Analisis Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik, Audit Fee, Audittenure, Dan Karakteristik Komite Audit Terhadap Audit Quality Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Performa perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya dicerminkan
dalam laporan keuangan yang dibuat setiap periode tertentu. Laporan keuangan
merupakan tanggung jawab yang harus dilaporkan manajemen perusahaan kepada
pemangku kepentingan perusahaan atas penggunaan sumber daya yang telah
dipercayakan, dimana di dalamnya meliputi laporan hasil kegiatan operasional
dan posisi keuangan perusahaan. Perusahaan diwajibkan untuk membuat laporan
keuangan yang dapat mencerminkan kondisi perusahaan sesungguhnya.Seluruh
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan digunakan oleh para pemangku
kepentingan perusahaandalam pengambilan keputusan ekonomi
sehingga
informasi yang terdapat dalam laporan keuangan harus dapat dipercaya. Untuk
menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas,dibutuhkan peranpihak ketiga
yaitu seorang auditor untuk melaksanakan fungsi pemeriksaan.Peran pihak ketiga
yang
kompeten
dan
independen
dibutuhkan
untuk
melakukan
pemeriksaanterhadap laporankeuangan (Al – Thuneibat, Ibrahim Isa, dan Ata
Baker, 2011).
Kualitas audit merupakan adanya kecenderungan auditor akan mendeteksi
dan mengungkapkan adanya fraud yang terdapat dalam laporan keuangan
klien.Menurut Arens (2008), audit laporan keuangan dilakukan untukmengurangi
resiko informasi serta memperbaiki pengambilan keputusan.Perbaikan kualitas
Universitas Sumatra Utara
audit harus ditingkatkan agar dapat menjamin keakuratanpenilaian laporan
keuangan. Al-Thuneibat et al. (2011) berpendapat, proses auditdilakukan untuk
menentukan kebenaran laporan keuangan yang disajikan dan apakah sudah
dengan cara yang adil.Kualitas audit yang baik akan menghasilkan informasi yang
sangat berguna di dalam melakukan pengambilan keputusan (DeAngelo, 1981).
Ukuran KAP adalah ukuran yang digunakan untuk menentukan besar
kecilnya suatu kantor akuntan publik. De Angelo (1981) berpendapat
independensi dalam auditor besar lebih mungkin terjaga karena ketergantungan
ekonomi auditor terhadap klien tidak begitu besar bagi auditor besar, dan auditor
besar berpeluang besar untuk mengalami kerugian yang lebih besar (misalnya
kerugian yang lebih tinggi dalam kehilangan reputasi) pada kasus kegagalan audit,
bila dibandingkan dengan auditor kecil sehingga jaminan atas kualitas audit lebih
ditingkatkan.
Choi et.al (2010) menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
dan positif antara ukuran perusahaan audit (KAP) terhadap kualitas audit. Hasil
analisis mereka mendukung pandangan yang menyatakan bahwa kantor audit
yang lebih besar menyediakan audit yang lebih berkualitas dibandingkan dengan
kantor audit yang berukuran kecil.
Yu
(2007) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara ukuran perusahaan audit (KAP) dengan kualitas
audit. Dia berpendapat bahwa kantor akuntan yang besar secara sistematis pasti
akan menghasilkan audit yang berkualitas lebih tinggi. Dia mendasarkan
penelitiannya atas dua argumen yang dibuatnya berdasarkan penelitian-penelitian
Universitas Sumatra Utara
sebelumnya. Pertama, auditor yang berkerja di perusahaan yang lebih besar
memiliki pengalaman pertemuan yang lebih banyak dengan klien yang berbeda beda, dan membuat mereka memiliki pengalaman yang kolektif sehingga mereka
mampu untuk menyediakan audit yang lebih berkualitas. Kedua, ketergantungan
ekonomi dapat mengancam objektivitas dan independensi auditor.
Biaya eksternal audit merupakan salah satu tanggung jawab auditor kepada
kliennya. Besaran biaya inilah yang kadang membuat seorang auditor berada
didalam posisi dilematis, di satu sisi auditor harus bersikap independen dalam
memberi opini mengenai kewajaran laporan keuangan yang berkaitan dengan
kepentingan banyak pihak, namun disisi lain auditor juga harus bisa memenuhi
tuntutan yang diinginkan oleh klien yang membayar biaya atas jasanya, agar
kliennya puas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasanya diwaktu yang
akan datang.
Audit fee merupakan fee yang didapat setelah akuntan melakukan audit
atas laporan keuangan. Menurut Mulyadi (2009 : 63) bahwa “besarnya fee dapat
bervariasi tergantung antara lain : risiko penugasan, kompleksitas jasa yang
diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tesebut,
struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan professional lainnya.
Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan
fee”. Surat Keputusan No. KEP.024/IAPI/VII/2008 tentang Kebijakan Penentuan
Fee Audit, merupakan peraturan mengenai dasar pengenaan audit fee yang telah
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
Universitas Sumatra Utara
Menurut Nurul, Nur, azlina (2012), audit tenure adalah jangka waktu
perikatan yang terjalin antara KAP dengan auditee yang sama. Suatu
perusahaan dapat kembali menggunakan jasa audit (masa perikatan audit) oleh
KAP yang sama pada periode selanjutnya. Tetapi, apabila perusahaan terus
diaudit oleh KAP yang sama setiap tahun, hal ini dapat menyebabkan kualitas
audit
menjadi kurang berkualitas dimana terjadinya kemungkinan manajer
memliki hubungan relasi yang sangat dekat sehingga dapat mempengaruhi hasil
kerja auditor. Audit Tenure yang panjang dapat menimbulkan kedekatan seperti
kekeluargaan yang akibatnya, kualitas dan kompetensi kerja auditor dapat
menurun ketika mereka mulai untuk membuat asumsi-asumsi yang tidak tepat dan
bukan evaluasi yang objektif dari bukti terkini.
Alantara
Thuneibat et al. (2011) berpendapat bahwa hubungan yang lama
auditor dan kliennya berpotensi untuk menciptakan kedekatan antara
mereka, cukup untuk menghalangi independensi auditor dan mengurangi kualitas
audit.
Dengan
menggunakan
pendekatan
kebijaksanaan
akrual
mereka
menyimpulkan bahwa hubungan auditor-klien memiliki pengaruh negatif terhadap
kualitas audit.
Selain menggunakan jasa auditor eksternal dalam pemeriksaan,perusahaan
juga membutuhkan seorang komite audit.Komite Audit adalah sekelompok
orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan
pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas -tugas khusus atau sejumlah
anggota Dewan Komisaris perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk
Universitas Sumatra Utara
membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen.
(Hiro Tugiman 1995, 8)
Komite audit ini dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan
pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi
direksi dalam melaksanakan tugas penting berkaitan dengan sistem pelaporan
keuangan. Anggota komite audit diharuskan memiliki keahlian yang memadai.
Komite audit ini memiliki kewenangan dan fasilitas untuk mengakses data
perusahaan. Komite audit diperlukan untuk dapat menjaga sistem pengendalian
internal yang memadai serta melakukan monitoring kinerja auditor eksternal
untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik.
Keberhasilan komite audit dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
tentunya dipengaruhi oleh berbagai keragaman sumber daya anggota komite audit.
Keragaman atau variasi tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek seperti usia,
jenis kelamin, etnis atau ras, budaya, agama, daerah atau negara, latar belakang
pendidikan, pengetahuan, kecakapan teknis dan keahlian, pengalaman dalam
bisnis dan industri, karir dan pengalaman kerja. Adanya berbagai perbedaan
karakteristik dalam komite audit merupakan suatu keunggulan kompetitif yang
dipandang mampu menghasilkan strategi perusahaan yang lebih baik. Pengaruh
karakteristik komite audit dalam penelitian ini diukur dari usia dan gender.
Dalam penelitian ini, kualitas audit dihubungkan dengan ukuran kantor
akuntan publik, audit fee, audit tenure, dan karakteristik komite audit. Masa
perikatan audit yang panjang dapat mempengaruhi independensi audit yang
Universitas Sumatra Utara
berdampak pada keakuratan audit dalam menjalankan tugas pengauditan sehingga
berdampak pada kegagalan audit. Kantor Akuntan Publik yang terdaftar dalam
Big 4 akan meningkatkan kualitas audit dibandingkan kantor akuntan non Big 4
karena terkait independensinya ketika dihadapkan dengan ketergantungan
ekonomi terhadap klien.
Beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan kualitas audit,
menunjukkan bahwa banyak kesimpulan berbeda yang dihasilkan. Seperti variabel
yang akan diteliti berkaitan dengan kualitas audit adalah ukuran KAP dan audit
tenure. Ada beberapa hasil penelitian yang berbeda mengenai ukuran KAP dan
audit tenure, salah satunya menurut Febriyanti (2014) bahwa, ukuran KAP dan
audit tenure berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kualitas audit.
Sedangkan menurut Astuti (2014) menyimpulkan bahwa ukuran KAP dan audit
tenure berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Tetapi menurut
Sinaga (2012) bahwa, audit tenure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas audit sedangkan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas audit.
Adapun variabel lain seperti pengaruh karakteristik komite audit diukur
dari usia dan gender. Menurut Ni Wayan Rustiarini (2011) Penelitian tersebut
menemukan hasil hasil bahwa usia, kebangsaan, tingkat pendidikan, keahlian
dibidang akuntansi dan frekuensi pertemuan berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit. Sedangkan menurut Ardianingsih (2013) menyimpulkan bahwa
komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Pada penelitian
ini penulis tertarik untuk meneliti ulang mengenai pengaruh karakteristik komite
Universitas Sumatra Utara
audit (diukur dari usia dan gender) terhadap kualitas audit. Variabel lain seperti
fee audit,menurut Bambang Hartadi (2009), hasil penelitian yang dilakukannya
menunjukkan bahwa fee audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Seiring berjalannya waktu,
perusahaan terus berkembang dan diiringi
dengan perkembangan akuntansi sebagai penyedia informasi keuangan bagi pihak
yang membutuhkan. Akuntan publik juga semakin berpacu dalam meningkatkan
hasil audit laporan keuangan yang lebih berkualitas. Karena adanya perubahan
tersebut, peneliti ingin meneliti bagaimana perkembangan kualitas audit yang
terjadi sampai saat ini dan bagaimana pengaruh variabel-variabel yang diteliti oleh
peneliti mempengaruhi kualitas audit. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2013 – 2015.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul "AnalisisPengaruh Ukuran KAP, Audit Fee, Audit Tenure, Dan
Karakteristik Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI.”
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini antara
lain :
1. Apakah Ukuran KAP berpengaruh terhadap kualitas audit pada perusahaan
manufaktur di indonesia?
Universitas Sumatra Utara
2. Apakah audit fee berpengaruh terhadap kualitas audit pada perusahaan
manufaktur di indonesia?
3. Apakah audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit pada perusahaan
manufaktur di indonesia?
4. Apakah gender Komite Audit berpengaruh terhadap kualitas audit pada
perusahaan manufaktur di indonesia?
5. Apakah usia Komite Audit berpengaruh terhadap kualitas audit pada
perusahaan manufaktur di indonesia?
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah Ukuran KAP berpengaruh terhadap kualitas audit
pada perusahaan manufaktur di indonesia.
2. Untuk mengetahui apakah audit fee berpengaruh terhadap kualitas audit pada
perusahaan manufaktur di indonesia.
3. Untuk mengetahui apakah audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit
pada perusahaan manufaktur di indonesia.
4. Untuk mengetahui apakah gender Komite Audit berpengaruh terhadap
kualitas audit pada perusahaan manufaktur di indonesia.
5. Untuk mengetahui apakah usia Komite Audit berpengaruh terhadap kualitas
audit pada perusahaan manufaktur di indonesia.
1.4.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut :
Universitas Sumatra Utara
1. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan peneliti, terutama
pada bidang auditing, bagaimana kualitas audit suatu perusahaan yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang diteliti dan bagaimana faktor-faktor
tersebut mempengaruhinya.
2. Bagi pihak auditor
Membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses audit, dengan
mengetahui faktor-faktor dominan yang menyebabkan mempengaruhi kualitas
audit.
3. Bagi investor
Dengan harapan dapat memberikan informasi untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi kualitas audit pada perusahaan manufaktur sehingga
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi.
4. Bagi Bidang Akademik
Dapat memberikasn kontribusi pada perkembangan teori akuntansi terutama
yang berkaitan dengan kualitas audit.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini
melakukan
diharapkan dapat menjadi bahan referensi didalam
penelitian
sejenis
serta
menambah pengetahuan
dan
memberikan gambaran dan bukti empiris mengenai kualitas audit dan
faktor –
faktor yang mempengaruhinya, sehingga nantinya hasil yang
diperoleh lebih baik dan dapat diterapkan.
Universitas Sumatra Utara
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Performa perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya dicerminkan
dalam laporan keuangan yang dibuat setiap periode tertentu. Laporan keuangan
merupakan tanggung jawab yang harus dilaporkan manajemen perusahaan kepada
pemangku kepentingan perusahaan atas penggunaan sumber daya yang telah
dipercayakan, dimana di dalamnya meliputi laporan hasil kegiatan operasional
dan posisi keuangan perusahaan. Perusahaan diwajibkan untuk membuat laporan
keuangan yang dapat mencerminkan kondisi perusahaan sesungguhnya.Seluruh
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan digunakan oleh para pemangku
kepentingan perusahaandalam pengambilan keputusan ekonomi
sehingga
informasi yang terdapat dalam laporan keuangan harus dapat dipercaya. Untuk
menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas,dibutuhkan peranpihak ketiga
yaitu seorang auditor untuk melaksanakan fungsi pemeriksaan.Peran pihak ketiga
yang
kompeten
dan
independen
dibutuhkan
untuk
melakukan
pemeriksaanterhadap laporankeuangan (Al – Thuneibat, Ibrahim Isa, dan Ata
Baker, 2011).
Kualitas audit merupakan adanya kecenderungan auditor akan mendeteksi
dan mengungkapkan adanya fraud yang terdapat dalam laporan keuangan
klien.Menurut Arens (2008), audit laporan keuangan dilakukan untukmengurangi
resiko informasi serta memperbaiki pengambilan keputusan.Perbaikan kualitas
Universitas Sumatra Utara
audit harus ditingkatkan agar dapat menjamin keakuratanpenilaian laporan
keuangan. Al-Thuneibat et al. (2011) berpendapat, proses auditdilakukan untuk
menentukan kebenaran laporan keuangan yang disajikan dan apakah sudah
dengan cara yang adil.Kualitas audit yang baik akan menghasilkan informasi yang
sangat berguna di dalam melakukan pengambilan keputusan (DeAngelo, 1981).
Ukuran KAP adalah ukuran yang digunakan untuk menentukan besar
kecilnya suatu kantor akuntan publik. De Angelo (1981) berpendapat
independensi dalam auditor besar lebih mungkin terjaga karena ketergantungan
ekonomi auditor terhadap klien tidak begitu besar bagi auditor besar, dan auditor
besar berpeluang besar untuk mengalami kerugian yang lebih besar (misalnya
kerugian yang lebih tinggi dalam kehilangan reputasi) pada kasus kegagalan audit,
bila dibandingkan dengan auditor kecil sehingga jaminan atas kualitas audit lebih
ditingkatkan.
Choi et.al (2010) menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
dan positif antara ukuran perusahaan audit (KAP) terhadap kualitas audit. Hasil
analisis mereka mendukung pandangan yang menyatakan bahwa kantor audit
yang lebih besar menyediakan audit yang lebih berkualitas dibandingkan dengan
kantor audit yang berukuran kecil.
Yu
(2007) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara ukuran perusahaan audit (KAP) dengan kualitas
audit. Dia berpendapat bahwa kantor akuntan yang besar secara sistematis pasti
akan menghasilkan audit yang berkualitas lebih tinggi. Dia mendasarkan
penelitiannya atas dua argumen yang dibuatnya berdasarkan penelitian-penelitian
Universitas Sumatra Utara
sebelumnya. Pertama, auditor yang berkerja di perusahaan yang lebih besar
memiliki pengalaman pertemuan yang lebih banyak dengan klien yang berbeda beda, dan membuat mereka memiliki pengalaman yang kolektif sehingga mereka
mampu untuk menyediakan audit yang lebih berkualitas. Kedua, ketergantungan
ekonomi dapat mengancam objektivitas dan independensi auditor.
Biaya eksternal audit merupakan salah satu tanggung jawab auditor kepada
kliennya. Besaran biaya inilah yang kadang membuat seorang auditor berada
didalam posisi dilematis, di satu sisi auditor harus bersikap independen dalam
memberi opini mengenai kewajaran laporan keuangan yang berkaitan dengan
kepentingan banyak pihak, namun disisi lain auditor juga harus bisa memenuhi
tuntutan yang diinginkan oleh klien yang membayar biaya atas jasanya, agar
kliennya puas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasanya diwaktu yang
akan datang.
Audit fee merupakan fee yang didapat setelah akuntan melakukan audit
atas laporan keuangan. Menurut Mulyadi (2009 : 63) bahwa “besarnya fee dapat
bervariasi tergantung antara lain : risiko penugasan, kompleksitas jasa yang
diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tesebut,
struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan professional lainnya.
Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan
fee”. Surat Keputusan No. KEP.024/IAPI/VII/2008 tentang Kebijakan Penentuan
Fee Audit, merupakan peraturan mengenai dasar pengenaan audit fee yang telah
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
Universitas Sumatra Utara
Menurut Nurul, Nur, azlina (2012), audit tenure adalah jangka waktu
perikatan yang terjalin antara KAP dengan auditee yang sama. Suatu
perusahaan dapat kembali menggunakan jasa audit (masa perikatan audit) oleh
KAP yang sama pada periode selanjutnya. Tetapi, apabila perusahaan terus
diaudit oleh KAP yang sama setiap tahun, hal ini dapat menyebabkan kualitas
audit
menjadi kurang berkualitas dimana terjadinya kemungkinan manajer
memliki hubungan relasi yang sangat dekat sehingga dapat mempengaruhi hasil
kerja auditor. Audit Tenure yang panjang dapat menimbulkan kedekatan seperti
kekeluargaan yang akibatnya, kualitas dan kompetensi kerja auditor dapat
menurun ketika mereka mulai untuk membuat asumsi-asumsi yang tidak tepat dan
bukan evaluasi yang objektif dari bukti terkini.
Alantara
Thuneibat et al. (2011) berpendapat bahwa hubungan yang lama
auditor dan kliennya berpotensi untuk menciptakan kedekatan antara
mereka, cukup untuk menghalangi independensi auditor dan mengurangi kualitas
audit.
Dengan
menggunakan
pendekatan
kebijaksanaan
akrual
mereka
menyimpulkan bahwa hubungan auditor-klien memiliki pengaruh negatif terhadap
kualitas audit.
Selain menggunakan jasa auditor eksternal dalam pemeriksaan,perusahaan
juga membutuhkan seorang komite audit.Komite Audit adalah sekelompok
orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan
pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas -tugas khusus atau sejumlah
anggota Dewan Komisaris perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk
Universitas Sumatra Utara
membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen.
(Hiro Tugiman 1995, 8)
Komite audit ini dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan
pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi
direksi dalam melaksanakan tugas penting berkaitan dengan sistem pelaporan
keuangan. Anggota komite audit diharuskan memiliki keahlian yang memadai.
Komite audit ini memiliki kewenangan dan fasilitas untuk mengakses data
perusahaan. Komite audit diperlukan untuk dapat menjaga sistem pengendalian
internal yang memadai serta melakukan monitoring kinerja auditor eksternal
untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik.
Keberhasilan komite audit dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
tentunya dipengaruhi oleh berbagai keragaman sumber daya anggota komite audit.
Keragaman atau variasi tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek seperti usia,
jenis kelamin, etnis atau ras, budaya, agama, daerah atau negara, latar belakang
pendidikan, pengetahuan, kecakapan teknis dan keahlian, pengalaman dalam
bisnis dan industri, karir dan pengalaman kerja. Adanya berbagai perbedaan
karakteristik dalam komite audit merupakan suatu keunggulan kompetitif yang
dipandang mampu menghasilkan strategi perusahaan yang lebih baik. Pengaruh
karakteristik komite audit dalam penelitian ini diukur dari usia dan gender.
Dalam penelitian ini, kualitas audit dihubungkan dengan ukuran kantor
akuntan publik, audit fee, audit tenure, dan karakteristik komite audit. Masa
perikatan audit yang panjang dapat mempengaruhi independensi audit yang
Universitas Sumatra Utara
berdampak pada keakuratan audit dalam menjalankan tugas pengauditan sehingga
berdampak pada kegagalan audit. Kantor Akuntan Publik yang terdaftar dalam
Big 4 akan meningkatkan kualitas audit dibandingkan kantor akuntan non Big 4
karena terkait independensinya ketika dihadapkan dengan ketergantungan
ekonomi terhadap klien.
Beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan kualitas audit,
menunjukkan bahwa banyak kesimpulan berbeda yang dihasilkan. Seperti variabel
yang akan diteliti berkaitan dengan kualitas audit adalah ukuran KAP dan audit
tenure. Ada beberapa hasil penelitian yang berbeda mengenai ukuran KAP dan
audit tenure, salah satunya menurut Febriyanti (2014) bahwa, ukuran KAP dan
audit tenure berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kualitas audit.
Sedangkan menurut Astuti (2014) menyimpulkan bahwa ukuran KAP dan audit
tenure berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Tetapi menurut
Sinaga (2012) bahwa, audit tenure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas audit sedangkan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas audit.
Adapun variabel lain seperti pengaruh karakteristik komite audit diukur
dari usia dan gender. Menurut Ni Wayan Rustiarini (2011) Penelitian tersebut
menemukan hasil hasil bahwa usia, kebangsaan, tingkat pendidikan, keahlian
dibidang akuntansi dan frekuensi pertemuan berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit. Sedangkan menurut Ardianingsih (2013) menyimpulkan bahwa
komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Pada penelitian
ini penulis tertarik untuk meneliti ulang mengenai pengaruh karakteristik komite
Universitas Sumatra Utara
audit (diukur dari usia dan gender) terhadap kualitas audit. Variabel lain seperti
fee audit,menurut Bambang Hartadi (2009), hasil penelitian yang dilakukannya
menunjukkan bahwa fee audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Seiring berjalannya waktu,
perusahaan terus berkembang dan diiringi
dengan perkembangan akuntansi sebagai penyedia informasi keuangan bagi pihak
yang membutuhkan. Akuntan publik juga semakin berpacu dalam meningkatkan
hasil audit laporan keuangan yang lebih berkualitas. Karena adanya perubahan
tersebut, peneliti ingin meneliti bagaimana perkembangan kualitas audit yang
terjadi sampai saat ini dan bagaimana pengaruh variabel-variabel yang diteliti oleh
peneliti mempengaruhi kualitas audit. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2013 – 2015.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul "AnalisisPengaruh Ukuran KAP, Audit Fee, Audit Tenure, Dan
Karakteristik Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI.”
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini antara
lain :
1. Apakah Ukuran KAP berpengaruh terhadap kualitas audit pada perusahaan
manufaktur di indonesia?
Universitas Sumatra Utara
2. Apakah audit fee berpengaruh terhadap kualitas audit pada perusahaan
manufaktur di indonesia?
3. Apakah audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit pada perusahaan
manufaktur di indonesia?
4. Apakah gender Komite Audit berpengaruh terhadap kualitas audit pada
perusahaan manufaktur di indonesia?
5. Apakah usia Komite Audit berpengaruh terhadap kualitas audit pada
perusahaan manufaktur di indonesia?
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah Ukuran KAP berpengaruh terhadap kualitas audit
pada perusahaan manufaktur di indonesia.
2. Untuk mengetahui apakah audit fee berpengaruh terhadap kualitas audit pada
perusahaan manufaktur di indonesia.
3. Untuk mengetahui apakah audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit
pada perusahaan manufaktur di indonesia.
4. Untuk mengetahui apakah gender Komite Audit berpengaruh terhadap
kualitas audit pada perusahaan manufaktur di indonesia.
5. Untuk mengetahui apakah usia Komite Audit berpengaruh terhadap kualitas
audit pada perusahaan manufaktur di indonesia.
1.4.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut :
Universitas Sumatra Utara
1. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan peneliti, terutama
pada bidang auditing, bagaimana kualitas audit suatu perusahaan yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang diteliti dan bagaimana faktor-faktor
tersebut mempengaruhinya.
2. Bagi pihak auditor
Membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses audit, dengan
mengetahui faktor-faktor dominan yang menyebabkan mempengaruhi kualitas
audit.
3. Bagi investor
Dengan harapan dapat memberikan informasi untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi kualitas audit pada perusahaan manufaktur sehingga
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi.
4. Bagi Bidang Akademik
Dapat memberikasn kontribusi pada perkembangan teori akuntansi terutama
yang berkaitan dengan kualitas audit.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini
melakukan
diharapkan dapat menjadi bahan referensi didalam
penelitian
sejenis
serta
menambah pengetahuan
dan
memberikan gambaran dan bukti empiris mengenai kualitas audit dan
faktor –
faktor yang mempengaruhinya, sehingga nantinya hasil yang
diperoleh lebih baik dan dapat diterapkan.
Universitas Sumatra Utara