Efektivitas madu untuk gejala batuk pada anak dengan rinitis

Bab 2. Tinjauan Pustaka

2.1.

Definisi

Rinitis atau common cold atau selesma merupakan infeksi saluran
pernafasan-atas ringan yang disebabkan oleh virus dengan gejala utama
hidung buntu, adanya sekret hidung, bersin, nyeri tenggorok dan batuk
dan gejala sistemik berupa nyeri kepala, mialgia, demam yang ringan.1,14
Istilah rintis sebenarnya kurang tepat, karena penyakit yang dapat sembuh
spontan ini melibatkan mukosa sinus maka lebih tepat digunakan istilah
rinosinusitis.14 Kumpulan gejala pada penyakit ini juga melibatkan iritasi
faring dan demam yang tidak terlalu tinggi, sehingga terminologi selesma
lebih sesuai daripada rinitis, coryza, atau nasofaringitis.1

2.2.

Epidemiologi

Rinitis merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan_atas

tersering pada anak dan dapat terjadi sepanjang tahun.14 Infeksi virus
penyebab rinitis dapat berbeda pada setiap musimnya, misalnya insiden
rinovirus yang mencapai puncaknya pada bulan Agustus sampai Oktober
dan April sampai Mei, parainfluenza pada bulan Desember, dan
Respiratory Syncitial Virus (RSV) dan influenza pada bulan April.14,18
Rinitis lebih sering terjadi pada musim hujan pada daerah tropis.1
Anak-anak mengalami rinitis 6-8 kali per tahun, 10-15% mengalami
rinitis 12 kali per tahun, berbeda dengan orang dewasa yang hanya sekitar

4
Universitas Sumatera Utara

2-4 kali per tahun.1,14,18 Anak usia 2
minggu

Streptococcosis

Sekret nasal yang mukopurulent yang menimbulkan ekskoriasi
pada hidung


Pertussis

Serangan batuk yang menetap ataupun serangan batuk yang
berat

Sifilis congenital

Sekret hidung yang persisten dalam 3 bulan pertama kehidupan

2.6.

Terapi

Terapi antiviral spesifik tidak tersedia untuk infeksi Rinovirus.1,14,26-29
Ribavirin merupakan antiviral untuk infeksi RSV, tetapi tidak memiliki
peran pada tatalaksana rinitis.14 Oseltamivir dan Zanamivir dapat
mengurangi gejala pada infeksi virus influenza, tetapi sulit untuk
membedakan infeksi influenza dengan virus lainnya dan terapi ini efektif
bila diberikan dalam 48 jam pertama munculnya gejala.14 Terapi
antibakteri tidak memberikan keuntungan dalam tatalaksana rinitis.1,14,34

Tatalaksana rinitis adalah terapi simptomatik, walaupun terapi
simptomatik pada anak masih controversial.14 Batuk dan demam
merupakan gejala yang membuat orangtua membawa anaknya ke
dokter.4,26-29,35 Demam biasanya berlangsung 1-3 hari dan batuk biasanya
berlangsung sampai 25 hari.25
Pertimbangan yang paling sering digunakan dalam memulai anti

13
Universitas Sumatera Utara

piretik adalah suhu tubuh >38,3°C dan usaha untuk membuat anak
menjadi lebih nyaman.35 Pemberian obat yang dijual bebas (yang
mengandung antihistamin, antitusif, dan dekongestan) tidak terbukti efektif
mengatasi batuk dan berpotensi menimbulkan efek samping yang
berbahaya.6-10 Food Drug Administration (FDA) merekomendasikan untuk
tidak memberikan obat yang dijual bebas untuk anak usia dibawah 2
tahun.8 Penelitian lain menunjukkan bahwa obat yang dijual bebas tidak
efektif untuk terapi gejala rintis pada anak usia dibawah 6tahun.14
Vitamin C, guaifenesin, menghirup uap air, tidak lebih baik
dibandingkan placebo untuk rinitis pada anak.14


Dan

disisi

lain,

WHO mencatat bahwa madu merupakan terapi alternatif yang potensial
untuk gejala batuk pada anak dengan rinitis.12

2.7.

Pemantauan Batuk pada Anak

Batuk sering digunakan sebagai parameter outcome dari pengobatan,
walaupun keluhan batuk yang disampaikan pasien tidak memiliki
realibilitas.36 Beberapa tools dikembangkan untuk menilai batuk, baik
dengan pendekatan subyektif dan objektif.37 Pendekatan subyektif untuk
menilai batuk pada anak dapat digunakan visual analog scale,verbal
category descriptive score untuk siang hari dan malam hari, dan penilaian

Likert cough assessment severity score.36,38 Pendekatan objektif untuk
menilai batuk pada anak dengan menggunakan cough monitoring system,
perekaman audio-video dan cough meter.36,39

14
Universitas Sumatera Utara

Beberapa penelitian mencoba untuk menghubungkan pendekatan
subjektif

dengan

pendekatan

objektif

dalam

menilai


batuk

pada

anak.36,38Verbal category descriptive score yang diisi oleh anak dengan
didampingi orang tua memiliki korelasi yang tinggi dengan penilaian
objektif untuk menilai frekuensi batuk pada anak.36 Likert cough
assessment severity score yang telah divalidasi oleh Hartnick dkk memiliki
realibilitas yang tinggi.36 Tabel 2. Menunjukkan verbal category descriptive
score dan table 3. Menunjukkan Likert cough assessment severity score.

2.8.

Madu untuk Gejala Batuk pada Anak dengan Rinitis

Penelitian di Amerika Serikat tahun 2007 menunjukkan bahwa madu lebih
efektif dibandingkan dekstrometorpan dan dekstrometorpan tidak lebih
efektif dibandingkan dengan tanpa terapi untuk gejala batuk pada anak
dengan rintis. Walaupun rentang usia yang digunakan sangat luas yaitu 118 tahun. Tingkat keparahan batuk dinilai dengan penilaian subjektif orang
tua terhadap keluhan batuk anaknya dan seberapa parah batuk tersebut

mengganggu tidur anak. Pemberian madu menunjukkan perbaikan klinis
batuk, dari segi frekuensi, keparahan dan pengaruh batuk terhadap tidur
(p