MANAJEMEN INDONESIA
DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
Kerangka Logis Rencana Strategis Kemenristekdikti

Kualitas Perguruan
Tinggi
Arah Pembangunan
Nasional adalah
Hilirisasi Iptek

Penguatan
Tridharma

Lembaga Manajemen Inovasi

PROSES HILIRISASI/INOVASI
PERGURUAN TINGGI-LEMLITBANG
LEMBAGA MANAJEMEN INOVASI



Fungsi LMI



Fungsi Dorongan (Hilirisasi)


PERGURUAN
TINGGI

MOBILISASI
SDM

INDUSTRI




Fungsi Layanan







Bentuk Layanan LMI
Pelayanan data dan informasi hasil invensi;
Pelayanan
dan
pendampingan
teknis,
konsultansi, sosialisasi, informasi dan promosi
hasil riset dan pengembangan;
Pelayanan komersialisasi hasil riset dan
pengembangan;
Pelayanan hak kekayaan intelektual, pelatihan,
pengalihan hak atas paten, penerbitan lisensi,
dan perumusan imbalan;
Pelayanan
publikasi
hasil
riset
dan
pengembangan;
Pengembangan sumber daya manusia dan
sertifikasi profesi;
Pembentukan
konsorsium
inovasi,
pengembangan jaringan dan koordinasi antara
perguruan tinggi dan industri;
Pembinaan dan pengembangan inkubasi
kewirausahaan;
Standardisasi produk
Fasilitasi akses pembiayaan; dan
Pembelajaran berorientasi industri

Kerangka Kerja Pengembangan Teaching Industry
Pemerintah Republik Indonesia
(Kementerian Keuangan, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Ristek & Dikti)

Pemenuhan
kebutuhan
anggaran

Pengadaan
pemerintah

SDM ahli, teknologi,

Pengadaan
pemerintah

kebutuhan spesifik

Insentif
pajak

kapasitas

Perguruan Tinggi
Lembaga Litbang

Teaching

Industri/Pabrik

Industry
(*)
order/load

Peran PT/Litbang :
market driven,
1.Memenuhi fixed cost
foresight technology., revenue
2.Teknologi dan SDM ahli
3.Kapasitas produksi/ 䇾fabrication lab䇿

Peran Industri :
1.Pemberi order (load)
2.Quality control
3.䇾Bapak angkat䇿
4.Informasi dinamika pasar

Nilai Tambah Nasional
(*) Teaching Industry,
dikembangkan sesuai
target pembangunan
bidang/sektor

1. Pemenuhan kebutuhan dalam negeri
2. Peningkatan TKDN (daya saing dan kemandirian industri)
3. Pengembangan dan pemenuhan tenaga kerja trampil
4. Peningkatan ekspor produk DN
16

Inovasi di
Perusahaan
Pemula
Berbasis
Teknologi

Tingkat
Kesiapan
Inovasi

Klaster
Inovasi

High I

IV
E

F

Inovasi
di
Industri

PDRB / kapita
I

Inovasi
Perguruan
Tinggi di
Industri

C
avg PDRB/kap
38,92 II

III
B

J

A

G

D

H

Indeks
Daya
Saing

low
weak

avg IDSD
2,78

strength

competitiveness index

Implementasi dari Fungsi Layanan
Manajemen Inovasi di Perguruan
MATERIAL MAJU
Tinggi/Lembaga
Litbang

KESIMPULAN

Paradigma Tri Darma Perguruan Tinggi
harus diselaraskan dengan era industri 4.0

Perguruan Tinggi dan Lembaga
Litbang wajib mengharmonisasikan
hasil – hasil riset pengembangan dan
penerapan teknologi melalui
Lembaga Manajemen Inovasi

Kinerja Lembaga Manajemen Inovasi wajib digunakan sebagai
Indikator dalam Penilaian Akreditasi dan pemeringkatan pada
Perguruan Tinggi/Lembaga Litbang,
Kinerja Lembaga Manajemen Inovasi menjadi pertimbangan
dalam Kebijakan Insentif dan Penghargaan yang terkait dengan
prestasi Perguruan Tinggi/Lembaga Litbang

Perguruan Tinggi diwajibkan melaksanakan proses inovasi produk melalui
inkubasi dan pembelajaran berbasis industri.

Beberapa Hasil Kegiatan
Ditjen Penguatan Inovasi

Indeks Daya Saing Daerah Kabupaten/Kota

Konsep Pengembangan Klaster Inovasi NILAM di kabupaten Aceh Jaya:
Industri Highgrade & Industri Sampingan

PURIFIKASI

Minyak Nilam Highgrade

Minyak Wangi

Aroma terapi

Balsem

EKSPOR
Pelembut
pakaian

Perapih
Pakaian

Body lotion

Minyak Angin

Hasil pengukuran Tingkat Kesiapan inovasi sebuah produk
Smart card, Katsinov 4
Pusat Mikroelektronika Pusat Mikroelektronik ITB
dan PT Xirka Silicon Technology

Smart phone, Katsinov 5
Pusat Mikroelektronika (PME) Institut Teknologi Bandung (ITB),
Koperasi Digital Indonesia Mandiri, PT. Jalawave Integra, PT VS
Technology Indonesia, dan PT TSM.

Hasil pengukuran Tingkat Kesiapan inovasi sebuah produk
Yogurt Serbuk (Yourina), Katsinov 2
Tenant Incubie ITB

Propolis Flouride (Flolis) Pencegah Karies
dan Email, Katsinov 2
PPBT - PT