KAJIAN MUSIK PENGIRING PADA TARI CAKALELE DI MEDAN.
KAJIAN MUSIK PENGIRING PADA TARI CAKALELE
DI MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
STELLA DEBORA PELUPESSY NIM : 209142051
PROGRAM STUDI SENI MUSIK
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(2)
(3)
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
DIGANTI MENJADI GAMBAR SCAN
Skripsi ini telah diuji dan dinyatakan telah Memenuhi persyaratan untuk memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Medan, September 2014 Tim Penguji,
Nama TandaTangan
1. Dra. Tuti Rahayu, M.Si _________________
NIP. 19661201 199303 2 002
2. Panji Suroso, M.Si _________________
NIP. 19741230 200604 1 003
3. Octaviana Tobing, M.Pd ___
NIP. 19631017 200112 2 001
4. Mukhlis Hasbula, M.Sn ___
(4)
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING GANTI MENJADI GAMBAR SCAN
Skripsi ini diajukan oleh Stella Debora Pelupessy, NIM 209142051 Jurusan Sendratasik
Program Studi Pendidikan Seni Musik/ S-1 Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Medan, September 2014 Disetujui oleh:
Dosen Pembimbing Skripsi I Dosen Pembimbing Skripsi II
Dra. Tuti Rahayu, M.Si Panji Suroso, M.Si
(5)
(6)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Negeri Medan dengan judul “Kajian Musik Pengiring Pada Tari Cakalele di Medan” Dalam penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik moral maupun materil. Oleh karena itu dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis menuturkan ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan
2. Dr. Isda Pramuniati, M. Hum. Selaku Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.
3. Dra.Tuti Rahayu, M.Si. selaku Ketua Jurusan Sendratasik serta Dosen Pembimbing Skripsi
4. Uyuni Widyatusti, M.Pd selaku Sekrtaris Jurusan Sendratasik.
5. Panji Suroso, M.Si. selaku Ketua Program Pendidikan Seni Musik, sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi
6. Octaviana Tobing, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik 7. Bapak/Ibu Dosen di Jurusan Sendratasik FBS UNIMED
8. Anggota Pemuda Maluku Indonesia bersatu di Medan Sumatera Utara
9. Teristimewa kepada Orang Tua, Bpk Yopi Max Pelupessy dan Ibu Juliana Nikijuluw yang selama ini selalu memberikan kasih sayang, baik moril
(7)
iii
maupun materil, motiviasi, semangat dan doa yang tulus yang tiada hentinya. Terimakasih untuk segala harapan yang terlahir sehingga saya bisa mencapai pendidikan sarjana.
10.Para sahabat, Alor (Maria, Eka, Sally, Dwi Nova), Lena Marpaung, Remulus, Desman, William, Sihar, Lusita, dan rekan rekan lainnya di Prodi Seni Musik 2009. Kepada para senior dan junior yang telah memberikan dukungan doa, dan motivasi.
11.Jim Richard Kelo, selaku orang yang terkasih yang banyak memberikan semangat, doa, serta menemani penulis dalam melakukan penelitian hingga skripsi ini dapat diselesaikan
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari yang diharapkan, baik dari segi kalimat, isi, dan juga teknik penguraiannya. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini.
Medan, September 2014 Penulis
(8)
i
ABSTRAK
STELLA DEBORA PELUPESSY, NIM 209142051, Skipsi, KAJIAN BENTUK MUSIK PENGIRING PADA TARI CAKALELE DI MEDAN, Jurusan Sendratasik, Program Studi Pendidikan Seni Musik, Universitas Negeri Medan 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran musik pengiring pada tari cakalele, bentuk musik pengiring dalam tari cakalele, serta alat musik yang digunakan dalam tari cakalele yang ada di kota Medan.
Beberapa teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori peran, teori musik, teori bentuk, teori tari, serta pengertian tari cakalele.Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Lokasi penelitian dilakukan di Medan, Sumatra Utara tepatnya di Gereja GPIB Immanuel Medan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 hingga bulan Desember 2013.Populasi dan sampel penelitian ini berkaitan pemain musik pengiring dalam tari cakalele sebanyak empat orang, pelatih tari cakalele sebanyak satu orang, penari cakalele sebanyak tiga orang, tetua adat suku Maluku di Medan sebanyak satu orang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa musik dan tari dalam tarian cakalele tidak dapat di pisahkan antara satu dengan yang lain, karna memiliki hubungan yang sangat erat. Musik pengiring pada tari cakalele memiliki peran untuk memberikan ilustrasi atau gambaran suasana, menimbulkan rangsangan dari dalam diri penari.sebagai sarana pengungkapan emosional, sebagai sarana hiburan, sebagai sarana komunikasi, sebagai sarana menjaga identitas suku dan sebagai pengintegritas pemain dan penikmat karya. Alat musik yang digunakan antara lain, tifa, kuli bia, dan keyboard sebagai pengganti alat musik tasa. Bentuk musik pengiringnnya memiliki tempo yang bersemangat. Pada alat musik keyboard, digunakan sebagai pembawa tempo. Pada alat musik kulibia, alat musik ini dimainkan tidak berdasarkan tempo yang diberikan oleh keyboard. Sedangkan pada alat musik tifa terdapat empat motif yang berbeda yang dimainkan serentak oleh dua buah tifa.
(9)
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Alat Musik Tifa... 38
Gambar 4.2. Alat Musik Kulibia ... 40
Foto 4.1. Dokumentasi Latihan ... 46
Foto 4.2. Dokumentasi Latihan ... 47
Foto 4.3. Dokumentasi Latihan ... 49
Foto 4.4. Dokumentasi Latihan ... 51
Foto4.5. Dokumentesi Latihan ... 52
Partitur 4.1. Contoh Partitur Musik Pengiring Cakalele ... 43
Partitur 4.2. Ritme Kulibia ... 44
Partitur 4.3. Ritme Tasa ... 45
Partitur 4.4. Motif Tifa 1 ... 45
Partitur4.5. Ritme Tifa 2 ... 47
Partitur 4.6. Motif Tifa 3 ... 49
(10)
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMaluku merupakan salah satu suku dari sekian banyak suku yang ada di Indonesia dan merupakan salah satu suku tertua dan terletak di Indonesia bagian Timur. Secara internasional suku Maluku lebih di kenal dengan nama Molucan atau Mollucas. Terdapat berbagai macam kebudayaan yang berkembang di kota Maluku. Akibat adanya masa penjajahan bangsa asing di kepulauan Maluku terdapat beberapa kebudayaan Maluku yang di pengaruhi oleh budaya luar, misalnya seperti bahasa, nyanyian rakyat, tarian tradisional dan sebagainya.
Suku Maluku juga mulai tersebar ke berbagai wilayah di Indonesia salah satunya di Medan, Sumatra Utara. Penyebaran suku Maluku pertama kali terjadi ketika zaman kolonialisme Belanda, di mana pemerintah Belanda saat itu membentuk suatu gerakan yang di sebut dengan KNIL (Koninklijk Nederlands-Indisch Leger) yang didirikan di seluruh Indonesia. Pada saat itu suku Maluku yang menjadi pasukan Belanda di KNIL di perbantukan ke Medan, Sumatra Utara untuk kepentingan pemerintahan Belanda. Dengan adanya persebaran masyarakat suku Maluku ini melalui KNIL ke kota Medan, maka bahasa dan budayanya pun ikut tersebar. Tarian tradisional, alat musik tradisional, Bahasa dan nyanyian tradisional perlahan tapi pasti di bawa ke Medan dan dijadikan warisan kebudayaan bagi masyarakat suku Maluku bagi anak cucu yang lahir di Medan, dengan harapan masyarakat suku Maluku yang tinggal di Medan tidak melupakan kebudayaan sukunya sendiri.
(11)
Kebudayaan suku Maluku yang di bawa ke Medan memiliki keunikan tersendiri dan jauh berbeda dengan kebudayaan masyarakat setempat, yang di dominasi oleh suku Batak dan Melayu. Baik melalui bentuk gerakan tari, makna tarian, pakaian dalam menari, alat musik pengiring tari, bentuk musik iringan, lirik dalam lagu, sudah tentu berbeda jauh dengan adat budaya setempat.Salah satu kebudayaan yang cukup terkenal di Indonesia ini adalah tari Poco – poco yang biasanya diiringi oleh musik khas Maluku, dan bahasa Maluku. Namun yang perlu di ketahui selain dari tari Poco – Poco yang cukup terkenal di Medan ternyata banyak juga adat kebudayaan Maluku yang belum banyak di ketahui oleh masyarakat Medan. Seperti dalam lagu hawaiian yang di pengaruhi oleh adat istiadat di daerah pasifik, sehingga terdapat alat musik Ukulele di dalamnya. Tari Katreji yang memiliki bentuk musik pengiring dipengaruhi oleh adat budaya portugis, dan lain sebagainya. Tari Polonise yang bisa di ikuti oleh seluruh anggota komunitas yang hadir.
Salah satu tari yang cukup khas dan banyak di tunggu-tunggu penampilannya adalah Tari Cakalele. Tarian ini dikatakan cukup khas karna alat musik pengringnya yang tidak biasa, dan tidak terdapat di wilayah lain Indonesia selain di wilayah Maluku, bahkan di kota Medan, alat musik pengiring untuk mengiringi tarian ini di bawa langsung dari Maluku. Tari Cakalele sering menarik perhatian para penonton karena keriuahan yang diciptakan oleh penari pada saat tarian ini berlangsung.
Biasanya yang mengetahui tarian ini hanya masyarakat suku Maluku sedangkan sebagian besar masyarakat Medan tidak mengetahui keberadaan dan
(12)
keunikan tarian ini. Hal ini juga merupakan salah satu faktor penarik bagi penulis, untuk mengangkat Tari Cakalele dalam bentuk penelitian.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengamati bentuk musik pengiring dalam tarian tradisional khas Maluku dengan Judul : “Kajian Bentuk Musik Iringan Tari Cakalele di Medan”
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah ialah sejumlah masalah yang berhasil di tarik dari uraian latar belakang masalah atau kedudukan masalah yang akan diteliti dan lingkup permasalahan yang lebih luas.
Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Dari uraian latar belakang masalah, maka permasalahan penelitian ini dapat diidentifikasi menjadi beberapa bagian, antara lain:
1. Kebudayaan suku Maluku di Medan, Sumatra Utara 2. Apa arti tari Cakalele
3. Bentuk musik iringan dalam tarian Cakalele yang menggambarkan semangat dan perjuangan rakyat Maluku melawan penjajahan
4. Arti dari gerakan khas dalam tarian Cakalele 5. Fungsi musik pengiring dalam tarian Cakalele
(13)
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana dan kemampuan teoritis, maka penulis merasa perlu mengadakan pembatasan masalah untuk memudahkan pecahan maslah yang dihadapi dalam penelitian identifikasi masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukardi (2003:30) yang mengatakan bahwa
“Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahan dalam suatu penelitian
sangatlah bervariasi dan dirangkum ke dalam beberapa pertanyaan yang jelas.”
Berdasarkan pendapat tersebut, penulis membatasi masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana peran musik iringan pada Tari Cakalele yang ada di kota Medan? 2. Alat musik apa saja yang digunakan untuk mengiringi Tari Cakalele yang ada
di kota Medan?
3. Bagaimana bentuk musik iringan pada Tari Cakalele yang ada di Kota Medan?
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah adalah hal yang sangat penting sebab tanpa perumusan masalah penelitian dapat membingungkan peneliti. Hal ini sesuai dengan pendapat menurut Ikbar (2012:131) perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara
(14)
sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka penulis membuat rumusan permasalahan yang menjadi kajian penelitian ini adalah “ Bagaimana kajian bentuk musik pengiring pada tari
Cakalele yang ada di kota Medan”
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan selalu mengarah pada tujuan yang merupakan suatu keberhasilan penelitian yaitu penelitian, dan tujuan penelitian merupakan jawaban atas pertanyaan dalam penelitian. Maka tujuan yang hendak di capai oleh penulis adalah:
1. Untuk mengetahaui peran musik pengiring pada Tari Cakalele yang ada di kota Medan
2. Untuk mengetahui alat musik yang digunakan dalam Tari Cakalele yang ada di kota Medan
3. Untuk mengetahui bentuk musik iringan pada Tari Cakalele yang ada di kota Medan
(15)
Suatu penelitian hendaknya memberikan manfaat agar apa yang diperbuat tidak sia-sia, manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Maka dengan penelitian ini diharapkan dapat bermafaat sebagai berikut:
1. Untuk menambah wawasan penulis dalam rangka menuangkan gagasan ke dalam karya tulis berbentuk karya ilmiah
2. Untuk mengangkat kebudayaan Indonesia yang ada di kota Medan 3. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang relevan
dengan topik penelitian ini.
4. Bahan motivasi bagi para pembaca, khususnya masyarakat Maluku. 5. Menambah sumber kajian bagi kepustakaan Seni Musik UNIMED
(16)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KesimpulanDari hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Cakalele merupakan salah satu tarian tradisional Maluku, dapat dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan, tetapi pada saat sekarang ini yang biasanya memainkan tarian ini hanya laki-laki.
2. Cakalele pada jaman dahulu mengundang roh roh nenek moyang untuk hadir atau merasuki penari Cakalele sedangkan pada jaman sekarang praktek mengundang roh nenek moyang tidak banyak dilakukan lagi, hanya digunakan sebagai sarana hiburan.
3. Musik pengiring Cakalele yang ada di Medan disebut dengan tepe-tepe menggunakan Tifa, Kuli bia, Tasa dan juga di tambah dengan teriakan teriakan dari para penari yang menambah kesan hiruk pikuk.
4. Musik pengiring Cakalele banyak menggunakan alat musik perkusi bertempo semangat, dan menggunakan motif-motif sederhana dan repetisi. Beberapa pertunjukan bahkan menambahkan alat musik kontemporer di dalamnya.
5. Formasi dalam tarian Cakalele beragam tergantung durasi waktu tarian itu akan dilakukan (bebas/tidak baku).
(17)
6. Musik pengiring dalam tarian Cakalele memiliki banyak peranan baik itu peranan terhadap emosional pemain musik, rangsangan gerak kepada penari maupun penyampaian pesan terhadap penikmat tarian. Musik pengiring juga tidak dapat dilepaskan dari tarian ini, karna musik dengan tarian memiliki integritas yang kuat, dan jika dipisahkan tidak akan memiliki nilai estetis lagi.
7. Alat musik yang digunakan sangat sederhana begitu pula dengan range suara yang dihasilkan oleh masing-masing alat musik. Terdiri dari 2 alat musik yaitu alat musik tiup dan alat musik perkusi
B. Saran
Untuk menyempurnakan skripsi ini maka penulis membuat beberapa saran yaitu sebagai berikut:
8. Diharapkan bagi seluruh masyarakat Maluku agar tetap bersama-sama menjaga dan melestarikan apa yang telah diwariskan oleh leluhur dahulu, warisan yang diberikan oleh leluhur merupakan harta terbesar dan aset negara yang tidak terhingga nilainya. Menjaga warisan leluhur berarti juga menjaga identitas bangsa di mata dunia
9. Peneliti berharap kepada pihak yang berwenang untuk tetap menjaga kelestarian tari Cakalele agar bias diwariskan kepada generasi selanjutnya
(18)
sehingga kebudayaan ni tidak akan punah dimakan waktu dan masih bisa dipertunjukan kembali
10. Meningkatkan minat genarasi muda untuk mencintai dan mengenal budaya kesenian tradisional masyarakat Maluku agar tidak dikalahkan dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih
11. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para peneliti selanjutnya yang ingin membahas lebih jauh lagi masalah-masalah lain yang belum dibahas oleh peneliti.
(19)
1
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2012, Metodologi Pendidikan Kualitatif (cetakan kesembilan), Jakarta: Rajawali Pers
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana
Brakel, Clara. 1998, Seni Tari Jawa, Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Butterworth, Anna. 2002, Harmoni in Practise (cetakan ketiga), USA: The Association Board of the Royal Schools of Music
Banoe, Pono. 2003. Pengantar Pengetahuan Harmoni. Yogyakarta: Kanisius Endraswara, Suwardi, 2006. Metode, Teori, Teknik Pneleitian Kebudayaan.
Pustaka Widyatama, Sleman
Djohan dan Sloboda. 2005. Fisikologi Musik. Yogyakarta: Biku Baik Djohan, 2003. Fisikologi Musik. Yogyakarta: Biku Baik
Ikbar,Yanuar. 2012, Metode Penelitian Sosial Kualitatif, Bandung: PT. Rafika Aditama
Jones, Thaddeus George. 1974, Music Theory, USA: Harper K Row Publisher, Inc Kamien, Roger. 1975, Music An Apreciation (cetakan kelima), USA:
McGraw-Hill Inc
Maeryani. 2005, Metode Penelitian Kebudayaan, Jakarta: Bumi Aksara Meriam, Alan. 2004, Teori dan Interpretasi Musik, Bandung: Penerbit Eresco Murgiyanto, Sal. 1983, Kritik Tari: Bakal dan Kemampuan Dasar, Jakarta:
Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia
Mardilis. 2003. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana
Nallin. 1968. The Musical Idea; A Consideration Of Music and Its Ways. New York: The Macmillan Company
Poewardarminta, W. J. S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka
(20)
2
Soedarsono. 1986, Elemen - Elemen Dasar Tari, Jakarta: Lagaligo Supardjan. 1982, Pengetahuan Tari, Surabaya: Sabdhaya
Sugiyono. 2008, Metode Penelitian Pendidikan (cetakan keenam), Bandung: Alfabeta
Sukardi. 2003. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Bandung: Alfabeta Soekarno.2002. Paduan Olah Vokal. Jakarta: Media Pressindo
Soekarno dan Jackson. 1999. Tari, Jakarta: Inovasi
Tampubolon, M. 2007. Ilmu Harmoni Dasar. Jakarta: CV. Baru
Trisuci. 1973. Harmoni Untuk Kelas Harmoni Sekolah Musik Murni. Medan: Tensilan
http://yokimirantio.blogspot.com/2012/tari-tradisional http://wikipedia.org/wiki/cakalele
(1)
Suatu penelitian hendaknya memberikan manfaat agar apa yang diperbuat tidak sia-sia, manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Maka dengan penelitian ini diharapkan dapat bermafaat sebagai berikut:
1. Untuk menambah wawasan penulis dalam rangka menuangkan gagasan ke dalam karya tulis berbentuk karya ilmiah
2. Untuk mengangkat kebudayaan Indonesia yang ada di kota Medan 3. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang relevan
dengan topik penelitian ini.
4. Bahan motivasi bagi para pembaca, khususnya masyarakat Maluku. 5. Menambah sumber kajian bagi kepustakaan Seni Musik UNIMED
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KesimpulanDari hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Cakalele merupakan salah satu tarian tradisional Maluku, dapat dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan, tetapi pada saat sekarang ini yang biasanya memainkan tarian ini hanya laki-laki.
2. Cakalele pada jaman dahulu mengundang roh roh nenek moyang untuk hadir atau merasuki penari Cakalele sedangkan pada jaman sekarang praktek mengundang roh nenek moyang tidak banyak dilakukan lagi, hanya digunakan sebagai sarana hiburan.
3. Musik pengiring Cakalele yang ada di Medan disebut dengan tepe-tepe menggunakan Tifa, Kuli bia, Tasa dan juga di tambah dengan teriakan teriakan dari para penari yang menambah kesan hiruk pikuk.
4. Musik pengiring Cakalele banyak menggunakan alat musik perkusi bertempo semangat, dan menggunakan motif-motif sederhana dan repetisi. Beberapa pertunjukan bahkan menambahkan alat musik kontemporer di dalamnya.
5. Formasi dalam tarian Cakalele beragam tergantung durasi waktu tarian itu akan dilakukan (bebas/tidak baku).
(3)
6. Musik pengiring dalam tarian Cakalele memiliki banyak peranan baik itu peranan terhadap emosional pemain musik, rangsangan gerak kepada penari maupun penyampaian pesan terhadap penikmat tarian. Musik pengiring juga tidak dapat dilepaskan dari tarian ini, karna musik dengan tarian memiliki integritas yang kuat, dan jika dipisahkan tidak akan memiliki nilai estetis lagi.
7. Alat musik yang digunakan sangat sederhana begitu pula dengan range suara yang dihasilkan oleh masing-masing alat musik. Terdiri dari 2 alat musik yaitu alat musik tiup dan alat musik perkusi
B. Saran
Untuk menyempurnakan skripsi ini maka penulis membuat beberapa saran yaitu sebagai berikut:
8. Diharapkan bagi seluruh masyarakat Maluku agar tetap bersama-sama menjaga dan melestarikan apa yang telah diwariskan oleh leluhur dahulu, warisan yang diberikan oleh leluhur merupakan harta terbesar dan aset negara yang tidak terhingga nilainya. Menjaga warisan leluhur berarti juga menjaga identitas bangsa di mata dunia
9. Peneliti berharap kepada pihak yang berwenang untuk tetap menjaga kelestarian tari Cakalele agar bias diwariskan kepada generasi selanjutnya
(4)
sehingga kebudayaan ni tidak akan punah dimakan waktu dan masih bisa dipertunjukan kembali
10. Meningkatkan minat genarasi muda untuk mencintai dan mengenal budaya kesenian tradisional masyarakat Maluku agar tidak dikalahkan dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih
11. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para peneliti selanjutnya yang ingin membahas lebih jauh lagi masalah-masalah lain yang belum dibahas oleh peneliti.
(5)
1
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2012, Metodologi Pendidikan Kualitatif (cetakan kesembilan), Jakarta: Rajawali Pers
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana
Brakel, Clara. 1998, Seni Tari Jawa, Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Butterworth, Anna. 2002, Harmoni in Practise (cetakan ketiga), USA: The Association Board of the Royal Schools of Music
Banoe, Pono. 2003. Pengantar Pengetahuan Harmoni. Yogyakarta: Kanisius Endraswara, Suwardi, 2006. Metode, Teori, Teknik Pneleitian Kebudayaan.
Pustaka Widyatama, Sleman
Djohan dan Sloboda. 2005. Fisikologi Musik. Yogyakarta: Biku Baik Djohan, 2003. Fisikologi Musik. Yogyakarta: Biku Baik
Ikbar,Yanuar. 2012, Metode Penelitian Sosial Kualitatif, Bandung: PT. Rafika Aditama
Jones, Thaddeus George. 1974, Music Theory, USA: Harper K Row Publisher, Inc Kamien, Roger. 1975, Music An Apreciation (cetakan kelima), USA:
McGraw-Hill Inc
Maeryani. 2005, Metode Penelitian Kebudayaan, Jakarta: Bumi Aksara Meriam, Alan. 2004, Teori dan Interpretasi Musik, Bandung: Penerbit Eresco Murgiyanto, Sal. 1983, Kritik Tari: Bakal dan Kemampuan Dasar, Jakarta:
Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia
Mardilis. 2003. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana
Nallin. 1968. The Musical Idea; A Consideration Of Music and Its Ways. New York: The Macmillan Company
Poewardarminta, W. J. S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka
(6)
2
Soedarsono. 1986, Elemen - Elemen Dasar Tari, Jakarta: Lagaligo Supardjan. 1982, Pengetahuan Tari, Surabaya: Sabdhaya
Sugiyono. 2008, Metode Penelitian Pendidikan (cetakan keenam), Bandung: Alfabeta
Sukardi. 2003. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Bandung: Alfabeta Soekarno.2002. Paduan Olah Vokal. Jakarta: Media Pressindo
Soekarno dan Jackson. 1999. Tari, Jakarta: Inovasi
Tampubolon, M. 2007. Ilmu Harmoni Dasar. Jakarta: CV. Baru
Trisuci. 1973. Harmoni Untuk Kelas Harmoni Sekolah Musik Murni. Medan: Tensilan
http://yokimirantio.blogspot.com/2012/tari-tradisional http://wikipedia.org/wiki/cakalele