T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran FaktorFaktor yang Memengaruhi Tumbuh Kembang Balita yang Tinggal di Sekitar TPA BlondoBawenabupaten Semarang T1 BAB II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah dan ukuran sel tubuh
yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat
seluruh bagian tubuh, yang berhubungan dengan perubahan pada
kuantitas (Whaley dan Wong (2000) dalam Supartini (2002)).
Perkembangan adalah peningkatan kapasitas individu untuk
berfungsi yang dicapai melaui proses pertumbuhan, pematangan,
dan
pembelajaran.
Perkembangan
berhubungan
dengan
perubahan secara kualitas (Whaley dan Wong (2000) dalam
Supartini (2002)).
Terdapat beberapa prinsip dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan yang dapat menentukan ciri atau pola dari
pertumbuhan dan perkembangan setiap anak. Prinsip-prinsip
tumbuh kembang di antaranya yaitu :
1. Proses tumbuh kembang sangat bergantung pada aspek
kematangan susunan saraf pada manusia, di mana semakin
kompleks kematangan saraf maka semakin sempurna pula
proses tumbuh kembang yang terjadi mulai dari proses
konsepsi sampai dengan dewasa.
10
2. Proses tumbuh kembang setiap individu sama, yaitu mencapai
proses kematangan, meskipun dalam proses pencapaian
tersebut tidak memiliki kecepatan yang sama antara individu
satu dengan lainnya.
3. Proses tumbuh kembang memiliki pola khas yang dapat terjadi
mulai dari kepala hingga ke seluruh bagian tubuh atau dapat
juga dimulai dari yang sederhana hingga mencapai kemampuan
yang lebih kompleks hingga mencapai kesempurnaan tahap
tumbuh kembang (Narendra (2002) dalam Hidayat (2008)).
Menurut Soetjiningsih 1995, tumbuh kembang anak memiliki
ciri-ciri tertentu yang dimulai sejak konsepsi hingga dewasa,
diantaranya yaitu :
1. Tumbuh kembang adalah proses yang berkelanjutan sejak dari
konsepsi sampai maturasi yang dipengaruhi oleh faktor bawaan
dan lingkungan.
2. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau
perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan
diantara organ-organ. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat
adalah pada masa janin, masa bayi 0 – 1 tahun, dan masa
pubertas.
Sedangkan
pertumbuhan
organ-organ
tubuh
mengikuti 4 pola, yaitu pola umum, limfoid, neural, dan
reproduksi.
11
3. Pola perkembangan anak umumnya sama, tetapi kecepatannya
berbeda antara anak satu dengan lainnya.
4. Perkembangan berhubungan erat dengan maturasi sistem
susunan saraf.
5. Aktivitas selurh tubuh diganti respons individu yang khas.
6. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
7. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan
menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.
2.2 Faktor - Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan saling memengaruhi satu
sama lain dan berjalan secara bersamaan. Pertambahan ukuran
fisik akan disertai dengan pertambahan kemampuan anak.
Menurut Soetjiningsih (1995), faktor yang memengaruhi tumbuh
kembang anak dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Faktor Internal (Genetik) yakni adalah modal awal dalam
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui
intruksi genetik yang terkandung dalam sel telur yang telah
dibuahi dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi
dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir
yang optimal.
12
2. Faktor Eksternal (Lingkungan) yakni faktor yang menentukan
tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang baik
akan
memungkinkan
tercapainya
potensi
bawaan
dan
lingkungan yang kurang baik dapat menghambat potensi
tersebut. Faktor lingkungan dikelompokkan menjadi, yaitu :
a. Faktor prenatal (selama kehamilan) terdiri dari :
1. Gizi.
Nutrisi ibu hamil memengaruhi pertumbuhan janin
terutama selama trisemester akhir kehamilan. Gizi yang
kurang atau bahkan buruk pada ibu pada saat hamil
maupun sebelum hamil seringkali melahirkan bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) bahkan lahir
mati.
2. Mekanis.
Cairan ketuban yang kurang
atau trauma dapat
mengkibatkan bayi lahir dengan cacat bawaan. Posisi
janin yang abnormal di dalam kandungan juga dapat
menyebabkan kelainan congenital.
3. Toksi , zat kimia.
Obat-obatan yang dikonsumsi ibu pada saat hamil dapat
menyebabkan kelainan bawaan, terutama pada saat
masa organogenesis.
13
4. Radiasi.
Radiasi menyebabkan kematian janin, kerusakan otak,
mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya ketika kehamilan
kurang dari 18 minggu.
5. Kelainan endokrin.
6. Infeksi Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV)
dan Herpes simplex virus II (TORCH) atau penyakit
menular seksual.
7. Kelainan imunologi.
8. Psikologi ibu.
Ibu hamil yang mengalami stres akan memengaruhi
tumbuh kembang janin yang dikandungnya. Bayi dapat
lahir dengan cacat bawaan atau cacat kejiwaan.
9. Anoksia embrio.
Menurunnya oksigenasi pada janin melalui gangguan
pada plasenta dapat menyebabkan terjadinya berat
badan lahir rendah.
b. Faktor postnatal
Faktor yang memengaruhi tumbuh kembang anak adalah
gizi, penyakit kronis/kelainan congenital, lingkungan fisik
dan kimia, psikologi, endokrin, sosio ekonomi, lingkungan
pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan.
14
1. Faktor biologis
a. Ras/suku bangsa
Pertumbuhan
somatik
dipengaruhi
oleh
ras/suku
bangsa. Misalnya, bangsa Eropa biasanya lebih tinggi
dibandingkan dengan bangsa Asia.
b. Jenis kelamin
c. Umur
Umur yang paling rawan pada masa tumbuh kembang
yaitu balita, karena yang paling mudah sakit dan sering
terjadi kurang gizi. Masa balita juga butuh perhatian
khusus karena masa balita adalah masa di mana
kepribadian seorang anak terbentuk.
d. Gizi
Nutrisi sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak.
Kebutuhan nutrisi anak dan orang dewasa berbeda, di
mana nutrisi juga dibutuhkan untuk proses pertumbuhan
anak. Nutrisi anak dipengaruhi oleh ketahanan makanan
keluarga.
e. Perawatan kesehatan
Perawatan kesehatan harus dilakukan secara rutin.
Seperti pemeriksaan kesehatan dan menimbang berat
badan anak secara rutin setiap bulan. Hal tersebut dapat
menunjang tumbuh kembang anak.
15
f.
Kepekaan terhadap penyakit
Imunisasi diharapkan dapat mencegah penyakit yang
dapat
mengakibatkan
kecacatan
atau
kematian.
Imunisasi yang dianjurkan sebelum anak berumur satu
tahun yaitu imunisasi BCG, Polio 3 kali, DPT 3 kali,
hepatitis B 3 kali, dan campak. Selain imunisasi, gizi
juga mempengaruhi kepekaan terhadap penyakit.
g. Penyakit kronis
Anak dengan penyakit kronis atau penyakit menahun
biasanya akan tergangggu proses tumbuh kembang dan
pendidikannya.
h. Fungsi metabolisme
Kebutuhan mendasar dalam proses metabolisme pada
setiap umur berbeda khususnya pada anak. Sehingga
memerlukan nutrisi yang diperhitungkan dengan tepat
atau setidaknya memadai.
i.
Hormon.
2. Faktor fisik
a. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah.
b. Sanitasi
Tingkat kebersihan seseorang maupun lingkungan
memegang peran penting dalam timbulnya suatu
penyakit.
Jika
kebersihan
16
kurang,
maka
akan
menyebabkan anak mudah terserang penyakit, misalnya
diare, kecacingan, malaria, demam berdarah, dan lainlain. Begitupula dengan polusi udara yang dapat
mengakibatkan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
Timbulnya penyakit-penyakit dapat mengganggu proses
tumbuh kembang seorang anak.
c. Keadaan rumah : struktur bangunan, ventilasi, cahaya,
kepadatan hunian.
Keadaan rumah yang layak akan menjamin kesehatan
penghuninya.
d. Radiasi.
Radiasi dapat mengganggu tumbuh kembang anak.
3. Faktor psikososial
a. Stimulasi.
Anak yang terstimulasi dengan arahan yang tepat dan
teratur akan bertumbuh dan berkembang lebih cepat
dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan
stimulasi.
b. Motivasi belajar.
Motivasi belajar dapat diberikan melalui lingkungan
kondusif untuk belajar.
17
c. Ganjaran atau hukuman yang wajar.
Jika anak melakukan perbuatan yang baik, maka anak
wajib diberikan apresiasi seperti pujian, ciuman, tepuk
tangan, dan lain-lain. Sebaliknya, jika anak melakukan
kesalahan,
maka
anak
diberikan
hukuman
yang
sewajarnya yang diberikan secara objektif disertai
pengertian dari hukuman yang diberikan.
d. Kelompok sebaya.
Proses sosialisasi dengan lingkungan, anak memerlukan
teman sebaya. Tetapi perhatian orang tua lebih penting
dalam memantau pergaulan anak.
e. Stres.
Stres
pada
anak
berpengaruh
terhadap
tumbuh
kembangnya. Misalnya anak akan menarik diri, rendah
diri, terlambat berbicara, nafsu makan menurun, dan
lain-lain.
f.
Sekolah.
Seorang anak yang mendapatkian pendidikan yang baik
diharapkan dapat meningkatkan taraf
tersebut.
g. Cinta kasih sayang.
h. Kualitas interaksi anak dan orang tua.
18
hidup anak
Interaksi timbal balik yang antara anak dan orang tua
akan menimbulkan keakraban dalam keluarga. Sehingga
anak dan orang tua akan saling terbuka dan segala
permasalahan
akan
dapat
dipecahkan
dengan
kedekatan dan kepercayaan antara anak dan orang tua.
4. Faktor keluarga dan adat istiadat.
a. Pekerjaan/pendapatan orang tua.
Pendapatan orang tua memengaruhi tumbuh kembang
anak, karena jika pendapatan orang tua memadai maka
kebutuhan
primer
ataupun
sekunder
anak
akan
terpenuhi.
b. Pendidikan ayah/ibu.
Tingkat pendidikan orang tua juga memengaruhi tumbuh
kembang anak. Orang tua dengan pendidikan yang baik
akan lebih mengerti cara mengasuh anak dengan baik,
baik menjaga kesehatan anak maupun pendidikannya.
c. Jumlah saudara.
Jumlah anak yang banyak dalam sebuah keluarga akan
memengaruhi
keadaan
sosial
ekonomi
dan
akan
mengakibatkan kurangnya kasih sayang dan perhatian
yang diterima anak.
d. Jenis kelamin dalam keluarga.
19
e. Stabilitas rumah tangga.
Stabilitas
rumah
tangga
dan
keharmonisan
memengaruhi tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang
anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis
dibandingkan dengan keluarga yang tidak harmonis.
f.
Kepribadian ayah dan ibu.
Kepribadian
ayah
dan
ibu
yang
terbuka
tentu
pengaruhnya berbeda terhadap tumbuh kembang anak
dibandingkan
anak
dengan
orang
tua
yang
kepribadiannya tertutup.
g. Adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu.
Adat-istiadat
yang
berlaku
di
tiap
daerah
akan
berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Demikian
pula dengan norma-norma maupun tabu-tabu yang
berlaku di masyarakat yang berpengaruh terhadap
tumbuh kembang anak.
h. Agama.
Pengajaran agama harus ditanamkan sejak dini, karena
dengan memahami agama akan menuntut umatnya
untuk berbuat kebaikan dan kebajikan.
i.
Urbanisasi.
Salah satu dampak dari urbanisasi adalah kemiskinan
dengan segala permasalahan yang akan muncul.
20
j.
Kehidupan politik dalam masyarakat yang memengaruhi
prioritas kepentingan anak, anggaran, dan lain-lain.
2.3
Balita
2.3.1
Pengertian Balita
Balita adalah anak yang berusia 0 – 5 tahun, yang berada dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan yang berada dalam masa
emas atau golden age (UU No.20 (2010) dalam Artha (2012)).
Sedangkan menurut Depkes RI (2015) dalam Widyastuti (2013),
balita adalah anak yang berusia 12 – 59 bulan.
2.3.2
Tumbuh Kembang Balita
Pertumbuhan dan perkembangan adalah suatu proses yang
terjadi pada setiap makhluk hidup. Proses tumbuh kembang pada
anak terjadi sejak dalam kandungan. Setiap organ dan fungsinya
memiliki kecepatan tumbuh kembang yang berbeda (Depkes RI
(2006) dalam Artha (2012)).
Masa balita merupakan periode penting dalam
tumbuh
kembang anak, karena masa balita adalah pertumbuhan dasar
yang akan memengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya.
Pada
masa
balita,
perkembangan
kemampuan
berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelensia
berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan
berikutnya (Soetjiningsih (2010) dalam Artha (2012)).
21
2.4 Tempat
Pembuangan
Akhir
(TPA)
dan Hubungannya
dengan Tumbuh Kembang Anak
TPA merupakan proses terakhir dalam pengelolaan sampah
sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan, pemindahan atau
pengangkutan, hingga pengolahan dan pembuangan (PPLP
Jateng).
TPA dapat mengakibatkan banyak kerugian bila tidak
direncanakan dan dikelola dengan baik. Misalnya, dapat dijadikan
sebagai tempat berkembang dan bersarangnya serangga dan tikus;
menjadi sumber pengotoran tanah, air tanah, maupun udara;
menjadi sumber dan tempat hidup dari kuman-kuman yang
membahayakan kesehatan (Depkes RI (1987) dalam Prihastini
(2011)).
Sebagian
besar
sampah
di
TPA
akan
mengalami
dekomposisi dan sebagian sulit bahkan tidak dapat terdekomposisi.
Sampah yang tidak dapat terdekomposisi dapat mengakibatkan
pencemaran tanah. Sedangkan sampah yang terdekomposisi akan
menghasilkan gas dan cairan yang disebut dengan leachate atau
air lindi. Gas tersebut dapat mengakibatkan gangguan pernafasan
bagi
penduduk
sekitar
TPA.
Sedangkan
air
lindi
dapat
menyebabkan pencemaran pada air permukaan maupun air tanah
di sekitar TPA. Air yang tercemar akan menimbulkan gangguan
22
kesehatan bila dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan seharihari.
Dusun Deres, Desa Kandangan,
Kecamatan Bawen,
Kabupaten Semarang merupakan dusun yang terdekat dengan
TPA Blondo. Dengan posisi wilayah yang berdekatan dengan TPA
mengakibatkan
Dusun
Deres
mendapatkan
dampak
yang
merugikan. Dampak yang terjadi yaitu air tanah menjadi keruh
akibat pencemaran air, bau yang tidak sedap akibat tumpukan
sampah, dan banyaknya lalat di rumah penduduk. Keadaan
lingkungan yang demikian menimbulkan gangguan kesehatan,
terutama pada anak. Adanya gangguan kesehatan mengakibatkan
terganggunya tumbuh kembang anak, terutama pada status gizi
anak.
23
2.5 Kerangka Teori
Ras/suku bangsa
-
Kepekaan
-
terhadap
penyakit
Tumbuh
kembang
balita
Faktor
internal
(Genetik)
Faktor
eksternal
1.
Faktor
biologis
-
Jenis kelamin
-
Perawatan kesehatan
-
Umur
-
Penyakit kronis
-
Gizi
-
Fungsi metabolisme
-
Hormon.
2.
Faktor
fisik
3.
Faktor
psikososial
4.
Faktor
keluarga
dan
adat
istiadat
Cuaca, musim, keadaan
geografis suatu daerah.
-
Sanitasi.
-
Keadaan rumah.
-
Radiasi.
-
Stimulasi.
-
Stres.
-
Motivasi belajar.
-
Sekolah.
-
Ganjaran atau hukuman
yang wajar.
.
-
Kelompok sebaya.
-
Cinta kasih sayang.
-
Kualitas
interaksi
anak
dan orang tua.
-
Pekerjaan/pendapatan orang tua.
-
Pendidikan ayah/ibu.
- Kepribadian ayah dan ibu.
- Adat istiadat, norma-norma, tabu-tabu.
-
Jumlah saudara.
- Agama.
-
Jenis kelamin dalam keluarga.
- Urbanisasi.
-
Stabilitas rumah tangga
- Kehidupan politik dalam masyarakat.
Sumber : Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Gambar 2.1 Kerangka Teori
24
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah dan ukuran sel tubuh
yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat
seluruh bagian tubuh, yang berhubungan dengan perubahan pada
kuantitas (Whaley dan Wong (2000) dalam Supartini (2002)).
Perkembangan adalah peningkatan kapasitas individu untuk
berfungsi yang dicapai melaui proses pertumbuhan, pematangan,
dan
pembelajaran.
Perkembangan
berhubungan
dengan
perubahan secara kualitas (Whaley dan Wong (2000) dalam
Supartini (2002)).
Terdapat beberapa prinsip dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan yang dapat menentukan ciri atau pola dari
pertumbuhan dan perkembangan setiap anak. Prinsip-prinsip
tumbuh kembang di antaranya yaitu :
1. Proses tumbuh kembang sangat bergantung pada aspek
kematangan susunan saraf pada manusia, di mana semakin
kompleks kematangan saraf maka semakin sempurna pula
proses tumbuh kembang yang terjadi mulai dari proses
konsepsi sampai dengan dewasa.
10
2. Proses tumbuh kembang setiap individu sama, yaitu mencapai
proses kematangan, meskipun dalam proses pencapaian
tersebut tidak memiliki kecepatan yang sama antara individu
satu dengan lainnya.
3. Proses tumbuh kembang memiliki pola khas yang dapat terjadi
mulai dari kepala hingga ke seluruh bagian tubuh atau dapat
juga dimulai dari yang sederhana hingga mencapai kemampuan
yang lebih kompleks hingga mencapai kesempurnaan tahap
tumbuh kembang (Narendra (2002) dalam Hidayat (2008)).
Menurut Soetjiningsih 1995, tumbuh kembang anak memiliki
ciri-ciri tertentu yang dimulai sejak konsepsi hingga dewasa,
diantaranya yaitu :
1. Tumbuh kembang adalah proses yang berkelanjutan sejak dari
konsepsi sampai maturasi yang dipengaruhi oleh faktor bawaan
dan lingkungan.
2. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau
perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan
diantara organ-organ. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat
adalah pada masa janin, masa bayi 0 – 1 tahun, dan masa
pubertas.
Sedangkan
pertumbuhan
organ-organ
tubuh
mengikuti 4 pola, yaitu pola umum, limfoid, neural, dan
reproduksi.
11
3. Pola perkembangan anak umumnya sama, tetapi kecepatannya
berbeda antara anak satu dengan lainnya.
4. Perkembangan berhubungan erat dengan maturasi sistem
susunan saraf.
5. Aktivitas selurh tubuh diganti respons individu yang khas.
6. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
7. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan
menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.
2.2 Faktor - Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan saling memengaruhi satu
sama lain dan berjalan secara bersamaan. Pertambahan ukuran
fisik akan disertai dengan pertambahan kemampuan anak.
Menurut Soetjiningsih (1995), faktor yang memengaruhi tumbuh
kembang anak dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Faktor Internal (Genetik) yakni adalah modal awal dalam
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui
intruksi genetik yang terkandung dalam sel telur yang telah
dibuahi dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi
dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir
yang optimal.
12
2. Faktor Eksternal (Lingkungan) yakni faktor yang menentukan
tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang baik
akan
memungkinkan
tercapainya
potensi
bawaan
dan
lingkungan yang kurang baik dapat menghambat potensi
tersebut. Faktor lingkungan dikelompokkan menjadi, yaitu :
a. Faktor prenatal (selama kehamilan) terdiri dari :
1. Gizi.
Nutrisi ibu hamil memengaruhi pertumbuhan janin
terutama selama trisemester akhir kehamilan. Gizi yang
kurang atau bahkan buruk pada ibu pada saat hamil
maupun sebelum hamil seringkali melahirkan bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) bahkan lahir
mati.
2. Mekanis.
Cairan ketuban yang kurang
atau trauma dapat
mengkibatkan bayi lahir dengan cacat bawaan. Posisi
janin yang abnormal di dalam kandungan juga dapat
menyebabkan kelainan congenital.
3. Toksi , zat kimia.
Obat-obatan yang dikonsumsi ibu pada saat hamil dapat
menyebabkan kelainan bawaan, terutama pada saat
masa organogenesis.
13
4. Radiasi.
Radiasi menyebabkan kematian janin, kerusakan otak,
mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya ketika kehamilan
kurang dari 18 minggu.
5. Kelainan endokrin.
6. Infeksi Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV)
dan Herpes simplex virus II (TORCH) atau penyakit
menular seksual.
7. Kelainan imunologi.
8. Psikologi ibu.
Ibu hamil yang mengalami stres akan memengaruhi
tumbuh kembang janin yang dikandungnya. Bayi dapat
lahir dengan cacat bawaan atau cacat kejiwaan.
9. Anoksia embrio.
Menurunnya oksigenasi pada janin melalui gangguan
pada plasenta dapat menyebabkan terjadinya berat
badan lahir rendah.
b. Faktor postnatal
Faktor yang memengaruhi tumbuh kembang anak adalah
gizi, penyakit kronis/kelainan congenital, lingkungan fisik
dan kimia, psikologi, endokrin, sosio ekonomi, lingkungan
pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan.
14
1. Faktor biologis
a. Ras/suku bangsa
Pertumbuhan
somatik
dipengaruhi
oleh
ras/suku
bangsa. Misalnya, bangsa Eropa biasanya lebih tinggi
dibandingkan dengan bangsa Asia.
b. Jenis kelamin
c. Umur
Umur yang paling rawan pada masa tumbuh kembang
yaitu balita, karena yang paling mudah sakit dan sering
terjadi kurang gizi. Masa balita juga butuh perhatian
khusus karena masa balita adalah masa di mana
kepribadian seorang anak terbentuk.
d. Gizi
Nutrisi sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak.
Kebutuhan nutrisi anak dan orang dewasa berbeda, di
mana nutrisi juga dibutuhkan untuk proses pertumbuhan
anak. Nutrisi anak dipengaruhi oleh ketahanan makanan
keluarga.
e. Perawatan kesehatan
Perawatan kesehatan harus dilakukan secara rutin.
Seperti pemeriksaan kesehatan dan menimbang berat
badan anak secara rutin setiap bulan. Hal tersebut dapat
menunjang tumbuh kembang anak.
15
f.
Kepekaan terhadap penyakit
Imunisasi diharapkan dapat mencegah penyakit yang
dapat
mengakibatkan
kecacatan
atau
kematian.
Imunisasi yang dianjurkan sebelum anak berumur satu
tahun yaitu imunisasi BCG, Polio 3 kali, DPT 3 kali,
hepatitis B 3 kali, dan campak. Selain imunisasi, gizi
juga mempengaruhi kepekaan terhadap penyakit.
g. Penyakit kronis
Anak dengan penyakit kronis atau penyakit menahun
biasanya akan tergangggu proses tumbuh kembang dan
pendidikannya.
h. Fungsi metabolisme
Kebutuhan mendasar dalam proses metabolisme pada
setiap umur berbeda khususnya pada anak. Sehingga
memerlukan nutrisi yang diperhitungkan dengan tepat
atau setidaknya memadai.
i.
Hormon.
2. Faktor fisik
a. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah.
b. Sanitasi
Tingkat kebersihan seseorang maupun lingkungan
memegang peran penting dalam timbulnya suatu
penyakit.
Jika
kebersihan
16
kurang,
maka
akan
menyebabkan anak mudah terserang penyakit, misalnya
diare, kecacingan, malaria, demam berdarah, dan lainlain. Begitupula dengan polusi udara yang dapat
mengakibatkan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
Timbulnya penyakit-penyakit dapat mengganggu proses
tumbuh kembang seorang anak.
c. Keadaan rumah : struktur bangunan, ventilasi, cahaya,
kepadatan hunian.
Keadaan rumah yang layak akan menjamin kesehatan
penghuninya.
d. Radiasi.
Radiasi dapat mengganggu tumbuh kembang anak.
3. Faktor psikososial
a. Stimulasi.
Anak yang terstimulasi dengan arahan yang tepat dan
teratur akan bertumbuh dan berkembang lebih cepat
dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan
stimulasi.
b. Motivasi belajar.
Motivasi belajar dapat diberikan melalui lingkungan
kondusif untuk belajar.
17
c. Ganjaran atau hukuman yang wajar.
Jika anak melakukan perbuatan yang baik, maka anak
wajib diberikan apresiasi seperti pujian, ciuman, tepuk
tangan, dan lain-lain. Sebaliknya, jika anak melakukan
kesalahan,
maka
anak
diberikan
hukuman
yang
sewajarnya yang diberikan secara objektif disertai
pengertian dari hukuman yang diberikan.
d. Kelompok sebaya.
Proses sosialisasi dengan lingkungan, anak memerlukan
teman sebaya. Tetapi perhatian orang tua lebih penting
dalam memantau pergaulan anak.
e. Stres.
Stres
pada
anak
berpengaruh
terhadap
tumbuh
kembangnya. Misalnya anak akan menarik diri, rendah
diri, terlambat berbicara, nafsu makan menurun, dan
lain-lain.
f.
Sekolah.
Seorang anak yang mendapatkian pendidikan yang baik
diharapkan dapat meningkatkan taraf
tersebut.
g. Cinta kasih sayang.
h. Kualitas interaksi anak dan orang tua.
18
hidup anak
Interaksi timbal balik yang antara anak dan orang tua
akan menimbulkan keakraban dalam keluarga. Sehingga
anak dan orang tua akan saling terbuka dan segala
permasalahan
akan
dapat
dipecahkan
dengan
kedekatan dan kepercayaan antara anak dan orang tua.
4. Faktor keluarga dan adat istiadat.
a. Pekerjaan/pendapatan orang tua.
Pendapatan orang tua memengaruhi tumbuh kembang
anak, karena jika pendapatan orang tua memadai maka
kebutuhan
primer
ataupun
sekunder
anak
akan
terpenuhi.
b. Pendidikan ayah/ibu.
Tingkat pendidikan orang tua juga memengaruhi tumbuh
kembang anak. Orang tua dengan pendidikan yang baik
akan lebih mengerti cara mengasuh anak dengan baik,
baik menjaga kesehatan anak maupun pendidikannya.
c. Jumlah saudara.
Jumlah anak yang banyak dalam sebuah keluarga akan
memengaruhi
keadaan
sosial
ekonomi
dan
akan
mengakibatkan kurangnya kasih sayang dan perhatian
yang diterima anak.
d. Jenis kelamin dalam keluarga.
19
e. Stabilitas rumah tangga.
Stabilitas
rumah
tangga
dan
keharmonisan
memengaruhi tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang
anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis
dibandingkan dengan keluarga yang tidak harmonis.
f.
Kepribadian ayah dan ibu.
Kepribadian
ayah
dan
ibu
yang
terbuka
tentu
pengaruhnya berbeda terhadap tumbuh kembang anak
dibandingkan
anak
dengan
orang
tua
yang
kepribadiannya tertutup.
g. Adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu.
Adat-istiadat
yang
berlaku
di
tiap
daerah
akan
berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Demikian
pula dengan norma-norma maupun tabu-tabu yang
berlaku di masyarakat yang berpengaruh terhadap
tumbuh kembang anak.
h. Agama.
Pengajaran agama harus ditanamkan sejak dini, karena
dengan memahami agama akan menuntut umatnya
untuk berbuat kebaikan dan kebajikan.
i.
Urbanisasi.
Salah satu dampak dari urbanisasi adalah kemiskinan
dengan segala permasalahan yang akan muncul.
20
j.
Kehidupan politik dalam masyarakat yang memengaruhi
prioritas kepentingan anak, anggaran, dan lain-lain.
2.3
Balita
2.3.1
Pengertian Balita
Balita adalah anak yang berusia 0 – 5 tahun, yang berada dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan yang berada dalam masa
emas atau golden age (UU No.20 (2010) dalam Artha (2012)).
Sedangkan menurut Depkes RI (2015) dalam Widyastuti (2013),
balita adalah anak yang berusia 12 – 59 bulan.
2.3.2
Tumbuh Kembang Balita
Pertumbuhan dan perkembangan adalah suatu proses yang
terjadi pada setiap makhluk hidup. Proses tumbuh kembang pada
anak terjadi sejak dalam kandungan. Setiap organ dan fungsinya
memiliki kecepatan tumbuh kembang yang berbeda (Depkes RI
(2006) dalam Artha (2012)).
Masa balita merupakan periode penting dalam
tumbuh
kembang anak, karena masa balita adalah pertumbuhan dasar
yang akan memengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya.
Pada
masa
balita,
perkembangan
kemampuan
berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelensia
berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan
berikutnya (Soetjiningsih (2010) dalam Artha (2012)).
21
2.4 Tempat
Pembuangan
Akhir
(TPA)
dan Hubungannya
dengan Tumbuh Kembang Anak
TPA merupakan proses terakhir dalam pengelolaan sampah
sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan, pemindahan atau
pengangkutan, hingga pengolahan dan pembuangan (PPLP
Jateng).
TPA dapat mengakibatkan banyak kerugian bila tidak
direncanakan dan dikelola dengan baik. Misalnya, dapat dijadikan
sebagai tempat berkembang dan bersarangnya serangga dan tikus;
menjadi sumber pengotoran tanah, air tanah, maupun udara;
menjadi sumber dan tempat hidup dari kuman-kuman yang
membahayakan kesehatan (Depkes RI (1987) dalam Prihastini
(2011)).
Sebagian
besar
sampah
di
TPA
akan
mengalami
dekomposisi dan sebagian sulit bahkan tidak dapat terdekomposisi.
Sampah yang tidak dapat terdekomposisi dapat mengakibatkan
pencemaran tanah. Sedangkan sampah yang terdekomposisi akan
menghasilkan gas dan cairan yang disebut dengan leachate atau
air lindi. Gas tersebut dapat mengakibatkan gangguan pernafasan
bagi
penduduk
sekitar
TPA.
Sedangkan
air
lindi
dapat
menyebabkan pencemaran pada air permukaan maupun air tanah
di sekitar TPA. Air yang tercemar akan menimbulkan gangguan
22
kesehatan bila dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan seharihari.
Dusun Deres, Desa Kandangan,
Kecamatan Bawen,
Kabupaten Semarang merupakan dusun yang terdekat dengan
TPA Blondo. Dengan posisi wilayah yang berdekatan dengan TPA
mengakibatkan
Dusun
Deres
mendapatkan
dampak
yang
merugikan. Dampak yang terjadi yaitu air tanah menjadi keruh
akibat pencemaran air, bau yang tidak sedap akibat tumpukan
sampah, dan banyaknya lalat di rumah penduduk. Keadaan
lingkungan yang demikian menimbulkan gangguan kesehatan,
terutama pada anak. Adanya gangguan kesehatan mengakibatkan
terganggunya tumbuh kembang anak, terutama pada status gizi
anak.
23
2.5 Kerangka Teori
Ras/suku bangsa
-
Kepekaan
-
terhadap
penyakit
Tumbuh
kembang
balita
Faktor
internal
(Genetik)
Faktor
eksternal
1.
Faktor
biologis
-
Jenis kelamin
-
Perawatan kesehatan
-
Umur
-
Penyakit kronis
-
Gizi
-
Fungsi metabolisme
-
Hormon.
2.
Faktor
fisik
3.
Faktor
psikososial
4.
Faktor
keluarga
dan
adat
istiadat
Cuaca, musim, keadaan
geografis suatu daerah.
-
Sanitasi.
-
Keadaan rumah.
-
Radiasi.
-
Stimulasi.
-
Stres.
-
Motivasi belajar.
-
Sekolah.
-
Ganjaran atau hukuman
yang wajar.
.
-
Kelompok sebaya.
-
Cinta kasih sayang.
-
Kualitas
interaksi
anak
dan orang tua.
-
Pekerjaan/pendapatan orang tua.
-
Pendidikan ayah/ibu.
- Kepribadian ayah dan ibu.
- Adat istiadat, norma-norma, tabu-tabu.
-
Jumlah saudara.
- Agama.
-
Jenis kelamin dalam keluarga.
- Urbanisasi.
-
Stabilitas rumah tangga
- Kehidupan politik dalam masyarakat.
Sumber : Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Gambar 2.1 Kerangka Teori
24