Analisis Interdependensi Instrumen Kebijakan Moneter Dan Pengaruhnya Terhadap Indikator Ekonomi Makro Indonesia

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF INSTRUMENT INTERDEPENDENCY OF
MONETARY POLICY THROUGH THE INDICATOR OF
INDONESIA’S MACROECONOMIC
Promoter
Co-promoters
Promovenda

: Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, SE, M.Ec
: Dr. Dede Ruslan, M.Si dan Dr. Jonni Manurung
: Fitrawaty

Understanding interdependence of monetary policy is very important for
policy makers in order that there will no deviation or distortion in implementing
any policy.Keyne’s theory states that policy in fiscal is the important factor in
determining agregate demand, and in a certain situation it does not have any
influence. On the other hand, Milton friedman from monetary group points out
that monetary policy plays more important rule in influencing economics
activities than fiscal policy. This research excavates how the instrument
interdependency of monetary policy through the indicator of Indonesia’s

macroeconomic during the period of 2000-2011. Series time data were conducted
that accepted from Bank of Indonesia, Central Bureau of Statistics and other
related boards. The methods used in this research were Vector Auturegression
(VAR) and further continued to Structural Vector Auturegression (SVAR).The
research results conclude that in the short term and medium range the investment
variance (INV) dominantly contributed to the unemployment (UNEMP), while for
the short term, the import variance dominantly contributed to unemployment
(UNEMP). For the balance of payment variable (ε BOP), in short term and
medium range, the shock variance of balance of payment (ε BOP) dominantly
contributed and for long term of import variance (ε rIMP) dominantly contributed
to the balance of payment. For the variable of inflation shock (ε INF) to short and
long term, the variance of inflation shock (ε INF) dominantly contributed to the
inflation itself. For the medium range, open market operation (OMO) variance
dominantly contributed to inflation. Further, import shock (ε IMP) in short term
dominantly contributed to the growth (GROW), in medium range and long term,
the variance of domestic interest rate level (ε rDOM) dominantly contributed to
growth (GROW).Simulation of increasing the shock OMO 5 % in 2010, was not
effective to reduce the number of unemployment, to press the rate of inflation and
to increase the economic growth, then it is important to conduct another policy
simulation to result on target policy.

Key Words

: Instrument
of
Monetary
Indicator of Macroeconomics.

Policy, VAR,

SVAR, ,

ABSTRAK

ANALISIS INTERDEPENDENSI
INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER
DENGAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO INDONESIA
Promotor
Kopromotor
Promovendus


: Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, SE, M.Ec
: Dr. Dede Ruslan, M.Si dan Dr. Jonni Manurung
: Fitrawaty

Pemahaman tentang interdependensi ini diperlukan bagi pembuat
kebijakan agar tidak terjadi penyimpangan atau distorsi dalam penerapan
kebijakan nantinya. Dalam teori Keynes dijelaskan bahwa kebijakan fiskal
merupakan faktor penting dalam menentukan permintaan agregat, sedangkan
kebijakan moneter berpengaruh lemah . Sedangkan Milton Friedman dari
golongan moneteris menyatakan bahwa kebijakan moneter lebih berperan dalam
mempengaruhi kegiatan perekonomian dibandingkan dengan kebijakan fiskal.
Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana interdependensi instrument
kebijakan moneter dengan indikator ekonomi makro di Indonesia selama periode
tahun 2000 – 2011. Data time series diperoleh dari Bank Indonesia , Biro Pusat
Statistik dan badan terkait lain.Metode yang digunakan Vector Autoregression
(VAR) dilanjutkan dengan Struktural Vector Auturegression (SVAR). Hasil
penelitian menunjukkan pada periode jangka pendek dan jangka menengah
varians
investasi (INV) secara dominan mengkontribusi pengangguran
(UNEMP), sedangkan pada periode jangka panjang varians impor secara dominan

mengkontribusi pengangguran (Unemp).Untuk variabel Neraca Pembayaran (ε
BOP) ,pada jangka pendek dan jangka menengah varians shock neraca
pembayaran (ε BOP) secara dominan mengkontribusi dan jangka panjang varians
impor (ε rIMP ) secara dominan mengkontribusi neraca pembayaran , untuk
variabel shock inflasi (ε INF) pada jangka pendek dan jangka panjang varians
shock inflasi (ε INF) secara dominan mengkontribusi terhadap inflasi itu sendiri ,
dan pada jangka menengah varians operasi pasar terbuka (OPT) secara dominan
mengkontribusi inflasi . Selanjutnya shock impor (ε IMP) pada jangka pendek
secara dominan mengkontribusi pertumbuhan (GROW), jangka menengah dan
jangka panjang varians tingkat suku bunga domestik (ε rDOM ) secara dominan
mengkontribusi pertumbuhan
(GROW). Simulasi yang dilakukan dengan
meningkatkan shock OPT 5% tahun 2010, tidak efektif untuk mengurangi
pengangguran, menekan laju inflasi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
sehingga perlu di lakukan simulasi instrumen moneter lain agar sampai diperoleh
kebijakan yang tepat sasaran.
Kata Kunci : Instrumen Kebijakan Moneter, Vector Autoregression (VAR),
Struktural Vector Auturegression (SVAR), Indikator Ekonomi
Makro