Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Langkat Dengan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK-RI Sebagai Variabel Moderating

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Landasan Teori
Halim dan Syukriy (2006) menyatakan bahwa teori keagenan dapat

diterapkan dalam organisasi publik. Hubungan keagenan dalam pemerintahan
demokrasi adalah hubungan pendelegasian kewenangan dari masyarakat kepada
wakilnya di parlemen, dari parlemen ke pemerintah, dari pemerintah kepada para
menteri dan dari pemerintah kepada birokrasi.
Fadzil dan Nyoto (2011) juga menyatakan bahwa terdapat hubungan
prinsipal agen antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemerintah pusat
bertindak sebagai principal dan pemerintah daerah bertindak sebagai agen karena
pemerintah daerah bertanggung jawab kepada masyarakat sebagai pemilih dan
juga kepada pemerintah pusat.

Pemerintah daerah selaku agen memiliki

kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan

mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya
melalui laporan keuangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
hubungan antara variabel dependen yaitu kualitas laporan keuangan dengan
variabel independen yaitu penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP),
kapasitas sumber daya manusia, penerapan Sistem Pengendalian Intern,
pemanfaatan teknologi informasi, peran internal audit pemerintah dengan
penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK-RI sebagai variabel
moderating.

Universitas Sumatera Utara

2.1.1. Kualitas Laporan Keuangan
Kualitas laporan keuangan merupakan persyaratan normatif yang harus
dipenuhi dalam penyusunan laporan keuangan agar laporan keuangan yang
dihasilkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna
laporan keuangan. Laporan keuangan yang bermanfaat harus memenuhi beberapa
karakteristik kualitatif sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah menyatakan bahwa karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah
ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi
sehingga dapat memenuhi tujuannya. Prasyarat normatif yang diperlukan agar
laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki yaitu
relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami.
Laporan keuangan disebut relevan apabila informasi yang disajikan
mempunyai relevansi dengan kebutuhan pengguna yaitu dapat mempengaruhi
keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu,
masa kini atau masa depan dan menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi
mereka di masa lalu. Informasi disebut relevan jika memiliki kriteria berikut:
manfaat umpan balik (feedback value), manfaat prediktif (predictive value), tepat
waktu (timeliness) dan lengkap (complete).
Informasi dalam laporan keuangan disebut andal apabila bebas dari
pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap
kenyataan secara jujur, serta dapat diverifikasi. Karakteristik Informasi dapat
dikatakan andal apabila memenuhi karakteristik penyajian jujur, dapat diverifikasi

Universitas Sumatera Utara

(verifiability) dan netral. Informasi yang disajikan andal jika penyajian dalam

laporan keuangan pemerintah berdasarkan pada SAP dan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Karakteristik lain yang harus dipenuhi agar laporan keuangan dapat
dikatakan berkualitas yaitu dapat dibandingkan, karena informasi yang disajikan
akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya
sepanjang menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Informasi yang disajikan
memenuhi karakteristik dapat dibandingkan jika disajikan dalam 2 (dua) periode
atau tahun anggaran.
Syarat lain agar suatu laporan keuangan dikatakan berkualitas adalah dapat
dipahami.

Informasi yang disajikan dapat dipahami oleh pengguna dan

dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman
para pengguna dan diasumsikan pengguna memiliki pengetahuan yang memadai
atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan. Informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan dapat dipahami jika penyajian laporan keuangan pada
pemerintah daerah sesuai dengan format yang telah ditentukan dalam PP No. 71
Tahun 2010 dan membuat CALK (Catatan Atas Laporan Keuangan) yang
menjelaskan hal-hal penting yang ada dalam laporan keuangan.

Sukmaningrum (2012) menyatakan bahwa kualitas laporan keuangan
pemerintah sangat dipengaruhi oleh faktor kepatuhan terhadap standar akuntansi,
kapabilitas sumber daya manusia, serta dukungan sistem akuntansi yang ada.
Tidak pula terlepas dinamika perubahan eksternal yang tidak dapat dikendalikan
oleh organisasi.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa kualitas laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu
diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi kualitas yang
dikehendaki yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami.

2.1.2. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan
Hal-hal yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah dapat
dilihat dari berbagai faktor yang dijadikan sebagai variabel dalam penelitian ini
yaitu penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), kapasitas sumber daya
manusia, penerapan Sistem Pengendalian Intern, pemanfaatan teknologi
informasi, peran internal audit pemerintah dan penyelesaian tindak lanjut hasil
pemeriksaan BPK-RI.

Penjelasan dari masing-masing variabel yang mempengaruhi kualitas
laporan keuangan adalah sebagai berikut:

2.1.2.1. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Renyowijoyo (2008) menyatakan bahwa untuk menghasilkan laporan
keuangan sektor publik yang relevan dan handal maka diperlukan standar
akuntansi keuangan sektor publik dan sistem akuntansi sektor publik. Pemerintah
Indonesia sudah menetapkan standar akuntansi untuk pemerintahan, yaitu Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang saat ini diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual.
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi
yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah,

Universitas Sumatera Utara

dengan demikian SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum
dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia.
Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 secara sistematis
dan terstruktur mengisyaratkan laporan keuangan yang dihasilkan pemerintah
harus mengandung unsur: (1)Akuntabilitas, (2)Manajemen, (3)Transparansi

(4) Keseimbangan Antar generasi.
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan secara konsisten dalam
penyusunan laporan keuangan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan
pemerintah. Kesalahan dalam penyajian laporan keuangan dapat dihindari dengan
menerapkan standar akuntansi pemerintahan. Keseragaman dari bentuk dan
format laporan keuangan yang dijadikan acuan sangat berpengaruh dengan nilai
informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah.
Irwan (2011) membuktikan dalam penelitiannya bahwa penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) berpengaruh poitif terhadap kualitas laporan
keuangan pada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Penelitian tersebut sejalan
dengan penelitian Mahaputra (2014) yang membuktikan bahwa Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) berpengaruh positif terhadap kualitas informasi pelaporan
keuangan di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Gianyar.

2.1.2.2. Kapasitas Sumber Daya Manusia
Sumarsono (2003), sumber daya manusia atau human resources
mengandung dua pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang dapat
diberikan dalam proses produksi. Dalam hal lain sumber daya manusia
mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu
untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua, sumber daya manusia


Universitas Sumatera Utara

menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha
kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang
mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau masyarakat.
Menurut laporan akhir studi GTZ-USAID/CLEAN Urban (2001) kapasitas
sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau individu dalam suatu
organisasi/kelembagaan maupun sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau
kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 46A Tahun 2003
Tanggal 21 Nopember 2003 mengatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan
dan karakteristik yang dimiliki seorang pegawai negeri sipil berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
jabatannya, sehingga pegawai negeri sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya
secara professional, efektif dan efisien.
Winindyaningrum dan Rahmawati (2010) menyatakan bahwa kapasitas
sumber daya manusia berpengaruh terhadap keterandalan pelaporan keuangan
pemerintah daerah, namun penelitian ini tidak berhasil membuktikan pengaruh

kapasitas sumber daya manusia terhadap ketepatwaktuan penyampaian informasi
dalam laporan keuangan.

2.1.2.3. Penerapan Sistem Pengendalian Intern
Menurut Bastian (2006) struktur pengendalian internal didefinisikan
sebagai suatu proses yang dijalankan oleh eksekutif (kepala daerah, instansi/dinas
dan segenap personel) yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai
tentang pencapaian tiga golongan tujuan yang terdiri atas: (1) Keandalan laporan

Universitas Sumatera Utara

keuangan, (2) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku,
(3) Efektivitas dan efisiensi operasi.
PP Nomor 60 Tahun 2008 menyebutkan bahwa pengendalian intern
merupakan proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan. Adapun komponen Sistem Pengendalian
Internal (SPI) menurut COSO terdiri dari:1) Lingkungan pengendalian,

2) Penaksiran risiko, 3) Aktivitas Pengendalian, 4) Informasi dan komunikasi,
5) Pemantauan.
Hasil penelitian Indriasari (2008) dan Irwan (2011) menyatakan bahwa
sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan pada kualitas laporan
keuangan. Hal itu sejalan dengan penelitian Wansyah, dkk (2012) yang
menyatakan bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh positif terhadap nilai
informasi pelaporan keuangan di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi
Aceh.

2.1.2.4. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Teknologi informasi meliputi komputer (mainframe, mini, micro),
perangkat lunak (software), database, jaringan (internet, intranet), electronic
commerce, dan jenis lainnya yang berhubungan dengan teknologi (Wilkinson et

al., 2000).
Menurut Gondodiyoto (2007) komputerisasi atau penerapan teknologi
informasi adalah suatu pemanfaatan komputer dan berbagai teknologi lain dalam

Universitas Sumatera Utara


mendukung tugas-tugas pimpinan/organisasi, dengan komponen-komponen:
ketersediaan mesin (hardware/software), jaringan (network), kesiapan aplikasi
(procedures/application),

personil

(brainware/peopleware),

database,

dan

pemakai serta lingkungannya (user dan environment, social context, the culture of
the people and groups involved).

Yosefrinaldi (2013) membuktikan dalam penelitian bahwa pemanfaatan
teknologi informasi berpengaruh berpengaruh positif terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah. Penelitian sebelumnya Wansyah, dkk (2012) juga
menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap
kualitas informasi pelaporan keuangan pada SKPD Provinsi Aceh.


2.1.2.5. Peran Internal Audit Pemerintah
Peran internal audit pemerintah berkaitan dengan kualitas laporan
keuangan dapat dilihat dalam Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, pasal 33 ayat (3)
menyatakan bahwa sebelum dilakukan pemeriksaan oleh BPK, Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) melakukan reviu atas LKPD tersebut untuk
memberikan keyakinan atas keandalan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan. Reviu dimaksudkan untuk memberikan keyakinan akurasi, keandalan,
dan keabsahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sebelum
disampaikan oleh pejabat pengelola keuangan kepada menteri/pimpinan lembaga
dan kepala daerah.
Berdasarkan PP No. 60 Tahun 2008 pengawasan intern adalah seluruh
proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain
terhadap organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa

Universitas Sumatera Utara

kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisiensi untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata
pemerintahan yang baik. PP No. 60 Tahun 2008 mengisyaratkan bahwa peran
internal audit tidak terbatas pada pengawasan keuangan saja tetapi mendapat
peran baru yaitu sebagai pembina/ konsultan terhadap pelaksanaan kegiatan.
Keputusan Presiden No. 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah menyatakan bahwa pengawasan pemerintah
daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah
daerah berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundangundanganyang berlaku. Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk
menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan
yang akan dicapai.

Pengawasan internal terhadap laporan keuangan daerah

dilakukan oleh Inspektorat sebagai auditor intern pemerintah. Penelitian yang
dilakukan oleh Yuliani, dkk (2010) menyatakan bahwa peran internal audit secara
simultan dan parsial berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.

2.1.2.6. Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK-RI
Tindak lanjut merupakan suatu proses untuk menentukan kecukupan,
keefektifan, dan ketepatan waktu dari berbagai tindakan yang dilakukan oleh
manajemen terhadap berbagai temuan pemeriksaan audit yang dilaporkan. (Hiro,
2006).

Pasal 20 UU No. 15 Tahun 2004 dan Peraturan Badan Pemeriksa

Keuangan Nomor 2 Tahun 2010 menyatakan bahwa tindak lanjut hasil
pemeriksaan BPK wajib dilakukan oleh pimpinan entitas yang diperiksa.
Pimpinan entitas yang diperiksa tersebut wajib memberikan jawaban atau

Universitas Sumatera Utara

penjelasan kepada BPK tentang tindak lanjut atas rekomendasi hasil pemeriksaan
selambat-lambatnya 60 hari setelah laporan hasil pemeriksaan diterima.
Tindak lanjut yang disampaikan ke BPK-RI akan ditelaah dan penelaahan
tersebut akan diklasifikasikan sebagai berikut: a. Tindak lanjut telah sesuai dengan
rekomendasi; b. Tindak lanjut belum sesuai dengan rekomendasi; c. Rekomendasi
belum ditindaklanjuti; atau d. Rekomendasi tidak dapat ditindaklanjuti.
Penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK-RI bertujuan untuk
perbaikan/peningkatan kualitas atas kelemahan-kelemahan yang ditemukan dari
proses pemeriksaan sehingga kualitas laporan keuangan akan semakin baik dan
pemerintah dapat menghentikan serta mencegah terulangnya kembali kesalahan,
penyimpangan dan penyelewengan serta pemborosan yang terjadi.
Agusti (2014) menemukan bahwa tindak lanjut hasil pemeriksaan tidak
berpengaruh terhadap opini audit namun penelitian Winanti (2014) dan Sari, dkk
(2015) mengungkapkan bahwa tindak lanjut hasil pemeriksaan berpengaruh
positif terhadap opini audit. Semakin banyak tindak lanjut pemeriksaan yang
dilakukan maka pengelolaan keuangan yang dilakukan Pemda menjadi semakin
baik sehingga opini yang diperoleh pada periode selanjutnya semakin baik
(Setyaningrum, 2015).

2.2. Review Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
laporan keuangan telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, diantaranya yang
dilakukan oleh Mahaputra (2014) dengan judul analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah (Studi
pada SKPD Kabupaten Gianyar). Hasil penelitian menyebutkan bahwa kapasitas

Universitas Sumatera Utara

sumber daya manusia, pemanfaatan sistem informasi keuangan daerah, sistem
pengendalian intern, implementasi standar akuntansi pemerintahan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kualitas informasi pelaporan keuangan SKPD
Kabupaten Gianyar.
Beest (2009) melakukan penelitian dengan judul quality of financial
reporting: measuring qualitative characteristics. Hasil penelitian ini menyebutkan

bahwa pengendalian intern berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan
keuangan.
Yuliani, dkk (2010) melakukan penelitian dengan judul pengaruh
pemahaman akuntansi, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah
dan peran internal audit terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
(Studi pada Pemko Banda Aceh).

Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa

pemahaman akuntansi, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah
dan peran internal audit secara simultan dan parsial berpengaruh positif terhadap
kualitas laporan keuangan.
Irwan (2011) melakukan penelitian dengan judul pengaruh penerapan
sistem pengendalian intern pemerintah, kompetensi sumber daya manusia dan
penerapan standar akuntansi pemerintahan terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa
kualitas laporan keuangan pemerintah Provinsi Sumatera Barat dipengaruhi oleh
penerapan sistem pengendalian intern pemerintah, kompetensi sumber daya
manusia dan penerapan standar akuntansi pemerintahan.
Sukmaningrum (2012) melakukan penelitian dengan judul analisis faktorfaktor

yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan pemerintah

Universitas Sumatera Utara

daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten Kota Semarang). Hasil
penelitian ini menyebutkan bahwa sumber daya manusia tidak berpengaruh
terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah karena
kurangnya pegawai yang berlatar belakang pendidikan akuntansi. Sistem
pengendalian intern berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan
pemerintah daerah. Faktor eksternal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah.
Wansyah, dkk (2012) melakukan penelitian dengan judul pengaruh
kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi Informasi dan kegiatan
pengendalian terhadap nilai informasi pelaporan keuangan SKPD pada Provinsi
Aceh. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa kapasitas sumber daya manusia
berpengaruh terhadap nilai informasi pelaporan keuangan SKPD. Pengendalian
teknologi informasi berpengaruh terhadap nilai informasi pelaporan keuangan
SKPD. Kegiatan pengendalian berpengaruh terhadap nilai informasi pelaporan.
Yosefrinaldi (2013) melakukan penelitian dengan judul pengaruh kapasitas
sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah dengan variabel intervening sistem
pengendalian intern pemerintah (Studi empiris pada Dinas Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah se-Sumatera Barat).

Hasil penelitian menyebutkan bahwa

kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, sistem
pengendalian intern pemerintah berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah.
Armando (2013) melakukan penelitian dengan judul pengaruh sistem
pengendalian intern dan pengawasan keuangan daerah terhadap nilai informasi

Universitas Sumatera Utara

laporan keuangan pemerintah (Studi empiris pada SKPD di Kota Bukit Tinggi).
Hasil penelitian menyebutkan bahwa sistem pengendalian intern pemerintah,
pengawasan keuangan daerah berpengaruh signifikan positif terhadap nilai
informasi laporan keuangan pada Pemerintah Kota Bukit Tinggi.
Syarifudin

(2014)

melakukan

penelitian

dengan

judul

pengaruh

kompetensi SDM dan peran audit intern terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah dengan variabel intervening sistem pengendalian intern
pemerintah (Studi Empiris pada Pemkab. Kebumen). Hasil penelitian menjelaskan
bahwa kompetensi SDM dan peran audit intern tidak berpengaruh signifikan
terhadap kualitas LKPD, SPIP berpengaruh signifikan terhadap kualitas LKPD.
Kompetensi SDM dan peran audit intern berpengaruh signifikan terhadap SPIP.
SPIP dapat memediasi hubungan antara kompetensi SDM terhadap kualitas
LKPD namun SPIP tidak dapat memediasi hubungan antara peran audit intern
terhadap kualitas LKPD.
Sagara (2015) melakukan penelitian dengan judul The effect of
Implementation Accounting Information System and Competence of Human
Resources on the Quality of Financial Reporting. Hasil penelitian ini

menyebutkan bahwa secara simultan implementasi sistem informasi akuntansi dan
kompetensi SDM berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Secara parsial kompetensi SDM tidak berpengaruh signifikan.
Review penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.1. yang berisi
tentang ringkasan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu terdiri dari
nama peneliti, judul penelitian, variabel-variabel dalam penelitian dan hasil
penelitian.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1.
Review Penelitian Terdahulu
Peneliti
Mahaputra
(2014)

Beest
(2009)

Judul

Variabel

Hasil Penelitian

Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi
kualitas
informasi
pelaporan
keuangan
pemerintah
daerah (Studi pada SKPD
Kabupaten Gianyar)

Variabel Dependen :
Kualitas
Informasi
Laporan Keuangan

Kapasitas sumber daya
manusia,
pemanfaatan
sistem informasi keuangan
daerah,
sistem
pengendalian
intern,
implementasi
standar
akuntansi
pemerintahan
berpengaruh positif dan
signifikan
terhadap
kualitas
informasi
pelaporan keuangan SKPD
Kabupaten Gianyar.

Quality
of
Financial
Reporting:
Measuring
Qualitative Characteristics

Variabel Independen:
Pengendalian Intern

Variabel Independen:
Kapasitas
Sumber
Daya
Manusia,
Pemanfaatan
Sistem
Informasi
Keuangan
Daerah,
Sistem
Pengendalian
Intern,
Implementasi Standar
Akuntansi
Pemerintahan

Variabel Dependen :
Kualitas
Informasi
Laporan Keuangan
Yuliani,dkk
(2010)

Irwan
(2011)

Sukmaningrum
(2012)

Pengaruh
pemahaman
Akuntansi, Pemanfaatan
Sistem
Informasi
Akuntansi
Keuangan
Daerah dan Peran Internal
Audit Terhadap Kualitas
Laporan
Keuangan
Pemerintah Daerah (Studi
pada Pemko Banda Aceh).

Variabel
Dependen:
Kualitas
Laporan
Keuangan.

Pengaruh
Penerapan
Sistem
Pengendalian
Intern
Pemerintah, Kompetensi
Sumber Daya Manusia dan
Penerapan
Standar
Akuntansi
Pemerintah
terhadap Kualitas Laporan
Keuangan
Pemerintah
Provinsi
Sumatera Barat

Variabel Independen:
a.Pengaruh Penerapan
Sistem Pengendalian
Intern
b.Kompetensi Sumber
Daya Manusia
c.Penerapan
Standar
Akuntansi Pemerintah

Analisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kualitas informasi laporan
keuangan
pemerintah
daerah (Studi Empiris pada
Pemerintah
Kabupaten
Kota Semarang)

Variabel
dependen:
Kualitas
Informasi
Laporan Keuangan.

Variabel Independen:
Pemahaman Akuntansi,
Pemanfaatan
Sistem
Informasi
Akuntansi
Keuangan Daerah dan
Peran Internal Audit

Variabel Dependen :
Kualitas
Laporan
Keuangan

Variabel Independen:
Sumber Daya Manusia,

Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
pengendalian
intern
berpengaruh
terhadap
kualitas informasi laporan
keuangan
Pemahaman
Akuntansi,
Pemanfaatan
Sistem
Informasi
Akuntansi
Keuangan Daerah dan
Peran Internal Audit secara
simultan
dan
parsial
berpengaruh
positif
terhadap Kualitas Laporan
Keuangan.

Kualitas
Laporan
Keuangan
Pemerintah
Provinsi Sumatera Barat
dipengaruhi
oleh
Penerapan
Sistem
Pengendalian
Intern
Pemerintah, Kompetensi
Sumber Daya Manusia dan
Penerapan
Standar
Akuntansi Pemerintahan.

Sumber daya manusia
tidak berpengaruh terhadap
kualitas informasi laporan
keuangan
pemerintah
daerah karena kurangnya
pegawai yang berlatar
belakang pendidikan

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1. Lanjutan

Peneliti

Wansyah,dkk (2012)

Yosefrinaldi (2013)

Armando (2013)

Syarifudin
(2014)

Judul

Variabel

Hasil Penelitian

Sistem Pengendalian
Intern, Faktor Eksternal

akuntansi.
Sistem
pengendalian
intern
berpengaruh
terhadap
kualitas informasi laporan
keuangan
pemerintah
daerah. Faktor eksternal
tidak berpengaruh secara
signifikan
terhadap
kualitas informasi laporan
keuangan
pemerintah
daerah.

Pengaruh
Kapasitas
Sumber Daya Manusia,
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi dan Kegiatan
Pengendalian
terhadap
nilai informasi pelaporan
keuangan SKPD pada
Provinsi Aceh

Variabel dependen :
Nilai
Informasi
Pelaporan Keuangan.

Kapasitas sumber daya
manusia berpengaruh terhadap nilai informasi
pelaporan
keuangan
SKPD.
Pengendalian
teknologi
informasi
berpengaruh terhadap nilai
informasi
pelaporan
keuangan
SKPD.
Kegiatan
pengendalian
berpengaruh terhadap nilai
informasi
pelaporan
keuangan SKPD.

Pengaruh kapasitas sumber
daya
manusia,
dan
pemanfaatan
teknologi
informasi terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah dengan variabel
intervening sistem pengen
dalian intern pemerintah.
(Studi Empiris pada Dinas
Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah se- Sumatera
Barat).

Variabel
dependen:
Kualitas
Laporan
Keuangan Pemerintah
Daerah.

Pengaruh
Sistem
Pengendalian Intern dan
Pengawasan
Keuangan
Daerah Terhadap Nilai
Informasi
Laporan
Keuangan
Pemerintah
(Studi empiris pada SKPD
di Kota Bukit Tinggi)

Variabel dependen: Nilai Informasi Laporan
Keuangan Pemerintah

Pengaruh
Kompetensi
SDM dan Peran Audit
Intern terhadap Kualitas
Laporan Keuangan

Variabel
Dependen:
Kualitas LKPD

Variabel Independen :
Kapasitas
Sumber
Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Kegiatan
Pengendalian

Variabel Independen:
Kapasitas
Sumber
Daya
Manusia,
pemanfaatan teknologi
informasi.

Kapasitas sumber daya
manusia,
Pemanfaatan
teknologi
informasi,
Sistem pengendalian intern
pemerintah berpengaruh
signifikan positif terhadap
kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah.

Variabel Intervening :
Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah.

Variabel Independen:
Sistem Pengendalian
Intern dan Pengawasan
Keuangan Daerah.

Sistem pengendalian intern
pemerintah, pengawasan
keuangan
daerah
berpengaruh
signifikan
positif
terhadap
nilai
informasi
laporan
keuangan pada Pemerintah
Kota Bukit Tinggi.
1. Kompetensi SDM dan
Peran Audit Intern
tidak
berpengaruh
signifikan terhadap

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1. Lanjutan

Peneliti

Judul

Variabel

Pemerintah Daerah dengan
Variabel
Intervening
Sistem
Pengendalian
Intern Pemerintah (Studi
Empiris pada Pemkab.
Kebumen).

Variabel Independen:
Kompetensi SDM dan
Peran Audit Intern.
Variabel
SPIP

Hasil Penelitian

Intervening:

2.

3.

4.

5.

Sagara
(2015)

The
effect
of
Implementation
Accounting
Information
System and Competence of
Human Resources on the
Quality
of
Financial
Reporting.

Variabel Independen:
a.Implementasi Sistem
Informasi Akuntansi
b.Kompetensi SDM
Variabel Dependen :
Kualitas
Informasi
Laporan Keuangan

kualitas LKPD,
SPIP
berpengaruh
signifikan
terhadap
kualitas LKPD.
Kompetensi SDM dan
Peran Audit Intern
berpengaruh signifikan
terhadap SPIP.
SPIP dapat memediasi
hubungan
antara
kompetensi
SDM
terhadap
kualitas
LKPD
SPIP
tidak
dapat
memediasi hubungan
antara peran audit
intern
terhadap
kualitas LKPD.

Hasil
penelitian
menyebutkan
bahwa
secara
Simultan
Implementasi
Sistem
Informasi Akuntansi dan
Kompetensi
SDM
Berpengaruh
Signifikan
Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan. Secara Parsial
Kompetensi SDM Tidak
berpengaruh signifikan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENYELESAIAN TINDAK LANJUT REKOMENDASI HASIL PEMERIKSAAN BPK RI PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA.

0 0 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH TEMUAN BPK RI ATAS PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH.

0 0 17

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas laporan Keuangan SKPD Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dengan Kualitas Sumber Daya Manusia Sebagai Variabel Moderating”

1 1 16

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Langkat Dengan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK-RI Sebagai Variabel Moderating

0 0 17

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Langkat Dengan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK-RI Sebagai Variabel Moderating

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Langkat Dengan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK-RI Sebagai Variabel Moderating

0 0 9

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Langkat Dengan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK-RI Sebagai Variabel Moderating Chapter III VI

0 0 64

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Langkat Dengan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK-RI Sebagai Variabel Moderating

0 7 5

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Langkat Dengan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK-RI Sebagai Variabel Moderating

0 0 36

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Opini Audit BPK dengan Tindak Lanjut Temuan BPK sebagai Variabel Moderating di Provinsi Sumatera Utara

0 1 15