strategi pembudayaan kegemaran membaca pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

(1)

LAMPIRAN

Layanan Umum/Baca Badan Perpustakaan Arsip, dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

Layanan Referensi Badan Perpustakaan Arsip, dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara


(2)

Layanan Anak Badan Perpustakaan Arsip, dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

Layanan Remaja Badan Perpustakaan Arsip, dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara


(3)

Layanan Deposit Badan Perpustakaan Arsip, dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

Layanan Multimedia Badan Perpustakaan Arsip, dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara


(4)

Layanan Perpustakaan Keliling Badan Perpustakaan Arsip, dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara


(5)

Layana Referensi Badan Perpustakaan Arsip, dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Almasyari, Abdul Kharis. Djaja,Wahyudi. 2007. Maju Dengan Membaca. Klaten: Cempaka Putih.

Baderi , Athaillah. Teknik Pemasyarakatan Perpustakaan dan Pembinaan Minat Baca, (Bahan Diklat Tenaga Penyuluh Minat dan Gemar Membaca, 2005). Diakses Tgl 18 April 2014

Damaiwati, Elly. 2007. Karena Buku Senikmat Susu. Solo : Indiva Media Kreasi. Darmono. 2007. Perpustakaan Sekolah : Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja. Jakara:

Grasindo.

Hasugian, Jonner. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan : USU Press.

Kamah, Idris,dkk. 2002. Pedoman Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

Putra, R. Masri Sareb. 2008. Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini. Jakarta: PT INDEKS.

Mulyati, Sudjono. 2009, Buku Panduan SMAN 55 Jakarta. Jakarta : SMAN 55 Jakarta.

NS Sutarno. 2006. Perpustakaan Dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto.

Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara . 2005. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.

Samosir, Zurni Zahara. 2005. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Mahasiswa

Menggunakan Perpustakaan USU. Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi. Volume 1. No.1. Juni 2005: 30.

Sjhrial-Pamuntjak, Rusina. 2000. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta : Djambatan.


(7)

Siregar, A. Ridwan. 2004. Perpustakaan: Energi Pembangunan Bangsa. Medan : USU Press.

Sulistyo-Basuki.a1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sutarno. 2006. Pepustakaan dan Masyarakat. Ed. Revisi. Jakarta : IKAPI

Zen. 2006. Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Profesi dan Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.

http://opac.perpusnas.go.id/uploaded_files/dokumen_isi/Monograf/GRAND%20DES IGN%20P

EMBUDAYAAN%20KEGEMARAN%20MEMBACA_001.pdf. Rabu, 22 Januari 2016. 22.30 Wib.


(8)

23 BAB III

STRATEGI PEMBUDAYAAN KEGEMARAN MEMBACA PADA BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI

PROVINSI SUMATERA UTARA

3.1 Sejarah Singkat BPAD Provinsi Sumatera Utara

Pada awalnya BPAD Sumatera Utara bernama Perpustakaan Negara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan berdiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan RI No.09103/S/1956 tanggal 23 Mei 1956. Sesuai dengan perubahan sistem pemerintahan sehingga pada 23 Juni 1978 nama perpustakaan Negara berubah menjadi Perpustakaan Wilayah melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0199/0/1978. Pada saat ini Kepala Perpustakaan Wilayah dijabat oleh pejabat eselon IV/A. Berselang kurun waktu lebih kurang 10 tahun terjadi lagi perubahan terhadap Perpustakaan di seluruh Indonesia termasuk di Sumatera Utara sehingga lahir nama baru bagi Perpustakaan Wilayah dengan sebutan Perpustakaan Daerah Sumatera Utara berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres ) nomor 11 tahun 1989 tepatnya tanggal 8 Maret 1989dan Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 001/ORG/9/1990 tanggal 21September 1990.

Melalui Keppres Nomor 50 tahun 1997 tanggal 29 Desember 1997dan Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI nomor 44 Tahun 1998 tanggal 23 Juli 1998 kembali berubah menjadi Perpustakaan Daerah sampai pada diberlakukannya Otonomi Daerah. Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah, Lembaga Perpustakaan dan Arsip Daerah bernama Badan Perpustakaan, Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun2001 tanggal 31 Juli 2001. Namun sejak diberlakukannya Perda Nomor 8 tahun 2008 bertambah fungsi perpustakaan dan Arsip dengan tugas baru yang secara filosofis merupakan satu induk keilmuan yaitu melakukaan pengelolaan dokumentasi sehingga akhirnya


(9)

24

bernama Badan Perpustakaan,Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara (BPAD).

3.2 Visi dan Misi BPAD Provinsi Sumatera Utara 3.2.1 Visi

Visi dari Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara adalah: “Menjadi Lembaga Pembina dan Pengembang Perpustakaan dan Dokumentasi yang Profesional”.

3.2.2 Misi

Misi dari pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara adalah:

1. Mengumpulkan dan menyelamatkan karya cetak, karya rekam,karya tulis dan naskah-naskah / dokumen sebagai hasil karya budaya bangsa.

2. Meningkatkan promosi gemar budaya baca dan masyarakat sadar arsip.

3. Meningkatkan pelayanan bagi pemustaka, pengguna arsip yang berbasis teknologi informasi guna mendukung kegiatan menulis, meneliti,berdiskusi dan wisata baca. 4. Meningkatkan pembinaan dan pengembangan semua jenis perpustakaan dan

kearsipan pada instansi pemerintah, BUMD, Swasta dan masyarakat

5. Mendorong pengembangan kualitas sumber daya manusia guna mendukung tata pemerintahan yang baik.

3.3 Struktur Orgaisasi BPAD Provinsi Sumatera Utara

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/ keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.


(10)

25

Berikut ini adalah gambar struktur organisasi BPAD Provinsi Sumatera Utara: Gambar 1: Struktur organisasi BPAD Provinsi Sumatera Utara

Sumber: www.bpadprovsu.blogspot.co.id KA. BADAN Ferlin H. Nainggolan SH

KELOMPO K FUNGSIO

SEKRETARIS

Dra. Nurjani.M.Si

SUB BAGIAN UMUM

PLT. John L.

SUBAG. KEUANGAN

Taufik Hidayat, S.Sos., M.SI SUBAG. PROGRAM

Suriadi, S.Sos., M.Si

KABID. LAYANAN Perputakaan KABID. PENG. BAHAN PUSTAKA & DEPOSIT KABID. PEMBINAAN SDM & KABID. DAERAH SUMATERA KASUBID. PENGOLAHAN ARSIP KASUBID. KELEMBAGA AN KASUBUID. PENGA. KASUBID. LAYANAN KASUBID. LAYANAN & KASUBID. SDM KASUBID. DEPOSIT KASUBID. TI Welly Karman Siregar,


(11)

26 3.4 Koleksi BPAD Provinsi Sumatera Utara

Jumlah koleksi pada BPAD Provinsi Sumatera Utara sebanyak 79.543 judul, dan koleksi tersebut termasuk untuk pendidikan menengah. Berikut ini adalah tabel koleki BPAD Provinsi Sumatera Utara:

Tabel 1: Jumlah Koleksi BPAD Provinsi Sumatera Utara tahun 2015

No. Kelas Jumlah Judul Jumlah Eksemplar

000 4.067 11.411

100 4.132 11.541

200 8.892 21.061

300 9.911 23.099

400 4.596 12.469

500 5.140 13.557

600 12.748 28.773

700 4.046 11.369

800 5.613 14.503

900 3.970 11.217

Referensi 2.395 12.857

LTPS (Layanan Terpadu Perpustakaan Sekolah)

7.432 17.874

Keliling 5.241 13.482

Brailer 1.360 1.360

Jumlah 79.543 204.573

Sumber : Buku Tahunan Badan Perpustakaan Arsip, dan Dolumentasi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015


(12)

27

Jumlah anggota BPAD Provisnsi Sumatera Utara pada tahun 2015 sebanyak 2.538 orang, dengan rincian seperti tabel di bawah ini:

Tabel 2: Jumlah anggota BPAD Provinsi Sumatera Utara tahun 2015

Sumber : Buku tahunan Badan Perpustakaan Arsip, dan Dolumentasi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015

Jumlah anggota BPAD Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2016 dari bulan Januari sampai bulan Mei adalah sebanyak 1.887 orang, dengan rincian seperti tabel di bawah ini:

Tabel 3: Jumlah anggota BPAD Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2016 (Januari-Mei)

Bulan Pelajar Mahasiswa Umum Jumlah

PerBulan

Januari 42 44 10 96

Februari 28 97 17 142

Maret 63 202 40 305

April 100 243 27 370

Mei 41 193 29 263

Juni 21 84 17 122

Juli 6 33 11 50

Agustus 61 45 22 126

September 45 115 40 200

Oktober 74 263 38 379

November 72 194 33 299

Desember 44 119 25 186

Jumlah anggota dalam satu Tahun 2.538


(13)

28

Sumber : Buku Tahunan Badan Perpustakaan Arsip, dan Dolumentasi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

3.6 Pengunjung BPAD Provinsi Sumatera Utara

Jumlah rata-rata pengunjung BPAD Provinsi Sumatera Utara per-bulan selama satu tahun terakhir:

Tabel 4: Jumlah pengunjung BPAD Provinsi Sumatera Utara tahun 2015

No Bulan Jumlah Per-Bulan

1 Januari 5.238

2 Februari 6.358

3 Maret 7.253

4 April 6.598

5 Mei 7.856

6 Juni 5.632

7 Juli 4.985

8 Agustus 5.236

9 September 7.658

10 Oktober 6.856

Januari 33 180 42 255

Februari 75 282 34 391

Maret 109 387 36 532

April 60 385 43 488


(14)

29

11 November 8.652

12 Desember 7.961

Jumlah satu tahun 80.283

Sumber : Buku tahunan Badan Perpustakaan Arsip, dan Dolumentasi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015

3.7 Tujuan dan Sasaran BPAD Provinsi Sumatera Utara

BPAD Provinsi Sumatera Utara memiliki tujuan untuk menjadikan minat membaca menjadi budaya membaca bagi masyarakat dan memajukan pendidikan serta meningkatkan minat baca masyarakat di perkotaan maupun pedesaan, dengan sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kebiasaan membaca menjadi budaya baca sehingga membaca merupakan kegiatan utama dalam proses belajar mengajar.

b. Tingkat kecerdasan pengetahuan dan wawasan masyarakat meningkat sehingga mampu bersaing di era global dan pasar bebas (Global Vilage)

Menurut Kamah dkk (2002:7), pembudayaan kegemaran membaca memiliki dua tujuan yaitu:

1) Tujuan Umum

Tujuan umum pembudaya kegemaran membaca adalah untuk menciptakan masyarakat membaca (Reading Society) menuju masyarakat belajar (Learning Society) dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sebagai subjek pembangunan nasional menuju masyarakat madani berbasis pengetahuan.

2) Tujuan Khusus

a) Mewujudkan suatu sistem untuk menumbuhkembangkan budaya kegemaran membaca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat b) Menyelenggarakan program untuk menumbuhkembangkan budaya

kegemaran membaca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan


(15)

30

c) Menggerakkan dan menumbuhkembangkan budaya kegemaran membaca semua lapisan masyarakat

d) Mengusahakan penyediaan berbagai jenis koleksi yang terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat melalui perpustakaan umum dan taman bacaan masyarakat

3.8 Strategi Pembudayaan Kegemaran Membaca Pada BPAD Provinsi Sumatera Utara

Strategi pemberdayaan dan peningkatan layanan perpustakaan sehingga dapat lebih mendorong terwujudnya minat baca. Untuk itu hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:

1. Meningkatkan kualitas dan profesionalitas pengelola perpustakaan; Pengelola perpustakaan menjadi kunci untuk majunya perpustakaan sehingga mereka harus ditingkatkan baik dalam kuantitas maupun kualitas/profesionalitasnya. Dengan pengelola yang berkualitas diharapkan gerak maju pemberdayaan dan peningkatan pengelolaan perpustakaan akan semakin dinamis dan aspiratif dalam memenuhi harapan para pemustaka/pengguna. Secara sederhana profesional dapat diartikan sebagai suatu kemempuan dan keterampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan menurut bidang dan tingkatan masing-masing. Hasil dari pekerjaan yang dilaksanakan itu bila ditinjau dari segala segi telah sesuai dengan porsi, objektif, serta bersifat terus menerus dalam kondisi dan situasi yang bagaimanapun serta dalam jangka waktu penyelesaian yang relatif singkat. Demikian sempurnanya hasil pekerjaan itu, disamping pelayanan dan perilaku yang diberikannya, menyebabkan sulitnya pihak lain untuk mencari celanya. Personil yang semacam itu di dalam organisasi disebut tenaga profesional. Karena banyak syarat-syarat seorang pustakawan yang bisa dikatakan sudah profesional, maka dibutuhkan tambahan ilmu pengetahuan, misalnya mengenai teknologi yang mengarah pada komputerisasi dan sejenisnya, perlu keterampilan juga perlu diperhatikan mentalitas dari sumber daya manusianya, sikap mental


(16)

31

terkendali terpuji. Jadi yang dikatakan dengan tenaga profesional itu adalah tenaga yang benar-benar memiliki keahlian dan keterampilan serta sikap mental terkendali terpuji, juga dapat menjamin bahwa segala sesuatunya dari perbuatan dan pekerjaannya berada dalam kondisi yang terbaik dari penilaian semua pihak. Pada BPAD Provinsi Sumatera Utara dalam meningkatkan kualitas dan profesionalitas pengelola perpustakaan atau pegawai perpustakaan dengan mengikuti seminar pustakawan dan mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kinerja, pengetahuan dan profesional pustakawan.

2. Meningkatkan sarana prasarana perpustakaan; Sarana dan prasarana perpustakaan meskipun hanya merupakan faktor penunjang, namun peran dan fungsinya sangat strategis dalam mendukung kualitas layanan yang dibutuhkan para pemustaka. Dewasa ini sarana dan prasarana perpustakaan ini mestinya juga termasuk sarana prasarana layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi. Dengan demikian dapat memudahkan pemustaka dalam memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan. Sarana dan prasarana perpustakaan yang representatif dan nyaman akan membuat para pemustaka untuk selalu tertarik dan merasa nyaman serta merasa bahwa di perpustakaanlah kebutuhan pengembangan diri dapat dipenuhi.

BPAD Provinsi Sumatera Utara memberikan sarana dan prasarana kepada pengguna yaitu : dengan adanya layanan yang maksimal kepada masyarakat dengan sarana ruangan yang nyaman bagi pengguna, menyediakan teknologi dan internet untuk pengguna yang ingin mencari informasi lebih luas lagi, dan BPAD Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2015 melakukan renovasi ruangan dan berbagai fasilitas lainnya. Dan renovasi masih di lakukan sampai sekarang, itu adalah sarana yang di berikan BPAD Provinsi Sumatera Utara kepada masyarakat dan pengguna agar pengguna lebih tertarik dan lebih merasa nyaman lagi berkunjung ke perpustakaan.

3. Meningkatkan koleksi perpustakaan; Koleksi perpustakaan merupakan “nyawa” perpustakaan, baik koleksi yang tercetak maupun non cetak termasuk digital. Karena dengan koleksi perpustakaan tersebut akan mempengaruhi maju


(17)

32

mundurnya perpustakaan. Perpustakaan dengan koleksi yang dapat memenuhi kebutuhan para penggunanya, maka perpustakaan tersebut akan selalu mendapat tempat di hati mereka. Sebaliknya perpustakaan dengan koleksi bahan pustakanya sangat terbatas dan tidak mengikuti perkembangan akan semakin ditinggalkan penggunanya sehingga kemunduranlah yang akan ditemui. Meningkatkan koleksi perpustakaan ini tidak mesti hanya melalui pembelian, namun juga dilakukan dengan kerjasama dengan berbagai pihak yang memungkinkan untuk bertambahnya dan lengkapnya koleksi perpustakaan. Badan Perpustakaan Arsip, dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara memiliki koleksi yang cukup banyak yaitu 204.573 eksemplar (sumber : buku tahunan BPAD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015) dari bahan tercetak sampai bahan koleksi non tercetak, dan koleksi mereka juga banyak di sumbangkan kepada sekolah-sekolah , agar taraf pengetahuan dan koleksi yang standar di sekolah dapat diterima oleh siswa maupun guru . Koleksi di dalam perpustakaan BPAD Provinsi Sumatera Utara juga menyediakan koleksi yang dibutuhkan oleh masyarakat Provinsi Sumatera Utara, kebutuhan informasi masyarakat Provinsi Sumatera Utara memang cukup banyak, untuk memenuhi itu semua pustakawan BPAD Provinsi Sumatera Utara mengadakan angket data buku yang dibutuhkan oleh masyarakat.

4. Mengadakan promosi perpustakaan; Promosi perpustakaan merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh pengelola perpustakaan. Dengan promosi yang dilakukan, masyarakat dapat mengetahui tentang keberadaan perpustakaan dengan berbagai nilai tambah yang dapat diperoleh dari perpustakaan tersebut, sehingga dapat menarik dan mendorong masyarakat/pengguna. Promosi adalah pelayanan mengenalkan seluruh aktivitas yang ada di perpustakaan agar diketahui oleh khalayak umum. Promosi perpustakaan pada dasarnya merupakan forum pertukaran informasi antara lembaga dan pemustaka dengan tujuan utama memberikan informasi tentang produk atau jasa yang disediakan oleh perpustakaan sekaligus membujuk pemustaka untuk berkreasi terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Hasil dari promosi adalah tumbuhnya kesadaran


(18)

33

sampai tindakan untuk memanfaatakanya. Tujuan promosi adalah aktivitas memperkenalkan perpustakaan dari segi fasilitas, koleksi, jenis layanan, dan manfaat yang dapat diperoleh oleh setiap pemakai. Secara lebih terperinci, tujuan promosi perpustakaan adalah untuk memperkenalkan fungsi perpustakaan kepada masyarakat, mendorong minat baca masyarakat agar menggunakan koleksi perpustakaan semaksimalnya dan menambah jumlah orang yang membaca, memperkenalkan pelayanan dan jasa perpustakaan. Adapun metode memamerkan jasa perpustakaan berupa : nama dan logo, poster dan panflet, pameran, ceramah, iklan, brosur, poster, map khusus perpustakaan, pembatas buku, dan lain-lain. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam promosi ini antara lain attention/perhatian, action/tindakan, interest/ketertarikan,satisfy/kepuasan, dan desire/keinginan.

BPAD Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan perkenalan perpustakaan kepada masyarakat dengan cara melakukan promosi yang membuat masyarakat lebih tertarik lagi untuk berkunjung ke perpustakaan. Promosi yang di lakukan BPAD Provinsi Sumatera Utara yaitu dengan melakukan publikasi melalui radio, leaflet dan cendramata seperti: kaos, tas, grabah, payung, pulpen, dan melakukan kunjungan kesekolah-sekolah. Kegiatan promosi ini dilakukan setiap tahun.

5. Membangun kerjasama antar perpustakaan; Menyadari akan keterbatasan suatu perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi sangat beragam, maka membangun kerjasama perpustakaan merupakan langkah yang tepat untuk dilaksanakan. Dengan kemajuan dan perkembangan teknologi informasi, maka membangun kerjasama antar perpustakaan akan lebih mudah dan efisien. Tentu dalam membangun kerjasama ini perlu disepakati bersama dari segi/aspek apa yang perlu dikerjasamakan, mengingat kemungkinan perbedaan yang dimiliki beberapa perpustakaan. Pada prinsipnya kerjasama ini dibangun untuk mempermudah masyarakat mengakses informasi yang dibutuhkannya. BPAD Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai lembaga Pembina yang membina kerjasama antara perpustakaan yang sebagai pelaksana baik perpustakaan kota dan


(19)

34

kabupaten di mana Pembina dan pelaksana membangun kerjasama yang baik dalam memperoleh hasil yang baik bagi masyarakat dengan saling menyumbang koleksi terbaru yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam memperoleh informasi.

6. Meningkatkan variasi layanan; Layanan perpustakaan di zaman sekarang ini tidak terbatas pada layanan membaca atau memperoleh informasi, namun dapat diperkaya dengan kegiatan yang bersifat edukatif lainnya seperti lomba sinopsis, lomba mendongeng/bercerita, temu anggota/forum komunikasi anggota perpustakaan, termasuk inter library loan (layanan pinjam paket), serta layanan penunjang lainnya seperti layanan rekreatif sehingga dapat membuat betah dan nyaman bagi pengunjung.

BPAD Provinsi Sumatera Utara juga mempunyai variasi layanan seperti layanan anak dan layanan remaja. Layanan anak yaitu semua koleksi bahan bacaan disana berdasarkan standar anak balita , koleksi kebanyakan berbentuk gambar dan tulisan warna-warni , dan juga diadakannya storytelling pada anak-anak untuk mengembangkan imajinasi anak dan mengembangkan daya tangkap mereka. Layanan remaja yaitu layanan yang koleksinya terdiri dari komik dan novel standar pelajar, yang dapat meningkatkan daya berbahasa tinggi dan daya imajinasi remaja akan dapat ditingkatkan dari koleksi tersebut. Layanan referensi adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan di perpustakaan yang khusus melayankan/menyajikan koleksi referensi kepada para pemakai/pengunjung perpustakaan. Layanan referensi merupakan salah satu jasa perpustakaan yang disediakan bagi pengguna untuk menemukan informasi yang dibutuhkannya. Layanan Digital yang berisikan layanan komputer kepada pengguna dalam mencari koleksi dan mencari informasi yang lebih pada perpustakaan BPAD . Layanan Deposit yang berisikan koleksi bahan pustakan sejarah daerah dan profil daerah pada Provinsi Sumatera Utara. Layanan Perpustakaan Terpadu Perpustakaan Sekolah, layanan ini merupakan sarana yang membantu pelaksanaan kegiatan perpustakaan sekolah untuuk memberikan layanan koleksi bahan bahan pustaka


(20)

35

kepada murid dan guru di sekolah. Layanan Perpustakaan Keliling, layanan ini menggunakan mobil, agar daerah-daerah terpencil dapat dijangkau dan sumber informasi dapat secara merata di sampikan kepada semua masyarakat.

7. Dukungan anggaran; Untuk mewujudkan layanan yang optimal seperti yang diharapkan tentu membutuhkan dana, meskipun dengan dana tersebut tidak serta merta dapat mewujudkan impian yang diharapkan. Dengan demikian kebutuhan dana untuk pengembangan perpustakaan secara proporsional mutlak untuk diupayakan sehingga perpustakaan dapat meningkatkan kualitas layanannya dalam rangka mendorong minat baca masyarakat sehingga dapat menunjang upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

BPAD Provinsi Sumatera Utara dengan kebutuhan dana dalam memperoleh anggaran dari pemerintah untuk pengembangan perpustakaan secara proposional untuk diupayakan, sehingga perpustakaan dapat meningkatkan kualitas layanannya dalam rangka mendorong minat baca masyarakat sehingga dapat menunjang upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

3.8.1 Sarana Pembudayaan Kegemaran Membaca BPAD Provinsi Sumatera Utara

Sarana yang dimiliki BPAD Provinsi Sumatera Utara dalam rangka pembudayaan kegemaran membaca masyarakat yaitu:

1. Perpustakaan keliling

Merupakan perpustakaan yang bergerak membawa bahan pustaka baik berupa buku maupun non buku, untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat lainnya yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan merata ke semua daerah, maka perpustakaan umum harus tetap melakukan pelayanan ekstensinya kepada masyarakat. Perpustakaan keliling sebagai perluasan layanan perpustakaan umum mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

a. Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap, karena di lokasi tersebut belum terdapat gedung perpustakaan.


(21)

36

b. Melayani masyarakat yang oleh situasi dan kondisi tertentu tidak dapat datang atau mencapai perpustakaan menetap, misalnya karena sedang di rawat di rumah sakit, menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan, berada di panti asuhan atau rumah jompo dan lain sebagainya.

c. Mempromosikan layanan perpustakaan umum kepada masyarakat yang belum pernah mengenal perpustakaan.

d. Memberikan layanan yang bersifat sementara sampai di tempat tersebut didirikan gedung perpustakaan umum menetap.

e. Sebagai sarana untuk membantu menemukan lokasi yang tepat untuk membangun perpustakaan menetap, atau perpustakaan umum yang akan direncanakan untuk dibangun.

f. Menggantikan fungsi perpustakaan menetap apabila situasi tertentu memungkinkan didirikan perpustakaan menetap di tempat tersebut.

g. Melakukan tugas–tugas kepustakawan, seperti : mendata/membuat koleksi secara berkala, satu sampai dua bulan sekali, agar pengunjung tidak bosan dan membuat laporan kegiatan baik bulanan, tribulanan dan tahunan.

Perpustakaan keliling pada bada BPAD Provinsi sumatera Utara menggunakan sistem terbuka (open access), sehingga hasil penelusuran koleksi juga menggunakan sistem terbuka artinya pengunjung atau pemakai jasa perpustakaan keliling bisa langsung ke rak-rak koleksi buku yang ada di dalam mobil perpustakaan keliling untuk mencari koleksi yang dibutuhkan. Pengunjung juga bisa menelusuri koleksi yang ada dengan melihat melalui kartu katalog atau melalui personal computer (PC) yang telah disediakan pada mobil perpustakaan keliling tersebut. Bahan koleksi yang di berikan perpustakaan keliling BPAD Provinsi Sumatera Utara adalah bahan koleksi tercetak seperti: buku, surat kabar, majalah, buletin, pamflet, dan sejenisnya. Khusus untuk buku dapat dikelompokan ke dalam buku sirkulasi, yaitu buku yang dipinjamkan kepada anggota perpustakaan untuk dibawa pulang, dan buku referensi, yaitu buku yang hanya dapat dibaca di perpustakaan keliling saja, misalnya : ensiklopedi, kamus, direktori, buku tahunan, buku


(22)

37

pedoman/panduan/petunjuk.bahan koleksi. Pemilihan koleksi yang di berikan tahun terbit koleksi dipilih yang paling baru, atau paling tidak satu atau dua tahun terakhir dari edisi tertentu.

2. LTPS (Layanan Terpadu Perpustakaan Sekolah)

LTPS (Layanan Terpadu Perpustakaan Sekolah) merupakan salah satu bagian tugas dari Badan Perpustakaan Arsip, dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara yang mempunyai merupakan salah satu sarana yang membantu pelaksanaan kegiatan perpustakaan sekolah untuk memberikan layanan koleksi bahan pustaka kepada murid dan guru di sekolah.

a. Memberikan pemerataan pelayanan perpustakaan kepada sekolah-sekolah yang menjadi peserta layanan

b. Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan informasi/bahan pustaka bagi nurid dan guru di sekolah.

c. Meningkatkan minat dan kebiasaan membaca serta menegmbangkan cinta buku kepada siswa dan guru.

d. Menunjang pelaksanaan sistem nasional perpustakaan sekolah yang efektif dan efisien, sehingga dapat ditingkatkan.

e. Layanan Terpadu Perpustakaan Sekolah (LTPS) sebagai sarana penunjang perpustakaan sekolah dalam melayani kebutuhan bahan pustaka bagi murid dan guru yag mengacu pada pola pikir satu sekolah satu perpustakaan.

f. Memberikan bantuan layanan perpustakaan kepada semua anggota layanan g. Menyediakan berbagai jenis koleksi bahan pustaka yang dapat menunjang

program pendidikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku serta disesuaikan dengan kondisi daerah tempat sekolah bermukim

h. Membantu mengembangkan bakat, minat, kebiasaan siswa dan guru

i. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa dan guru untuk belajar dan menambah wawasan pengetahuan

j. Layanan Terpadu Perpustakaan Sekolah (LTPS) merupakan tempat memperoleh bahan bacaan rekreasi yang sehat melalui buku bacaan fiksi.


(23)

38

BPAD Provinsi Sumatera Utara juga memberikan layanan terpadu perpustakaan k sekolah ke setiap sekolah-sekolah dalam memperkenalkan perpustakan sebagai tempat yang mempunyai banyak informasi yang dibutuhkan oleh siswa, yang menyediakan berbagai jenis koleksi bahan pustaka yang dapat menunjang program pendidikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku serta di sesuaikan dengan kondisi tempat sekolah berada. BPAD Provinsi Sumatera Utara juga memberikan bantuan berbagai buku.

3. SDM yang dimiliki Pustakawan dalam mendukung kegiatan pembudayaan kegemaran membaca.

Sumberdaya manusia yang dimiliki oleh Badan Perpustakaan Arsip, dan Dokumentasi juga sangat berpengaruh penting dalam pengembangan kebudayaan minat baca masyarakat, sehingga pustakawan yang baik haruslah :

a. Sumberdaya manusia harus memiliki intelektual, potensi dan keahlian dalam bidang perpustakaan, agar sebua perpustkaan berjalan dengan baik dan optimal, dan pustakawan dapat bekerja secara profesional.

b. Dalam bidang pengembanagn kebudayaan minat baca, pustakawan juga harus mempunyai banyak intelektual dan pengetahuan, pengembangan intelektual tersebut dalam ditambahkan dengan mengadakan seminar, rapat ataupun penyuluhan kepada pustakawan dalam mengembangkan ilmu mengenai perpustakaan.

c. Dalam bidang Tekhnologi Informasi (komputer, internet, dll.) Seorang pustakawan harus update informasi, maksudnya disini adalah seorang pustakawan haruslah paham tentang kemajuan dan perkembangan teknologi informasi, dengan cara inilah seorang pustakawan mengayomi, mengajak dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat dalam mengembangkan kebudayaan minat baca, dan juga dapat dilakukannya perlombaan , yakni berupa lomba penulisan karya ilmiah, dan perlombaan penulisan cerpen berbasis internet. Sumber daya manusia sangat penting dalam menunjang berjalannya suatu lembaga perpustakaan yang lebih baik lagi, BPAD Provinsi Sumatera Utara


(24)

39

mengupayakan agar terlaksanakan sumber daya manusia dengan cara seorang pustakawan harus update informasi sehingga menunjang perkembangan teknologi dan informasi, dan mengikuti pelatihan kepustakawanan sehingga pustakawan dapat mengayomi dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat daklam mengembangkan minat baca.

4. Menyediakan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Menyediakan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat juga berpengaruh dalam meningkatkan kebudayaan minat baca masyarakat, karena setiap individu mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda, jadi dari sinilah kita meningkatkan koleksi pada perpustakaan, jadi kebutuhan masyarakat akan informasi semua tersedia di perpustakaan, dari sini masyarakat akan tertarik untuk mengunjungi perpustakaan . BPAD Provinsi Sumatera Utara melakukan cara yang tepat agar koleksi perpustakaan tepat sasaran ataupun dibutuhkan oleh masyarakat adalah dilakukannya survei ataupun memberikan angket data buku yang ingin ditambahkan atau pun digunakan oleh setiap pengunjung. Jadi dari sini semua koleksi perpustakaan terpakai sesuai kebutuhan masyarakat.

5. Storytelling yang dilakukan pustakawan BPAD Provinsi Sumatera Utara.

Story telling dilakukan kepada anak-anak. Dimana storytelling sangat berpengaruh terhadap kecerdasan anak dan daya ingin tahu seorang anak. Dengan diadakannya storytelling seorang anak yang tidak mengerti membaca , namun dia dapat melihat gambar, setelah dia mendengarkan cerita dari pustakawan, daya ingin tahunya mengenai buku semakin meningkat, maka sejak dini dia sudah mengenal buku dan dari sini juga kita memberikan kebiasaan kepada anak dalam mengembangkan kebudayaan minat baca sejak dini.

BPAD Provinsi Sumatera Utara melakukan story telling yang dilakukan kepada anak- anak yang berkunjung ke perpustakaan tersebut dengan diadakannya story telling kepada anak yang belum mengerti membaca, namun anak dapat melihat gambar di saat dia mendengarkan cerita dari pustakawan.


(25)

40

3.8.2 Program Peningkatan Minat Baca Pada BPAD Provinsi Sumatera Utara Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan dilaksanakan oleh BPAD Sumatera Utara untuk meningkatkan minat baca pertahunnya dengan mengadakan beberapa kegiatan yaitu:

1. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan

Tabel 5: Kegiatan Supervisi/pembinaan/stimulasi kepada semua jenis perpustakaan.

No Sasaran Bantuan Jumlah Kegiatan

1 Perpustakaan Umum:

Kabupaten/Kota 33 Kab/Kota Diklat perpustakaan dan bantuan buku

Kecamatan 50 kecamatan Diklat perpustakaan dan bantuan buku

Desa/Kelurahan 1009

Desa/Kelurahan

Diklat perpustakaan dan bantuan buku

2 Perpustakaan Khusus:

Perpustakaan DPRD Sumut

1 Perpustakaan Diklat perpustakaan dan bantuan buku

Perpustakaan Kejaksaan Sumut

1 Perpustakaan Diklat perpustakaan dan bantuan buku

Perpustakaan Polda Sumut

1 Perpustakaan Diklat perpustakaan dan bantuan buku

Perpustakaan Kavaleri 1 Perpustakaan Diklat perpustakaan dan bantuan buku

Perpustakaan Lantamal 1 Perpustakaan Diklat perpustakaan dan bantuan buku

Perpustakaan LP Anak 1 Perpustakaan Diklat perpustakaan dan bantuan buku

Perpustakaan PWI Sumut

1 Perpustakaan Diklat perpustakaan dan bantuan buku

Perpustakaan Pramuka 1 Perpustakaan Diklat perpustakaan dan bantuan buku

Perpustakaan Inspektorat

1 Perpustakaan Diklat perpustakaan dan bantuan buku

Perpustakaan Dharmawanita SU

1 Perpustakaan Diklat perpustakaan dan bantuan buku


(26)

41

bantuan buku

Perpustakaan Brimob 1 Perpustakaan Diklat perpustakaan dan bantuan buku

Perpustakaan Dispenda Provsu

1 Perpustakaan Diklat perpustakaan dan bantuan buku

Perpustakaan LP Dewasa

1 Perpustakaan Diklat perpustakaan dan bantuan buku

Perpustakaan BPK Perwakilan

1 Perpustakaan Diklat perpustakaan dan bantuan buku

3 Perpustakaan Sekolah / Madrasah

94 Perpustakaan sekolah

LTPS (Layanan Terpadu Pada Sekolah) dan Bantuan Buku

4 Perpustakaan Perguruan Tinggi

8 Perpustakaan Perguruan Tinggi

Diklat perpustakaan dan bantuan buku

5 Perpustakaan Masyarakat

40 Perpustakaan TBM

Diklat perpustakaan dan bantuan buku

6 Perpustakaan Rumah Ibadah:

Diklat perpustakaan dan bantuan buku

Perpustakaan Masjid 25 Perpustakaan Masjid

Diklat perpustakaan dan bantuan buku

Perpustakaan Gereja 1 Perpustakaan Gereja

Diklat perpustakaan dan bantuan buku

7 Perpustakaan Puskesmas

1 Perpustakaan Puskesmas

Diklat perpustakaan dan bantuan buku

8 Perpustakaan RSUD 1 Perpustakaan RSUD

Diklat perpustakaan dan bantuan buku

Sumber : Buku Tahunan Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara 8


(27)

42 2. Rapat Koordinasi dengan Kabupaten/Kota

Untuk membahas bagaimana program perpustakaann yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya dan membuat program untuk tahun ke depannya dalam rangka untuk membudayakan kegemaran membaca, maka BPAD Provinsi Sumatera Utara mengadakan rapat Koordinasi dengan Kabupaten/Kota. Dalam hal ini BPAD Provinsi Sumatera Utara beserta dengan Perpustakaan Umum tingkat Kabupaten/Kota akan membahas seluruh permasalahan mengenai kegiatan pembudayaan kegemaran membaca.

3. Gelar Buku, Budaya dan Teknologi

Untuk menumbuhkembangkan minat dan budaya baca perlu stimulus dan rangsangan yang mendorong ke arah yang positif dan pada gilirannya, perlahan akan terciptnya masyarakat yang peduli akan pentingnya informasi. Penyediaan sarana dan prasarana yang murah dan berkualitas diharapkan dapat dicapai. Gelar Buku dan Budaya Teknologi ini bertujuan untuk mengembangan minat baca masyarakat dan memasyarakatkan perpustakaan sebagai penyedia sarana dan prasarana pengembangan budaya baca. Adapun yang menjadi sasaran kegiatan ini antara lain;

a. Para pelajar dari berbagai tingkatan dan jurusan di Kota Medan b. Para mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta c. Para komunitas baca Tulis Sumatera Utara

d. Para Pemerhati, para penerbit dan toko buku serta perusahaan yang bergerak di dunia pendidikan serta masyarakat umum yang berpartisipasi aktif terhadap baca tulis.

Untuk menunjang program Gelar Buku dan Teknologi serta Minat Baca juga diselenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan dimaksud sebagai berikut;

a. Lomba Mewarnai Tingkat Taman Kanak-Kanak b. Lomba Bercerita Tingkat Sekolah Dasar


(28)

43

c. Lomba Pidato Bahasa Indonesia Tingkat SMP/MTS d. Lomba Pidato Bahasa Inggris Tingkat SMU/SMK/MA

4. Promosi gemar membaca dalam satu tahun

Tabel 6: Promosi gemar membaca pada BPAD Provinsi Sumatera Utara

3.9 Faktor Pendukung dan Penghambat Peningkatan Minat Baca Pada BPAD Provinsi Sumatera Utara

3.9.1 Faktor Pendukung

No Nama Jumlah

1 Sosialisasi Gemar Membaca 2 kali/Tahun

2 Pameran Perpustakaan 2 kali/Tahun

3 Publikasi:

- Radio Setiap Tahun

- Leaflet Setiap Tahun

- Cendramata (kaos, tas, grabah, payung, pulpen) Setiap Tahun

4 Bimbingan Pemustaka 10 kali/Tahun

5 Penyelenggaraan Lomba:

- Lomba Perpustakaan dan Kepustakawanan 14 kali/Tahun

- Lomba Minat Baca 10 kali/Tahun

6 Seminar, Talkshow, Workshop dan Lokakarya 15 kali/Tahun

7 Bedah Buku 5 kali/Tahun

8 Pengadaan Koleksi Untuk Perpustakaan Sekolah

- SD (29 sekolah) 3 kali/Tahun

- SMP (36 Sekolah) 3 kali/Tahun


(29)

44

Ada beberapa faktor pendukung peningkatan minat baca pada BPAD Provinsi Sumatera Utara, Yaitu:

a. BPAD Provinsi Sumatera Utara menyediakan Layanan Audio Visual, Layanan Anak, dan Layanan Internet yang dapat mempengaruhi pengunjung untuk datang dan membaca koleksi yang ada di BPAD Provinsi Sumatera Utara.

b. BPAD Provinsi Sumatera Utara memiliki tempat yang strategis, sehingga mudah di jangkau oleh masyarakat.

c. BPAD Provinsi Sumatera Utara memiliki ruangan baca yang nyaman.

d. BPAD Provinsi Sumatera Utara menyediakan perpustakaan keliling ke setiap kabupaten, sehingga membantu masyarakat dalam mencari bahan bacaan ataupun informasi yang dibutuhkannya.

Selain hal-hal di atas, pustakawan BPAD Provinsi Sumatera Utara juga melakukan beberapa kegiatan untuk mendukung kegiatan peningkatan minat dan kegemaran membaca pada masyarakat, yaitu:

a. Pengembangan koleksi perpustakaan, yaitu mengusulkan kepada kepala BPAD Provimsi Sumatera Utara untuk mengadakan buku dan bahan pustaka lain yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Provinsi Sumatera Utara.

b. Peningkatan pengenalan koleksi perpustakaan, yaitu mengadakan pengenalan perpustakaan kepada masyarakat dan menyelenggarakan pameran buku.

c. Peningkatan pelayanan perpustakaan, yaitu dengan memperpanjang jam kerja pada bagian pelayanan dengan menambah jam kerja pustakawan yaitu hari Sabtu dan Minggu.

d. Pembinaan dan peningkatan kerja pustakawan, yaitu mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kinerja pustakawan.

3.9.2 Faktor Penghambat

Berikut ini adalah beberapa faktor penghambat peningkatan minat baca pada BPAD Provinsi Sumatera Utara:


(30)

45

a. Kurangnya kesadaran masyarakat akan informasi yang diperoleh dengan cara membaca.

b. Banyaknya hiburan dari televisi maupun permainan yang ada di lingkungan sekitar yang menyebabkan tinggalnya budaya membaca.

c. Penyalahgunaan teknologi informasi. Sebenarnya teknologi informasi menyediakan begitu banyak informasi, akan tetapi pada saat ini masyarakat belum menggunakannya secara maksimal, kebanyakan masyarakat masih menggunakan teknologi informasi untuk mencari hiburan semata, baik permainan maupun medsos (media sosial) dan hiburan berupa audio dan video.

d. Minimnya anggaran dari pemerintah untuk mendukung kegiatan peningkatan minat baca masyarakat.

e. Pustakawan BPAD Provinsi Sumatera Utara mengalami kesulitan dalam melakukan kerja sama dengan pustakawan sekolah dikarenakan pustakawan sekolah adalah seorang pengajar dan tidak memiliki latar belakang pendidikan perpustakaan.


(31)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, maka penulis memberikan kesimpulan yaitu :

1. Berdasarkan misi perpustakaan BPAD Provinsi Sumatera Utara yaitu meningkatkan pelayanan bagi pemustaka, pengguna arsip yang berbasis teknologi informasi guna mendukung kegiatan menulis, meneliti, berdiskusi dan wisata baca maka perpustakaan BPAD Provinsi Sumatera Utara menjadi tempat untuk meningkatkan kebiasaan membaca menjadi budaya baca sehingga membaca merupakan kegiatan utama dalam proses belajar mengajar untuk memajukan pendidikan.

2. Agar terdorongnya minat baca, strategi yang digunakan yakni meningkatkan profesionalitas pengelola perpustakaan, meningkatkan sarana prasarana, mengadakan promosi perpustakaan, meningkatkan variasi layanan, serta dukungan anggaran.

3. Sarana dan Prasarana yang diberikan oleh BPAD Provinsi Sumatera Utara yaitu perpustakaan keliling, LTPS, SDM pustakawan, dan storytelling. Informasi yang didapatkan oleh masyarakat lebih merata baik diperkotaan maupun didesa, karena dengan sarana dan prasarana yang berjalan dengan baik maka visi dan misi BPAD Provinsi Sumatera Utara dapat tercapai dengan baik dan tepat sasaran.

4. Program kerja yang dilakukan oleh BPAD Provinsi Sumatera Utara yaitu pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan, rapat koordinasi dengan kabupaten/kota, gelar buku, budaya, dan teknologi dan promosi gemar membaca dalam satu tahun. Dengan program kerja yang baik ini BPAD Provinsi Sumatera Utara dapat menumbuhkembangkan minat dan budaya baca perlu stimulus dan ransangan yang mendorong kearah yang positif dan


(32)

pada gilirannya, perlahan akan terciptanya masyarakat yang peduli akan pentingnya informasi.

5. Dengan faktor pendukung dan penghambat dalam strategi pembudayaan kegemaran membaca pada BPAD Provinsi Sumatera Utara yakni faktor pendukung tersedianya berbagai layanan, peningkatan pengenalan koleksi perpustakaan,pembinaan dan kinerja pustakawan, serta yang menjadi faktor penghambat yakni kurangnya kesadaran masyarakat akan informasi, banyaknya hiburan dan penyalahgunaan teknologi informasi serta minimnya anggaran dari pemerintah untuk mendukung kegiatan peningkatan minat baca masyarakat.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis memberikan beberapa saran di bawah ini, yaitu:

1. Pemerintah sebagai penanggung jawab kebijakan hendaknya membuat kebijakan yang lebih serius dalam mencermati masalah masyarakat terkait minat membaca. Dengan membangun infrastruktur yang layak digunakan sebagai sarana baca bagi masyarakat agar masyarakat lebih tertarik membaca, yang pada akhirnya akan terbentuk masyarakat gemar membaca.

2. Pihak pengelola BPAD Provinsi Sumatera Utara yang berperan sebagai komponen utama dalam kegiatan BPAD Provinsi Sumatera Utara, dimana perkembangan dan pembinaan serta pemberdayaan perpustakaan banyak ditentukan oleh kemampuan tenaga pengelolanya, maka pengelolanya harus mengadakan lebih banyak lagi kegiatan yang mempengaruhi masyarakat untuk membaca. Kegiatan yang dapat dilakukan yaitu:

a. Lebih sering mengadakan kegiatan yang melibatkan banyak masyarakat, seperti mengadakan perlombaan yang mengandung pendidikan, mempromosikan apa pentingnya membaca sehingga masyarakat mau berkunjung ke BPAD Provinsi Sumatera Utara. b. Meningkatkan pelayanan di BPAD Provinsi Sumatera Utara yang


(33)

c. Membangun kerjasama yang lebih intens dengan berbagai kalangan, seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, pemerintahan dan juga dengan masyarakat luas.


(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan Umum

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan pusat informasi bagi masyarakat. Melalui perpustakaan umum masyarakat akan mendapat layanan informasi dengan mudah, murah, dan cepat, terutama hal-hal yang terkait dengan aktifitas masyarakat. Perpustakaan umum sering diibaratkan sebagai universitas rakyat, karena perpustakaan umum menyediakan semua jenis koleksi bahan pustaka dari berbagai jenis disiplin ilmu.

Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000 : 3), “perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetetakan serta bahan lain untuk kepentingan masyarakat umum”.

Menurut Zen (2006 : 30), “perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status social, agama, suku, pendidikan, dan sebagainya”.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menghimpun berbagai jenis sumber informasi yang didanai oleh masyarakat dan memberikan pelayanan kepada setiap lapisan masyarakat tanpa memandang adanya perbedaan seperti latar belakang, status sosial, pendidikan, agama, usia, dan sebagainya.


(35)

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum mempunyai tujuan yang ingin di capai seperti halnya dengan perpustakaan lainnya. Menurut Zen (2006 : 31), tujuan perpustakaan umum adalah :

1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan.

2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyedian bahan pustaka dan informasi.

4. Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

Menurut Sulistyo-Basuki (1993 : 46), perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama, yaitu :

1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.

2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini sering disebut sebagai fungsi pendidikan perpustakaan umum, lebih tepat disebut sebagai pendidikan berkesinambungan ataupun pendidikan seumur hidup.

4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa perpustakaan umum bertujuan untuk mengembangkan minat baca dan manyediakan sumber informasi bagi


(36)

masyarakat umum untuk membaca bahan pustaka dengan cepat, tepat, dan mudah bagi masyarakat sekitar.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, perpustakaan harus bisa menetapkan fungsinya dengan baik. Perpustakaan umum pada era informasi sekarang ini mengarahkan pemikiran tentang fungsi perpustakaan umum yang semakin

kompleks. Secara umum fungsi perpustakaan umum menurut Hasugian (2009 : 82) yaitu:

1. Penyimpanan 2. Pendidikan 3. Infomasi 4. Kultular

5. Fungsi rekreasi

Menurut Samosir (2004 : 8) fungsi perpustakaan yang tidak lepas dari sistem pembelajaran sepanjang hayat berfungsi sebagai:

1. Pusat informasi, menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat pemakai.

2. Preservasi kebudayaan, menyimpan dan menyediakan tulisan - tulisan tentang kebudayaan masa lampau, kini dan sebagai pengembangan kebudayaan di masa yang akan datang.

3. Pendidikan, mengembangkan dan menunjang pendidikan non formulir di luar sekolah dan universitas dan sebagai pusat kebutuhan penelitian; dan

4. Rekreasi, dengan bahan-bahan bacaan yang bersifat hiburan perpustakaan umum dapat digunakan oleh masyarakat pemakai untuk mengisi waktu luang. Dari kedua teori di atas dapat dikatakan bahwa perpustakaan umum merupakan pusat informasi dan sistem pembelajaran sepanjang hayat.

2.1.4 Peran Perpustakaan Umum

Peran perpustakaan umum sesungguhnya sangat strategis di tengah - tengah masyarakat. Perpustakaan umum adalah Perpustakaan yang ada di bawah lembaga


(37)

yang mengawasinya. Perpustakaan juga pusat informasi lokal dari semua jenis ilmu pengetahuan dan informasi yang tersedia untuk para penggunanya.

Sebagaimana dikehendaki dalam UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, Khususnya Pasal 4 Perpustakaan bertujuan memberikan layanankepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Artinya ada 4 esensi tahapan yang perlu dicermati dalam pencapaian tujuan perpustakaan, yaitu sebagai berikut :

1. Memberikan layanan kepada pemustaka, secara sederhana bagaimana perpustakaan mampu mengundang pemustaka untuk hadir, memberikan apa yang ia miliki atau koleksi bahan perpustakaan dengan kemudahan dan kenyamanan.

2. Meningkatkan kegemaran membaca, diawali dari belajar membaca atau minat membaca, berlanjut pada kebiasaan membaca, budaya membaca, dan pada akhirnya membaca untuk belajar atau ketrampilan membaca. Misi sederhana sebuah perpustakaan adalah bagaimana memberikan layanan, dan memberdayakan koleksi bahan perpustakaan.

3. Memperluas wawasan dan pengetahuan, orang yang banyak baca banyak tahu, yang tidak banyak baca sok tahu. Bahwa proses membaca itu sebenarnya tidak ubahnya dengan proses ketika seseorang sedang berpikir dan bernalar seperti mengingat, memahami, membedakan, membandingkan, menemukan, menganalisis, mengorganisasi dan pada akhirnya menerapkan apa-apa yang terkandung dalam bacaan.

4. Mencerdaskan kehidupan bangsa, kemampuan membaca pada akhirnya memberikan kemampuan memaknai apa yang dibaca (literasi informasi) sebagai indikasi kecerdasan pembacanya. Buku itu seharusnya bermoto “B 4 : Buku, Buka, Baca, Bisa”. Artinya tatkala buku itu masih tetap cantik berarti bukunya tidak laku, tidak pernah dipegang atau dibuka sehingga tidak mempunyai nilai informasi. Buku adalah guru yang tidak pernah marah, siang malam boleh dibuka, kapan saja untuk menjadikan pembaca dan masyarakatnya cerdas, berujung pada muara menjadikan masyarakat pembelajar.

Menurut Sutarno (2006: 68), peranan sebuah perpustakaan adalah bagian tugas pokok yang harus dijalankan di dalam perpustakaan. Peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsi perpustakaan, peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan antara lain:

1. Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi, pendidikan, penelitian, perservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat.


(38)

2. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan pemakainya.

3. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.

4. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, dan budaya baca, kegemaran membaca, dan yang membutuhkan sumber bacaan, dapat berkurang secara perlahan - lahan dan hilang semangatnya.

5. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuannya dan pengalamannya.

6. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan umat manusia. Sebab berbagai penemuan sejarah, pemikiran, dan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan pada masa lalu, yang direkam dalam bentuk tulisan atau bentuk tertentu yang disimpan di perpustakaan.

7. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan. Mereka dapat belajar secara mandiri, melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan.

8. Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai, dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya perpustakaan bagi orang banyak.

9. Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang tidak ternilai harganya.

10.Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran atau kemajuan masyarakat dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan. Sebab masyarakat yang sudah maju dapat ditandai dengan adanya perpustakaan yang maju pula, sebaliknya masyarakat yang sedang berkembang biasanya belum memiliki perpustakaan yang memadai representatif.

11.Secara tidak langsung, perpustakaan yang berfungsi dan telah dimanfaatkan dengan sebaik - baiknya, dapat ikut berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan remaja seperti tawuran, penyalahgunaan obat - obat terlarang, dan indispliner.

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa perpustakaan umum dapat berperan aktif sebagai fasilator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuannya dan pengalamannya.


(39)

2.2 Pengertian Membaca

Membaca adalah salah satu cara untuk menambah wawasan dan membaca merupakan keigiatan yang dilakukan berdasarkan kemauan diri sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 83), “membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati”.

Farida Rahim (2005 : 3) menyatakan bahwa definisi membaca mencakup antara lain ialah :

1. Membaca merupakan suatu proses, dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna.

2. Membaca adalah strategis, pembaca yang efektif menggunakan

3. berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengkonstruk makna ketika membaca.

4. Membaca merupakan interaktif, orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks.

Menurut Mulyati (2009 : 12), “membaca adalah : Keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengarkan dan berbicara. Tetapi pada masyarakat yang memiliki tradisi literasi yang telah berkembang, sering kali keterampilan membaca dikembangkan secara terinregrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara”.

Dari teori di atas dapat dikatakan bahwa membaca merupakan suatu proses untuk mendapatkan informasi maupun untuk menambah wawasan dan menambah keterampilan.

2.2.1 Tujuan Membaca

Tujuan membaca adalah untuk memperoleh berbagai informasi dari bahan bacaan itu sendiri, dapat merangsang kreativitas seseorang serta membuat wawasan berpikir menjadi luas dan banyak memperoleh informasi baru.


(40)

Mmenurut Damaiwati (2007:46) dalam kenyataannya terdapat 3 tujuan yang lebih khusus, yaitu :

a. Membaca untuk kesenangan ( iseng-iseng saja ). Termasuk dalam kategori ini misalnya membaca novel, surat kabar, majalah dan komik. Tujuan membaca jenis ini sebagai Reading for pleasure, bacaan yang dijadikan sebagai suatu kesenangan.

b. Membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti membaca buku-buku pelajaran. Tujuan membaca jenis ini sebagai Reading for intellectual profit.

c. Membaca untuk melakukan suatu pekerjaan. Misalnya, para mekanik, membaca buku resep, dan lain-lain. Dalam hal ini, membaca mempunyai tujuan Reading for work

Menurut Rahim (2008:11), adapun macam-macam tujuan membaca yaitu: a. Kesenangan

b. Menyempurnakan membaca nyaring c. Menggunakan strategi tertentu

d. Mempernaharui pengetahuannya tentang suatu topik

e. Mengaitkan informasi yang baru dengan informasi yang telah diketahuinya

f. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis g. Mengonfirmasikan atau menolak prediksi

h. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam cara lain dan mempelajari tentang struktur teks

i. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik

Sesuai uraian di atas, tujuan membaca tidak hanya berfokus pada suatu tujuan tetapi banyak sekali tujuan nya, bisa untuk memperoleh kesenangan, menambah wawasan, mengetahui informasi-informasi yang sedang berkembang saat ini atau hanya sekedar untuk melakukan suatu pekerjaaan.

2.2.2 Manfaat Membaca

Membaca sangat bermanfaat bagi seseorang, dengan membaca seseorang dapat menambah wawasan ataupun mengetahui informasi yang sedang beredar di masyarakat.

Kamah dkk (2002 : 6) menjabarkan manfaat membacasebagai berikut : 1. Manfaat membaca bagi individu antara lain :


(41)

a. Dapat merupakan cara untuk mendalami suatu masalah dengan mempelajari sesuatu persoalan hingga dapat menambah pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan kecakapan.

b. Dapat menambah pengetahuan umum tentang sesuatu persoalan.

c. Untuk mencari nilai-nilai hidup sebagai kepentingan pendidikan diri sendiri. d. Untuk mengisi waktu luang dengan mengamati seni sastra ataupun cerita

cerita fiksi yang bermutu.

2. Manfaat bagi perkembangan masyarakat antara lain : a. Meningkatkan pengetahuan umum masyarakat

b. Meningkatkan kecerdasan masyarakat sehingga mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk mengembangkan diri

c. Dapat digunakan sebagai media penerangan serta pengarahan terhadap perkembangan masyarakat

d. Menumbuhkan sikap kritis sehingga mampu mengadakan koreksi mengenai adanya hal-hal yang merugikan masyarakat

e. Sebagai media penyampaian gagasan-gagasan baru yang berguna untuk meningkatkan perkembangan masyarakat.

Dari teori di atas dapat dikatakan bahwa agar dapat memenuhi tujuan dan manfaat membaca yang ingin diperoleh itu, tentu saja membutuhkan sejumlah jenis dan ragam buku agar kebutuhan dapat terpenuhi dan bisa tersalur secara tepat.

2.3 Minat Baca

2.3.1 Pengertian Minat Baca

Minat dan kebiasaan membaca merupakan keterampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan. Dalam membaca kedudukan minat menduduki tingkat terantas, karena tanpa minat seseorang akan sukar melakukun kegiatan membaca.

Menurut NS Sutarno (2006:27) menyatakan bahwa, “minat baca seseorang dapatdiartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi orang tersebut kepada suatu sumber bacaan tertentu”.

Menurut Baderi (2005:5) mendefinisikan, “minat baca sebagai keinginan untuk mengetahui, memahami isi dari apa yang tertulis yang mereka baca”.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa minat baca merupakan ketertarikan seseorang akan suatu bahan bacaan tanpa adanya paksaan dari orangn lain, atas kemauan dirinya sendiri dan dapat dikembangkan sejak dini sehingga akan tumbuh menjadi suatu kebiasaan dan masyarakat belajarpun dapat terwujud.


(42)

2.3.2 Tujuan Minat Baca

Menurut Kamah dkk (2002:7) tujuan minat baca dapat dibagi dua, yaitu : 1. Tujuan Umum

Tujuan umum minat baca adalah untuk menciptakan masyarakat membaca (reading society), menuju masyarakat belajar (learning society) dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM ) yang berkualitas sebagai subyek pembangunan Nasional menuju masyarakat madani.

2. Tujuan Khusus

a. Mewujudkan suatu sistem untuk menumbuh kembangkan minat baca b. yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

c. Menyelenggarakan program untuk menumbuhkembangkan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.

d. Menggerakkan dan menumbuhkembangkan minat baca semua lapisan masyarakat.

e. Mengusahakan penyediaan berbagai jenis koleksi yang terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat melalui Taman Bacaan Masyarakat.

2.3.3 Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca

Damaiwati (2007:29) menyatakan bahwa yang menjadi factor penyebab rendahnya minat baca adalah :

1. Televisi

Sungguh teramat memprihatinkan ketika proses pembelajaran di keluarga sekarang ini didominasi hasil didikan televisi. Bahasa televisi yang singkat, simpel dan memikat, membuat anak sering ketagihan dan menjadi malas belajar. Orang yang kebanyakan menonton TV menjadi tidak suka membaca, berfikirnya jadi linier, tidak kritis dan kreatif. Padahal membaca adalah kunci untuk mendapat ilmu. Kunci untuk membangun sebuah peradaban.

2. Kultur Keluarga

Masyarakat kita lebih suka ‘ngobrol’ daripada memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca, Bercerita lebih umum dibandingkan membaca. Menurut para pakar masyarakat, hal ini dikarenakan masyarakat kita masih bersifat gemeinnschaft yaitu suatu masyarakat yang ‘kontak-kontak pribadinya masih memegang peranan penting daripada kontak-kontak yang menggunakan simbol. Bahasa tulis merupakan salah satu bentuk kontak yang menggunakan simbol.


(43)

Menurut Almasyari dan Djaja (2007 : 10-11) Rendahnya minat baca disebabkan oleh banyak faktor diantaranya yaitu :

1. Kemiskinan

Sebagian besar masyarakat kita masih hidup dibawah garis kemiskinan, indikatornya adalah pendapatan perkapita penduduk yang masih rendah. Dengan pendapatan yang rendah, sulit untuk memenuhi beragamkebutuhan pokok. Oleh karena itu, wajar apabila rakyat tidak memprioritaskan pembelian buku. Daripada untuk membeli buku, uang yang mereka miliki lebih baik dibelanjakan untuk kebutuhan hidup yang lain.

2. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang arti penting perpustakaan Masyarakat kita masih memprioritaskan bagaimana mengatasi kemiskinan dan kesulitan hidup. Masih terlalu sedikit masyarakat yang memiliki kesadaran untuk membentuk perpustakaan dilingkungan keluarga masingmasing. Hal ini tidak mengherankan karena budaya membaca telah terdesak oleh budaya televisi. Anak-anak lebih betah tinggal di depan layar televisi daripada harus membaca beberapa lembar buku, surat kabar, atau buku cerita yang mereka miliki.

3. Minimnya peran serta swasta

Pembentukan perpustakaan jelas membutuhkan anggaran yang tidak kecil. Untuk membuat tempat yang bisa dijadikan perpustakaan sajamemerlukan biaya yang tidak kecil apalagi harus membeli beragam jenis bahan pustaka. Belum lagi untuk menggaji karyawan yang diberi tugas menjaga dan mengelola perpustakaan. Oleh karena itu, peran serta swasta perlu untuk dibangkitkan agar mau menjalin kerja sama dengan institusi atau pengelola perpustakaan. Swasta yang dimaksud bisa berasal dari perusahaan terdekat, LSM, atau jaringan masyarakat kota yang telah sukses.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa hal itulah yang menyebabkan membaca belum dijadikan sebagai suatu kebiasaan secara terus menerus dan berkelanjutan yang pada akhirnya akan berakibat pada rendahnya budaya baca dalam suatu masyarakat.

2.3.4 Faktor Pendorong Minat Baca

Faktor pendorong minat baca dilakukan dengan cara pembudayan kegemaran membaca. Menurut Ilmu Perpustakaan dan Kode Etik Perpustakaan (2007 : 284), Pembudayaan Kegemaran membaca adalah sebagai berikut:


(44)

1. Pembudayaan kegemaran membaca dilakukan melalui gerakan nasional gemar membaca.

2. Gerakan nasional gemar membaca sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan melibatkan seluruh masyarakat.

3. Satuan pendidikan membina pembudayaan kegemaran membaca peserta didik dengan memanfaatkan perpustakaan.

4. Perpustakaan wajib mendukung dan memasyarakatkan gerakan nasional gemar membaca melalui penyediaan karya tulis, karya cetak, dan karya rekam.

5. Untuk mewujudkan pembudayaan kegemaran membaca sebagaimana dimaksud pada ayat (1), perpustakaan bekerja sama dengan pemangku kepentingan.

Menurut Fuad Hasan dalam Sutarno (2006:27), faktor yang menjadi pendorong atas bangkitnya minat baca ialah:

1. Ketertarikan 2. Kegemaran

3. Hobi membaca, dan

4. Pendorong tumbuhnya kebiasaan membaca adalah kemauan dan kemampuan membaca sedangkan kebiasaan membaca terpelihara dengan tersedianya bahan bacaan yang baik, menarik, memadai, baik jenis, jumlah, maupun mutunya. Inilah sebuah formula yang secara ringkas untuk mengembangkan minat dan budaya baca. Dari rumusan konsepsi tersebut tersirat tentang perlunya minat baca dibangkitkan sejak usia dini (kanakkanak).

Dari teori di atas dapat dikatakan bahwa minat membaca harus tumbuh dari dalam diri sendiri dan didukung oleh fasilitas yang disediakan oleh pemerintah. 2.3.5 Upaya Menumbuhkan Minat Baca

Menumbuhkan minat membaca adalah suatu hal yang akan selalu mengemuka, terutama pada kalangan pelajar. Dampak yang dirasakan saat ini, membaca belum menjadi suatu budaya dalam diri siswa. Salah satu hal yang mungkin bisa kita lakukan atau yang dapat dilakukan oleh kalangan pendidik terhadap anak didiknya adalah memberi tugas membaca dan menulis isi dari buku yang mereka baca, lalu memberikan penghargaan dari tugas mereka. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan budaya membaca.


(45)

Menurut Masri Sareb Putra (2008 : 9 – 10) terdapat sembilan tahapan menuju budaya baca sebagai berikut:

1. Tidak sengaja membaca, bisa dialami oleh siapa saja dan dimana saja. Ketika sedang naik kendaraan, baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi, mata kita tidak sengaja membaca tulisan. Baik iklan atau tulisan dikendaraan, maupun tulisan di dinding. Bahkan, kalau truk di dekat kita, tulisan truk pasti mencolok mata. Dari tulisan yang sopan, hingga tulisan yang seronok, hampir selalu ada di truk. Misalnya, anak jalanan, kunanti cintamu, kutunggu jandamu dan sebagainya. Dan kita tidak sengaja membacanya, tapi kebetulan saja pada saat itu, mata kita terarah pada tulisan. Ini adalah tahap pertama membaca, tidak sengaja, atau secara kebetulan.

2. Membolak-balik majalah dan buku secara acak, untuk menemukan topik yang menarik, adalah awal yang baik menuju budaya baca. Kalau sudah menemukan bagian yang dirasa menarik, maka akan dibaca sampai tuntas. 3. Membaca komik dan surat kabar, banyak orang tua dan pendidikan melarang

anak membaca komik. Alasannya, komik kurang mendidik. Pasti tidak semua komik adalah bacaan yang buruk, bukankah masih bisa dipetik satu hikmah di dalamnya, jangan melakukannya yang buruk! Kalau misalnya di dalam komik itu masih terdapat lebih dari satu unsur baiknya, pasti bacaan itu sangat berguna.

4. Buku pertama apa yang mulai baca, bukan sekedar dibolak balik. Tapi dibaca sampai tuntas. Tak ada sepatah kata pun yang terlewati. Saya sendiri baru membaca sebuah buku utuh waktu duduk di kelas satu SMA. Waktu itu perpustakaan sekolah cukup lengkap menyediakan bacaan remaja. Meski sudah 29 tahun berlalu, samapi sekarang saya masih ingat judul dan pengarang buku pertama yang saya baca ialah Ali Topan Anak Jalanan karangan Teguh Esha. Karena sangat menyukai dan sayang pada bacaan pertama itu, saya sangat ingin memilikinya. Tahun 2003, dalam sebuah perjalanan libur ke bali, kami sekeluarga istirahat di banyuwangi. Di salah satu kota indah perbatasan antara Jatim dan Bali ini, terdapat restoran, sekaligus gerai Vision 03. Tak menyia-nyiakan kesempatan, saya membeli buku pertama yang saya baca itu sebagai monumen. Meski puluhan tahun lalu pernah membacanya sampai tuntas, saya ingin mengulang membacanya lagi. Tidak merasa bosan, bacaan itu saya baca lagi sampai tamat.

5. Bacaan tertentu, orang hanya mau dan menyukai bacaan itu saja. Misalnya, komik saja, atau novel saja. Bahkan, hanya menyukai jenis bacaan komik saja, bisa jadi seseorang fanatik pada pengarang tertentu. Menyukai novel, hanya suka pengarang tertentu. Kalau anak anda, atau bahkan anda sendiri demikian, jangan cemas. Teruskan saja membaca! Menyukai bacaan tertentu, suatu saat akan beralih ke bacaan yang lain.

6. Pengembangan secara umumnya, kutu buku tidak akan berhenti membaca dan mengelana. Kalau sudah menemukan hiburan dalam buku, yang lain akan ditinggalkan. Waktu untuk menonton TV akan semakin berkurang.


(46)

7. Bacaan yang lebih luas, seseorang merasa tidak puas hanya dengan membaca jenis bacaan tertentu. Ia mulai merasa haus buku. Tidak hanya ia menemukan di dalam buku informasi yang penting buatnya, ia juga menemukan hiburan. Dari awal mula membaca novel, ia memperluas bacaannya ke buku-buku serius, misalnya buku informasi atau buku how to.

8. Mencari buku sendiri, seseorang tidak lagi menunggu. Kalau tidak tersedia di perpustakaan pribadi di rumah, ia mencarinya keluar ke perpustakaan lain. Kalau tidak ada di sana, ia mencarinya ke toko buku. Mencari buku sendiri ini, menimbulkan bukan saja kesenangan, tapi juga kebanggaan. Biasanya, pada tahapan ini seseorang yang sudah memiliki perpustakaan pribadi. Koleksi pribadinya sudah cukup banyak, setelah sekian lama membeli dan mengoleksi. Setiap bulan, sudah ada pos pembelian buku yang jumlahnya bervariasi. Tentu tidak semua orang pada tahapan ini bisa menyamai penulis dan signer seperti Andrias Harefa atau Eduard Depari yang sebulan menghabiskan Rp 2 juta hanya untuk membeli buku, satu bulan, satu buku, sudah cukup memadai. Sekian tahun mencari buku sendiri. Anda akan mengumpulkan puluhan atau bahkan ratusan buku. Saya mencapai tahapan ini kira-kira enam tahun lalu saat memasuki usia 40 tahun. Sejak itu, saya rutin membeli buku. Sebab buku yang saya beli itu pasti memnghasilkan lebih dari biaya yang dikeluarkan. Kalau tidak diulas dan ditulis menjadi resensi setelah dibaca, buku itu menjadi referensi saya menulis. Kini koleksi buku pribadi saya baru 3 ribu judul.

9. Tidak hanya gemar membaca, orang yang sudah mencapai tahap puncak membaca ini juga ingin menuangkan perolehannya dari membaca ke dalam tulisan. Seseorang yang banyak membaca, kepalanya serasa pecah karena berjejal begitu banyak pengetahuan dan informasi. Ia ingin menumpahkan semuanya itu ke dalam tulisan. Maka tidak ada penulis yang tidak suka membaca. Setiap penulis adalah kutu buku. Tidak mudah meniti jalan menuju puncak membaca. Namun, kalau ada kemauan. Manfaat membaca sebenarnya dirasakan dalam waktu tidak terlalu lama. Seseorang yang ketika ujian wacana misalnya, kalau tidak bisa membaca, akan lama mengenalisis. Tapi orang yang suka membaca, akan cepat terbiasa, karena neoron (syarafnya) akan terbiasa bekerja.

Menurut Darmono (2007 : 220) adapun peran yang harus dijalankan oleh perpustakaan dalam usaha menumbuhkan minat dan budaya baca sebagai berikut :

1. Memilih bahan bacaan yang menarik bagi pengguna perpustakaan.Memilih bahan bacaan sangatlah perlu. Perlunya memilih bahan bacaan tersebut dikarenakan adanya suatu hubungan antara bahan bacaan dengan si pembaca, misalnya ada di dalam buku bacaan karakter atau peran yang jelas, dan ada juga bab yang pendek dan singkat.

2. Menganjurkan berbagai cara penyajian pelajaran dikaitkan dengan tugas-tugas di perpustakaan.


(47)

3. Memberikan berbagai kemudahan dalam mendapatkan bacaan yang menarik untuk pengguna perpustakaan.

4. Memberikan kebebasan membaca secara leluasa kepada pemakai perpustakaan. Hal ini dimaksudkan untuk memotivasi anak dalam mencari dan menemukan sendiri bacaan yang sesuai dengan minatnya.

5. Perpustakaan perlu dikelola dengan baik agar pemakai merasa betah dan kerasan berkunjung ke perpustakaan.

6. Perpustakaan perlu melakukan berbagai promosi kepada masyarakat berkaitan dengan pemanfaatan perpustakaan dan berkaitan dengan peningkatan minat dan kegemaran membaca siswa.

7. Menanamkan kesadaran dalam diri pemakai perpustakaan bahwa membaca sangat penting dalam kehidupan, terutama dalam mencapai keberhasilan sekolah.

8. Melakukan berbagai kegiatan seperti lomba minat dan kegemaran membaca. Lomba ini bisa dilakukan oleh perpustakaan sekolah. Lomba minat baca sudah merupakan kegiatan yang selalu dilaksanakaan.

9. Memberikan penghargaan kepada siswa yang paling banyak meminjam buku di perpustakaan dalam kurun waktu tertentu.

10.Membantu peserta didik memperjelas dan memperluas pengetahuan pada setiap bidang studi. Keberadaan dan tujuan perpustakaan sekolah harus terintegrasi dengan seluruh kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai laboratorium ringan yang sesuai dengan tujuan yang terdapat di dalam kurikulum.

11.Mengembangkan minat dan budaya membaca yang menuju kebiasaan belajar mandiri.

Setelah tahap-tahap tersebut dapat di lalui dengan baik, maka pada diri seseorang tersebut mulai terbentuk adanya suatu budaya baca. Sebuah budaya baca memberikan corak warna, yang tergambarkan dalam pola, sikap, perilaku, seperti bagaimana cara pandang dan respon dalam kehidupan sehari-hari yang apa adanya. 2.4 Budaya Membaca

Perkembangan budaya baca dalam masyarakat tidak berpedoman pada keinginan masyarakat akan suatu bahan bacaan tetapi mudahnya akses untuk mendapatkan bahan bacaan serta tersedianya bahan-bahan bacaan agar terpenuhi kebutuhan masyarakat.

Menurut NS Sutarno (2006 : 27) mengemukakan bahwa, “budaya baca adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Seorang yang mempunyai budaya baca adalah bahwa orang


(48)

tersebut telah terbiasa dan berproses dalam waktu yang lama di dalam hidupnya selalu menggunakan sebagian waktunya untuk membaca.

Menurut Siregar (2004:93) menyatakan bahwa, “budaya baca atau kebiasaan

membaca sudah merupakan suatu keharusan praktis (practical necessity) dalam dunia modern. Membaca sebagai aktivitas pribadi pada umumnya telah menjadi suatu kebutuhan pada masyarakat di negara-negara maju, tetapi tidak demikian halnya pada masyarakat di negara-negara berkembang seperti Indonesia”.

Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa budaya membaca atau kebiasaan membaca didukung penuh oleh pemerintah maupun tokoh masyarakat dan agama sehingga membaca dapat menjadi aktivitas sehari-hari.

2.5 Faktor Penyebab Budaya Gemar Membaca Rendah

Memang benar minat budaya baca masyarakat masih tergolong rendah dan yang harus dilakukan adalah mencari apa penyebab rendahnya minat dan budaya gemar mrmbaca tersebut.

Mmenurut NS Sutarno (2006: 257- 258), rendahnya minat dan budaya baca masyarakat terjadi pada kelompok masyarakat yang menghadapi beberapa keterbatasan seperti:

a. Akses informasi dari dan ke perpustakan

Keterbatasan akses informasi dari perpustakaan disebabkan beberapa hal seperti kurangnya sosialisasi dan pemasyarakatan, publikasi melalui brosusr, tempat perpustakaan yang kurang strategis dan terbatasnya kegiatan perpustakaan yang dapat diketahui atau diikuti oleh masyarakat. b. Tingkat pendidikannya masyarakat yang masih berada di bawah standar.

Kita paham betul bahwa pemakai perpustakaan adalah mereka yang berkecimpung dengan dunia informasi dan ilmu pengetahuan, oleh sebab itu masyarakat yang tingkat pendidikannya masih relatif terbatas, dan kondisi lingkungannya kurang mendukung, maka tingkat keterkaitan dan kebutuhannya terhadap laynan perpustakaan juga belum optimal.

c. Kondisi sosial ekonominya pada umumnya kurang menguntungkan. Untuk sebagian anggota masyarakat yang secara kebetulan kondisi sosial ekonominya belum beuntung, maka perhatian untuk membeli atau memiliki buku kurang. Jadi kebiasaannya membaca di rumah juga terbatas, karena di rumah sedikit bahkan jarang membaca, maka minan untuk ke perpustakaan untuk membaca juga berkurang.


(49)

Layanan yang belum merata juga banyak penyebabnya, sementara untuk memperoleh layanan tersebut masyarakat juga harus aktif, misalnya dating ke perpustakaan.

e. Apresiasi dan respon masyarakat juga masih perlu ditingkatkan.

Pada dasarnya apresiasi dan respon masyarakat terhadap perpustakaan berkaitan erat dengan kebiasaan membaca, tingkat pendidikan, dan kondisi serta lingkungannya. Manakala semua itu belum menunjang, maka dapat berakibat terhadap apresiasi dan respon masyarakat.

NS Sutarno (2006 : 259 - 260) juga menyatakan bahwa minat dan budaya gemar bacanya sudah baik dan menggembirakan berlangsung pada kelompok masyarakat tertentu, antara lain:

1. Masyarakat Terpelajar

Mereka karena aktifitas kesehariannya harus berhubungan dengan buku dan bahan bacaan lain untuk melengkapi dan mendukung agar tugas-tugas belajarnya berhasil dengan baik.

2. Tingkat kesadaran tentang pentingnya perpustakaan telah meningkat. Dengan demikian maka mereka dengan sendirinya akan aktif berkunjung ke perpustakaan untuk membaca, belajar dan melakukan kegiatan ilmiah lainnya.

3. Masyarakat memiliki akses dan informasi ke perpustakaan mudah.

Akses ke perpustakaan yang dapat diperoleh dengan mudah, maka minat dan keinginan untuk ke perpustakaan bertambah, apalagi setelah menyadari bahwa perpustakaan memberikan sesuatu yang berguna baginya, baik dalam belajar, bekerja, mengembangkan ilmu pengetahuan, maupun mencari hiburan.

4. Mereka yang kondisi sosial ekonominya lebih beruntung.

Kebanyakan anggota masyarakat yang makin maju dan kebutuhan dasar hidupnya sudah tidak menjadi masalah maka mereka mencari sesuatu lain. Perpustakaan yang dapat memberikan dan melayani mereka, tentu merupakan salah satu hal yang menarik, sehingga masyarakat akan tertarik serta mendapat respon yang positif.

5. Jangkauan layanan perpustakaan memadai.

Sebuah perpustakaan yang ada di tengah-tengah masyarakat dengan lingkungan yang terbatas dapat dijangkau dengan mudah, tetapi pada sisi yang lain masih ada masyarakat yang relative jauh atau sulit dijangkau oleh layanan perpustakaan. Maka perlu diupayakan peningkatan layanan, misalnya dengan unit perpustakaan keliling atau mengembangkan perpustakaan cabang, layanan paket dan layanan lain sejauh memungkinkan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa budaya baca di masyarakat tidak dapat berkembang secara instan tetapi membutuhkan proses, kesabaran, usaha


(50)

dan waktu yang tidak singkat serta dilakukan secara terus-menerus sampai budaya bacapun dapat terwujud di masyarakat.


(51)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pada era globalisasi sekarang ini, informasi merupakan salah satu kebutuhan mendasar yang ada pada hidup masyarakat. Masyarakat dan informasi juga merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kebutuhan akan informasi semakin bertambah seiring dengan perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu cara untuk mendapatkan informasi tersebut adalah dengan cara membaca dan membudayakan kegemaran membaca. Budaya membaca adalah suatu kebiasan yang didalamnya terjadi proses berfikir yang kompleks, terdiri dari sejumlah kegiatan seperti keterampilan menangkap atau memahami kata – kata atau kalimat yang tertulis, menginterpretasikan, dan merefleksikan. Dalam kegiatan membaca juga perlu memiliki kondisi fisik yang baik sehingga konsentrasi tercurahkan sepenuhnya kepada teks atau tulisan yang sedang dibaca. Dan tujuan dari budaya membaca tersebut adalah menumbuhkan kebiasaan membaca pada masyarakat, sehingga menimbulkan rasa kecanduan dan ketertarikan untuk membaca setiap saat dan mewujudkan suatu sistem penumbuhan dan pengembangan nilai ilmu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Masyarakat Indonesia saat ini memprihatinkan, terbukti dengan fakta-fakta penelitian yang menyebutkan rendahnya minat baca warga Indonesia. Sebuah survei yang menyatakan masyarakat Indonesia lebih banyak menonton televisi, mendengarkan radio, bermain game daripada membaca buku dan menjadi peringkat124 dari 187 negara dunia dalam penilaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Maka dari itu dengan adanya karya ilmiah dapat memberikan solusi pemecahannya. Dari mengetahui faktor penyebab rendahnya minat baca, upaya peningkatannya, kurikulum sekolah dan keunggulan membaca serta dengan mengatur pola dan strategi dalam pembelajaran maupun tatanan budaya membaca dapat membantu untuk meningkatkan minat baca sekaligus membantu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Strategi yang baik digunakan dalam perpustakaan dalam meningkatkan minat baca masyarakat yaitu (1) Mendorong dan memfasilitasi


(1)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini. Kertas karya ini

berjudul “Strategi Pembudayaan Kegemaran Membaca pada Badan Perpustakaan,

Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara”. Penulisan kertas karya ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan pada Program Studi Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam kertas karya ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Hal ini disebabkan karena masih sangat terbatasnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu mengharapkan kritik yang membangun agar penulis dapat mengembangkan pengetahuan di kemudian hari.

Untuk menyelesaikan kertas karya ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik itu berupa bimbingan maupun petunjuk yang tidak ternilai harganya. Melalui tulisan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Perpustakaan D-III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos., M.I.Kom, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan fikirannya untuk memberikan bimbingan yang sangat berguna kepada penulis dalam penyusunan kertas karya ini.

4. Seluruh Staf dan Pengajar atau Dosen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

5. Teristimewanya penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda yang telah banyak memberikan dukungan dan bantuan baik dalam bentuk moril maupun material. Semoga Tuhan yang membalas semuanya.


(2)

6. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Fitry M.S. Manurung, Siti Berliana T, yang telah banyak membantu dan menemani penulis untuk menyelesaikan kertas karya ini, serta seluruh teman-teman stambuk 2013. 7. Penulis juga mengucapkan terimakasih banyak kepada kepala Badan

Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara yang telah mengijinkan penulis melakukan observasi di perpustakaan tersebut, serta seluruh pustakawan yang telah membantu penulis untuk memberikan informasi yang sangat berpengaruh dalam penyelesaian kertas karya ini. Akhir kata penulis berharap semoga kertas karya ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa kertas karya ini masih jauh dari sempurna, baik dalam isi maupun sistematikanya. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun akan diterima untuk menyempurnakan kertas karya ini.

Medan, Juli 2016 Penulis

Dame Hati Perangin Angin NIM: 132201035


(3)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 4

1.3 Metode Pengumpulan Data ... 5

1.4 Ruang Lingkup ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Perpustakaan Umum ... 6

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum ... 6

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum ... 7

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum ... 8

2.1.4 Peran Perpustakaan Umum ... 9

2.2 Pengertian Membaca ... 11

2.2.1 Tujuan Membaca... 12

2.2.2 Manfaat Membaca ... 13

2.3 Minat Maca ... 13

2.3.1 Pengertian Minat Baca ... 13

2.3.2 Tujuan Minat Baca ... 14

2.3.3 Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca ... 14

2.3.4 Faktor pendorong Minat Baca... 16

2.3.5 Upaya Menumbuhkan Minat Baca ... 17

2.4 Budaya Membaca ... 20

2.5 Faktor Penyebab Budaya Gemar Membaca Rendah ... 20

BAB III STRATEGI PEMBUDAYAAN KEGEMARAN MEMBACA PADA BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SUMATERA UTARA ... 23

3.1 Sejarah Singkat BPAD Provinsi Sumatera Utara ... 23

3.2 Visi dan Misi BPAD Provinsi Sumatera Utara ... 24

3.2.1 Visi ... 24

3.2.2 Misi ... 24

3.3 Struktur Organisasi BPAD Provinsi Sumatera Utara ... 25

3.4 Koleksi BPAD Provinsi Sumatera Utara ... 26

3.5 Anggota BPAD Provinsi Sumatera Utara ... 26

3.6 Pengunjung BPAD Provinsi Sumatera Utara ... 28

3.7 Tujuan dan Sasaran BPAD Provinsi Sumatera Utara ... 29

3.8 Strategi Pembudayaan Kegemaran Membaca Pada BPAD Provinsi Sumatera Utara ... 30

3.8.1 Sarana Pembudayaan Kegemaran Membaca BPAD


(4)

Provinsi Sumatera Utara ... 35

3.8.2 Program Peningkatan Minat Baca Pada BPAD Provinsi Sumatera Utara ... 40

3.9 Faktor Pendukung dan Penghambat Peningkatan Minat Baca Pada BPAD Provinsi Sumatera Utara ... 43

3.10.1 Faktor Pendukung ... 43

3.10.2 Faktor Penghambat ... 44

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

4.1 Kesimpulan ... 46

4.2 Saran ... 47


(5)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Jumlah Koleksi BPAD Provinsi Sumatera Utara 2015 ... 25

Tabel 2: Jumlah Anggota BPAD Provinsi Sumatera Utara 2015 ... 26

Tabel 3: Jumlah Anggota BPAD Provinsi Sumatera Utara 2016 ... 27

Tabel 4: Jumlah Pengunjung BPAD Provinsi Sumatera Utara 2015 ... 27

Tabel 5: Kegiatan Supervise kepada semua jenis perpustakaan ... 30

Tabel 6: Promosi gemar membaca BPAD Provinsi Sumatera Utara ... 33


(6)

DAFTAR GAMBAR