strategi pembudayaan kegemaran membaca pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan Umum
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum merupakan pusat informasi bagi masyarakat. Melalui
perpustakaan umum masyarakat akan mendapat layanan informasi dengan mudah,
murah, dan cepat, terutama hal-hal yang terkait dengan aktifitas masyarakat.
Perpustakaan umum sering diibaratkan sebagai universitas rakyat, karena
perpustakaan umum menyediakan semua jenis koleksi bahan pustaka dari berbagai
jenis disiplin ilmu.
Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000 : 3), “perpustakaan umum adalah
perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetetakan serta bahan lain untuk
kepentingan masyarakat umum”.
Menurut Zen (2006 : 30), “perpustakaan umum adalah perpustakaan yang
melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status social,
agama, suku, pendidikan, dan sebagainya”.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa perpustakaan umum adalah
perpustakaan yang menghimpun berbagai jenis sumber informasi yang didanai oleh
masyarakat dan memberikan pelayanan kepada setiap lapisan masyarakat tanpa
memandang adanya perbedaan seperti latar belakang, status sosial, pendidikan,

agama, usia, dan sebagainya.

6

Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum mempunyai tujuan yang ingin di capai seperti halnya
dengan perpustakaan lainnya. Menurut Zen (2006 : 31), tujuan perpustakaan umum
adalah :
1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan
bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kesejahteraan.
2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna
bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui
penyedian bahan pustaka dan informasi.
4. Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan
budaya bagi masyarakat sekitarnya.
5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

Menurut Sulistyo-Basuki (1993 : 46), perpustakaan umum mempunyai 4
tujuan utama, yaitu :
1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang
dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih
baik.
2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi
masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka
dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.
3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki
sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya,
sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan
pustaka. Fungsi ini sering disebut sebagai fungsi pendidikan perpustakaan
umum, lebih tepat disebut sebagai pendidikan berkesinambungan ataupun
pendidikan seumur hidup.
4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakan umum merupakan
pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan
umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya
dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran
film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan,
kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa perpustakaan umum bertujuan
untuk mengembangkan minat baca dan manyediakan sumber informasi bagi

7

Universitas Sumatera Utara

masyarakat umum untuk membaca bahan pustaka dengan cepat, tepat, dan mudah
bagi masyarakat sekitar.
2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, perpustakaan harus bisa
menetapkan fungsinya dengan baik. Perpustakaan umum pada era informasi sekarang
ini mengarahkan pemikiran tentang fungsi perpustakaan umum yang semakin
kompleks. Secara umum fungsi perpustakaan umum menurut Hasugian (2009 : 82)
yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.


Penyimpanan
Pendidikan
Infomasi
Kultular
Fungsi rekreasi

Menurut Samosir (2004 : 8) fungsi perpustakaan yang tidak lepas dari sistem
pembelajaran sepanjang hayat berfungsi sebagai:
1. Pusat informasi, menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat
pemakai.
2. Preservasi kebudayaan, menyimpan dan menyediakan tulisan - tulisan tentang
kebudayaan masa lampau, kini dan sebagai pengembangan kebudayaan di
masa yang akan datang.
3. Pendidikan, mengembangkan dan menunjang pendidikan non formulir di luar
sekolah dan universitas dan sebagai pusat kebutuhan penelitian; dan
4. Rekreasi, dengan bahan-bahan bacaan yang bersifat hiburan perpustakaan
umum dapat digunakan oleh masyarakat pemakai untuk mengisi waktu luang.
Dari kedua teori di atas dapat dikatakan bahwa perpustakaan umum
merupakan pusat informasi dan sistem pembelajaran sepanjang hayat.


2.1.4 Peran Perpustakaan Umum
Peran perpustakaan umum sesungguhnya sangat strategis di tengah - tengah
masyarakat. Perpustakaan umum adalah Perpustakaan yang ada di bawah lembaga

8

Universitas Sumatera Utara

yang mengawasinya. Perpustakaan juga pusat informasi lokal dari semua jenis ilmu
pengetahuan dan informasi yang tersedia untuk para penggunanya.
Sebagaimana dikehendaki dalam UU No. 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan, Khususnya Pasal 4 Perpustakaan bertujuan memberikan layanankepada
pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan
pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Artinya ada 4 esensi tahapan
yang perlu dicermati dalam pencapaian tujuan perpustakaan, yaitu sebagai berikut :
1. Memberikan layanan kepada pemustaka, secara sederhana bagaimana
perpustakaan mampu mengundang pemustaka untuk hadir, memberikan apa
yang ia miliki atau koleksi bahan perpustakaan dengan kemudahan dan
kenyamanan.

2. Meningkatkan kegemaran membaca, diawali dari belajar membaca atau minat
membaca, berlanjut pada kebiasaan membaca, budaya membaca, dan pada
akhirnya membaca untuk belajar atau ketrampilan membaca. Misi sederhana
sebuah perpustakaan adalah bagaimana memberikan layanan, dan
memberdayakan koleksi bahan perpustakaan.
3. Memperluas wawasan dan pengetahuan, orang yang banyak baca banyak tahu,
yang tidak banyak baca sok tahu. Bahwa proses membaca itu sebenarnya
tidak ubahnya dengan proses ketika seseorang sedang berpikir dan bernalar
seperti mengingat, memahami, membedakan, membandingkan, menemukan,
menganalisis, mengorganisasi dan pada akhirnya menerapkan apa-apa yang
terkandung dalam bacaan.
4. Mencerdaskan kehidupan bangsa, kemampuan membaca pada akhirnya
memberikan kemampuan memaknai apa yang dibaca (literasi informasi)
sebagai indikasi kecerdasan pembacanya. Buku itu seharusnya bermoto “B 4 :
Buku, Buka, Baca, Bisa”. Artinya tatkala buku itu masih tetap cantik berarti
bukunya tidak laku, tidak pernah dipegang atau dibuka sehingga tidak
mempunyai nilai informasi. Buku adalah guru yang tidak pernah marah, siang
malam boleh dibuka, kapan saja untuk menjadikan pembaca dan
masyarakatnya cerdas, berujung pada muara menjadikan masyarakat
pembelajar.

Menurut Sutarno (2006: 68), peranan sebuah perpustakaan adalah bagian
tugas pokok yang harus dijalankan di dalam perpustakaan. Peranan tersebut
berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsi perpustakaan, peranan yang dapat
dijalankan oleh perpustakaan antara lain:
1. Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi, pendidikan,
penelitian, perservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta tempat
rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat.

9

Universitas Sumatera Utara

2. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang berfungsi
menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang
terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan pemakainya.
3. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan
mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara
penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.
4. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan
minat baca, dan budaya baca, kegemaran membaca, dan yang membutuhkan

sumber bacaan, dapat berkurang secara perlahan - lahan dan hilang
semangatnya.
5. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator
bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu
pengetahuannya dan pengalamannya.
6. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen
kebudayaan umat manusia. Sebab berbagai penemuan sejarah, pemikiran, dan
ilmu pengetahuan yang telah ditemukan pada masa lalu, yang direkam dalam
bentuk tulisan atau bentuk tertentu yang disimpan di perpustakaan.
7. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota
masyarakat dan pengunjung perpustakaan. Mereka dapat belajar secara
mandiri,
melakukan
penelitian,
menggali,
memanfaatkan
dan
mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan.
8. Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan
konsultasi kepada pemakai, dan pembinaan serta menanamkan pemahaman

tentang pentingnya perpustakaan bagi orang banyak.
9. Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan
pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang
tidak ternilai harganya.
10. Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran atau kemajuan masyarakat dilihat
dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan. Sebab masyarakat
yang sudah maju dapat ditandai dengan adanya perpustakaan yang maju pula,
sebaliknya masyarakat yang sedang berkembang biasanya belum memiliki
perpustakaan yang memadai representatif.
11. Secara tidak langsung, perpustakaan yang berfungsi dan telah dimanfaatkan
dengan sebaik - baiknya, dapat ikut berperan dalam mengurangi dan
mencegah kenakalan remaja seperti tawuran, penyalahgunaan obat - obat
terlarang, dan indispliner.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa perpustakaan umum dapat
berperan aktif sebagai fasilator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin
mencari,

memanfaatkan,

dan


mengembangkan

ilmu

pengetahuannya

dan

pengalamannya.

10

Universitas Sumatera Utara

2.2 Pengertian Membaca
Membaca adalah salah satu cara untuk menambah wawasan dan membaca
merupakan keigiatan yang dilakukan berdasarkan kemauan diri sendiri tanpa ada
paksaan dari orang lain.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 83), “membaca adalah

melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya
dalam hati”.
Farida Rahim (2005 : 3) menyatakan bahwa definisi membaca mencakup
antara lain ialah :
1. Membaca merupakan suatu proses, dimaksudkan informasi dari teks dan
pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama
dalam membentuk makna.
2. Membaca adalah strategis, pembaca yang efektif menggunakan
3. berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka
mengkonstruk makna ketika membaca.
4. Membaca merupakan interaktif, orang yang senang membaca suatu teks yang
bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang
dibaca seseorang harus mudah dipahami sehingga terjadi interaksi antara
pembaca dan teks.
Menurut Mulyati (2009 : 12), “membaca adalah : Keterampilan reseptif
bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah
dari keterampilan mendengarkan dan berbicara. Tetapi pada masyarakat yang
memiliki tradisi literasi yang telah berkembang, sering kali keterampilan membaca
dikembangkan secara terinregrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara”.
Dari teori di atas dapat dikatakan bahwa membaca merupakan suatu proses
untuk mendapatkan informasi maupun untuk menambah wawasan dan menambah
keterampilan.

2.2.1 Tujuan Membaca
Tujuan membaca adalah untuk memperoleh berbagai informasi dari bahan
bacaan itu sendiri, dapat merangsang kreativitas seseorang serta membuat wawasan
berpikir menjadi luas dan banyak memperoleh informasi baru.
11

Universitas Sumatera Utara

Mmenurut Damaiwati (2007:46) dalam kenyataannya terdapat 3 tujuan yang
lebih khusus, yaitu :
a. Membaca untuk kesenangan ( iseng-iseng saja ). Termasuk dalam kategori
ini misalnya membaca novel, surat kabar, majalah dan komik. Tujuan
membaca jenis ini sebagai Reading for pleasure, bacaan yang dijadikan
sebagai suatu kesenangan.
b. Membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti membaca buku-buku
pelajaran. Tujuan membaca jenis ini sebagai Reading for intellectual
profit.
c. Membaca untuk melakukan suatu pekerjaan. Misalnya, para mekanik,
membaca buku resep, dan lain-lain. Dalam hal ini, membaca mempunyai
tujuan Reading for work
Menurut Rahim (2008:11), adapun macam-macam tujuan membaca yaitu:
a. Kesenangan
b. Menyempurnakan membaca nyaring
c. Menggunakan strategi tertentu
d. Mempernaharui pengetahuannya tentang suatu topik
e. Mengaitkan informasi yang baru dengan informasi yang telah
diketahuinya
f. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis
g. Mengonfirmasikan atau menolak prediksi
h. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang
diperoleh dari suatu teks dalam cara lain dan mempelajari tentang struktur
teks
i. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik
Sesuai uraian di atas, tujuan membaca tidak hanya berfokus pada suatu tujuan
tetapi banyak sekali tujuan nya, bisa untuk memperoleh kesenangan, menambah
wawasan, mengetahui informasi-informasi yang sedang berkembang saat ini atau
hanya sekedar untuk melakukan suatu pekerjaaan.

2.2.2 Manfaat Membaca
Membaca sangat bermanfaat bagi seseorang, dengan membaca seseorang dapat
menambah wawasan ataupun mengetahui informasi yang sedang beredar di
masyarakat.
Kamah dkk (2002 : 6) menjabarkan manfaat membaca sebagai berikut :
1. Manfaat membaca bagi individu antara lain :

12

Universitas Sumatera Utara

a. Dapat merupakan cara untuk mendalami suatu masalah dengan mempelajari
sesuatu persoalan hingga dapat menambah pengetahuan yang berhubungan
dengan peningkatan kecakapan.
b. Dapat menambah pengetahuan umum tentang sesuatu persoalan.
c. Untuk mencari nilai-nilai hidup sebagai kepentingan pendidikan diri sendiri.
d. Untuk mengisi waktu luang dengan mengamati seni sastra ataupun cerita
cerita fiksi yang bermutu.
2. Manfaat bagi perkembangan masyarakat antara lain :
a. Meningkatkan pengetahuan umum masyarakat
b. Meningkatkan kecerdasan masyarakat sehingga mempunyai kemampuan
yang lebih besar untuk mengembangkan diri
c. Dapat digunakan sebagai media penerangan serta pengarahan terhadap
perkembangan masyarakat
d. Menumbuhkan sikap kritis sehingga mampu mengadakan koreksi mengenai
adanya hal-hal yang merugikan masyarakat
e. Sebagai media penyampaian gagasan-gagasan baru yang berguna untuk
meningkatkan perkembangan masyarakat.

Dari teori di atas dapat dikatakan bahwa agar dapat memenuhi tujuan dan
manfaat membaca yang ingin diperoleh itu, tentu saja membutuhkan sejumlah jenis
dan ragam buku agar kebutuhan dapat terpenuhi dan bisa tersalur secara tepat.

2.3 Minat Baca
2.3.1 Pengertian Minat Baca
Minat dan kebiasaan membaca merupakan keterampilan yang diperoleh
setelah seseorang dilahirkan. Dalam membaca kedudukan minat menduduki tingkat
terantas, karena tanpa minat seseorang akan sukar melakukun kegiatan membaca.
Menurut NS Sutarno (2006:27) menyatakan bahwa, “minat baca seseorang
dapatdiartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi orang tersebut kepada suatu
sumber bacaan tertentu”.
Menurut Baderi (2005:5) mendefinisikan, “minat baca sebagai keinginan
untuk mengetahui, memahami isi dari apa yang tertulis yang mereka baca”.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa minat baca merupakan
ketertarikan seseorang akan suatu bahan bacaan tanpa adanya paksaan dari orangn
lain, atas kemauan dirinya sendiri dan dapat dikembangkan sejak dini sehingga akan
tumbuh menjadi suatu kebiasaan dan masyarakat belajarpun dapat terwujud.
13

Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Tujuan Minat Baca
Menurut Kamah dkk (2002:7) tujuan minat baca dapat dibagi dua, yaitu :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum minat baca adalah untuk menciptakan masyarakat membaca
(reading society), menuju masyarakat belajar (learning society) dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk menciptakan Sumber
Daya Manusia (SDM ) yang berkualitas sebagai subyek pembangunan
Nasional menuju masyarakat madani.
2. Tujuan Khusus
a. Mewujudkan suatu sistem untuk menumbuh kembangkan minat baca
b. yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
c. Menyelenggarakan program untuk menumbuhkembangkan minat baca
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.
d. Menggerakkan dan menumbuhkembangkan minat baca semua lapisan
masyarakat.
e. Mengusahakan penyediaan berbagai jenis koleksi yang terjangkau dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat melalui Taman Bacaan
Masyarakat.

2.3.3 Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca
Damaiwati (2007:29) menyatakan bahwa yang menjadi factor penyebab
rendahnya minat baca adalah :
1. Televisi
Sungguh teramat memprihatinkan ketika proses pembelajaran di keluarga
sekarang ini didominasi hasil didikan televisi. Bahasa televisi yang singkat,
simpel dan memikat, membuat anak sering ketagihan dan menjadi malas
belajar. Orang yang kebanyakan menonton TV menjadi tidak suka membaca,
berfikirnya jadi linier, tidak kritis dan kreatif. Padahal membaca adalah kunci
untuk mendapat ilmu. Kunci untuk membangun sebuah peradaban.
2. Kultur Keluarga
Masyarakat kita lebih suka ‘ngobrol’ daripada memanfaatkan waktu luangnya
untuk membaca, Bercerita lebih umum dibandingkan membaca. Menurut para
pakar masyarakat, hal ini dikarenakan masyarakat kita masih bersifat
gemeinnschaft yaitu suatu masyarakat yang ‘kontak-kontak pribadinya masih
memegang peranan penting daripada kontak-kontak yang menggunakan
simbol. Bahasa tulis merupakan salah satu bentuk kontak yang menggunakan
simbol.
14

Universitas Sumatera Utara

Menurut Almasyari dan Djaja (2007 : 10-11) Rendahnya minat baca
disebabkan oleh banyak faktor diantaranya yaitu :
1. Kemiskinan
Sebagian besar masyarakat kita masih hidup dibawah garis kemiskinan,
indikatornya adalah pendapatan perkapita penduduk yang masih rendah.
Dengan pendapatan yang rendah, sulit untuk memenuhi beragamkebutuhan
pokok. Oleh karena itu, wajar apabila rakyat tidak memprioritaskan pembelian
buku. Daripada untuk membeli buku, uang yang mereka miliki lebih baik
dibelanjakan untuk kebutuhan hidup yang lain.
2. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang arti penting perpustakaan
Masyarakat kita masih memprioritaskan bagaimana mengatasi kemiskinan
dan kesulitan hidup. Masih terlalu sedikit masyarakat yang memiliki
kesadaran untuk membentuk perpustakaan dilingkungan keluarga
masingmasing. Hal ini tidak mengherankan karena budaya membaca telah
terdesak oleh budaya televisi. Anak-anak lebih betah tinggal di depan layar
televisi daripada harus membaca beberapa lembar buku, surat kabar, atau
buku cerita yang mereka miliki.
3. Minimnya peran serta swasta
Pembentukan perpustakaan jelas membutuhkan anggaran yang tidak kecil.
Untuk membuat tempat yang bisa dijadikan perpustakaan sajamemerlukan
biaya yang tidak kecil apalagi harus membeli beragam jenis bahan pustaka.
Belum lagi untuk menggaji karyawan yang diberi tugas menjaga dan
mengelola perpustakaan. Oleh karena itu, peran serta swasta perlu untuk
dibangkitkan agar mau menjalin kerja sama dengan institusi atau pengelola
perpustakaan. Swasta yang dimaksud bisa berasal dari perusahaan terdekat,
LSM, atau jaringan masyarakat kota yang telah sukses.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa hal itulah yang menyebabkan
membaca belum dijadikan sebagai suatu kebiasaan secara terus menerus dan
berkelanjutan yang pada akhirnya akan berakibat pada rendahnya budaya baca dalam
suatu masyarakat.
2.3.4 Faktor Pendorong Minat Baca
Faktor pendorong minat baca dilakukan dengan cara pembudayan kegemaran
membaca. Menurut Ilmu Perpustakaan dan Kode Etik Perpustakaan (2007 : 284),
Pembudayaan Kegemaran membaca adalah sebagai berikut:

15

Universitas Sumatera Utara

1. Pembudayaan kegemaran membaca dilakukan melalui gerakan nasional
gemar membaca.
2. Gerakan nasional gemar membaca sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan melibatkan
seluruh masyarakat.
3. Satuan pendidikan membina pembudayaan kegemaran membaca peserta didik
dengan memanfaatkan perpustakaan.
4. Perpustakaan wajib mendukung dan memasyarakatkan gerakan nasional
gemar membaca melalui penyediaan karya tulis, karya cetak, dan karya
rekam.
5. Untuk mewujudkan pembudayaan kegemaran membaca sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), perpustakaan bekerja sama dengan pemangku
kepentingan.
Menurut Fuad Hasan dalam Sutarno (2006:27), faktor yang menjadi
pendorong atas bangkitnya minat baca ialah:
1. Ketertarikan
2. Kegemaran
3. Hobi membaca, dan
4. Pendorong tumbuhnya kebiasaan membaca adalah kemauan dan kemampuan
membaca sedangkan kebiasaan membaca terpelihara dengan tersedianya
bahan bacaan yang baik, menarik, memadai, baik jenis, jumlah, maupun
mutunya. Inilah sebuah formula yang secara ringkas untuk mengembangkan
minat dan budaya baca. Dari rumusan konsepsi tersebut tersirat tentang
perlunya minat baca dibangkitkan sejak usia dini (kanakkanak).
Dari teori di atas dapat dikatakan bahwa minat membaca harus tumbuh dari
dalam diri sendiri dan didukung oleh fasilitas yang disediakan oleh pemerintah.
2.3.5 Upaya Menumbuhkan Minat Baca
Menumbuhkan minat membaca adalah suatu hal yang akan selalu
mengemuka, terutama pada kalangan pelajar. Dampak yang dirasakan saat ini,
membaca belum menjadi suatu budaya dalam diri siswa. Salah satu hal yang mungkin
bisa kita lakukan atau yang dapat dilakukan oleh kalangan pendidik terhadap anak
didiknya adalah memberi tugas membaca dan menulis isi dari buku yang mereka
baca, lalu memberikan penghargaan dari tugas mereka. Tujuannya adalah untuk
menumbuhkan budaya membaca.

16

Universitas Sumatera Utara

Menurut Masri Sareb Putra (2008 : 9 – 10) terdapat sembilan tahapan menuju
budaya baca sebagai berikut:
1. Tidak sengaja membaca, bisa dialami oleh siapa saja dan dimana saja. Ketika
sedang naik kendaraan, baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi,
mata kita tidak sengaja membaca tulisan. Baik iklan atau tulisan dikendaraan,
maupun tulisan di dinding. Bahkan, kalau truk di dekat kita, tulisan truk pasti
mencolok mata. Dari tulisan yang sopan, hingga tulisan yang seronok, hampir
selalu ada di truk. Misalnya, anak jalanan, kunanti cintamu, kutunggu
jandamu dan sebagainya. Dan kita tidak sengaja membacanya, tapi kebetulan
saja pada saat itu, mata kita terarah pada tulisan. Ini adalah tahap pertama
membaca, tidak sengaja, atau secara kebetulan.
2. Membolak-balik majalah dan buku secara acak, untuk menemukan topik yang
menarik, adalah awal yang baik menuju budaya baca. Kalau sudah
menemukan bagian yang dirasa menarik, maka akan dibaca sampai tuntas.
3. Membaca komik dan surat kabar, banyak orang tua dan pendidikan melarang
anak membaca komik. Alasannya, komik kurang mendidik. Pasti tidak semua
komik adalah bacaan yang buruk, bukankah masih bisa dipetik satu hikmah di
dalamnya, jangan melakukannya yang buruk! Kalau misalnya di dalam komik
itu masih terdapat lebih dari satu unsur baiknya, pasti bacaan itu sangat
berguna.
4. Buku pertama apa yang mulai baca, bukan sekedar dibolak balik. Tapi dibaca
sampai tuntas. Tak ada sepatah kata pun yang terlewati. Saya sendiri baru
membaca sebuah buku utuh waktu duduk di kelas satu SMA. Waktu itu
perpustakaan sekolah cukup lengkap menyediakan bacaan remaja. Meski
sudah 29 tahun berlalu, samapi sekarang saya masih ingat judul dan
pengarang buku pertama yang saya baca ialah Ali Topan Anak Jalanan
karangan Teguh Esha. Karena sangat menyukai dan sayang pada bacaan
pertama itu, saya sangat ingin memilikinya. Tahun 2003, dalam sebuah
perjalanan libur ke bali, kami sekeluarga istirahat di banyuwangi. Di salah
satu kota indah perbatasan antara Jatim dan Bali ini, terdapat restoran,
sekaligus gerai Vision 03. Tak menyia-nyiakan kesempatan, saya membeli
buku pertama yang saya baca itu sebagai monumen. Meski puluhan tahun lalu
pernah membacanya sampai tuntas, saya ingin mengulang membacanya lagi.
Tidak merasa bosan, bacaan itu saya baca lagi sampai tamat.
5. Bacaan tertentu, orang hanya mau dan menyukai bacaan itu saja. Misalnya,
komik saja, atau novel saja. Bahkan, hanya menyukai jenis bacaan komik saja,
bisa jadi seseorang fanatik pada pengarang tertentu. Menyukai novel, hanya
suka pengarang tertentu. Kalau anak anda, atau bahkan anda sendiri demikian,
jangan cemas. Teruskan saja membaca! Menyukai bacaan tertentu, suatu saat
akan beralih ke bacaan yang lain.
6. Pengembangan secara umumnya, kutu buku tidak akan berhenti membaca dan
mengelana. Kalau sudah menemukan hiburan dalam buku, yang lain akan
ditinggalkan. Waktu untuk menonton TV akan semakin berkurang.

17

Universitas Sumatera Utara

7. Bacaan yang lebih luas, seseorang merasa tidak puas hanya dengan membaca
jenis bacaan tertentu. Ia mulai merasa haus buku. Tidak hanya ia menemukan
di dalam buku informasi yang penting buatnya, ia juga menemukan hiburan.
Dari awal mula membaca novel, ia memperluas bacaannya ke buku-buku
serius, misalnya buku informasi atau buku how to.
8. Mencari buku sendiri, seseorang tidak lagi menunggu. Kalau tidak tersedia di
perpustakaan pribadi di rumah, ia mencarinya keluar ke perpustakaan lain.
Kalau tidak ada di sana, ia mencarinya ke toko buku. Mencari buku sendiri
ini, menimbulkan bukan saja kesenangan, tapi juga kebanggaan. Biasanya,
pada tahapan ini seseorang yang sudah memiliki perpustakaan pribadi.
Koleksi pribadinya sudah cukup banyak, setelah sekian lama membeli dan
mengoleksi. Setiap bulan, sudah ada pos pembelian buku yang jumlahnya
bervariasi. Tentu tidak semua orang pada tahapan ini bisa menyamai penulis
dan signer seperti Andrias Harefa atau Eduard Depari yang sebulan
menghabiskan Rp 2 juta hanya untuk membeli buku, satu bulan, satu buku,
sudah cukup memadai. Sekian tahun mencari buku sendiri. Anda akan
mengumpulkan puluhan atau bahkan ratusan buku. Saya mencapai tahapan ini
kira-kira enam tahun lalu saat memasuki usia 40 tahun. Sejak itu, saya rutin
membeli buku. Sebab buku yang saya beli itu pasti memnghasilkan lebih dari
biaya yang dikeluarkan. Kalau tidak diulas dan ditulis menjadi resensi setelah
dibaca, buku itu menjadi referensi saya menulis. Kini koleksi buku pribadi
saya baru 3 ribu judul.
9. Tidak hanya gemar membaca, orang yang sudah mencapai tahap puncak
membaca ini juga ingin menuangkan perolehannya dari membaca ke dalam
tulisan. Seseorang yang banyak membaca, kepalanya serasa pecah karena
berjejal begitu banyak pengetahuan dan informasi. Ia ingin menumpahkan
semuanya itu ke dalam tulisan. Maka tidak ada penulis yang tidak suka
membaca. Setiap penulis adalah kutu buku. Tidak mudah meniti jalan menuju
puncak membaca. Namun, kalau ada kemauan. Manfaat membaca sebenarnya
dirasakan dalam waktu tidak terlalu lama. Seseorang yang ketika ujian wacana
misalnya, kalau tidak bisa membaca, akan lama mengenalisis. Tapi orang
yang suka membaca, akan cepat terbiasa, karena neoron (syarafnya) akan
terbiasa bekerja.
Menurut Darmono (2007 : 220) adapun peran yang harus dijalankan oleh
perpustakaan dalam usaha menumbuhkan minat dan budaya baca sebagai berikut :
1. Memilih bahan bacaan yang menarik bagi pengguna perpustakaan.Memilih
bahan bacaan sangatlah perlu. Perlunya memilih bahan bacaan tersebut
dikarenakan adanya suatu hubungan antara bahan bacaan dengan si pembaca,
misalnya ada di dalam buku bacaan karakter atau peran yang jelas, dan ada
juga bab yang pendek dan singkat.
2. Menganjurkan berbagai cara penyajian pelajaran dikaitkan dengan tugas-tugas
di perpustakaan.
18

Universitas Sumatera Utara

3. Memberikan berbagai kemudahan dalam mendapatkan bacaan yang menarik
untuk pengguna perpustakaan.
4. Memberikan kebebasan membaca secara leluasa kepada pemakai
perpustakaan. Hal ini dimaksudkan untuk memotivasi anak dalam mencari
dan menemukan sendiri bacaan yang sesuai dengan minatnya.
5. Perpustakaan perlu dikelola dengan baik agar pemakai merasa betah dan
kerasan berkunjung ke perpustakaan.
6. Perpustakaan perlu melakukan berbagai promosi kepada masyarakat berkaitan
dengan pemanfaatan perpustakaan dan berkaitan dengan peningkatan minat
dan kegemaran membaca siswa.
7. Menanamkan kesadaran dalam diri pemakai perpustakaan bahwa membaca
sangat penting dalam kehidupan, terutama dalam mencapai keberhasilan
sekolah.
8. Melakukan berbagai kegiatan seperti lomba minat dan kegemaran membaca.
Lomba ini bisa dilakukan oleh perpustakaan sekolah. Lomba minat baca
sudah merupakan kegiatan yang selalu dilaksanakaan.
9. Memberikan penghargaan kepada siswa yang paling banyak meminjam buku
di perpustakaan dalam kurun waktu tertentu.
10. Membantu peserta didik memperjelas dan memperluas pengetahuan pada
setiap bidang studi. Keberadaan dan tujuan perpustakaan sekolah harus
terintegrasi dengan seluruh kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu,
perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai laboratorium ringan yang sesuai
dengan tujuan yang terdapat di dalam kurikulum.
11. Mengembangkan minat dan budaya membaca yang menuju kebiasaan belajar
mandiri.
Setelah tahap-tahap tersebut dapat di lalui dengan baik, maka pada diri
seseorang tersebut mulai terbentuk adanya suatu budaya baca. Sebuah budaya baca
memberikan corak warna, yang tergambarkan dalam pola, sikap, perilaku, seperti
bagaimana cara pandang dan respon dalam kehidupan sehari-hari yang apa adanya.
2.4 Budaya Membaca
Perkembangan budaya baca dalam masyarakat tidak berpedoman pada
keinginan masyarakat akan suatu bahan bacaan tetapi mudahnya akses untuk
mendapatkan bahan bacaan serta tersedianya bahan-bahan bacaan agar terpenuhi
kebutuhan masyarakat.
Menurut NS Sutarno (2006 : 27) mengemukakan bahwa, “budaya baca adalah
suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara
teratur dan berkelanjutan. Seorang yang mempunyai budaya baca adalah bahwa orang
19

Universitas Sumatera Utara

tersebut telah terbiasa dan berproses dalam waktu yang lama di dalam hidupnya
selalu menggunakan sebagian waktunya untuk membaca.
Menurut Siregar (2004:93) menyatakan bahwa, “budaya baca atau kebiasaan
membaca sudah merupakan suatu keharusan praktis (practical necessity) dalam dunia
modern. Membaca sebagai aktivitas pribadi pada umumnya telah menjadi suatu
kebutuhan pada masyarakat di negara-negara maju, tetapi tidak demikian halnya pada
masyarakat di negara-negara berkembang seperti Indonesia”.
Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa budaya membaca atau
kebiasaan membaca didukung penuh oleh pemerintah maupun tokoh masyarakat dan
agama sehingga membaca dapat menjadi aktivitas sehari-hari.

2.5 Faktor Penyebab Budaya Gemar Membaca Rendah
Memang benar minat budaya baca masyarakat masih tergolong rendah dan
yang harus dilakukan adalah mencari apa penyebab rendahnya minat dan budaya
gemar mrmbaca tersebut.
Mmenurut NS Sutarno (2006: 257- 258), rendahnya minat dan budaya baca
masyarakat terjadi pada kelompok masyarakat yang menghadapi beberapa
keterbatasan seperti:
a. Akses informasi dari dan ke perpustakan
Keterbatasan akses informasi dari perpustakaan disebabkan beberapa hal
seperti kurangnya sosialisasi dan pemasyarakatan, publikasi melalui
brosusr, tempat perpustakaan yang kurang strategis dan terbatasnya
kegiatan perpustakaan yang dapat diketahui atau diikuti oleh masyarakat.
b. Tingkat pendidikannya masyarakat yang masih berada di bawah standar.
Kita paham betul bahwa pemakai perpustakaan adalah mereka yang
berkecimpung dengan dunia informasi dan ilmu pengetahuan, oleh sebab
itu masyarakat yang tingkat pendidikannya masih relatif terbatas, dan
kondisi lingkungannya kurang mendukung, maka tingkat keterkaitan dan
kebutuhannya terhadap laynan perpustakaan juga belum optimal.
c. Kondisi sosial ekonominya pada umumnya kurang menguntungkan.
Untuk sebagian anggota masyarakat yang secara kebetulan kondisi sosial
ekonominya belum beuntung, maka perhatian untuk membeli atau
memiliki buku kurang. Jadi kebiasaannya membaca di rumah juga
terbatas, karena di rumah sedikit bahkan jarang membaca, maka minan
untuk ke perpustakaan untuk membaca juga berkurang.
d. Layanan perpustakaan kepada kemasyarakat yang belum merata.

20

Universitas Sumatera Utara

Layanan yang belum merata juga banyak penyebabnya, sementara untuk
memperoleh layanan tersebut masyarakat juga harus aktif, misalnya dating
ke perpustakaan.
e. Apresiasi dan respon masyarakat juga masih perlu ditingkatkan.
Pada dasarnya apresiasi dan respon masyarakat terhadap perpustakaan
berkaitan erat dengan kebiasaan membaca, tingkat pendidikan, dan
kondisi serta lingkungannya. Manakala semua itu belum menunjang, maka
dapat berakibat terhadap apresiasi dan respon masyarakat.
NS Sutarno (2006 : 259 - 260) juga menyatakan bahwa minat dan budaya
gemar bacanya sudah baik dan menggembirakan berlangsung pada kelompok
masyarakat tertentu, antara lain:
1. Masyarakat Terpelajar
Mereka karena aktifitas kesehariannya harus berhubungan dengan buku
dan bahan bacaan lain untuk melengkapi dan mendukung agar tugas-tugas
belajarnya berhasil dengan baik.
2. Tingkat kesadaran tentang pentingnya perpustakaan telah meningkat.
Dengan demikian maka mereka dengan sendirinya akan aktif berkunjung
ke perpustakaan untuk membaca, belajar dan melakukan kegiatan ilmiah
lainnya.
3. Masyarakat memiliki akses dan informasi ke perpustakaan mudah.
Akses ke perpustakaan yang dapat diperoleh dengan mudah, maka minat
dan keinginan untuk ke perpustakaan bertambah, apalagi setelah
menyadari bahwa perpustakaan memberikan sesuatu yang berguna
baginya, baik dalam belajar, bekerja, mengembangkan ilmu pengetahuan,
maupun mencari hiburan.
4. Mereka yang kondisi sosial ekonominya lebih beruntung.
Kebanyakan anggota masyarakat yang makin maju dan kebutuhan dasar
hidupnya sudah tidak menjadi masalah maka mereka mencari sesuatu lain.
Perpustakaan yang dapat memberikan dan melayani mereka, tentu
merupakan salah satu hal yang menarik, sehingga masyarakat akan tertarik
serta mendapat respon yang positif.
5. Jangkauan layanan perpustakaan memadai.
Sebuah perpustakaan yang ada di tengah-tengah masyarakat dengan
lingkungan yang terbatas dapat dijangkau dengan mudah, tetapi pada sisi
yang lain masih ada masyarakat yang relative jauh atau sulit dijangkau
oleh layanan perpustakaan. Maka perlu diupayakan peningkatan layanan,
misalnya dengan unit perpustakaan keliling atau mengembangkan
perpustakaan cabang, layanan paket dan layanan lain sejauh
memungkinkan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa budaya baca di masyarakat
tidak dapat berkembang secara instan tetapi membutuhkan proses, kesabaran, usaha
21

Universitas Sumatera Utara

dan waktu yang tidak singkat serta dilakukan secara terus-menerus sampai budaya
bacapun dapat terwujud di masyarakat.

22

Universitas Sumatera Utara