Radiosensitivitas Beberapa Aksessi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Lokal Samosir Terhadap Dosis Iradiasi Sinar Gamma

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bawang merah merupakan tanaman yang cukup populer di masyarakat.
Karena biasa digunakan sebagai bumbu penyedap rasa. Selain itu, bawang merah
dapat dijadikan sebagai obat tradisional. Karenanya, kebutuhan masyarakat terhadap bawang merah akan terus meningkat seiring dengan pertambahan
penduduk.
Penggunaan bahan tanaman berupa umbi secara turun-temurun menjadi
pilihan petani lokal Samosir dalam membudidayakan bawang merah, karena
dianggap lebih efisien dan praktis dibandingkan budidaya dengan menggunakan
biji. Namun hal tersebut menjadi salah satu sumber permasalahan karena
menyebabkan rendahnya keragaman genetik. Selain itu, petani bawang merah di
daerah Samosir umumnya tidak menghendaki pembungaan pada bawang merah
yang ditanam karena dapat menurunkan produksi umbi. Disisi lain bawang merah
asal Samosir sulit untuk dapat menghasilkan bunga secara alami.
Salah satu teknik yang mampu memperbaiki mutu umbi adalah radiasi.
Radiasi menyebabkan induksi mutasi sehingga tercipta keragaman baru sebagai
dasar seleksi. Radiasi yang digunakan adalah sinar gamma yang mampu
menembus biji tanaman hingga pada lapisan DNA (gen pembawa sifat
keturunan). Dengan teknik ini dapat diperoleh sifat-sifat baru yang lebih unggul
dari varietas induknya meliputi daya hasil, daya adaptasi, umur tanaman, serta
ketahanan terhadap hama dan penyakit (Wijananto, 2012).

Faktor kunci dalam melakukan induksi mutasi adalah penentuan dosis
iradiasi atau konsentrasi bahan mutagen yang akan digunakan, yang merupakan

Universitas Sumatera Utara

jumlah energi iradiasi atau banyaknya mutagen yang diabsorbsi oleh jaringan
tanaman. Satuan unit energi radiasi yang diabsorbsi adalah Gy (Gray) yang setara
dengan 1 J kg-1 atau 100 rad (Medina et al.,2004).
Penentuan dosis iradiasi yang tepat berdasarkan radisosensitivitas sangat
menentukan keberhasilan perolehan varian atau mutan yang diinginkan.
Radiosensitivitas dapat diperkirakan melalui respon fisiologis bahan tanaman
yang diradiasi di antaranya penentuan dosis yang menyebabkan reduksi
pertumbuhan vegetatif tanaman yang diradiasi sampai 50% (LD50) jika
dibandingkan dengan kontrol pada siklus vegetatif yang pertama (M1V1)
(Gaul, 1977).
Mutasi dapat terjadi secara alami namun peluangnya sangat kecil. Untuk
mempercepat ketersediaan variasi genetik yang tinggi dapat dilakukan dengan
mutasi buatan . Semakin besar variasi, semakin besar peluang untuk memilih
tanaman


yang dikehendaki.

Melalui

teknik

penyinaran

(radiasi)

dapat

menghasilkan mutan atau tanaman yang mengalami mutasi dengan sifat–sifat
yang diharapkan setelah melalui serangkaian pengujian, seleksi dan sertifikasi
(Amien dan Carsono, 2008).
Iradiasi sinar gamma merupakan mutagen yang paling banyak digunakan
dalam program pemuliaan tanaman karena memiliki energi dan daya tembus yang
relatif tinggi dibanding lainnya. Secara global sinar gamma telah terbukti paling
efektif dan efisien dalam menghasilkan varietas mutan unggul berbagai jenis
tanaman. Sejak tahun 1976 perolehan varietas tanaman hasil pemuliaan dengan

teknik mutasi terus berkembang sangat pesat (Human, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Metode yang tepat untuk penentuan dosis iradiasi pada suatu tanaman
telah dilakukan oleh banyak peneliti, tetapi prosedur umum di dalam penentuan
dosis

iradiasi

yang

paling

tepat

adalah

berdasarkan


radiosensitivitas

(Karmarkar et al., 2001).
Radiosensitivitas merupakan nilai yang ditunjukkan untuk dapat mengetahui tingkat kesensitifan terhadap paparan radiasi yang berhubungan dengan kematian sel. Radiosensitivitas dapat diperkirakan melalui respon fisiologis bahan
tanaman yang diradiasi termasuk diantaranya, penentuan dosis yang mereduksi
pertumbuhan vegetatif tanaman yang diradiasi sebesar 20-50% (LD20-50).
Radiosensitivitas bervariasi tergantung pada spesies dan kultivar tanaman, kondisi
fisiologis dan organ tanaman, serta manipulasi dari materi yang diradiasi sebelum
dan sesudah perlakuan mutagenik (Predieri, 2001).
Hal inilah yang menyebabkan peneliti tertarik untuk meneliti tentang radiosensitivitas beberapa aksesi bawang merah (allium ascalonicum L.) varietas
lokal samosir pada berbagai dosis iradiasi sinar gamma untuk mengidentifikassi
pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium ascalonicum L.) varietas lokal
samosir, yang nantinya dapat dijadikan acuan bagi peneliti yang tertarik
melakukan penelitian berbasis mutasi.
Tujuan Penelitian
Adapun

tujuan

dari


penelitian

ini

adalah

untuk

mengetahui

radiosensitivitas tanaman bawang merah varietas lokal samosir terhadap berbagai
dosis iradiasi sinar gamma.

Universitas Sumatera Utara

Hipotesa Penelitian
Ada perbedaan dan agronomi bawang merah lokal Samosir pada radiosensitvity pemberian berbagai dosis iradiasi sinar gamma.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai

salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang
membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara