Tinjauan tentang e commerce di KTT ASEAN AS 2016

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Pertemuan Tingkat Tinggi ASEAN-AS (Special ASEAN-US Summit) di
Sunnyland, Amerika Serikat, pada Februari 2016, menjadi suatu momentum bagi
ASEAN guna menunjang proses integrasi kawasan. Jika ditinjau dari segi
ekonomi, kerja sama ASEAN-AS membuka ruang bagi pengembangan daya saing
kewirausahaan, khususnya bagi pelaku UMKM, melalui pemanfaatan ekonomi
digital. Ada 3 hal yang menjadi alasan ASEAN perlu meningkatkan hubungan
strategis tersebut. Pertama, kerja sama itu pada prinsipnya sejalan dengan tujuan
dari implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 khususnya pilar
keempat, yakni terintegrasi dengan perekonomian global.
Hal itu ditegaskan kembali melalui cetak biru MEA 2025 yang memiliki
visi ASEAN yang mengglobal (global ASEAN). Peningkatan hubungan strategis
dengan AS dipandang menunjang implementasi pilar MEA tersebut. Kedua,
ASEAN merupakan mitra dagang keempat terbesar bagi AS. Pada 2014, nilai
perdagangan mencapai US$212,4 miliar atau sekitar 8,4% dari keseluruhan nilai
perdagangan ASEAN. Nilai tersebut mengalami kenaikan dari US$161,3 miliar
pada 2006 sejak terbentuknya Trade and Investment Framework Arrangement
(TIFA) antara ASEAN dan AS. Dengan kata lain, hubungan kedua pihak

berlangsung progresif selama hampir satu dekade. Ketiga, area kerja sama yang
diusulkan dipandang sangat relevan dengan kebutuhan ASEAN saat ini. Guna
mendorong daya saing dalam mata rantai produksi global (global value chain),
penggunaan teknologi dan peningkatan inovasi menjadi sesuatu yang tidak
terelakkan. Oleh karena itu, prioritas AS untuk mendorong kewirausahaan dengan
ekonomi digital sejalan dengan visi ASEAN di masa depan.
Dari hasil pertemuan ASEAN-AS tersebut, Indonesia berpandangan bahwa
ekonomi digital dan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi

fokus utama dari segi ekonomi. "Teknologi dan ekonomi digital merupakan
keniscayaan di era digitalisasi dan era ini harus membawa manfaat bagi rakyat,
khususnya UMKM. UMKM harus mendapat akses terhadap teknologi dan
ekonomi digital," ujar Presiden RI Joko Widodo saat menghadiri pertemuan
tersebut. Dari segi ekonomi digital, Indonesia masih menghadapi kendala,
utamanya terkait dengan kecepatan internet yang hanya mencapai 6,8 Mbps pada
2015. Angka itu menempatkan Indonesia pada peringkat kedelapan di antara
negara ASEAN lainnya.
Sama halnya dengan Indonesia, UMKM di ASEAN juga berperan penting
bagi perkembangan MEA. UMKM di ASEAN mencakup 88,8%-99,9% bentuk
usaha dan menyerap sebanyak 51,7%-97,2% dari seluruh tenaga kerja. Terkait

daya saing, UMKM Indonesia dan ASEAN memiliki kendala serupa, yaitu
minimnya akses terhadap modal dan minimnya kesempatan untuk dapat terlibat
dalam mata rantai produksi global. Dengan adanya roadmap tersebut, kendalakendala itu diharapkan dapat teratasi. Fenomena UMKM berbasis digital di
Indonesia juga semakin marak. Dari 93 perusahaan startup di ASEAN yang
memperoleh pendanaan, 24 di antaranya merupakan startup Indonesia pada 2014.
Angka itu memiliki kenaikan dari tahun sebelumnya yang hanya 14 startup. Selain
itu, pengguna media sosial di Indonesia merupakan yang terbesar se-ASEAN dan
keempat terbesar di dunia.
Dengan kata lain, Indonesia merupakan peluang pasar yang besar bagi
investor di sektor e-commerce. Singkatnya, ekonomi digital di ASEAN sangat
relevan dengan kondisi kekinian saat ini. Selain karena semakin maraknya
aktivitas bisnis berbasis e-commerce, penggunaan ekonomi digital dipandang
mampu untuk mendorong para pelaku UMKM untuk semakin terhubung dengan
mata rantai produksi global. Oleh sebab itu, pemerintah dan para pemangku
kepentingan dan masyarakat seharusnya dapat memanfaatkan peluang dari kerja
sama strategis ASEAN-AS tersebut melalui optimalisasi kebijakan terkait
ekonomi digital.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN E COMMERSE
Yang dimaksud dengan e-commerce adalah suatu proses penjualan dan
pembelian produk maupun jasa yang dilakukan secara elektronik yaitu melalui
jaringan komputer atau internet. Arti lain dari e-commerce yaitu penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi pengolahan digital dalam melakukan
transaksi bisnis untuk menciptakan, mengubah dan mendefenisikan kembali
hubungan yang baru antara penjual dan pembeli. E commerce atau electronic
commerce hadir seiring dengan perkembangan internet yang sangat pesat. E
commerce menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta kegiatan belanja baik pria
maupun wanita. E commerce hadir dalam menjawab tuntutan gaya hidup modern
manusia yang menuntut kemudahan dan kecepatan dalam segala bidang. Tidak
hanya pembeli yang dimudahkan dan dimanjakan dalam proses jual beli, penjualpun juga dimudahkan untuk menjual produk / dagangan mereka dengan mudah
dan cepat dibandingkan menjual melalui toko offline. Mulai muncul marketplace
startup yang menjadi rumah bagi penjual online / online shop ini. E-Commerce
sudah menjamur diberbagai kalangan mulai dari remaja sampai dewasa dengan
memanfaatkan fasilitas dari perorangan atau perusahaan yang pastinya membuat
penggunanya lebih praktis dalam melakukan transaksi elektronik
B. JENIS – JENIS E COMMERCE
Ada beberapa jenis e-commerce yang biasanya dilakukan banyak orang
melalui media internet seperti yang dijelaskan di bawah ini.

1. Business to Business (B2B)
Jenis e-commerce ini adalah bisnis ke bisnis atau B2B yang dilakukan oleh
orang-orang atau kepentingan bisnis yang saling menguntungkan di mereka di
mana kedua belah pihak biasanya sudah mengenal satu sama lain dan mengetahui
proses bisnis yang mereka lakukan dengan satu sama lain. Biasanya jenis bisnis
B2B adalah berkelanjutan atau saling berlangganan, transaksi tersebut dilakukan
untuk antara dua pihak saling menguntungkan dan saling percaya.

Contohnya : Dua perusahaan masing-masing memegang transaksi penjualan
atau penyediaan barang dilakukan melalui transaksi online di internet, serta
pembayaran yang biasanya mereka melakukan itu adalah dengan menggunakan
kartu kredit di internet.
2. Business to Consumer (B2C)
E-Commerce B2C adalah jenis bisnis yang dilakukan antara perusahaan
dan konsumen, seperti antara produsen yang menjual dan menawarkan produk
mereka kepada konsumen umum online. Produsen tersebut akan melakukan bisnis
dengan menjual dan memasarkan produk mereka kepada konsumen tanpa ada
umpan balik dari pelanggan untuk melakukan bisnis kembali ke produsen, yang
berarti satu-satunya produsen untuk menjual atau memasarkan produk atau jasa
dan konsumen hanya sebagai pengguna atau pembeli.

Contohnya : Asus Store adalah toko online yang didirikan oleh perusahaan
teknologi yaitu Asus yang bertujuan untuk menjual barang-barang yang dimiliki
atau diproduksi oleh perusahaan tersebut kepada konsumen secara langsung
melalui websitenya.
3. Consumer to Consumer (C2C)
E-Commerce Consumer to Consumer (C2C) dilakukan antara konsumen
dan konsumen, misalnya, pelanggan dari produser akan menjual kembali ke
konsumen lainnya.
Contohnya : Tokopedia, salah satu contoh dari perusahaan jual beli dengan
mendirikan toko online yang memungkinkan pengguna atau perorangan
membuka tokonya secara online di tokopedia kepada konsumen yang
membutuhkan barang yang dijual.
4. Consumer to Business (C2B)
E-commerce Consumer to Business dibuat oleh konsumen untuk produsen
yang menjual produk atau jasa, misalnya, konsumen akan memberitahukan rincian
produk atau jasa yang dia inginkan melalui internet ke produsen, yang kemudian
tahu produsen permitnaan akan menawarkan produk atau jasa yang diinginkan

oleh konsument mereka.
Contohnya : Kebalikan dari B2C, Consumer to Business adalah dimana

konsumen perorangan menjual barang atau jasa yang selanjutnya dibutuhkan
oleh sebuah perusahaan.

C. MANFAAT E COMMERCE
Beberapa manfaat dari E-Commerce dapat dilihat sebagai berikut :
1.

Memfasilitasi komunikasi antara konsumen dan produsen.

2.

Memperluas calon konsumen dengan target pasar yang tidak terbatas.

3.

Memfasilitasi pemasaran dan penjualan barang dan jasa.

4.

Proses e-commerce lebih mudah untuk melakukannya dengan baik untuk

menjual atau membeli.

5.

Pembayaran yang mudah dilakukan secara online.

6.

Penyebaran informasi yang begitu mudah dilakukan

D. KEUNTUNGAN E COMMERCE
Salah satu keuntungan dari E-Commerce yang jelas kita lihat adalah
menjual produk atau layanan yang tidak perlu kita mendatangi toko atau kantor
besar seperti yang dilakukan oleh manusia pada biasanya sebagai tempat usaha,
tetapi hanya dengan memanfaatkan internet maka kita bisa hanya menjual dari
rumah ke calon pelanggan yang tidak terbatas, dengan kata lain pelanggan Anda
hanya dapat menutupi seluruh negeri.
Dalam hal komunikasi juga akan sangat bermanfaat antara konsumen dan
produsen dapat dengan mudah berkomunikasi secara online dari internet. Baik
dari segi pemasaran barang akan lebih menguntungkan jika dilakukan secara

online, selain Anda tidak perlu membayar biaya promosi yang banyak seperti
manual, tapi dengan layanan internet Anda hanya dapat melakukan promosi

produk ana seluruh dunia hanya dengan menggunakan internet tentu biaya yang
sangat murah.
E. KELEMAHAN E COMMERCE
Selain banyak manfaat atau positif samping dari penggunaan e-commerce
tentu tidak kebal dari dampak negatif yang bisa merugikan konsumen atau
produsen. Di bawah ini dijelaskan beberapa dampak negatif dari e-commerce.
1. Penipuan
Sering terjadinya penipuan saat belanja online di internet antara konsumen
dan penjual barang tersebut dipesan konsumen telah dibayar melalui e-Transfer
tetapi barang tidak pernah dikirim dan diterima oleh konsumsen, dan sebaliknya
kadang-kadang terlalu ketidakpercayaan penjual untuk mengirimkan barangbarang di muka dan pembayaran dilakukan setelah pengiriman pembayaran yang
ditunggu penjual kadang-kadang tidak diterima atau tidak dibayar.
Terjadinya scam atau penipuan di mana seseoarang dapat menjual barang
hampir satu-satunya berebentuk satunya informasi yang sengaja dibuat terpisah
menarik pembeli, tetapi ketika melakukan pembelian dan transfer uang, barang
tidak ada.
2. Carding

Terjadinya kejahatan seperti carding, hal ini memiliki banyak hal yang
terjadi di mana seseorang memanfaatkan dengan menggunakan kartu kredit Anda
oleh orang lain untuk berbelanja di internet.
3. Virus / Malware
Kejahatan sering terjadi yang biasanya dilakukan oleh mereka yang
memiliki keahlian tinggi dalam ilmu komputer dan internet jaringan seperti
penyebaran virus / malware yang disengaja untuk melemahkan sistem, hal ini
terjadi karena kurangnya hukum pada teknologi informasi.

D. PERAN E COMMERCE DALAM MENGHADAPI MEA
Unit Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pilar
penting perekonomian Indonesia, terutama sebagai penguat perekonomian rakyat.
Pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 disebutkan pengertian UMKM
adalah: “Sebuah perusahaan yang digolongkan sebagai UMKM adalah perusahaan
kecil yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok
kecil orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu” Daya tahan
UMKM telah teruji kala Indonesia dilanda krisis pada tahun 1997−1998. UMKM
telah memberikan sumbangsih sebesar 57% terhadap PDB nasional dengan
tingkat penyerapan tenaga kerja sekitar 97% (BI,2015). Peranan penting UMKM
inilah yang menjadi salah satu tonggak penting untuk Indonesia dalam

menghadapi persaingan di level ASEAN salah satunya ialah MEA.
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang dimulai pada akhir di Desember
2015 merupakan realisasi suatu integrasi perekonomian regional yang telah
direncanakan sejak lama. Dalam perkembangan realisasi konsep MEA,
dirumuskan tujuan akhir integrasi ekonomi yakni mewujudkan ASEAN Vision
2020 dalam 5 pilar: aliran bebas barang, jasa, investasi,tenaga kerja, dan aliran
modal (Aida S Budiman, 2008). UMKM merupakan unsur penting dalam realisasi
tersebut terutama dalam aliran barang, UMKM menyerap 51,7%−97,2% tenaga
kerja dan menyumbang GDP 30%−53% di setiap negara anggota ASEAN.
Namun, dalam menghadapi MEA, dibutuhkan suatu wadah yang dapat
secara efektif mengelola UMKM, dalam hal ini yaitu e-commerce.Menurut David
Baum (1999), e-commerce adalah satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses
bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu
melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelavanan, dan informasi
yang dilakukan secara elektronik. E-commercebiasa juga disebut Ecom, atau
Emmerce yang berarti pertukaran bisnis yang rutin dengan menggunakan

transmisi

Electronic


penggunaan

Data

internet

yang

Intercharge(EDI).
besar

memiliki

Indonesia
kesempatan

dengan
besar

jumlah
untuk

mengembangkan e-commerce.
Pertumbuhan pasar online atau yang lebih dikenal sebagai e-commercedi
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk bekembang. Saat ini
pengguna internet di indonesia berjumlah sekitar 88 juta atau kurang lebih 30%
dari total jumlah penduduk. Berdasarkan data yang dirilis oleh BMI research, pada
tahun 2014 saja, jumlah pengguna situ e-commercesudah mencapai sekitar 24%
dari jumlah pengguna internet di Indonesia, dan jumlah ini naik menjadi dua kali
lipat di tahun berikutnya. Besarnya potensi yang ditawarkan e-commercetak
sampai disitu, menurut Rudiantara sebagai menkominfo, pada tahun 2016
diperkirakan nilai transaksi yang didapat dari e-commerce bisa mencapai US$
4,89 miliar atau Rp, 68 triliun. Nilai penjualan ini naik dari tahun 2015 yang
bernilai US$ 3,56 miliar. Beliau juga menegaskan bahwa Indonesia bersama India
dan Cina akan menjadi raksasa lini e-commercedi Asia Pasifik.
Lebih jauh lagi di level ASEAN, pengembangan e-commercetelah menjadi
agenda MEA dalam memperluas jaringan perdagangan di level Asia Tenggara.
Untuk menunjang 3 pilar utama MEA yakni economic empowerment, people
empowerment and engagement,dan innovation terdapat 3 fondasi yakni, usaha
meningkatkan infrastruktur, pemberdayaan SDM, dan mengurangi kesenjangan
digital di Asia Tenggara. e-ASEAN merupakan salah satu program penting dalam
peningkatan kerja sama ASEAN dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi
(ICT).
Ditandatangani pada tahun 2000, perjanjian kerangka kerja e-ASEAN
menetapkan tujuan kerja sama ASEAN dalam Teknologi Informasi dan
Komunikasi (ICT) yang salah satunya adalah memperkuat dan meningkatkan daya
saing sektor ICT di ASEAN. Salah satu kerangka kerja e-ASEAN adalah
memfasilitasi terciptanya liberalisasi perdagangan berupa e-commercedi ASEAN.
Melihat hal tersebut dapa diketahui bahwa e-commerce telah menjadi perhatian
penting di level ASEAN.

Indonesia diprediksi akan menguasai pasar dengan ekonomi digital
(Google, 2016). Indonesia akan menjadi negara kedua setelah singapura dalam hal
venture capital -pendanaan yang disediakan untuk perusahaan ventura-dan akan
mengalami perubahan sturktur keadaan ekonomi 10 tahun kedepan. Sudah tak
diragukan lagi bahwa e-commerce dapat dijadikan oleh UMKM sebagai salah satu
sarana publikasi yang sangat efektif terutama untuk segmentasi pasar di Asia
Tenggara.
UMKM sebagai salah satu pilar penting penguat perkonomian rakyat di
ASEAN, UMKM terlebih di Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Diantara
tantangan yang dihadapi antara lain adalah ketidaksiapannya UMKM dalam
menggunakan e-commerce dan infrastruktur informasi dan teknologi (IT).
Terbatasnya akses internet di indonesia hingga tingginya harga internet per GDP
yang tinggi merupakan contoh masalah kurangnya infrastruktur IT. Menurut data
yang dilansir, rata rata kecepatan koneksi intetnet di Indonesia masih kalah jauh
dibanding negara tetangganya seperti Thailand (4,8 mbps), Malaysia (3.0 mbps),
Filipina (2.0 mbps), dan khususnya Singapura yang memimpin dengan rata rata
7,9 mbps. Selain kecepatan koneksi internet, indonesia juga masih kalah saing
dari sisi harga koneksi internet per GDPnya dari negara negara tetangga, seperti
Thailand (5,6%), Malaysia (3,1%), dan lagi lagi Singapura dengan 0.8% (ITU,
Akamai, A.T. Kearney Analysis).
Dari sisi teknis, Indonesia masih tidak konsisten dalam menerapkan
kebijakan pajak yang cenderung memakan waktu dan berganti ganti. Di level Asia
Tenggara, Indonesia masih kalah dari Vietnam, Filipina, Malaysia, dan juga
singapura yang bahkan tidak membebankan pajak sama sekali. Indonesia juga
kurang dipercaya karena tingginya tingkat cybercrime atau kejahatan siber.
Ketidaksiapannya UMKM dalam e-commercedapat dilihat dari jumlah UMKM
yang sudah go onlinedi Indonesia, yakni hanya 5% atau sekitar 5 juta dari 50 juta
pelaku.
Ketidaksiapan UMKM dalam memanfaatkan e-commerce disebabkan
faktor internal dan eksternal. Secara internal kurangnya motivasi UMKM terhadap

e-commerce salah satunya disebabkan sulitnya pembuatan kredit atau payment
yang menjadi alat pembayaran e-commerce. Menurut World Bank, Economist
Intelligence Unitkepemilikan akun bank hanya sebesar 20% ni dari jumlah
penduduk dewasa Indonesia dan kepemilikan kartu debit dan kredit berkisar 4%
dari jumlah total penduduk di Indonesia. Angka yang sedikit jika dibandingkan
dengan Kurangnya dana investasi untuk UMKM terlebih dalam industri IT masih
minim, hal inilah yang mengurangi gairah UMKM secara eksternal. Sampai saat
ini pemasok dana terbesar bagi UMKM masih berkisar pada kredit mikro dan
perbankan syariah.
Urgensi e-commerce dalan pengembangan UMKM di Indonesia memiliki
posisi penting. Berbagai peluang dan potensi yang ada mampu membuka peluang
bagi UMKM, meskipun dihadapi berbagai macam tantangan baik dari segi
infrastruktur, dana, kesiapan go online. MEA selain menjadi tantangan utama
namun juga membuka peluang lebih bagi Indonesia. Adanya e-ASEAN
diharapkan mampu memperluas jaringan perdagangan e-commerce di kawasan
Asia Tenggara. Menanggapi berbagai peluang dan tantangan, sudah seharusnya
pemerintah dan UMKM memperkuat fondasi infrastruktur IT, kemudahan kredit
dan investasi, dan pelatihan bagi UMKM agar siap menghadapi perdagangan ecommerce.

MAKALAH
Peran E-Commerce Dalam Menghadapi MEA
Dosen Pengampu : Neny Tri Indrianasari SE., MM

Disusun Oleh : Yusrin Maisaroh (215132369)
3 AK B3

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
“Widya Gama” Lumajang

2017
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.kompasiana.com/alvin123/peran-strategis-e-commerce-dan-

umkm-dalam-mea_5861b5d961afbdea0ef3ecc8
2. http://www.contohsurat.co.id/2017/01/pengertian-e-commerce.html
3. http://www.pengertianku.net/2016/06/pengertian-e-commerce-secara-umum-

dan-manfaatnya.html
4. http://mediaindonesia.com/news/read/32147/ekonomi-digital-dan-

masyarakat-ekonomi-asean-mea/2016-03-04

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Indonesia merupakan peluang pasar yang besar bagi investor di sektor ecommerce. Ekonomi digital di ASEAN sangat relevan dengan kondisi kekinian
saat ini. Selain karena semakin maraknya aktivitas bisnis berbasis e-commerce,
penggunaan ekonomi digital dipandang mampu untuk mendorong para pelaku
UMKM untuk semakin terhubung dengan mata rantai produksi global. Oleh sebab
itu, pemerintah dan para pemangku kepentingan dan masyarakat seharusnya dapat
memanfaatkan peluang dari kerja sama strategis ASEAN-AS tersebut melalui
optimalisasi kebijakan terkait ekonomi digital.
Ketidaksiapan UMKM dalam memanfaatkan e-commerce disebabkan
faktor internal dan eksternal. Secara internal kurangnya motivasi UMKM terhadap
e-commerce salah satunya disebabkan sulitnya pembuatan kredit atau payment
yang menjadi alat pembayaran e-commerce.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana,
tentang Peran E-Commerse Dalam Menghadapi MEA. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk

memberikan

masukan-masukan

yang

bersifat

membangun

untuk

kesempurnaan makalah ini.

Penyusun