Radiosensitivitas Beberapa Aksessi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Lokal Samosir Terhadap Dosis Iradiasi Sinar Gamma

ABSTRAK
Sulistio. 2015. “Radiosensitivitas Beberapa Aksesi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Lokal Samosir Terhadap Dosis Iradiasi Sinar Gamma”,
dibimbing oleh Mariati dan Ferry Ezra Sitepu. Penelitian ini bertujuan untuk
untuk mengidentifikasi pertumbuhan varietas lokal samosir terhadap radiosensitivitas berbagai dosis iradiasi gamma. Penelitian dilakukan di Jl. Setia Budi Simpang Pemda Medan Sumatra Utara, mulai bulan Juni sampai Agustus 2015.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan
dua faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu aksesi varietas (A) yang terdiri dari 4
aksesi (nainggolan, pangururan, palipi dan simanindo) dan faktor kedua yaitu dosis iradiasi sinar gamma (I) terdiri dari 8 taraf (0, 2, 4, 6, 8, 10, 12 dan 14 gray).
Untuk mendapatkan nilai lethal dosis 50 (LD50), digunakan program
Curve Expert 1.3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase tumbuh tanaman, panjang tanaman, jumlah daun dan jumlah anakan berpengaruh nyata pada
iridiasi sinar gamma dan aksesi varietas. Nilai tertinggi pada Lethal Dosis 50 terdapat pada aksesi nainggolan sebesar (12,099) dan terendah pada perlakuan A2
sebesar (11,826). Persentase tumbuh tanaman tertinggi (100 %) pada aksesi nainggolan dengan tanpa iradiasi sinar gamma dan terendah (8,33 %) pada aksesi
simanindo dengan iradiasi sinar gamma 12 gray, panjang tanaman tertinggi (28,80
cm) pada aksesi nainggolan dengan dosis iradiasi sinar gamma 2 gray dan
terendah (1,53 cm) pada aksesi Simanindo dengan dosis iradiasi 12 gray, jumlah
daun tertinggi (29 helai) pada aksesi Nainggolan dengan tanpa dosis iradiasi sinar
gamma dan terendah (0,75 helai) pada aksesi Simanindo dengan dosis iradiasi 12
gray, pada jumlah anakan tertinggi (7,69 anakan) pada aksesi Nainggolan dengan
tanpa iradiasi dan terendah (0,16 anakan) pada aksesi Simanindo dengan dosis
iradiasi 12 gray.
Kata kunci: aksesi, iradiasi sinar gamma, bawang merah lokal samosir


Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Sulistio. 2015. “The Radiosensitivity of shallots (Allium ascalonicum L.) toward
various of samosir varieties with gamma irradiation ”, supervised by Mariati and
Ferry Ezra Sitepu. The objective of the research was to study the radiosensitivity
of shallots with the different of samosir varieties and gamma irradiation treatment. The research was conducted in Setia budi, Medan, North Sumatera from
July until August 2015 using a randomized complete design with two factors and
three replications. The first factor was local varieties (Nainggolan, Pangururan,
Palipi and Simanindo) and the second factor was gamma irradiation dosages (0,
2, 4, 6, 8, 10, 12, 14 gray). The results showed that samosir varieties and gamma
irridiation significantly effected the percentage of plant, hight plant, number of
leaves, number of tiller. The highest value of LD 50 was nainggolan variety
(12,099) and the lowest (10,138) on palipi variety The highest percentage of plant
(100 %) on nainggolan variety with control treatment and the lowest (8,33 %) on
simanindo variety with dosage 12 gray , the highest hight of plant (28,80 cm) on
nainggolan variety with dosages 2 gray and the lowest (1,53 cm) on simanindo
variety with dosage 12 gray, The highest number of leaves (29 leave) on nainggolan variety with control treatment and the lowest (0,75 leave) on simanindo variety with dosage 12 gray, The highest number of tiller (7,69 tiller) on nainggolan
variety with control treatment and the lowest (0,16 tiller) on simanindo variety
with dosage 12 gray.

Keywords: local varieties , gamma irradiation, shallots.

Universitas Sumatera Utara