Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Bogor - Dokumen - Rencana Induk Investasi Air Limbah

Error: Reference source
not found

Rencana Induk Investasi Air Limbah Paket I: Bogor

2. Gambaran Umum Kota
1.1

Area Studi

Kota Bogor terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia, secara geografis terletak diantara 106° 48’BT dan 6°
36’LS serta mempunyai ketinggian antara 190m dan 350m diatas permukaan laut. Dengan jumlah
penduduk sebesar 985,000 jiwa pada tahun 2010 dan berjarak sekitar 60Km sebelah selatan kota Jakarta.
Kota Bogor mempunyai 6 Kecamatan dan 68 Kelurahan, dengan luas wilayah 118.50 Km 2 (11,850 Ha),
dan mengalir beberapa sungai, yaitu : Sungai Ciliwung, Cisadane, Cipakancilan, Cidepit, Ciparigi, dan
Cibalok. Gambar 2.1 menunjukkan area studi beserta batas administrasinya. Tabel 2.1 menunjukkan luas
wilayah menurut Kecamatan.
Gambar 2-1: Area studi dan batas administratif kota Bogor

Tabel 2.1:


Luas Wilayah Kota Bogor menurut Kecamatan

No

Kecamatan

Luas Wilayah (Ha)

%

1

Bogor Utara

1 772

15%

2


Bogor Barat

3 285

28%

3

Bogor Timur

1 015

9%

4

Bogor Selatan

3 081


26%

5

Bogor Tengah

813

7%

6

Tanah Sareal

1 884

16%

11 850


100%

TOTAL

Error: Reference source not
277184BA01/MMI/MMI/12/A 29 March 2011
found
P:\Jakarta\MIN\Project\277184BA01 - IndII Wastewater MP\Deliverables\03. Draft Master Plan\Bogor\DMP Bogor
1.04.11_Bahasa.doc

1

Error: Reference source
not found

Rencana Induk Investasi Air Limbah Paket I: Bogor

1.2

Kondisi Fisik Lingkungan:


1.2.1

Topografi

Aspek topografi wilayah Kota Bogor pada dasarnya bervariasi antara datar dan berbukit, antara 190m dan
350m diatas permukaan laut (mdpl). Kedudukan Kota Bogor yang berada ditengah-tengah wilayah
Kabupaten Bogor serta lokasinya yang dekat dengan Jakarta merupakan potensi strategis untuk
perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Untuk lebih jelasnya, luas wilayah berdasarkan
ketinggian Kota Bogor menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.2, Tabel 2.3 menunjukkan
kemiringan lereng Kota Bogor dan Gambar 2.2 menunjukkan kondisi topografi Kota Bogor.
Tabel 2.2:
No

Ketinggian Kota Bogor menurut Kecamatan
Kecamatan

Ketinggian (Ha)

Total (Ha)


0-200

201-250

251-300

>300

0-200

1

North Bogor

869

854

49


0

1 772

2

East Bogor

0

46

348

620

1 015

3


South Bogor

0

24

480

2 577

3 081

4

Central Bogor

0

317


491

4

813

5

West Bogor

1 640

1 319

326

0

3 285


6

Tanah Sareal

1 519

365

0

0

1 884

TOTAL

4 028

2 925


1 695

3 201

11 850

Sumber: Laporan RT/RW Kota Bogor 2009 -2028

Tabel 2.3:
No

Kemiringan Lereng Kota Bogor menurut Kecamatan
Kecamatan

Kemiringan Lereng (Ha)

Total (Ha)

0 – 2%

2 – 15%

15 – 25%

25 - 40%

40% +

(Datar)

(Landai)

(Agak
curam)

(Curam)

(sangat
curam)

1

Bogor Utara

137

1 565

0

68

1

1 772

2

Bogor Timur

182

722

56

44

10

1 015

3

Bogor Selatan

169

1 418

1 053

350

89

3 081

4

Bogor Tengah

124

560

0

117

10

813

5

Bogor Barat

618

2 502

0

153

11

3 285

6

Tanah Sareal

530

1 321

0

31

0

1 884

TOTAL

1 763

8 091

1 109

764

119

11 850

Sumber : Laporan RTRW Kota Bogor 2009 - 2028

277184BA01/MMI/MMI/12/A 29 March 2011
P:\Jakarta\MIN\Project\277184BA01 - IndII Wastewater MP\Deliverables\03. Draft Master Plan\Bogor\DMP Bogor
1.04.11_Bahasa.doc

2

Rencana Induk Investasi Air Limbah Paket I: Bogor

1.2.2

Geologi1.2.3

Klimatologi1.2.4

Error: Reference source
not found

Hidrologi

Gambar 2-2: Topografi Kota Bogor

Struktur geologi Kota Bogor meliputi seluas 2 719.61 Ha aliran andesit, seluas 3 249.98 Ha kipas Aluvial,
seluas 1 372,68 Ha Endapan, seluas 3 395.17 Ha Tufa dan seluas 1 112.56 Ha Lanau Breksi Tufan &
Capili. Secara umum, Kota Bogor ditutupi oleh batuan vulkanik yang berasal dari endapan (batuan
sedimen) dua gunung berapi, yaitu Gunung Salak dan Gunung Pangrango (berupa batuan breksi
tupaan/kpal). Lapisan batuan ini berada agak dalam dari permukaan tanah dan jauh dari aliran sungai.
Endapan permukaan umumnya berupa alluvial yang tersusun oleh tanah, pasir dan kerikil hasil pelapukan
endapan , yang tentunya baik untuk vegetasi.
Kota Bogor mempunyai ketinggian dari permukaan laut antara 200m to 300m, dengan keadaan cuaca dan
udara yang sejuk, suhu udara rata-rata setiap bulannya 26° dan kelembaban udara yang kurang lebih 70%.
Suhu terendah di Kota Bogor adalah 22°C, yang sering terjadi pada bulan Desember dan Januari. Arah
mata angin di bulan Desember sampai Januari ini dipengaruhi oleh angin muson. Sementara bulan Mei
sampai Maret dipengaruhi oleh Angin Muson Barat dengan arah mata angin 6% terhadap arah Barat. Kota
Bogor disebut Kota Hujan karena memiliki curah hujan rata-rata yang tinggi, Curah hujan rata-rata di
wilayah Kota Bogor berkisar 4,000mm sampai 4,500mm/tahun. Curah hujan bulanan berkisar 250 – 335
mm dengan waktu curah hujan minimum terjadi pada bulan September sekitar 128 mm, sedangkan curah
hujan maksimum terjadi pada bulan Oktober sekitar 346 mm.
Wilayah Kota Bogor dialiri oleh 2 sungai besar dan 7 anak sungai. Sungai utama yang mengalir di Kota
Bogor adalah S.Ciliwung dan S.Cisadane. Sungai Cisadane biasanya dimanfaatkan sebagai sumber air

277184BA01/MMI/MMI/12/A 29 March 2011
P:\Jakarta\MIN\Project\277184BA01 - IndII Wastewater MP\Deliverables\03. Draft Master Plan\Bogor\DMP Bogor
1.04.11_Bahasa.doc

3

Rencana Induk Investasi Air Limbah Paket I: Bogor

1.2.5

Error: Reference source
not found

Drainase

baku bagi PDAM. Secara hidrologis, Kota Bogor berada pada 3 Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS
Cimahpar, DAS Cikereti dan DAS Kalibaru.
Menurut asalnya , sumber air bagi Kota Bogor diperoleh dari sungai, air tanah, dan mata air. 4 anak sungai
yang ada di Kota Bogor adalah S.Cipakancilan, S.Cidepit, S.Ciparigi dan S.Cibalok. Selain beberapa aliran
sungai yang mengalir di wilayah Kota Bogor, terdapat juga beberapa mata air yang umumnya
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan air bersih sehari-hari. Kedalaman air tanah bervariasi,
normalnya antara 3m sampai 12m. Kedalam air tanah pada musim hujan sekitar 3 sampai 6m, sementara
pada musim kemarau kedalaman air tanah dapat mencapai 10 sampai 12m dibawah permukaan.
Kualitas air tanah di Kota Bogor terbilang cukup baik. Namun, tingkat pelapukan batuan yang cukup tinggi
serta tingginya laju perubahan penutupan lahan oleh bangunan menyebabkan kapasitas infiltrasi air hujan
menjadi sangat rendah, dan pada akhirnya mempertinggi run off. Hal ini merupakan salah satu penyebab
menurunnya permukaan air tanah di musim kemarau.
Sistem drainase di Kota Bogor sebagian besar masih mengikuti pola alamiah dari sungai yang mengalir,
sebagian lagi berupa sistem drainase jalan dan system irigasi. Selain itu masih terdapat pula jaringan
irigasi yang mempunyai fungsi berbeda dengan jaringan drainase. Jaringan irigasi yang berubah menjadi
jaringan drainase, yaitu di saluran induk Ciliwung Katulampa, Saluran Cibalok, Saluran Bantarjati
(Cibagolo), Saluran induk Cisadane Empang, Saluran sekunder Cibuluh, Saluran sekunder Cidepit dan
Saluran sekunder Ciereng. Zona drainase Kota Bogor ditampilkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2-3: Zona Drainase

277184BA01/MMI/MMI/12/A 29 March 2011
P:\Jakarta\MIN\Project\277184BA01 - IndII Wastewater MP\Deliverables\03. Draft Master Plan\Bogor\DMP Bogor
1.04.11_Bahasa.doc

4

Rencana Induk Investasi Air Limbah Paket I: Bogor

1.2.6

Pelayanan Air Bersih1.2.7

Error: Reference source
not found

Pelayanan Persampahan

Kota Bogor merupakan wilayah dengan kandungan air yang cukup karena memiliki curah hujan tinggi,
yang didukung oleh jenis tanah dan kondisi morfologi kawasan yang dapat menyimpan cadangan air yang
banyak. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih sebagian besar masyarakat memanfaatkan air tanah dan
air permukaan. Cara pengambilan air tanah dilakukan melalui sumur gali, pompa tangan dan pompa
artesis . Pengambilan air permukaan dilakukan dengan memanfaatkan mata air, sungai dan situ.
Pelayanan air minum oleh PDAM sebesar 58% dari penduduk kota, 12% menggunakan sumur gali, 17%
menggunakan sumur pompa, 11% memanfaatkan mata air, dan 2% menggunakan air sungai.
PDAM Tirta Pakuan melaporkan bahwa memiliki jumlah sambungan sebanyak 95,587 SR, dengan
perkiraan pemakaian air sebanyak 147 ltr/orang/hari, dan tingkat kebocoran air adalah 33%. Sumber air
baku PDAM Kota Bogor berasal mata air dan air permukaan. Sumber mata air yang dimanfaatkan berada
di 3 (tiga) lokasi yaitu : Mata air Kota Batu, Mata air Bantar Kambing, Mata air Tangkil. Sedangkan sumber
air permukaan diambil dari Sungai Cisadane.
Sampah Kota Bogor berasal dari berbagai sumber, dengan perkiraan produksi sampah sebesar 2.5 – 2.66
liter/orang/hari (Masterplan Sampah 2008). Sistem pelayanan sampah yang diterapkan di Kota Bogor saat
ini masih menggunakan sistem lama yaitu dengan metoda kumpul dan angkut. Program 3R sudah mulai
dilaksanakan secara bertahap di beberapa kawasan.
Fasilitas pengumpulan yang disediakan oleh Pemerintah Kota berupa bak dan container yang diletakkan
di tempat-tempat tertentu. Sedangkan sampah dari rumah tangga dikumpulkan dibak sampah yang ada
disetiap rumah atau dikumpulkan dalam kantong plastik yang digantung dipagar rumah dan kemudian
diangkut oleh gerobak pengumpul sampah.
Sampah dari pasar pada umumnya tidak mempunyai pewadahan yang teratur, sampah ditumpuk disuatu
area , kemudian dimasukan dalam karung dan diangkut ke TPS pasar. Tingkat pelayanan pengumpulan
dan pengangkutan sampah pasar saat ini sebesar 93%. Sedangkan pasar dari daerah komersial
dikumpulkan di TPS atau bin/bak sampah besar. Tingkat pelayanan sampah dari daerah komersil sebesar
78%.
Kota Bogor mempunyai 63 dump truk, 22 arm roll, 86 bak container, 5 pick up dan 5 motor untuk
mengangkut sampah menuju TPA Galuga. Pengelolaan sampah di Kota Bogor dikelola oleh Dinas
Kebersihan Kota Bogor meliputi pengumpulan dari sumber sampah, pemindahan ke TPS hingga
pengangkutan dan pemrosesan akhir di TPA Galuga.
Retribusi kebersihan ditentukan berdasarkan Peraturan daerah No. 4 Tahun 1999. Penarikan retribusi
dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) bekerjasama dengan PDAM, sedangkan
pengelolaannya diserahkan kepada Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda).
Berdasarkan hasil analisis survey studi EHRA, terlihat bahwa masih cukup banyak masyarakat yang belum
terlayani dengan baik dalam pengangkutan sampah rumah tangganya. Hal ini ditunjukkan dengan masih
banyaknya masyarakat yang membuang sampahnya ke saluran/sungai/kali/parit (19%) ataupun juga
dibakar. Terlihat bahwa di beberapa kelurahan, cakupan pelayanan persampahan tidak mencapai 50%
seperti halnya di Kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dan beberapa kelurahan di Kecamatan Bogor
277184BA01/MMI/MMI/12/A 29 March 2011
P:\Jakarta\MIN\Project\277184BA01 - IndII Wastewater MP\Deliverables\03. Draft Master Plan\Bogor\DMP Bogor
1.04.11_Bahasa.doc

5

Rencana Induk Investasi Air Limbah Paket I: Bogor

1.3

Penggunaan Lahan dan Tata Ruang

1.3.1

Penggunaan Lahan saat ini dan Kependudukan

Error: Reference source
not found

Barat, Bogor Timur dan Tanah Sareal seperti halnya Kelurahan Bojong Kerta, Rancamaya, Genteng,
Kertamaya, Harjasari, Pamoyanan, Kencana, Situ Gede, Bubulak, Kayumanis dan Katulampa.
1.1.1.1

Penggunaan Lahan

Kota Bogor secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :
 Kawasan Terbangun dengan luas total sebesar 4,411 Ha atau sekitar 37% dari luas total Kota Bogor,
yang berupa lahan perdagangan, permukiman, perumahan terencana, komplek militer, istana, industri,
terminal dan gardu.
 Kawasan Belum Terbangun dengan luas total sebesar 7,438 Ha atau sekitar 63% dari luas total Kota
Bogor, yang berupa situ, sungai, kolam, RTH, tanah kosong non RTH dan lain-lain yang tidak
teridentifikasi. Kawasan belum terbangun di Kota Bogor didominasi oleh RTH seluas 6,088 Ha yang
didalamnya terdapat hutan kota, jalur hijau jalan, jalur hijau SUTET, kawasan hijau, kebun raya, lahan
pertanian kota, lapangan olah raga, sempadan sungai, TPU, taman kota, taman lingkungan, taman
perkotaan dan taman rekreasi
Untuk lebih jelasnya, penggunaan lahan saat ini disetiap kecamatan dapat dilihat di Gambar 2.4
Gambar 2-4:

Penggunaan Lahan di Kota Bogor tahun 2008.

277184BA01/MMI/MMI/12/A 29 March 2011
P:\Jakarta\MIN\Project\277184BA01 - IndII Wastewater MP\Deliverables\03. Draft Master Plan\Bogor\DMP Bogor
1.04.11_Bahasa.doc

6

Error: Reference source
not found

Rencana Induk Investasi Air Limbah Paket I: Bogor

1.1.1.2

Kependudukan

Jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 2009 adalah 946,204 jiwa, dengan luas wilayah 11,850 Ha.
Kepadatan penduduk pada tahun 2009 adalah 80 jiwa/Ha. Kepadatan penduduk di Kelurahan sangat tinggi
akan tetapi semuanya terlihat rendah jika dianalisa per Kecamatan. Tabel 2.4 menunjukkan sebaran dan
kepadatan penduduk ditiap kecamatan.
Jumlah penduduk Kota Bogor terus mengalami pertumbuhan sehingga menimbulkan tingkat kepadatan
yang makin tinggi pula. Pertumbuhan rata-rata selama kurun waktu 11 tahun terakhir sampai dengan 2007
adalah sekitar 2%. Angka pertumbuhan penduduk ini, dipengaruhi oleh faktor alamiah (kelahiran dan
kematian) dan faktor migrasi. Pertumbuhan tinggi terjadi di daerah perkembangan baru seperti di
Kecamatan Bogor Utara, Kecamatan Tanah Sareal, dan Kecamatan Bogor Selatan, dapat dilihat pada
Tabel 2.5.
Tabel 2.4:

Sebaran dan Kepadatan Penduduk Kota Bogor tahun2009
Jumlah Penduduk

Sebaran (%)

Kepadatan
Penduduk (Jiwa/Ha)

Kategori
Kepadatan

180 270

19

59

Low

Bogor Timur

94 722

10

93

Low

Bogor Utara

166 943

17

94

Low

4

Bogor Tengah

112 425

11

138

Low

5

Bogor Barat

205 997

21

63

Low

6

Tanah Sareal

185 847

19

99

Low

Untuk Keseluruhan
Kota Bogor

946 204

100

80

No

Kecamatan

1

Bogor Selatan

2
3

Sumber: Hasil Analisa Konsultan WWMP tahun 2011(kepadatan kotor per Kecamatan)
Cat.:

Kategori Kepadatan
Tinggi

: > 300 people/Ha

Sedang

: 150 – 300 people/Ha

Rendah

: < 150 people/Ha

277184BA01/MMI/MMI/12/A 29 March 2011
P:\Jakarta\MIN\Project\277184BA01 - IndII Wastewater MP\Deliverables\03. Draft Master Plan\Bogor\DMP Bogor
1.04.11_Bahasa.doc

7

Error: Reference source
not found

Rencana Induk Investasi Air Limbah Paket I: Bogor

1.3.2

Proyeksi Penggunaan Lahan dan Proyeksi Penduduk

Tabel 2.5:
No

Laju Pertumbuhan Kota Bogor City pada tahun 1995 sampai 2007
Kecamatan

Pertumbuhan Penduduk (%)
1995 – 2000

2000 - 2006

1995 - 2007

1

Bogor Utara

2%

5%

4%

2

Bogor Timur

2%

2%

2%

3

Bogor Selatan

3%

2%

2%

4

Bogor Tengah

2%

3%

3%

5

Bogor Barat

1%

1%

1%

6

Tanah Sereal

1%

4%

3%

KOTA BOGOR

2%

3%

2%

Sumber: RPJMD Kota Bogor tahun 2010 – 2014

1.1.1.3

Proyeksi Penggunaan Lahan

Kota Bogor telah mengembangkan Area Perkotaan dan Pola Rencana Tata Ruang tahun 2008, yang juga
termasuk dengan proyeksi penggunaan lahan untuk periode 2009 – 2029. Bogor has developed the City
Urban and Spatial Pattern Plan, 2008, which includes projected land use for the period 2009 to 2029. The
special plan incorporates the following sector plans: Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung yang terdiri dari (i) Kawasan perlindungan setempat
(ii)Kawasan pelestarian alam yaitu hutan kota (iii) Kawasan perlindungan plasma nutfah eks-situ yaitu
Kebun Raya Bogor (iv) Kawasan rawan bencana alam tanah longsor dan (v) Kawasan cagar budaya
dan ilmu pengetahuan
 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya meliputi (i) Kawasan perumahan (ii) Rencana lokasi industri
(iii) kawasan perdagangan dan Jasa (iv) Kawasan Militer (v) Rencana peruntukan prasarana dan
sarana umum (vi) Kawasan pemerintahan (vii) kawasan pariwisata dan (viii) kawasan pertanian.
 Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pencapaian luasan ruang terbuka hijau minimal 30%; dengan strategi: (i)
Mempertahankan ruang terbuka hijau yang ada (ii) Meningkatkan luasan ruang terbuka hijau dengan
menggali potensi penyediaan ruang terbuka hijau (iii) Mengembalikan fungsi ruang terbuka hijau yang
tidak pada fungsi utama ruang terbuka hijau (iv) Mempertahankan pertanian kota sebagai salah satu
komponen ruang terbuka hijau
 Rencana Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) meliputi (i) Meningkatkan fungsi, luasan dan kualitas
ruang terbuka non hijau sebagai salah satu ruang publik kota (ii) Membangun RTHN baru di setiap WP
dengan standar penyediaan luasan sesuai dengan kebutuhan dan standar yang berlaku
 Rencana Sektor Informal menyangkut aspek kependudukan dan aspek ekonomi. Pengalokasian
ruang untuk kegiatan sektor informal; dengan strategi (i) Menata ruang kegiatan sektor informal yang
ada (ii) Mengalokasikan ruang baru untuk kegiatan sektor informal (iii) Melibatkan masyarakat dalam
pengendalian ruang untuk sektor informal
Untuk lebih jelasnya, proyeksi penggunaan lahan untuk tahun 2029 dapat dilihat pada Gambar 2.5
Gambar 2-5: Proyeksi Penggunaan Lahan Tahun 2029
277184BA01/MMI/MMI/12/A 29 March 2011
P:\Jakarta\MIN\Project\277184BA01 - IndII Wastewater MP\Deliverables\03. Draft Master Plan\Bogor\DMP Bogor
1.04.11_Bahasa.doc

8

Rencana Induk Investasi Air Limbah Paket I: Bogor

1.1.1.4

Error: Reference source
not found

Proyeksi Penduduk

Perkembangan penduduk Kota Bogor dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang pesat dengan
laju pertumbuhan penduduk sebesar 2.83%. Pertumbuhan ini diperkirakan akan terus meningkat, hal ini
dinyatakan dalam dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah tahun 2008 dengan penjelasan bahwa Bogor
terletak dekat dengan Mega-City, Jakarta, dimana terdapat persediaan air dan jaringan komunikasi yang
bagus. Bogor juga sudah menjadi kota satelit untuk Jakarta (Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa
Barat).
Gambaran pertumbuhan penduduk berdasarkan data yang disediakan oleh POKJA, proyeksi dari tahun
2010 sampai 2030. The population growth figures are based on data provided by POKJA, the projection is
from 2010 until 2030. The average rate growth used is 3.02%. Proyeksi ini juga mengikutsertakan migrasi
dan perubahan populasi alami. Proyeksi penduduk untuk 2030 disajikan pada Tabel 2.6. Kepadatan
penduduk Kelurahan untuk tahun 2010, 2015, 2020 dan 2030 disajikan pada Gambar 2.6, 2.7, 2.8 dan 2.9.
Melalui pemeriksaan pola-pola kepadatan penduduk ini, wilayah Utara merupakan wilayah pertumbuhan
utama untuk Bogor.

277184BA01/MMI/MMI/12/A 29 March 2011
P:\Jakarta\MIN\Project\277184BA01 - IndII Wastewater MP\Deliverables\03. Draft Master Plan\Bogor\DMP Bogor
1.04.11_Bahasa.doc

9

Rencana Induk Investasi Air Limbah Paket I: Bogor

Error: Reference source
not found

Gambar 2-6: Kepadatan Penduduk tahun 2010

277184BA01/MMI/MMI/12/A 29 March 2011
P:\Jakarta\MIN\Project\277184BA01 - IndII Wastewater MP\Deliverables\03. Draft Master Plan\Bogor\DMP Bogor
1.04.11_Bahasa.doc

10

Rencana Induk Investasi Air Limbah Paket I: Bogor

Error: Reference source
not found

Gambar 2-7: Kepadatan Penduduk tahun 2015

Gambar 2-8: Kepadatan Penduduk tahun 2020

277184BA01/MMI/MMI/12/A 29 March 2011
P:\Jakarta\MIN\Project\277184BA01 - IndII Wastewater MP\Deliverables\03. Draft Master Plan\Bogor\DMP Bogor
1.04.11_Bahasa.doc

11

Rencana Induk Investasi Air Limbah Paket I: Bogor

Error: Reference source
not found

277184BA01/MMI/MMI/12/A 29 March 2011
P:\Jakarta\MIN\Project\277184BA01 - IndII Wastewater MP\Deliverables\03. Draft Master Plan\Bogor\DMP Bogor
1.04.11_Bahasa.doc

12

Error: Reference source
not found

Rencana Induk Investasi Air Limbah Paket I: Bogor

Gambar 2-9: Kepadatan Penduduk tahun 2030

Table 2.6:
No

Proyeksi Penduduk per Kecamatan sampai tahun 2030

Kecamatan

Luas
Wilayah

Proyeksi Penduduk

(km2)

2010

2011

2015

2020

2025

2030

190,952

196,179

218,554

286,303

294,139

327,687

1

Bogor Selatan

30.81

2

Bogor Timur

10.15

99,879

102,789

115,354

153,870

158,368

177,710

3

Bogor Utara

17.72

184,293

192,560

229,506

355,927

371,893

443,246

4

Bogor Tengah

8.13

110,742

111,316

113,640

119,665

120,285

122,795

5

Bogor Barat

32.85

214,110

219,657

243,320

314,237

322,378

357,106

6

Tanah Sareal

18.84

185,375

191,356

217,270

298,467

308,096

349,820

118.50

985,351

1,013,866

1,137,644

1,528,469

1,575,159

1,778,364

Total Kota Bogor

Sumber: Laporan RT/RW Kota Bogor 2009-2029

Keterangan – Jika dilihat dari proyeksi penduduk tahun 2011, terlihat bahwa penduduk kota Bogor sudah
mencapai lebih dari satu juta jiwa. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2011 kota Bogor sudah masuk dalam
kategori Kota Metropolitan.
Kepadatan penduduk untuk tahun 2010, tahun 2015, tahun 2020 dan tahun 2030 per kelompok kepadatan
dapat dilihat pada Gambar 2.10. Hal ini menunjukkan bahwa 25% dari populasi penduduk akan tinggal di
wilayah yang kepadatan penduduknya melebihi 300 jiwa/ha pada tahun 2030.

277184BA01/MMI/MMI/12/A 29 March 2011
P:\Jakarta\MIN\Project\277184BA01 - IndII Wastewater MP\Deliverables\03. Draft Master Plan\Bogor\DMP Bogor
1.04.11_Bahasa.doc

13

Rencana Induk Investasi Air Limbah Paket I: Bogor

Gambar 2-10:

Error: Reference source
not found

Proyeksi Kepadatan Penduduk

277184BA01/MMI/MMI/12/A 29 March 2011
P:\Jakarta\MIN\Project\277184BA01 - IndII Wastewater MP\Deliverables\03. Draft Master Plan\Bogor\DMP Bogor
1.04.11_Bahasa.doc

14