T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perencanaan Strategis Sistem Informasi Berbasis Enterprise Framework TOGAF (Studi Kasus : Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (BPPK) Kementrian Keuangan Magelang) T1 Ful

Perencanaan Strategis Sistem Informasi Berbasis
Enterprise Architecture Menggunakan Framework
TOGAF (Studi Kasus : Balai Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan (BPPK) Kementrian Keuangan
Magelang)

Artikel Ilmiah

Oleh:
Desi Natalia
NIM: 682011801

Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Januari 2015

ii

iii


iv

v

Perencanaan Strategis Sistem Informasi Berbasis
Enterprise Architecture Menggunakan Framework
TOGAF (Studi Kasus : Balai Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan (BPPK) Kementrian Keuangan
Magelang)
1)

Desi Natalia, 2) Agustinus Fritz Wijaya

Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia
Email : desnat1107@gmail.com, agustinus.fritz@gmail.com
Abstract

The use of information systems and technology in BPPK of Finance Ministry is
good, but has not worked maximized. It makes the business process not work and
coordinate well, so it effects to the management. Therefore, the design of enterprise
architecture is required to support the business strategic and technology in the future.
The complete framework also needed to support enterprise architecture that can be well
defined. In this study, TOGAF framework will be applied in BPPK. As the result, this
framework will produce an enterprise architecture that contained data architecture,
application architecture, technology architecture, and the implementation plan that will
be used by the organization to achieve their goal.
Abstrak
Penggunaan sistem informasi dan teknologi di BPPK Kementrian Keuangan
sudah memadai dan cukup baik namun belum maksimal. Inilah yang membuat proses
bisnis tidak berjalan dengan lancar, selain itu dampak tidak langsung juga terjadi pada
tingkat manajemen karena integrasi antar sistem tidak terkoordinasi dengan baik. Untuk
itu perancangan arsitektur enterprise diperlukan untuk menunjang strategis bisnis dan
teknologi di masa mendatang. Kerangka kerja yang lengkap juga diperlukan untuk
menunjang arsitektur enterprise agar dapat didefinisikan dengan baik. Dalam penelitian
ini, kerangka kerjaTOGAF akan diterapkan pada BPPK. Sebagai hasilnya, framework ini
akan menghasilkan sebuah arsitektur enterprise yang didalamnya memuat arsitektur data,
arsitektur aplikasi, arsitektur teknologi, rencana implementasi yang pada nantinya

dijadikan oleh organisasi untuk mencapai tujuan strategisnya.
Kata Kunci : Arsitektur Enterprise, TOGAF, BPPK
1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi, Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga.
2)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.

vi

1. Pendahuluan
Pada saat ini Teknologi Informasi (TI) merupakan bagian strategi dari
suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Strategi yang dimakasud disini adalah
strategi bisnis dan strategi teknologi. Namun masalah yang timbul dalam hal ini
adalah bagaimana menyelaraskan kedua strategi tersebut dalam suatu organisasi.
Untuk itu organisasi harus melaksanakan perencanaan arsitektur sistem informasi
perusahaan (enterprise architecture) yang menyediakan framework untuk
membuat keputusan teknologi informasi jangka panjang. Selain itu, keputusan

teknologi informasi tersebut harus berdasarkan pada teknologi tepat guna dengan
mempertimbangkan kepentingan organisasi secara keseluruhan.
Penggunaan sistem informasi dan teknologi informasi yang berjalan di
BPPK Kementrian Keuangan Magelang saat ini telah dilaksanakan dengan baik,
tetapi belum dapat dimaanfaatkan dengan maksimal. Pemanfaatan sistem
informasi dan teknologi informasi yang belum maksimal inilah yang membuat
proses bisnis belum berjalan dengan maksimal. Selain itu, hal ini berdampak pula
pada pengambilan keputusan oleh tingkat manajemen. Atas dasar hal ini maka
penulis mengadakan suatu penelitian untuk mengembangkan sebuah Perencanaan
Strategi informasi dan Teknologi Informasi berbasis Interprise Arsitektur pada
BPPK Kementrian Keuangan Magelang.
Berdasarkan Peraturan Mentri Keuangan Nomor 52/PMK.01/2011
tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan, BPPK bertugas melaksanakan penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan kepemimpinan. Dalam pelaksanaan tugasnya, BPPK memiliki beberapa
fungsi sebagai penyusun rencana, program dan anggaran penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan kepemimpinan, pelaksanaan pendidikan, evaluasi
penyusunan laporan pendidikan, pengolaan dan penyajian data dan informasi serta
pelaksanaan administrasi balai [1].
Keselarasan penerapan sistem informasi dengan kebutuhan organisasi

hanya mampu dijawab dengan memperhatikan faktor integrasi di dalam
pengembangannya. Tujuan integrasi tersebut adalah mengurangi kesenjangan
yang terjadi dalam proses pengembangan sistem. Untuk menurunkan kesenjangan
tersebut, maka diperlukan sebuah paradigma dalam merencanakan, merancang
dan mengelola sistem informasi yang disebut arsitektur interprise (enterprise
architecture). Berbagai macam paradigma dan metode bisa digunakan dalam
perancangan arsitektur enterprise, diantaranya adalah Zachman Framework,
TOGAF ADM, EAF dan lainnya. Tetapi dalam penelitian ini digunakan kerangka
kerja (framework) TOGAF. Kerangka kerja ini memiliki berbagai kelebihan yang
dapat menunjang perencanaan arsitektur enterprise di Balai Pendidikan dan
Pelatihan Kepemimpinan Kementrian Keuangan Magelang, kelebihan tersebut
seperti resiko untuk investasi di masa mendatang semakin menurun karena
infrastruktur TI yang lebih sederhana menggunakan TOGAF, keputusan yang
berkaitan dengan dengan pengadaan infrastruktur tidak begitu kompleks karena
informasi mengenai framework akan mudah didapatkan.

2. Tinjauan Pustaka
Penerapan Enterprise Architecture dalam perencanaan strategis telah
banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya dengan metode seperti
Zachman Framework ataupun TOGAF. Salah satu penerapannya adalah

”Perancangan Enterprise Architecture Pada Lembaga Negara, Studi Kasus :
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia” oleh mahasiswa Institute
Teknologi Bandung [2]. Dalam penelitiannya, penerapan architecture diperlukan
sebagai tindak lanjut dari Rencana Strategis pada BPK. Selain itu, Enterprice
Architecture yang dihasilkan dengan menggabungkan kerangka kerja TOGAF
dapat dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam pembangunan TI di BPK.
Dengan diterapkannya architecture tersebut, maka terciptalah keselarasan antara
Rencana Strategis Teknologi Informasi dengan proses bisnis organisasi dalam
mencapai tujuan strategis .
Penelitian lainnya adalah ”Perencanaan Strategis Sistem Informasi
berbasis Zachman Framework pada Disnakertrans Provinsi Jawa Barat” oleh
mahasiswa Institut Teknologi Telkom Bandung [3]. Dalam penelitian tersebut,
Zachman Framework dipakai untuk merancang sistem alur tenaga kerja dan
transmigrasi dengan pemodelan enterprise architecture. Penggunaan kerangka
kerja Zachman memang mempunyai banyak kelebihan, namun sulit dalam
melakukan dokumentasi yang melibatkan 36 sel yang ada.
Untuk dapat memaksimalkan peran EA, diperlukan sebuah framework
yang memiliki model simbolis untuk menspesifikasikan berbagai fase EA.
Melalui perbandingan dua penelitian tersebut, penulis akan menerapkan
Enterprise Architecture

menggunakan metode TOGAF. Karena TOGAF
merupakan framework metodologi lebih rinci dengan sekumpulan tools
pendukung untuk mengembangkan dan meningkatkan infrastruktur TI. TOGAF
menawarkan pendekatan untuk perencanaan, perancangan, implementasi, dan
pengaturan EA pada perusahaan. Pendekatan yang digunakan pada framework ini
adalah dengan desain, plan, implementasi dan arsitektur TI pada sebuah
perusahaan.
Perencanaan Strategi Sistem Informasi di definisikan sebagai proses
mengidentifikasi suatu pemetaan aplikasi berbasis komputer yang akan membantu
suatu organisasi dalam menjalankan perencanaan bisnisnya dan mewujudkan
tujuan bisnisnya [4].
Enterprise architecture merupakan proses translasi visi bisnis dan strategi
menjadi perubahan enterprise yang efektif dengan menciptakan,
mengkomunikasikan, dan memperbaiki kebutuhan utama, prinsip dan model yang
menjelaskan bentuk enterprise di masa depan dan evolusinya. Sebuah EA
menghubungkan (kolaborasi) perencanaan strategis perusahaan dan perencanaan
kinerja dengan enterprise data architecture, enterprise application architecture,
dan enterprise technical architecture [5]. Enterprise architecture Framework
(EAF) berfungsi untuk memetakan semua proses pengembangan perangkat lunak
dalam enterprise dan menjelaskan bagaimana mereka berhubungan dan

berinteraksi dalam mencapai misi organisasi tersebut [6].
TOGAF merupakan suatu framework arsitektur yang menyediakan metode
dan alat untuk mendukung penerimaan, pengembangan, penggunaan, serta

2

pengelolaan dari suatu enterprise architecture . Metode yang disediakan oleh
TOGAF disusun berdasarkan model proses yang didukung oleh best pratices dan
sekumpulan aset arsitektur existing organisasi yang bersifat reusable [7].
Architecture Development Method (ADM) merupakan inti dari TOGAF
sebagai hasil kontribusi dari banyak praktisi arsitektur teknologi informasi di
dunia. Secara spesifik ADM dirancang untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan
teknologi informasi berskala enterprise. ADM dilengkapi dengan banyak alat
bantu (tools) baik dalam perencanaan maupun prosesnya. Dalam memadu proses
perancangan, ADM memiliki 8 fase utama. Untuk lebih jelasnya, tahapan-tahapan
pada ADM, adalah sebagai berikut :

Gambar 1 Tahapan-Tahapan ADM

Dari Semua tahapan ADM, terdapat banyak deliverables yang bisa dihasilkan,

baik sebagai input maupun output. Namun demikian, deliverables tersebut adalah
rekomendasi, bukan dimaksudkan untuk diikuti secara lengkap. Jumlah
deliverables tersebut bisa disesuaikan dengan ruang lingkup yang didefinisikan.
Melakukan dokumentasi yang lengkap berikut versinya adalah sangat dianjurkan,
sehingga bisa diketahui perubahan-perubahan yang sudah dilakukan.
Analisis Value Chain dilakukan untuk memetakkan seluruh proses kerja
yang terjadi dalam organisasi. Proses kerja tersebut dibagi menjadi dua kategori
aktivitas, yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Proses ini mengacu pada
dokumen organisasi yang menyebutkan tugas dan fungsi setiap unit kerja
berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap proses kerja yang terjadi di
masing-masing unit kerja. Alat analisis ini diciptakan oleh Michael Porter.

3

3. Metodologi Penelitian
Berdasarkan tahapan penelitian pada Gambar 2, maka tahapan penelitian
secara lebih detail dapat dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 2 Metode Penelitian


Tahap 1 Pengumpulan Data. Peneliti mulai mengumpulkan data kembali baik
melalui wawancara, observasi maupun kuesioner kepada pihak Balai Diklat
Kepemimpinan Magelang.
Tahap 2 Analisis Data. Setelah dilakukan pengumpulan data kemudian dilakukan
pengolahan data, maka hasil dari pengolahan data tersebut dianalisis oleh penulis.
- Premilinary Phase
Tahapan preliminary phase menentukan framework dan ruang lingkup
Enterprise Architecture (EA) yang akan dikembangkan serta pendefinisian
dari unsur manajemen dimana dibentuk tim arsitektur dan organisasi.
- Architecture Vision
Tahapan architecture vision menentukan kebutuhan yang dibutuhkan
untuk perancangan arsitektur system informasi yang meliputi : Profil
organisasi, pendefinisian visi misi, tujuan organisasi, sasaran organisasi,
proses bisnis organisasi, unit organisasi, dan kondisi arsitektur saat ini.
- Business Architecture

4

-


-

-

-

-

-

Tahapan business architecture menentukan model bisnis atau aktivitas
bisnis yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis organisasi. Dalam
tahapan ini ada tiga hal yang harus dilakukan, yaitu :
1. Menentukan sudut pandang untuk memperlihatkan bagaimana
stakeholder saling berhubungan.
2. Menentukan sumber daya yang relevan, seperti model dan pola yang
digunakan.
3. Memilih dan menentukan tools dan metode umum pemodelan seperti
Unifield Modelling Language (UML) dan Bagian Hirarki Fungsi yang
dapat digunakan untuk membangun model yang diperlukan.
Information System Architecture
Tahapan information system architecture menentukan arsitektur data dan
arsitektur aplikasi. Arsitektur data lebih memfokuskan pada bagaimana
data digunakan untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Tools
yang dapat digunakan yaitu: Activity Diagram dan Class Diagram.
Tahapan dalam membuat arsitektur data adalah:
1. Mendefinisikan entitas,
2. Membuat model konseptual relasi entitas.
Technology Architecture
Tahapan technology architecture mendefinisikan teknologi-teknologi
utama yang dibutuhkan untuk menyediakan dukungan lingkungan
teknologi bagi aplikasi beserta data yang akan dikelola menggunakan
teknologi tersebut.
Opportunities and Solution
Tahapan opportunities and solution berisi kegiatan yang dilakukan
meliputi:
1. Mengevaluasi dan memilih alternatif implementasi.
2. Mendefinisikan strategi implementasi dan rencana implementasi.
Migration Planning
Tahap ini bertujuan untuk membuat rencana migrasi, termasuk prioritas
pekerjaan. Sasaran dari tahap ini adalah, memilah beberapa proyek-proyek
implementasi berdasarkan prioritas utama. Pada tahap ini roadmap dari
keselutuhan implementasi disusun.
Implementation Governance
Tahapan ini bertujuan untuk menyusun tata laksana implementasi,
termasuk menyusun dan memformalisasi tim, menyusun manajemen
proyek, membuat suatu manajemen komunikasi proyek tersebut dll.
Architecture Change Management
Tahapan ini merupakan tahapan paling penting dari metodologi TOGAF
karena infrastruktur TI akan terus berkembang menyesuaikan kebutuhan
bisnis yang ada.

4.Hasil dan Pembahasan
Pada pembahasan ini, perancangan Enterprise Architecture (EA) meliputi
tiga tahapan awal dari struktur dasar TOGAF ADM, yaitu Premilinary Phase,
Architecture Vision, dan Bussiness Architecture. Hal ini dilakukan untuk
melakukan proses pengenalan obyek penelitian, yaitu BPPK Kementrian
5

Keuangan Magelang yang dilakukan secara mendalam. Setelah itu, penulis
menjelaskan pembahasan mengenai Information System Architecture, Technology
Architecture dan Opportunities and Solution.
Pada tahapan ini dilakukan langkah-langkah berupa lingkup enterprise
organisasi, konfirmasi pemerintah dan dukungan framework, menentukan
framework arsitektur, dan memanfaatkan tools arsitektur dan penggunaan prinsipprinsip EA. Arsitektur Enterprise organisasi pada BPPK Kementrian Keuangan
Magelang memiliki proses manajemen data, manajemen sumber daya manusia
(SDM), namun mereka tidak mempunyai manajemen TI dikarenakan manajemen
TI hanya berada di pusat. Pendefinisian proses bisnis BPPK Kementrian
Keuangan Magelang digambarkan dengan menggunakan analisis value chain
yang terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Value Chain BPPK Kementrian Keuangan Magelang

Berdasarkan Gambar Value Chain diatas, maka aktivitas-aktivitas yang
terjadi di Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Kementrian Keuangan
Magelang dapat dibagi menjadi 2 jenis aktivitas, yaitu :
1. Aktivitas Utama, merupakan aktivitas-aktivitas dalam rangka mencapai
tujuan organisasi, yaitu manajemen penyelenggaraan diklat.
2. Aktivitas Pendukung, merupakan aktivitas-aktivitas dalam rangka
mendukung aktivitas utama. Pada aktivitas pendukung ini teridiri dari
manajemen evaluasi dan informasi , manajemen kepegawaian, manajemen
keuangan, manajemen administrasi, serta manajemen sarana dan prasarana.
Proses bisnis di BPPK Kementrian Keuangan Magelang memeliki beberapa
stakeholder, yaitu stakeholder internal dan stakeholder eksternal.
Pada tahapan architecture vision akan dijelaskan mengenai profil
organisasi, pendefinisian visi misi, tujuan organisasi, proses bisnis organisasi, unit
organisasi dan kondisi arsitektur saat ini.
- Profil Organisasi
Berdasarkan PMK Nomor: 52/PMK.01/2011, Balai Diklat Kepemimpinan
adalah unit pelaksana teknis Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan
Sumber Daya Manusia, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan yang berada
dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Balai Diklat Kepemimpinan
dipimpin oleh seorang Kepala yang membawahi Seksi Penyelenggaraan, Seksi
Evaluasi dan Informasi, Subbagian Tata Usaha dan Kepatuhan Internal serta
Kelompok Jabatan Fungsional.

6

Tugas Balai Diklat Kepemimpinan sesuai dengan peraturan Menteri
Keuangan Nomor 52/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan mempunyai tugas melaksanakan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan. Dalam pelaksanaan
tugas tersebut, BPPK berfungsi sebagai:
 Penyusun rencana, program, dan anggaran penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan kepemimpinan.
 Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan.
 Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan kepemimpinan.
 Pengolahan dan penyajian data dan informasi.
 Pelaksanaan administrasi balai.
- Visi dan Misi Organisasi
Visi dari Balai Diklat Kepemimpinan Magelang adalah
Menjadi pusat unggulan pendidikan dan pelatihan keuangan negara
di bidang penjenjangan pangkat, kompetensi dan kepemimpinan,
pembinaan penyelenggaraan tes kompetensi, serta pengelolaan
beasiswa dalam menghasilkan SDM yang kompeten, profesional,
dan berintegritas.
Dalam mewujudkan visi tersebut, Pusdiklat Pengembangan
SDM menetapkan beberapa misi, yaitu:
1. Meningkatkan kompetensi SDM di bidang keuangan negara
melalui pendidikan dan pelatihan di bidang penjenjangan pangkat,
kompetensi, dan kepemimpinan, penyelenggaraan tes kompetensi,
serta pengelolaan beasiswa;
2. Melakukan pengembangan pendidikan dan pelatihan di bidang
penjenjangan pangkat, kompetensi, dan kepemimpinan sesuai
dengan dinamika lingkungan;
3. Melakukan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu dan
pengetahuan di bidang keuangan Negara, bidang penjenjangan
pangkat, kompetensi, dan kepemimpinan, pengelolaan tes
kompetensi, serta pengelolaan beasiswa.
- Kondisi Arsitektur Saat Ini
Pada tahap ini akan dilakukan pendefinisian sistem arsitektur
teknologi dan jaringan komputer yang digunakan di Balai Diklat
Kepemimpinan Magelang, sebagai berikut :
Pemanfaatan teknologi di Balai Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan Kementrian Keuangan Magelang terlihat pada table 1
berikut :

7

Tabel 1 Tabel Pemanfaatan teknologi pada Balai Diklat Kepemimpinan Magelang

No
Kelompok
1
Hardware
PC

Laptop
Input Device
Output Device

Network
Telepon

Jenis
Lenovo H520
Asus Intel Pentium IV
Acer Veriton 7600G
HP DX-2000 MT
Dell Inspiro All in
Scaner, Mouse
- Canon ip4760
- Canon ip2770
- Epson L110
LAN, Wireless, Wifi Acces
Point
- Panasonic KXDT333
- Panasonic KXTX505

Jumlah

109
2, + 120

54

20

2

Software
Operating System
Win 7, Win 8
80, 20
Word Operation
Ms.Word 2013
100
Spread Sheet
Ms.Excel 2013
100
Basis Data
Ms.Acces
100
Design Grafis
Corel Draw
50
Security GUard
AVG, Smadav
100
Kondisi jaringan yang dimiliki Balai Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan Kementrian Keuangan Magelangterlihat pada Gambar
4 berikut :

Gambar 4 Topologi awal pada Balai Diklat Kepememimpinan Magelang

Gambar diatas menggambarkan kondisi awal jaringan komputer yang
dimiliki oleh Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Kementrian
Keuangan Magelangdimana hanya terdapat 1 server yang terhubung dengan
router. Jaringan internet diperoleh dari sebuah modem yang dilengkapi wireless.

8

Pada tahapan ini akan dibahas mengenai stakeholder serta proses bisnis di
Balai Diklat Kepemimpinan Magelang. Stakeholder di Balai Diklat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu stakeholder internal yaitu unit penyelenggara,
unit TUKI, unit EVI dan stakeholder eksternal yaitu peserta diklat. Gambar
stakeholder menggunakan pemodelan use case diagram terdapat dalam gambar
usecase berikut :

Peserta Diklat

Manaje men Eval uasi dan In formasi
Unit EVI

Manajem en Penyelenggaraan Di kl at

Manajem en Kepegawaian

Uni t T UKI

Unit
Penyelenggara

M anaj emen Admi nistrasi

Manaje men Sarana dan Prasarana

Manaj emen Perpustakaan

Gambar 5 Usecase Diagram Stakeholder Balai Diklat Kepemimpinan Magelang

-

Proses Bisnis Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
Kementrian Keuangan Magelang
Pada tahapan ini dibahas mengenai pendefinisian proses bisnis di
BPPK seperti terlihat di salah satu contoh activity diagram uraian
proses bisnis aktivitas utama (Manajemen Penyelenggaraan) di BPPK.
Fungsi manajemen penyelenggaraan merupakan proses mengelola
penyelenggaraan diklat dari awal sampai akhir seperti : mencari
peserta diklat, mencari widyaiswara, membuat jadwal diklat dari awal
hingga proses akhir yaitu evaluasi, menyelenggarakan diklat, mencari
materi yang tepat untuk menyelenggarakan diklat dan mempermudah
widyaiswara, membuat sertifikat dan nilai akhir bagi para peserta
diklat.
Pemodelan fungsi manajemen penyelenggaraaan digambarkan
menggunakan activity diagram seperti terlihat pada Gambar 6 berikut :

9

Activity Diagram Manajemen Penyelenggaraan Model
Mulai

Penyelenggara
an Diklat

Mencari Widyais wara ( Web,
Recomendasi Pem erintah dll)

Pengadaan
Pes erta diklat

Pengadaan
Materi Diklat

Pengelolaan
Jadwal Diklat

Pelaks anaan
Diklat

Hasil Pendidikan
dan Pelatihan

Selesai

Gambar 6 Activity Diagram Manajemen Penyelenggaraan Model

Pada Tahap C Information System Architecture dilakukan perancangan arsitektur
data yang bertujuan untuk mendefinisikan kebutuhan data yang akan digunakan
pada arsitektur aplikasi. Dari value chain di Balai Diklat Kepemimpinan
Magaelang, teridentifikasi bahwa entitas bisnis yang terlibat antara lain :

10

Gambar 7 Entity Relationship Diagram Balai Diklat Kepemimpinan Magelang

Kebutuhan dan pertukaran informasi secara umum sudah dijelaskan pada
uraian tentang pemodelan proses bisnis, sehingga penentuan arsitektur aplikasi
yang digunakan untuk membantu fungsi bisnis utama dan pendukung organisasi
dapat didefinisikan menggunakan Aplication Portofolio. Solusi aplikasi Balai
Diklat untuk mendukung terhadap fungsi bisnisnya dapat terlihat pada tabel
berikut :
Tabel 2 Permasalahan SI/TI Balai Diklat Kepemimpinan Magelang

Aktivitas Utama
Manajemen
Penyelenggaraan

Bagian/Unit
- Unit
Penyelenggara
- Unit TUKI
- Unit EVI

Aktivitas Pendukung
Manajemen Evaluasi
dan Informasi

Bagian/Unit
- Unit
Penyelenggar
a
- Unit EVI

Manajemen
Kepegawaian

-Unit TUKI

Manajemen Keuangan

- Unit TUKI

Permasalahan SI/TI
- Data widyaiswara
dan peserta masih
belum terkoordinir
dengan baik
- Sistem penjadwalan
diklat masih belum
efisien
- Belum ada
informasi untuk
level executive
Permasalahan SI/TI
- Penyajian informasi
dan publikasi belum
terintegrasi dengan
bagian
penyelenggara
- Belum ada
informasi untuk
level executive
- System
kepegawaian belum
terintegrasi
- Data kepegawaian
masih belum akurat
- Ada aplikasi yang
tidak user friendly
- System masih
belum terintegrasi
satu sama lain
- Belum ada database
khusus
penyimpanan data
keuangan
- Tidak efisien dalam
pengelolaan

11

Solusi SI/TI
- SPK Widyaiswara
- SI Evaluasi
Kinerja
Widyaiswara
(SIKW)
- SI Pengelolaan
Peserta Diklat
(SPPDIK)

Solusi SI/TI
- Website update
bdpimmagelang
- SI Evaluasi Diklat
(SIED)
- Excutive
Information
System
- SI Nilai Peserta
Diklat (SINPDIK)
- Upgrade SAKPA

- Upgrade Sistem
- Menambah
Database Server

keuangan
- Ada aplikasi yang
tidak user friendly
Manajemen
Administrasi

- Unit TUKI

Manajemen Sarana
dan Prasarana

- Unit TUKI

Manajemen
Perpustakaan

- Unit TUKI

- Pengarsipan surat
dan dokumen tidak
terorganisir
- Penyajian informasi
masih manual
- Penyajian agenda
kerja, rapat,
penugasan dan
laporan belum
terkoordinir dengan
baik
- Data sarana dan
prasarana masih
belum akurat dan
terorganisir
- Pengelolaan barang
dan jasa belum
terkoordinir dengan
baik
- Katalog buku masih
berbentuk dokumen
- Belum ada system
informasi pinjam

- SI Administrasi
Persyuratan
(SIAP)

- SI Pengelolaan
Sarana dan
Prasarana (SIPSP)
- Ugrade
SIMAK/BMN

- SI Perpustakaan
(SIPerpus)

Berdasarkan solusi TI pada permasalahan SI/TI pada table diatas ,maka
dapat dilakukan proses pemetaan terhadap komponen infrastruktur yang mengacu
pada Technical Reference Model (TRM) TOGAF [8] seperti terlihat pada Gambar
8 berikut :

12

Gambar 8 Pemetaan Arsitektur Sistem Aplikasi terhadap Arsitektur Teknologi

Keterangan :
SPK Widyasiswara : Sistem Pendukung Keputusan Widyaiswara
SIKW
: Sistem Evaluasi Kinerja Widyaiswara
SPPDIK
: Sistem Pengelolaan Peserta Diklat
SIED
: Sistem Evaluasi Diklat
SAKPA
: Sistem Administrasi Kepegawaian
SIAP
: Sistem Administrasi Persyuratan
SIPSP
: Sistem Pengelolaan Sarana dan Prasarana
SIPerpus
: Sistem Informasi Perpustakaan
Berdasarkan pemetaan arsitektur system aplikasi terhadap arsitektur
teknologi yang terlihat pada Gambar 8, maka dapat dibuat arsitektur secara
keseluruhan yang dapat dilihat pada Gambar 9 berikut :

13

Gambar 9 Arsitektur Keseluruhan

Berdasarkan arsitektur keseluruhan pada Gambar 9 kategori yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Infrasucture Application
Infrastrucure Application terdiri dari server web dan server database.
2. Business Aplication
Business Aplication merupakan daftar aplikasi yang dibutuhkan dan
mengacu pada potofolio aplikasi.
3. Spesifikasi Komponen
a. Grapics dan Image : layanan yang menyediakan fungsi untuk
membuat, menyimpan, mengambil dan memanipulasi gambar.
b. Data Interchange : layanan yang memeberikan dukungan khusus
untuk pertukaran antara dua aplikasi dan lingkungan eksternal pada
platform aplikasi yang sama maupun berbeda. Data maupun informasi
antar satuan kerja di lingkungan Balai Diklat Kepemimpinan
Magelang.
c. User Interface : berbasis Graphical User Interface (GUI).
d. Location and Directory : layanan yang memberikan dukungan khusus
untuk mencari sumber informasi yang diperlukan dan sebagai

14

perantara antara layanan pada klien dan penyedia layanan
menggunakan LDPA.
e. Security : layanan yang diperlukan untuk melindungi informasi
rahasia dalam system informasi. Tingkat perlindungan sesuai
ditentukan berdasarkan nilai dari informasi kepada pengguna.
Keamanan yang diterapkan menggunakan konsep authentication dan
account data.
4. Operating System Services
a. Desktop : Windows XP dan Windows 7
b. Server
: Windows Server
5. Network Services : layanan jaringan yang menyediakan akses ke data dan
modifikasi data atau metadata dalam basis data remote atau local.
6. Communication Infrastruture : Infrastruktur jaringan yang terdiri dari
LAN, Wireless dan internet.
Berdasarkan hasil penelitian kondisi yang ada saat ini maka arsitektur
teknologi dapat diusulkan sebagai berikut :

Gambar 10 Usulan topologi jaringan Balai Diklat Kepemimpinan Magelang

Topologi infrastruktur yang diusulkan berdasarkan kondisi yang terjadi di
Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Kementrian Keuangan
Magelangadalah dengan menambahkan database server, web server dan
internet.Penambahan Dist Switch digunakan jika jaringan pertama mengalami
gangguan.
Setelah dipilihnya EAF maka dilakukan proses gap analysis dengan
langkah-langkah didalam TOGAF seperti table-tabel dibawah ini antara EA pada
kondisi saat ini dengan target arsitektur yang akan menghasilkan suatu analisis
kebutuhan—kebutuhan TI. Dari analisa table berikut dapat disimpulkan bahwa
dilakukan upgrade fasilitas TI yang ada, peningkatan sumber daya manusia

15

(SDM) dengan diberikan pelatihan TI, dokumentasi yang terususn, implementasi
dan pemeliharaan TI.
Tabel 3 Gap Analisis Sistem Informasi

Keterangan : U (Upgrade), D( Develop), P( Plan), R( Remove)
Dari solusi aplikasi yang sudah terbentuk maka untuk merealisasikannya
tidak dibutuhkan waktu yang instan, perlu ada perencanaan dalam hal membangun
suatu aplikasi tersebut, seperti yang dijabarkan seperti terlihat pada tabel 4.
Tabel 4 Rencana Implementasi Pembuatan Aplikasi

16

Tabel rencana implementasi pembuatan aplikasi dibuat dimaksudkan untuk
memprioritaskan usulan aplikasi mana yang akan di buat atau dikembangkan
terlebih dahulu. Kemudian usulan rencana tersebut dapat di diskusikan dengan
level manajemen atas di balai diklat dan manajemen TI pusat di kementrian
keuangan. Birokrasi antara balai diklat dan manajemen di kementrian keuangan
pusat juga menjadi kendala untuk terlaksananya sebagian rencana usulan rencana
strategis TI tersebut, jadi diperlukan waktu yang lama agar realisasi dapat berjalan
sesuai dengan usulan maupun rencana strategis TI yang sudah dibangun di
penelitian ini.
5. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan analisis perencanaan strategis sistem informasi di
BPPK bisa dilihat bahwa penggunaan SI/TI belum dilakukan secara maksimal.
Hal ini disebabkan karena alat penunjang seperti hardware dan software belum
digunakan secara baik, selain itu sumber daya manusia yang kompeten belum ada.
Dibutuhkan suatu perencanaan SI/TI yang matang agar terjadi kesinambungngan
antara penggunaan SI/TI dan proses bisnis yang ada di BPPK. Dari pendefinisian
enterprise architecture dalam kerangka kerja TOGAF menghasilkan suatu
rekomendasi baru, seperti : Usulan topologi jaringan dan penambahan suatu
database server dalam aplikasi di BPPK, perencanaan aplikasi baru yang dapat
menunjang kegiatan antar unit agar terintegrasi dengan baik dan lebih efisien,
perencanaan rencana implementasi pembuatan aplikasi agar memudahkan level
manajemen eksekutif untuk mengembangkan dan merealisasikan perencanaan
aplikasi baru tersebut.
Saran untuk penelitian kedepan adalah focus pada dukungan yang paling
utama harus adanya komitmen bersama di level manajemen dalam pengembangan
TIK. Pengembangan aplikasi harus dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan
tahapan gap analisis yang telah disusun.
6. Daftar Pustaka
[1]

Balai diklat pim iv (2013). Diakses tanggal 11 maret 2014 dari
http://www.bppk.depkeu.go.id/bdpimmagelang/
[2] Firmansyah, Arman., Satria Yudi. 2011, Perancangan Enterprise
Architecture Pada Lembaga Negara (Studi Kasus : Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia), Thesis Magister Sistem Informasi, ITB,
Bandung.
[3] Lestari, Rosa., Elisa Rizki. 2013, Perencanaan Strategis Sistem Informasi
berbasis Zachman Framework pada Disnakertrans Provinsi Jawa Barat
Perencanaan Strategis Sistem Informasi berbasis Zachman Framework
pada Disnakertrans Provinsi Jawa Barat), Institut Teknologi Telkom,
Bandung.
[4] Ederer, A.L. & Sethi, V. (1996) Key prescriptions for strategic information
systems planning.Journal IT Management Information Systems, 13 (1), 3563.
17

[5]

[6]
[7]

[8]

Handley,J. (2008) Enterprise Architecture Nest Practice Handbook :
Building, Running an Managing Effective Enterprise Architecture
Programs. London : Emero Pty Ltd
Shah, H., and Kourdi, Mohammed E., Frameworks for Enterprise
Architecture, IEEE Computer Society, 2007, Issue 5, Vol. 9.
Open
Group.
(2009).
The
Open
Group
Architecture
Framework:Architecture Development Method. Diakses tanggal 20 Maret
2014 dari http://pubs.opengroup.org/architecture/togaf9-doc/arch/.
Lukito, Raimond., 2012, Perencanaan Strategis Sistem Informasi/Teknologi
Informasi Menggunakan Kerangka The Open Group Architecture
Framework (TOGAF) (Studi Kasus : Pemda Kabupaten Sumba Barat),
Thesis Magister Sistem Informasi, UKSW, Salatiga.

18

7. Lampiran

19

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25