Kecepatan reaksi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Beakag
Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimia yang
berlangsung per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi
yang dihasilkan tiap detik reaksi. Perkaratan besi merupakan contoh reaksi kimia yang
berlangsung lambat, sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah contoh reaksi yang
cepat.
Laju reaksi dipelajari oleh cabang ilmu kimia yang disebut kinetika kimia.
1.2. Tujuan
Untuk mengtahui pengaruh konsentrasi reaksi pada kecepatan reaksi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cabang ilmu kimia yang khusus mempelajari tentang kecepatan reaksi disebut
kinetika kimia. Tujuan utama kinetika kimia ialah menjelaskan bagaimana kecepatan
bergantung pada konsentrasi reaktan dan mengetahui mekanisme suatu reaksi berdasarkan
pengetahuan tentang laju reaksi yang diperoleh dari eksperimen (Oxtoby, 2001).
Kecepatan reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi persatuan waktu.
Kecepatan reaksi kimia terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau konsentrasi
molekul produk terhadap waktu. Kecepatan reaksi tidak tetap melainkan berubah terus

menerus seiring dengan perubahan konsentrasi (Chang, 2006).
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecepatan reaksi adalah sebagai berikut :
1. Konsentrasi
Suatu zat yang bereaksi mempunyai konsentrasi yang berbeda-beda. Konsentrasi
menyatakan pengaruh kepekatan atau zat yang berperan dalam proses reaksi. Semakin besar
nilai konsentrasi, maka laju reaksi akan semakin cepat. Hal ini dikarenakan zat yang
konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga partikelpartikelnya tersusun lebih rapat dibangding zat yang konsentrasinya rendah. Partikel yang
susunannya lebih rapat, akan sering bertumbukan dibandingkan dengan partikel yang
susunannya renggang, sehingga kemudian terjadinya reaksi semakin besar (Utami, 2009).
2. Suhu
Kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi karena dengan naiknya suhu, energi
kinetik partikel zat-zat meningkat sehingga memungkinkan semakin banyaknya tumbukan
efektif yang menghasilkan perubahan. Berdasarkan teori tumbukan, reaksi terjadi bila
molekul bertumbukan dengan energi yang cukup besar disebut energi aktivasi.
3. Luas permukaan
Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin luas permukaan zat akan
semakin banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan semakin besar peluang adanya
tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan. Semakin luas permukaan zat dan semakin
kecil ukuran partikel zat, maka reaksi pun akan semakin cepat (Oxtoby, 2001).
4. Katalis

Katalis adalah suatu zat yang berfungsi mempercepat terjadinya reaksi, tetapi pada
akhir reaksi dapat diperoleh kembali. Fungsi katalis adalah menurunkan energi aktivasi

sehingga jika ke dalam suatu reaksi ditambahkan katalis, maka reaksi akan lebih mudah
terjadi (Utami, 2009).
Kehadiran katalis dalam suatu reaksi dapat memberikan mekanisme alternatif untuk
menghasilkan hasil reaksi dengan energi yang lebih rendah dibandingkan dengan reaksi tanpa
katalis. Energi pengaktifan yang lebih rendah menunjukkan bahwa jumlah bagian dari
molekul-molekul yang memiliki energi kinetik cukup untuk bereaksi jumlahnya lebih
banyak. Jadi kehadiran katalis adalah meningkatkan adanya tumbukan yang efektif, yang
berarti juga memperbesar laju reaksi (Supardi, 2008).
Reaksi kimia terjadi karena adanya tumbukan yang efektif antara partikel-partikel zat
yang bereaksi. Tumbukan efektif adalah tumbukan yang mempunyai energi cukup untuk
memutuskan ikatan-ikatan pada zat yang bereaksi. Sebelum suatu tumbukan terjadi, partikelpartikel memerlukan suatu energi minimum yang disebut energi pengaktifan atau energi
aktivasi (Ea). Energi pengaktifan atau energi aktivasi adalah energi minimum yang
diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi. Ketika reaksi sedang berlangsung akan
terbentuk zat kompleks teraktivasi. Zat kompleks teraktivasi berada pada puncak energi. Jika
reaksi berhasil, maka zat kompleks teraktivasi akan terurai menjadi zat hasil reaksi (Utami,
2009).


BAB III
METODOLOGI
3.1.
Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
 Tabung reaksi
 Penjepit tabung
 Gelas piala
 Kaki tiga
 Kasa asbet
 Bunset/alat pemanas
 Stopwatch
 Thermometer
 Gelas ukur
 Pipet mohr/volumetri 5 dan 10 ml.
3.1.2. Bahan
 Larutan asam klorida (HCL) 0.10 N, 0.05 N, 0.1 N
 Larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0.10 N, 0.05 N, 0.01 N
 Spidol hitam.


3.2. Metode
1. Pengaruh konsentrasi HCL
Pereaksi
Na2S2O3 0.10 M
HCL 0.10 N
HCL 0.05 N
HCL 0.1 N






(ml
)
(ml
)
(ml
)
(ml

)

Tabung reaksi ke3
4

1

2

5

6

5

5

5

-


-

-

-

-

-

5

-

-

-

-


-

-

5

-

-

-

-

-

-

5


Siapkan 6 (enam) reaksi dengan pereaksi mengacu pada tabel di atas
Tuangkan pereaksi tabung ke-6 ke tabung ke-1, dengan cepat tang kembali ke
tabung ke-6
Amati dan catat perubahan warna dan waktu yang diprlukan reaksi, yaitu
sampai mulai terjadi kekeruhan.
Dengan cara yang sama, lakukan tabung ke-5 ke tabung ke-2 serta tabung ke-4
ke tabung ke-3

2. Pengaruh konsentrasi teosulfat (Na2S2O3)
Pereaksi
HCL 0.01 N
Na2S2O3 0. 01
Na2S2O3 0.05
Na2S2O3 0.10



(ml
)

(ml
)
(ml
)
(ml
)

Tabung reaksi ke3
4

1

2

5

6

5


5

5

-

-

-

-

-

-

5

-


-

-

-

-

-

5

-

-

-

-

-

-

5

Untuk stepnya lakukan seperti pada bagian 1 pengaruh konsentrai HCL

BAB IV
HASIL DAN PEBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
1. Pengaruh Konsentrasi HCL
No TabungKet(s)
.
1.
1-6
60
2.
2-5
104
3.
3-4
133
2. Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3
No
.
1.
2.
3.

1/t

M

0,016
0,010
0,008

0,10
0,05
0,01

TabungKe-

t(s)

1/t

M

1-6
2-5
3-4

497
135
113

0,002
0,007
0,009

0,10
0,05
0,01

3. Pengaruh Temperatur pada Reaksi HCL+Na2S2O3
No
.
1.
2.
3.

TabungKe-

t(s)

1/t

Suhu

1-6
2-5
3-4

960
156
28

0,001
0,006
0,036

Suhukamar
500
1000

4. Pengaruh Temperatur pada Reaksi H2C2O4+KmnO4 dalam suasana Asam.
No
.
1.
2.
3.

TabungKe-

t(s)

1/t

Suhu

1-4
2-5
3-6

1510
1988
3084

0,0007
0,0005
0,0003

Suhukamar
500
1000

5. Pengaruh adanya penambahan MnSO4
No

TabungKe-

t(s)

1/t

PerubahanWarna

.
1.
2.
3.

1
2
3

65
796
2398

0,015
0,001
0,000

Ungu-keruh
Ungu-keruh
Ungu-keruh

1/t
0,0009
0,0019

PerubahanWarna
Ungu-keruh
Ungu-keruh

6. Pengaruh adanya Autokatalisator
No
1.
2.

Tabungke1
2

t(s)
1113
534

Perhitungan
1. Pengenceran HCL 0,01 M
V1.M1=V2.
M2
100ml.0,01M = V2.0,05M
V2 = 1/5.10-2
V2 = 0,2.102
V2 = 2.10-1.102
V2 = 20 ml
2. Pengenceran H2SO4 1 M
100ml . 1 = V2.3
V2 = 100/3
V2 = 33,3 ml
3. Pengenceran H2SO4 0,01 M
100ml . 0,01 M = V2 . 1 M
V2 = 1/1
V2 = 1 ml
4. Pengenceran H2C2O4 0,1 M
100ml . 0,1 M = V2 . 1 M
V2 = 10/1
V2 = 10 ml
5. Pengenceran H2C2O4 0,01 M
100ml . 0,01 M = V2 . 0,1 M
V2 = 1/10-1
V2 = 10 ml
6. Pengenceran MnSO4 2%
100ml . 1 M = V2 . 2%
V2 = 100/0,02

V2 = 100/2.10-2
V2 = 5.000
4.2.

Pembahasan
a. Pengaruh Konsentrasi HCL
Ketika larutan Na2S2O3 sebanyak 5 ml dicampurkan dengan 5
ml HCL 0,1 N dalam waktu 60 detik warnanya berubah menjadi
keruh. Kemudian ketika 5 ml Na 2S2O3 0,10 M dicampur dengan 5
ml HCL 0,05 N dalam waktu 104 detik warnanya berubah keruh,
adapun ketika 5 ml Na2S2O3 0,10 M dicampurkan dengan 5 ml
HCL 0,10 dalam waktu 133 detik warna berubah menjadi keruh,
semakin besar konsentrasinya, laju akan semakin cepat.

b. Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3
Ketika larutan HCL 0,01 N dicampur dengan 5 ml Na 2S2O3 0,10
N dalam waktu 497 detik warnanya berubah menjadi keruh,
kemudian ketika 5 ml HCL 0,01 N dicampur dengan N 2S2O3 0,05 N
warna berubah menjadi keruh dalam waktu 135 detik, dan ketika
5 ml HCL 0,01 N dicampur dengan 5 ml Na 2S2O3 0,01 N dalam
waktu 113 detik warna berubah menjadi keruh. Semakin besar
konsentrasi N2S2O3 maka akan memperlambat laju reaksi.
c. Pengaruh Temperatur. Reaksi HCL + Na2S2O3
Ketika 5 ml larutan HCL 0,01 N dicampur dengan 5 ml
Na2S2O30,01 N dalamsuhukamar. Pada saat waktu 960 warnanya
berubah menjadi keruh, kemudian dengan reaksi sama dalam
suhu 500C dengan waktu 156 detik warnanya berubah menjadi
keruh. Adapun pada suhu 1000C warnanya berubah menjadi
keruh dalam waktu yang singkat 28 detik.Dapat diketahui
temperature sangat mempengaruhi laju reaksi, semakin tinggi
suhu lajureaksi semakin cepat.
d. Pengaruh Temperatur. Reaksi H2C2O4+KmnO dalam suasana
asam.
Ketika 8 ml H2C2O40,01 N direaksikan dengan 2 ml H 2SO4 0,01
N dengan suhu kamar, dalam waktu 1510 detik warnanya
berubah menjadi keruh. Pada reaksi yang sama dengan suhu
500C dalam waktu 1988 detik warnanya berubah menja dikeruh.
Dan pada reaksi ketiga dengan suhu 100 0C perubahan warna
menjadi keruh dalam waktu 3.084 detik. Dalam suasana asam,
semakin tinggi suhu maka laju reaksi semakin lambat.
e. Pengaruh adanya penambahan MnSO4

Pada saat 6 ml H2C2O4 0,01 N ditambahkan 2 ml H 2SO4 0,01 N
dan 4 ml MnSO4 1 N ditetesi KmnO4 warnanya berubah menjadi
ungu dan kemudian dalam waktu 65 detik warnanya berubah
menjadi keruh, dan saat 6 ml H 2C2O4 0,01 N ditambahkan 2 ml
H2SO4 0,01 N ditambahkan 2 ml H2SO4 0,01 N dan 1 ml MnSO4 1 N
serta 3 ml H2O ditetesi KmnO4 0,10 N warnanya berubah keruh
dalam waktu 796 detik.
Pada saat 6 ml H2C2O4 0,01 N ditambahkan 2 ml H2SO4 0,01 N +
H2O 4 ml ketika ditetesi KmnO 4, warna berubah dari ungu
menjadi keruh dalam waktu 2348 detik.
Berdasarkan hasil tersebut adanya penambahan MnSO 4 yang
ditambahkan, akan memperlambat laju reaksi.
f. Pengaruh adanya Autokatalisator.
Pada saat reaksi 5 ml H2C2O4 0,10 N ditambahkan 1 ml H 2SO4 1
N + H2O 3 ml ketika ditetesi KmnO4 0,10 N warnanya berubah
menjadi ungu, dan dalam waktu 113 detik warnanya menjadi
keruh. Adapun pada reaksi 2ml H2C2O4 0,01 N ditambahkan 5 ml
H2SO4 1,0 N ditambahkan 3 ditetesi KmnO 4 0,10 N warnanya
berubah keruh. Berdasarkan hasil tersebut, maka terbentuk
katalis dengan sendirinya yang disebut sebagai autokatalisator,
akan mempercepat laju reaksi.

4.3.

Pertanyaan
1) Tuliskan rumus Arrchenius yang menyatakan ketergantungan laju
reaksi terhadap temperature. Dengan rumus Arrchenius,
tentukanlah kenaikan laju reaksi. Jika temperature reaksi dinaikan
dari 270C ke 500C dengan energy aktivasi 13,2kj/mol-1!
Penyelesaian: k = A.l – Ea/R.T
Keterangan;
Ea = energi aktivasi (kj/mol)
l = basik skala Logaritma
R = konstanta gas
T = suhu mutlak
A = faktor frekuensi
k = konstanta laju reaksi.
Diketahui;
Ea = 13,2 kj/mol-1 = 13200 j/mol-1
T1 = 270C + 273 = 300 k
T2 = 500C + 273 = 323 k
Ditanyakan; k ?

Jawaban;

T = T2-T1
= 323 - 300
= 23 k
k = A.l - 13200/8,314 (23)
k = A.l - 13200/191,222 = A.l - 69,03

2) Tuliskan reaksi lengkap yang terjadi antara asam oksalat dengan
kalium permanganate pada suasana asam!
Penyelesaian; H2C2O4 + 2 MnO46CO2+ 3H2O+MnO.
 C2O42- + MnO42CO2 + Mn2+
Reduksi: MnO4Mn2+
2Oksidasi: C2O4
2CO2
Reduksi: MnO4- + 8H+ + 5eMn2+ + 4H2O
)x2
2Oksidasi: C2O4
2CO2+2e
)x5
Reduksi: 2MnO4- +16H+ + 10e2Mn2+ + 8H2O
Oksidasi: 5C2O4210CO2 + 10e2MnO4- +16H+ + 5C2O422Mn2+ + 8H2O +
10CO2
3) Beberapa asam oksalat (Bm=126) yang harus ditimbang untuk
membuat larutan asam oksalat 0,1 N sebanyak 250 ml.
Penyelesaian.
Diketahui;
Bm/Mr = 126
m
= 0,1N
v
= 250 ml
Ditanyakan; massa asam oksalat?
Jawaban ;
M
= gram/Mr = 1000/ml
0,1N = gram/126.1000/250ml
0,1N = gram/126.4
4gram
= 12,6
gram = 12,6/4
=3,15 gram

BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari percobaan kecepatan reaksi atau laju reaksi dapat disimpulkan:
a) Laju reaksi adalah adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau
hasil reaksi dalam setiap satuan waktu.
b) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kecepatan
reaksi, yaitu: konsentrasi, temperatur, luas permukaan, tekanan
atau volume, dan katalis.

Saran
1. Sebelum memulai praktikum: cek perlengkapan, bahan, dan alat.
2. Sebelum melakukan praktikum, usahakan sudah memahami
materi.
3. Lakukan praktikum dengan hati-hati (saat menggunakan alat) .
4. Tanyakan kembali pada pembimbing praktikum bila ada yang
kurang dipahami.

DAFTAR PUSTAKA



Rochman, Nur. Djuanda, Dede. dkk. 2013. Modul Praktikum Kimia




Dasar. Bogor: Universitas Djuanda.
Sukamto, Joko. 2012. Pista Modul Kimia 2. Skaharjo: CV.Seti.Aji.
Prabawa, Hadi. Jayaprana, Sandya. 1997. Ilmu Kimia. Jakarta:
Erlangga.