C – Reactive Protein Sebagai Deteksi Awal Terhadap Infeksi Pada Fraktur Terbuka di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
LAMPIRAN
Lampiran 1. Riwayat hidup peneliti
RIWAYAT HIDUP
Nama
: dr. Onarisa Ayu
Tempat / Tgl lahir
: Banda Aceh, 16 Agustus 1982
Agama
: Islam
Status
: Belum menikah
Alamat Rumah
:Komp. Tasbi blok E no 63, Medan
Nama Ayah
: Drs. Asril. A
Nama Ibu
: Ormana Isnin
Riwayat Pendidikan
1988 – 1994
: SD Negeri 21 Banda Aceh
1994 – 1997
: SMP Negeri 4 Banda Aceh
1997 – 2000
: SMU Negeri 3
2001 – 2008
: Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi Jakarta
2009 – Sekarang
: Peserta PPDS Orthopaedi & Traumatologi FK
USU, Medan
Kursus / Pelatihan
Advanced Trauma Life Support, Bandung, 2008
Orthopaedic Update, Medan, 2008
Total Nutritional Therapy Course, Bali 2009
AO Course Trauma, Jakarta, 2010
Emergency Life Support, Jakarta, 2008
Basic Surgical Skill, Bali, 2009
Perioperative Course, Bali, 2009
AO Spine Course, Jakarta, 2011
17th Congress of the Indonesian Orthopaedic and Traumatology
Association “ Present and Future Challenge on Shoulder, Ankle and Foot
Surgery”, Jakarta, 2010
Kongres Nasioanal Ahli Bedah Indonesia III, Surabaya, 2010
57th Continuing Orthopaedic Education “Osteoporosis and Osteoarthritis :
From Basic Science to Clinical Practice, Malang, 2010
Lampiran 2. Jadwal Penelitian
Waktu
No
Jenis kegiatan
1
Penelusuran kepustakaan
2
Penyusunan proposal
3
Pembacaan proposal
4
Pelaksanaan penelitian
5
Analis data & penyusunan
laporan
6
Pembacaan hasil
7
Penggandaan hasil
November
Desember
Januari
Februari
Maret
2013
2013
2014
2014
2014
Lampiran 3. Ethical clearance
Lampiran 4. Penjelasan Penelitian
PENJELASAN PENELITIAN
Bapak / ibu yang terhormat, saat ini saya, dr. Onarisa Ayu sedang
melakukan penelitian dengan judul
C- REACTIVE PROTEIN SEBAGAI DETEKSI AWAL TERHADAP INFEKSI
PADA FRAKTUR TERBUKA
Saya akan menjelaskan tindakan yang akan saya lakukan pada penelitian
ini. Setiap pasien yang mengalami patah tulang terbuka, sangat berisiko untuk
mengalami infeksi pada tulang ataupun jaringan di sekitarnya, bahkan infeksi
pada tubuh dengan tanda – tanda infeksi seperti peningkatan suhu tubuh,
peningkatan jumlah sel darah putih, luka bernanah, nyeri , luka tidak sembuh –
sembuh dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena pada patah tulang terbuka,
bakteri – bakteri dapat masuk langsung ke dalam daerah yang luka dan
berhubungan langsung dengan luka. Pada pasien dengan patah tulang terbuka
yang harus dilakukan adalah pemberian antibiotik, operasi pencucian luka dan
fiksasi dengan menggunakan implant.
Oleh karena itu sebelum infeksi itu terjadi ada pemeriksaan laboratorium
yang dapat membantu untuk mendeteksi lebih dini kemungkinan terjadinya
infeksi sehingga kita dapat lebih mengantisipasi bahkan mencegah terjadinya
infeksi. Pemeriksaan laboratorium itu adalah CRP atau C-reactive protein . Dari
beberapa penelitian yang telah dilakukan di luar Indonesia seperti di india
menunjukan hasil bahwa pemeriksaan ini dapat membantu deteksi dini terhadap
infeksi pada patah tulang terbuka.
Adapun tindakan yang akan saya lakukan adalah, saya akan mengambil
sampel darah bapak / ibu sebanyak 3 cc, dengan menggunakan jarum suntik steril.
Pengambilan sampel darah ini akan saya lakukan sebanyak 3 kali yaitu hari
pertama masuk ke rumah sakit, dilanjutkan dengan hari ke 2 dan ke 4 setelah
dilakukan operasi pencucian luka atau pun
debridement.
Pemeriksaan
laboratorium yg saya lakukan adalah pemeriksaan CRP dan sel darah putih.
Selain itu saya juga akan mengukur suhu tubuh bapak/ibu
dan melakukan
perawatan luka serta menilai kondisi luka bapak/ibu, hal ini dilakukan sebagai
parameter untuk menilai apakah terjadi infeksi pada luka atau tidak.
Untuk risiko tindakan dalam penelitian saya ini sangat kecil karena
prosedur yang dilakukan adalah pengambilan sampel darah yang rutin dikerjakan.
Biaya pemeriksaan laboratorium dalam penelitian ini tidak dibebankan kepada
pasien.
Demikianlah informasi tentang tindakan yang akan saya lakukan terhadap
bapak/ibu, dan jika bapak /ibu setuju untuk mengikuti penelitian ini di harapkan
untuk bersedia mengisi lembar persetujuan yang ada.
Peneliti
(dr. Onarisa Ayu)
Lampiran 5. Persetujuan mengikuti penelitian
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
:
Alamat
:
Menyatakan telah mendapat penjelasan dan mengerti mengenai tindakan dan
risiko pada penelitian tentang c-reactive protein sebagai deteksi awal terhadap
infeksi pada fraktur terbuka, dan saya menyetujui untuk dilakukan tindakan
tersebut terhadap diri saya.
Medan,
(
2014
)
Lampiran 6. Data pasien
Data Pasien
No
1
2
JK
L
L
Usia
26 th
43 th
3
4
5
6
L
P
L
L
49 th
7 th
54 th
23 th
7
8
9
10
11
12
13
P
L
L
L
L
P
L
32 th
34 th
14 th
15 th
40 th
26 th
26 th
14
15
16
17
18
19
20
21
F
L
L
L
L
L
P
L
14 th
32 th
9 th
21 th
39 th
24 th
35 th
18 th
Diagnosa
Open (L) UT Tibia fracture (oblique)
Open (L) Tibia fibula fracture (crush
injury)
Open (L) LT tibia fibula fracture
Open (R) UT tibia fibula fracture
Open (R) UT fibula fracture
Open (L) segmental tibia fibula
fracture
Open (L) distal femur fracture
Open (L) UT tibia fibula fracture
Open (L) UT tibia fibula fracture
Open (L) LT tibia fibula fracture
Open (L) MT tibia fibula fracture
Open (L) tibia fibula fracture
Open (L) medial condyle femur
fracture
Open (R) UT femur fracture
Open (R) distal radius fracture
Open (R) distal fibula fracture
Open (R) distal radius fracture
Open (R) distal tibia
Open (R) MT femur fracture
Open (R) MT tibia fibula fracture
Open (R) intercondylar femur fracture
Grade
IIIA
IIIC
IIIA
IIIA
IIIA
IIIA
IIIC
IIIA
IIIA
IIIB
II
IIIC
IIIA
IIIA
IIIA
IIIA
IIIA
IIIA
II
IIIA
IIIB
Lampiran 7. Nilai CRP pasien
DATA PASIEN CRP
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Usia
26 th
43 th
49 th
7 th
54 th
23 th
32 th
24 th
14 th
15 th
40 th
26 th
26 th
14 th
32 th
9 th
21 th
39 th
24 th
35 th
18 th
CRP (mg/dl)
(Latex agglutination)
< 12 jam
Post debri
Post debri
hari ke 2
hari ke 4
12
48
6
24
96
96
6
48
24
Lampiran 1. Riwayat hidup peneliti
RIWAYAT HIDUP
Nama
: dr. Onarisa Ayu
Tempat / Tgl lahir
: Banda Aceh, 16 Agustus 1982
Agama
: Islam
Status
: Belum menikah
Alamat Rumah
:Komp. Tasbi blok E no 63, Medan
Nama Ayah
: Drs. Asril. A
Nama Ibu
: Ormana Isnin
Riwayat Pendidikan
1988 – 1994
: SD Negeri 21 Banda Aceh
1994 – 1997
: SMP Negeri 4 Banda Aceh
1997 – 2000
: SMU Negeri 3
2001 – 2008
: Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi Jakarta
2009 – Sekarang
: Peserta PPDS Orthopaedi & Traumatologi FK
USU, Medan
Kursus / Pelatihan
Advanced Trauma Life Support, Bandung, 2008
Orthopaedic Update, Medan, 2008
Total Nutritional Therapy Course, Bali 2009
AO Course Trauma, Jakarta, 2010
Emergency Life Support, Jakarta, 2008
Basic Surgical Skill, Bali, 2009
Perioperative Course, Bali, 2009
AO Spine Course, Jakarta, 2011
17th Congress of the Indonesian Orthopaedic and Traumatology
Association “ Present and Future Challenge on Shoulder, Ankle and Foot
Surgery”, Jakarta, 2010
Kongres Nasioanal Ahli Bedah Indonesia III, Surabaya, 2010
57th Continuing Orthopaedic Education “Osteoporosis and Osteoarthritis :
From Basic Science to Clinical Practice, Malang, 2010
Lampiran 2. Jadwal Penelitian
Waktu
No
Jenis kegiatan
1
Penelusuran kepustakaan
2
Penyusunan proposal
3
Pembacaan proposal
4
Pelaksanaan penelitian
5
Analis data & penyusunan
laporan
6
Pembacaan hasil
7
Penggandaan hasil
November
Desember
Januari
Februari
Maret
2013
2013
2014
2014
2014
Lampiran 3. Ethical clearance
Lampiran 4. Penjelasan Penelitian
PENJELASAN PENELITIAN
Bapak / ibu yang terhormat, saat ini saya, dr. Onarisa Ayu sedang
melakukan penelitian dengan judul
C- REACTIVE PROTEIN SEBAGAI DETEKSI AWAL TERHADAP INFEKSI
PADA FRAKTUR TERBUKA
Saya akan menjelaskan tindakan yang akan saya lakukan pada penelitian
ini. Setiap pasien yang mengalami patah tulang terbuka, sangat berisiko untuk
mengalami infeksi pada tulang ataupun jaringan di sekitarnya, bahkan infeksi
pada tubuh dengan tanda – tanda infeksi seperti peningkatan suhu tubuh,
peningkatan jumlah sel darah putih, luka bernanah, nyeri , luka tidak sembuh –
sembuh dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena pada patah tulang terbuka,
bakteri – bakteri dapat masuk langsung ke dalam daerah yang luka dan
berhubungan langsung dengan luka. Pada pasien dengan patah tulang terbuka
yang harus dilakukan adalah pemberian antibiotik, operasi pencucian luka dan
fiksasi dengan menggunakan implant.
Oleh karena itu sebelum infeksi itu terjadi ada pemeriksaan laboratorium
yang dapat membantu untuk mendeteksi lebih dini kemungkinan terjadinya
infeksi sehingga kita dapat lebih mengantisipasi bahkan mencegah terjadinya
infeksi. Pemeriksaan laboratorium itu adalah CRP atau C-reactive protein . Dari
beberapa penelitian yang telah dilakukan di luar Indonesia seperti di india
menunjukan hasil bahwa pemeriksaan ini dapat membantu deteksi dini terhadap
infeksi pada patah tulang terbuka.
Adapun tindakan yang akan saya lakukan adalah, saya akan mengambil
sampel darah bapak / ibu sebanyak 3 cc, dengan menggunakan jarum suntik steril.
Pengambilan sampel darah ini akan saya lakukan sebanyak 3 kali yaitu hari
pertama masuk ke rumah sakit, dilanjutkan dengan hari ke 2 dan ke 4 setelah
dilakukan operasi pencucian luka atau pun
debridement.
Pemeriksaan
laboratorium yg saya lakukan adalah pemeriksaan CRP dan sel darah putih.
Selain itu saya juga akan mengukur suhu tubuh bapak/ibu
dan melakukan
perawatan luka serta menilai kondisi luka bapak/ibu, hal ini dilakukan sebagai
parameter untuk menilai apakah terjadi infeksi pada luka atau tidak.
Untuk risiko tindakan dalam penelitian saya ini sangat kecil karena
prosedur yang dilakukan adalah pengambilan sampel darah yang rutin dikerjakan.
Biaya pemeriksaan laboratorium dalam penelitian ini tidak dibebankan kepada
pasien.
Demikianlah informasi tentang tindakan yang akan saya lakukan terhadap
bapak/ibu, dan jika bapak /ibu setuju untuk mengikuti penelitian ini di harapkan
untuk bersedia mengisi lembar persetujuan yang ada.
Peneliti
(dr. Onarisa Ayu)
Lampiran 5. Persetujuan mengikuti penelitian
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
:
Alamat
:
Menyatakan telah mendapat penjelasan dan mengerti mengenai tindakan dan
risiko pada penelitian tentang c-reactive protein sebagai deteksi awal terhadap
infeksi pada fraktur terbuka, dan saya menyetujui untuk dilakukan tindakan
tersebut terhadap diri saya.
Medan,
(
2014
)
Lampiran 6. Data pasien
Data Pasien
No
1
2
JK
L
L
Usia
26 th
43 th
3
4
5
6
L
P
L
L
49 th
7 th
54 th
23 th
7
8
9
10
11
12
13
P
L
L
L
L
P
L
32 th
34 th
14 th
15 th
40 th
26 th
26 th
14
15
16
17
18
19
20
21
F
L
L
L
L
L
P
L
14 th
32 th
9 th
21 th
39 th
24 th
35 th
18 th
Diagnosa
Open (L) UT Tibia fracture (oblique)
Open (L) Tibia fibula fracture (crush
injury)
Open (L) LT tibia fibula fracture
Open (R) UT tibia fibula fracture
Open (R) UT fibula fracture
Open (L) segmental tibia fibula
fracture
Open (L) distal femur fracture
Open (L) UT tibia fibula fracture
Open (L) UT tibia fibula fracture
Open (L) LT tibia fibula fracture
Open (L) MT tibia fibula fracture
Open (L) tibia fibula fracture
Open (L) medial condyle femur
fracture
Open (R) UT femur fracture
Open (R) distal radius fracture
Open (R) distal fibula fracture
Open (R) distal radius fracture
Open (R) distal tibia
Open (R) MT femur fracture
Open (R) MT tibia fibula fracture
Open (R) intercondylar femur fracture
Grade
IIIA
IIIC
IIIA
IIIA
IIIA
IIIA
IIIC
IIIA
IIIA
IIIB
II
IIIC
IIIA
IIIA
IIIA
IIIA
IIIA
IIIA
II
IIIA
IIIB
Lampiran 7. Nilai CRP pasien
DATA PASIEN CRP
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Usia
26 th
43 th
49 th
7 th
54 th
23 th
32 th
24 th
14 th
15 th
40 th
26 th
26 th
14 th
32 th
9 th
21 th
39 th
24 th
35 th
18 th
CRP (mg/dl)
(Latex agglutination)
< 12 jam
Post debri
Post debri
hari ke 2
hari ke 4
12
48
6
24
96
96
6
48
24