Pengaruh Padat Tebar Tinggi dengan Pengunaan Nitrobacter Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele (Clarias sp.)

TINJAUAN PUSTAKA

Ikan Lele (Clarias sp.)
Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan
kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan
keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di
negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli
(Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam bahasa Inggris
disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish (Prihatman, 2000).
Habitat atau lingkungan hidup lele dumbo adalah air tawar. Seperti sungai
yang alirannya air tidak terlalu deras, atau perairan yang tenang misalnya danau,
waduk, rawa serta genangan-genangan kecil (kolam). Salah satu sifat lele dumbo
adalah suka meloncat kedarat terutama pada malam hari. Munculnya sifat ini
karena lele merupakan hewan yang aktivitas hidupnya dilakukan pada malam hari
atau biasa disebu thewan nocturnal. Sifat ini akan lebih tampak pada saat lele
dumbo mencarimakan, itulah sebab nya lele dumbo akan lebih suka berada di
tempat gelap dibandingkan dengan berada ditempat yang terang (Rosmawati,
2010). Adapun gambar ikan lele dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Ikan Lele (Clarias sp.)


Universitas Sumatera Utara

Klasifikasi ikan lele menurut Saanin (1984) adalah:
Kingdom

: Animalia

Sub-kingdom : Metazoa
Phyllum

: Chordata

Sub-phyllum : Vertebrata
Klas

: Pisces

Sub-klas

: Teleostei


Ordo

: Ostariophysi

Sub-ordo

: Siluroidea

Familia

: Claridae

Genus

: Clarias

Spesies

: Clarias sp.

Lele mempunyai alat pernapasan tambahan (arborescen organ) yang

tumbuh pada lembar insang ke-2 dan ke-4. Dengan organ tambahan pernapasan
memungkingkan ikan lele dapat mengambil

langsung dari udara,

diabsorbsi

dari udara melalui dinding organ tersebut. Pada bagian lain yaitu sirip punggung
dan dubur memanjang sampai pangkal ekor, namun tidak menyatu dengan sirip
ekor. Bagian punggung berwarna hijau kegelapan dari bagian perut berwarna
putih keperakan. Lele selain mengenal mangsanya dengan alat penciuman juga
dapat mengenal dan menemukan makanannya dengan rabaan (tentakel) yaitu
dengan menggerakkan salah satu sungutnya terutama sungut mandikular
(Hendrawati, 2011).

Universitas Sumatera Utara

Padat Penebaran

Padat penebaran ikan adalah jumlah ikan atau biomassa yang ditebar
persatuan luas atau volume wadah pemeliharaan (Effendi, 2004). Tingkat padat
penebaran akan mempengaruhi keagresifan ikan. Ikan yang dipelihara dalam
kepadatan yang rendah akan berenang lebih aktif, sedangkan ikan yang dipelihara
dalam kepadatan yang tinggi akan lambat pertumbuhannya karena tingginya
tingkat kompetisi dan banyaknya sisa-sisa metabolisme yang terakumulasi dalam
media air (Setiawan, 2009).
Kualitas air menurun seiring peningkatan padat tebar yang diikuti dengan
penurunan tingkat pertumbuhan. Namun jika kondisi lingkungan dapat
dipertahankan dengan baik dan pemberian pakan yang cukup, kepadatan ikan
yang tinggi akan meningkatkan produksi. Padat penebaran akan mempengaruhi
pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan efisiensi pakan (Suresh dan Lin., 1992).
Hal ini didukung oleh Shafrudin,dkk. (2006) yang mengatakan pada lingkungan
yang baik dan pakan yang mencukupi, peningkatan kepadatan akan di sertai oleh
peningkatan hasil.
Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu
waktu, sedangkan pertumbuhan bagi populasi adalah pertambahan jumlah
(Effendie, 2002). Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi faktor genetik, hormon, umur, kemampuan dalam

memanfaatkan makanan atau efisiensi penggunaan ransum dan ketahanan
terhadap suatu penyakit. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan sekitar

Universitas Sumatera Utara

seperti ruang gerak, kepadatan penebaran, kuantitas dan kualitas makanan
(Hariati, 2010).
Peningkatan kepadatan akan diikuti dengan penurunan pertumbuhan dan
jika telah sampai pada batas tertentu pertumbuhannya akan terhenti. Hal tersebut
dapat dicegah dengan penentuan padat penebaran yang sesuai dengan daya
dukung lingkungan (Setiawan, 2009).

Kelangsungan Hidup
Derajat kelangsungan hidup adalah persentase ikan yang hidup dari
seluruh ikan yang dipelihara dalam suatu wadah (Effendie, 2002). Menurut
Setiawan 2009 tingkat kelangsungan hidup ikan adalah nilai persentase jumlah
yang hidup selama masa pemeliharaan tertentu. Padat penebaran ikan yang tinggi
dapat mempengaruhi lingkungan budidaya dan interaksi ikan. Peningkatan padat
penebaran akan menggangu proses fisiologi dan tingkah laku ikan terhadap ruang
gerak yang pada akhirnya dapat menurunkan kondisi kesehatan dan fisiologi ikan.

Akibat lanjut dari proses tersebut adalah penurunan pemanfaatan makanan,
pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Penyakit dan kekurangan oksigen akan
mengurangi jumlah ikan secara drastis, terutama ikan yang berukuran kecil.

Probiotik
Penerapan probiotik dalam usaha budidaya dapat meningkatkan resistensi
biota yang dibudidayakan terhadap infeksi, karena itu penggunaan probiotik
merupakan salah satu cara preventif yang dapat mengatasi penyakit. Tujuannya
untuk

memperbaiki

dan

mempertahankan

lingkungan,

menekan


bakteri

merugikan, menghasilkan enzim yang dapat membantu system pencernaan,

Universitas Sumatera Utara

menghasilkan nutrisi yang bermanfaat serta meningkatkan kekebalan organisme
itu sendiri. Jenis bakteri probiotik anatara lain: Bacillus sp., Nitrosomonas
eutorpha., Nitrobacter winogradskyi., Paracoccus pantotrophus., Bacillus
megaterium., Bacillus licheniformis (Saputra, dkk., 2013).

Nitrobacter
Menurut Effendi (2003) oksidasi amonia menjadi nitrit dilakukan oleh
bakteri nitrosomonas, sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh
nitrobacter. Kedua jenis bakteri tersebut merupakan bakteri kemotrofik, yaitu
bakteri yang mendapatkan energi dari proses kimiawi. Adapun proses oksidasi
amoniak menjadi nitrit dan proses oksidasi nitrit menjadi nitrat dapat dilihat pada
Gambar 3.
Nitrosomonas
+


+

+

O

Nitrobacter
+
Gambar 3. Proses Oksidasi Amoniak

Kualitas air
Air adalah komponen penting dalam budidaya perikanan sebagai tempat
untuk ikan dan hewan air lainnya hidup, tumbuh, dan berkembang. Akan tetapi
kualitas air yang buruk dapat mengakibatkan ikan stres atau bahkan mengalami
kematian. Oleh karena itu, kualitas air harus dikendalikan. Kualitas air dapat
dikendalikan bila media pemeliharaan dalam sebuah wadah, maka perubahan
kualitas air harus selalu dipantau dan segera diantisipasi (Wijayanti, 2010).

Universitas Sumatera Utara


Kualitas air yang baik untuk digunakan dalam proses pemeliharaan ikan
lele dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kualitas air optimal pertumbuhan lele pada beberapa penelitian
Parameter

Nilai

Satuan

Sumber

Suhu

22-32
>0,3
>0,1
6,5-8,5
6-9
0,05-0,2