C – Reactive Protein Sebagai Deteksi Awal Terhadap Infeksi Pada Fraktur Terbuka di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Chapter III V

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat analitik
prospektif dengan time series design.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan.

3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian Dilakukan selama 5 bulan, terhitung dari tanggal 1 November 2013
– 31 Maret 2014.

3.3. Populasi Penelitian
Populasi terjangkau penelitian ini adalah pasien laki-laki dan perempuan
bangsa Indonesia yang datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP H. Adam

Malik Medan dengan fraktur terbuka ≤ 12 jam setelah trauma.

3.4. Sampel Penelitian

3.4.1. Cara Pengambilan Sampel Penelitian
Cara pemilihan sampel yaitu consecutive sampling dimana semua subjek yang
datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai
jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.

3.4.2. Besar Sampel
Besar sampel dihitung berdasarkan rumus :(16)
Zα² PQ
n =

dimana
n

= besar sampel minimum




= tingkat kemaknaan (1,96)

P

= proporsi penyakit atau keadaan yang akan dicari

Q

=1-P

d

= tingkat ketepatan absolute yang dikehendaki (0,2)

(1,96)² (0,3) (0,7)
n =
(0,2)²
(3,84)(0,21)
n =

0,04
= 20,16
Jadi besar sampel minimum pada penelitian ini setara dengan 20 sampel.

3.5. Kriteria Penelitian

3.5.1. Kriteria Inklusi
1) Laki – laki dan perempuan dengan fraktur terbuka pada ekstremitas atas
dan atau bawah kurang dari atau sama dengan 12 jam
2) Dirawat di rumah sakit minimal 7 hari
3) Bersedia ikut dalam penelitian

3.5.2. Kriteria Ekslusi

1) Pasien dengan fraktur terbuka yang disertai trauma lain
2) Pasien dengan infeksi traktus urinarius, infark micardial, pneumonia dan
gejala infeksi yang terdeteksi lainnya

3.6. Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)
Pasien yang setuju untuk ikut serta dalam penelitian harus mengisi lembar

informed consent.

3.7. Variabel Penelitian

3.7.1. Variabel Bebas
1)

Fraktur terbuka

2)

CRP

3.7.2. Variabel Terikat

1)

Luka infeksi

2)


Luka tidak infeksi

3.8. Definisi Operasional

1) Jenis kelamin: keadaan tubuh yang dibedakan secara fisik dan biologis
berdasarkan organ genitalia eksterna, dibedakan antara laki-laki dan
perempuan
2) Usia adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun. Usia
responden digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu
a. Kelompok 1: 5 – 15 tahun
b. Kelompok 2: 16 – 25 tahun
c. Kelompok 3: 25 – 55 tahun
3) Fraktur terbuka
Fraktur terbuka adalah fraktur dimana terdapat hubungan fragmen
fraktur dengan dunia luar, baik ujung fragmen fraktur tersebut yang
menembus dari dalam hingga kepermukaan kulit atau kulit
dipermukaan yang mengalami penetrasi suatu objek yang tajam dari
luar hingga kedalam. Penderita yang masuk dalam kriteria penelitian
ini adalah penderita dengan fraktur terbuka tipe I, tipe II, tipe IIIA, tipe

IIIB dan tipe IIIC menurut klasifikasi Gustilo-Anderson.
4) Lokasi fraktur
Lokasi fraktur adalah lokasi patah tulang terbuka pada tulang panjang.
Di bagi menjadi 4 lokasi yaitu :
a. Humerus
b. Radius ulna
c. Femur

d. Tibia fibula
5) Infeksi luka
Infeksi luka adalah apabila secara klinis di temukan salah satu dari
kriteria di bawah ini :(21)



Dijumpai adanya pus pada luka
Pasien harus memiliki 4 atau lebih dari gejala atau tanda sebagai
berikut :









Demam >38º dan atau terdapat gangguan kesadaran
Bengkak pada daerah luka
Kemerahan pada daerah luka
Peningkatan nyeri pada daerah luka
Hangat pada daerah luka
Luka memproduksi cairan serous

6) Luka tidak infeksi
Luka tidak infeksi adalah tidak ditemukan tanda atau gejala yang
sesuai dengan kriteria luka infeksi.
7) CRP
CRP adalah protein fase akut yang dapat menggambarkan suatu
respon fase akut pada inflamasi.
Kadar CRP normal


: < 6 mg/ dl

Kadar CRP meningkat

: apabila dijumpai adanya peningkatan kadar
CRP pada hari ke 4 dibandingkan hari ke 2

Kadar CRP tetap

: apabila kadar CRP hari ke 2 dan ke 4 sama

Kadar CRP menurun

: apabila dijumpai adanya penurunan kadar
CRP pada hari ke 4 dibandingkan hari ke 2

3.9. Cara Pengumpulan dan Pengolahan Data

Metode yang digunkan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah

dengan melakukan pemeriksaan kadar CRP pada pasien – pasien dengan fraktur
terbuka ≤ 12 jam paska trauma yang memenuhi criteria inklusi yang masuk
melalui Instalasi Gawat Darurat RSUP.H. Adam Malik Medan. Kemudian
dilakukan debridement maksimal 40 jam paska trauma.
Semua pasien mendapatkan antibiotik prophylaxis golongan cephalosporine.
Dilakukan X – ray pada extremitas yang telibat, suhu tubuh diukur dan dilakukan
pengambilan sampel darah rutin termasuk CRP dari vena perifer pada saat pasien
masuk ke IGD, hari ke 2 dan hari ke 4 paska operasi.
Pengukuran kadar CRP dilakukan secara semi kwantitatif denganmenggunakan
metode Latex agglutinasi.

3.10. Analisis Data
Analisis data menggunakan software SPSS for Windows® versi 15. Tahapan
analisis meliputi :
1) Analisis univariat untuk mengetahui gambaran karakteristik untuk distribusi
masing-masing variabel.
2) Analisis bivariat untuk mengetahui perbedaan antara kadar setiap CRP
digunakan uji Anova. Dan untuk mengetahui perbedaan antara kadar CRP
pasien tidak infeksi dengan pasien infeksi di gunakan uji
Samples T Test.


Independent

3.11. Alur Penelitian

Gambar 4. Alur Penelitian

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Data diperoleh dari pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang kemudian
dirawat di ruang perawatan

Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan yang

memenuhi kriteria inklusi penelitian sejak bulan Januari 2014 – Maret 2014.
Penilaian yang dilakukan adalah ditribusi sampel meliputi karakteristik

demografik jenis kelamin, usia, diagnosa, kadar CRP ≤ 12 jam paska trauma,
kadar CRP hari ke 2 dan ke 4, insidensi kejadian infeksi serta perbedaan kadar
CRP.
4.1.1. Karakteristik Responden
Terjadinya patah terbuka pada penelitian ini seluruhnya disebabkan oleh
kecelakaan lalu lintas. Pada penelitian ini menunjukkan distribusis jenis kelamin
pasien didominasi oleh laki-laki yaitu sebanyak 16 orang (76,2%) sedangkan
perempuan sebanyak 5 orang (23,8 %) (tabel 1).

Tabel 1. Distribusi Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total

Frekuensi
16
5
21

Persentase
76,2
23,8
100,0

Populasi penelitian memiliki rentang umur antara 7 tahun hingga 54 tahun.
Kelompok umur dibagi menjadi tiga kelompok umur (5-15 tahun, 16-25 tahun,

26-55 tahun). Responden dalam penelitian ini paling banyak berasal dari
kelompok umur 26-55 tahun yaitu sebesar 57,2 % (tabel 2).

Tabel 2. Distribusi Umur
Umur (tahun)
5-15
16-25
26-55
Total

Frekuensi
5
4
12
21

Persentase
23,8
19,0
57,2
100,0

Tabel 3. Distribusi Lokasi Fraktur
Lokasi
Humerus
Radius ulna
Femur
Tibia fibula
Total

Frekuensi
0
2
5
14
21

Persentase
0
9,5
23,8
66,7
100,0

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa kejadian fraktur terbuka paling banyak adalah
pada daerah ekstremitas bawah, dengan lokasi yang paling sering adalah tungkai
bawah (tibia fibula) yaitu sebanyak 66,7 %. Sedangkan derajat fraktur terbuka
yang paling banyak berdasarkan klasifikasi Gustilo-Anderson adalah fraktur
terbuka grade IIIa sebanyak 14 kasus (66,7) (tabel 4).

Tabel 4. Distribusi Derajat Fraktur dan Hasil Setelah Debridement
Derajat
Tidak Infeksi
Infeksi
I
0 (0 %)
0 (0 %)
II
2 (9,53%)
0 (0 %)
IIIa
13 (61,91%)
1 (4,76 %)
IIIb
1 (4,76%)
1 (4,76 %)
IIIc
0 (0 %)
3 (14,28 %)
Total
16 (76,2 %)
5 (23,8 %)

Total
0 (0 %)
2 (9,53)
14 (66,7)
2 (9,52)
3 (14,28)
21 (100 %)

Pada tabel 5 dapat dilihat distribusi kadar CRP pada ≤ 12 jam paling banyak

pada 24 mg/dl (33,3 %), pada hari ke 2 paska debridement paling banyak adalah

48 mg/dl (47,6 %). Sedangkan pada hari ke 4 paska debridement paling banyak
pada < 6 mg/dl (23,8 %). Sedangkan kadar rerata CRP secara keseluruhan yang
diukur pada saat ≤ 12 jam kejadian adalah 14,29 ± 12,219 mg/dl dan terjadi
peningkatan setelah 2 hari pasca debridement yaitu 40,86 ± 23,053 mg/dl dan
mengalami penurunan pada hari ke 4 yaitu 27,71 ± 32,615 mg/dl.

Tabel 5. Distribusi Kadar CRP
Kadar CRP
≤ 12 jam
(mg/dl)
Pre op