Hubungan Antara Radioterapi Daerah Kepala dan Leher dengan Terjadinya Xerostomia pada Pasien Kanker di RSUP Haji Adam Malik Medan

Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Ilmu Penyakit Mulut
Tahun 2013

Tarra Dipa Sonia
Hubungan Antara Radioterapi Daerah Kepala dan Leher dengan
Terjadinya Xerostomia pada Pasien Kanker di RSUP Haji Adam Malik Medan
XI + 41 Halaman
Perawatan yang dilakukan pada penyakit kanker daerah kepala dan leher
dengan menggunakan radioterapi dapat menyebabkan berkurangnya volume
aliran saliva dari jumlah normal atau disebut dengan xerostomia. Xerostomia
sering terjadi selama dalam perawatan radioterapi karena jaringan kelenjar
saliva terkena sinar radiasi dan menyebabkan perubahan struktur dari kelenjar
saliva yang akan mengurangi jumlah produksi saliva. Semakin meningkatnya
jumlah penderita penyakit kanker daerah kepala dan leher serta banyaknya
pasien yang melakukan perawatan radioterapi di RSUP Haji Adam Malik dan
memiliki keluhan mulut kering selama menjalani perawatan radioterapi maka
perlu dilakukan penelitian apakah ada hubungan radioterapi daerah kepala dan
leher dengan terjadinya xerostomia. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui hubungan antara radioterapi daerah kepala dan leher dengan
terjadinya xerostomia pada pasien kanker di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Penelitian ini dilakukan dengan survei analitik dan pendekatan belah lintang

Universitas Sumatera Utara

(cross sectional). Penelitian ini melibatkan 46 subjek ( 38 orang laki-laki dan 8
orang perempuan) yang merupakan pasien kanker di RSUP Haji Adam Malik
Medan sedang menjalani radioterapi. Penelitian ini dilakukan dengan
pemeriksaan intra oral dan pengumpulan volume saliva. Analisis data pada
penelitian ini menggunakan uji Chi-square (X2) untuk mengetahui hubungan
radioterapi daerah kepala dan leher dengan terjadinya xerostomia. Hasil pada
penelitian ini didapatkan 35 orang mengalami xerostomia dan 11 orang tidak
xerostomia. Hasil uji statistik menggunakan Chi-square memperlihatkan bahwa
nilai signifikansi p = 0,01 atau < sig α (0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ada hubungan radioterapi daerah kepala dan leher dengan terjadinya
xerostomia.
Daftar Rujukan : 33 (1990-2011).

Universitas Sumatera Utara