Makalah Penulisan Karya Ilmiah PKI

Makalah Penulisan Karya Ilmiah ''PKI''

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang mendasar dan wajib dilaksanakan, hal ini terlihat
dengan adanya program pemerintah tentang program wajib belajar sembilan tahun guna
meminimalkan tingkat pendidikan di Indonesia. Pemerintah memberi peran yang besar dalam
hal pendidikan di Indonesia, salah satunya dalam pendanaan berupa bantuan operasional
sekolah atau dikenal dengan BOS untuk jenjang sekolah dasar sampai jenjang sekolah
menengah pertama. Berkaitan dengan peran pemerintah yang besar itu tampak belum
sebanding dengan hasil yang dicapai dalam hal prestasi, setiap tahunnya ada saja siswa yang
tidak lulus ujian. Hal ini tidak terlepas dari peranan pendidik maupun peserta didik dalam
mengarungi dunia pendidikan, peserta didik akan belajar menggali potensi yang dimiliki
dengan baik jika memiliki seorang pendidik/guru yang hebat, hebat dalam arti dapat
menguasai proses pembelajaran di kelas sesuai standar kurikulum yang ada. Namun tak
semua guru memiliki pemikiran yang sama, tak sedikit pendidik/guru yang hanya
menggunakan metode yang sama dalam proses pembelajaran selama bertahun-tahun, peserta
didik pun menjadi jenuh dan tak maksimal dalam mengasah potensi dalam dirinya. Mengenai
hal tersebut Margaretha Mega Natalia dan Kania Islami Dewi berpendapat bahwa, “Guru
harus senantiasa memperbaharui gaya mengajarnya sehingga siswa semakin tertarik,

termotivasi, dan tergugah jiwa belajarnya” (2008: 18). Dari pendapat tersebut penulis
menyimpilkan bahwa seorang pendidik dituntut menguasai model-model pembelajaran yang
kreatif agar peserta didik tidak bosan tentang materi yang disampaikan. Hal tersebut sepaham
dengan pendapat Beni S. Ambarjaya, “Guru menciptakan pelajaran yang kreatif agar
pengetahuan menjadi sesuatu yang menarik” (2008: 5). Dari pendapat tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa pendidiklah yang menjadi pengendali dalam pembelajaran, seorang
pendidik tidak perlu khawatir kehabisan model pembelajaran yang kreatif seperti yang
disampaikan oleh Ahmad Barizi bahwa, “Banyak model pembelajaran di sekolah umum
yang bisa diaplikasikan oleh guru” (2009: 92). Dari hal inilah penulis berkeinginan untuk
membuat makalah berjudul “Pembelajaran Kreatif di Sekolah Dasar” untuk menunjukkan
pembelajaran kreatif sesuai pengalaman penulis.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan di atas dapat diambil
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran kreatif?
2. Apa pentingnya menerapkan pembelajaran kreatif?
C. Tujuan
Dalam penulisan makalah ini penulis memiliki tujuan berdasarkan rumusan masalah
di atas, yaitu:

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pembelajaran kreatif.
2. Untuk mengetahui pentingnya menerapkan pembelajaran kreatif.
D. Manfaat
Penulisan makalah ini memiliki beberapa manfaat, yaitu:
1. Bagi Guru
Dengan makalah ini penulis berharap dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi
guru tentang pembelajaran yang kreatif.
2. Bagi Sekolah/SD
Makalah ini diharapkan dapat memberi masukan ilmu pengetahuan tentang pembelajaran
dalam penyelenggaraan pembelajaran yang kreatif di sekolah.
3. Bagi Penulis
Manfaat penulisan makalah ini bagi penulis adalah untuk mengembangkan pengalaman
penulis dalam menuliskan pendapat-pendapatnya, khususnya tentang pembelajaran kreatif.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Kreatif
1. Pengertian Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif terdiri dari kata pembelajaran dan kreatif, pembelajaran itu
sendiri berasal dari kata belajar. Mengenai pengertian belajar, Suyono dan Hariyanto (2011).

Berpendapat bahwa, “Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan
kepribadian” (hlm. 9). Selain itu Smith (2002: 284); Bower (1978) (dalam Bandi, 2005)
mengatakan bahwa, “Belajar adalah proses perubahan perilaku melalui kegiatan yang
dilakuakn atau yang diperoleh melalui pengalaman-pengalaman dan tidak berkaitan dengan
keadaan perkembangan kedewasaan (maturation), pertumbuhan (growth), atau perkembangan
usia seseorang” (hlm. 21). Dari kedua pendapat di atas penulis berpendapat bahwa belajar
merupakan suatu proses perubahan dari kondisi awal ke kondisi selanjutnya yang
menunjukkan adanya suatu perubahan baik positif maupun negatif. Sedangkan kata
pembelajaran dalam Pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas (dalam
Udin S. Winataputra, dkk. 2007) mengungkapkan bahwa, “Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”
(hlm. 1.20). Abdul Majid menambahkan bahwa, “Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk
memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan”
(hlm. 24). Pendapat tersebut mengarah pada kompetensi pendidik/guru yang harus dikuasai
untuk memberdayakan semua potensi peserta didik, salah satunya adalah dengan
pembelajaran yang menarik/kreatif. Sri Anitah (2009) juga mengungkapkan tentang teori
pembelajaran bahwa, “Teori pembelajaran (instruction), berusaha untuk mempreskripsikan
metode-metode mengajar, menciptakan kondisi terbaik untuk membantu peserta didik
menguasai pengetahuan dan kemampuan baru” (hlm. 4). Dari pendapat tersebut penulis

berpendapat bahwa dalam proses pembelajaran minimal harus ada pendidik/guru dan peserta
didik. Selain itu juga ada sumber belajar pada lingkungan dimana pembelajaran itu
berlangsung.
Pembelajaran yang dimaksud dalam amakalah ini adalah pembelajaran yang kreatif,
mengenai kreatifitas Hurlock (dalam Basuki, 2010) berpendapat bahwa, “Kreativitas adalah
suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, dalam bentuk suatu gagasan atau suatu

objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru”. Sedangkan Rogers (dalam Basuki, 2010)
berpendapat bahwa, “Proses kreatif adalah munculnya dalam tindakan suatu produk baru
yang tumbuh dari keunikan individu, dan dari pengalaman yang menekankan pada produk
yang baru, interaksi individu dengan lingkungannya atau kebudayaannya”.
Dari semua pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
pembelajaran kreatif adalah proses kegiatan belajar mengajar dengan memaksimalkan semua
kemampuan dari unsur-unsur yang terlibat di dalamnya baik dari guru, siswa, maupun sarana
dan prasarana yang ada dengan cara yang inovatif/mengikuti perkembangan jaman.
B. Penerapan Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran Kreatif merupakan tantangan tersendiri bagi pendidik/guru. Guru
dituntut kreatif memberikan suatu pembelajaran sesuai dengan materi yang diberikan.
Pembelajaran ini lebih mengarah pada upaya guru dalam memaksimalkan suatu pembelajaran
dengan memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki. Seorang pendidik/guru dapat

mempertahankan kreatifitas yang dimiliki jika pendidik/guru tersebut selalu santai dalam
mengatasi segala masalah. Seperti yang dikemukakan oleh Jordan E Ayan (2002) bahwa,
“Orang yang jauh dari ketegangan hidup bakal mampu mempertahankan daya kreatifitasnya”.
Pendapat tersebut menjelaskan bahwa daya pikir kreatif akan selalu ada selagi orang tersebut
dalam kondisi yang santai tanpa adanya tekanan dari berbagai hal. Mengenai pembelajaran
yang kreatif Beni S. Ambarjaya (2008) berpendapat:
Untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai
keterampilan, diantaranya keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar sangat berperan
dan menentukan kualitas pembelajaran. Keterampilan tersebut antara lain keterampilan
bertanya, member penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup
pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok
kecil dan perorangan (hlm. 39).
Dari pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa untuk menciptakan pembelajaran yang
kreatif seorang guru harus memiliki dan menguasai keterampilan-keterampilan dalam
mengajar. Keterampilan mengajar akan selalu berkembang jika seorang guru mau terus
belajar untuk mengembangkan keterampilan yang dimiliki, tanpa adanya usaha yang serius
maka hal itu tidak akan pernah terjadi. Dengan memiliki keterampilan mengajar yang kreatif
seorang guru diharapkan tidak akan lagi menjadi figure yang menakutkan bagi peserta
didiknya, sehingga peserta didik akan senantiasa memiliki perasaan yang nyaman jika berada
dalam proses pembelajaran dan akan senantiasa memiliki motivasi yang tinggi untuk

mengikuti pembelajaran.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas disimpulkan bahwa pembelajaran kreatif adalah
proses kegiatan belajar mengajar dengan memaksimalkan semua kemampuan dari unsurunsur yang terlibat di dalamnya baik dari guru, siswa, maupun sarana dan prasarana yang ada
dengan cara yang inovatif/mengikuti perkembangan jaman.
Dalam penerapan pembelajaran kreatif seorang guru harus memiliki dan menguasai
keterampilan-keterampilan dalam mengajar. Keterampilan mengajar akan selalu berkembang
jika seorang guru mau terus belajar untuk mengembangkan keterampilan yang dimiliki, tanpa
adanya usaha yang serius maka hal itu tidak akan pernah terjadi. Dengan memiliki
keterampilan mengajar yang kreatif seorang guru diharapkan tidak akan lagi menjadi figur
yang menakutkan bagi peserta didiknya, sehingga peserta didik akan senantiasa memiliki
perasaan yang nyaman jika berada dalam proses pembelajaran dan akan senantiasa memiliki
motivasi yang tinggi untuk mengikuti pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas penulis ingin menyampaikan saran kepada beberapa
pihak, diantaranya:
1. Guru

a. Guru sebaiknya selalu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya dalam pembelajaran.
b. Guru sebaiknya selalu memberikan pembelajaran yang kreatif serta inovatif agar peserta
didik tertarik untuk belajar dengan motivasi tinggi.

2. Mahasiswa PGSD
a. Galilah ilmu setinggi mungkin, ciptakan dan kuasai model-model pembelajaran yang kreatif
serta menyenangkan untuk diterapkan/diamalkan dalam dunia pendidikan.
b. Tetap semangat dalam mencari ilmu.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul

Majid

(2008).

PERENCANAAN

PEMBELAJARAN.


Bandung:

PT

REMAJA

ROSDAKARYA.
Ahmad B. (2009). MENJADI GURU UNGGUL. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Bandi Delhpi (2005). Bimbingan Konseling Untuk Perilaku Non-Adaptif. Bandung: Pustaka Bani
Quraisy.
Basuki

(2008).

Definisi

Kreativitas.

Diperoleh


12

Mei

2012

dari

http://tyaset4.blog.com/2010/02/15/definisi-kreativitas/
Beni S. Ambarjaya (2008). Model-Model Pembelajaran Kreatif. Bandung: TINTA EMAS
Publishing.
Jordan E Ayan (2002). Penerapan Pembelajaran Kreatif. Diperoleh 10 Mei 2012 dari
http://aurigamaulana.blogspot.com/2012/02/pembelajaran-kreatif.html
Margaretha, M. N. & Kania I. D. (2008). Aplikasi NLP dalam Pembelajaran. Bandung: TINTA
EMAS Publishing.
Sri Anitah (2009). Teknologi Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Suyono & Hariyanto (2011). BELAJAR dan PEMBELAJARAN. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA.
Udin S.W. dkk. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: UNIVERSITAS TERBUKA.

LAMPIRAN