Peran Keluarga Dalam Proses Adaptasi Sosial Mantan Rehabilitasi Narkoba Dimasyarakat Kota Rantau Prapat Kabupaten Labuhan Batu

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahaya Narkoba
Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti
perasaan Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi
seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ker dalam tubuh
manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain
sebagainya (Apandi, 2010).
Narkoba adalah obat, bahan, dan zat bukan makanan, yang jika diminum,
dihisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan berpengaruh pada kerja otak (susunan
saraf pusat) dan sering menyebabkan ketergantungan. Akibatnya, kerja otak
berubah (meningkat atau menurun), demikian pula fungsi vital organ tubuh yang
lain (jantung, peredaran darah, pernapasan, dan lain-lain) (Martono & Joewana,
2008).
Narkoba yang ditelan masuk kedalam lambung, kemudian ke pembuluh
darah. Jika dihisap atau dihirup, zat diserap masuk ke dalam pembuluh darah
melalui saluran hidung dan paru-paru. Jika zat disuntikkan, zat itu langsung
masuk kedalam aliran darah dan darah membawa zat itu ke otak (Martono &
Joewana, 2008).
Semua jenis narkoba mengubah perasaan dan cara berpikir seseorang,
tergantung pada jenisnya. Narkoba menyebabkan antara lain:

-

Perubahan pada suasana hati (menenangkan, rileks, gembira, rasa
bebas).

-

Perubahan pada pikiran (stres hilang, meningkatnya khayal).

15

Universitas Sumatera Utara

-

Perubahan perilaku (meningkatkan keakraban, menghambat nilai,
lepas kendali) (Martono & Joewana, 2008).

Narkoba


dapat

membuat

seseorang

ketergantungan

ketika

mengkonsumsinya. Menurut Martono & Joewana (2008), ketergantungan narkoba
adalah penyakit kronis, yang ditandai adanya gangguan fisik, psikologis, dan
sosial akibat pemakaian narkoba secara terus menerus dan berlebihan. Disebut
penyakit, bukan kelemahan moral, meskipun ada unsur moral pada awalny.
Sebagai penyakit dapat dijelaskan gejalanya yang khas yang berulang kali
kambuh (relaps) dan berlangsung progresif, artinya makin memburuk jika tidak
diterapi dan dirawat dengan baik.
Akibat perubahan perilaku yang disebabkan oleh ketergantungan narkoba
adalah berimbas dengan interaksi sosial, seorang pecandu cenderung menikmati
barang haramnya ketimbang berkomunikasi dengan sekitarnya, seorang pecandu

lebih memilih diam dan menyendiri ketimbang bertemu dengan lingkungan
sekitarnya.

2.2 Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang
menyangkut hubungan antara orang perorang, antarkelompok manusia, serta
antara orang peroarang dan kelompok manusia. Proses sosial pada hakikatnya
adalah pengaruh timbal balik antara berbagai bidang kehidupan bersama. Lebih
lanjut Menurut Soerjono Soekanto Hakikat hidup bermasyarakat itu sebenarnya
adalah terdiri dari relasi-relasi yang mempertemukan mereka dalam usaha-usaha

16

Universitas Sumatera Utara

bersama dalam aksi dan tindakan yang berbalas-balasan.Sehingga orang saling
menggapi tindakan mereka.( Soerjono Soekanto,2012:55)
Dengan demikian, dapat pula diartikan bahwa masyarakat merupakan
jaringan relasi-relasi hidup yang timbal balik. Yang satu berbicara, yang lain
mendengarkannya; yang satu bertanya, yang lainnya menjawab; yang satu

memberi perintah, yang lainnya menaati; yang satu berbuat jahat, yang lain
membalas dendam; dan yang satu mengundang, yang lainnya datang. Jadi selalu
tampak bahwa orang saling mempengaruhi.Dan hasil interaksi inilah sangat
ditentukan oleh nilai dan arti serta interpretasi yang diberikan oleh pihak-pihak
yang terlibat dalam interaksi ini. (Dewi Wualansari,2009:35. 2.2)
2.2.1 Syarat- syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, syarat-syarat terjadinya interaksi sosial yaitu
adanya kontak sosial dan adanya komunikasi.
2.2.1.1.

Kontak Sosial
Kontak sosial berasal dari bahasa latincon atau cum (yang artinya

bersama-sama) dan tango yang artinya menyentuh). Jadi artinya secara
harfiah bersama-sama menyentuh.Secara fisik, kontak sosial baru terjadi
apabila terjadi hubungan badaniah, sedangkan dalam gejala sosial tidak
selalu berarti hubungan badaniah.Kontak sosial dapat bersifat positif atau
negatif.Bersifat positif mengarah pada kerjasama, dan yang bersifat negatif
mengarah pada suatu pertentangan. Kontak sosial juga akan bersifat
primer dan sekunder apabila yang mengadakan hubungan langsung

bertemu dan berhadapan muka, Adapun kontak sekunder merupakan
kontak yang memerlukan perantara. Apabila dengan perkembangan

17

Universitas Sumatera Utara

teknologi dewasa ini, orang-orang dapat berhubungan satu dengan yang
lainnya melalui telefon, telegraf, radio, termasuk TV dan tidak
memerlukan suatu hubungan badaniah.
2.1.1.2. Komunikasi
Komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada
perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah
atau sikap), persaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang
tersebut. Orang yang bersangkutan tersebut kemudian memberikan reaksi
terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.
Dengan adanya komunikasi tersebut, sikapsikap dan perasaan-persaan
suatu kelompok manusia atau orang-perseorangan dapat diketahui oleh
kelompok lain atau orang lainnya. Hal itu merupakan bahan untuk
menentukan reaksi apa yang akan dilakukannya.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, Interaksi Sosial akan berlangsung apabila
terjadi saling aksi dan reaksi antara kedua belah pihak. Interaksi sosial tidak akan
terjadi jika manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang
sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem syarafnya sebagai akibat
hubungannya tersebut (Soerjono Soekanto, 2012:58-61). Berlangsungnya suatu
proses interaksi terutama antara individu dan kelompok didasari oleh beberapa
faktor, antara lain :

18

Universitas Sumatera Utara

1. Imitasi
Imitasi sangat kuat peranannya dalam interaksi sosial.Tampak jelas dalam
dunia mode, adat istiadat, dunia usaha, perilaku kejahatan dan lain
sebagainya.Faktor ini sangat berperan dalam pergaulan masyarakat.
2. Sugesti
Faktor sugesti yang dimaksudkan, sugesti secara psikologi dimana
seorang individu menerima cara penglihatan atau pedoman tingkah laku

dari orang lain tampak kritik. Sugesti ini merupakan proses pengoperan
atau penerimaan sesuatu hal yang dilakukan seseorang atau masyarakat
tampak kritik atau penelitian lebih cermat.
3. Identifikasi
Faktor identifikasi dimaksudnya adalah dorongan untuk yang
berproses tidak saja lahiriah, tetapi juga meliputi batiniah. Pada tahap
proses ini terjadi berlangsung tidak sadar, irasional untuk melengkapi
norma yang berlangsung mulai dari lingkungan terkecil sampai pada
masyarakat umum yang saling mengambil norma-norma, sikap perilaku,
nilai-nilai dan lain sebagainya dari sekelilingnya yang secara umum dapat
merubah masyarakat.
4. Simpati
Faktor yang dimaksudkan adanya persaan yang terdapat didalam
diri seseorang dimanapun ia berada yang merasa tertarik kepada orang
lain. Prosesnya berdasarkan persaan semata-mata dan tidak melalui
penilaian berdasarkan rasio. (Dewi Wualansari,2009:37-38).

19

Universitas Sumatera Utara


Akibat rusaknya interaksi sosial akibat ketergantungan narkoba maka
diusahakan berbagai usaha pemulihan kepada si pecandu. Menurut Martono &
Joewana (2008), pemulihan adalah suatu proses yang dinamis dan progresif,
sebagai perjalanan panjang dan menyakitkan, dari ketergantungan seseorang
terhadap narkoba. Usaha pertama yang diberikan oleh keluarga adalah
melepaskan si pecandu dari pengaruh langsung penyalahgunaan narkoba, usaha
ini dapat dilanjutkan dengan memasukkan si pecandu kedalam panti rehabilitasi
sebagai sarana pecandu memperbaiki fisik, psikologis, dan sosialnya.

2.3 Rehabilitasi
Terapi dan rehabilitasi merupakan suatu rangkaian proses pelayanan yang
diberikan kepada pecandu, untuk melepaskannya dari ketergantungannya pada
narkoba, sampai ia dapat menikmati kehidupan bebas tanpa narkoba. Pelayanan
biasanya diberikan oleh tim tenaga profesional yang berpengalaman dan terlatih
(Martono & Joewana, 2008).
Ada beberapa jenis sarana rehabilitasi, yaitu rehabilitasi sosial, rehabilitasi
spiritual, dan rehabilitasi psikososial. Ada yang dikelola pemerintah dan ada pula
yang dikelola pihak swasta (Martono & Joewana, 2008).
Masalah terbesar dalam pelayanan rehabilitasi adalah tingginta tingkat

kekambuhan

(60%-80%).

Menurut

PBB,

efektifitas

rehabilitasi

dapat

ditingkatkan, jika pecandu di tengah keluarga atau masyarakat dan menjalani
pemulihan dengan dukungan kelompok. Oleh sebab itu keluarga adalah satu-satu
nya sarana yang paling efektif bagi pecandu untuk mengembalikan pecandu ke
keadaan semula.

20


Universitas Sumatera Utara

Adapun macam-macam rehabilitasi yang dapat diterapkan pada pecandu
narkoba antara lain : (Sumber: Media Informasi dan Komunikasi Badan Narkotika
Nasional)
a) Rehabilitasi kehidupan beragama
b) Rehabilitasi Fisik
c) Rehabilitasi rasa percaya diri dan harga diri
d) Rehabilitasi vokasional/ketrampilan
e) Rehabilitasi edukasional/pendidikan
f) Rehabilitasi sosial
2.4 Keluarga
2.4.1 Definisi Keluarga
Berikut adalah pengertian keluarga berdasarkan beberapa ahli :
1. Menurut Burgess & Locke (Duvall & Miller, 1985), Keluarga adalah
sekelompok orang dengan ikatan perkawinan, darah, atau adopsi; terdiri
dari satu orang kepala rumah tangga, interaksi dan komunikasi satu sama
lainnya dalam peran suami istri yang saling menghormati, ibu dan ayah,
anak laki-laki dan perempuan, saudara laki-laki dan perempuan, dan

menciptakan serta mempertahankan kebudayaannya. Keluarga merupakan
suatu kelompok sosial yang bersifat langgeng berdasarkan hubungan
pernikahan dan hubungan darah. Keluarga adalah tempat pertama bagi
anak, lingkungan pertama yang memberi penampungan baginya, tempat
anak akan memperoleh rasa aman (Gunarsa, 2002).
2. Menurut McDaniel, secara umum keluarga dapat dilihat sebagai
sekelompok orang yang memiliki hubungan secara biologis, emosi dan

21

Universitas Sumatera Utara

ikatan secara hukum antara masing– masing anggotanya. Tolki-Nikkonen
mengatakan bahwa dalam literatur sosiologi 1990-an, keluarga diartikan
sebagai suatu unit yang paling sedikit memiliki satu orang dewasa dan
anak yang hidup bersama – sama (Numerals, 2000).
3. Menurut Megawangi (Maryam, 2002), keluarga adalah wahana untuk
mendidik, mengasuh dan mensosialisasikan anak, mengembangkan
kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya di
masyarakat dengan baik, serta memberikan kepuasan dan lingkungan yang
sehat guna tercapainya keluarga sejahtera.Dengan demikian, keluarga
dapat dimengerti sebagai sekelompok orang yang terikat oleh ikatan darah
atau hukum, terdiri dari dua orang dewasa yang memiliki hubungan intim
atau sedikitnya memiliki satu orang tua dan anak, melangsungkan hidup
bersama-sama dengan menciptakan dan mempertahankan kebudayaannya.
4. Menurut Khairuddin (1997), keluarga adalah merupakan kelompok primer
yang terpenting dalam masyarakat. Secara historis keluarga terbentuk
paling tidak dari satuan yang merupakan organisasi terbatas, dan
mempunyai ukuran yang minimum, terutama pihak pihak yang pada
awalnya mengadakan suatu ikatan. Dengan kata lain, keluarga tetap
merupakan bagian dari masyarakat.

22

Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Ciri-Ciri Keluarga
Keluarga pada dasanya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dassri
suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan
dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Walaupun sulit untuk menentukan
atau mencari persamaan-persamaan dan ciri-ciri pada semua keluarga, paling
tidak kita dapat menentukan ciri-ciri keluarga secara umum dan khusus, yang
akan terdapat pada keluarga dalam bentuk dan tipe apapun (Khairuddin, 1997).
1. Ciri-Ciri Umum
Ciri-ciri umum keluarga antara lain seperti yang dikemukakan oleh
Mac Iver :
1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
2. Berbentuk perkawinan atas susunan kelembagaan yang berkenaan
dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara.
3. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota
kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhankebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk
mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
4. Mempunyai tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang
walau bagaimanapun, tidak mungkin menjadi terpisah menjadi
kelompok keluarga (Khairuddin, 1997).
2. Ciri-Ciri khusus
Organisasi keluarga ini dalam beberapa hal tidaklah sama dengan
asosiasi lainnya, disamping memiliki ciri-ciriumum sebagai suatu

23

Universitas Sumatera Utara

organisasi lazimnya, keluarga juga memiliki ciri-ciri umum sebagai
berikut :


Kebersamaan, keluarga merupakan bentuk yang hampir
universal diantara bentuk-bentuk organisasi sosial lainnya. Dia
dapat ditemui dalam semua masyarakat, pada semua tingkat
perkembangan sosial dan tedapat pada tingakatan manusia
yang paling rendah sekalipun. Diantara beribu-ribu spesies
mahluk manusia. Hampir setiap keadaan manusia mempunyai
keanggotaan dari beberapa keluarga.



Dasar-dasar emosional, hal imi didasarkan pada suatu
kompleks dorongan-dorongan yang sangat mendalam dari sifat
organis kita, seperti perkawinan, menjadi ayah, kesetiaan akan
material, dan perhatian orang tua.



Pengaruh perkembangan, hal ini merupakan lingkungan
kemasyarakatan yang paling awal dari semua bentuk
kehidupan yang lebih tinggi. Pada khususnya hal ini
membentuk karakter individu lewat pengaruh kebiasaankebiasaan organis maupun mental.



Ukuran yang terbatas, keluarga merupakan skala yang paling
kecil dari semua organisasi formal yang merupakan struktur
sosial, dan khususnya dalam masyarakat yang beradab, dimana
keluarga secara utuh terpisah dalam kelompok kekerabatan.



Posisi inti dalam struktur sosial, keluarga merupakan inti dari
organisasi lainnya, kerap di dalam masyarakat yang masih

24

Universitas Sumatera Utara

sederhana, maupun di dalam masyarakat yang lebih maju, yang
mempunyai tipe masyarakat partriakal, struktur sosial secara
keseluruhan dibentuk dari satuan-satuan keluarga.


Tanggung jawab para anggota, keluarga memiliki tuntutantuntutan yang lebih besar dan kontinyu daripada yang biasa
dilakukan oleh asosiasi-asosiasi lainnya. Kehidupan keluarga
juga mengakar secara mendalam pada dorongan-dorongan
pokok seperti yang diartikan dalam hal ini. Dorongandorongan ini mengarahkan laki-laki kedalam tanggung jawab
yang semakin besar terhadap keluarga dan menopang mereka
dalam memenuhi tugas-tugas yang tidak dapat mereka
perhitungkan.



Aturan kemasyarakatan, hal ini khususnya terjaga dengan
adanya hal-hal yang tabu di dalam masyarakat dan aturanaturan sah yang dengan kaku menentukan kondisi-kondisinya.
Pada masyarakat modern keluarga merupakan salah satu
asosiasi yang dengan persetujuan kelompok dapat dengan
bebas masuk tetapi tidak bebas untuk meninggalkan atau
membubarkannya, walaupun dengan persetujuan bersama.



Sifat kekekalan dan kesementaraannya, sebagai institusi
keluarga merupakan suatu yang demikian permanen dan
universal, dan sebagai asosiasi merupakan organisasi yang
paling bersifat sementara dan yang paling mudah berubah dari

25

Universitas Sumatera Utara

seluruh

organisasi-organisasi

penting

lainnya

dalam

masyarakat (Khairuddin, 1997).
2.4.3 Fungsi Keluarga
Menurut Soelaeman (1994), fungsi keluarga adalah sangat penting
sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan satu dengan yang lainnya. Jenis-jenis
fungsi keluarga adalah :
a) Fungsi Edukatif
Adapun fungsi yang berkaitan dengan pendidikan anak
serta pembinaan anggota keluarga.Keluarga merupakan lingkungan
pendidikan yang pertama dan utama bagi anak.
b) Fungsi Sosialisasi
Tugas keluarga dalam mendidik anaknya tidak saja
mencakup pengembangan individu agar menjadi pribadi yang
mantap

akan

tetapi

meliputi

upaya

membantunya

dan

mempersiapkannya menjadi anggota masyarakat yang baik. Orang
tua dapat membantu menyiapkan diri anaknya agar dapat
menempatkan dirinya sebagai pribadi yang mantap dalam
masyarakatnya dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakatnya
dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat yang konstruktif.
Sedangkan Menurut Khairuddin (1997), fungsi sosialisasi
ini menunjuk peranan keluarga dalam membentuk kepribadian
anak. Melalui interaksi sosial dalam keluarga itu, anak mempelajari
pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai
dalam masyarakat dalam rangka perkembangan kepribadiannya.

26

Universitas Sumatera Utara

c) Fungsi Lindungan
Mendidik

pada

hakekatnya

bersifat

meliputi

yaitu

melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik dari hidup
yang menyimpang dari norma-norma. Fungsi lindungan itu dapat
dilaksanakan dengan jalan melarang atau menghindarkan anak dari
perbuatan-perbuatan yang tidak diharapkan, mengawasi ataupun
membatasi perbuatan anak dari perbuatan-perbuatan yang tidak
diharapkan, mengawasai ataupun membatasi perbuatan anak dalam
hal tertentu, menganjurkan ataupun menyuruh untuk perbuatanperbuatan yang diharapkan, memberi contoh dan teladan dalam
hal-hal yang diharapkan.
d) Fungsi Afeksi
Dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh dengan
kemesraan dan afeksi. Hubungan afeksi ini tumbuh sebagai akibat
hubungan cinta kasih yang menjadi dasar perkawinan. Dari
hubungan cinta kasih ini lahirlah hubungan persaudaraan,
persahabatan,

kebiasaan,

identifikasi, persamaan

pandangan

mengenai nilai-nilai (Khairuddin, 1997).
Pada saat anak masih kecil perasaannya memegang peranan
penting dapat merasakan ataupun menangkap suasana yang
meliputi orangtuanya pada saat anak berkomunikasi dengan
mereka. Anak sangat peka akan suasana emosional yang meliputi

27

Universitas Sumatera Utara

keluarganya. Kehangatan yang terpancar dari keseluruhan gerakan,
ucapan, mimik serta perbuatan orangtua, juga rasa kehangatan dan
keakraban itu menyangkut semua pihak yang tergolong anggota
keluarga.
e) Fungsi Religius
Keluarga berkewajiban memperkenalkan anak dan anggota
keluarga pada kehidupan beragama.Tujuan bukan sekedar untuk
mengetahui kaidah-kaidah agama melainkan untuk menjadi insan
beragama.Pendidikan

dalan

keluarga

berlangsung

melalui

identifikasi anak kepada orangtua.
f) Fungsi Ekonomi
Pelaksanaan fungsi ekonomi keluarga oleh dan untuk
semua anggota keluarga mempunyai kemungkinan menambah
saling mengerti, solidaritas, tanggung jawab bersama keluarga itu
serta meningkatkan rasa kebersamaan dan keterikatan antara
sesama anggota keluarga.
g) Fungsi Rekreasi
Rekreasi itu apabila ia menghayati suatu suasana yang
tenang dan damai, jauh dari ketegangan batin, segar dan santai dan
kepada yang bersangkutan diberikan perasaan bebas terlepas dari
ketegangan dan kesibukan sehari-hari.
h) Fungsi Biologis

28

Universitas Sumatera Utara

Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak. Fungsi
biologis orang tua ialah melahirkan anak. Fungsi ini merupakan
dasar kelangsungan hidup masyarakat. (Khairuddin, 1997).
Fungsi ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhankebutuhan biologis anggota keluarga. Diantaranya kebutuhan akan
keterlindungan fisik, kesehatan, rasa lapar, haus, kedinginan,
kepanasan, kelelahan bahkan juga kenyamanan dan kekerasan
fisik.
2.4.4. Keluarga Utuh
Istilah utuh yang digunakan kepada sebuah keluarga dimana anak
tinggal dalam suatu kesatuan dengan kedua orang tua biologisnya
(Gudman & Pina, 2002). Dalam Oxford Pocket Dictionary of current
English, pengertian keluarga

utuh adalah keluarga

inti

dimana

keanggotaan tetap konstan, tanpa hadirnya perceraian atau faktor-fakor
yang memisahkan.
Menurut Ahmadi (1991), keluarga utuh merupakan suatu kesatuan sosial
yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Orientasi dan suasana
keluarga timbul dari komitmen antara suami-istri dan komitmen mereka
dengan anak-anaknya. Keluarga inti terdiri dari orang tua dan anak yang
merupakan kelompok primer yang terikat satu sama lain karena hubungan
keluarga ditandai oleh kasih sayang, perasaan yang medalam, saling
mendukung, dan kebersamaan dalam kegiatan-kegiatan pengasuhan.
Suami istri yang selanjutnya menjadi ayah-ibu merupakan anggota

29

Universitas Sumatera Utara

keluarga yang paling penting dalam membentuk keluarga yang utuh dan
sejahtera (Gunarsa, 2003).

2.4.5.Peranan Yang Diharapkan Dari Orangtua
Menurut soerjono soekanto (1992) dalam bukunya “Sosiologi
Keluarga” peranan yang diharapkan dari orang tua kepada anak dibagi
menjadi dua yaitu peran dari seorang ayah dan peran seorang ibu.

a) Peranan Ayah
Di indonesia, seorang ayah dianggap sebagai kepala
keluarga yang diharapkan mempunyai sifat-sifat kepemimpinan
yang mantap. Sesuai dengan ajaran-ajaran tradisional (= Jiwa),
maka seseorang pemimpin harus dapat memberikan teladan yang
baik (”ing ngarso sung tulodo”), memberikan semangat sehingga
pengikut itu kreatif (“ing madyo bangun karso”), dan membimbing
(“tut wuri handayani”). Sebagai seorang pemimpin didalam rumah
tangga, maka seorang ayah harus mengerti serta memahami
kepentingan-kepentingan

dari

keluarga

yang

dipimpinnya

(“Manunggaling kawulo lan gusti”).
b) Peranan Ibu
Kiranya kenyataan menunjukkan, bahwa peranan ibu pada
masa anak-anak adalah besar sekali. Sejak dilahirkan, peranan
tersebut tampak dengan nyata sekali, sehingga dapat dikatakan
bahwa pada awal proses sosialisasi, seorang ibu mempunyai

30

Universitas Sumatera Utara

peranan yang besar sekali (bahkan lebih besar daripada seorang
ayah). Ibu harus mengambil keputusan-keputusan yang cepat dan
tepat.

2.5. Penelitian Terdahulu
2.5.1 Penelitian Pertama
Beberapa penelitian terdahulu yang relevan telah mengilhami
penelitian ini, baik sebagai referensi, pembanding maupun sebagai
dasar pemilihan topik penelitian.
Hasil penelitian dari Kembaren (2014), menyimpulkan bahwa
berdasarkan identitas responden yang menjadi informanya adalah lakilaki, dan masing-masing responden ada yang masih memiliki orang tua
dan ada responden yang salah satu kedua orang tuanya sudah
meninggal. Rata-rata jenis bentuk narkoba yang dikonsumsi oleh
respondennya adalah ganja atau narkotika golangan I, dengan alasan
responden mengkonsumsi narkoba tersebut, yaitu lebih didominasi oleh
tawaran ataupun ajakan dari saudara kandung. Untuk status
penyalahgunaan narkotika responden 1 memiliki status penyalahgunaan
narkoba selama 14 tahun, responden 2 memiliki status selama 4 tahun
dan responden 3 selama 4 tahun sebelum memasuki rehabilitasi.
Status kedudukan responden 1, yaitu sebagi anak kandung
dalam keluarganya dan merupakan anak bungksu laki-laki dari 2
bersaudara.Responden ini dibesarkan oleh ibu dan sudah ditinggalkan
oleh ayahnya sejak responden 1 berusia 7 bulan. Responden 1

31

Universitas Sumatera Utara

menggunakan narkoba sejak tahun 1998 hingga 2012 atau kurang labih
14 tahun tahun. Untuk jenis narkoba yang dikonsumsi yaitu heroin,
ekstasi, shabu, lexotan atau pil bk dan ganja. Alasan responden 1
menggunakan narkoba kerena responden 1 bersaudara kandung dengan
para pengguna narkoba atau junkie dan narkoba yang didapat langsung
dari Bandar atau BD. Untuk sistem pola asuh orang tua responden,
Kembaren mendapatkan informasi bahwa menurut responden 1 bahwa
ibu responden tidak

pernah memaksa atau kurang tegas dalam

memberikan kesempatan dalam hal keputusan yang diambil anakankanya, memberi kebebasan untuk melakukan setiap yang diinginkan
responden dan sangat diberi kepercayaan bahkan sekalipun responden
ketahuan tidak membayarkan uang untuk cicilan sepeda motornya.
Ketegasan dalam aturan dirumah dan tidak pernah memukul saat
melakukan kesalahan hanya memberikan nasehat dengan katakata.Menurut responden 1 ibu responden adalah orang yang aktif dalam
mengikuti kegiatan kebudayaan atau adat dalam sukunya dan ibunya
adalah seseorang yang patut dicontoh teladan dalam merawat,
membesarkan dan mendukung responden.
Untuk responden 2, status kedudukannya dalam keluarga adalah
anak kandung dan anak kedua dari empat bersaudara.responden
dibesarkan oleh kedua orang tua yang memiliki pendidikan dan
pekerjaan yang cukup baik. Responden mengkonsumsi nsrkoba sejak
tahun 2009 hingga 2013 tau sejak duduk dibangku SMA. Jenis narkoba
yang dikonsumsi yaitu ganja dan shabu. Dengan alasan mengapa

32

Universitas Sumatera Utara

responden mengkonsumsi narkoba tersebut yakni pertama, kerena
diajak oleh saudara kandung yang juga mengkonsumsi narkoba
tersebut. Kedua, orang tuan responden cukup tegas dalam memutuskan
hal-hal yang berhubungan dengan responden, dalam keluarganya anakanak sering dilibatkan dalam pembicaraan keluarga dan mengambil
keputusan bersama, serta anak-anaknya diberi kesempatan dalam
memebrikan pendapat. Tidak mengizinkan atau memberikan batasan
untuk menggunakan fasilitas rumah jika hanya kepentingan hiburan
bersama saudara kandung-saudara kandung responden dengan kata lain
kedisiplinan dan aturan di dalam keluarga responden sangat dijunjung
tinggi.
Sedangkan untuk responden 3 memiliki status sebagai anak
kandung dan anak bungsu dari 2 bersaudara.Responden adalah
informan dengan kategori memiliki ayah meskipun dibesarkan oleh
kedua orang tua.Respnden mengkonsumsi narkoba sejak tahun 2010
sampai 2013.Jenis narkoba yang dikonsumsi yakni jarum suntuk atau
yang paling adalah ganja.Alasan responden menggunakan narkoba
tersebut

adalah,

ditawari

oleh

saudara

kandung.

Rsponden

mengungkapkan bahwa ia dibesarkan dari keluarga yang kurang
harmonis, ayah responden sering memukul dan mengucapkan kata-kata
yang tidak pantas kepada anak-anaknya. Menurut responden ayahnya
tidak terlalu tegas dan tidak telalu peduli dengan aturan yang ada
didalam keluarga, memberi kebebasan kepada responden dalam
melakukan setiap kegiatan yang diinginkan oleh responden.

33

Universitas Sumatera Utara

2.5.2 Penelitian Kedua
Hasil penelitian Bertha Ramona Manurung (2014). Menyimpulkan
bahwa keluarga merupakan bagian dari masyarakat terkecil dan
merupakan agen sosialisasi primer Karena dari keluargalah pendidikan
pertama kali didapatkan si anak, orangtua berperan besar dengan
pemberian pemahaman mengenai nilai dan norma pada si anak. Karena
keluarga merupakan agen sosialisasi primer. Orang tua mencurahkan
perhatiannya untuk mendidik anak supaya anak memperoleh dasar-dasar
pola pergaulan hidup yang baik, melalui penanaman disiplin dengan
berlandaskan kasih sayang, pola sosialisasi dan interaksi yang baik dalam
keluarga membuktikan bahwa adanya perhatian diantara anggota keluarga,
sehingga tidak perlu mencari perhatian dengan cara yang menyimpang
seperti mengkonsumsi narkoba. Dan harapan dari korban narkoba dan
keluarga koban atas hadirnya panti rehabilitasi supaya penyuluhanpenyuluhan dan informasi terkait dengan bahaya narkoba cepat didengar
masyarkat luas, bukan hanya pada orang-orang yang mengkonsumsi
narkoba saja, tetapi pada seluruh masyarakat yang dapat dijangkau,
khususnya bagi anak-anak dan remaja Karena mereka adalah masa depan
keluarga dan masa depan bangsa, agar didepannya tidak terjadi penurunan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dinegara ini.

34

Universitas Sumatera Utara