POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA (1)

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA
A. Konsep Politik Luar Negeri Indonesia
Politik luar negeri Indonesia merupakan pelaksanaan hubungan internasional
yang dilakukan oleh negara. Politik luar negeri Indonesia tidak dapat terlepas dengan
kondisi politik dalam negeri. Politik luar negeri Indonesia mencerminkan tanggapan ,
sikap orientasi, serta tujuan sebagaimana yang dicantumkan dalam UUD 1945 alenia
keempat.
Politik luar negeri selalu berdasarkan pada pengalaman masa lampau, kondisi
kebudayaan yang berkembang pada suatu bangsa serta sumber daya yang dimiliki.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dari faktor-faktor tersebut politik luar negeri Indonesia
digariskan berdasar tujuan yang dikehendaki.
Bangsa Indonesia mempunyai tokoh pendiri bangsa yang memiliki
pengetahuan dan kecakapan dalam melakukan hubungan dengan bangsa lain.
Nama –nama itu seperti Soekarno, Moh. Hatta dan Haji Agus Salim merupakan sosok
yang berjalsa dalam meletakkan dasar-dasar poliyik dalam dunia Internasional.
Politik luar negeri Indonesia berkonsep Bebas Aktif. Ungkapan itu meunjukan Bebas
mengandung makna bahwa Indonesia tidak mau didekte/ diatur oleh kekuatan
bangsa lain dimuka bumi ini. Sedangkan Aktif berarti bahwa bangsa Indonesia ingin
berpartisipasi dalam berbagai upay pertahanan dunia dengan cara memberi
sumbangan pikiran, tenaga dan sumber daya meterial untuk membantu
terselenggaranya perdamaian dunia.

Rumusan politik luar negeri bebas dan aktif tidak lepas dari pengalaman
pahit bangsa Indonesia maupun peristiwa yang terjadi dalam dunia Internasional.
Prinsip bebas paling tidak dilandasi oleh dua kenyataan pahit bangsa Indonesia.
Pengalaman pertama adalah tahun oleh Jepang, Portugis, dan Belanda. Setelah
Indonesia sudah merdeka 1945 timbul pengalaman kedua yaitu Indonesia harus
menghadapi dua blok dunia yang dikenal sebagai masa Perang Dingin. Masingmasing blok tersebut Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet dan Blok Barat yang
dipimpin oleh Amerika Serikat. Masing-masing blok mempunyai sistem keologi yang
berbeda keyakinan atau ideologi yang berbeda dengan bangsa Indonesia. Blok Timur
beraliran komunis dan Blok Barat beraliran liberal. Kedua blok tersebut
memperebutkankan Indonesia karena negara besar dan strategis. Namun karena
negara Indonesia dapat menunjukan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia
merupakan negara berdaulat yang bebes berhubungan debgan negara maanapun.
Inilah yang membelakangi prinsip politik luar negeri yaitu bebas.
Prinsip kedua Aktif juga dilandasi pengalaman buruk yang dihadapi Indonesia.
Sebelum merdeka Indonesia sering dibantu bangsa lain. Namun setelah merdeka
Indonesia masih konflik bangsa yaitu perang maupun kelaparan. Sebagai negara
yang berdasarkan falsafat Pancasila yang salah satunya “Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab” maka bangsa Indonesia aktif membantu bangsa lain. Antara lain
keterlibatan penanganan perdamaian maupun kemausiaan dan keadilan. Selain itu


aktif juga terlibat dalam berbagai organisasi dunia yang bertujuan meningkatkan
kemakmuran bangsa dan menggangkat bangsa Indonesia di mata Internasional.
Antara lain di kawasan Asia Tenggara yaitu ASEAN, APEC,PBB,WHO dan organisasi
lainnya.
Tujuan politik luar negeri menurut Moh.Hatta antara lain:
1. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan
bangsa.
2. Memperoleh barang-barang yang diperlukan bangsa dari luar untuk
memperbesar kemakmuran rakyat apabila baarang-barang itu tidak atau
belum dapat dihasilkan sendiri.
3. Meningkatkan perdmaian internasional karena dengan keadaan damai
Indonesia dapat untuk membangun dan memperoleh syarat-syarat yang
diperlukan untuk memperoleh kemakmuran rakyat.
4. Meningkatkan persaudaraan antar bangsa sebaagai pelaksana cita-cita
yang tersimpul dalam Pancasila dasar dan filsafat negara kita.
B. Pelaksanaan Politik Luar Negeri
Pada masa lampau hubungan antara negara merupakan cerminan dari politik luar negeri
yang dilakukn secara tertutup dan rahasia serta hanya dilakukan antar kepala negara.Tetapi
setelah demokrasi mulai disadari maka muncul istilah diplomasi terbuka yaitu diplomasi
yang dilakukan dengan suatun tata cara yang halus, mengindahkan kesopanan hubungan

yang menjadi kelaziman dalam hubungan internasional dan dijalankan oleh dinas diplomat
merupakan bagian dari tua Departemen Luar Negeri. Tiga fungsi diplomt antara lain, a)
Sebagai lambang presitise nasional di laur negeri dan mewakili kepala negaranya di negara
penerima( misal menghadiri upacara resmi kenegaraan) , b) Bertindak sebagai perwakilan
Yuridis yang resmi dari pemerintahan( misal menandatangani perjanjian, mengumumkan
persyaratan dan lain-lain), c) Sebagai perwakilan politik ( yaitu alat penghubung antara
kepentingan negara dengan kepentingan negaranya).
Pelaksanaan politik laur negeri atau praktik hubungan internasional dilakukan oleh para
diplomat terdapat dua jenis perwakilan diplomatik yaitu Kedutaan Besar yang ditugaskan
tetap pada suatu negara untuk saling memberikan hubungan rutin antar negara tersebut,
dan Perutusan Tetap yang ditempatkan pada suatu organisasai internasional misal PBB.
Ketua perwakilan diplomatik dipimpin oleh seorang duta besar luar dan berkuasa kepada
penuh serta beeertanggung jawab Presiden melalui Menteri Luar Negeri. Sedangkan tugas
dan fungsi perwakilan diplomatik sudah diatur dalam Koverensi Wina 1961. Tugas
Perwakilan diplomatik (a) menjamin efisiensi suatu perwakilan asing disuatu negara ; (b)
mencipyakan pengertian bersama (good wiil) ;(c ) memelihara dan melindungi kepentingan
negara dan warga negaranya di negara penerima. Sedangkan fungsi perwakilan diplomatik
adalah mewakili negara pengirim di negara penerima untuk hal-hal: (a) melindungi segala
kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara penerima dalam batas-batas
yang diizinkan oleh hukum Internasional;(b) mengadakan persetujuan dengan negara


penerima;(c) memberikan keterangan tentang kondisia dan perkembangan negara penerima
dengan cara yang diizinkan Undang- Undang dan melaporkan kepala pemerintah negara
pengirim;(d) memelihara hubungan persahabatan antara negara pengirim dan negara
penerima dan mengembangkan hubungan ekonomi,kebudayaan, dan ilmu pengetahuan.
Tingkatan perwakilan diplomatik menurut Kongres di Achen tahun 1918 adalah
sebagai berikut:(1).Duta Besar (Ambassador),merupakan tingkat tertinggi dalam perwakilan
diplomatik yang memiliki kekuasaan penuh dan luar biasa.Dalam beberapa hal duta besar ini
bisa memutuskan sesuatu yang menyangkut negaranya tanpa konsultasi dengan kepala
negaranya lebih dulu. (2). Duta (Gerzant),merupakan kepangkatan yang setingkat lebih
rendah dari Duta Besar dan tidak dapat memutuskan sesuatu yang menyangkut negaranya
tanpa konsultasi lebih dulu dengan kepala negaranya .(3).Menteri Presiden (Minister
President ) ,bukan merupakan wakil kepala negara dan hanya ditempatkan untuk mengurus
urusan –urusan negaranya .(4).Kuasa Usaha (Charge D‘affair),tidak diperbantukan kepada
kepala negara tetapi kepada menteri luar negeri .Kuasa Usaha ini dibedakan menjadi dua
,yaitu Kuasa Usaha Tetap (menjabat kepala suatu perwakilan ) dan Kuasa Usaha Sementara
(menjalankan pekerjaan dari suatu perwakilan )
Perwakilan diplomatik ini dalam melaksanakan tugas dan fungsinya memperoleh
perlakuan yang istimewa dari pemerintah di negara penerima .Perlakuan istimewa ini
merupakan ketentuan yang dalam pergaulan internasional ditetapkan oleh protokol .Di

samping itu anggota diplomatik mendapat hak kekebalan (hak imunitas) dan hak
ekstrateritorial .
1.Hak Kekebalan( hak imunitas)
Hak imunitas ini menyangkut diri pribadi dan gedung perwakilannya .Hak imunitas
pribadi adalah hak mendapatkan istimewa terhadap keselamatan diri serta harta bendanya
dari segala macam gangguan dan penahanan dari penguasa setempat dibebaskan dari
kebebasan dan kewajiban membayar pajak melalui bea cukai. Sedangkan imunitas terhadap
gedung perwakilan dapat diartikan bahwa alat negara seperti polisi, pejabat kehakiman tidak
boleh memasuki wilayah kediaman anggota diplomatik tanpa izin pihak perwakilan
diplomatik tersebut.
2. Hak Ekstratoritorial
Hak erkstratoritorial adalah hak yang dianggap berdiaman di luar lingkungan wilayah
negara penerima yang meliputi daerah/kantor kedutaan besar atau kedutaan, termaksud
halaman dan bagunan yang terpancar benderadan lambang negara. Menurut hukum
internasional daerah tersebut merupakan wilayah negara pengirim sehingga orang yang
masuk tanpa izin dapat dikeluarkan. Bahkan arsip,surat dan telegram tidak dapat diterima
oleh negara penerima. Tetapi perlu diketahui bahwa perwakilan diplomatik ini tidak
mempunyai hak asylum atau hak suaka (hak perlindungan),karena hak ini yang memiliki

hanya negara .Kententuan ini tidak berlaku bagi pelaku kejahatan ,yang memang harus

diserahkan polisi setempat .
Di samping itu dalam hubungan internasional juga mengatur tentang pembukaan
hubungan konsuler melalui persetujuan timbal balik , baik secara sendiri maupun tercakup
dalam persetujuan pembukaan hubungan diplomatik .Walaupun demikian ,pemutusan
hubungan diplomatik tidak otomatif berakibat pada putusnya hubungan konsuler.
Adapun fungsi perwakilan konsuler diatur dalam pasal 5 Konvensi Wina mengenai
hubungan konsulerdan Optimal Protokol tahun 1963,yaitu; (a)melindungi ,di negara
penerima ,kepentingan –kepentingan negara pengirim dan warga negaranya ,individu –
individu ,dan badan –badan hukum ,di dalam batas –batas yang diizinkan oleh hukum
internasional ,(b) memajukan hubungan dagang, ekonomi ,kebudayaan dan ilmiah antar dua
negara ,(c) mengeluarkan paspor dan dokumen perjalanan kepada warga negara pengirim
,dan visa atau dokumen –dokumen yang pantas untuk orang yang ingin pergi ke negara
pengirim ,(d) bertindak sebagai notaris dan panitera sipil dan di dalam kapasitas dari macam
yang sama ,serta melakukan fungsi –fungsi tertentu yang bersifat administratif ,dengan
syarat tidak bertentangan dengan hukum dari negara penerima .
Kantor – kantor konsuler tempat bekerjanya perwakilan konsuler dapat berupa :
(1)KantorKonsulat Jenderal (consulate general); (2)Kantor Konsulat (consulate);
(3) Kantor Wakil Konsulat (vice consulate);(4)Kantor Perwakilan Konsular agency)
Sedangkan perwakilan konsuler sendiri juga memiliki tingkatan sebagai berikut :
(1) Konsul Jenderal,yang mengepalai Kantor Konsulat Jenderal dan membawahi beberapa

konsuler ;(2) Konsul, mengepalai kantor konsulat dan membawahi satu daerah kekonsulan
,atau dapat pula seorang Konsul diperbantukan kepada konsul jenderal atau konsul ;(4)Agen
Konsul ,diangkat oleh konsul jenderal atau oleh konsul dan ditugaskan menangani beberapa
hal tertentu yang berhubungan dengan kekonsulan dan biasanya ditempatkan di kota –kota
yang termasuk kekonsulan .
C. Keberadaan dan Peran Indonesia dalam Organisasi Internasional
Berikut ini secara garis besar bahasan mengenai dua organisasi internasional yang
sangat penting kedudukannya dalam politik luar negeri Indonesia.Kedua organisasi
internasional ini sebagai ajang bagaimana kiprah Indonesia dalam mengekspresikan
politik bebas aktif sebagaimana dibahas di atas:
1.Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pembentukan PBB melalui proses yang sangat panjang ketika Perang Dunia II
sedang berkecamuk yang diawali dengan pertemuan Presiden AS F.D Roosevelt
dan perdana Menteri Inggris Winston Churchil yang menghasilkan Atlantic
Charter (14 Agustus 1941) yang menjadi dasar konferensi –keonferensi
internasional berikutnya untuk mengakhiri Perang Dunia II dan menuju

pembentukan PBB . Konferensi –konferensi itu antara lain; Deklarasi Moskow (30
Oktober 1943 ),Konferensi Dumbarton Oaks (21 Agustus -7 Oktober 1944),
Konferensi Yalta (4 Februari 1945) dan Konferensi San Fransisco

(25 April -26 Juni 1945)Akhirnya Piagam PBB ditandatangani di San Fransisko
26 Juni 1945 dan mulai berlaku secara resmi tanggal 24 Oktober 1945 (dikenal
sebagai hari kelahiran PBB).Piagam PBB ditandatangani oleh 51(lima puluh satu )
negara dan dikenal sebagai original member (negara anggota pendiri /anggota
asli PBB). Perlu diketahui sampai saat sekarang keanggotaan PBB kurang lebih
186 negara .
Republik Indonesia diterima menjadi anggota PBB yang ke-60 pada
tanggal 26 September 195 tetapi perneh keluar tanggal 7 Januari 1965 karena
kasus knfrntasi dengan malaysia. Tetapi menjelang orde baru Indonesia masuk
lagi tanggal 28 September 1966
Tujuan PBB adalah a)Memelihara peramaian dan keamanan internasional dan
menyelesaikan perslisihan berdasarkan prinsip Kaeadilan dan hukum
internasional; b) Mengembangkan hubungan persaudaraan antar bangsa
berdasarkan senasib, sama hak dan kedudukannya. C) Menciptakan kerjasama
dalam memecahkan masalah usaha internasional dalam bidang
ekonmi,sosial,budaya dan hak asasi manusia. d) Menjadikan PBB sebagai pusat
usaha dalam mewujadkan tujuan bersama cita-cita.