Radiosensitivitas Beberapa Aksessi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Lokal Samosir Terhadap Dosis Iradiasi Sinar Gamma

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)
Tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom:
Plantae,

Divisio:

Spermatophyta,

Subdivisio:

Angiospermae,

Class:

Monocotyledoneae, Ordo: Liliaceae, Family: Liliales, Genus: Allium, Species:
Allium ascalonicum L. (Tjitrosoepomo, 2005).

Tanaman bawang merah berakar serabut dengan system perakaran
dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam
tanah. Jumlah perakaran tanaman bawang merah dapat mencapai 20-200 akar.

Diameter bervariasi antara 5-2 mm. Akar cabang tumbuh dan terbentuk antara 3-5
akar (AAK, 2004).
Tanaman bawang merah mudah dikenal. Aromanya spesifik dan dapat merangsang keluarnya air mata karena kandungan minyak eteris alliin. Batangnya
berbentuk

cakram.

Di

cakram

ini

tumbuh

tunas

dan

akar


serabut

(Sunarjono, 2009).
Tanaman bawang merah memiliki batang sejati (discus), yang merupakan
bagian seperti kayu yang berada pada dasar umbi bawang merah, sebagai tempat
melekatnya perakaran dan mata tunas Pangkal daun akan bersatu dan membentuk
batang semu. Yang kelihatan seperti batang pada tanaman bawang merah
sebenarnya merupakan batang semu yang akan berubah bentuk dan fungsinya
sebagai umbi lapis ( Sinclair, 1998).
Bentuk daun bawang merah memanjang seperti pipa dan berbentuk bulat,
tetapi ada juga yang membentuk setengah lingkaran pada penampang melintang

Universitas Sumatera Utara

daun. Bagian ujung daun meruncing, sedangkan bagiaan bawahnya melebar dan
membengkak. Daun berwarna hijau (Brewster, 2008).
Bunga tanaman bawang merah merupakan bunga majemuk, berbentuk
tandan. Bunga berkelompok-kelompok, padat, jumlahnya dapat mencapai ratusan
kuntum bunga, kuntum bunga ini memiliki tangkai yang pendek. Bunga umumnya

berwarna putih keunguan dan ada juga yang berwarna biru atau kuning
(Brewster, 2008)
Syarat Tumbuh
Iklim
Bawang merah dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran
rendah sampai dataran tinggi ± 1100 meter di atas permukaan laut, suhu udara
yang sesuai untuk pertumbuhan bawang merah antara 24- 28ºC, dengan bulan
kering 4-5 ( 10 k Gy), sedang (1-10 k Gy), dan rendah
(< 1 k Gy). Perlakuan dosis tinggi akan mematikan bahan yang dimutasi atau
mengakibatkan sterilitas. Pada umumnya dosis yang rendah dapat mempertahankan daya hidup atau tunas, dapat memperpanjang waktu kemasakan pada buahbuahan dan sayuran, serta meningkatkan kadar pati, protein, dan kadar minyak
pada biji jagung, kacang dan bunga matahari. Tanaman mutan juga memiliki daya
tahan yang lebih baik terhadap serangan patogen dan kekeringan. Warna bunga

Universitas Sumatera Utara

atau

daun

dapat


pula

berubah

sehingga

diperoleh

mutan

komersial

(Aryanto, 2008).
Dosis iradiasi yang diberikan untuk mendapatkan mutan tergantung pada
jenis tanaman, fase tumbuh, ukuran , kekerasan dan bahan yang akan dimutasi.
Beberapa kultivar mutan yang dilepas di berbagai Negara, perlakuan yang
diberikan dan sifat yang diperoleh untuk bawang merah adalah : 2 Belanda, 2
Rusia ; Mutan pertama tahun 1973 berasal dari iradiasi subang/umbi dengan 10
Gy sinar X. ENH dan disilangkan; memperbaiki bobot kering umbi, tipe tanaman

rendah dan genjah (Soedjono, 2003).
Mutasi pada materi genetik sering diekspresikan secara langsung dan
teramati pada fenotipe tanaman homozygote, dan diturunkan ke generasi
berikutnya. Pada kasus lain, mutasi mungkin tidak secara langsung terekspresikan
pada fenotipe, yaitu bila mutasi terjadi ke arah resesif dan berada pada struktur
genotipe heterozygote (silent mutation). Ekspresi mutasi pada fenotipe dapat
mengarah ke positif atau negatif (relatif tergantung pada tujuan pemuliaan), dan
mungkin juga mutasi dapat kembali menjadi normal (recovery). Mutasi ke arah
sifat positif dan diwariskan ke generasi berikutnya merupakan mutasi yang
diharapkan oleh pemulia pada umumnya. Mutasi ke arah negatif dapat menyebabkan kematian (lethality), ketidaknormalan (abnormality), sterilitas (sterility) atau
kerusakan fisiologis lainnya (physiological disorders) (Human, 2007).

BAHAN DAN METODE

Universitas Sumatera Utara