Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Putus Berobat Pada Penderita Tuberkulosis Paru Di Medan
ABSTRAK
Pendahuluan
Pasien TB paru sering menghentikan pengobatan sebelum waktunya. Hal
ini mengakibatkan meningkatnya mortalitas dan morbiditas serta risiko
menularkan ke orang lain. Banyak faktor yang menyebabkan pasien TB paru
menghentikan pengobatannya.
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab putus berobat
pada penderita TB paru di Medan, Indonesia.
Metode
Penelitian ini dilakukan di beberapa pusat pelayanan TB paru di Medan,
Indonesia, sejak Agustus 2013 sampai Januari 2014. Penelitian ini bersifat analitik
dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini adalah pasien TB paru
yang pernah putus berobat sebanyak 63 orang. Sedangkan pasien TB paru
katagori I yang tidak pernah putus berobat (dan sudah dinyatakan sembuh sewaktu
pengambilan
data) sebanyak
63
orang dijadikan
sebagai
pembanding.
Pengambilan data dilakukan melalui kuesioner dan wawancara.
Hasil
Pada penelitian ini tidak ada perbedaan yang signifikan antara pasien yang
putus berobat dengan yang tidak putus berobat (p>0.05) pada variabel jenis
kelamin, kelompok umur, dan tingkat pendidikan. Pada kelompok putus berobat
Subjek laki-laki lebih banyak daripada perempuan (63.50% vs 36,50%),
kelompok umur terbesar adalah 46-55 tahun (31.70%), tingkat pendidikan SMPSMA (77,80%).
Faktor yang tidak signifikan berbeda (p>.0.05) dalam menghentikan
pengobatan pada pasien TB paru yang putus berobat dibandingkan dengan yang
tidak putus berobat adalah tahu lama pengobatan, adanya co-morbid, biaya
pengobatan. Sedangkan faktor yang signifikan dalam menghentikan pengobatan
adalah jarak rumah ke pelayanan kesehatan, efek samping obat, merasa sudah
enakan, dan tidak mengetahui risiko jika menghentikan pengobatan (p
Pendahuluan
Pasien TB paru sering menghentikan pengobatan sebelum waktunya. Hal
ini mengakibatkan meningkatnya mortalitas dan morbiditas serta risiko
menularkan ke orang lain. Banyak faktor yang menyebabkan pasien TB paru
menghentikan pengobatannya.
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab putus berobat
pada penderita TB paru di Medan, Indonesia.
Metode
Penelitian ini dilakukan di beberapa pusat pelayanan TB paru di Medan,
Indonesia, sejak Agustus 2013 sampai Januari 2014. Penelitian ini bersifat analitik
dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini adalah pasien TB paru
yang pernah putus berobat sebanyak 63 orang. Sedangkan pasien TB paru
katagori I yang tidak pernah putus berobat (dan sudah dinyatakan sembuh sewaktu
pengambilan
data) sebanyak
63
orang dijadikan
sebagai
pembanding.
Pengambilan data dilakukan melalui kuesioner dan wawancara.
Hasil
Pada penelitian ini tidak ada perbedaan yang signifikan antara pasien yang
putus berobat dengan yang tidak putus berobat (p>0.05) pada variabel jenis
kelamin, kelompok umur, dan tingkat pendidikan. Pada kelompok putus berobat
Subjek laki-laki lebih banyak daripada perempuan (63.50% vs 36,50%),
kelompok umur terbesar adalah 46-55 tahun (31.70%), tingkat pendidikan SMPSMA (77,80%).
Faktor yang tidak signifikan berbeda (p>.0.05) dalam menghentikan
pengobatan pada pasien TB paru yang putus berobat dibandingkan dengan yang
tidak putus berobat adalah tahu lama pengobatan, adanya co-morbid, biaya
pengobatan. Sedangkan faktor yang signifikan dalam menghentikan pengobatan
adalah jarak rumah ke pelayanan kesehatan, efek samping obat, merasa sudah
enakan, dan tidak mengetahui risiko jika menghentikan pengobatan (p