Analisis Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik, Audit Fee, Audittenure, Dan Karakteristik Komite Audit Terhadap Audit Quality Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Chapter III IV
(www.sahamok.com). Data yang diteliti adalah data perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI dari tahun 2013 – 2015.
3.3.
Batasan Operasional Penelitian
Batasan operasional dalam penelitian ini agar tujuan penelitian dapat
tercapai adalah sebagai berikut:
1. Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dengan periode penelitian
2013-2015 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
a. Variabel bebas meliputi ukuran kap, audit fee, audit tenure dan
karakteristik komite audit (yang pada penelitian ini diproksikan ke gender
dan usia).
b. Variabel terikat yaitu audit quality
3.4.
Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Definisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalamelemen-
elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan
dioperasionalisasikan dalam riset.Definisi Operasional dari variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Kualitas Audit
Tingginya tingkat akrual berhubungan positif dengan kegagalan audit serta
kurangnya konservatisme auditor. Tingkat akrual yang rendah diasosiaskan
dengan tingginya tingkat konservatisme yang dimiliki seorang auditor sehingga
dipandang dapat meningkatkan kualitas audit. Adapun akrual lancar dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Universitas Sumatra Utara
Accrual Lancar = (ΔAL - ΔKAS) – (ΔLL - ΔLJP)
Keterangan:
ΔAL
= Perubahan aset lancar
ΔKAS = Perubahan kas dan ekuivalen kas
ΔLL
= Perubahan liabilitas lancar
ΔLJP = Perubahan dalam utang wesel jangka pendek dan utang jangka
panjang yang akan jatuh tempo
2.
Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)
Ukuran KAP dalam penelitian ini merupakan besar kecilnya KAP
yangdibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang berafiliasi dengan Big 4
danKAP yang tidak berafiliasi dengan Big 4 (Choi, 2010). Variabel Ukuran KAP
diukur dengan menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan diaudit oleh KAP
Big 4 maka akan diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan diaudit oleh KAP
non Big 4, maka diberikan nilai 0.
3.
AuditFee
Audit fee atau biaya eksternal audit adalah imbalan yang diterima auditor
atas jasa mengaudit yang telah dilakukannya. Besaran biaya yang diterima oleh
auditor tergantung dari reputasi KAP dan ukuran perusahaan yang diaudit.
Menurut peneliti terdahulu semakin besar fee yang diterima maka semakin
berkualitas juga hasil audit yang dihasilkan. Penulis tertarik meneliti pengaruh
biaya eksternal audit terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Diukur dari besarnya
biaya eksternal audit, namun karena besarnya biaya eksternal audit tidak dapat
dilihat secara pasti di laporan keuangan perusahaan maka penulis mengambil
Universitas Sumatra Utara
biaya professional sebagai data yang akan digunakan untuk mengukur biaya
eksternal audit, dan untuk memperkecil angka maka penulis melakukan logaritma
natural untuk biaya professional.
4.
Audit Tenure
Variabel Audit Tenure diukur dengan menghitung jumlah tahun sebuah
KAP mengaudit laporan keuangan sebuah perusahaan secara berurutan (AlThuneibat et al., 2011).Penghitungan jumlah tahun tenure dilakukan ke belakang
yaitu dimulai dari tahun 2013 dan terus ditelusuri sampai tahun dimana klien
berpindah ke auditor lain (Boone et al., 2008 dalam Al-Thuneibat et al., 2011).
5.
Karakteristik Komite Audit
5.1. Gender
Gender merupakan hal yang perlu diperhatikan didalam sebuah
organisasi.Ada yang menganggap keberadaan pria lebih dibutuhkan
didalam organisasi karena menurut sebagian orang pria lebih berani dan
tegas dalam pengambilan keputusan.Namun ada juga yang menganggap
bahwa keberadaan wanita juga penting didalam sebuah organisasi karena
dianggap wanita lebih teliti dan lebih hati – hati dalam membuat sebuah
keputusan. Karena perbedaan pendapat itu peneliti tertarik untuk meneliti
pengaruh keberadaan wanita dalam komite audit terhadap kualitas audit
yang dihasilkan. Diukur dengan variabel dummy = 1 jika ada anggota
wanita didalam komite audit dan = 0 jika tidak.
Universitas Sumatra Utara
5.2. Usia
Usia merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang
dalam menjalankan tugasnya. Anggota komite audit yang berusia dewasa
madya (40 – 60 tahun) akan mencapai jenjang karir sejauh yang mereka
mampu serta posisi karir yang paling stabil. Semakin bertambah usia
seseorang maka mereka dianggap akan semakin bijaksana dan
bertanggungjawab terhadap pekerjaan mereka. Selain itu, semakin
bertambah usia seseorang mereka dianggap memiliki banyak pengalaman.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh usia
terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Diukur dengan menggunakan usia
komite audit yang tertera di annual report perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI.
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel
Variabel
Penelitian
Definisi
Pengukuran
DEPENDEN
Kualitas
Audit (Y)
Ukuran
KAP (X1)
Audit Fee
(X2)
diproksikan
dengan
kecenderungan
auditor
menerbitkan
Opini Going
Concern.
Dibagi menjadi
dua, yaitu KAP
yang berafiliasi
dengan KAP big4
dan KAP non
big4
Audit Fee adalah
imbalan yang
diterima auditor
atas jasa
Akrual Lancar =
(ΔAL - ΔKAS) –
(ΔLL - ΔLJP)
Berafiliasi
dengan big4 = 1
Tidak berafiliasi
dengan big4 = 0
Logaritma
Natural Biaya
Profesional yang
tercantum dalam
Skala
Rasio
Nominal
Rasio
Universitas Sumatra Utara
I
N
D
E
P
E
N
D
E
N
Audit
Tenure
(X3)
Gender
(X4)
Usia (X5)
3.5.
mengaudit yang
telah
dilakukannya.
Lamanya
hubungan kerja
entitas dengan
kantor akuntan
publik yang
mengaudit.
laporan keuangan
yang telah
diaudit
Bila sama / lebih
dari 3
tahun hubungan
kerja =1
Bila kurang dari
Nominal
3 tahun =0
Gender adalah
konstruksi sosial
yang ditanamkan
oleh masyarakat
yang
membedakan pria
dan wanita.
Variabel dummy
= 1 jika terdapat
wanita dalam
komite audit, = 0
jika tidak ada
Usia adalah suatu
waktu untuk
mengukur
lamanya
keberadaan
makhluk didunia.
Usia komite audit
yang tercantum
di annual report
Rasio
perusahaan
Nominal
Populasi dan Sampel Penelitian
3.5.1. Populasi penelitian
Menurut Erlina (2011 : 81), “ populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi pada penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dengan mengacu pada perusahaan perusahaan yang mempublikasikan
laporan tahunanya di Indonesian Stock Exchange (IDX) tahun 2013 –
2015.
Universitas Sumatra Utara
3.5.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dipilih
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007 : 73). Pemilihan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu dengan
mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan maksud
dan tujuan penelitian atau dipilih berdasarkan kriteria. Adapun kriteriakriteria pengambilan sampel yang ditentukan oleh penulis adalah sebagai
berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2013 – 2015.
2. Perusahaan tidak melakukan pergantian sektor usaha dan tidak
didelisting selama periode 2013 – 2015.
3. Perusahaan memiliki dan menerbitkan laporan tahunan (annual report)
secara lengkap dan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor
independen selama periode 2013 – 2015.
4. Perusahaan memiliki data dan informasi yang dibutuhkan peneliti.
Berdasarkan atas pertimbangan tersebut diperoleh 27 perusahaan
seperti yang tertera pada tabel 3.2 dan 3.3 dengan jumlah observasi selama
3 tahun (2013-2015) diperoleh 81 unit analisis (3x27)
Universitas Sumatra Utara
Tabel 3.2
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
Jumlah
No.
Kriteria
pelanggaran
Akumulasi
kriteria
Perusahaan manufaktur yang telah
1.
151
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2013 – 2015.
Perusahaan
2.
tidak
melakukan
pergantian sektor usaha dan tidak
22
129
51
78
51
27
didelisting selama periode 2013 –
2015.
Perusahaan
3.
memiliki
menerbitkan
(annual
laporan
report)
dan
dan
tahunan
laporan
keuangan yang telah diaudit oleh
auditor
independen
selama
periode 2013 – 2015 .
Perusahaan memiliki data dan
4.
informasi
yang
dibutuhkan
peneliti.
No.
Tabel 3.3
Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
Nama Perusahaan
Kode Perusahaan
1
Mulia Industrindo Tbk.
MLIA
2
Alaska Industrindo Tbk.
ALKA
3
Beton Jaya Manunggal Tbk.
BTON
4
Gunawan Dianjaya Steel Tbk.
GDST
5
Jaya Pari Steel Tbk.
JPRS
6
Lion Metal Works Tbk.
LION
Universitas Sumatra Utara
7
Lionmesh Prima Tbk.
LMSH
8
Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
DPNS
9
Indo Acitama Tbk.
SRSN
10
Trias Sentosa Tbk.
TRST
11
Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
CPIN
12
Siearad Produce Tbk.
SIPD
13
Suparma Tbk.
SPMA
14
Grand Kartech Tbk.
KRAH
15
Multi Prima Sejahtera Tbk.
LPIN
16
Nippres Tbk.
NIPS
17
Selamat Sempurna Tbk.
SMSM
18
Ricky Putra Globalindo Tbk.
RICY
19
Trisula International Tbk.
TRIS
20
Mayora Indah Tbk.
MYOR
21
Prashida Aneka Niaga Tbk.
PSDN
22
Wismilak Inti Makmur Tbk.
WIIM
23
Kimia Farma Tbk.
KAEF
24
Kalbe Farma Tbk.
KLBF
25
Pyridam Farma Tbk.
PYFA
26
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul
Tbk.
Kedaung Indag Can Tbk.
SIDO
27
KICI
Universitas Sumatra Utara
3.6.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yaitudata yang diperoleh melalui dokumen – dokumen yang berhubungandengan
objek yang diteliti.Dalam penelitian ini secara keseluruhan data yang digunakan
adalah data kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka.
Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan tahunan pada periode 2013 – 2015.Sedangkan sumber data dalam
penelitian ini adalah laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan
perusahaan yang diperoleh dari situswww.idx.co.id.
3.7.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitianini
adalah dokumentasi, yaitu metode dokumentasi dengan mengumpulkan data
sekunder atau data untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun
2013 sampai dengan tahun 2015 yang diperoleh secara tidak langsung melaui
media perantara yaitu dari internet dari Bursa Efek Indonesia melalui melalui
laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan yang telah diaudit dan
diterbitkan setiap tahunnya yang diunduh melalui situs www.idx.co.id.
3.8.
Metode Analisis Data
3.8.1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistikdeskriptif
adalah
statistik
yang
berfungsi
untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Menurut
Universitas Sumatra Utara
Ghozali (2005:19), statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan
variabel – variabel yang ada dalam penelitian ini. Alat analisis yang
digunakan adalah nilai minimum, nilai maksimum, rata – rata (mean) dan
standar deviasi.
3.8.2. Uji Asumsi Klasik
Untuk melihat model regresi dalam penelitian ini layak atau
tidak digunakan sehingga diperlukan uji asumsi klasik. Uji asumsi
klasik yang digunakan antara lain : uji normalitas, uji multikolonieritas,
uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
3.8.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi,
variabel
penggangu
atau
residual
memiliki
distribusi normal (Ghozali, 2006 : 110). Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual terdistribusi secara normal atau
tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik.
1.
Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas
residual
adalah dengan
melihat
grafik
histogram
yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan
melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk
jumlah sampel yang kecil.Metode yang lebih handal adalah
dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
Universitas Sumatra Utara
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal
akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data
residual akan membandingkan dengan garis diagonal. Jika
distribusi
data
menggambarkan
residual normal,
data
sesungguhnya
maka
garis
yang
akan mendekati garis
diagonalnya. Dasar pengambilan keputusan untuk metode analisis
ini adalah :
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, makan model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari diagonalnya dan/atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas.
2.
Analisis Statistik
Untuk mendeteksi normalitas data, dapat pula dilakukan
dengan analisis statistik Kolmogorov-Smirnov Test (K-S). Uji
K-S dilakukan dengan membuat hipotesis :
H0
= Data residual terdistribusi normal
H1
=Data residual tidak terdistribusi normal.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S sebagai berikut:
Universitas Sumatra Utara
a. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik
maka H0 ditolak, yang berarti data tidak terdistribusi secara
normal.
b. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara
statistik maka H0 diterima yang berarti data terdistribusi secara
normal
3.8.2.2. Uji Multikoloniearitas
Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas
(independen) (Ghozali, 2006 : 91).Model regresi yang baik
seharusnya
tidak
terjadi korelasi
diantara
variabel
independen.Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel – variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal
adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolonieritas dalam model regregsi dapat dilihat dari
Tolerance Value atau Variance Inflation Factor (VIF). Kedua
ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah
yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang
tidak dijelaskan oleh variabel lainnya. Jadi nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cut-off
yang umum adalah :
Universitas Sumatra Utara
1) Jika nilai tolerance >10 persen dan nilai VIF t-tabel, maka variabel independen secara
individual
berpengaru h
terhadap
variabel
dependen
(hipotesis diterima).
Uji t
juga
dapat
dilakukan dengan
melihat
nilai
signifikansi t masing – masing variabel pada output hasil
regresi menggunakan SPSS dengan signifikansi level 0,05 (α =
5%). Jika nilai signifikansi lebih besar dari α maka hipotesis
ditolak, yang berarti secara individual variabel independen tidak
mempunyai
pengaruh
yang signifikan terhadap
variabel
dependen.Jika nilai signifikansi lebih kecil dari α maka hipotesis
diterima, yang berarti secara individual variabel independen
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
3.8.3.2. Koefisien Determinasi
Koefisien
determinasi
digunakan
untuk
menguji
goodness-fit dari model regresi.Nilai koefisien determinasi adalah
antara nol sampai 1.Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel
–
variabel
independen
dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti
variabel – variabel independen memberikan hamper semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi de penden
(Ghozali, 2006 : 83).
Universitas Sumatra Utara
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1.
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan
nilai standar deviasi, dari variabel kualitas audit, ukuran KAP, audit fee, audit
tenure, gender komite audit, dan usia komite audit.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif dari Ukuran KAP, Audit Fee, Audit
Tenure, Gender Komite Audit, Usia Komite Audit, dan Kualitas Audit
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Kualitas Audit
81
19.40
30.28
24.6794
1.80739
Ukuran KAP
81
.00
1.00
.2222
.41833
Audit fee
81
18.34
24.12
21.3367
1.51356
Audit Tenure
81
.00
1.00
.2593
.44096
Gender Komite
81
.00
1.00
.3827
.48908
Usia Komite
81
41.00
79.00
59.4198
9.03032
Valid N (listwise)
81
Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai kualitas audit minimum adalah
19.40 dan nilai kualitas audit maksimum 30.28. Sementara rata-rata dan standar
deviasi dari kualitas audit adalah 24.6794 dan 1.80739. Nilai ukuran KAP
minimum adalah 0 dan nilai ukuran KAP maksimum 1. Sementara rata-rata dan
standar deviasi dari ukuran KAP adalah 0.222 dan 0.41833. Diketahui nilai audit
fee minimum adalah 18.34 dan nilai audit fee maksimum 24.12. Sementara ratarata dan standar deviasi dari audit fee adalah 21.3367 dan 1.51356. Diketahui nilai
audit tenure minimum adalah 0 dan nilai audit tenure maksimum 1. Sementara
rata-rata dan standar deviasi dari audit tenure adalah 0.2593 dan 0.44096. Nilai
Universitas Sumatra Utara
gender komite audit minimum adalah 0 dan nilai gender komite audit maksimum
1. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari gender komite audit adalah 0.3827
dan 0.48908. Diketahui nilai usia komite audit minimum adalah 41 dan nilai usia
komite audit maksimum 79. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari usia
komite audit adalah 59,4198 dan 9.030316.
4.2.
Uji Asumsi Klasik
4.2.1. Uji Asumsi Normalitas
Dalam
penelitian
ini,
uji
normalitas
terhadap
residual
denganmenggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Tingkat signifikansi yang
digunakan � = 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka
probabilitas �, dengan ketentuan sebagai berikut (Ghozali, 2013).Jika nilai
probabilitas � ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi. Jika probabilitas <
0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.
Tabel 4.2 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
81
a,,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000
1.61560219
Absolute
.074
Positive
.074
Negative
-.070
Kolmogorov-Smirnov Z
.670
Asymp. Sig. (2-tailed)
.760
Universitas Sumatra Utara
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.2, diketahui nilai probabilitas p
atau Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0,760. Karena nilai probabilitas p, yakni
0,760, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini
berarti asumsi normalitas dipenuhi.
Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Pendekatan Normal Probability Plot
Universitas Sumatra Utara
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan normal probability plot
(Gambar 4.1) titik-titik cenderung menyebar dekat dengan garis diagonal.Hal
ini berarti data telah memenuhi asumsi normalitas.
4.2.2. Uji Multikolinearitas
Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat
dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF). Nilai VIF yang lebih dari 10
diindikasi suatu variabel bebas terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2013).
Tabel 4.3 UjiMultikolinearitas
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
(Constant)
Ukuran KAP
.857
1.167
Audit fee
.904
1.106
Audit Tenure
.982
1.019
Gender Komite
.987
1.013
Usia Komite
.936
1.068
Berdasarkan Tabel 4.3, diketahui nilai VIF dari ukuran KAP adalah
1.167, nilai VIF dari audit fee adalah 1.106, nilai VIF dari audit tenure adalah
1.019, nilai VIF dari gender komite audit adalah 1.013, dan nilai VIF dari
usia komite audit adalah 1.068. Jika seluruh nilai VIF tidak lebih dari 10,
maka diindikasi tidak terjadi multikolinearitas. Karena nilai VIF dari ukuran
Universitas Sumatra Utara
KAP, audit fee, audit tenure, gender komite audit, dan usia komite audit, tidak
lebih dari 10, maka diindikasi tidak terjadi multikolinearitas.
4.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID
pada sumbu Y, dan ZPRED pada sumbu X.(Ghozali, 2013).Ghozali (2013)
menyatakan dasar analisis adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang
ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas.Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas
Universitas Sumatra Utara
Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.2, tidak terdapat pola yang
begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.2.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji DurbinWatson.Berikut hasil berdasarkan uji Durbin-Watson.
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson
Model
1
Durbin-Watson
1.934
Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih
besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi.Field (2009:220-221) menyatakan
sebagai berikut.
“The size of the Durbin-Watson statistic depends upon the number of
predictors in the model and the number of observations. For accuracy, you
should look up the exact acceptable values in Durbin and Watson's (1951)
original paper. As very conservative rule of thumb, values less then 1 or
greater than 3 are definitely cause for concern; however, values closer to 2
may stil be problematic depending on your sample and model”.
Berdasarkan Tabel 4.4, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah
1,934. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di
antara 1 dan 3, yakni 1 < 1,934 < 3, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi.
Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual.
Universitas Sumatra Utara
4.3.
Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (�2 ) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang
mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan
dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas.
Tabel 4.5 Koefisien Determinasi
b
Model Summary
Model
1
R Square
R
a
.448
.201
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.148
Durbin-Watson
1.66859
1.934
a. Predictors: (Constant), Usia Komite, Audit fee, Gender Komite, Audit Tenure, Ukuran KAP
b. Dependent Variable: Kualitas Audit
Berdasarkan Tabel 4.5, diketahui nilai koefisien determinasi (R-Square)
adalah 0.201. Nilai tersebut dapat diartikan variabel ukuran KAP, audit fee, audit
tenure, gender komite audit, dan usia komite audit, secara bersama-sama dapat
menerangkan atau menjelaskan variasi (variation) kualitas audit sebesar 20.1%,
sisanya sebesar 79,9% persen dijelaskan oleh variabel atau faktor lainnya.
4.4.
Analisis Regresi Linear Berganda dan Uji Signifikansi Pengaruh
Parsial (Uji t)
Tabel 4.6 menyajikan nilai koefisien regresi, serta nilai statistik t untuk
pengujian pengaruh secara parsial.
Universitas Sumatra Utara
Tabel 4.6 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji �)
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
18.935
3.093
Ukuran KAP
.973
.482
Audit fee
.297
Audit Tenure
Coefficients
Beta
t
Sig.
6.122
.000
.225
2.019
.047
.130
.249
2.291
.025
-.207
.427
-.050
-.485
.629
Gender Komite
-.788
.384
-.213
-2.053
.044
Usia Komite
-.008
.021
-.038
-.358
.721
Berdasarkan Tabel 4.6, diperoleh persamaan regresi linear berganda
sebagai berikut.
Y = 18,935 + 0,973X1 + 0,297X2 – 0,207X3 – 0,788X4 – 0,008X5 + e
Berdasarkan persamaan regresi linear berganda di atas, diketahui:
1. Nilai koefisien regresi dari ukuran KAP adalah 0,973, yakni bernilai
positif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan ukuran KAP berpengaruh
positif terhadap kualitas audit.
2. Nilai koefisien regresi dari audit fee adalah 0,297, yakni bernilai
positif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan audit fee berpengaruh
positif terhadap kualitas audit.
Universitas Sumatra Utara
3. Nilai koefisien regresi dari audit tenure adalah -0,207, yakni bernilai
negatif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan audit tenure berpengaruh
negatif terhadap kualitas audit.
4. Nilai koefisien regresi dari gender komite audit adalah -0.788, yakni
bernilai negatif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan gender komite
audit berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.
5. Nilai koefisien regresi dari usia komite audit adalah -0.008, yakni
bernilai negatif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan usia komite audit
berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.
Uji t digunakan untuk menguji apakah suatu variabel bebas berpengaruh
signifikan atau tidak terhadap kualitas audit, pada suatu tingkat signifikansi
tertentu (dalam hal ini 0,05).
1. Jika |t hitung| > |nilai kritis t (t tabel)|, maka pengaruh variabel bebas
terhadap kualitas audit signifikan.
2. Jika |t hitung| < |nilai kritis t (t tabel)|, maka pengaruh variabel bebas
terhadap kualitas audit tidak signifikan.
Atau
1. Jika nilai probabilitas (Sig.) < 0,05, maka pengaruh variabel bebas
terhadap kualitas signifikan
2. Jika nilai probabilitas (Sig.) > 0,05, maka pengaruh variabel bebas
terhadap kualitas audit tidak signifikan.
Universitas Sumatra Utara
Gambar 4.3 merupakan perhitungan nilai t tabel.
Df = 75 (Jumlah pengamatan 81 – 6 (X1, X2,X3,X4,X5,Y)
Gambar 4.3 Menghitung t tabel dengan Rumus TINV dalam
Microsoft Excel
1. Diketahui nilai probabilitas (Sig.) dari ukuran KAP, yakni 0.047 nilai kritis t |1.99|, maka
variabel ukuran KAP berpengaruh signifikan (secara statistika)
terhadap kualitas audit.
2. Diketahui nilai probabilitas (Sig) dari audit fee, yakni 0.025 < 0,05 dan
nilai statistik t dari audit fee |2.291| > nilai kritis t |1.99|, maka variabel
audit fee berpengaruh signifikan (secara statistika) terhadap kualitas
audit.
3. Diketahui nilai probabilitas (Sig) dari audit tenure, yakni 0.629 > 0,05
dan nilai statistik t dari audit tenure |-0.485| < nilai kritis t |1.99|, maka
variabel audit tenure tidak berpengaruh signifikan (secara statistika)
terhadap kualitas audit.
4. Diketahui nilai probabilitas (Sig.) dari gender komite audit, yakni
0.044 < 0,05 dan nilai statistik t dari gender komite audit |-2.053| >nilai
Universitas Sumatra Utara
kritis t |1.99|, maka variabel gender komite audit berpengaruh
signifikan (secara statistika) terhadap kualitas audit.
5. Diketahui nilai probabilitas (Sig.) dari usia komite audit, yakni 0.721 >
0,05 dan nilai statistik t dari usia komite audit |-0.358| < nilai kritis t
|1.99|, maka variabel usia komite audit tidak berpengaruh signifikan
(secara statistika) terhadap kualitas audit.
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh ukuran akuntan publik (X1) terhadap kualitas
audit (Y)
Variabel ukuran kantor akuntan publik diukur dengan menggunakan
variabel dummy. Dimana jika KAP big 4 diberi kode “1”dan jikanon big 4
diberi kode “0”. Variabel tersebut menunjukkan nilai koefisien positif sebesar
0,973dengan signifikansi sebesar 0.047 yaitu lebih kecil dari 0,05 (5%). Hal
tersebut menunjukkan bahwa variabel ini memiliki arah hubungan yang
positif dan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Arah hubungan
yang positifmenunjukkan jika semakin besar ukuran KAP maka kualitas audit
juga akan semakin meningkat. Sedangkan nilai signifikansinya yang lebih
kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa variabel ukuran KAP dapat memberikan
bukti yang konsisten tentang pengaruhnya terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Abdul Hamid (2013) dalam
jurnalnya yang meneliti pengaruh ukuran KAP terhadap kualitasaudit. Hasil
penelitiannya menunjukkan ada pengaruh positif ukuran KAP terhadap
kualitas audit yang diukur dengan menggunakan akrual lancar. Secara nyata
Universitas Sumatra Utara
dapat diprediksi bahwa semakin besar ukuran KAP maka semakin baik
kualitas audit yang akan dihasilkan.
Hal ini sejalan dengan teori Choi et al. (2010) dalam penelitiannya
menemukan bahwa secara umum, kantor akuntan publik internasional dengan
nama besar (seperti big four) atau keahlian industri bisa menyediakan laporan
auditan dengan kualitas yang lebih tinggi dibandingkan kantor akuntan yang
relatif kecil yang kurang nama besar atau keahlian industri. Dengan
demikian,ukuran kantor akuntan publik yang berklasifikasi bigfour akan
memberikan hasil audit yang lebih baik dibandingkan dengan kantor akuntan
publik yang tidak terklasifikasi big four.
2. Pengaruh audit fee (X2) terhadap kualitas audit(Y)
Variabel audit fee diukur dengan logaritma natural biaya profesional yang
tercantum di laporan keuangan perusahaan. Variabel audit fee menunjukkan
nilai koefisien positif sebesar 0,297dengan tingkat signifikansi 0.025 yaitu
lebih kecil dari 0,05 (5%). Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel ini
memiliki arah hubungan yang positif dan berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas audit. Arah hubungan yang positif menunjukkan bahwa jika
audit fee semakin meningkat, maka kualitas audit juga akan semakin
meningkat. Sedangkan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05
menunjukkan bahwa variableaudit feedapat memberikan bukti yang konsisten
tentang pengaruhnya terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Bambang
Hartadi (2009) dimana biaya eksternal audit (audit fee) berpengaruhsignifikan
Universitas Sumatra Utara
terhadap kualitas audit. Auditor independen akan semakin bertanggungjawab
terhadap pekerjaannya jika semakin besar biaya atau inbalan yang mereka
terima.
3. Pengaruh audit tenure (X3) terhadap kualitas audit (Y)
Variabel audit tenure diukur dengan menggunakan variabel dummy.
Dimana jika masa perikatan dengan auditor sama atau lebih dari tiga tahun
diberi kode “1” dan jika kurang dari 3 tahun diberi kode “0”. Variabel tersebut
menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar -0,207dengan signifikansi sebesar
0.629 yaitu lebih besar dari 0,05(5%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
variabel ini memiliki arah hubungan yang negatifdan tidak berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit. Arahhubungan yang negatif menunjukkan
jika semakin lama masa perikatan dengan auditor maka kualitas audit akan
semakin rendah.Sedangkan nilai signifikansinya yang lebih besar dari 0,05
menunjukkan bahwa variabel audit tenure belum dapat memberikan bukti
yang konsisten tentang pengaruhnya terhadap kualitas audit.
Hal
ini
sejalan
dengan
teoriAl-Thuneibatet
al.
(2011)
dalam
penelitiannyamenyimpulkan bahwa hubungan yang lama antara auditor dan
kliennya berpotensiuntuk menciptakan kedekatan antara mereka, cukup untuk
menghalangiindependensi auditor dan mengurangi kualitas audit.
4. Pengaruh gender komite audit (X4) terhadap kualitas audit (Y)
Universitas Sumatra Utara
Variabel gender komite audit diukur dengan menggunakan variabel
dummy. Dimana jika perusahaan memiliki komite audit wanita diberi kode
“1” dan jika tidak ada wanita diberi kode “0”. Variabel tersebut menunjukkan
nilai koefisien negatif sebesar -0.788dengan signifikansi sebesar 0.044 yaitu
lebih kecil dari 0,05 (5%). Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel ini
memiliki arah hubungan yang negatif namun berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit. Arah hubungan yang negatif menunjukkan jika semakin banyak
wanitadidalam
komite
rendah.Sedangkan
nilai
audit
maka
signifikansinya
kualitas
yang
auditakan
lebih
kecil
semakin
dari
0,05
menunjukkan bahwa variabel gender komite audit dapat memberikan bukti
yang konsisten tentang pengaruhnya terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukanNi Wayan
Rustriarini (2011) dimana gender komite audit berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor yang
mempengaruhi kualitas audit.
5. Pengaruh usia komite audit (X5) terhadap kualitas audit (Y)
Variabel usia komite audit diukur dengan melihat usia komite audit yang
tertera di annual report perusahaan yang dapat di lihat di situs www.idx.co.id.
Variabel tersebut mempunyai koefisien negatif sebesar -0.008dengan tingkat
signifikansi 0.721 yaitu lebih besar dari 0,05 (5%). Hal tersebut menunjukkan
bahwa variabel ini memiliki arah hubungan yang negatif dan tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Arah hubungan yang
negatifmenunjukkan bahwa jika perusahaan memiliki semakin banyak komite
Universitas Sumatra Utara
audit yang berusia madya maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin
rendah. Sedangkan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan
bahwa variabel usia komite audit tidak dapat memberikan bukti yang
konsisten tentang pengaruhnya terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini
tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan Rustriarini
(2011) dan Fifin Friska (2011) yang menemukan bukti bahwa usia komite
audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
BAB V
Universitas Sumatra Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan,maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan hasil pengujian dengan uji parsial t, diperoleh bukti
empiris bahwa variabelukuran kantor akuntan publik (X1) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kualitas audit.
2. Berdasarkan hasil pengujian dengan uji parsial t, diperoleh bukti
empiris bahwa variabel audit fee (X2) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas audit.
3. Berdasarkan hasil pengujian dengan uji parsial t, diperoleh bukti
empiris
bahwa
variabel
audit
tenure
(X3)
berpengaruhnegatiftetapitidak signifikan terhadap kualitas audit.
4. Berdasarkan hasil pengujian dengan uji parsial t, diperoleh bukti
empiris bahwa variabel gender komite audit (X4) berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap kualitas audit.
5. Berdasarkan hasil pengujian dengan uji parsial t, diperoleh bukti
empiris bahwa variabel usia komite audit (X5) berpengaruh negatif
tetapitidak signifikan terhadap kualitas audit.
5.2.
Keterbatasan
Universitas Sumatra Utara
Penelitian
ini
mempunyai
keterbatasan-keterbatasan
dijadikanbahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar
hasilyang
lebihbaik
lagi.
Keterbatasan-keterbatasan
yang
dapat
mendapatkan
tersebut
adalah
sebagaiberikut:
1. Berdasarkanhasil uji koefisien determinasi, variabel Ukuran Kantor
Akuntan Publik (X1),Audit Fee(X2),Audit Tenure (X3),Gender
Komite Audit (X4) dan Usia Komite Audit (X5) secara bersama-sama
dapatmenerangkan atau menjelaskan variabel Kualitas Audit (Y)
sebesar20,1%, sisanya sebesar 79,9%dipengaruhi oleh variabel atau
faktor lainnya.
2. Penelitian tidak menggunakan variabel pemoderasi.
3. Periode penelitian yang diamati terbatas karena hanya mencakup tahun
2013 s/d 2015 sehingga belum bisa melihat kemungkinan kualitas
audit pada auditee dalam jangka panjang.
4. Penelitian hanya memuat sektor manufaktur sebagai populasi dalam
pengambilan sampelnya. Sehingga belum bisa melihat kemungkinan
kualitas audit dalam lingkup yang lebih luas.
5.3.
Saran
Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan dan
keterbatasan pada penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui
hasil penelitian ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu:
1.
Untuk peneliti
selanjutnya,
disarankan
untuk
menambah
jumlahvariabel di luar variabel yang telah digunakan dalam
Universitas Sumatra Utara
penelitianini, karena masih banyak variabel lain yang dapat
mempengaruhivariabel kualitas audit.
2.
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel
pemoderasi untuk variasi penelitian selanjutnya.
3.
Untuk peneliti selanjutnya dapat menambah jumlah tahun pengamatan
sehingga dapat melihat kemungkinan kualitas audit dalam jangka
panjang untuk memperkuat hasil penelitian menjadi lebih akurat
4.
Untuk peneliti selanjutnya dapat memperluas sektor bisnis yang
diteliti sehingga dapat melihat kemungkinan kualitas audit yang lebih
luas.
Universitas Sumatra Utara
terdaftar di BEI dari tahun 2013 – 2015.
3.3.
Batasan Operasional Penelitian
Batasan operasional dalam penelitian ini agar tujuan penelitian dapat
tercapai adalah sebagai berikut:
1. Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dengan periode penelitian
2013-2015 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
a. Variabel bebas meliputi ukuran kap, audit fee, audit tenure dan
karakteristik komite audit (yang pada penelitian ini diproksikan ke gender
dan usia).
b. Variabel terikat yaitu audit quality
3.4.
Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Definisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalamelemen-
elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan
dioperasionalisasikan dalam riset.Definisi Operasional dari variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Kualitas Audit
Tingginya tingkat akrual berhubungan positif dengan kegagalan audit serta
kurangnya konservatisme auditor. Tingkat akrual yang rendah diasosiaskan
dengan tingginya tingkat konservatisme yang dimiliki seorang auditor sehingga
dipandang dapat meningkatkan kualitas audit. Adapun akrual lancar dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Universitas Sumatra Utara
Accrual Lancar = (ΔAL - ΔKAS) – (ΔLL - ΔLJP)
Keterangan:
ΔAL
= Perubahan aset lancar
ΔKAS = Perubahan kas dan ekuivalen kas
ΔLL
= Perubahan liabilitas lancar
ΔLJP = Perubahan dalam utang wesel jangka pendek dan utang jangka
panjang yang akan jatuh tempo
2.
Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)
Ukuran KAP dalam penelitian ini merupakan besar kecilnya KAP
yangdibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang berafiliasi dengan Big 4
danKAP yang tidak berafiliasi dengan Big 4 (Choi, 2010). Variabel Ukuran KAP
diukur dengan menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan diaudit oleh KAP
Big 4 maka akan diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan diaudit oleh KAP
non Big 4, maka diberikan nilai 0.
3.
AuditFee
Audit fee atau biaya eksternal audit adalah imbalan yang diterima auditor
atas jasa mengaudit yang telah dilakukannya. Besaran biaya yang diterima oleh
auditor tergantung dari reputasi KAP dan ukuran perusahaan yang diaudit.
Menurut peneliti terdahulu semakin besar fee yang diterima maka semakin
berkualitas juga hasil audit yang dihasilkan. Penulis tertarik meneliti pengaruh
biaya eksternal audit terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Diukur dari besarnya
biaya eksternal audit, namun karena besarnya biaya eksternal audit tidak dapat
dilihat secara pasti di laporan keuangan perusahaan maka penulis mengambil
Universitas Sumatra Utara
biaya professional sebagai data yang akan digunakan untuk mengukur biaya
eksternal audit, dan untuk memperkecil angka maka penulis melakukan logaritma
natural untuk biaya professional.
4.
Audit Tenure
Variabel Audit Tenure diukur dengan menghitung jumlah tahun sebuah
KAP mengaudit laporan keuangan sebuah perusahaan secara berurutan (AlThuneibat et al., 2011).Penghitungan jumlah tahun tenure dilakukan ke belakang
yaitu dimulai dari tahun 2013 dan terus ditelusuri sampai tahun dimana klien
berpindah ke auditor lain (Boone et al., 2008 dalam Al-Thuneibat et al., 2011).
5.
Karakteristik Komite Audit
5.1. Gender
Gender merupakan hal yang perlu diperhatikan didalam sebuah
organisasi.Ada yang menganggap keberadaan pria lebih dibutuhkan
didalam organisasi karena menurut sebagian orang pria lebih berani dan
tegas dalam pengambilan keputusan.Namun ada juga yang menganggap
bahwa keberadaan wanita juga penting didalam sebuah organisasi karena
dianggap wanita lebih teliti dan lebih hati – hati dalam membuat sebuah
keputusan. Karena perbedaan pendapat itu peneliti tertarik untuk meneliti
pengaruh keberadaan wanita dalam komite audit terhadap kualitas audit
yang dihasilkan. Diukur dengan variabel dummy = 1 jika ada anggota
wanita didalam komite audit dan = 0 jika tidak.
Universitas Sumatra Utara
5.2. Usia
Usia merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang
dalam menjalankan tugasnya. Anggota komite audit yang berusia dewasa
madya (40 – 60 tahun) akan mencapai jenjang karir sejauh yang mereka
mampu serta posisi karir yang paling stabil. Semakin bertambah usia
seseorang maka mereka dianggap akan semakin bijaksana dan
bertanggungjawab terhadap pekerjaan mereka. Selain itu, semakin
bertambah usia seseorang mereka dianggap memiliki banyak pengalaman.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh usia
terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Diukur dengan menggunakan usia
komite audit yang tertera di annual report perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI.
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel
Variabel
Penelitian
Definisi
Pengukuran
DEPENDEN
Kualitas
Audit (Y)
Ukuran
KAP (X1)
Audit Fee
(X2)
diproksikan
dengan
kecenderungan
auditor
menerbitkan
Opini Going
Concern.
Dibagi menjadi
dua, yaitu KAP
yang berafiliasi
dengan KAP big4
dan KAP non
big4
Audit Fee adalah
imbalan yang
diterima auditor
atas jasa
Akrual Lancar =
(ΔAL - ΔKAS) –
(ΔLL - ΔLJP)
Berafiliasi
dengan big4 = 1
Tidak berafiliasi
dengan big4 = 0
Logaritma
Natural Biaya
Profesional yang
tercantum dalam
Skala
Rasio
Nominal
Rasio
Universitas Sumatra Utara
I
N
D
E
P
E
N
D
E
N
Audit
Tenure
(X3)
Gender
(X4)
Usia (X5)
3.5.
mengaudit yang
telah
dilakukannya.
Lamanya
hubungan kerja
entitas dengan
kantor akuntan
publik yang
mengaudit.
laporan keuangan
yang telah
diaudit
Bila sama / lebih
dari 3
tahun hubungan
kerja =1
Bila kurang dari
Nominal
3 tahun =0
Gender adalah
konstruksi sosial
yang ditanamkan
oleh masyarakat
yang
membedakan pria
dan wanita.
Variabel dummy
= 1 jika terdapat
wanita dalam
komite audit, = 0
jika tidak ada
Usia adalah suatu
waktu untuk
mengukur
lamanya
keberadaan
makhluk didunia.
Usia komite audit
yang tercantum
di annual report
Rasio
perusahaan
Nominal
Populasi dan Sampel Penelitian
3.5.1. Populasi penelitian
Menurut Erlina (2011 : 81), “ populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi pada penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dengan mengacu pada perusahaan perusahaan yang mempublikasikan
laporan tahunanya di Indonesian Stock Exchange (IDX) tahun 2013 –
2015.
Universitas Sumatra Utara
3.5.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dipilih
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007 : 73). Pemilihan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu dengan
mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan maksud
dan tujuan penelitian atau dipilih berdasarkan kriteria. Adapun kriteriakriteria pengambilan sampel yang ditentukan oleh penulis adalah sebagai
berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2013 – 2015.
2. Perusahaan tidak melakukan pergantian sektor usaha dan tidak
didelisting selama periode 2013 – 2015.
3. Perusahaan memiliki dan menerbitkan laporan tahunan (annual report)
secara lengkap dan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor
independen selama periode 2013 – 2015.
4. Perusahaan memiliki data dan informasi yang dibutuhkan peneliti.
Berdasarkan atas pertimbangan tersebut diperoleh 27 perusahaan
seperti yang tertera pada tabel 3.2 dan 3.3 dengan jumlah observasi selama
3 tahun (2013-2015) diperoleh 81 unit analisis (3x27)
Universitas Sumatra Utara
Tabel 3.2
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
Jumlah
No.
Kriteria
pelanggaran
Akumulasi
kriteria
Perusahaan manufaktur yang telah
1.
151
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2013 – 2015.
Perusahaan
2.
tidak
melakukan
pergantian sektor usaha dan tidak
22
129
51
78
51
27
didelisting selama periode 2013 –
2015.
Perusahaan
3.
memiliki
menerbitkan
(annual
laporan
report)
dan
dan
tahunan
laporan
keuangan yang telah diaudit oleh
auditor
independen
selama
periode 2013 – 2015 .
Perusahaan memiliki data dan
4.
informasi
yang
dibutuhkan
peneliti.
No.
Tabel 3.3
Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
Nama Perusahaan
Kode Perusahaan
1
Mulia Industrindo Tbk.
MLIA
2
Alaska Industrindo Tbk.
ALKA
3
Beton Jaya Manunggal Tbk.
BTON
4
Gunawan Dianjaya Steel Tbk.
GDST
5
Jaya Pari Steel Tbk.
JPRS
6
Lion Metal Works Tbk.
LION
Universitas Sumatra Utara
7
Lionmesh Prima Tbk.
LMSH
8
Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
DPNS
9
Indo Acitama Tbk.
SRSN
10
Trias Sentosa Tbk.
TRST
11
Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
CPIN
12
Siearad Produce Tbk.
SIPD
13
Suparma Tbk.
SPMA
14
Grand Kartech Tbk.
KRAH
15
Multi Prima Sejahtera Tbk.
LPIN
16
Nippres Tbk.
NIPS
17
Selamat Sempurna Tbk.
SMSM
18
Ricky Putra Globalindo Tbk.
RICY
19
Trisula International Tbk.
TRIS
20
Mayora Indah Tbk.
MYOR
21
Prashida Aneka Niaga Tbk.
PSDN
22
Wismilak Inti Makmur Tbk.
WIIM
23
Kimia Farma Tbk.
KAEF
24
Kalbe Farma Tbk.
KLBF
25
Pyridam Farma Tbk.
PYFA
26
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul
Tbk.
Kedaung Indag Can Tbk.
SIDO
27
KICI
Universitas Sumatra Utara
3.6.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yaitudata yang diperoleh melalui dokumen – dokumen yang berhubungandengan
objek yang diteliti.Dalam penelitian ini secara keseluruhan data yang digunakan
adalah data kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka.
Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan tahunan pada periode 2013 – 2015.Sedangkan sumber data dalam
penelitian ini adalah laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan
perusahaan yang diperoleh dari situswww.idx.co.id.
3.7.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitianini
adalah dokumentasi, yaitu metode dokumentasi dengan mengumpulkan data
sekunder atau data untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun
2013 sampai dengan tahun 2015 yang diperoleh secara tidak langsung melaui
media perantara yaitu dari internet dari Bursa Efek Indonesia melalui melalui
laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan yang telah diaudit dan
diterbitkan setiap tahunnya yang diunduh melalui situs www.idx.co.id.
3.8.
Metode Analisis Data
3.8.1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistikdeskriptif
adalah
statistik
yang
berfungsi
untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Menurut
Universitas Sumatra Utara
Ghozali (2005:19), statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan
variabel – variabel yang ada dalam penelitian ini. Alat analisis yang
digunakan adalah nilai minimum, nilai maksimum, rata – rata (mean) dan
standar deviasi.
3.8.2. Uji Asumsi Klasik
Untuk melihat model regresi dalam penelitian ini layak atau
tidak digunakan sehingga diperlukan uji asumsi klasik. Uji asumsi
klasik yang digunakan antara lain : uji normalitas, uji multikolonieritas,
uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
3.8.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi,
variabel
penggangu
atau
residual
memiliki
distribusi normal (Ghozali, 2006 : 110). Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual terdistribusi secara normal atau
tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik.
1.
Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas
residual
adalah dengan
melihat
grafik
histogram
yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan
melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk
jumlah sampel yang kecil.Metode yang lebih handal adalah
dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
Universitas Sumatra Utara
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal
akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data
residual akan membandingkan dengan garis diagonal. Jika
distribusi
data
menggambarkan
residual normal,
data
sesungguhnya
maka
garis
yang
akan mendekati garis
diagonalnya. Dasar pengambilan keputusan untuk metode analisis
ini adalah :
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, makan model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari diagonalnya dan/atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas.
2.
Analisis Statistik
Untuk mendeteksi normalitas data, dapat pula dilakukan
dengan analisis statistik Kolmogorov-Smirnov Test (K-S). Uji
K-S dilakukan dengan membuat hipotesis :
H0
= Data residual terdistribusi normal
H1
=Data residual tidak terdistribusi normal.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S sebagai berikut:
Universitas Sumatra Utara
a. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik
maka H0 ditolak, yang berarti data tidak terdistribusi secara
normal.
b. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara
statistik maka H0 diterima yang berarti data terdistribusi secara
normal
3.8.2.2. Uji Multikoloniearitas
Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas
(independen) (Ghozali, 2006 : 91).Model regresi yang baik
seharusnya
tidak
terjadi korelasi
diantara
variabel
independen.Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel – variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal
adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolonieritas dalam model regregsi dapat dilihat dari
Tolerance Value atau Variance Inflation Factor (VIF). Kedua
ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah
yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang
tidak dijelaskan oleh variabel lainnya. Jadi nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cut-off
yang umum adalah :
Universitas Sumatra Utara
1) Jika nilai tolerance >10 persen dan nilai VIF t-tabel, maka variabel independen secara
individual
berpengaru h
terhadap
variabel
dependen
(hipotesis diterima).
Uji t
juga
dapat
dilakukan dengan
melihat
nilai
signifikansi t masing – masing variabel pada output hasil
regresi menggunakan SPSS dengan signifikansi level 0,05 (α =
5%). Jika nilai signifikansi lebih besar dari α maka hipotesis
ditolak, yang berarti secara individual variabel independen tidak
mempunyai
pengaruh
yang signifikan terhadap
variabel
dependen.Jika nilai signifikansi lebih kecil dari α maka hipotesis
diterima, yang berarti secara individual variabel independen
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
3.8.3.2. Koefisien Determinasi
Koefisien
determinasi
digunakan
untuk
menguji
goodness-fit dari model regresi.Nilai koefisien determinasi adalah
antara nol sampai 1.Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel
–
variabel
independen
dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti
variabel – variabel independen memberikan hamper semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi de penden
(Ghozali, 2006 : 83).
Universitas Sumatra Utara
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1.
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan
nilai standar deviasi, dari variabel kualitas audit, ukuran KAP, audit fee, audit
tenure, gender komite audit, dan usia komite audit.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif dari Ukuran KAP, Audit Fee, Audit
Tenure, Gender Komite Audit, Usia Komite Audit, dan Kualitas Audit
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Kualitas Audit
81
19.40
30.28
24.6794
1.80739
Ukuran KAP
81
.00
1.00
.2222
.41833
Audit fee
81
18.34
24.12
21.3367
1.51356
Audit Tenure
81
.00
1.00
.2593
.44096
Gender Komite
81
.00
1.00
.3827
.48908
Usia Komite
81
41.00
79.00
59.4198
9.03032
Valid N (listwise)
81
Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai kualitas audit minimum adalah
19.40 dan nilai kualitas audit maksimum 30.28. Sementara rata-rata dan standar
deviasi dari kualitas audit adalah 24.6794 dan 1.80739. Nilai ukuran KAP
minimum adalah 0 dan nilai ukuran KAP maksimum 1. Sementara rata-rata dan
standar deviasi dari ukuran KAP adalah 0.222 dan 0.41833. Diketahui nilai audit
fee minimum adalah 18.34 dan nilai audit fee maksimum 24.12. Sementara ratarata dan standar deviasi dari audit fee adalah 21.3367 dan 1.51356. Diketahui nilai
audit tenure minimum adalah 0 dan nilai audit tenure maksimum 1. Sementara
rata-rata dan standar deviasi dari audit tenure adalah 0.2593 dan 0.44096. Nilai
Universitas Sumatra Utara
gender komite audit minimum adalah 0 dan nilai gender komite audit maksimum
1. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari gender komite audit adalah 0.3827
dan 0.48908. Diketahui nilai usia komite audit minimum adalah 41 dan nilai usia
komite audit maksimum 79. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari usia
komite audit adalah 59,4198 dan 9.030316.
4.2.
Uji Asumsi Klasik
4.2.1. Uji Asumsi Normalitas
Dalam
penelitian
ini,
uji
normalitas
terhadap
residual
denganmenggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Tingkat signifikansi yang
digunakan � = 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka
probabilitas �, dengan ketentuan sebagai berikut (Ghozali, 2013).Jika nilai
probabilitas � ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi. Jika probabilitas <
0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.
Tabel 4.2 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
81
a,,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000
1.61560219
Absolute
.074
Positive
.074
Negative
-.070
Kolmogorov-Smirnov Z
.670
Asymp. Sig. (2-tailed)
.760
Universitas Sumatra Utara
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.2, diketahui nilai probabilitas p
atau Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0,760. Karena nilai probabilitas p, yakni
0,760, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini
berarti asumsi normalitas dipenuhi.
Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Pendekatan Normal Probability Plot
Universitas Sumatra Utara
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan normal probability plot
(Gambar 4.1) titik-titik cenderung menyebar dekat dengan garis diagonal.Hal
ini berarti data telah memenuhi asumsi normalitas.
4.2.2. Uji Multikolinearitas
Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat
dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF). Nilai VIF yang lebih dari 10
diindikasi suatu variabel bebas terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2013).
Tabel 4.3 UjiMultikolinearitas
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
(Constant)
Ukuran KAP
.857
1.167
Audit fee
.904
1.106
Audit Tenure
.982
1.019
Gender Komite
.987
1.013
Usia Komite
.936
1.068
Berdasarkan Tabel 4.3, diketahui nilai VIF dari ukuran KAP adalah
1.167, nilai VIF dari audit fee adalah 1.106, nilai VIF dari audit tenure adalah
1.019, nilai VIF dari gender komite audit adalah 1.013, dan nilai VIF dari
usia komite audit adalah 1.068. Jika seluruh nilai VIF tidak lebih dari 10,
maka diindikasi tidak terjadi multikolinearitas. Karena nilai VIF dari ukuran
Universitas Sumatra Utara
KAP, audit fee, audit tenure, gender komite audit, dan usia komite audit, tidak
lebih dari 10, maka diindikasi tidak terjadi multikolinearitas.
4.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID
pada sumbu Y, dan ZPRED pada sumbu X.(Ghozali, 2013).Ghozali (2013)
menyatakan dasar analisis adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang
ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas.Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas
Universitas Sumatra Utara
Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.2, tidak terdapat pola yang
begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.2.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji DurbinWatson.Berikut hasil berdasarkan uji Durbin-Watson.
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson
Model
1
Durbin-Watson
1.934
Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih
besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi.Field (2009:220-221) menyatakan
sebagai berikut.
“The size of the Durbin-Watson statistic depends upon the number of
predictors in the model and the number of observations. For accuracy, you
should look up the exact acceptable values in Durbin and Watson's (1951)
original paper. As very conservative rule of thumb, values less then 1 or
greater than 3 are definitely cause for concern; however, values closer to 2
may stil be problematic depending on your sample and model”.
Berdasarkan Tabel 4.4, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah
1,934. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di
antara 1 dan 3, yakni 1 < 1,934 < 3, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi.
Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual.
Universitas Sumatra Utara
4.3.
Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (�2 ) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang
mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan
dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas.
Tabel 4.5 Koefisien Determinasi
b
Model Summary
Model
1
R Square
R
a
.448
.201
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.148
Durbin-Watson
1.66859
1.934
a. Predictors: (Constant), Usia Komite, Audit fee, Gender Komite, Audit Tenure, Ukuran KAP
b. Dependent Variable: Kualitas Audit
Berdasarkan Tabel 4.5, diketahui nilai koefisien determinasi (R-Square)
adalah 0.201. Nilai tersebut dapat diartikan variabel ukuran KAP, audit fee, audit
tenure, gender komite audit, dan usia komite audit, secara bersama-sama dapat
menerangkan atau menjelaskan variasi (variation) kualitas audit sebesar 20.1%,
sisanya sebesar 79,9% persen dijelaskan oleh variabel atau faktor lainnya.
4.4.
Analisis Regresi Linear Berganda dan Uji Signifikansi Pengaruh
Parsial (Uji t)
Tabel 4.6 menyajikan nilai koefisien regresi, serta nilai statistik t untuk
pengujian pengaruh secara parsial.
Universitas Sumatra Utara
Tabel 4.6 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji �)
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
18.935
3.093
Ukuran KAP
.973
.482
Audit fee
.297
Audit Tenure
Coefficients
Beta
t
Sig.
6.122
.000
.225
2.019
.047
.130
.249
2.291
.025
-.207
.427
-.050
-.485
.629
Gender Komite
-.788
.384
-.213
-2.053
.044
Usia Komite
-.008
.021
-.038
-.358
.721
Berdasarkan Tabel 4.6, diperoleh persamaan regresi linear berganda
sebagai berikut.
Y = 18,935 + 0,973X1 + 0,297X2 – 0,207X3 – 0,788X4 – 0,008X5 + e
Berdasarkan persamaan regresi linear berganda di atas, diketahui:
1. Nilai koefisien regresi dari ukuran KAP adalah 0,973, yakni bernilai
positif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan ukuran KAP berpengaruh
positif terhadap kualitas audit.
2. Nilai koefisien regresi dari audit fee adalah 0,297, yakni bernilai
positif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan audit fee berpengaruh
positif terhadap kualitas audit.
Universitas Sumatra Utara
3. Nilai koefisien regresi dari audit tenure adalah -0,207, yakni bernilai
negatif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan audit tenure berpengaruh
negatif terhadap kualitas audit.
4. Nilai koefisien regresi dari gender komite audit adalah -0.788, yakni
bernilai negatif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan gender komite
audit berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.
5. Nilai koefisien regresi dari usia komite audit adalah -0.008, yakni
bernilai negatif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan usia komite audit
berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.
Uji t digunakan untuk menguji apakah suatu variabel bebas berpengaruh
signifikan atau tidak terhadap kualitas audit, pada suatu tingkat signifikansi
tertentu (dalam hal ini 0,05).
1. Jika |t hitung| > |nilai kritis t (t tabel)|, maka pengaruh variabel bebas
terhadap kualitas audit signifikan.
2. Jika |t hitung| < |nilai kritis t (t tabel)|, maka pengaruh variabel bebas
terhadap kualitas audit tidak signifikan.
Atau
1. Jika nilai probabilitas (Sig.) < 0,05, maka pengaruh variabel bebas
terhadap kualitas signifikan
2. Jika nilai probabilitas (Sig.) > 0,05, maka pengaruh variabel bebas
terhadap kualitas audit tidak signifikan.
Universitas Sumatra Utara
Gambar 4.3 merupakan perhitungan nilai t tabel.
Df = 75 (Jumlah pengamatan 81 – 6 (X1, X2,X3,X4,X5,Y)
Gambar 4.3 Menghitung t tabel dengan Rumus TINV dalam
Microsoft Excel
1. Diketahui nilai probabilitas (Sig.) dari ukuran KAP, yakni 0.047 nilai kritis t |1.99|, maka
variabel ukuran KAP berpengaruh signifikan (secara statistika)
terhadap kualitas audit.
2. Diketahui nilai probabilitas (Sig) dari audit fee, yakni 0.025 < 0,05 dan
nilai statistik t dari audit fee |2.291| > nilai kritis t |1.99|, maka variabel
audit fee berpengaruh signifikan (secara statistika) terhadap kualitas
audit.
3. Diketahui nilai probabilitas (Sig) dari audit tenure, yakni 0.629 > 0,05
dan nilai statistik t dari audit tenure |-0.485| < nilai kritis t |1.99|, maka
variabel audit tenure tidak berpengaruh signifikan (secara statistika)
terhadap kualitas audit.
4. Diketahui nilai probabilitas (Sig.) dari gender komite audit, yakni
0.044 < 0,05 dan nilai statistik t dari gender komite audit |-2.053| >nilai
Universitas Sumatra Utara
kritis t |1.99|, maka variabel gender komite audit berpengaruh
signifikan (secara statistika) terhadap kualitas audit.
5. Diketahui nilai probabilitas (Sig.) dari usia komite audit, yakni 0.721 >
0,05 dan nilai statistik t dari usia komite audit |-0.358| < nilai kritis t
|1.99|, maka variabel usia komite audit tidak berpengaruh signifikan
(secara statistika) terhadap kualitas audit.
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh ukuran akuntan publik (X1) terhadap kualitas
audit (Y)
Variabel ukuran kantor akuntan publik diukur dengan menggunakan
variabel dummy. Dimana jika KAP big 4 diberi kode “1”dan jikanon big 4
diberi kode “0”. Variabel tersebut menunjukkan nilai koefisien positif sebesar
0,973dengan signifikansi sebesar 0.047 yaitu lebih kecil dari 0,05 (5%). Hal
tersebut menunjukkan bahwa variabel ini memiliki arah hubungan yang
positif dan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Arah hubungan
yang positifmenunjukkan jika semakin besar ukuran KAP maka kualitas audit
juga akan semakin meningkat. Sedangkan nilai signifikansinya yang lebih
kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa variabel ukuran KAP dapat memberikan
bukti yang konsisten tentang pengaruhnya terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Abdul Hamid (2013) dalam
jurnalnya yang meneliti pengaruh ukuran KAP terhadap kualitasaudit. Hasil
penelitiannya menunjukkan ada pengaruh positif ukuran KAP terhadap
kualitas audit yang diukur dengan menggunakan akrual lancar. Secara nyata
Universitas Sumatra Utara
dapat diprediksi bahwa semakin besar ukuran KAP maka semakin baik
kualitas audit yang akan dihasilkan.
Hal ini sejalan dengan teori Choi et al. (2010) dalam penelitiannya
menemukan bahwa secara umum, kantor akuntan publik internasional dengan
nama besar (seperti big four) atau keahlian industri bisa menyediakan laporan
auditan dengan kualitas yang lebih tinggi dibandingkan kantor akuntan yang
relatif kecil yang kurang nama besar atau keahlian industri. Dengan
demikian,ukuran kantor akuntan publik yang berklasifikasi bigfour akan
memberikan hasil audit yang lebih baik dibandingkan dengan kantor akuntan
publik yang tidak terklasifikasi big four.
2. Pengaruh audit fee (X2) terhadap kualitas audit(Y)
Variabel audit fee diukur dengan logaritma natural biaya profesional yang
tercantum di laporan keuangan perusahaan. Variabel audit fee menunjukkan
nilai koefisien positif sebesar 0,297dengan tingkat signifikansi 0.025 yaitu
lebih kecil dari 0,05 (5%). Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel ini
memiliki arah hubungan yang positif dan berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas audit. Arah hubungan yang positif menunjukkan bahwa jika
audit fee semakin meningkat, maka kualitas audit juga akan semakin
meningkat. Sedangkan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05
menunjukkan bahwa variableaudit feedapat memberikan bukti yang konsisten
tentang pengaruhnya terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Bambang
Hartadi (2009) dimana biaya eksternal audit (audit fee) berpengaruhsignifikan
Universitas Sumatra Utara
terhadap kualitas audit. Auditor independen akan semakin bertanggungjawab
terhadap pekerjaannya jika semakin besar biaya atau inbalan yang mereka
terima.
3. Pengaruh audit tenure (X3) terhadap kualitas audit (Y)
Variabel audit tenure diukur dengan menggunakan variabel dummy.
Dimana jika masa perikatan dengan auditor sama atau lebih dari tiga tahun
diberi kode “1” dan jika kurang dari 3 tahun diberi kode “0”. Variabel tersebut
menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar -0,207dengan signifikansi sebesar
0.629 yaitu lebih besar dari 0,05(5%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
variabel ini memiliki arah hubungan yang negatifdan tidak berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit. Arahhubungan yang negatif menunjukkan
jika semakin lama masa perikatan dengan auditor maka kualitas audit akan
semakin rendah.Sedangkan nilai signifikansinya yang lebih besar dari 0,05
menunjukkan bahwa variabel audit tenure belum dapat memberikan bukti
yang konsisten tentang pengaruhnya terhadap kualitas audit.
Hal
ini
sejalan
dengan
teoriAl-Thuneibatet
al.
(2011)
dalam
penelitiannyamenyimpulkan bahwa hubungan yang lama antara auditor dan
kliennya berpotensiuntuk menciptakan kedekatan antara mereka, cukup untuk
menghalangiindependensi auditor dan mengurangi kualitas audit.
4. Pengaruh gender komite audit (X4) terhadap kualitas audit (Y)
Universitas Sumatra Utara
Variabel gender komite audit diukur dengan menggunakan variabel
dummy. Dimana jika perusahaan memiliki komite audit wanita diberi kode
“1” dan jika tidak ada wanita diberi kode “0”. Variabel tersebut menunjukkan
nilai koefisien negatif sebesar -0.788dengan signifikansi sebesar 0.044 yaitu
lebih kecil dari 0,05 (5%). Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel ini
memiliki arah hubungan yang negatif namun berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit. Arah hubungan yang negatif menunjukkan jika semakin banyak
wanitadidalam
komite
rendah.Sedangkan
nilai
audit
maka
signifikansinya
kualitas
yang
auditakan
lebih
kecil
semakin
dari
0,05
menunjukkan bahwa variabel gender komite audit dapat memberikan bukti
yang konsisten tentang pengaruhnya terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukanNi Wayan
Rustriarini (2011) dimana gender komite audit berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor yang
mempengaruhi kualitas audit.
5. Pengaruh usia komite audit (X5) terhadap kualitas audit (Y)
Variabel usia komite audit diukur dengan melihat usia komite audit yang
tertera di annual report perusahaan yang dapat di lihat di situs www.idx.co.id.
Variabel tersebut mempunyai koefisien negatif sebesar -0.008dengan tingkat
signifikansi 0.721 yaitu lebih besar dari 0,05 (5%). Hal tersebut menunjukkan
bahwa variabel ini memiliki arah hubungan yang negatif dan tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Arah hubungan yang
negatifmenunjukkan bahwa jika perusahaan memiliki semakin banyak komite
Universitas Sumatra Utara
audit yang berusia madya maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin
rendah. Sedangkan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan
bahwa variabel usia komite audit tidak dapat memberikan bukti yang
konsisten tentang pengaruhnya terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini
tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan Rustriarini
(2011) dan Fifin Friska (2011) yang menemukan bukti bahwa usia komite
audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
BAB V
Universitas Sumatra Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan,maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan hasil pengujian dengan uji parsial t, diperoleh bukti
empiris bahwa variabelukuran kantor akuntan publik (X1) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kualitas audit.
2. Berdasarkan hasil pengujian dengan uji parsial t, diperoleh bukti
empiris bahwa variabel audit fee (X2) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas audit.
3. Berdasarkan hasil pengujian dengan uji parsial t, diperoleh bukti
empiris
bahwa
variabel
audit
tenure
(X3)
berpengaruhnegatiftetapitidak signifikan terhadap kualitas audit.
4. Berdasarkan hasil pengujian dengan uji parsial t, diperoleh bukti
empiris bahwa variabel gender komite audit (X4) berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap kualitas audit.
5. Berdasarkan hasil pengujian dengan uji parsial t, diperoleh bukti
empiris bahwa variabel usia komite audit (X5) berpengaruh negatif
tetapitidak signifikan terhadap kualitas audit.
5.2.
Keterbatasan
Universitas Sumatra Utara
Penelitian
ini
mempunyai
keterbatasan-keterbatasan
dijadikanbahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar
hasilyang
lebihbaik
lagi.
Keterbatasan-keterbatasan
yang
dapat
mendapatkan
tersebut
adalah
sebagaiberikut:
1. Berdasarkanhasil uji koefisien determinasi, variabel Ukuran Kantor
Akuntan Publik (X1),Audit Fee(X2),Audit Tenure (X3),Gender
Komite Audit (X4) dan Usia Komite Audit (X5) secara bersama-sama
dapatmenerangkan atau menjelaskan variabel Kualitas Audit (Y)
sebesar20,1%, sisanya sebesar 79,9%dipengaruhi oleh variabel atau
faktor lainnya.
2. Penelitian tidak menggunakan variabel pemoderasi.
3. Periode penelitian yang diamati terbatas karena hanya mencakup tahun
2013 s/d 2015 sehingga belum bisa melihat kemungkinan kualitas
audit pada auditee dalam jangka panjang.
4. Penelitian hanya memuat sektor manufaktur sebagai populasi dalam
pengambilan sampelnya. Sehingga belum bisa melihat kemungkinan
kualitas audit dalam lingkup yang lebih luas.
5.3.
Saran
Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan dan
keterbatasan pada penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui
hasil penelitian ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu:
1.
Untuk peneliti
selanjutnya,
disarankan
untuk
menambah
jumlahvariabel di luar variabel yang telah digunakan dalam
Universitas Sumatra Utara
penelitianini, karena masih banyak variabel lain yang dapat
mempengaruhivariabel kualitas audit.
2.
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel
pemoderasi untuk variasi penelitian selanjutnya.
3.
Untuk peneliti selanjutnya dapat menambah jumlah tahun pengamatan
sehingga dapat melihat kemungkinan kualitas audit dalam jangka
panjang untuk memperkuat hasil penelitian menjadi lebih akurat
4.
Untuk peneliti selanjutnya dapat memperluas sektor bisnis yang
diteliti sehingga dapat melihat kemungkinan kualitas audit yang lebih
luas.
Universitas Sumatra Utara