Studi Korelasi antara Reinforcement deng (2)

Studi Korelasi antara Reinforcement dengan Keaktifan
Belajar Bahasa Arab Siswa di MTs. Mamba’ul Ulum Tulis
Gebog Kudus
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya hakekat pendidikan menurut Umar Tirta Raharja adalah usaha sadar yang ditujukan
kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian yang utama. [1] Pendidikan merupakan
suatu proses bimbingan dan pengarahan, terhadap pertumbuhan dan perkembangan utuh dan bermoral
tinggi. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan Islam yang menekankan pada perkembangan
kepribadian muslim yang bersifat menyeluruh secara harmonis berdasarkan potensi psikologis dan
fisiologis manusia yang mengacu kepada keimanan dan sekaligus berilmu pengetahuan. [2]Pendidikan
Islam mengutamakan pada pembentukan moral yang tinggi atau akhlak yang mulia.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal berfungsi untuk mencapai tujuan pendidikan
harus mampu menyediakan pelajaran terhadap perkembangan kepribadian manusia yang
menyangkut unsur cipta, rasa, karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam interaksi
edukatif atau interaksi belajar mengajar, pendidik (guru) harus mampu memotivasi dalam semua
aspek dalam diri siswa untuk mencapai kebaikan maupun kesempurnaan baik secara individu atau
kolektif.


1

Sebagai motivator pendidik hendaknya melakukan usaha untuk membangkitkan, meningkatkan dan
memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil. [3] Hal ini berarti membangkitkan manakala
siswa tak bersemangat, meningkatkan bila semangat belajar tenggelam, memelihara bila semangatnya
telah kuat untuk mencapai tujuan belajar. Implikasinya dalam pendidikan pendidik (guru) harus mampu
memberikan reinforcement (penguatan) kepada anak didik, baik itu berupa pemberian hadiah, memuji,
menegur, memberi nasehat, menghukum. [4] Itu semua sebagai upaya membantu menguatkan motivasi
dan merealisasikan penggalian potensi diri.
Belajar menurut Thorndike, sebagaimana dikutip oleh Wasti Sumanto didefinisikan sebagai proses
pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon. Individu belajar melakukan kegiatan melalui
proses “trial and error” dalam memilih respon yang tepat bagi stimulus tertentu. [5] Mengenai hubungan
stimulus dan respon, Thorndike, sebagaimana dikutip oleh Sardiman dikemukakan beberapa prinsip atau
hukum law of effect.[6] Yang mana hubungan stimulus dan respon akan bertambah erat kalau disertai
dengan perasaan senang atau puas dan sebaliknya kurang erat atau bahkan bisa lenyap kalau disertai
perasaan
tidak
senang.
Dalam

istilah
lain
tingkah
laku
belajar
dikendalikan
oleh reinforcement(penguatan). Maka dalam prakteknya pemberian penguatan (reinforcement) yang
berupa pemberian ganjaran (reward) maupun pemberian punishment (hukuman) digunakan oleh

orelasi

pendidik (guru) sebagai bentuk stimulus dalam mendidik siswa. Namun dalam hal ini ganjaran sebagai
reinforcement positif lebih ditekankan untuk menumbuhkan semangat belajar pada anak didik. Ini
sejalan dengan pendapat Muhammad Bin Tamil Zaim sebagaimana dikutip oleh Armai Arief bahwa
ganjaran harus didahulukan karena terkadang ganjaran tersebut lebih baik pengaruhnya dalam usaha
perbaikan daripada celaan atau hukuman.[7]
Reinforcement merupakan salah satu alat pendidikan preventif dan respresif sebagai pendatang
atau

motivator belajar bagi murid. [8] Baik pemberian


ganjaran

maupun pemberian

hukuman

dimaksudkan sebagai respon seseorang karena perbuatannya pemberian hadiah merupakan respon
positif yang bertujuan agar tingkah laku yang sudah baik (bekerja, belajar, berprestasi dan lain-lain) itu
frekuensinya akan berulang atau bertambah. Sedangkan hukuman merupakan respon negatif bertujuan
agar tingkah laku yang kurang baik itu frekuensinya berulang atau menghilang. Pada intinya respons
Positif dan negatif bertujuan untuk mengubah tingkah laku seseorang. [9]
Pemberian reinforcement positif yang dapat berupa pemberian hadiah, pujian dan lain-lain, dapat
dilakukan ketika anak didik sukses berhasil menyelesaikan tugas dan dapat prestasi yang
menyenangkan.[10] Pemberian reinforcement kepada anak didik merupakan wujud tanda kasih sayang,
penghargaan atas kemampuan dan prestasi anak didik. Pemberian reward dapat berupa kata pujian,
senyuman, tepuk tangan, do’a, tanda penghargaan, bahkan imbalan materi atau hadiah yang dapat
menyenangkan anak didik. Untuk imbalan materi atau hadiah dengan syarat bahwa benda tersebut ada
relevansi dengan kebutuhan pendidikan. Penempatan reinforcement yang tepat dapat memberikan
pengaruh besar terhadap jiwa anak didik untuk melakukan perbuatan yang positif dan bersikap progresif,

serta aktif dalam belajar.[11] Bahkan dapat juga menjadi pendorong bagi anak-anak didik lainnya untuk
mengikuti anak yang telah memperoleh pujian dari gurunya, baik dalam tingkah laku, sopan santun
ataupun semangat dan motivasinya dalam berbuat yang lebih baik. Hal ini sangat besar kontribusinya
dalam memperlancar pencapaian tujuan pendidikan.
Guru sebagai motivator hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar.
Pendidik harus mengorganisasikan kesempatan belajar bagi masing-masing siswa. Hal ini berarti
mengubah peran guru dari bersifat didaktis menjadi lebih bersifat mengindividualis yaitu menjamin
bahwa setiap siswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan di dalam kondisi yang ada. Kesempatan
yang diberikan oleh guru akan menuntut siswa selalu aktif mencari, memperoleh dan mengolah
perolehan belajarnya. Untuk dapat melibatkan siswa secara fisik, mental, emosional dan intelektual
dalam kegiatan pembelajaran, maka pendidik harus memiliki kompeten yang terkait dengan
pemberianfeed back dan pemberian reinforcement keoptimalan belajar siswa. Sebagai wujud riil
kemampuan terkait dengan pemberian reinforcement pendidik harus memiliki pemahaman tentang
prinsip motivasi dibalik pemberian reinforcement, sehingga penempatan reinforcement mengarah pada
kreatifitas dan keaktifan siswa, bukan pembelengguan yang cenderung mematikan keaktifan dan
kreatifitas anak didik.
Dengan keaktifan diharapkan akan sampailah pada tujuan yang diharapkan dengan semaksimal
mungkin.
Adapun
yang

menjadi
permasalahannya
sekarang
adalah
mungkinkah
dengan reinforcementitu akan membawa keaktifan belajar yang lebih baik dibanding dengan
ketidakberadaan reinforcement.
Berangkat dari asumsi tersebut, penulis berkeinginan untuk mengetahui lebih jauh
tentangreinforcement sebagai salah satu alat yang dipakai oleh pendidik dalam pemunculan keaktifan
belajar anak didik. Dalam hal ini maka timbullah keinginan untuk melakukan penelitian sebagai bahan
skripsi dengan judul “Studi Korelasi antara Reinforcement dengan Keaktifan Belajar Bahasa
Arab Siswa di MTs. Mamba’ul Ulum Tulis Gebog Kudus”.
B.

Penegasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya perbedaan interpretasi tentang judul ini, penulis akan menguraikan
dan menjelaskan istilah yang dipakai dalam skripsi ini yaitu :
“Studi Korelasi antara Reinforcement dengan Keaktifan Belajar Bahasa Arab Siswa di MTs Mamba’ul Ulum
Tulis Gebog Kudus”.
: Kegiatan mempelajari atau meneliti tentang hubungan timbal balik atau sebab akibat antara dua pihak. Yang

apabila salah satu pihak baik, maka pihak lainpun baik dan sebaliknya bila salah satu kurang baik maka
yang lain tidak baik pula.[12]

cement

an Belajar

Kegiatan ini juga dapat diartikan sebagai kegiatan penelitian yang berguna untuk mencari ada tidaknya
hubungan antara dua variabel dalam penelitian yaitu antara variabel reinforcement dan variabel
keaktifan belajar bahasa Arab. Dan apabila ada hubungan antara dua variabel tersebut, maka seberapa
erat hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut.
: Penguatan sebagai alat pendidikan represif yang menyenangkan yang merupakan bentuk penghargaan
untuk hasil yang baik. [13] Dapat berupa kata pujian, tepukan tangan, senyuman, hadiah, tanda
penghargaan, penghormatan sebagai hasil kerja anak didik yang memuaskan.
: Kata keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat berusaha atau bekerja, sedangkan keaktifan berarti
kegiatan atau kesibukan. [14]
Belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri
seseorang mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan ilmu pengetahuan, ketrampilan. [15]
Jadi yang dimaksud keaktifan belajar disini adalah kegiatan atau kesibukan siswa untuk selalu merubah
dirinya menjadi lebih positif. Baik dalam hal tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan dan

ketrampilan. Keaktifan ini bisa dilihat dari aktifnya atau giatnya siswa dalam mendengar,
memperhatikan, mencatat, membaca, meniru, berlatih dan menyelesaikan tugas, membuat ikhtisar,
memecahkan masalah, yang kesemuanya itu bersangkutan dengan pelajaran khususnya dalam
pelajaran bahasa Arab.
Pada intinya maksud dari skripsi ini adalah melakukan kegiatan penelitian untuk mencari
hubungan antara pemberian reinforcement (penguatan) terhadap siswa dengan keaktifan belajar bahasa
Arab. Yang dimaksud reinforcement di sini adalah penguatan terhadap tingkah laku siswa yang berhasil
atau sukses dalam mengerjakan tugas serta mempunyai prestasi yang baik. Penguatan ini dapat berupa
kata-kata pujian, pemberian hadiah serta tanda penghargaan. Penguatan ini sebagai bentuk
penghargaan dan tanda kasih sayang serta perhatian guru terhadap siswa.
Sedangkan keaktifan belajar bahasa Arab dapat diartikan sebagai kegiatan atau kesibukan siswa
untuk selalu aktif baik itu secara fisik, mental, emosional dalam belajar pelajaran bahasa Arab. Keaktifan
belajar dapat dilihat dari aktifnya siswa dalam mendengar, memperhatikan, mencatat, membaca,
meniru, berlatih dan menyelesaikan tugas, membuat ikhtisar, memecahkan masalah, yang kesemuanya
itu bersangkutan dengan pelajaran khususnya dalam pelajaran bahsa Arab.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang pemikiran judul di atas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :
1.
Bagaimana penerapan reinforcement pada anak didik di MTs. Mamba’ul Ulum Tulis Gebog Kudus ?

2.
Bagaimanakah keaktifan siswa dalam belajar Bahasa Arab sesudah pemberian reinforcement ?
3.
Adakah hubungan antara reinforcement dengan keaktifan belajar Bahasa Arab siswa MTs. Mamba’ul
Ulum Tulis Gebog Kudus ?
D. Tujuan Penelitian
Dari rumusan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan :
1.
Mengetahui bagaimana penerapan reinforcement pada anak didik di MTs. Mamba’ul Ulum Tulis Gebog
Kudus.
2.
Mengetahui keaktifan siswa belajar Bahasa Arab sesudah pemberian reinforcement.
3.
Mengetahui adakah hubungan reinforcement dan keaktifan belajar Bahasa Arab siswa MTs. Mamba’ul
Ulum Tulis Gebog Kudus.
E.

Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu kesimpulan atau dugaan yang mungkin benar aatau salah, akan
ditolak jika salah dan akan diterima jika fakta-fakta yang membenarkan. [16] Sedangkan dalam

penelitian yang penulis lakukan adalah : “Ada hubungan yang signifikan antara reinforcement dengan
keaktifan belajar bahasa Arab”.
Jadi semakin sering dengan memberikan reinforcement, maka siswa semakin aktif dalam belajar
bahasa Arab.

F.

Manfaat Penulisan Skripsi

Adapun penulisan skripsi ini diharapkan bermanfaat dan memberikan sumbangsih pemikiran
dalam dunia pendidikan terutama bagi pendidik (guru) untuk memperoleh pemahaman secara benar
dalam penempatan pemberian reinforcement sesuai dengan kondisi dan tingkat perkembangan anak
didik sehingga reward dan punishment mampu dijadikan sebagai salah satu metode pendidikan yang
efektif dalam menggali serta menumbuhkan segenap potensi anak didik.
G. Kajian Pustaka
Reinforcement (penguatan) muncul dari teori belajar psikologi behavioristik yang dipelopori oleh
Thorndike, Skinner, Pavlov dan lain-lain. Mereka berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu
dikendalikan oleh reinforcement (penguatan) dari lingkungan sekitar. [17] Dengan demikian tingkah laku
belajar juga sangat dipengaruhi oleh stimulus dari lingkungan sekitar. Menurut Skinner, sebagaimana
dikutip oleh Nana Sudjana dalam teorinya opperant conditioning mengemukakan bahwa : pengajaran

harus didasarkan atas operant reinforcement yaitu memperkuat serangkaian perbuatan siswa sehingga
menambah pengulangan pada masa yang akan datang. [18] Misalnya ketika siswa mempunyai nilai baik
guru berhak memuji sehingga prestasi yang baik itu akan terulang kembali.
Pemberian respon positif atau negatif terhadap siswa dalam interaksi edukatif disebut pemberian
penguatan

(pemberian reinforcement).[19] Respon

positif

dapat

berupa

pujian,

penghormatan,

pemberian hadiah dan lain-lain. Sedangkan respon negatif dapat berupa pemberian soal-soal untuk
dikerjakan dan lain-lain. Reinforcement ini diberikan ketika ada anak didik yang berhasil mengerjakan

tugas dengan baik atau sukses dalam belajar atau bahkan diberikan kepada anak yang kurang berhasil
dalam belajar yang berupa bimbingan.
Reinforcement dapat memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap jiwa anak didik untuk
melakukan perbuatan yang positif dan bersifat progresif, serta menjadi pendorong bagi anak-anak didik
lainnya untuk mengikuti anak yang telah memperoleh penguatan dari gurunya, baik dalam tingkah laku,
sopan santun ataupun semangat dan motivasi dalam belajar. Pemberian reinforcement secara tepat di
dalam kelas bertujuan untuk :[20]
1.
2.

Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran.
Memberikan motivasi kepada siswa agar dalam diri siswa tumbuh motivasi untuk selalu aktif belajar.
Keaktifan siswa dapat terlihat dalam setiap proses belajar. Keaktifan itu beraneka ragam
bentuknya, mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati.
Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih ketrampilan dan sebagainya. Contoh
kegiatan psikis, misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan
masalah yang dihadapi menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan masalah yang dihadapi
menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis yang lain.
Keaktifan yang dibahas dalam skripsi ini adalah keaktifan belajar Bahasa Arab. Penulis memilih
bahasa Arab karena bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur’an dan Hadits. Tanpa menguasai Bahasa
Arab, sulit kita memahami agama Islam yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits. Selain itu bahasa
Arab juga sebagai bahasa international yang kedua bagi sebagian besar masyarakat dunia, sehingga
bahasa Arab penting untuk dipelajari oleh siapapun khususnya bagi seorang pelajar karena sebagai
sarana untuk mempelajari Al-Qur’an dan Hadits serta ilmu pengetahuan yang berasal dari agama Islam.
Dalam kaitannya belajar bahasa Arab diartikan sebagai serangkaian kegiatan untuk merubah
tingkah laku pribadi seutuhnya. [21] Baik itu dengan membaca, menulis, mengamati, mendengarkan,
meniru ataupun berlatih sesuatu yang berkaitan dengan bahasa Arab. Diharapkan dengan selalu aktif
belajar Bahasa Arab siswa dapat memahami Al-Qur’an dan Hadits kemudian mengamati semua ajaran
agama dengan benar dalam kehidupan sehari-hari.

H. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti melakukan beberapa langkah studi diantara adalah sebagai berikut :
1.
Jenis Penelitian
Penelitan ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat korelasional dan
kuantitatif. Penelitian lapangan (field research) merupakan suatu penelitian lapangan untuk memperoleh
data-data yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penelitian korelasional yaitu menyelidi sejauhmana
variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi variabel lain. [22] Dalam penelitian ini mencari ada
tidaknya hubungan antara variabel, dan apabila ada berapa eratnya hubungan, serta berarti atau
tidaknya hubungan itu.[23] Sedangkan bersifat kuantitatif berarti menekankan analisis pada data

numerikal atau angka yang diolah dengan metode statistika. [24] Penelitian ini merupakan suatu proses

a.

1.
2.
b.

a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.

untuk menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat keterangan
mengenai apa yang ingin diketahui.
Dalam penelitian ini akan mencari hubungan reinforcement dengan keaktifan belajar Bahasa Arab
siswa di MTs. Mambaul Ulum Tulis Gebog Kudus. Untuk mengetahui hubungan ini peneliti terlibat
langsung kelapangan. Khususnya kegiatan pada proses belajar mengajar bahasa Arab untuk
mendapatkan data : dapat digunakan dalam penelitian ini.
Penelitian ini penulis menetapkan dua buah variabel yang perlu dikaji yaitu :
Variabel independen (bebas) sebagai variabel X
Adapun yang menjadi variabel bebas (variabel X) dalam penelitien ini adalah: “Reinforcement”.
Yang mempunyai dua sub variabel yaitu reinforcement positif danreinforcement negatif. Dengan masingmasing indikator sebagai berikut :
Reinforcement positif :
Memberikan pujian
Memberikan hadiah
Memberikan tanda penghargaan
Memberikan penghormatan
Reinforcement negatif :
Tidak memberikan tugas yang memberatkan
Tidak mencela siswa
Tidak bersikap keras kepada siswa
Variabel dependen (tergantung) sebagai variabel Y
Yang menjadi variabel adalah “keaktifan belajar" dengan indikator :
Mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru.
Memperhatikan guru selama kegiatan belajar berlangsung.
Mencatat keterangan guru yang penting atau hal-hal penting.
Menanyakan penjelasan guru yang belum jelas.
Membaca buku-buku pelajaran.
Menyelesaikan tugas, latihan atau praktek.
Subyek dan Obyek Penelitian
Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa populasi adalah merupakan keseluruhan dari subyek
penelitian.[25] Sedangkan sampel adalah sebagian individu yang akan diselidiki. [26] Sejalan dengan

3.

a.

b.

1.

pengertian populasi tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III B MTs, sedangkan
sampelnya kelas IIIB MTs, sehingga yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas IIIB MTs Mambaul
Ulum Gebog Kudus. Sedangkan obyek penelitian adalah hubungan antara reinforcement dengan
keaktifan belajar bahas Arab.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data mengenai reinforcement dan keaktifan belajar, peneliti menggunakan
2 jenis data :
Data Sekunder
Data
sekunder
diperoleh
dari library research (penelitian
kepustakaan). Library researchmerupakan penelitian untuk memperoleh data dari kepustakaan. Hal ini
digunakan untuk mencari teori-teori yang dijadikan sebagai landasan teori. Adapun metode yang penulis
gunakan dalam pengumpulan data dalam riset kepustakaan adalah menggunakan metode deduktif.
Metode ini menggunakan pendekatan yang berangkat dari kebenaran umum suatu teori kemudian
menggeneralisasikan kebenaran tersebut dengan suatu peristiwa atau data tertentu yang berciri sama
dengan teori yang bersangkutan. Metode ini digunakan untuk memperoleh teori yang dapat memperkuat
data yang diperoleh dalam penelitian.
Data Primer
Data primer diperoleh dari field research (penelitian lapangan). Field research merupakan suatu
penelitian lapangan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya terjadi di lapangan. Data primer ini
dapat diperoleh dengan cara :
Menggunakan metode observasi sistematik
Observasi

sistematik

adalah

observasi

berkerangka. [27] Artinya

pengamatan

yang

telah

ditentukan terlebih dahulu kerangka yang memuat faktor yang telah diatur dikategorisasikan terlebih

2.

4.

4.

a.

dahulu, luas situasi yang akan di observasi. Dalam observasi sistematik lebih terbatas sesuai dengan
tujuan dari penelitian yaitu hanya terbatas pada proses belajar mengajar Bahasa Arab di kelas II MTs.
Mambaul Ulum Gebog Kudus. Pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki
dilakukan secara sistematis.
Menggunakan metode interview atau wawancara
Dalam metode interview ini peneliti menggunakan interview bebas terpimpin. Dalaminterview ini
terjadi tanya jawab bebas antara pewancara dengan responden. Namun dalam wawancara ini masih
menggunakan catatan-catatan pokok pertanyaan dimana penyajiannya disesuaikan dengan situasi
sehingga tidak terjadi kekakuan dan kebekuan dalam prosesinterview. Interview ini ditujukan kepada
guru, siswa dan kepala sekolah.
Interview ini dilakukan untuk memperoleh data tentang reinforcement dan keaktifan belajar bahasa Arab
serta untuk mengetahui kondisi lingkungan sekolah.
3. Menggunakan metode angket
Metode angket merupakan metode yang menggunakan sebuah daftar pertanyaan yang harus
diisi oleh responden atau siswa. Angket yang dipakai dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu
angket yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban, sehingga pengisi hanya tinggal memberi
tanda pada jawaban yang dipilih. Angket ini juga bersifat langsung, karena angket tersebut dikirimkan
dan diisi langsung oleh responden atau siswa.
Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berasal dari catatan, transkrip, buku, indek,
surat keterangan dan lain-lain.
Teknik Analsis Data
Dalam menganalisis data terdapat tiga langkah analisis yaitu: analisis pendahuluan, analisis lanjut,
analisis uji hipotesa.
Analisis pendahuluan
Analisis pendahuluan merupakan jenis analisis yang dilakukan pada tahap pertama kali dengan
memasukkan pengolahan data angket ke dalam distribusi frekuensi. [28]
Pada analisa ini akan dicari jawaban dari tujuan yang pertama yaitu: mengenai
penerapan reinforcementoleh guru Bahasa Arab terhadap siswa Mambaul Ulum. Adapun langkah yang
ditempuh adalah sebagai berikut :

1) Memberikan penilaian berjenjang pada tiap-tiap responden, kemudian ditabulasikan ke dalam tabel yaitu
dengan memberikan skor pada tiap item jawaban.
a)

Memberi skor 4 untuk jawaban berkode A

b) Memberi skor 3 untuk jawaban berkode B
c)

Memberi skor 2 untuk jawaban berkode C

d) Memberi skor 1 untuk jawaban berkode D
2)

Mencari nilai rata-rata atau mean, kemudian menentukan klasifikasi pada setiap variabel menjadi tiga
kategori.

3) Menentukan prosentasi frekuensi.
b.

Analisis Lanjut
Analisa lanjut merupakan analisa lanjutan dari analisa pendahuluan teknisnya analisis
pendahuluan tersebut kemudian dianalisis statistis dengan menggunakan rumus korelasi product
moment yaitu:

N ∑ XY – (∑X) (∑Y)

r xy

=
{ (N ∑X2) – (∑X)2 } { (N∑Y2) – (∑Y)2}

Keterangan :

c.

Bab I

Bab II

Bab III

rxy

:

Koefisien korelasi yang dicari

N
X
Y

:
:
:

Banyaknya subyek pemilih nilai/ sampel
Nilai variabel 1
Nilai variabel 2

Analisis Uji hipotesa
Analisis uji hipotesis, artinya jenis analisis yang dipergunakan untuk menguji kebenaran hipotesis
yang telah diajukan.
Tehknik pengujian hipotesis ini dengan cara pengolahan dari hasil koefisiensi korelasi anatara
variabel x dan y atau nilai r maka langkah berikutnya adalah menghubungkan (mengkonsultasikan) nilai
r dari koefisiensi korelasi dengan nilai r berada pada tabel untuk taraf signifikansi 5% dan 1%.
Dan apabila nilai r dari Product Moment yang sudah ditemukan (r 0) sama atau lebih besar dengan
rt, maka hasil yang diperoleh adalah signifikansi, yang berarti hipotesis yang diajukan diterima, dan
apabila nilai r0 lebih kecil rt , maka hasilnya non signifikansi, yang berarti hipotesanya ditolak. Yang
selanjutnya penulis memberikan pokok-pokok pikiran sebagai interpretasi dari data-data yang ada dan
dimungkinkan dari interpretasi ini seluruh permasalahan dan hipotesis serta relevansinya dengan latar
belakang permasalahan akan terjawab.

H. Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam penyusunan skripsi ini peneliti menggunakan sistematika sebagaimana berikut :
1.
Bagian Muka
Pada bagian ini meliputi halaman judul, halaman nota persetujuan pembmbing, halaman
pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar tabel.
2.
Bagian Isi atau Batang meliputi
: Pendahuluan
Bab ini berisi tentang : Latar belakang masalah, batasan operasional, perumusan masalah, tujuan
penulisan skripsi, manfaat penulisan skripsi, kajian pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan
skripsi.
: Landasan Teori
Dalam bab ini berisi pembahasan tentang reinforcement yang meliputi pengertianreinforcement,
pembagian reinforcement,
bentuk-bentuk reinforcement,
prosedur
dalam
pelaksanan reinforcement, syarat-syarat
pemberian reinforcement, tujuan
pemberian reinforcement.
Pembahasan tentang keaktifan belajar Bahasa Arab yaitu meliputi: Pembahasan tentang keaktifan
belajar, pembahasan tentang belajar, hubungan antara reinforcementdengan keaktifan belajar Bahasa
Arab.
: Kondisi Umum Madrasah Tsanawiyah Mambaul Ulum Tulis Gebog Kudus
Pada bab ini mencakup dua sub bab; Sub bab I Kondisi Umum MTs. Manbaul Ulum Tulis Gebog Kudus. Yang
meliputi; latar belakang berdirinya, sejarah singkat berdirinya, struktur organisasi dan personalia,
keadaan siswa dan sarana prasarana, data-data kegiatan prestasi siswa. Sub bab II berisi tentang;
pelaksanaan proses belajar mengajar bahasa Arab di MTs. Mambaul Ulum yang terdiri; Tujuan, alokasi
waktu, metode pengajaran, langkah-langkah pendekatan. Sub bab III adalah; Hasil angket tentang
pelaksanaan reinforcement kaitannya dengan keaktifan belajar Bahasa Arab kelas III B MTs Mambaul
Ulum.

Bab IV : Hasil Pengumpulan Data dan Analisis Data
Pada bab ini meliputi; Analisis pendahuluan, analisis lanjut dan analisis uji hipotesis.
Bab V
: Penutup
Berisi kesimpulan, saran-saran dan penutup.
3. Bagian akhir yang memuat : daftar pustaka, lampiran-lampiran.

[1]Umar Tirta Raharja, Pengantar Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta,
2000, hal. 34.
[2]Imam Barnadib, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, hal. 224.
[3]Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 1999,
hal. 85.
[4]Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Belajar, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 1994, hal. 79
[5]Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin
Pendidikan), PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1990, hal. 117.
[6]Sardiman A.M, Op.Cit, hal. 35.
[7]Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan
Islam, Ciputat Press, Jakarta, 2002, 127.
[8]Armai Arif, Op. Cit, hal. 129.
[9]Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif,PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hal. 100.
[10]Sardiman A.M, Op. Cit, hal. 34.
[11]Dimyati, Op. Cit, hal. 53.
[12]Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, 1993, hal.461.
[13]Elizabert B Hurlock, Op.Cit. hal. 90.
[14]Tim Penyusun Kamus, Op. Cit, hal. 90.
[15]Mulyono, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hal.
49.

[16]Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach I, Fakultas UGM, Yogyakarta,
hal. 63.
[17]Dalyono, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hal.
31.
[18]Nana Sudjana, Teknologi Pengajaran, Sinar Baru, Bandung, hal.
38.
[19]Made Pidarta, Landasan Pendidikan, Rineka Cipta, 1997, hal. 111.
[20]Syaiful Bahri Djamarai, Op. Cit, hal. 101.
[21]Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Logos, Jakarta, 1999, hal. 98.
[22]Saifuddin Aswar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
2001, hal. 8.
[23]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, 1996, hal.
238.
[24]Syaifuddin Aswar, Op. Cit, hal. 5.
[25]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta,
1996.
[26]Sutrisno

Hadi, Metodologi

Research, Fakultas

Psikologi

UGM,

Jakarta, 1987, hal. 70.
[27]Sutrisno

Hadi, Metodologi

Research

(jilid

2),

Andi

Offset,

Yogyakarta, hal. 14.
[28]Cholid Narbuka, Pedoman Praktis Membuat Proposal Penelitian,
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo 1989, hal. 54.
{{====== PERAHU JAGAD @ WEBSITE PENDIDIKAN ======}}

Dokumen yang terkait

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3