Hubungan Kadar Procalcitonin dengan Jenis Bakteri Penyebab Infeksi pada Sepsis di RSUP H. Adam Malik Tahun 2014

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sepsis adalah salah satu penyebab kematian yang paling banyak pada pasien
di rumah sakit. Angka kematian akibat sepsis berada dalam kisaran yang sama
dengan infark miokardiak. Di Amerika Serikat, tingkat rawat inap pasien
dengan sepsis atau septicemia meningkat sebesar 70% dari 221 (tahun 2001)
menjadi 377 (tahun 2008) per 100.000 penduduk, dan kejadian sepsis pasca
operasi meningkat tiga kali lipat dari 0,3% menjadi 0,9% (Reinhart, et al., 2012).
Marker-marker tradisional untuk inflamasi sistemik, seperti CRP, Laju
Endap Darah (LED) dan hitung leukosit telah terbukti keterbatasannya. Selain
itu, kultur mikroorganisme, yang merupakan baku emas metode diagnostik
untuk sepsis yang konvensional, sering memakan waktu yang lama sehingga
tidak mencerminkan respon pasien terhadap inflamasi sistemik atau timbulnya
disfungsi organ, dan kadang-kadang menyesatkan dengan laporan false positive
atau false negative. Karena adanya kelemahan dari kedua ini, baik kultur
maupun test darah yang tersedia, maka para peneliti menjadi terdorong untuk
mencari marker yang lebih spesifik dan sensitif. Dan dalam beberapa tahun
terakhir, PCT telah sering dipakai sebagai marker awal yang spesifik untuk

inflamasi sistemik, infeksi dan sepsis, baik pada anak-anak maupun dewasa
(Nargis, Ibrahim, & Ahamed, 2014).
Kadar procalcitonin dapat meningkat 1000 kali lipat pada saat terjadinya
infeksi akut (Nelson, Mave, & Gupta, 2014). Sekarang biomarker ini banyak
digunakan dalam Eropa, dan baru-baru ini telah disetujui oleh FDA di Amerika
Serikat untuk diagnosis dan pemantauan sepsis serta evaluasi respon inflamasi
sistemik dibidang klinis (Nargis, Ibrahim, & Ahamed, 2014).
Menurut Charles, et al., (2008), infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram
negatif dapat diasosiasikan dengan kadar procalcitonin yang lebih tinggi
dibandingkan dengan infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif, hal ini
dibuktikan dengan hasil penelitiannya, kadar procalcitonin pada saat

Universitas Sumatera Utara

2

bacteremia yang disebabkan oleh bakteri gram negatif, nilai tengahnya 39.00
ng/mL sedangkan untuk bakteri gram positif 5.42 ng/mL.
Dari uraian diatas, masih sangat sedikit penelitian yang menghubungkan
antara procalcitonin dengan bakteri penyebab infeksi. Dan di RSUP-HAM

belum ada penelitian yang mengenai hubungan kadar procalcitonin dengan
jenis bakteri penyebab infeksi pada sepsis. Oleh karena itu peneliti ingin
melakukan penelitian di RSUP H. Adam Malik.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Apakah ada hubungan kadar procalcitonin dengan
jenis bakteri penyebab infeksi pada sepsis di RSUP H. Adam Malik tahun
2014.

1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan kadar procalcitonin dengan jenis bakteri
penyebab infeksi pada sepsis.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui kadar procalcitonin pada sepsis yang disebabkan oleh
bakteri gram positif
2. Mengetahui kadar procalcitonin pada sepsis yang disebabkan oleh
bakteri gram negatif


Universitas Sumatera Utara

3

1.4.Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Peneliti:
Penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman peneliti
dalam melakukan penelitian.
1.4.2. Bagi Masyarakat Kedokteran
Memberikan gambaran bagi klinisi, hubungan antara procalcitonin dengan
jenis bakteri penyebab infeksi, sehingga dapat digunakan sebagai acuan
dalam pemberian antibiotik secara empiris.
1.4.3. Bagi Penelitian Selanjutnya:
Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan
procalcitonin maupun jenis bakteri penyebab infeksi pada sepsis.

Universitas Sumatera Utara